Anda di halaman 1dari 12

11

Nov 2008
Meningkatkan produktifitas, memperbaiki mutu, mengakses pasar yang lebih baik untuk pemangku kepentingan agribisnis Indonesia

Kunjungan Lapangan Bupati Tabanan ke Kolaka


Untuk meningkatkan pengembangan kakao di Tabanan, AMARTA membantu Bupati Tabanan dan stafnya termasuk para petani mengikuti kunjungan lapangan ke Kolaka.
baca artikel lengkap di halaman 6

Pentingnya Pemurnian Klon dalam Produksi Karet


Pada bulan November, staf dari Balai Penelitian Karet Getas melakukan pemeriksaan dan pemurnian kebun-kebun entres yang dibina oleh AMARTA dan Bridgestone dan menemukan bahwa 96,5% merupakan klon murni.
baca artikel lengkap di halaman 7

Kunjungi website AMARTA di www.amarta.net


Laporan dari JAKARTA

Kunjungan Pembeli-pembeli Kopi dari AS dan Eropa


1. Para petani harus memanen hanya buah kopi (www.tonyscoffee.com) yang merah dan masak, untuk mengurangi Geoff Watts dari Intelligentsia Coffee and Teas, yang berbasis di Chicago, Illinois (www. kadar astringency. Memetik buah yang masih intelligentsiacoffee.com) hijau hanya akan merugikan petani, karena bila dibiarkan di pohon, buah kopi tersebut Aleco Chigounis dari Stumptown Coffee, berbasis di Portland, Oregon (www. akan bertambah berat. stumptowncoffee.com) 2. Bersihkan mesin pengupas setiap hari. Bila mesin pengupas tidak dibersihkan, bakteri Robert Thoreson dari Kaffe, yang berbasis di Oslo, Norwegia akan berkembang biak dalam kotoran yang tertinggal. Bakteri tersebut akan mengkontaminasi pengupasan berikutnya, Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama dan menimbulkan bau apak. kalinya ke Indonesia bagi tiga dari antara lima pembeli tersebut. Mereka bertemu dengan 3. Keringkan parchment diatas rak anyaman, diatas permukaan tanah. Kebiasaan umum anggota-anggota dan non-anggota SCAI di adalah mengeringkan diatas terpal yang wilayah Danau Toba, Takengon di Aceh dan diletakkan di tanah. Walaupun kopi yang Toraja di Sulawesi. Para roaster juga menghadiri dikeringkan terus diacak dan diaduk, acara jamuan makan di Jakarta, dimana aroma apak tetap dapat muncul dalam mereka bertemu dengan staff USAID, pejabat kondisi tersebut. Pemerintah Indonesia dan anggota-anggota SCAI dari Jakarta. Eksportir-eksportir Indonesia 4. Lakukan lebih banyak cupping di wilayahwilayah produksi, untuk memisahkan kopimenjalin hubungan bisnis yang baik dengan kopi dengan aroma yang tidak baik, dan juga para pembeli dan beberapa pengiriman sedang untuk menemukan kopi berkualitas tertinggi menunggu untuk dikirim. dari wilayah produksi dataran tinggi. Para pembeli tertarik untuk bekerja sama dengan petani-petani, dan eksportir-eksportir Kelompok-kelompok tani dan eksportir yang Indonesia untuk meningkatkan kualitas produk. ingin bekerja sama dengan para pembeli Setelah melihat proses produksi dan pengolahan tersebut dapat menghubungi SCAI dan asosiasi kopi Arabika di beberapa dapat membantu dalam pengirim sampel daerah, mereka membuat kepada para pembeli. empat rekomendasi untuk meningkatkan kualitas: Geoff Watts, pembeli dari Chicago USA, memeriksa kopi

Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (Specialty Coffee Association of Indonesia, SCAI) baru-baru in imenjadi tuan rumah kunjungan lima pembeli kopi dan roaster terkemuka dari AS dan Eropa, termasuk diantaranya: Tom Owens, dari Sweet Marias Home Coffee Roasting Supplies, berbasis di Oakland, California (www.sweetmarias.com) Wendy DeJong dari Tonys Coffees and Teas, yang beroperasi di Seattle dan Bellingham, Washington dan San Jose, California

EDISI INI berfokus pada:

 2 3 4 5

Wawancara dengan Bupati Tabanan, N. Adi Wiryatama, S.Sos. M.Si, Kegiatan Baru yang Diajukan oleh Specialty Coffee Association of Indonesia Mengenal Eksportir dan Kualitas Kakao Tempat Pembelian Memberikan Pendidikan dan Meningkatkan Penghasilan Petani Kakao Tiga Cerita Sukses AMARTA

Silahkan menghubungi AMARTA untuk hal publikasi, memperbanyak atau menggunakan artikel yang terdapat di buletin ini.

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture November 2008

AgroCulture
Wawancara dengan Bupati Tabanan,

N. Adi Wiryatama, S.Sos. M.Si

Wawancara dengan Bupati Tabanan, N. Adi Wiryatama, S.Sos. pemerintah daerah termasuk juga yang bersumber dari tingkat M.Si berikut ini mengambil tempat di ruang kerja beliau di provinsi dan pusat diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan Tabanan, Bali, pada tanggal 24 November, 2008. dan menguatkan kapasitas petani, subak-abian dan aparat pemerintah mengenai pengembangan kakao. Program kegiatan yang telah Bagaimana gambaran umum mengenai kakao di dan sedang dilakukan adalah pemberdayaan subak-abian melalui Kabupaten Tabanan saat ini? pembinaan, pelatihan, kursus, magang, penyediaan/fasilitasi sarana Kakao merupakan komoditas unggulan dan andalan ekspor bagi Kab. produksi (penyediaan bibit dan obat-obatan), prasarana pengolahan, Tabanan. Pengembangan kakao memiliki dampak yang positif bagi modal usaha, dan memfasilitasi kemitraan usaha guna meningkatkan perekonomian di tingkat kabupaten, dan peningkatan pendapatan mutu, daya saing kakao dan peningkatan nilai tambah bagi petani. petani kakao. Harga kakao selama ini cukup menjanjikan dan relatif Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan petani kakao. stabil dibandingkan dengan komoditas lainnya seperti panili dan cengkeh, serta dapat menghasilkan produksi sepanjang tahun. Potensi Masalah apa saja yang dihadapi oleh pemerintah dan luas areal tanaman kakao di Kabupaten Tabanan mencapai 6.790 petani kakao di Kab. Tabanan? ha dan luas areal kakao sampai tahun 2008 telah mencapai 4.938 Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kakao di Kabupaten ha (36% dari potensial areal kakao di Bali). Produksi kakao 3.244 Tabanan mulai dari on-farm sampai off-farm adalah: ton dan produktivitas baru mencapai 746 ton/ha. Ini berarti bahwa Adanya serangan Penggerek Buah Kakao (PBK) dan serangan masih terdapat potensi yang besar untuk meningkatkan produktivitas busuk buah yang masih sulit dikendalikan tanaman kakao. Jumlah petani yang mengusahakan tanaman kakao Cuaca yang sulit diprediksi, misalnya selama 2 tahun terakhir adalah sebanyak 23.654 KK. Sentra pengembangan tanaman kakao ini curah hujan sangat tinggi, yang menyebabkan pembungaan adalah di Kecamatan Selemadeg, Selemadeg Barat, Selemadeg Timur terhambat dan meningkatnya serangan busuk buah. dan Penebel yang juga merupakan wilayah binaan AMARTA. Pemeliharaan tanaman yang kurang intensif oleh petani, utamanya dalam pemangkasan dan pemupukan serta panen sering. Bagaimana peran Pemerintah Kabupaten Tabanan Mutu/kualitas kakao yang dihasilkan masih relatif rendah, dalam pengembangan kakao di Kabupaten Tabanan? kebanyakan tidak difermentasi juga biji kakao yang dijual Pemerintah Kabupaten Tabanan menyambut baik dan mendukung masih tercampur dengan kotoran dan ditumbuhi jamur. Kondisi antusias petani untuk mengembangkan tanaman kakao dengan ini mengakbibatkan harga biji kakao yang diterima petani adalah berbagai kebijakan yang berorientasi pada kegiatan on farm (budidaya) masih rendah karena terkena potongan harga. Sehingga kakao dari sampai off-farm (pengolahan dan pemasaran hasil). Anggaran Indonesia yang diekspor dikenakan potongan harga karena berbagai

AgroCulture November 2008

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture
alasan tersebut. Perbedaan harga kakao non-fermentasi dengan fermentasi tidak signifikan, yang mengakibatkan petani menjadi enggan untuk melaksanakan fermentasi. Terbatasnya sarana dan prasarana pengolahan yang dimiliki subakabian, lemahnya permodalan petani, kelembagaan petani masih lemah, dan kurangnya jiwa kewirausahaan dari pengurus Subak Abian. Terbatasnya kapasitas aparat pemerintah dalam teknologi budidaya dan pengolahan kakao yang senantiasa berusaha dan berkembang.

Bagaimana dengan kemungkinan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Tabanan dengan lembaga Pembangunan seperti USAID?
Kita sudah merasakan manfaat kerja sama dengan AMARTA yang didanai oleh USAID. Ada banyak kegiatan dalam upaya peningkatan produksi dan mutu serta pemasaran yang dibantu/difasilitasi oleh AMARTA yang telah dirasakan mafaatnya bagi petani dan Pemerintah Kab. Tabanan. Oleh karena itu, kami berharap lembaga pembangunan seperti USAID

Apakah sudah ada kerjasama antara Pemerintah sebagai donor agency, bukan hanya mengembangkan AMARTA dengan pihak swasta dalam pengembangan kakao di seperti sekarang, yang hanya difokuskan pada tanaman kakao, Tabanan? Kerjasama dalam hal apa? tetapi lebih dikembangkan untuk tanaman kopi atau komoditas
Sebenarnya mengenai kerjasama kita dengan pihak swasta dalam pengembangan kakao sudah ada dan telah banyak dirasakan manfaatnya. Misalnya pada tahun 2003 - 2004 kerjasama dilakukan dengan LSM ACDI VOCA kemudian kerjasama dengan AMARTA. Kerjasama dilakukan dalam hal pemberdayaan petani/subak-abian termasuk dengan aparat pemerintah, khususnya mengenai teknologi budidaya tanaman kakao. Secara lebih sinergis, AMARTA telah melakukan berbagai tambahan kegiatan yaitu pemberdayaan di tingkat off-farm, yaitu pengolahan dan pemasaran biji kakao. Dalam aspek penguatan kapasitas, AMARTA telah berhasil mencetak tenaga yang trampil dalam penanganan pengendalian hama penggerek buah kakao (PBK), teknik pembuatan sambung samping, dan berbagai teknik budidaya tanaman kakao lainnya. Salah satu kegiatan utamanya adalah pelaksanaan Training of Trainer (TOT) bagi petugas penyuluh perkebunan lapangan (PPL) dan petani pemandu pada tanggal 9-12 September 2008 di wilayah Subak-abian Buana Mekar, Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat. lainnya. Sesuatu yang bagus bahwa AMARTA memfokuskan kegiatan pada pemerdayaan kelompok petani dan swasta. Pemerintah masih sedang belajar untuk bagaimana memfasilitasi dan memberdayakan swasta. Jadi kami berharap kedepan bahwa lembaga pembangunan seperti USAID dapat mendisain bentuk/pola/sistem yang di dalamnya mengandung komponen untuk membantu pemerintah daerah guna mampu memfasilitasi pihak swasta lebih baik. Dengan kata lain, kemungkinan kerjasama pemerintah dengan lembaga pembangunan seperti USAID adalah lebih berfokus pada penguatan kapasitas pemerintah dalam upaya untuk bisa membantu swasta dan kelompok tani subak-abian untuk mandiri dan bermitra secara baik.

Apa memungkinkan untuk sharing pendanaan antar lembaga pembangunan dan Pemkab. Tabanan?

Ya, kita bisa share.Tapi itu harus dari awal kita rembugkan, yaitu mulai dari perencanaan, bagaimana rancangan dari program itu,kegiatannya apa yang menjadi beban Pemerintah, apa yang menjadi beban masyarakat petani ( ubak-abian). Dengan demikian dapat ditentukan berapa yang pendanaannya disediakan oleh Pemerintah termasuk Selain itu, Bupati, Sekretaris Kabupaten, Kepala Bappeda, Kepala sumber daya manusia (pemerintah dan petani) yang perlu disiapkan, Dinas Hutbun, PPL dan para petani melakukan kunjungan lapangan dan di sisi lain berapa besar dana yang disediakan oleh lembaga (field visit) ke Kabupaten Kolaka (Sulawesi Tenggara) pada tanggal 13- pendonor. 16 November 2008. Melalui kunjungan lapangan, kami pemerintah Kabupaten Tabanan dapat melihat keberhasilan kegiatan AMARTA Kerjasama semacam apa yang masih dibutuhkan Sulawesi dalam membina petani, termasuk juga mengunjungi gudang antara AMARTA dan pemerintah Kab. Tabanan? PT Olam sebagai mitra AMARTA di Sulawesi Tenggara dalam pemasaran Kami kira dalam beberapa hal apa yang telah dilakukan oleh pihak kakao. Kerjasama kami juga lakukan dengan menyediakan tenaga PPL AMARTA sudah menangani isu-isu yang tepat dan komprehensif, untuk membantu kegiatan AMARTA dalam kegiatan on-farm dan seperti masalah perbaikan on-farm, off-farm, perbaikan kelembagaan upaya peningkatan mutu melalui pengolahan dan pemasaran. Kami pemasaran, juga membangun kelembagaan kerjasama antara petani juga menyambut baik kerjasama AMARTA yang menggandeng PT dengan petani lainnya dan antara subak abian satu dengan lainnya, Bening/Big Tree Farms dalam pengolahan dan pemasaran biji kakao. Ini subak abian dengan pengusaha (kemitraan usaha). Tetapi sekali lagi, adalah kelebihan dari AMARTA yang melakukan kegiatan dari sektor bukan hanya masyarakat petani yang harus dicerdaskan, tetapi juga hulu sampai dengan ke sektor hilir yang memperhatikan rantai nilai. Pemerintahnnya harus lebih efisien, efektif dalam melayani mereka. Proses pembelajarannya perlu dilakukan bersama-sama. Pemerintah Di samping itu pula AMARTA telah memfasilitasi pembentukan Aliansi Daerah memerlukan suatu rancangan yang efektif di dalam Masyarakat Kakao Tabanan (AMARKATA), yang visi dan misinya menguatkan kapasitas sumber daya yang ada guna mengantisipasi membantu petani dan Pemerintah Daerah Kab. Tabanan dalam berbagai kemungkinan untuk memenuhi permintaan pasar baik aspek kebijakan dan peraturan-peraturan yang berkenaan dengan domestik maupun internasional. Oleh karena itu, kolaborasi yang pengembangan dan penanganan kakao di Kab. Tabanan. Jadi kami berorientasi pada penguatan kapasitas adalah sangat penting untuk berterima kasih dan memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya saat ini selain pembiayaan bagi masyarakat petani yang masih relatif kepada AMARTA yang berperan sangat besar dalam pengembangan miskin. dan penanganan kakao di Kab. Tabanan.

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture November 2008

AgroCulture
Laporan dari JAKARTA

Kegiatan-kegiatan Baru yang Ditawarkan oleh Asosiasi Kopi Spesial Indonesia


Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (the Specialty Coffee Association of Indonesia, SCAI) sekarang memiliki 53 anggota. Jumlah ini melebihi target yang ditetapkan oleh asosiasi, yaitu 50 anggota hingga tahun 2008. Beberapa calon anggota lainnya akan resmi menjadi anggota asosiasi dalam beberapa minggu kedepan. AMARTA memberikan dukungan keuangan dan SCAI membership finansial bagi SCAI. Seperti terlihat dalam grafik di sebelah kiri, kategori Importers terbesar anggota tetap Exporters para eksportir, diikuti oleh Coffee koperasi tani dan kemudian consultants para roaster dan pengecer. Setiap langkah dalam rantai pasokan terwakili dalam Roasters and keanggotaan asosiasi, mulai retailers Farmers' cooperatives dari pemasok input, otorita (8,050 sertifikasi dan Lembaga members) Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Indonesian Coffee and Cacao Research Institute, ICCRI) hingga pengguna akhir seperti para roaster dan pengecer.
NGOs ICCRI Certifier Input supplier

Satu lagi pengukuran perkembangan peran penting asosiasi adalah bahwa para anggota asosiasi mengekspor dan menyangrai 45% dari kopi Arabika Indonesia, dengan perkiraan nilai $92 juta. Ketertarikan dunia internasional juga meningkat, sebagian disebabkan oleh adanya kunjungan yang baru-baru ini dilakukan oleh beberapa pembeli

internasional, seperti dijelaskan dalam artikel lain di newsletter ini. Website SCAI (www.sca-indo.org) dikunjungi oleh lebih dari 90 pengunjung setiap harinya, dengan jumlah total pengunjung sebanyak lebih dari 10.000. Keanggotaan dan ketertarikan meningkat karena asosiasi terlibat dalam semakin banyak kegiatan yang terkait dengan industri ini. Diantara kegiatan-kegiatan tersebut adalah: Lokakarya-lokakarya untuk memperkenalkan konsep Indikasi Geografis (Geographical Indication, G.I.) dan peta wilayah produksi kopi Arabika, dimana baru-baru ini dilaksanakan di Siborongborong, Sidikalang (dekat Danau Toba) dan Medan untuk 95 wakil kelompok tani, pejabat pemerintah dan eksportir. SCAI memproduksi sampel jenis kopi Arabika dari Sidikalang, Lintong dan Gayo. Sampel-sampel tersebut kemudian dikirim ke para roaster dan pembeli dari AS, untuk mempromosikan kopi Indonesia dan meningkatkan kesadaran para pembeli mengenai aroma kopi dari berbagai wilayah tersebut. Anggota-anggota SCAI di Jakarta baru memulai serangkaian pelatihan informal bulanan mengenai cupping, untuk mengembangkan ketrampilan cupping dan mencicipi kopi dari berbagai wilayah dunia. Tanggal dan lokasi pertemuan-pertemuan tersebut dapat dilihat dalam bagian Kegiatan dalam website SCAI. Sebuah komite yang terdiri dari anggota-anggota SCAI barubaru ini merencanakan Pertandingan Barista Indonesia, yang akan dilaksanakan pada bulan April tahun depan. Barista adalah seseorang yang menyiapkan espresso dan minuman kopi lainnya di sebuah kafe. Barista yang terampil dapat memastikan bahwa kopi spesial diekstraksi dengan tepat sehingga menghasilkan aroma yang terbaik.

Laporan dari SULAWESI

Mengenal Eksportir dan Kakao Bermutu


memperkaya cita rasa karena kandungan lemak yang memadai, dan harga yang rendah. Demi meningkatkan daya saing di pasaran dunia, penanganan sebelum dan sesudah panen sangat mempengaruhi produksi biji kakao. Perkebunan kakao di Indonesia umumnya dimiliki dan dikelola oleh petani rakyat dengan kendala modal yang tidak cukup dan terbatas dalam memenuhi kebutuhan pokok. Sehingga petani cenderung menjual biji kakao dengan mutu yang lebih rendah dan dalam jumlah yang sedikit ke pedagang lokal. Mereka tidak mengambil keuntungan dari sistem perdagangan kakao yang terbuka dimana para pedagang dan eksportir bebas menentukan harga ditingkat petani. Sistem ini menciptakan persaingan harga yang memberi keuntungan bagi petani karena memiliki banyak pilihan kemana menjual hasil kakaonya. Walaupun Indonesia adalah produsen biji kakao kering terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana, namun menghasilkan mutu kakao asalan dengan standar mutu yang lebih rendah yang disebabkan oleh cita rasa yang lemah, tingkat keasaman yang tinggi, kandungan lemak biji yang rendah, ukuran biji kakao yang di bawah standar yang diinginkan dan kandungan sampah tinggi. Sementara biji kakao yang bermutu baik selalu menjadi tuntutan utama negara-negara tujuan ekspor seperti Amerika, Belgia, Prancis, Jerman, Austria, dan Spanyol, biji kakao dari Indonesia, didominasi oleh kakao Sulawesi, lebih sering digunakan sebagai pencampur dengan biji kakao fermentasi untuk Menyadari kelemahan dan peluang yang ditemukan ditingkat petani, AMARTA melalui program ASKA (AMARTA Sulawesi Kakao Alliance) memperkenalkan metode pembelajaran, klinik kakao. Klinik kakao berlokasi di setiap tempat pembelian (buying unit) milik PT Olam Indonesia, UD. Tunas Jaya, dan PT. JBP Armajaro yang tersebar di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara. Di setiap klinik dilengkapi dengan poster-poster yang berisi informasi tentang pengelolaan kebun kakao yang baik seperti pengendalian hama dan penyakit, teknik PsPSP (Panen Sering, Pemangakasan, Sanitasi dan Pemupukan), beberapa teknik perbanyakan tanaman, penanganan

AgroCulture November 2008

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture
paska panen sampai penentuan mutu biji kakao. Lewat klinik kakao petani akan mengenal beberapa eksportir dan belajar bagaimana eksportir menentukan mutu biji kakao yang sesuai dengan standar ekspor termasuk harga yang diterima berdasarkan perbedaan mutu secara langsung di tempat pembelian. Selama kegiatan ini, masingmasing petani membawa biji kakao dari kebun mereka dan diberi kesempatan melakukan penentuan mutu sendiri, dan membangun pemahaman yang lebih baik tentang penentuan mutu begitu pula dengan nilai biji kakao mereka. lokal adalah Rp8.000/kg, tapi di buying unit Rp16.000/kg jika dijemur 5 hari. Nada yang sama juga disampaikan oleh Syaefuddin dari Kelompok Tani Samaturu, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Sampai saat ini, saya dan semua anggota kelompok tidak lagi menjual ke tengkulak, kami semua sudah menjual ke tempat pembelian UD. Tunas Jaya karena ada selisih Rp2.000/kg dengan harga per kilogram di tengkulak. Selain itu, di tempat pembelian kami juga secara langsung bisa mempraktekan bagaimana menentukan mutu biji kakao yang kami bawa dari kebun, klinik kakao sangat bermanfaat bagi kami.

Berbagai tanggapan positif yang diterima oleh AMARTA-USAID lewat kegiatan ini, seperti yang diungkapkan oleh Lukman dari Kelompok Tani Puncak Harapan 2, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Kegiatan ini sangat bermanfaat karena saya bisa tahu cara menjual di unit pembeli biji kakao berdasarkan standar mutu ekspor dengan keuntungan yang 1. Kegiatan klinik kakao Olam Indonesia ke petani kakao 2. Memperkenalkan PT. lebih besar. Misalnya biji kakao jemur 3 hari maka harga di pedagang

Laporan dari SULAWESI

Tempat Pembelian Kakao yang Mendidik Meningkatkan Pendapatan Petani


PT. JBP Armajaro adalah salah satu mitra AMARTA melalui program AMARTA Sulawesi Kakao Alliance (ASKA) sejak Maret 2008. Melalui kerja sama ini, AMARTA bermitra dengan beberapa eksportir kakao seperti PT JBP Armajaro, UD Tunas Jaya, dan PT Olam Indonesia. Bersama-sama berupaya untuk memperbaiki mutu biji kakao Sulawesi dikenal dengan mutu yang rendah dan tanpa fermentasi. Kemitraan ini menghasilkan persetujuan sistem pembelian yang transparan berdasarkan penerapan sistem pembelian yang transparan sesuai dengan hasil pengujian mutu, serta insentif bagi mutu biji kakao petani yang memenuhi standar ekspor. Tempat pembelian (buying unit) sebagai tempat terjadinya transaksi dan juga pertemuan antara petani, pedagang lokal, pengumpul, atau stekholder yang lain. Tempat pembelian juga merupakan lokasi yang strategis dalam upaya AMARTA mempromosikan dan menginformasikan praktek-praktek kebun kakao yang baik, menginformasikan teknologi-teknologi baru, begitupula penentuan mutu biji kakao untuk standar ekspor.

Bapak H. Agus (38 tahun) adalah salah satu pedagang lokal kakao dari Desa Cilallang, Kecamatan Kamandre, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan dan telah bermitra dengan PT JBP-Armajaro sejak tahun lalu untuk wilayah Kamandre dan sekitarnya. Di tempat pembalian H. Agus menerapkan pembelian yang transparan dan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah disepakati antara AMARTA dan PT JBP Armajaro. Menurut H. Agus, poster - poster yang berisi penjelasan teknis ini merupakan sumber informasi yang sangat bermanfaat karena mudah diakses oleh petani kakao atau pedagang lokal, juga mitra lainnya. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah petani yang menjual ke tempat pembelian telah meningkat sekitar 30%, menurut pengamatan H. Agus. Pemilik kebun kakao seluas tiga hektar menambahkan bahwa melalui poster ini, beliau bisa mengerti teknis budidaya kakao yang baik, karena menggunakan bahasa yang sederhana dan gambar-gambar yang menjelaskan informasi teknis. Poster-poster juga mengajak pelanggan kami membaca dan berdiskusi informasi yang bermanfaat. Mereka bisa memperkaya pengetahuan dan pemahaman mereka tentang pengelolaan kebun kakao yang baik sambil menunggu hasil pengujian mutu. AMARTA dan USAID ternyata peduli dengan masalah-masalah petani yang ada di kebun kakao, serta bagaimana meningkatkan pendapatan dengan memperbaiki mutu dan produksi, H. Agus menambahkan.

1. Pelatihan dasar dalam menetapkan kualitas biji kakao 2. Haji Agus, petani kakao dari Luwu mempelajari poster kakao

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture November 2008

AgroCulture
Laporan dari SULAWESI

Pengendalian VSD dengan Evaluasi Kebun dan Pemangkasan

Kelompok Tani Samalaling Desa Suka Damai, adalah salah satu lokasi pelatihan yang berada di Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju, Propinsi Sulawesi Barat yang mengantung hidupnya dari kebun kakao. Rata-rata umur tanaman kakao mereka adalah 20 tahun dan memiliki produksi yang baik karena kondisi tanah yang subur walaupun dengan perawatan kebun yang seadanya. Sayangnya, Vascular Streak Dieback (VSD) menyerang daerah ini dan menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Awalnya, petani jarang yang melakukan pemupukan, kalaupun ada hanya sekedarnya saja tanpa memperhatikan praktek-praktek kebun yang baik, karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan. VSD mempengaruhi kebun-kebun kakao petani diwilayah ini sejak tahun 2007. Menurut Nyoman, salah satu tokoh masyarakat, mengungkapkan, daun-daun mengering dan kuning sebagian, kemudian tiba-tiba rontok dan tanaman ikut mati.

masyarakat setempat yang hasil panen digunakan untuk membiayai kegiatan pura dan kegiatan keagamaan lainnya. Jumlah pohon yang terserang VSD menurun setelah dilakukan pemangkasan sanitasi di sekitar 300 pohon kakao yang terinfeksi VSD, terletak di depan pura yang juga merupakan kebun percontohan

Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti kegiatan praktek langsung di kebun belajar dimana mereka belajar sanitasi gulma, pemangkasan sanitasi yaitu dengan menghilangkan cabang dan ranting yang terserang VSD. Sekarang kebun tersebut telah siap untuk dilakukan sambung samping, namun perlu dilakukan pemeliharan yang teratur terutama untuk pemangkasan sanitasi untuk pengendalian VSD jangka panjang. Petani merasa puas dengan perubahan kebun belajar mereka, kebun belajar bisa dijadikan sumber entris untuk kegiatan sambung samping dan penanaman kembali. Di pertemuan berikutnya, petani sudah siap Setelah petani berpartispasi di program AMARTA lewat pelatihan kakao untuk melakukan pembibitan sekitar 1,000 pohon untuk ditanam ASKA yang fokus pada pemantauan dan pengendalian hama penyakit, kembali di kebun belajar untuk menggantikan tananman yang tua dan kelompok petani mulai mengetahui keuntungan dan memehami rusak. pentingnya pemeliharaan kebun kakao yang baik. Kerja kelompok 1-2. Praktek pemangkasan sanitasi, menghilangkan ranting yang terserang VSD dilakukan di kebun belajar seluas satu hektar yang juga milik bersama 3. Training session with Samalaling Farmers Group in Suka Damai Village

Laporan dari BALI

Kunjungan Lapangan Bupati Tabanan ke Kolaka


Dalam upaya untuk meningkatkan pengembangan kakao di Tabanan, AMARTA membantu Bupati Tabanan dan stafnya termasuk para petani untuk mengikuti kunjungan lapangan ke Kolaka, Sulawesi Tenggara pada tanggal 13-16 November 2008. Tujuan utama kegiatan kunjungan ini adalah untuk memberikan informasi mengenai aplikasi teknologi kakao yang direkomendasikan oleh AMARTA kepada para petani, melihat langsung tanaman kakao di lahan-lahan petani dan kegiatan pelatihan kelompok petani, dan memperkenalkan kemitraan usaha antara PT Olam dengan petani kakao. Pada hari pertama, para peserta berdiskusi bersama dengan kelompok petani di Unit Pembelian PT Olam mengenai peningkatan pendapatan petani kakao. Bupati menerima informasi mengenai keuntungan ekonomis yang diperoleh petani setelah mengikuti pelatihan AMARTA, seperti peningkatan produktivitas, perbaikan kualitas buah dan biji kakao, dan peningkatan harga biji kakao jika dibandingkan dengan harga di tingkat pedagang lokal. Bupati juga melihat kegiatan sambung samping yang dilakukan oleh fasilitator petani. Di sisi lain, Bupati menyampaikan informasi mengenai program pemerintah terhadap pengembangan kakao

Bupati memperhatikan cara sambung samping

AgroCulture November 2008

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture
di Tabanan, seperti bentuan penyediaan peralatan pengolahan kakao Di Kantor PT Olam, Bupati mendengarkan proses penentuan standar untuk fermentasi, mesin-mesin pengering dan bantuan permodalan. kualitas biji kakao, penyimpanan dan pengepakan. Staf PT Olam juga menjelsakan kepada Bupati mengenai transparansi harga biji kakao Pada hari kedua, Bupati dan rombongan diajak ke Samaturu untuk yang diberikan kepada para petani, yaitu melalui sms secara langsung memperoleh informasi mengenai fungsi solar dryer yang dibangun kepada ketua kelompok tani. Bupati selanjutnya meminta staffnya oleh petani, teknologi pengembangan kakao seperti green budding, untuk memetik pelajaran mengenai teknologi pengembangan kakao, dan peamngkasan yang langsung ditunjukkan oleh para petani. khususnya sambung samping dan pemangkasan termasuk juga Juga, dilakukan kunjungan ke Kantor PT Olam di Kolaka. Bupati pengembangan solar dryer di Tabanan. sangat senang untuk secara langsung melakukan pemangkasan dan bahkan menangkap serangga yang dapat merusak buah kakao. Dia mengatakan bahwa saya akan melakukan pemangkasan pada tanaman kakao saya di Tabanan dan akan tunjukkan kepada para petani tentang bagaimana caranya memangkasa yang baik, guna dapat mengatasi serangan hama dan penyakit, dan selanjutnya meningkatkan produktivitas. Ini adalah kali pertama saya melakukan pemangkasan tanaman kakao dan memberikan hasil yang sangat efektif.

Laporan dari KALIMANTAN

Pentingnya Pemurnian Klon untuk Meningkatkan Produksi Karet

Untuk memaksimalkan produksi, petani karet perlu untuk menanam Pengklonan pohon berumur antara 8 12 bulan, atau mempunyai minimum 3 4 payung klon yang berkualitas tinggi dengan produktivitas yang tinggi juga. AMARTA bekerja sama dengan Bridgestone melatih petani dalam Kebun entres bebas dari gulma tehnik memproduksi karet klonal yang berkualitas. Karet klonal Balai Penelitian Karet harus memeriksa kebun entres sebelum dilakukan pemanenan mata entres. IRRI staff should inspect ditanam sebagai kebun entres, dan sangat penting memperhatikan the gardens before harvesting the bud eyes. Staf tersebut akan kemurnian klon tersebut. Umumnya, permasalahan kemurnian klon membedakan mana klon yang murni dan mana yang tidak, dan timbul karena induk yang digunakan juga tidak murni. membantu petani untuk memotong dan memurnikan klon tersebut. Pada bulan November, staf dari Balai Penelitian Karet Getas melakukan pemeriksaan dan pemurnian terhadap kebun-kebun entres yang Setelah dilakukan pemeriksaan dan pemurnian, kebun entres bisa diberikan sertifikat oleh Instalasi Pengujian Pengawasan Mutu dibina oleh AMARTA dan Bridgestone. Total luasan kebun entres Benih (IP2MB) yang ada 1.6 hektar dengan jumlah tanaman 10.128 pohon induk. Hasil pemurnian oleh Balit Getas menunjukkan tingkat kemurnian sebesar 96.5% yang menunjukkan hasil sangat memuaskan, jika Keuntungan menggunakan klon yang murni dengan tehnik budidaya dibandingkan dengan salah satu kebun entres yang dikelolah oleh yang benar, dia akan berproduksi sesuai dengan tanaman induk. suatu perusahaan yang menunjukkan tingkat kemurnian sebesar Kalau klon tersebut klon penghasil lateks, maka producktivitasnya 79%. pun akan tinggi. Langkah-langkah utama dalam pemurnian kebun entres adalah : Memisahkan setiap klon yang berbeda dalam blok tertentu Merawat kebun entres sesuai dengan rekomendasi
1. Penanganan kebun karet yang tidak baik 2. Praktek penanganan karet yang disarankan

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture November 2008

AgroCulture
Laporan dari PAPUA

Mengekspor Kopi Arabika Papua


Development Alliance (PADA) bekerjasama dengan Koperasi Baliem Arabika di Wamena dalam usaha menciptakan rantai persediaan kopi yang berkesinambungan ke pasar internasional kopi. dan membeli kopi dari semua petani di daerah lembah Balim. Koperasi juga bertanggung jawab untuk menjalankan fasilitas pemrosesan kopi di Jagara, Wamena. Di tempat pemrosesan kopi dikupas, dikeringkan, dan disortir sehingga menghasilkan biji-bijian kopi hijau yang siap untuk di ekspor. Kopi yang sudah siap kemudian dimasukan ke dalam karung goni dan disiapkan untuk pengiriman ke gudang di Jayapura. Pada saat ini, 12 ton biji kopi hijau sudah siap untuk diekspor. Kopi yang sudah siap ini akan di kirim ke Jayapura terlebih dahulu untuk inspeksi kelayakan oleh pihak Starbucks yang diwakili oleh eksportir lokal. Kalau hasil inspeksi menyatakan bahwa kopi memnuhi standar ekspor, kopi-kopi tersebut akan di masukan ke dalam satu kontainer dan dikirim melalui jalur laut untuk ekspor internasional.

David Anderson, Pemimpin AMARTA, dan Kornel Gartner, Koordinator program PADA, bertemu dengan perwakilan dari Starbucks di Seattle, Washington, AS, pada 19 Desember 2007 untuk membahas tentang kemungkinan Pedagang kopi lokal yang ada di Papua tidak kerjasama antara Starbucks dan AMARTA. pernah terlibat langsung dengan pembeli Perusahaan Perdagangan Kopi Starbucks di tingkat internasional, dan terisolasi setuju untuk membeli 36 metric ton kopi dari peningkatan pesat permintaan kopi Arabika dari Lembah Balim untuk di ekspor dari pasar kopi spesial internasional. Para secara langsung dari Papua. Starbucks bahkan Pedagang kopi ini tidak mempunyai insentif setuju untuk membeli dengan premium yang untuk mengembangkan mutu pada tingkat lebih tinggi dari harga-harga yang di berikan pertanian di lapangan atau menciptakan pihak lain kepada para petani sebelumnya. hubungan dengan para petani di luar sistem Kopi Blue Baliem yang siap dikirim tradisional jual dan beli. Papua Agriculture Koperasi Baliem Arabika terus mengorganisir

Laporan dari SULAWESI

Roasting Indonesias Arabica Coffee


Pada umumnya, kopi Indonesia dikenal memiliki cita rasa yang tinggi, keasaman rendah dan aroma yang kompleks. Menyangrai biji kopi terlalu lama justru akan merusak kualitas, karena karakter sangrai akan mulai mengalahkan karakter asli. Khusus untuk kopi dari Sumatra, Sulawesi, Flores dan Papua harus disangrai ringan, sehingga aroma asli yang membuat kopi-kopi tersebut berbeda dari yang lain dapat dipertahankan. Aroma-aroma tersebut muncul karena teknik pengolahan giling basah yang digunakan oleh para petani di wilayah-wilayah asal kopi. Sebagian besar pengolah kopi profesional merekomendasikan untuk menyangrai kopi-kopi tersebut pada tingkat antara Agtron # 50 dan Agtron # 45 atau Full City. Sangrai City (foto pertama) adalah kondisi dimana pecahan pertama (first crack) selesai terjadi, sedangkan sangrai Full City (foto kedua) adalah titik sebelum dimulainya pecahan kedua (second crack ) Kopi-kopi dari Bali dan Jawa, yang memiliki tingkat keasaman lebih tinggi karena mereka cenderung untuk dicuci penuh, masih dapat mempertahankan karakter asli mereka bila disangrai dengan lebih gelap. Untuk kopi-kopi dari Bali dan Jawa, yang direkomendasikan adalah sangrai Agtron # 45 (Full city +) hingga Vienna. Full city + terjadi setelah kopi memasuki pecahan kedua. Tingkatan sangrai terlihat dalam foto-foto nomor 3 dan 4. Tabel berikut ini menampilkan perkiraan waktu sangrai dan suhu untuk kopi-kopi Bali dan Jawa:
Tingkat Sangrai Agtron # 45 Full City + Agtron # 40 Vienna Suhu 229 C hingga 231 C (445 F hingga 448 F) 231 C hingga 241 C (448 F hingga 465 F) Perkiraan Waktu Sangrai 11 menit 50 detik 12 menit 15 detik

Tabel berikut ini menunjukkan perkiraan waktu dan suhu sangrai untuk kopi-kopi Sumatra, Sulawesi, Flores dan Papua. Perkiraan waktu ini hanya merupakan panduan, dan setiap roaster menggunakan pengukurannya masing-masing.
Tingkat Sangrai Agtron # 50 City roast Agtron # 45 Full City roast Suhu 218 C hingga 221 C (425 F hingga 430 F) 227 C hingga 229 C (440 F hingga 445 F) Perkiraan Waktu Sangrai 10 menit 40 detik 11 menit 30 detik

Beberapa rekomendasi dari penyangrai kopi: Kopi-kopi Indonesia sangat tepat untuk disangrai hingga hampir masuk masa pecahan kedua tapi tidak sampai seluruhnya. Kebanyakan orang menyangrai kopi Mandheling hingga aromanya habis. Saya lebih menyukai City + hingga FC, karena dengan demikian kopi masih mempertahankan cita rasa earthy. Saya setuju supaya kopi Flores disangrai pada tingkat FC hingga FC +. Yang pasti sangrai ringan saja untuk mempertahankan cita rasa kopi! Namun, kopi Indonesia memang dikenal karena sangrai gelap yang sangat baik. Terima kasih pada Sweet Maria atas informasi teknis dan foto-foto tingkatan sangrai. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www. sweetmarias.com/ roasting-VisualguideV2.html.

AgroCulture November 2008

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture
Cerita Sukses

Rehabilitasi Lahan Jeruk Terlantar

2
Salah satu hambatan bagi petani jeruk Medan di Kab. Karo Sumatera Utara adalah kurangnya pengetahuan tentang cara bercocok tanam. Keadaan ini terindikasikan dengan banyaknya lahan terlantar dan kebun buah yang tidak menghasilkan. Kurangnya pengetahuan bercocok tanam jeruk menyebabkan petani melakukan pemupukan secara sembarangan dan tidak mengendalikan hama dan penyakit secara terpadu. Praktek-praktek tersebut justru menurunkan angka produktifitas dan mematikan tanaman jeruk itu sendiri. karena sudah tidak menghasilkan lagi dan hampir memusnahkan kebunnya. Dengan dukungan budidaya dari AMARTA dan Masyarakat jeruk Indonesia Sumatera Utara (MJI SUMUT) kebun buah ibu Saten menghasilkan buah jeruk berkualitas tinggi. Dengan pengendalian hama dan penyakit yang tepat dan pemupukan menggunakan bahan organik terfermentasi, beliau sanggup menurunkan biaya produksinya hingga 50%. Kini 280 pohon jeruknya menghasilkan 20,000 Kg jeruk dengan harga 50,000,000 rupiah atau 2,500 rupiah/ Kg padahal dua tahun lalu kebunnya hanya menghasilkan 10,000 kg jeruk seharga 20,000,000 rupiah per tahunnya. Ibu Saten Ginting dengan anak dan cucunya berterimakasih kepada USAID-AMARTA untuk pengetahuan rehabilitasi kebun yang diperolehnya dan telah meningkatkan penghasilannya dan memotivasimya untuk memelihara tanamannya. Terima kasih USAID-AMARTA untuk merevilatisasi tanaman jeruk saya dan hidup saya. Saya lebih percaya diri dan akhirnya bisa membeli makanan dan pakaian yang dibutuhkan keluarga saya. Ujar Saten Ginting dan keluarganya.

Terima kasih USAIDAMARTA untuk merevitalisasi tanaman jeruk saya dan hidup saya. Saya lebih percaya diri dan akhirnya bisa membeli makanan dan pakaian yang dibutuhkan keluarga saya.
Ibu Saten Ginting, petani jeruk

Untuk meringankan kondisi tanaman jeruk sekarang ini, kapasitas petani harus ditingkatkan untuk memperbaiki fasilitas produksi. Segala bentuk perbaikan, tanpa menghiraukan biayanya, tanpa pengetahuan yang memadai akan merintangi produktifitas secara keseluruhan. Melalui pelatihan jeruk yang berkesinambungan, AMARTA terus mendampingi petani melalui pelatihan dan kunjungan lapangan tiap dua bulan sekali sebagai bentuk kegiatan untuk meningkatkan kapasitas petani.

Saten Ginting, 62 tahun, petani dari desa Suka Dame Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo merupakan salah satu penerima manfaat dari kegiatan pelatihan jeruk AMARTA. Sebelum pelatihan dan 1. Pohon jeruk Saten Ginting sebelum rehabilitasi kunjungan lapangan dari AMARTA, 2. Saten Ginting dengan keluarganya di depan pohon jeruk yang telah direhabilitasi beliau meninggalkan kebun jeruknya

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture November 2008

AgroCulture
Cerita Sukses

Pemberian Jarak Tanaman melalui Rehabilitasi Tanaman Jeruk

Ini lebih dari yang saya bayangkan. Saya lebih termotivasi untuk merawat kebun saya dan saya percaya dalam satu tahun tanaman jeruk saya bisa berproduksi secara normal kembali.
Ngamanken Pelawi, petani jeruk
3

Salah satu salah kaprah dalam teknik penanaman jeruk adalah jarak tanam yang terlalu dekat 3x4m atau 4x4m yang memberikan populasi 500 sampai dengan 800 batang jeruk per hektar dan bisa meningkatkan produktifitas lahan. Tanaman kurang dari lima tahun bisa menghasilkan 15-20 ton pada tahun yang kelima namun kondisi tersebut akan menurun ketika cabang dan ranting dari tanaman yang bersebelahan saling menutupi. Keadaan ini berakibat pada fotosintesis yang buruk, kelembapan relatif yang tinggi dibatang bawah yang bisa menyebabkan jamur dan busuk pada akar dan batang. Hal itu juga dapat menyebabkan hama dan penyakit lebih sukar dikendalikan. Jika hal yang disebutkan terus terjadi, maka tanaman jeruk dapat mati dan demikian juga halnya dengan pendapatan petani. Untuk menghentikan hal ini semakin parah, tindakan pencegahan dan peningkatan harus dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penjarakan pada selangan yang sesuai dan merehabiliasi tanaman yang sekarat.

jarak yang terlalu rapat. Sampai tahun 2004, 700 batang jeruknya mencapai puncak produksinya hingga 60 ton kemudian menurun secara terus menerus ditahuntahun berikutnya. Hal ini hampir membuat beliau meninggalkan kebuh buahnya pada Februari 2008 karena sudah banyak tanaman yang sekarat. Total kerugian yang dialaminya sebesar 42,000,000 rupiah.

memotong batang tanaman, 70cm dari batang utama, diwarnai, dibersihkan dan tanaman juga dipupuk. Teknik ini akan mempercepat rehabilitasi dan peningkatan produksi. Teknik budidaya pada umumnya membutuhkan waktu empat tahun mulai dari penanaman hingga tanaman menghasilkan rata-rata produksi 20kg/ tanaman/tahun. Dengan teknik ini tanaman dapat mulai menghasilkan pada tahun yang Setelah ikut dalam pelatihan jeruk dari ketiga dengan rata-rata produksi 30kg/ USAI-AMARTA dibulan Februari 2008 tahun. dan melakukan rekomendasi jarak dan merehabilitasi tanaman jeruknya dan tanpa Dengan melakukan penjarakan, petani menghiraukan cemooh dari tetangganya, dapat memanfaatkan lahan mereka secara beliau mengurangi populasi kebun buahnya efektif dengan bercocok tanam tanaman dari 700 batang ke 350 batang. Ngamanken musiman seperti terong, cabe, kubis dll Pelawi mulai melihat perubahan pada kebun seperti yang dilakukan oleh Ngamanken buahnya, dedaunan jadi lebih hijau, tunas- Pelawi. Beliau mendapatkan tambahan tunas mulai bermunculan dan tanaman lebih 1,500,000 rupiah tiap bulannya dari terong sehat. Ini lebih dari yang saya bayangkan dikebun buahnya. katanya, saya lebih termotivasi untuk merawat kebun saya dan saya percaya dalam satu tahun tanaman jeruk saya bisa 1. Tanaman jeruk sesudah penjarakan dan rehabilitasi berproduksi secara normal kembali. 2. Tanaman jeruk sebelum penjarakan dan rehabilitasi
3. Ngamanken Pelawi menanam terong sebagai selingan tanaman jeruknya.

Ngamanken Pelawi adalah salah satu contoh Teknik penjarakan dengan merehabilitasi petani yang menanam jeruknya dengan tanaman dapat dilakukan dengan

0

AgroCulture November 2008

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture
Cerita Sukses

Pembinaan Penyuluhan AMARTA Membantu Petani Rumput Laut Memperluas Produksi

1
Rustam Nasaru, yang lebih dikenal dengan panggilan Pak Kadus, dulunya bekerja sebagai petugas keamanan di kota Gorontalo. Ia pulang ke kampung halamannya di desa Milangodaa, yang terletak dekat Lemito pada tahun 2005 dan bekerja sebagai nelayan ketika ia berusia 35 tahun. Pada tahun 2007, pemerintah memberikan bantuan berupa pelampung, tali tambang dan peralatan lainnya untuk memulai kegiatan pertanian rumput laut.

Mengembangkan rumput laut memudahkan saya memenuhi kebutuhan keluarga saya. Saya dapat menyekolahkan anak-anak perempuan saya dan membelikan mereka seragam.

Pak Kadus, petani rumput laut Ia mulai dengan 50 tambang rumput laut, tapi kemudian berkurang hingga hanya berjumlah 9 tambang karena rumput lautnya tidak tubuh dengan baik dan rentan terhadap serangan ice-ice, kondisi dengan lebih rajin, mengguncang-guncang tambang agar pasir dimana ujung rumput laut berubah warna menjadi putih dan mati. halus dan tumbuhan parasit yang disebut epiphytes terlepas dari rumput laut. Pada bulan Mei 2008, ia menghadiri sebuah lokakarya mengenai produksi rumput laut yang disponsori oleh AMARTA. Fasilitator Dengan melakukan langkah sederhana tersebut ia dapat dalam lokakarya tersebut adalah aktivis dari SEAPlant Net, sebuah memperbesar usahanya dari 9 menjadi 70 tambang, dengan jumlah LSM yang berbasis di Makassar. Dalam lokakarya tersebut, rumput laut hidup sebanyak satu ton. Siklus tanamnya berkisar Pak Kadus belajar bahwa buruknya pertumbuhan rumput laut 45 hari, mulai dari mengikatkan bibit rumput laut ke tambang seringkali disebabkan oleh lemahnya arus dan kecilnya arus pasang hingga panen. Dengan harga rumput laut saat ini, yang mengalami surut, yang diperlukan untuk membersihkan kotoran dari rumput penurunan dari harga tertingginya pada tahun lalu, Pak Kadus laut dan membawa kandungan gizi untuk tanaman yang sedang mendapatkah penghasilan sebesar Rp 1,5 juta ($140) setiap 45 hari. bertumbuh. Lokakarya tersebut juga memberikannya peluang Pada tahun 2008, is menggunakan penghasilannya untuk membeli untuk bertemu dengan petani-petani lain yang berpengalaman sebidang tanah dan membangun rumah diatasnya, dan terus dapat menyokong kehidupan kelima anggota keluarganya. dan belajar dari mereka.
Setelah mengikuti lokakarya tersebut, ia memindahkan lahan pertaniannya ke lokasi baru dan mulai mengurus tanamannya
1. Pak Kadus mengguncangkan tambang untuk melepas kotoran 2. Memilih bibit berkualitas baik untuk penanaman kembali

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

AgroCulture November 2008



AgroCulture
Kegiatan AMARTA Bulan Desember - Januari

Minggu ke-3 Desember


RACA - KARO (MHK): Perencanaan tindak lanjut untuk mengadakan presentasi ke-2 di Parlemen Kabupaten Karo, SumUt

Minggu ke -3 Januari


Tindak lanjut pelatihan wortel di Desa Simpang Ujung Aji, Basam Singa Kabupaten Karo SumUt

 Januari
Penyerahan AMARKATA proposal ke Dinas perkebunan dan Bupati Kabupaten Tabanan., Bali

Minggu ke-3 Desember

Minggu ke -4 Januari

 - 23 Januari
Pelatihan pemrosesan lateks di Desa Bereng Bekawat, Kalimantan Barat

Percobaan pembibitan brokoli di Lembang, Sekolah lapangan untuk petani jeruk Bandung dalam rangka pelaksanaan SOP Jeruk di 21 desa di SumUt

Minggu ke-3 Desember

 - 24 Januari
Pelatihan uji cita rasa kopi yang dipandu oleh Ted Lingel (Direktur Coffee Quality Institute, USA) di Jakarta

Sosialisari program pembinaan kelompok tani binaan Bimandiri di Garut, JaBar

0 Januari
Diskusi akhir, membahas proposal AMARKATA yang akan diserahkan ke Dinas perkebunan dan Bupati Kabupaten Tabanan

Minggu ke-4 Desember


Solarisasi dan teknik pengapuran tanaman brokoli di Lembang, Bandung, JaBar

 - 3 Januari
Pelatihan dasar SKA: Appropriate sorting and storage of cocoa beans for 40 FGs in Jembrana District, Bali

 - 30 Januari
Pelatihan Dasar khusus Rehabilitasi: Teknik perbanyakan tanaman (Sambung pucuk dan chupon ) untuk 60 KT di Kabupaten Mamuju, SulBar

2- Januari
Pelatihan pemrosesan lateks di Desa Pana, KalBar

Minggu ke-3 Januari


Proses pembelian, pemprosesan dan pemasaran kopi di Moanemani, Lembah Kamuu, Papua

3 Januari
Percobaan Pemasaran Brokoli Kelompok Tani Palmarossa 3 di Lembang, BandungJaBar

4 Januari
RACA Deli Serdang: Finalisasi proposal dari masing-masing komite dan persiapan presentasi di Kabupaten Deli Serdang SumUt

Minggu ke-3 Januari


Pembuatan awal perahu yang berbahan dasar fiberglass di Kokonao, Papua

5 Januari
Pelatihan Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Strawberry di Rancabali, Bandung, JaBar

28 Januari
SCAI Mapping Workshop on Development of Arabica coffee geographical indication in Takengon, Aceh

5 -  Januari
Pelatihan teknik penyadapan karet di Desa Bentok Darat, Kabupaten Tanah Laut, KalSel

Minggu ke-2 Januari


Pelatihan proyek kepiting soka, pelaksanaan awal dilakukan oleh ibu-ibu lokal di Kokonao, Papua

5-0 Januari
Pelatihan pemankasan Tanaman Jarak di Ruteng, NTT

28 Januari
Pelatihan Pengelolaan Persemaian Tanaman Sayuran Kelompok Tani Bimandiri di Garut, JaBar

Minggu ke-2 Januari


Penyelesaian sistem pengendalian internal untuk proyek kopi di Lembah Baliem, bekerjasama dengan Organisasi CERES di lembah Baliem, Papua

5- Januari
Pelatihan dasar SKA: Proses fermentasi untuk 40 KT di Kabupaten Jembrana, Bali

2 Januari
Pelatihan Budidaya Tanaman Sayuran Kelompok Tani Bimandiri di Garut, JaBar

Minggu ke- Januari


Pembuatan kandang babi untuk program ternak babi di Desa Aramsolki, Kabupaten Agimuga, Papua

Minggu ke-2 Januari


Memulai sistem pengendalian internal dan sertifikasi organik di Lembah Kamuu, Papua

Minggu ke-4 Januari


Ekspor perdana untuk kopi Arabika di Lembah Baliem, Papua

Minggu ke -3 Januari


Pelatihan jeruk : Tanah dan pemupukan, serta hama tanaman dan penyakit di 9 desa di SumUt

Minggu ke-2 & 3 Januari


Persiapan presentasi dan pelaksanaan rencana untuk mengadakan dengar pendapat ke-2 di Parlemen Kabupaten Karo, SumUt

2

AgroCulture November 2008

Gedung BRI II Lt. 28, Suite 2806 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta Telp: 021 - 5713548 Fax: 021 - 5711388 www.amarta.net

Anda mungkin juga menyukai