Anda di halaman 1dari 6

PENGUATAN UMKM KAKAO DESA

NGLANGGERAN KECAMATAN
PATUK, GUNUNG KIDUL
KELOMPOK 4
ERIK H. PUTRA, NANANG ANNAS F, AGISA KUNTIAS
Potensi Komoditas Kakao di Kabupaten Gunung
Kidul
• Sebagai salah satu Kabupaten di D.I. Yogyakarta,
Gunung Kidul memiliki berbagai potensi yang luar
biasa di bidang  perkebunan diluar potensi wisatanya
yang menarik. Salah satu komoditas yang menjadi
unggulan adalah Kakao olahan Desa Nglanggeran. Di
Desa Nglanggeran terdapat 65 hektar tanaman kakao.
Luasan tanaman kakao masyarakat setiap bulannya
mencapai 3-5 ton dan diolah di Taman Teknologi
Pertanian Nglanggeran sebanyak 30 persen dari
produksi kakao
PERMASALAHAN UMKM PENGOLAHAN KAKAO DESA
NGLANGGERAN

• Masih minimnya produksi karena mesin yang terbatas, serta pemilihan biji kakao kualitas A yang hanya digunakan
untuk memproduksi berbagai olahan cokelat seperti permen, hingga bubuk cokelat. Yang dijual bervariasi antara Rp
13.000 hingga Rp 20.000-an. Produksi UMKM Kakao Gunung Kidul sekitar 20 kg per minggu 

• Kurangnya keterampilan dalam pengolahan biji kakao menjadi produk lain, sehingga produk olahan tidak bervariasi. 

• Petani masih menjadikan kakao sebagai komoditas sampingan. Padahal potensi pengembangan jumlah produksi
serta permintaan pasar sangat besar.

• Kurangnya informasi dalam membentuk badan usaha.

• Promosi produk kakao lokal masih kurang, sehingga kalah pamor dibanding produk luar. Padahal dari segi kualitas,
kakao Gunung Kidul adalah salah satu yang terbaik.

• Kurangnya teknologi yang memadai seperti mesin yang terbatas, yang menyebabkan minimnya produksi kakao.
SOLUSI PENGEMBANGAN UMKM PENGOLAHAN
KAKAO GUNUNG KIDUL
1. Saat ini sudah dibentuk lembaga Griya Coklat Nglanggeran, untuk mendukung UMKM Pengolahan Kakao di
Desa Ngalanggeran. organisasi ini terdiri dari perwakilan kelompok tani, pemuda, pengelola wisata bahkan Ibu-
ibu PKK. Organisasi ini diharapkan dapat membangun kewirausahaan sosial pengolahan Coklat. Namun, untuk
pengembangan UMKM perlu dilakuka pembimbingan dalam perencanaan dan strategi bisnis yang baik dan benar.
Model bisnis yang cocok diterapkan adalah bisnis usaha perseorangan (Sole Proprietorship). Dengan menerapkan
model bisnis ini, pemilik bisnis dapat memberikan arahan langsung bagaimana biji Kakao ini akan diproses dan
dia dapat terus mengawasi proses pembuatannya sehingga kualitas produk yang akan dijual dapat terjamin
kualitasnya.
2. Perlu dilakukan Pelatihan intensif kepada para pelaku UMKM dalam ketrampilan diversifikasi produk olahan
kakao
3. Bantuan sarana dan prasarana produksi pengolahan kakao yang berteknologi tinggi, sehingga dapat meningkatkan
produksi olahan kakao
4. Membangun jaringan pemasaran produk hasil olahan kakao.
Permasalahan UMKM Pengolahan Kakao
di Desa Nglanggeran
Produksi Distribusi Kelembagaan
a. Terbatasnya mesin Kurangnya Promosi Kesulitan dalam
dan teknologi produk membentuk badan
b. Tenaga kerja usaha
kurang terampil
c. Komoditas Kakao
masih menjadi
usaha sampingan
Solusi Pengembangan UMKM Pengolahan Kakao
di Kab. Gunung Kidul
1. Melembagakan kegiatan pengolahan Kakao melalui pendirian Griya Coklat
Nglanggeran,
2. Pelatihan intensif kepada para pelaku UMKM
3. Bantuan sarana dan prasarana produksi pengolahan kakao yang berteknologi tinggi,
sehingga dapat meningkatkan produksi olahan kakao
4. Membangun jaringan pemasaran produk hasil olahan kakao.

Anda mungkin juga menyukai