Anda di halaman 1dari 39

USULAN PROGRAM IPTEKS BAGI PRODUK EKSPOR

IbPE KOMODITI KAKAO DI KECAMATAN KADEMANGAN KABUPATEN BLITAR JAWA TIMUR

OLEH:
IR. PAWANA NUR INDAH, MSi. /9907009631 (Ketua Tim) IR. MULYADI, MS. / 9907002276 (Anggota) DR.IR. NORA AUGUSTIEN /9907011333 (Anggota)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS / FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2013

I. Analisis Situasi UKM -1 dan UKM -2 a. Lokasi dan batas wilayah Lokasi program Ipteks bagi Produk Ekspor di Kecamatan Kademengan dan Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Kabupaten Blitar adalah salah satu daerah di wilayah Propinsi Jawa Timur, yang secara geografis terletak diujung selatan Jawa Timur dengan ketinggian 167 m dari permukaan air laut, pada koordinat 111 40 11210 BT dan 758 8951 LS. Wilayah yang berjarak 160 Km arah tenggara dari Ibukota Propinsi Jawa Timur ini memiliki suhu udara sejuk, rata-rata 24C - 34C. Batas wilayah Kabupaten Blitar dengan batas-batas sebagai berikut : utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri, sebelah timur

Di sebelah

berbatasan dengan Kabupaten Malang.

sebelah selatan berbatasan dengan Samudera

Indonesia. Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung. Luas wilayah Kabupaten Blitar 1.588,79 Km2, habis terbagi menjadi 22 kecamatan, 28 kelurahan dan 220 desa. Pusat pemerintahan Kabupaten Blitar berada di wilayah Kota Blitar, yang berada pada ketinggian wilayah +167 meter dari permukaan air laut. Dari segi topografi, Kabupaten Blitar merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata diatas +100 meter di atas permukaan air laut. Kabupaten Blitar menyebutkan ada 6 daerah yang wilayahnya di pegunungan yang mempunyai ketinggian wilayah di atas +300 meter dari permukaan air laut, yaitu : Kecamatan Wates, Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Doko, Kecamatan. Gandusari, Kecamatan Nglegok dan Kecamatan Panggungrejo. Wilayah Kecamatan Wates berada pada ketinggian tertinggi yaitu +420 m dari permukaan air laut. Dari 22 kecamatan yang ada terdapat 5 kecamatan dengan luas wilayah diatas 100 Km2 yaitu: Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Panggungrejo, Kecamatan Bakung,

Kecamatan Kademangan dan Kecamatan Ponggok. Kecamatan Wonotirto yang mempunyai luas wilayah 164,54 Km2 merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Blitar.

b.

Motivasi Pihak Pelaksana


Motivasi Mitra Usaha Kecil dan Menengah gabungan kelompok tani Kakao guyub santoso dan

Koperasi Margomaju merupakan suatu kegiatan usaha pembibitan dan perdagangan kakao. Usaha ini dirintis bermula karena ingin menciptakan suatu usaha dan membuka peluang pekerjaan di daerah ini. Usaha Kecil dan Menengah dalam bidang pertanian, dimana petani sebagai pelaku utama dihadapkan pada tantangan yang semakin besar. Gabungan kelompok tani sebagai salah satu bentuk kelembagaan bagi pelaku utama perlu ditumbuh kembangkan. Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya Usaha Kecil dan Menengah dalam bidang pertanian khususnya Gabungan Petani Kakao yang tangguh dan mandiri, memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam produksi dan distribusi kebutuhan pokok, bahan baku, dan inputinput produksi lainya, serta dalam permodalan untuk menghadapi persaingan bebas. Usaha ini berdiri pada tahun 2005 dengan nama Guyub Santoso, dengan unit produksi:pembibitan, perluasan areal, pemeliharaan, perbaikan mutu hasil, dan pemasaran hasil. Sedangkan koperasi Margomaju berdiri tahun 2009 dengan usaha perbaikan mutu dan pembelian kakao dan pemasaran hasil. Baik UD Guyub Santoso dan Koperasi Margo maju menjualnya produk dengan cara di kirim ke pedagang besar di Surabaya kemudian dari Surabaya di ekspor ke luar negeri. Untuk lebih jelaskan akan kami jelaskan kondisi eksisting masing-masing UKM yang meliputi keseluruhan aspek bisnis UKM Sebagai Berikut : A. UKM UD GUYUB SANTOSO (GS) a. BAHAN BAKU yang dimiliki oleh UD GS diperoleh dan dibeli dari petani kakao dari Kabupaten Madiun, Ponorogo, Trenggalek, Malang, Pacitan, Kediri dengan syarat mutu sebagai berikut: kadar air 8 % kandungan jamur 5 %, dan tidak

menutup kemungkinan apabila permintaan akan kakao besar maka UD GS membeli dari daerah luar jawa timur b. HASIL PRODUKSI : bahan baku kakao yang dibeli dari petani kemudian di jemur dan di sortir, alat sortasi sebanyak 1 buah dengan kapasitas 2 ton per jam tenaga listrik, dengan mengunakan alat Moistur tester untuk melihat kadar air sesuai ketentuan kemudian di kirim pedagang besar di Surabaya. Dalam satu bulan dapat

mengirimkan sebanyak 400 ton. Sementara ini UD GS pengeringnya mengunakan peralatan yang dimiliki adalah penjemuran dengan Ubin yang diatasnya ditutup dengan fiber glass menghindari hujan, dengan kapasitas 6 ton. Pada waktu

penjemuran dilakukan pengamatan apabila ada jamur biji kakao yang busuk maka petugas dari pensortiran mengkontrol supaya tidak tercampur dengan yang baik, adapun nilai investasi dari pada UD Guyub Santoso sekitar + 1 M , berupa gudang gudang penyimpanan bahan baku, alat- transportasi pengiriman dan pengambilan kakao dari kelompok tani berupa 2 buah pick-up dan sebuah Truk , alat pengeringan Oven. c. PROSES PRODUKSI KAKAO DARI PETANI : Proses produksi biji kakao pada UD Guyub Santoso, sangat sederhana meskipun mempunyai peralatan sortasi, pengering karena itu memerlukan biaya banyak untuk listrik dan produksi yang dipasarkan dalam bentuk ose kakao . adapun Lay-out proses produksi sebagai berikut:
PETANI KAKAO Di Jawa timur

SORTASI

MENGUKUR KADAR AIR

PACKAGING

PEDAGANG BESAR SURABAYA

Gambar 1. Lay-out proses produksi kakao UD GS

d. PRODUK . Produk yang dihasilkan oleh UD Guyub Santoso, dalam bentuk biji ose (asalan) kakao, kering dalam satu bulan mampu memproduksi 400 ton per bulan. Dengan mutu yaitu Kadar air 10 % kandungan jamur 5 %, Beans Conut = 110 biji / 100 grm Kotoran = 5 % Dengan mutu B. e. MANAJEMEN. Pemilik UD GS adalah bapak Cholid tidak mempunyai planning dalam memproduksi dan memasarkan produknya disesuaikan dengan permintaan meskipun banyak permintaan apabila stoknya di gudang sudah menipis maka permintaan tidak diberi, adapun sistem akuntansi masih sangat sederhana dan belum mengunakan IT untuk membantu sistem Accounting - Bookkeeping . hanya sistem akutansi

sederhana dengan mengunakan exel, Auditing pada perusaan dilakukan oleh pemilik saja jadi hanya audit internal dan sangat sederhana .Perpajakan selama ini UD GS membayar pajak sesuai dengan pendapatan yang diperoleh. Dan transaksi jual beli sesuai dengan ketentuan pemerintah. UD ini Sistem Menajemen yang saya perhatikan adalah sistem pola bapak asuh terhadap anak-2nya, sehingga karyawannya sangatlah loyal. Produk yang dihasilkan belum diproses HKI karena memang belum memahaminya pentingnya HKI. Manajemen Persediaan

(Inventory) UD GS sudah berdiri mulai tahun 2005 jadi pemilik sudah mempunyai pengalaman sehingga dia sudah melakukan manajemen persediaan secara alami yang mampu dilakukan sesuai dengan kapasitas gudang yang dimiliki. f. PEMASARAN - Untuk bibit kakao dipasarkan di jawa timur yaitu : Lumajang, Malang, Kediri,Jombang, Tulungagung, Trenggalek,Nganjuk, Pacitan, Madiun, Ngawi, Ponorogo, dan Blitar . - Untuk Kakao ose di pasarkan di pabrik pengolahan diTanggerang, Banten, dan Surabaya. Dari pedagang Surabaya di pasarkan di Malaysia dan Singapura.

- Teknik pemasaran produk sesuai dengan permintaan dan itu dilakukan rutin belum ada pengembangan pemasaran. - Harga jual dari petani, atau kelompok tani ditentukan harga kakao pasar dunia di kurangi Rp 1000, hal itu digunakan untuk ongkos sortir, penyimpanan , paking dan biaya pengiriman. - Konsumen dari produk adalah Pabrikan pengolahan kakao bubuk g. SDM Karyawan pada UD Guyub Santoso berjumlah 21 orang Ketua : Kholid Mustofa Sekretaris : Syahru munir Bendahara : Kamsun Pelaksana : 21 orang Menurut Pemilik UD GS bahwa karyawan yang dimilikinya adalah sesuai dengan kwalitas dan kopetensi masing-masing tetapi tidak menutup kemungkinan apabila di tingkatkan tentang masing-2 bidang karena pendidikan yang dimiliki oleh karyawan UD GS hanya setingkat SMA dan sederajat ada 1 karyawan yang sedang menempung pendidikan S 1 yaitu sekretasis dari UD GS h. FASILITAS UD GS memiliki ruang Administrasi sebagai berikut: - Ruang tamu dan sekretaris ada sebuah TV Flat dan Komputer dan sebuah Telp Kantor yang memadai ada pendingin ruang yaitu Fan - Ruang Keuangan dan ada loket untuk pembelian bahan baku ini juga memadai disertai dua (2) unit computerdan almari file - Ruang Gudang Untuk Penyimpanan produk - Ruang Paking - Tidak mempunyai show room - UD GS dipingir jalan raya - Ada PLN - Ada Telepon Kantor maupun Fax

i.

FINANSIAL - Modal UD GS untuk Pembelian bahan baku dalam satu tahun sebesar Rp 500 juta - Cash Flow disini UD GS tidak faham tentang cash-flow dan analisa kelayakan usaha tidak diperhitungkan karena memang belum memahami tentang NPV, IRR dll.

B. Koperasi Margo Maju a. BAHAN BAKU Bahan baku produksi kakao pada Koperasi Margo Maju diperoleh dari petani kakao rakyat yang ada di daerah glegok , dengan spesifikasi kadar air tidak diukur karena tidak mempunyai alat dan kandungan jamur juga tidak diukur alternative bahan baku tidak ada. b. PRODUKSI Peralatan pada koperasi margo maju hanya Timbangan , , dan ubin penjemur , adapun ubin penjemur berkapasitas 2 ton, in process control tetap dilakukan agar meningkatkan mutu dari kakao , nilai investasi pada Koperasi sebesar Rp 300 jt. c. PROSES Proses produksi biji kakao pada Koperasi Margo Maju, sangat sederhana Bahan setelah datang dari petani kemudian disortir dengan tangan , kemudian dijemur kemudian dimasukkan kedalam karung goni . Jaminan mutu produk tidak ada karena produk yang sudah diproses langsung dikirim ke UD GS untuk. adapun Lay-out proses produksi sebagai berikut:

PETANI KAKAO RAKYAT

Koperasi Margo Maju

Sortasi manual

PENGERINGAN

PACKEGING

UD GS

Gambar 2: Lay - Out d. PRODUK Produk yang dihasilkan koperasi Margo Maju kakao dalam bentuk asalan (ose) yang belum difrementasi, dalam satu bulan bisa memproduksi 6 ton , dengan spesifikasi sebagai berikut : Kadar air : 8 %

Beans Conut : 110 biji / 100 gr Kotoran Jamur : 7 % max : 5 % max

a. MANAJEMEN Manajemen KOPERASI Margo Maju adalah bapak Sunardi tidak mempunyai

planning dalam memproduksi dan memasarkan produknya disesuaikan apabila produk dari petani banyak maka yang dijual juga banyak disesuaikan dengan penawaran meskipun banyak permintaan apabila stoknya di gudang sudah menipis maka permintaan tidak diberi, adapun sistem akuntansi masih sangat sederhana dan

belum mengunakan IT untuk membantu sistem Accounting - Bookkeeping . hanya sistem akutansi sederhana dengan mengunakan exel, Auditing pada koperasi margo maju dilakukan oleh ketua saja jadi hanya audit internal dan sangat sederhana .Perpajakan selama ini Koperasi Margo maju membayar pajak sesuai dengan

pendapatan yang diperoleh. Dan transaksi jual beli sesuai dengan ketentuan pemerintah. Koperasi ini Sistem Menajemen yang saya perhatikan adalah sistem pola bapak asuh terhadap anak-2nya, sehingga karyawannya sangatlah loyal. Produk yang dihasilkan belum diproses pentingnya HKI. HKI karena memang belum memahaminya

Manajemen Persediaan (Inventory) Koperasi Margo Maju sudah mempunyai pengalaman

sudah berdiri mulai tahun 2006 jadi pengurus

sehingga dia sudah melakukan manajemen persediaan secara alami yang mampu dilakukan sesuai dengan kapasitas gudang yang dimiliki. b. PEMASARAN - Untuk Kakao ose (ASALAN) di pasarkan di UD GS - Pemasaran produk sesuai dengan permintaan dan itu dilakukan rutin belum ada pengembangan pemasaran. - Harga jual dari petani, atau kelompok tani ditentukan harga kakao pasar dunia di kurangi Rp 1000, hal itu digunakan untuk ongkos sortir, penyimpanan , paking dan biaya pengiriman. - Konsumen dari produk adalah UD GS g. SDM Pengurus pada Koperasi Margo Maju berjumlah 21 orang Ketua : Sunardi Sekretaris : Purwadi Bendahara : Suharman Pemasaran:.......... Pengadaan : Jumlah pengurus Koperasi: 21 orang Menurut Ketua pengurus koperasi bahwa karyawan yang dimilikinya adalah sesuai dengan kwalitas dan kopetensi masing-masing tetapi tidak menutup kemungkinan

apabila di tingkatkan tentang masing bidang karena pendidikan yang dimiliki oleh karyawan Koperasi Margo Maju hanya setingkat SMA. h. FASILITAS Koperasi memiliki ruang Administrasi sebagai berikut: - Ruang tamu dan sekretaris ada Komputer dan sebuah Telp Kantor yang

memadai ada pendingin ruang yaitu Fan - Ruang Keuangan dan ada loket untuk pembelian bahan baku ini juga memadai disertai dua (2) unit computer dan almari file - Ruang Gudang Untuk Penyimpanan produk - Ruang Paking - Tidak mempunyai show room - Koperasi Margo Maju dipingir jalan raya - PLN - Telepon Kantor i. FINANSIAL

- Modal Koperasi Margo Maju untuk Pembelian bahan baku dalam satu tahun sebesar Rp 500 juta 1, 5 M - Cash Flow disini Koperasi Margo Maju tidak faham tentang cash-flow dan analisa kelayakan usaha tidak diperhitungkan karena memang belum memahami tentang NPV, IRR dll. 2. Hubungan Kerja antar UKM Hubungan kerja antara Koperasi margo Maju dan UD GS adalah sebagai mitra yang saling mendukung karena Koperasi Margo Maju yang angotanya terdiri dari gapoktan petani kakao di kecamatan kademangan,kab Blitar menjual produk ke UD GS sedangkan UD GS melakukan pembinaan pembinaan tentang budi daya kakao, pemeliharaan tanaman dan pasca panen dari kakao. Sehingga petani kakao secara teratur dan berlangsung secara kontinyu berproduksi. Pada UD GS juga mempunyai tim yang terdiri dari pelajar SPMA yang apabila terjadi wabah penyakit pada tanaman kakao maka tim tersebut membrantas secara serentak. Jadi hubungan antara UD Guyub Santoso dan Koperasi Margo Maju saling timbal balik.

Koperasi Margo Maju UKM II

UD Guyub Santoso UKM I

Pembinaan Meningkatkan Mutu kakao

Gambar : Pola Hubungan antara UD dan Koperasi 3. PERMASALAHAN TEKNIS dan ADMINISTRATIF Setelah melihat secara detil analisis situasi pada UKM I dan UKM II maka dapat teridentifikasi permasalahan-permasalahan dari para UKM guna meningkatkan pemasaran yang dilakukan dan direncanakan untuk ekspor ke luar negeri untuk lebih jelasnya akan kami sajikan pada table dibawah ini: Tabel 1. Identifikasi permasalahan pada UD Guyub Santoso dan KoperasI Margo Maju Permasalahan Teknis SOP Produk Ekspor Belum ada UD GUYUB SANTOSO KOPERASI MARGO MAJU

Mengukur Kadar air pada biji Tester mousture kakao Sortasi biji Alat Pengering Hasil produksi Bahan Baku Alat Pembuatan bubuk kakao Non Teknis Manajemen SDM alat Ubin, alat pengering Asalan (ose) belum fermentasi

Belum ada Ubin Asalan(ose) belum Fermentasi

Belum adanya alternative idem sumber Ada tetapi tidak operasional Tidak ada Belum tersentuh ilmu idem manajemen masih alamiah Belum ada ilmu manajemen idem yang dikuasai para pemilik maupun pegawai Pembukuan senderhana idem internal idem

accunting Auditing

Perpajakan HKI Pemasaran

Sudah menjalankan Belum Hanya sampai pedagang besar

idem Belum Pada UD GS

4. PERMASALAHAN UKM Setelah membuat analisis situasi pada UKM I dan UKM II akan diketahui kendala-kendala yang dihadapi oleh UKM, hal itu bisa dilihat pada table 2 dibawah ini, dimana permasalahan tersebut dengan membuat skala perioritas dan terdistribusi bertahap pada mulai tahun I , II dan III dalam penyelesaiannya. Tabel 2 : Tahapan Permasalahan pada UD Guyub Santoso dan Koperasi Margo Maju Tahun (1) 2014 UD GUYUB SANTOSO (2) Meningkatkan ketrampilan dalam pengukuran kwalitas kadar air pada biji kakao Meningkatkan ketrampilan pengetahuan tentang kandungan jamur pada biji kakao Meningkatkan ketrampilan dlm Sortasi biji kakao Meningkatkan mutu produk dg ketrampilan dan pengetahuan tentang Fermentasi biji kakao. Meningkatkan Produk dari asalan ke bubuk kakao Meningkatkan kwalitas mutu dg jaminan mutu produk yang diakui oleh DISPERINDAG Menambah pengetahuan Sistem manajemen secara umum Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang Sistem akuntansi keuangan pada UD GUYUB SANTOSO 2015 Meningkatkan Packeging ketrampilan KOPERASI MARGO MAJU (3) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang Pengukuran kwalitas kadar air pada biji kakao Meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan kandungan jamur pada biji kakao Meningkatkan ketrampilan dlmSortasi biji kakao Meningkatkan mutu produk dg ketrampilan dan pengetahuan tentang Fermentasi biji kakao. -

Meningkatkan kwalitas mutu dg Jaminan mutu produk yang diakui oleh DISPERINDAG Menambah pengetahuan Sistem manajemen secara umum Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang Akuntansi Keuangan pada koperasi MAGO MAJU dalam Meningkatkan ketrampilan dalam Packeging kemampuanndan Akuntansi dan

Meningkatkan kemampuan dan Meningkatkan ketrampilan Akuntansi dan pembukuan ketrampilan

dengan mengunakan IT Meningkatkan pengetahuan ketrampilan Manajemen inventory

pembukuan dengan mengunakan IT dan Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Manajemen Inventory pengetahuan dan

Menambah pengetahuan dan ketrampilan Menambah cara Auditing Menambah pengetahuan tentang Perpajakan Meningkatkan pengetahuan tentang pembuatan Laporan Keuangan Menambah pengetahuan cara Perdagangan Luar Negeri Membuat link dengan dunia usaha luar negeri dengan menggunakan WEBSITE Menambah pengetahuan dan ketrampilan Cara menghitung Kelayakan usaha IRR, NPV B/C, dll Menambah pengetahuan administrasi perdagangan luar negeri Menambah pengetahuan manajemen transportasi ekspor impor Mencari Pembeli LN dengan menunjukan kwalitas dan unggulan dari barang pada pembeli. Dan bermain peran sebagai eksportir pada perusahan ekspor impor (magang) Mempersiapan UD GS sebagai Eksportir

ketrampilan cara Auditing Menambah pengetahuan tentang Perpajakan Meningkatkan pengetahuan tentang pembuatan Laporan Keuangan Menambah pengetahuan dan ketrampilan Cara menghitung Kelayakan usaha IRR, NPV B/C dll Menambah pengetahuan administrasi perdagangan luar negeri

2016

Melakukan ekpor kakao yang telah di fermentasi 5. SOLUSI YANG DI TAWARKAN Tujuan dari program IbPE adalah untuk memacu pertumbuhan ekspor produk Indonesia melalui pertumbuhan pasar yang kompetitif, meningkatkan pengembangan UKM dalam merebut peluang ekspor melalui peningkatan kualitas produk dan pemasaran, mempercepat difusi teknologi dan manajemen masyarakat perguruan tinggi ke masyarakat industry, dan mengembangkan proses link dan match antara PT, Industri, Pemda, dan masyarakat luas. Untuk
mendukung tujuan tersebut maka sasaran yang harus dicapai pada kegiatan Program IbPE selama 3 tahun adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pelatihan dan pendampingan kegiatan berbagai jenis dimulai dari produksi, pengemasan, hingga pemasaran ke luar negeri. Cara yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah dengan pendampingan usaha kecil

menengah/secara informal sebagai berikut: - Membuat SOP Produk eksport - Meningkatkan kwalitas produk dengan Cara pengukuran kadar air pada biji kakao - Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang presentase jamur pada biji kakao yang layak eksport - Meningkatkan pengetahuan tentang sortasi biji kakao sesuai spesifikasi ekspor - Pengetahuan dan ketrampilan tentang Fermentasi biji kakao sesuai spesifikasi ekspor - Ketrampilan tentang pembuatan kakao bubuk - Pengetahuan tentang jaminan mutu produk - Meningkatkan pengetahuan tentang Sistem Manajemen Secara Umum - Memberikan ketrampilan sistim informasi akuntasi dengan mengunakan IT - Ketrampilan tentang Packaging sesuai standart eksport - Manajemen Inventory - Sistem auditing - Perpajakan - Cara perdagangan luar negeri - Analisis usaha - Membuat link dg luar negeri - Melakukan ekspor kakao
2. Melakukan persiapan pada karyawan dalam menghadapi DAMPAK dari perkembangan pemasaran sebagai eksportir kakao dengan pendekatan aspek budaya kerja dengan sosialisasi , Focus Group Discussion. Dampak positif nya adalah meningkatkan kinerja yang professional, disiplin kerja, akan difokuskan pada pemberdayaan karyawan, sedangkan persiapan masyarakat dalam hal ini adalah petani kakao harus mampu untuk melakukan perbaikan-perbaikan budi daya kakao sehingga hasilnya adalah optimal mengatasi dampak negatif adalah dengan melakukan kegiatan pelestarian lingkungan dan penguatan aspek mental spiritual

masyakarat untuk didorong keterlibatan petani kakao dari aspek sosial ekonomi. Adapun sejumlah kegiatan yang akan didorong atau diberdayakan: - Mendidik dan melatih Perbaikan tanaman dengan pemeliharaan kebun - Mendidik dan melatih Pembrantasan hama dan penyakit - Melatih Perbaikan mutu produk pasca panen - Melatih Teknik pemupukan yang benar dan mengunakan pupuk organik 6. TARGET LUARAN TAHUNAN Target luaran yang dihasilkan dari setiap kegiatan selama tiga tahun secara detail diuraikan sebagai berikut : Tabel 3. Target Luaran Program Aksi Tahun I (pertama)

No.
1.

Program Aksi
Membuat SOP Produk eksport untuk komoditi Kakao

Target Luaran dan Indikator Keberhasilan


a. Pelatihan dan mendampingi pembuatan SOP Indikator : Mempunyai Standart Operasi Prosedur komoditi kakao standart ekspor Petani kakao rakyat mengadopsi SOP Budi daya kakao Karyawan dan pemilik UD GS dan Karyawan Koperasi memahami dan mengadopsi pentingnya SOP bagi produk ekspor SOP yang sudah jadi disosialisasi bagi seluruh karyawan agar terserap dan terbiasa dengan SOP tersebut b. Pelatihan kesadaran masyarakat dan karyawan untuk aksi pembuatan SOP Agribisnia kakao

No.

Program Aksi

Target Luaran dan Indikator Keberhasilan


Indikator : Bertambahnya aksi pengetahuan tentang agribisnis kakao dengan standar Eksport dengan mengunakan SOP Petani bisa ,menerapkan teknologi secara tepat, dan sesuai ketentuan standart dalam pengelolaan tanaman kakao

Pengukuran Kadar air pada biji Pelatihan dan pendampingan dalam kakao mengukur kadar air yang benar dengan mengunakan alat moisture tester Indikator : -Karyawan dan petani UD GS dan Koperasi Margo Maju mampu mengunakan alat pengukur kadar air biji kakao. - Terampil mengunakan alat secara benar. -Mampu mendeteksi kadar air pada biji kakao secara tepat sesuai standart yang ditentukan untuk eksport

Menganalisa kesehatan benih dengan metode delution plate metod

Pelatihan dan pendampingan menganalisa jenis dan jumlah organisme pengangu yang terikut pada biji kakao Indikator : Petani dan karyawan UD GS dan Koperasi Margo Maju mampu menguji kesehatan biji kakao

Sortasi biji kakao

Pelatihan pemilihan Biji Kakao sesuai

No.

Program Aksi

Target Luaran dan Indikator Keberhasilan


dengan standart eksport. Indikator : - Petani dan karyawan UD GS dan Koperasi Margo maju mampu melakukan sortasi biji sesuai dengan standart eksport

Fermentasi biji kakao

Pelatihan Fermentasi Biji kakao sesuai standart ekspor biji kakao. Indikator : Petani dan karyawan UD GS maupun Koperasi Margo maju mampu melakukan kegiatan pasca panen kakao yaitu fermentasi.

Pembuatan Bubuk Kakao

Pelatihan ekspor . Indikator :

dan

pendampingan

pembuatan bubuk kakao sesuai standart

Petani dan karyawan UD GS maupun Koperasi Margo maju mampu dan mau melakukan pembuatan bubuk kakao sesuai dengan permintaan pasar luar negeri.

Tabel 4. Target Luaran Program Aksi Tahun II (Kedua)

No.
1

Program Aksi
Jaminan mutu Produk

Target Luaran dan Indikator Keberhasilan


Pelatihan tentang jaminan mutu produk Indikator : Petani dan karyawan UD GS maupun Koperasi Margo maju tahu dan paham tentang jaminan mutu Produk kakao

sesuai dengan permintaan pasar luar negeri. 2 Manajemen Umum Pelatihan tentang Manajemen secara Umum Indikator : Petani dan karyawan UD GS maupun Koperasi Margo maju mengetahui dan paham 3 tentang Pengetahuan ilmu manajemen umum. Sistem Informasi Akutansi (SIA) Pelatihan dan pendampingan tentang Sistem Informasi akutansi. Indikator : Petani dan karyawan UD GS maupun Koperasi Margo maju mengetahui dan paham tentang sistem Informasi Akutansi. 4 Packaging Pelatihan tentang Proses pengepakan sesuai dengan ketentua eksport Indikator : Petani dan karyawan UD GS maupun koperasi mampu 5 Margo maju paham dan pada melakukan packaging

hasil produksi yang akan di eksport. Manajemen penyediaan (inventory management) Pelatihan penyediaan. Indikator : karyawan UD GS maupun koperasi Margo maju paham dan mampu melakukan kegiatan Manajemen penyediaan 6 dan tidak akan terjadi kekurangan bahan baku. Auditting Pelatihan tentang sistem auditting pada sistem keuangan. Indikator : tentang manajemen

Pimilik UD GS dan ketua koperasi margo maju mampu mengauditt internal perusahaannnya 7 Perpajakan Pelatihan tentang wajib pajak yang harus disetor pada negara Indikator : Pegawai Koperasi margo maju dan staf UD GS mampu melaporkan keuangan terkait dengan pajak yang harus dibayar pada negara. 8 Perdagangan Luar Negeri Pelatihan tata cara ekspor komoditi kakao. Indikator: Pegawai UD GS mampu dan mengerti untuk ekspor langsung melakukan secara perdagangan langsung dan luar tak negeri baik secara administrasi maupun

Tabel 5. Target Luaran Program Aksi Tahun III (Ketiga)

No.
1

Program Aksi
Analisis Usaha

Target Luaran dan Indikator Keberhasilan


Pelatihan menganalisis B/C Ratio dll Indikator : Pegawai Koperasi UD GS dan Karyawan bisa bagian keuangan dan usaha pendampingan pada komoditi

kakao dengan mengunakan IRR, NPV,

membuat analisis usahanya apakah untung atau rugi 2 Membuat Link dengan luar negeri Pelatihan dan pendampingan membuat weeb set, perdagangan on line dengan

luar negeri Indikator : Pegawai UD GS mampu menjalin hubungan dengan luar negeri dalam rangka perdagangan luar negeri untuk komoditi kakao.

No.
3

Program Aksi
Pemeliharaan tanaman

Target Luaran dan Indikator Keberhasilan


Pelatihan dan pendampingan dalam mengatasi penyakit tanaman , menjaga pohon kakao selalu sehat dan berproduksi masimal. Indikator : Petani dan karyawan UD GS mampu menjaga Produksi kesehatan yang tanaman dari sesuai penyakit tanaman. didapatkan dengan ketentuan

Ekspor Kakao

Magang kakao

pada agar

perusahaan bisa secara

eksportir langsung

melakukan ekspor Indikator : UD Guyub Santoso dapat melakukan ekspor kakao untuk yang perdana.

7. Kelayakan Perguruan Tinggi Aktivitas pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh LPPM UPN Veteran Jawa Timur tahun 2012 dengan dana sebesar Rp 3.957.500 000,( Tiga milyar sembilan ratus lima puluh tuju ribu lima ratus ribu rupiah). Dana tersebut terbagi ke dalam bebera skim baik yang berasal dari DP2M Dikti ( IbM, ibikk dan Ibkk serta KKN-PPM) dan dari Kementerian Pengentasan Daerah

Tertinggal ( KPDT) yaitu program penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) pada daerah tertinggal dan KKN Tematik. Juga ada dana yang berasal dari dana internal UPN VETERAN jawa Timur yaitu Secara Mandiri. Disamping

kegiatan pengabdian tersebut diatas, ada aktivitas pengabdian kepada masyarakat yang pasti dan rutin dilakukan oleh seluruh dosen bersama mahasiswa yakni dalam bentuk kuliah kerja nyata (KKN), karena program KKN merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh. Beberapa program

pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen bersama mahasiswa sangat didukung oleh pemerintah kabupaten dengan memberikan dukungan dana program dan mefasilitasi kegiatan di desa lokasi KKN Tabel 6: Sumber Dana dan Skim Pengabdian NO 1 2 3 4 3 Sumber Dana DP2M DP2M DP2M DP2M KPDT IbM Ibkk Ibikk KKN-PPM Penerapan TTG Daerah Tertinggal 4 5 P4M UPN LPPM TOTAL Mandiri Mandiri 20 120 168 SKIM Jumlah 13 4 3 4 12

Tabel 7 : Teknologi Tepat Guna dan Sumber Dana No 1. 2. 3. 4. Sumber Dana KPDT KPDT KPDT KPDT Teknologi Tepat Guna dan Tempat Biogas Tresser : SIGI dan Gorontalo Utara : Pesisir selatan Sumatra

Mesin pengolahan Ikan : Bangkalan Olahan Kelapa menjadi Minyak : Bualemo dan gorontalo

5.

KPDT

Olahan Jagung : Ogan hilir, Palembang

6. 7.

KPDT KPDT

Pengolahan Kopi : Fak-fak Mesin Pelet : Kalimantan

Struktur Organisasi Pelaksana Program IbPE 1) Ketua Pelaksana 2) Anggota 1 3) Anggota 2 4) Anggota 3 : Ir. Pawana Nur Indah, MSi : Prof.Dr.Ir. Syarif Imam Hidayat,MM : Ir. Mulyadi,MS : Dr.Ir. Nora Augustien,MP

Deskripsi tugas anggota organisasi Program IbPE 1) Ketua Pelaksana : Ir. Pawana Nur Indah,MSi Jabatan : Ketua Pelaksana Tugas : Melakukan koordinasi dengan Pemrov jawa timur bidang Perdagangan dan Pengembangan Usaha Kecil, dan bidang Pendampingan Masyarakat untuk tahapan persiapan, pelaksanaan, monitoring, dan pelaporan Melakukan koordinasi tahapan pekerjaan survey, Focus Group Discussion, penyusunan materi pelatihan dan produksi, monitoring, evaluasi dan pelaporan Melaksanakan koordinasi pelatihan dan pembinaan masyarakat UKM dan pendampingan koperasi Melakukan komunikasi kemajuan pekerjaan dengan DP2M Dikti Melakukan presentasi yang diselenggarakan oleh DP2M Dikti untuk laporan monitoring dan laporan akhir. 2) Anggota 1 : Prof Dr Ir Syarif Imam Hidayat,MM Jabatan : Anggota 1 Tugas : Melakukan koordinasi dengan tim Program IbPE untuk tahapan persiapan, pelaksanaan, monitoring, dan pelaporan di bidang pengembangan dan Pelatihan SDM Melakukan pekerjaan tahapan survey, Focus Group Discussion, penyusunan materi pelatihan dan produksi, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang Pengembangan dan Pelatihan SDM. 3) Anggota 2 : Ir. Mulyadi,MS Jabatan : Anggota 2

Tugas : Melakukan koordinasi dengan tim Program IbPE untuk tahapan persiapan, pelaksanaan, monitoring, dan pelaporan pada bidang Pengembangan Produk Komoditi Kakao Melakukan tahapan survey, Focus Group Discussion, penyusunan materi pelatihan dan produksi, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang Pengembangan pemasaran Melaksanaan pelatihan dan pembinaan SDM untuk program Pengembangan Produk produk kakao Melakukan Analisis dan penyusunan rencana Ekspor Kakao 4) Anggota 3 : Dr.Ir. Nora Augustien,MP Jabatan :. Anggota 3 Melakukan koordinasi dengan tim Program IbPE untuk tahapan persiapan, pelaksanaan, monitoring, dan pelaporan bidang Community Development Melaksanakan tahapan pekerjaan: survey, Focus Group Discussion, penyusunan materi pelatihan dan produksi, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang Bidang Community Development Melaksanaan program Bidang Community Development untuk Perencanaan Master Plan Eksport dan Impor komodity kakao Fasilitas Pendukung yang tersedia di Perguruan Tinggi Fasilitas Pendukung yang tersedia guna mendukung kegiatan ini adalah sebagai berikut : Technopark adalah gedung yang mempunyai fasilitas dan berguna untuk Uji alat dan Laboratorium TTG , maupun Show Room TTG. Laboratorium Teknologi Benih. Laboratorium Kesehatan tanaman Laboratorium kewirausahaan Laboratorium analisa data

Rencana Kegiatan Rencana pelaksanaan kegiatan Program IbPE di kecamatan Kademangan dan Nglegok Kabupaten Blitar dijadwalkan selama 3 (tiga) tahun dengan tahapan pelaksanan sbb.: 1) Tahun I (persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi) Tabel 8. Jadwal Kegiatan Program IbPE tahun I (pertama) di Kecamatan Kademangan dan Glegok
Bulan 1 2 3 4 5 6 Persiapan Koperasi Margo Maju dan UD Guyub Santoso untuk bisa melakukan Eksport No. Aktivitas 1. 7 8 9 10

Pelatihan dan Membuat SOP Produk eksport untuk komoditi Kakao


- Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan

2.

Pengukuran Kadar air pada biji kakao


- Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan

3.

Menganalisa kesehatan benih dengan metode delution plate metod


- Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan Sortasi Biji dengan spesifikasi Eksport - Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan Fermentasi Biji Kakao - Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan Pembuatan Bubuk Kakao - Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan

4.

5.

6.

2) Tahun II (persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi) Tabel 9. Jadwal Kegiatan Program IbPE tahun II (kedua) di Kecamatan Kademangan dan Glegok
Bulan 1 2 3 4 5 6 Persiapan Koperasi Margo Maju dan UD Guyub Santoso untuk bisa melakukan Eksport No. Aktivitas 1. 7 8 9 10

Pelatihan Penjaminan Mutu Produk


- Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan

2.

Pelatihan Manajemen Umum


- Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan

3.

Pelatihan Sistem Informasi Akuntansi


- Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan Pelatihan Kackaging - Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan Pelatihan Manajemen inventory - Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan Ppelatihan Auditting - Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan Pelatihan Perpajakan - Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan Perdagangan Luar Negeri - Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan

4.

5.

6.

7.

8.

3) Tahun III (persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi) Tabel 10. Jadwal Kegiatan Program IbPE tahun II (kedua) di Kecamatan Kademangan dan Glegok
Bulan 1 2 3 4 5 6 Persiapan Koperasi Margo Maju dan UD Guyub Santoso untuk bisa melakukan Eksport No. Aktivitas 1. 7 8 9 10

Pelatihan Analisis Usaha


- Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan

2.

Pelatihan Membuat Link dengan Luar Negeri


- Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan

3.

Pelatihan Pemeliharaan tanaman


- Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan Pelaksanaan Eksport Kakao - Persiapan - Pelaksanaan - Pemantauan - Evaluasi dan pelaporan

4.

Ditinjau dari Jenis Pembiayaan


Tahun I Jenis Pembiayaan Bahan habis Pakai Perjalanan Biaya Perlengkapan pelatihan manajemen Eksport produksi Biaya Evaluasi Kegiatan Biaya seminar Kit Biaya pemantauan Biaya Evaluasi Kegiatan Pembuatan Laporan Honorarium Total II Bahan habis Pakai Perjalanan Biaya Perlengkapan dan teknologi tepat guna untuk eksport kakao Biaya Perlengkapan pelatihan dan penggandaan materi pelatihan sistem keuangan Biaya Pemantauan Biaya Evaluasi Kegiatan Pembuatan Laporan Honorarium Total III Bahan habis Pakai Perjalanan Biaya Perlengkapan dan teknologi tepat guna untuk komoditi kakao Biaya Perlengkapan pelatihan dan penggandaan materi pelatihan tentang ekspor Biaya pembuatan website untuk promosi Biaya Evaluasi Kegiatan Pembuatan Laporan Honorarium Total Total Tahun I,II dan III Dikti 2.500.000 16.700.000 33.000.000 Sumber Dana (Rp) UKM 5 000 000 10 000 000 Total 7.500.000 16 700 000 43 000 000

5 000 000 1 000 000 10 000 000 1.000.000 1.800.000 30.000.000 100.000.000 1.250.000 13.375.000 28.750.000

5 000 000 1 500 000 3 500 000 25.000.000 3.750.000 10 000 000

10 000 000 1 000 000 11 500 000 4.500.000 1.800 000 30.000.000 125 000 000 5.000.000 13 375 000 38 750 000

15.000.000

11 250 000

26 250 000

4.500.000 1.250.000 875.000 10.000.000 100.000.000 10.000.000 15.000.000

25 000 000 1.000.000 5 000 000 6 500 .000

4 500 000 1 250 000 875 000 10.000.000 125 000 000 1.000.000 15 000 000 21 500 000

20.000.000

10 500 000

30 500 000

20.000.000 10.000.000 5.000.000 20.000.000 100 000 000 300.000.000

2 000 000 25 000 000 75.000.000

22 000 000 10 000 000 5 000 000 20 000 000 125 000 000 375.000.000

Detail Pembiayaan Tahun I


Jenis Pembiayaan Harga Satuan (Rp) Volume 20 10 10 100 130 20 10 15 Satuan Rim Rim Rim Paket keping Unit Unit Unit Total (Rp) 200.000 250.000 200.000 1.300.000 150.000 200.000 100.000 200.000 2 500 000 6.000.000 9 000 000 1 100 000 600 000 16 700 000 33 000 000 1 000 000 50 700 000 5.000.000 10 000 000 1 800 000 16 800.000 6 000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 2 000.000 30 000 000 100 000 000

A.Barang Habis Pakai Kertas A4 putih 30.000 Kertas F4 putih 35.000 Kertas F4 warna-warni 40.000 Seminar kit pelatihan 30 000 Compact Disc (CD) 5000 Ordner 25.000 Clear holder 20.000 File holder 20.000 Total B.Operasional Kegiatan dan Perjalanan Transportasi Narasumber 1 000.000 Sewa Mobil untuk tim selama 1 500 000 kegiatan Transportasi Peserta 100 000 Trasportasi Pamong 100 000 Total Biaya Perlengkapan pelatihan 3 000 000 manajemen Eksport produksi Seminar kit 50 000 Total C.Biaya Lain-lain Biaya Evaluasi Kegiatan 1 000 000 Biaya Pemantauan 2 000 000 Pembuatan Laporan 200 000 Total D.Honorarium Honorarium Ketua Pelaksana 600.000 Anggota 1 400.000 Anggota 2 400.000 Anggota 3 400.000 Kesekretariatan 200.000 Total Total A+B+C+D

6 6 11 6 11 20

orang bulan orang orang orang paket

5 5 9

orang kali Paket

10 10 10 10 10

bulan bulan bulan bulan bulan

Ditinjau dari Aktivitas Kegiatan tahun I


Tahun I Jenis Aktivitas Pelatihan dan Pendampingan Membuat SOP Kakao Pelatihan Pengukuran Kadar Air Menganalisa kesehatan Biji Kakao Pelatihan dan pendampingan Sortasi Biji Kakao Pelatihan dan penampingan Fermentasi Biji Kakao Pembuatan Bubuk Kakao Kegiatan Umum (transportasi tim pemantau, pembuatan draft , akomodasi, konsumsi kegiatan umum, pembelian ATK) Honorarium Total Dikti 17.500.000 Sumber Dana (Rp) UKM 3 000 000 Total 20 500.000

13.000.000 10 000.000 10.000.000

5.000.000 2.500.000 -

18 000.000 12.500.000 10.000.000

5 000 000

5 000 000

10 000 000

5 000 000 14 500 000

9 500 000

10 000 000 24 000 000

30.000.000 100.000.000

25.000.000

30.000.000 125 000 000

Anda mungkin juga menyukai