Disusun Oleh:
1.2 Tujuan
Proses produksi Tahu Putih Adma dimulai dari bahan baku berupa kedelai
mentah dicuci terlebih dahulu menggunakan air bersih dan direndam selama 1
jam menggunakan air bersih juga. Kedelai kemudian digiling dengan mesin
penggiling sehingga menghasilkan bubur kedelai. Bubur kedelai direbus selama
kurang lebih 3 menit menggunakan uap panas dari mesin boiler. Kemudian
disaring menggunakan kain saring untuk mendapatkan sari kedelai, sedangkan
ampasnya dimasukkan ke karung untuk dijual. Sari kedelai ditambah cuka hingga
terjadi penggumpalan. Gumpalan sari kedelai disaring menggunakan saringan
dari rotan. Gumpalan diletakkan di wadah berbentuk balok dan kemudian
dihilangkan airnya menggunakan kain saring, lalu dipress dan dicetak. Tahu
berbentuk balok dipotong-potong dengan bentuk kotak-kotak kecil. Tahu di
rendam menggunakan air bersih agar mengeras, lalu siap untuk dipasarkan.
BAB IV
KONTAMINAN
1. Bahan Baku
Sanitasi proses produksi berawal dari penerimaan bahan baku. Resiko
kontaminasi bahan baku dapat terjadi apabila supplier menggunakan wadah
bahan baku yang tidak memenuhi standar sehingga dapat mempengaruhi
kualitas bahan baku saat sampai di pabrik. Selain itu, bahan baku dapat
terkontaminasi apabila cara penyimpanan yang dilakukan tidak tepat dan tidak
saniter.
Bahan baku yang digunakan oleh UKM Tahu Adma berupa kedelai AS
dikirim ke pabrik oleh supplier dalam bentuk kemasan sack (karung). Pengiriman
bahan baku tidak dilakukan setiap hari, namun hanya dilaukan sekali dalam
seminggu. Bahan baku yang dikirim dalam sekali kirim sebesar 8 ton, sedangkan
kebutuhan untuk proses produksi per hari hanya sebesar 1 ton. Oleh karena itu
terdapat penyimpanan bahan baku di gudang kedelai sebagai persediaan selama
seminggu. Gudang kedelai terletak di sebelah kanan dekat pintu pabrik. Gudang
penyimpanan kedelai tidak dilengkapi dengan pintu serta tidak dilengkapi pest
rodent control seperti pengerat tikus dan lampu serangga, sehingga bahan baku
beresiko terkontaminasi oleh mikroorganisme yang terbawa oleh udara kotor,
debu, dan juga terkontaminasi kotoran tikus. Bahan baku yang terkontaminasi
dapat menyebabkan kemanan produk menjadi tidak terjamin.
Kedelai yang akan produksi ditimbang terlebih dahulu, kemudian dicuci
dan direndam menggunakan air bersih terlebih dahulu untuk menghilangkan
kotoran. Kedelai direndam di dalam keranjang (basket) berwarna biru. Kedelai
yang direndam diletakkan secara tidak teratur serta peletakannya dekat dengan
toilet sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi
4. Air
Air merupakan bahan penolong dalam proses produksi serta untuk
kegiatan sanitasi. Penggunaan air yang tidak bersih dan tidak sesuai dengan
standar air untuk pengolahan dapat memunginkan terjadinya kontaminasi yang
berasal dari E.coli, Coliform, Enterococci dan Clostridium perifringens. Kontaminasi
dapat disebabkan karena air yang digunakan mengandung cemaran fisika, kima
dan juga mikrobiologi. Air yang digunakan oleh UKM Tahu Adma berasal dari
sumur bor, yang disimpan di tandon dan langsung dialirkan melalui pipa ke
ruang proses produksi. Air yang digunakan oleh UKM ini telah teruji dan
kualitasnya hampir setara dengan Aqua, sehingga air yang digunakan terjamin
potable serta saniter.
5. Peralatan
Resiko kontaminasi juga dapat disebabkan oleh penggunaan peralatan
yang tidak saniter karena tidak dibersihkan secara benar sehingga dapat menjadi
tempat tumbuhnya mikroorganisme. Di UKM Tahu Adma, peralatan dibersihkan
setelah selesai proses produsi. Peralatan basket (keranjang) dibersihkan
menggunakan air bertekanan tinggi, sedangkan drum, saringan kayu, kayu
pencetak tahu dan kain saring dibersihkan dengan menggunakan air bersih dan
dibantu dengan sikat. Namun, proses pembersihan tidak disertai dengan
penggunaan sabun ataupun desinfektan, sehingga dapat beresiko adanya bakteri
yang masih menempel di peralatan.
6. Pekerja
Pekerja tidak menggunakan seragam khusus, seperti sarung tangan,
masker, dan afron. Saat melakukan kegiatan produksi, terdapat pekerja yang
tidak menggunakan pakaian, sehingga keringat dari pekerja beresiko
mengontaminasi produk. Selain itu, di dalam pabrik tidak disediakan tempat
khusus merokok, sehingga merokok bebas di dalam pabrik. Hal ini dapat
memungkinkan kontaminasi kotoran berupa abu rokok.
BAB V
IMPLEMENTASI PERATURAN YANG ADA
6.1 Air
Berdasarkan hasil observasi, air yang digunakan dalam proses produksi dapat
berperan sebagai bahan pembantu dalam proses produksi serta sebagai sanitizer. Seluruh
aktivitas produksi di UKM Adma memanfaatkan air yang berasal dari sumur bor, yang
disimpan di tandon dan langsung dialirkan melalui pipa ke ruang proses produksi. Air yang
digunakan telah teruji dan kualitasnya hampir setara dengan merek AQUA, sehingga air yang
digunakan terjamin potable serta saniter.
Air yang digunakan untuk mengalah makanan sebaiknya memenuhi persyaratan air
minum. Menurut Alamsyah (2006), standar baku kualitas air minum merupakan parameter
yang digunakan untuk menentukan kualitas air minum. Dengan standar tersebut, dapat
diketahui kualitas air minum layak atau tidak untuk diminum. Standar baku kualitas air
minum harus memenuhi kualitas secara fisik, kimia dan biologi. Adapun standar mutu air
minum berdasarkan SNI 3553 2015 :
No Parameter Air Mineral
1 Bau Tidak Berbau
2 Rasa Tidak Berasa
3 Warna Maks. 5 Unit Pt-Co
4 Kekeruhan Maks. 1,5 NTU
5 pH 6.0-8.5
Sumber : Badan Standardisasi Nasional 2015
Menurut Bobihu (2012), air panas dapat menyebabkan denaturasi protein dalam sel
mikroorganisme yang menyebabkan kematiannya. Selain itu, juga penggunaan air panas ini
dapat melarutkan lemak atau minyak yang berlebihan yang menempel pada peralatan
makan. Air biasa dialirkan menggunakan selang, sedangkan air panas direbus terlebih dahulu
di mesin "boiler".
8.1 Kesimpulan
Sanitasi merupakan suatu usaha pengendalian yang terencana terhadap lingkungan
produksi, bahan baku, peralatan dan pekerja untu mencegah pencemaran dan kerusakan
pada hasil olah, terjaminnya nilai estetika konsumen, serta mengusahakan lingkungan kerja
yang bersih, sehat, aman, dan nyaman. UKM Adma merupakan salah satu pengusaha tahu
dengan produknya tahu putih dan produk terbarunya tahu salju. Study lapang yang kami
lakukan dapat disimpulan hasil mengenai sanitasi pada UKM tersebut;
1) Kurangnya kehygienisan pada produksi tahu adma, karena, Para pekerja tidak
menggunakan seragam khusus, sarung tangan masker, dan baju tidak sesuai standar
pada saat proses produksi maupun pada saat pengemasan
2) Tidak ada pengendalian hama (pest rodent control) seperti pengerat tikus
3) Tidak adanya tempat sampah khusus untuk menanmpung sementara sampah yang
dihasilkan produksi
4) Aliran pembuangan limbah air tahunya yg kurang tertutup sehingga lanta produksi
banyak buih” maupun cairan sisa proses produksi tahu
5) Jendela yang tidak meiliki penutup maupun filter yang bisa menyebabkan tidak
terkontrolnya udara yang masuk, sehingga ada kemungkinan udara membawa
kontaminan
6) Bebasnya orang merokok disekitar tempat produksi tanpa disediakannya tempat
khusus
7) Digunakannya sumber air sudah terjamin dan sudah dites mutu dari air tersebut
8) Dilakukan pembersihan lingkungan dan peralatan tiap selesai produksi
8.2 Saran
Tata letak maupun sarana yang digunakan di beberapa UKM masih terbatas seperti di
Ukm Adma. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya
dengan tidak membuang limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang limbah ke sungai
dan disembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan –
peraturan yang diterapkan di lingkungan masing – masing secara konsekuen. Selain itu perlu
adanya SOP mengenai proses standar minimal yang harus dijalanka serta sanitasi dan
keamanan terhadap karyawannya juga perlu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, S. 2006. Merakit Sendiri Alat Penjernihan Air untuk Rumah Tangga. Kawan
Pustaka. Jakarta
Bobihu, F. 2012. Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan
Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012.
Public Health Journal
Fajriansyah. 2017. Kondisi Industri Tahu Berdasarkan Hygiene Dan Sanitasi Di Kota
Banda Aceh. Jurnal Action: Aceh Nutrition Journal 2(2): 149-154
Gobel, Risco, B dkk. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas Hasanuddin,
Makassar
Soraya, N. 2014. Infused Water: Minuman Alami Bervitamin & Super Sehat. Kendari :
Penebar Plus
Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.