Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN

PRAKTEK LAPANGAN KUNJUNGAN YOGYAKARTA

PABRIK GULA MADUKISMO

Dosen Pengampu :

Asep Tata Gunawan, SKM., M.Kes.


Mela Firdaust, S.ST., M.KL.
Tri Marthy Mulyasari, S.ST., M.KL.

Disusun Oleh :

KELAS 2A
KELOMPOK 6
1. ZULIETA DWI PERMATASARI (P1337433118026)
2. BITANYA DYAH PERMATA (P1337433118027)
3. AULIA DWI YUSNAINI (P1337433118028)
4. ANDINI HETTY NURAULIA (P1337433118029)
5. FARAHDILA ALIFIANI (P1337433118030)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak pernah berhenti memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Penyehatan Makanan
Dan Minuman “Praktek Lapangan Kunjungan Pabrik Gula Madukismo”. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan umatnya
yang masih istiqomah di jalan beliau.

Dalam penyusunan makalah penyediaan air ini, tidak lepas bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bp. Asep Tata Gunawan, SKM., M.Kes., Ibu Mela Firdaust, S.ST., M.KL.,dan Ibu Tri
Marthy Mulayasari, S.ST.,M.Kes selaku pengampu mata kuliah Penyehatan
Makanan Dan Minuman Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
Semarang.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa “tak ada jalan yang tak berkelok, tak ada gading yang tak retak”,
begitu pula dengan makalah penyediaan air ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi karya yang
lebih baik. Akhir kata dengan segala kerendahan hati semoga laporan miniriset ini bermanfaat
untuk semua pihak yang membutuhkan.

Purwokerto, 29 Oktober 2019

Kelompok 6 (2A)

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Laporan kunjungan Industri di Yogyakarta yaitu tepatnya di PT. Madubaru ini
kami buat untuk kelancaran dalam proses pembelajaran dan sebagai bahan penilaian
tugas. Laporan industry ini dibuat berdasarkan pengamatan kunjungan kami ke
PT.Madubaru. serta pengarahan dari salah satu karyawan PT.Madubaru tersebut.
Dalam kunjungan ini kelompok kami dapat mengamati cara memproduksi, waktu
memproduksi ,serta melihat alat alat dan mesin yang digunakan .
Dengan adanya laporan ini diharapkan agar mahasiswa memiliki pandangan untuk
terjun dimasyarakat didunia Industry.
B. TUJUAN
1. Membekali para mahasiswa akan gambaran langsung proses produksi gula
2. Mahasiswa dapat melihat secara langsung pembuatan gula dengan
mempertimbangkan 6 prinsip sanitasi
3. Memberikan pengalaman serta wawasan baru bagi mahasiswa terutama di dunia
perindustrian
C. MANFAAT
Meningkatkan wawasan kepada mahasiswa tentang kunjungan PT.Madubaru serta
memiliki gambaran tentang pengolahan gula yang ada di pabrik tersebut. Mahasiswa
mampu membandingkan 6 prinsip sanitasi yang baik dengan turun langsung ke
PT.Madubaru.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Lokasi

Sebelum perang dunia II di Yogyakarta terdapat beberapa pabrik gula seperti


di Cebongan, Gesikan, Ganjuran, Wonopati, Pundong, Jambang, dan Demak Ijo.
Tetapi semua ini merupakan pabrik kecil yang akhirnya dibumi hanguskan pada
perang dunia II. Pabrik Gula (PG) Madukismo oleh pemerintah dipertahankan dan
mulai diperbaiki pada tanggal 14 Juni 1955. Pembangunan pabrik ini ditangani oleh
kontraktor Machine Fabrick Sangerhausen dari Jerman Timur. Pembangunan pabrik
tersebut merupakan hasil kerjasama antara P3G (Panitia Pendiri Pabrik Gula) dengan
pemerintah DIY. Kemudian dibentuk BP3 (Badan Pelaksana Perusahaan Perkebunan)
yang akhirnya menjelma menjadi YAKTI (Yayasan Kredit Tani). Hal ini atas prakarsa
Hamengkubuwono IX yang memikirkan agar hasil pendapatan petani daerah
meningkat dan untuk memperluas lapangan kerja. Tanggal 29 Mei 1958 pabrik
tersebut diresmikan oleh Presiden RI Ir. Soekarno. Mulai tahun 1958 pabrik mulai
beroperasi dengan kapasitas 1500 ton tebu per hari. Pada tahun 1958 itu pula YAKTI
akhirnya menjadi sebuah perseroan terbatas dengan nama PT. Madubaru. Adanya
nasionalisasi pada tahun 1962 menyebabkan status berubah menjadi bagian dari
BPUPPN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara). Tahun 1966
statusnya berubah lagi menjadi PT, lepas dari BPUPPN, sampai sekarang dengan
nama PG. Madukismo dan Pabrik Spiritus Madukismo. Saham sebesar 65% dimilik
Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan 35% merupakan milik pemerintah (dikuasakan
pada PT. Rajawali Nusantara Indonesia) (M.K.Iqbal, 2015).
Letak dan Status PG. MadukismoPG Madukismo terletak di Desa Padokan,
Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul yang berjarak 5 km sebelah
barat daya kota Yogyakarta. Komplek PG Madukismo terdiri atas bangunan pabrik,

4
lapangan olahraga, perumahan karyawan yang dibangun pada tahun 1955 di atas tanah
seluas 21,8 ha.
Pemilihan tempat dan lokasi pabrik tersebut mempunyai alasan-alasan sebagai
berikut:
1. Jarak antara Desa Padokan dengan Kota Yogyakarta relatif dekat, sehingga
menguntungkan untuk urusan transportasi.
2. Mudah mendapatkan bahan baku karena dekat dengan lahan yang berpotensi
untuk ditanami tebu.
3. Tidak dekat dengan keramaian kota dan aktivitas kota.
4. Lokasi agak jauh dari perkampungan penduduk, sehingga memungkinkan
untuk tidak mengganggu penduduk selama beroperasi.
5. Memungkinkan untuk usaha perluasan pabrik.
6. Kebutuhan air untuk menghasilkan uap dan kebutuhan lainnya dapat
terpenuhi, karena lokasinya dekat dengan sungai winongo.
7. Banyak tenaga yang terdidik di Daerah Istimewa Yogyakarta.
B. Prinsip Sanitasi yang sudah disesuaikan dengan lokasi pabrik gula madukismo.
1. Sanitasi lingkungan pabrik
Lingkungan pabrik mencakup seluruh wilayah di sekitar ruang
produksi dan mempengaruhi proses produksi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan pabrik meliputi kantor,gudang, tempat ibadah, dan
lain-lain.
Sanitasi lingkungan pabrik gula madukismo dilakukan dengan
menyediakan sarana dan tenaga kebersihan. Tenaga kebersihan mempunyai
tugas untuk membersihkan kantor,gudang,tempat ibadah, dan lain-lain.
2. Sanitasi ruang produksi
Pembersihan pada lantai ruang produksi dilakukan setiap hari oleh
tenaga kerja yang biasa disebut sebagai “Karyawan Rupa-Rupa”. Sanitasi
ruang produksi juga perlu didukung oleh ventilasi diperlukan untuk pertukaran
udara. Ventilasi diperlukan untuk pertukaran udara. Pergantian udara ini secara
langsung membantu sanitasi ruang produksi. Pertukaran udara yang baik
mampu membuang debu dari ruang produksi sehingga mempermudah sanitasi.
Ventilasi yang disediakan Pabrik Gula Madukismo telah cukup baik. Jendela

5
telah tersedia disetiap sisi gedung sehingga panas, debu dari mesin dapat
mengalir keluar.

3. Sanitasi peralatan produksi


Sanitasi peralatan produksi perlu diperhatikan karena akan berpengaruh
langsung pada proses produksi maupun produk yang dihasilkan. Peralatan
produksi dipilih dengan desain yang mudah dirawat dan dibuat dari bahan
tahan karat.
Mesin penggiling didesain agar mudah dibersihkan dari ampas tebu.
Bagian dasar penggilingan dibuat dari plat tembaga dengan atas permukaan
lebih halus serta dapat mecegah kontaminasi bakteri. Pipa untuk mengalirkan
nira dibuat dari bahan tahan karat dan bagian belokan tidak dibuat siku
sehingga tidak ada ampas yang mengendap pada pipa. Pembersihan mesin
penggiling menggunakan system spray.
Sanitasi evaporator dilakukan dengan pencucian evaporator secara
bergilir. Pencucian dilakukan tiap pada shift siang. Pencucian dengan air soda
untuk mengikis kerak gula yang terbentuk pada dinding evaporator. Begitu
juga dengan pan masakan dan putaran proses pembersihan dilakukan
penambahan susu kapur dimana selain berfungsi untuk sanitasi juga berfungsi
sebagai pengatur ph.
4. Sanitasi pekerja
Penggunaan masker, khususnya diberikan kepada pekerja dibagian
penggilingan untuk melindungi dari debu-debu sisa ampas giling tebu. Sarung
tangan dan sepatu karet khususnya diberikan untuk pekerja yang berhubungan
dengan nira dan blotong. Pelarangan merokok telah ditetapkan di lingkungan
Pabrik Gula Madukismo. Adanya pelarangan merokok selain menjaga
lingkungan tetap bersih dari asap rokok juga akan menjaga lingkungan dari
bahaya ledakan yang dapat ditimbulkan karena terdapat banyak bahan-bahan
kimia yang dapat meledak.
5. Sanitasi Limbah
Limbah utama yang dihasilkan pada produksi gula biasanya hanya
berupa blotong sebagai limbah padat dan tetes sebagai limbah cairnya. Blotong
dan tetes masih dimanfaatkan sebagai pupuk dan sebagai bahan baku

6
pembuatan MSG dan alcohol. Limbah cair sudah dikelola dengan bail. Jalur-
jalur limbah sudah dibedakan antara limbah yang berpolutan, limbah yang
terkontaminasi B3 dan air pendingin kondensor.

BAB III
HASIL KUNJUNGAN
A. Data Umum
PT.Madubaru terletak di kabupaten Bantul provinsi Daerah Istimewa
Yogyakakarta .PG-PS Madukismo adalah satu – satunya pabrik gula dan pabrik
alkohol/spirtus di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas
untuk mensukseskan program pengadaan pangan Nasional, khususnya Gula Pasir.
Sebagai Perusahaan padat karya banyak menampung tenaga kerja dari Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.Perusahaan ini dibangun tahun 1955 atas prakarsa
Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang diresmikan oleh presiden RI Pertama Ir.
Soekarno. Pabrik Gula mulai memproduksi tahun 1958 dan Pabrik Spritus mulai
memproduksi tahun 1959.PT.Madubaru dibangun di atas lokasi Bangunan Pabrik
Gila Padokan
(satu diantara dari 17 Pabrik Gula di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibangun
Pemerintah belanda, tetapi di bumi hanguskan pada masa Pemerintah Jepang ),
yang terletak di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul, Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta.Status dari perusahaan
ini adalah Perseroan Terbatas, didirikan tanggal 14 Juni 1955 diberi nama:
“Pabrik-Pabrik Gula Madu Baru PT”( P2G Madu Baru PT ), memiliki dua pabrik :
·           Pabrik Gula ( PG ) Madukismo
·           Pabrik Alkohol/Spirtus ( PS ) Madukismo

Data Umum
1. Nama Industri : PT MADUBARU
7
2. Alamat Industri : Di Desa Padokan, Kelurahan
Tirtonirmala, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
3. No. Telp /Fax / Website : (0274)377916 /

(0274)373071/madubaru@yahoo.com

4. Status Kepemilikan : Swasta


5. Akta Pendirian Usaha :
6. Tanggal Pendirian : 14 Juni 1955
7. Nama Pimpinan Industri : Ir. Rachmad Edi Cahyono,M.Si
8. Jumlah Divisi / Bagian Industri :8
9. Jumlah Karyawan : ±3000 org (L = org ; P = org)
10. Jumlah Pengunjung rata2 / hari :
11. Tanggal Penilaian : 24 Oktober 2019
Data Khusus Produksi Industri
12. Jenis Industri : Industri Pangan
13. Jenis Produk
a) Hasil Produk : Gula Pasir dan Alkohol/Spirtus
b) Produk Utama : Gula Pasir
c) Produk Ikutan / Sampingan : Alkohol/Spirtus
d) Bahan Baku : Tebu dan Tetes
e) Bahan Penolong / Penunjang : Batu Gamping dan Belerang
f) Bahan Buangan : Ketel dan Blothong
14. Waktu Kerja : Pabrik Gula (5-6 bulan/tahun, selama 24
jam/hari). Pabrik Alkohol/Spirtus (9-11 bulan/tahun selama 24 jam/hari).

Visi dan Misi Perusahaan


Visi :
PT Madu Baru menjadi perusahaan agro industri yang unggul di
Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.
Misi :
·  Menghasilkan gula dan etanol yang berkualitas untuk
memenuhi permintaan masyarakat dan industri di Indonesia

8
·  Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju
yang ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif
memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta
mengutamakan kemitraan dengan petani
·  Mengembangkan produk atau bisnis baru yang mendukung
bisnis inti
·  Menempatkan karyawan dan stackholder lainnya sebagai
bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan produksi dan
pencapaian shareholder value.

B. Proses Pengelolaan
1. Proses Pembuatan Gula Tebu
a. Proses Penimbangan
Proses awal di PG Madukismo dimulai dari penerimaan bahan
baku yang biasanya diangkut menggunakan truk dan dipindahkan ke
lori. Tebu yang masuk harus memiliki SPA (Surat Perintah Angkut),
nama pemilik kebun dari tebu yang diangkut, nomor SPA, asal kebun,
berat bruto, nama sinder, dan luas kebun. Tebu yang digunakan dalam
pembuatan gula di PG Madukismo berasal dari Pasuruan, Solo, dan
Yogyakarta.
Tebu yang masuk menggunakan truk akan melewati jembatan
timbangan di pintu masuk untuk mengnghitung berat tebu bersama
truk. Pada saat menimbang diperhatikan kepekaan, ketepatan, posisi
ketepatan jarum, dan kesamaan pencatatan angka agar tidak terjadi
kesalahan pada saat perhitungan berat tebu. Tebu yang masuk
mengunakan truk, selanjutnya akan dipindahkan ke lori
menggunakan Hoist crane. Hoist crane merupakan suatu alat yang
dapat digerakkan melingkar 360°. Truk yang telah kosong akan keluar
dari stasiun ini dan akan ditimbang kembali berat kosongnya pada
jembatan penimbangan di pintu keluar.
Lori di PG. Madukismo yang mengangkut tebu ditarik oleh lokomotif
menuju Emplasment tebu. Dari Emplasment lalu dibawa ke stasiun
Penggilingan. Tebu diangkat dari lori menggunakan crane tebu lalu

9
dipindahkan ke meja tebu. Lori yang kosong ditarik kembali ke
Emplasment depan untuk di isi tebu lagi.
b. Proses Penggilingan
Penggilingan tebu bertujuan untuk memisahkan nira dari serabut
atau ampas pada batang tebu dan menekan kehilangan gula dalam ampas
sekecil mungkin. Proses pemerasan tebu dilakukan menggunakan
rangkaian gilingan. Kriteria tebu yang baik PG Madukismo adalah manis,
bersih, dan segar.Setelah proses penimbangan, tebu dipindahkan ke meja
tebu. Meja tebu yang digunakan di PG Madukismo
menggunakan leveller yang berguna dalam mengatur jumlah tebu yang
akan jatuh di crane carrier I kemudian diteruskan ke unigrator.Untuk
memperbesar bidang permukaan tebu agar semakin efektif mengambil
sarinya, tebu dimasukkan ke unit unigrator yang akan menghancurkan tebu
dan dibuat menjadi serpihan kecil. Tebu yang telah hancur akan diteruskan
ke rol gilingan dan diberikan tekanan yang merata pada rol gilingan.
Dengan demikian akan diperoleh nira secara maksimal.PG Madukismo
memiliki 1 unit unigrator Mark IV yang digerakkan oleh turbin dengan
daya 1085 HP dan mempunyai fungsi untuk memotong-motong dan
menyayat tebu. Unigrator ini sebagai pengganti pisau tebu yang mulai
tahun 1997 sudah tidak dipergunakan lagi.
Alat gilingan terdiri dari 3 bagian yaitu rol atas, rol muka, dan rol
belakang. Rol atas dipasang pada bantalan yang dapat bergerak naik turun,
posisi rol ini terhadap rol muka dan belakang dipasang saling dengan posisi
rapat sehingga ampas yang masuk ke unit gilingan dapat terperah serta
menghasilkan nira sebanyak mungkin. Gilingan yang di PG Madukismo
terdapat 5 unit gilingan yang dirangkai secara seri dan dilengkapi dengan
saringan pasir dan saringan ampas kasar maupun halus. Rol muka
berfungsi sebagai menerima cacahan tebu yang masuk dan menahan
tekanan dari rol atas. Plat ampas dipasang diantara rol muka dan rol
belakang yang berfungsi meneruskan ampas dari bukaan muka ke bukaan
belakang.

10
Unit gilingan di PG Madukismo diberi tekanan hidrolik dengan
tekanan sebesar 200-300 kg/cm3. Penggunaan pompa hidrolik berfungsi
untuk:
a.    lebih mudah mengatur tekanan.
b.    tekanan setiap saat dapat diperiksa.
c.     tekakanan tetap konstan meskipun ampas masuk dalam
gilingan berkurang.
d.    Aman terhadap keretakan bila ampas terlalu tebal.
Adanya tekanan pada rol atas serta adanya alur pada rol bawah,
membuat nira yang diperoleh akan keluar melalui alur-alur tersebut dan
ampas akan keluar dan digunakan sebagai bahan bakar ketel uap.
Menururt Chen & Chou (1993), proses pemerahan nira perlu mendapat
perhatian khusus karena kemungkinan terjadi kontaminan sangat besar.
Walaupun pada proses selanjutnya akan diproses pada suhu tinggi
untuk membunuh mikroorganisme yang ada, namun akan sangat baik
bila nira tidak terkontaminasi sejak awal agar jumlah mikroorganisme
tidak meningkat pada proses selanjutnya. Salah satu penyebab
kontaminasi adalah alat dan mesin yang digunakan.Penggilingan tebu
di PG Madukismo dilakukan dengan 5 tahap proses. Dari nira gilingan
pertama (NPP) dilakukan pengamatan, didapatkan brix sebesar 15.6
dengan Suhu 30.5 & koreksi suhu 0.20 Brix terkoreksi 15.80 dan
drying 56.6. Pada Nira Perahan Lanjut (NPL) atau gilingan kedua
dilakukan pengamatan, didapatkan brix sebesar 12.2, suhu 30.5 &
koreksi suhu 0.20 brix terkoreksi 12.4 dan drying 34.7.
c. Proses Pemurnian
Produksi gula mulai dari proses penggilingan sampai proses
penyelesaian harus benar-benar baik, terutama pada proses pemurnian
nira di stasiun pemurnian. Hal ini disebabkan nira yang keluar dari
stasiun gilingan masih mengandung kotoran. Oleh karena itu, nira
harus dimurnikan dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran yang
terkandung dalam nira (Fahmie, 2002).Penghilangan kotoran dilakukan
dengan pengaturan kondisi proses sebaik mungkin, sehingga jumlah
sukrosa maupun monosakarida yang rusak berkurang. Nira mentah

11
yang berasal dari stasiun penggilingan terdiri dari berbagai macam
komponen. Komponen nira mentah antara lain air, gula (sukrosa),
monosakarida (gula reduksi), asam organik dan protein, bahan lilin,
bahan organik, dan tanah dan pasir. Tujuan dari pemurnian nira adalah
untuk menghilangkan kandungan bukan gula sebanyak mungkin,
dengan kerusakan gula dan gula reduksi sekecil-kecilnya.
d. Proses Evaporasi
Hasil dari proses pemurnian adalah nira encer. Langkah
selanjutnya dalam proses pengolahan gula adalah proses penguapan.
Penguapan dilakukan dalam bejana evaporator. Tujuan dari penguapan
nira encer ini adalah untuk menaikkan konsentrasi dari nira mendekati
konsentrasi jenuhnya (Risvan, 2008). Evaporasi dalam industri
makanan dapat digunakan dengan mengkonsentratkan makanan agar
menjadi lebih kental. Biasanya dilakukan dengan menghilangkan kadar
airnya (Potter, 1995).
 Penguapan adalah proses yang digunakan untuk mengurangi
kadar air yang ada pada nira dengan menggunakan panas, karena nira
dari proses pemurnian merupakan nira yang masih encer dan masih
banyak mengandung air. Tujuan dari penguapan ini adalah untuk
meningkatkan kandungan padatan dari produk pangan, memberikan
kenyamanan bagi konsumen dan pabrik, serta mengubah flavor dan
warna dari suatu produk pangan (Fellows, 1990).
e. Proses Kristalisasi
Proses kristalisasi merupakan salah satu proses yang
penting dalam pembuatan gula di PG Madukismo. Proses kristalisasi
merupakan suatu tahap proses penguapan lebih lanjut yang digunakan
untuk pemasakan ula. Penguapan lebih lanjut ini dilakukan untuk
mengkristalkan nira hasil penguapan menjadi lebih
kental. Kehilangan gula dalam proses ini dapat meminimalkan waktu
proses, sehingga dengan demikian biayanya pun dapat diminimalkan.
Proses pembentukan kristal gula pada dasarnya adalah untuk
penghilangan air dari larutan sukrosa, sehingga larutan menjadi jenuh
dan akhirnya mengkristal. Apabila kristal yang terdapat pada nira

12
kental yang satu dengan yang lain saling tarik – menarik, maka kristal
sukrosa yang terdapat di bagian dalam akan mengalami kesetimbangan
antara molekul sukrosa yang larut dan yang mengkristal. Keadaan ini
yang dinamakan dengan keadaan lewat jenuh.
f. Proses Analisa Mutu
a. Analisa Mutu Proses Penggilingan
            Pada stasiun penggilingan dilakukan uji dalam proses
pengawasan mutu dengan menganalisa sampel hasil gilingan. Analisa
dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif proses produksi. Dalam
setiap analisa dihitung % brix, % pol dan harkat kemurnian (HK).
% brix merupakan jumlah zat kering yang terlarut. Analisa yang
dilakukan antara lain analisa gilingan 1, 2, 3, 4 dan 5, analisa nira
mentah, analisa ampas gilingan 5.
      b.Analisa Mutu Proses Pemurnian dan Evaporasi
Analisa mutu pada proses pemurnian dan evaporasi hampir
sama. Pada analisa sampel dari proses pemurnian dilakukan dengan
menganalisa pH dan analisa dunsap (Nira encer). Analisa pH nira dari
defekator I dilakukan dengan indikator BTB (Brom Thymol Blue) dan
PAN. Apabila nira dan defekator I yang ditetesi berubah menjadi warna
hijau, maka penambahan susu kapur dihentikan karena pH yang
diinginkan sudah tercapai yaitu pH 7-7,2. Analisa pH yang lainnya
yaitu nira dari defekator II yang diberi susu kapur berlebih. Analisa ini
menggunakan indikator PP (Phenol Phtalin), apabila warna nira
berubah menjadi merah maka pH yang diinginkan sudah tercapai yaitu
pH 9-9,5. Pada proses evaporasi tidak dilakukan analisa pH karena
sampel dari proses evaporasi adalah nira kental.
c. Pengawasan Mutu di Stasiun Masakan (Kristalisasi)
Terbentuk dan tumbuhnya kristal pada proses masakan melalui
mekanisme nira kental terdiri atas air dan melokul sakarosa. Jarak
antara molekul yang satu terhadap lainnya relatif jauh. Bila molekul
airnya diuapkan maka jarak antar molekull sakarosa semakin lama
semakin pendek dan makin sering bertabrakan. Akibatnya terjadilah
terjadilah penggabungan dan pembentukan rantai-rantai, yang

13
dinamakan sub mikron. Proses ini terjadi bila larutan tersebut menjadi
jenuh karena penguapan. Pada penguapan berikutnya, sub mikron-sub
mikron tersebut bergabung menjadi satu membentuk inti-inti kristal
yang dapat dilihat bila setetes larutan tersebut ditaruh di atas kaca
kemudian dilihat di atas cahaya. Inti-inti kristalitu berangsur-angsur
akan tumbuh.
Untuk mendapatkanmutu yang baik pada produksi gula PG
Madukismo maka syarat masakan yang bisa diturunkan kepalung
pendingin dari adalah:
-Kristalnya besar dan rata, dalam hal ini ukuran kristal dalam
masakan A=0,9-1,0 mm (HK: 80-84), masakan C= ±0,5 mm (HK: 70-
73), masakan D= ±0,3 mm (HK: 56-61)
-Larutan induk tipis dan bening
   -Bebas dari Kristal palsu
-Kristal dalam kondisi rapat
Dipalung pendingin akan terjadi kristalisasi lanjut pada
masakan sehingga harus dilakukan pengawasan mutu. Agar proses
berlangsung optimal makapalung pendingin di PG Madukismo
dilengkapi dengan:
-Heat exchanger, dimana di dasar palung terdapat pipa yang
dialiri air (40oC) sehingga proses pendinginan masakan akan
berlangsung lebihcepat.
     -Pengaduk, sehingga masakan tetap dalam kondisi homogen.

BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
A. Permasalahan yang di temukan
1. Penerangan cahaya ruangan dalam pabrik yang kurang memadahi

14
2. Dari alat yang digunakan dalam pabrik sudah kotor dan tidak pernah dibersihkan
3. Langit langit pada pabrik banyak yang mengalami kerusakan
4. Kurangnya tersedianya kamar mandi untuk para pekerja
5. Kebersihan dari tempat pengemasan sangat kurang memadahi
6. Dalam bekerja masih banyak karyawan yang TIDAK menggunakan APD
B. Pembahasan masalah
1. Seharusnya penerangan cahaya dalam ruangan bekerja itu harus yang cukup
karena untuk mengantisipasi akan terjadinya hal hal yang tidak dinginkan pada
saat bekerja
2. Alat yang telah selesai digunakan harusnya angsung dibersihkan lagi karena jika
tidak sangat ada kemungkinan terkontaminasi bakteri dan kotoran yang ada.
3. Langit langit tidak memdahi seharusnya jika ada kerusakan harus langsung di
betulkan agar tidak ada kerusakan, apalagi sewaktu musim hujan air bisa masuk.
4. Di PT.Madubaru masih kurang tersedianya kamar manddi tidak seimbang dengan
jumblah karyawan yang bekerja ,dan seharusnya walaupun dalam pabrik banyak
yang bekerja laki laki tetap harus memisahkan kamarmandi antara laki-laki dan
perempuan untuk menghindari kejahatan atau tindakan yang tidak diinginkan.
5. Kebanyakan karyawan masih tidak sadar akan kebersihan apaagi di tempat
pengemasan harusnya sangat bersih dan steril karena tempat pengemasan gula
akan langsung di packing untuk dikirim ke konsumen, tetapi masih ada karyawan
yang tidak memakai bajuuu pada saat pengemasan seharusnya gula yang akan
dikemas harus melalui beberapa tahapan proses pengemasan agar tidak ada
kontaminasi bakteri dari tempat orang
6. Setiap pabrik harusnya menggunakan APD untuk menghindari kecelakaan
kecelakaan yang tidak terdugaa,selain untuk melindungi diri juga melindungi
pabrik agar memenuhi standar untuk pabrik tersebut.

BAB V

15
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Produksi gula diupayakan terus meningkat baik dari segi kualitas maupun
kuantitas, penggunaan mesin mesin di pabrik merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan produksi gula. Meskipun mesin mesin yang digunakan dalam pabrik
gula bukan mesin yang berteknologi canggih , pada umumnya mesin-mesin yang
digunakan oleh pabrik pabrik gula di Indonesia pengoprasiannya dilakukan oleh
manusia mesin mesin tersebut bekerja secara manual tidak secara komputerisasi.
Pembuatan gula terdiri dari beberapa tahapan dan setiap tahap menggunakan
mesin yang berbeda . Adapun tahapam-tahapan pembuatan gula itu adalah :
1) Tahapan pemerahan nira (ekstasi)
2) Tahapan pemurnian nira;
3) Tahapan penguapan nira;
4) Tahapan kristalisasi ;
5) Tahapan pemisahan Kristal;
6) Tahapan pengeringan
Mesin mesin yang digunakan dalam tahapan-tahapan pembuatan gula diatas
digerakan oleh tenaga yang berasal dari pembangkit listrik dan pembangkit tenaga
uap. Sedangkan bahan bakar untuk pembangkitan tenaga uap itu sendiri berupa ampas
tebu yang dihasilkan dari proses pemerahan nira. Produksi gula menggunakan mesin
manual lebih menghemat energy dibandingkan dengan produksi gula menggunakan
mesin yang berteknologi canggih. Kekurangan produksi gula belum mampu
mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat.
Berdasarkan data checklist industry PG.Madukismo didapati hasil survey 65%
dari 100%.
B. Saran
-Lebih fleksibel/terbuka dalam memberikan penjelasan mengenai kegiatan
perusahaannya.
-APD wajib digunakan seluruh karyawan untuk menghindari faktor resiko yang akan
terjadi
-Untuk lebih di perhatikan lagi dalam proses pengemasan sebaiknya gula yang sudah
jatuh jadi jangan di masukan lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://fatwasabilla.blogspot.com/2016/07/laporan-kunjungan-industri-pt-madu-
baru.html

http://gudangmakalahnew.blogspot.com/2018/12/makalah-pt-madukismo-
yogyakarta.html

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1299/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=8&isAllowed=y

17
LAMPIRAN
A. Instrumen ( Kuesioner / Checklist )

No. Variabel Bobot Komponen yang Dinilai Nilai Nilai Skor Ket.
Max Hasil

A. Bagian Luar (Outdoor Area) (Total Skor Maks = 210) 183

1. Lokasi 3 a) Tidak terletak di daerah 5 5 15


banjir
b) Tidak dekat dengan
sumber pencemar
(TPA) dengan jarak min. 5 5 15
500 meter

2. Halaman 3 a) Bersih dari sampah 4 4 12


yang berserakan
b) Tidak ada genangan air
yang dapat menjadi
sarang serangga dan 3 2 6
tikus
c) Terdapat penerangan
pada malam hari yang
3 9
berfungsi dengan baik
3

3. Tempat Sampah 6 a) Ada penutup 2 0 0


b) Kedap air
c) Berkonstruksi kuat, 2 2 12
ringan, dan mudah
dibersihkan 2 2 12
d) Dipisahkan antara
sampah basah dan
sampah kering
e) Diangkut tiap 1 x 24
jam 2 0 0
f) Terdapat pada radius
20 meter

1 1 6

1 1 6

18
4. Tempat Parkir 2 a) Bersih dari sampah 3 3 6
yang berserakan
b) Konstruksi jalan rata
(tidak bergelombang
maupun berlubang) 3 3 6
dan kedap air
c) Terdapat penerangan
min 10 fc
d) Terdapat rambu-rambu
parkir yang jelas

2 2 4

2 2 4

5. Pagar 5 a) Terdapat pagar sebagai 4 4 20


pembatas
b) Terbuat dari bahan
yang kuat dan
berfungsi dengan baik 3 3 15
c) Bersih dari kotoran

3 3 15

6. Taman 2 a) Bersih dari sampah 4 4 8


yang berserakan
b) Pertamanan dan
pertanaman tertata
rapi 3 3 6
c) Penerangan berfungsi
dengan baik dan
tersebar merata

3 3 6

19
B. Bagian Dalam (Indoor Area) (Total Skor Maks = 2630 )

Ruang Kerja untuk Proses Produksi

a) PENYELENGGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI

(Total Skor Maks = 1830)

1. Keadaan Ruang dan Bangunan (Total Skor Maks = 110) 105

1. Pintu 2 a) Terbuat dari bahan 3 3 6 20


yang kuat
b) Berfungsi dengan baik
c) Rapat serangga dan
tikus 3 3 6
d) Mudah dibersihkan

2 2 4

2 2 4

2. Lantai 2 a) Bersih dari sampah 2 2 4 28


b) Kedap air
c) Tidak licin 2 2 4
d) Permukaan rata (tidak
bergelombang) 2 1 2
e) Mudah dibersihkan
2 2 4
f) Dalam keadaan utuh
(tidak retak dan tidak
berlubang)
1 1 2

1 1 2

3. Dinding 2 a) Berkonstruksi kuat 2 2 4


b) Bersih dari debu,
noda/kotoran 2 1 2 16
c) Kedap air (khususnya
pada bagian dinding
yang sering terkena
2 2 4
percikan air)
d) Permukaan rata dan
konus
e) Mudah dibersihkan
f) Berwarna terang

20
2 1 2

1 1 2

1 1 2

4. Langit-Langit 2 a) Tinggi langit-langit min 2 2 4 20


3 meter dari lantai
b) Berkonstruksi kuat
c) Bersih dari sarang laba-
laba dan debu
d) Tidak terdapat lubang
2 2 4
yang dapat menjadi
sarang tikus
2 2 4
e) Mudah dibersihkan
f) Berwarna terang

2 2 4

1 1 2

1 1 2

5. Ventilasi 3 a) Luas ventilasi alami 3 2 6 21


(jendela, pintu, kisi-kisi)
untuk masuknya
cahaya min. 1/6 kali
dari luas lantai
b) Ventilasi alamiah dapat
ditembus oleh sinar
matahari secara
langsung
c) Terdapat ventilasi 3 2 6
buatan (AC, Fan,
Exhauster)
d) Baik ventilasi alami
maupun ventilasi
buatan dalam keadaan
bersih dan terpelihara

2 2 6

21
2 1 3

2. Penyehatan Udara Ruangan (Total Skor Maks =480) 228

1. Suhu & Kelembaban (Total Skor Maks = 140)

a) Suhu 7 a) Suhu : 18 – 30 º C 4 0 0
b) Apabila suhu < 18 º C
perlu dipasang alat 3 0 0 21
pemanas ruangan
(heater)
c) Apabila suhu > 30 º C
perlu dipasang ventilasi
buatan (AC, Fan,
Exhauster)
3 3 21

b) Kelembaban 7 a) Kelembaban : 65 % - 95 4 0
%
b) Apabila kelembaban <
65 % perlu dipasang
alat humidifier (seperti 3 21 21
alat pembentuk
aerosol)
c) Apabila kelembaban >
95 % perlu dipasang
alat dehumidifier

3 0

2. Debu 10 a) Pada sumber kegiatan 5 5 50 50


yang menghasilkan
debu, perlu dipasang
sistim ventilasi lokal
(local ventilation) yang
dihubungkan dengan
cerobong dan

22
dilengkapi dengan
penyaring debu (filter
debu)
b) Dilakukan upaya
penerapan sistim
ventilasi dilusi untuk
menjamin suplai udara
segar dalam ruang
kerja

5 0 0

3. Pertukaran Udara 8 a) Membersihkan 5 0 0


saringan / filter AC
secara periodik sesuai
dengan ketentuan
pabrik

b) Dilakukan upaya
penerapan sistim
ventilasi dilusi untuk
40
menjamin suplai udara
segar dalam ruang 5 5 40
kerja
4. Kandungan Gas 8 a) Pada sumber kegiatan 5 5 40
Pencemar yang menghasilkan gas
pencemar, maka perlu
dipasang hood
(penangkap gas) yang
dihubungkan dengan
local exhauster dan
dilengkapi dengan
filter penangkap gas
80
b) Dilakukan upaya
penerapan sistim
ventilasi dilusi untuk
menjamin suplai udara
23
segar dalam ruang
kerja

5 5 40

5. Kandungan gas 8 a) Pada sumber kegiatan 3 0 0


yang mengandung yang menghasilkan gas
mikroba pencemar yang
mengandung mikroba,
maka perlu dilengkapi
dengan ventilasi / AC
dengan sistim saringan
udara bertingkat untuk
menangkap mikroba

b) Melakukan upaya
desinfeksi dengan
menggunakan sinar UV
atau bahan kimia

c) Memelihara sistim
ventilasi dengan baik
d) Memelihara sistim AC
sentral
3 0 0

16

2 2 16

2 0 0

3. Pengelolaan Limbah Industri (Total Skor Maks = 400 ) 360

a) Limbah Padat 10 a) Limbah padat yang 4 3 30


Domestik masih dapat
dimanfaatkan 90
dilakukan proses
pengolahan daur ulang
dan pemanfaatan
sebagian (re-use,

24
recycling, recovery)

b) Pengangkutan limbah
padat dilakukan setiap
1 x 24 jam

c) Tempat penampungan
limbah padat (sampah)
dipisahkan antara
sampah basah dan
3 3 30
kering

3 3 30

b) Limbah Cair 10 a) Memiliki saluran yang 2 2 20


kedap air
b) Tertutup 80
c) Mengalir lancar
d) Tidak menimbulkan 2 1 10
bau
2 2 20
e) Melakukan 3 sistim
pengolahan, yaitu 2 1 10
secara fisika, kimia, dan
biologis

2 2 20

c) Limbah Gas 10 a) Setiap kegiatan kerja 4 4 40 90


yang menghasilkan gas
dilengkapi dengan alat
penangkap gas

25
b) Pada sumber penghasil
gas dipasang hood
(penangkap gas) yang
dihubungkan dengan
local exhauster dan
filter gas (penyaring)
3 2 20

c) Dilengkapi dengan
sistim suplai udara
segar

3 3 30

d) Limbah B3 10 a) Limbah B3 dikelola di 4 4 40


(Bahan tempat khusus
Berbahaya dan pengolahan limbah B3 100
Beracun) b) Dalam penampungan
dan pembuangan
limbah B3 diawasi oleh
tenaga ahli
3 3 30
c) Disertai petunjuk
ataupun label yang
jelas tentang adanya
limbah B3 (terutama
pada kemasan yang
berisi limbah B3)

3 3 30

4. Pengendalian Vektor Penyakit (Total Skor Maks = 400 )

4.1. Serangga (Total Skor Maks = 300)

a) Lalat 10 a) Indeks lalat tidak lebih 4 4 40 100


dari 8 ekor / fly grill
26
b) Sistim pengelolaan
sampah diatur sebaik
mungkin sehingga tidak
memungkinkan lalat
untuk bersarang 3 3 30
c) Dilakukan
pemberantasan lalat
dengan cara
menyemprot tempat
perindukan lalat
dengan pestisida secara
periodic

3 0 0

b) Kecoa 10 a) Indeks kecoa tidak 4 4 40


lebih dari 2 ekor / plate

b) Sistim pengelolaan
sampah diatur sebaik
mungkin sehingga tidak
memungkinkan kecoa
untuk bersarang 3 4 40

c) Dilakukan
pemberantasan kecoa
dengan cara
menyemprot tempat
perindukan kecoa
dengan pestisida secara
periodik

3 2 20

c) Nyamuk 10 a) Indeks nyamuk pada 5 5 50


pengukuran Container
Index (CI) tidak lebih
dari 5 %

b) Melakukan gerakan 3
M secara rutin dan
terpantau pada tempat

27
penampungan air 5 1 10
ataupun container air
yang digunakan

4.2 Tikus 10 a) Tidak ditemukan 4 4 40


adanya tanda-tanda
kehidupan tikus

b) Sistim pengelolaan
sampah diatur sebaik
mungkin sehingga tidak
memungkinkan tikus 3 3 30
untuk bersarang

c) Dilengkapi dengan
perangkap tikus
(kurungan tikus,
jepretan tikus, lem
tikus, klerat)

3 3 30

5. Pencahayaan (Total Skor Maks = 100) 50

Intensitas Cahaya 10 a) Jenis 4 2 20


kegiatan/pekerjaan
yang dilakukan sesuai
dengan intensitas
cahaya yang telah
ditentukan

b) Baik pencahayaan
alami maupun buatan
tidak menimbulkan
kesilauan dan
bayangan dan
berfungsi dengan baik 3 2 20

c) Sesuai dengan warna


cat dinding yang
digunakan sehingga
kontras dengan cahaya
yang dipantulkan

28
3 1 10

6. Kebisingan (Total Skor Maks = 100 ) 50

Intensitas 10 a) Jenis 4 2 20
Kebisingan kegiatan/pekerjaan
yang dilakukan sesuai
dengan intensitas
kebisingan yang telah
ditentukan

b) Dilakukan pengaturan
pada tata ruang kerja
sehingga
meminimnalisir tingkat
kebisingan
3 2 20

c) Pada sumber bising


dilengkapi dengan
peredam kebisingan
(seperti bahan yang
kedap suara, menanam
pohon, peninggian
tembok, dll)

3 1 10

7. Instalasi (Total Skor Maks = 240) 198

a) Instalasi Listrik 6 a) Instalasi listrik dalam 5 4 24


sistim penyalurannya
berfungsi dengan baik
dan aman

b) Terdapat petunjuk
ataupun kode yang
jelas sesuai dengan
peruntukkannya
5 5 30

b)Instalasi 6 a) Instalasi pemadam 5 3 18


Pemadam kebakaran berfungsi
Kebakaran dengan baik

29
b) Terdapat petunjuk
ataupun kode yang
jelas sesuai dengan 5 3 18
peruntukkannya

c) Instalasi Air 6 a) Instalasi air bersih tidak 4 3 24


Bersih terjadi hubungan aliran
silang (cross
connection) dan arus
balik dengan instalasi
air limbah

b) Instalasi air bersih


ditata sedemikian rupa
dengan rapi

c) Terdapat petunjuk
ataupun kode yang
jelas sesuai dengan 3 3 18
peruntukkannya

3 2 12

d) Instalasi Air 6 a) Instalasi air kotor dan 4 3 24


Kotor dan Air air hujan berfungsi
Hujan dengan baik

b) Instalasi air kotor dan


air hujan ditata
sedemikian rupa
dengan rapi 3 3 18

30
c) Terdapat petunjuk
ataupun kode yang
jelas sesuai dengan
peruntukkannya

3 2 12

b) FASILITAS SANITASI (Total Skor Maks = 740 )

1. Penyediaan Air Bersih dan Air Minum (Total Skor Maks = 200) 130

a) Air Bersih 10 a) Sumber air berasal dari 2 2 20


PAM, PDAM, sumber
air tanah yang telah
diolah dan memenuhi
syarat kesehatan

b) Tersedia air bersih


untuk kebutuhan
karyawan dengan
kapasitas 60 lt/org/hr

c) Kualitas air
bersih 2 2 20
memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau,
dan jernih)

d) Distribusi air dengan


sistim perpipaan
2 0 0

e) Dilakukan pengambilan
sample air bersih pada
sumber dan
diperiksakan di lab.
min. 2 kali setahun
(pada musim kemarau
dan musim penghujan)

2 2 20

31
2 2 20

b) Air Minum 10 a) Kualitas air minum 3 3 30


memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau,
dan jernih), segar,
sehat, dan aman

b) Konstruksi dan tipe


yang disediakan
perusahaan min. 1
tempat untuk setiap 50
karyawan

3 0 0
c) Tersedia gelas untuk
minum dengan
frekuensi sekali
penggunaan yang
dilengkapi dengan
tempat sampah

d) Tempat untuk air


minum terjamin 2 0 0
hygienitasnya (tidak
memudahkan untuk

32
terjadinya kontaminasi
di dalamnya)

2 2 20

2. Fasilitas Cuci Toilet (Total Skor Maks = 440 ) 351

a) Konstruksi Ruang dan Bangunan Toilet (Total Skor Maks = 280)

1. Pintu 5 a) Terbuat dari bahan 2 2 10


yang kuat
b) Rapat serangga dan
tikus
c) Pintu toilet dibuat 2 2 10
dengan sistim menutup
sendiri (self closing)
dan terdapat screen
2 1 5
sehingga menjamin
kepentingan privasi
bagi pemakainya.
d) Berfungsi dengan baik
e) Mudah dibersihkan

2 2 10

33
2 2 10

2. Lantai 6 a) Bersih dari sampah 3 3 18


yang berserakan
b) Kedap air
c) Terbuat dari bahan
yang mudah 3 3 18
dibersihkan (seperti
2 2 12
keramik, stainless steel,
porselin)
d) Tidak licin

2 2 12

3. Dinding 6 a) Bersih dari debu, 2 2 12


noda/kotoran
b) Kedap air 2 2 12
c) Permukaan rata dan
konus
d) Mudah dibersihkan
2 2 12
e) Berwarna terang

2 2 12

2 2 12

4. Langit-Langit 5 a) Berkonstruksi kuat 2 2 10


b) Bersih dari sarang laba-
laba dan debu 2 2 10
c) Tidak terdapat lubang
yang dapat menjadi
sarang tikus
2 2 10
d) Mudah dibersihkan
e) Berwarna terang

2 2 10

2 2 10

5. Ventilasi 6 a) Terdapat ventilasi 5 5 30


alamiah yang berfungsi
dengan baik dan
terpelihara
34
kebersihannya

b) Terdapat ventilasi
buatan yang berfungsi
dengan baik dan
terpelihara
kebersihannya
5 5 0

b) Kelengkapan Fasilitas di Dalam Toilet (Total Skor Maks = 160)

1. Ketersediaan 6 a) Tersedia toilet yang 2 1 6


Toilet terpisah antara toilet
pria dan toilet wanita
dengan jumlah yang
telah ditentukan

b) Dibersihkan minimal 2
kali sehari dan terdapat
petugas kebersihan
yang menanganinya
2 2 12
c) Terdapat fasilitas toilet
berupa water closed
(wastafel)

d) Terdapat chemical
closets (closet yang
menggunakan bahan
kimia)

2 1 6
e) Terdapat privies (kakus)

2 0 0

35
2 2 12

2. Keadaan Toilet 10 a) Pada toilet pria, 2 1 10


terdapat urinoir yang
berfungsi dengan baik
dan terbuat dari
bahan / material yang
kedap air (seperti besi,
galvanis, stainless steel,
baja, batu dengan
kualitas yang baik)

b) Urinoir dilengkapi
dengan sistim gelontor
(flushing) melalui
flushing valve
(menyatu) atau
terpisah.

c) Pada toilet wanita,


terdapat jamban (1:60)
dan pada toilet pria 2 1 10
(1:40)

d) Baik toilet pria dan


wanita tersedia tempat
sampah yag memenuhi
syarat kesehatan

e) Dilakukan pembersihan
min. 2 kali sehari dan
terdapat petugas
kebersihan yang 2 2 20
menanganinya

2 2 20

36
2 1 10

3. Fasilitas Cuci / Pelayanan Kebersihan Diri (Washing Facility) (Total Skor Maks = 100 ) 39,7

1. Lavatory 10 a) 1 lavatory min. 1,43 1 10


disediakan untuk 10-
100 karyawan

b) 1 buah lavatory
berukuran 24 inchi + 1
buah kran
1,43 1 10

c) Tersedia :
1. Sabun yang
ditempatkan pada
wadah khusus di
setiap lavatory /
tempat cuci

0,47 0,3 3
2. Kertas tissue / lap
khusus / alat
pengering tangan

3. Terdapat tempat
sampah

d) Terpisah antara pria


dan wanita (bila dibuat
bersebelahan, maka 0,47 0,2 2
terdapat dinding
37
pemisah yang
konstruksinya kokoh
dan rapat

e) Lavatory terbuat dari


bahan yang kuat dan 0,47 0,47 4,7
kedap air

f) Lavatory yang
menggunakan air panas
1,43 0 0
dan air dingin dalam 1
kran disediakan untuk 5
karyawan

g) Tersedia shower
dengan air pnas dan air
dingin min. 1 buah
shower untuk 15
pekerja

1,43 1 10

1,43 0 0

1,43 0 0

4. Personal Service (Pelayanan Kebutuhan-Kebutuhan Personal) (Total Skor Maks = 730 ) 631

38
1. Ruang Ganti 5 a) Terdapat ruang ganti 3 0 0
Pakaian (Total pakaian yang terpisah
Skor Maks = antara pria dan wanita
50)

b) Ruang ganti pakaian


dalam keadaan bersih
dan tidak
memungkinkan untuk
bersarangnya vektor
3 1 5
penyakit di dalamnya

c) Terdapat locker
pakaian dengan
dilengkapi kunci
pengaman
d) Disediakan jemuran di
luar untuk
mengeringkan baju
pekerja yang basah
2 0 0

2 0 0

2. Ruang Istirahat 5 a) Terdapat ruang 3 0 0


(Total Skor istirahat dengan
Maks = 50) keadaan yang bersih
dan tidak
memungkinkan untuk
bersarangnya vektor
penyakit di dalamnya

b) Pada 10 orang/kurang
karyawan wanita dapat
disediakan ruang
istirahat dengan luas

39
min. 60 ft2 dan min. 1
tempat tidur/dipan
untuk 10 orang/lebih) 3 0 0

c) Terdapat sekat/dinding
yang terbuat dari
bahan yang kuat min.
setinggi 7 ft.
d) Keadaan di dalam
ruang istirahat harus
menjamin kepentingan
privasi dan aman

2 1 5

2 0 0

3. Ruang Pengelolaan Makanan (Total Skor Maks = 530)

a. Konstruksi 7 a) Konstruksi bangunan 2 2 14


Bangunan kuat, kokoh, dan
permanen
b) Bangunan dibuat rapat
serangga dan tikus
c) Tidak ada genangan air
2 1 7
d) Dilengkapi dengan
fasilitas cuci tangan
(wastafel), sabun,
kertas tissue atau alat
pengering tangan
40
e) Dilengkapi dengan 2 1 7
slogan / motto
kesehatan

2 0 0

2 2 14

b. Lantai 3 a) Bersih dari sampah 2 1 7


b) Kedap air
c) Tidak licin 2 1 7
d) Permukaan rata (tidak
bergelombang) 2 0 0
e) Mudah dibersihkan
1 1 3
f) Dilapisi keramik
g) Dalam keadaan utuh
(tidak retak, tidak
berlubang) 1 1 3

1 1 3

1 0 0

c. Dinding 2 a) Berkonstruksi kuat 2 2 4


b) Bersih dari debu,
noda/kotoran, dan 2 0 0
coretan
c) Kedap air
d) Permukaan rata dan
konus
e) Mudah dibersihkan 2 1 2
f) Berwarna terang
2 1 2

1 1 2

1 0 0

41
d. Langit-Langit 2 a) Tingi langit-langit min. 2 2 4
2,75 meter
b) Berkonstruksi kuat
c) Bersih dari sarang laba-
laba, debu 2 2 4
d) Tidak terdapat lubang
2 1 2
yang dapat menjadi
sarang tikus
e) Mudah dibersihkan
f) Berwarna terang 2 1 2

1 0 0

1 1

e. Ventilasi 2 a) Tersedia ventilasi yang 3 2 4


cukup memberikan
kenyamanan
b) Lubang penghawaan
langsung berhubungan
dengan udara luar
c) Tersedia ventilasi
buatan
3 3 6
d) Berfungsi dengan baik
dan dalam keadaan
bersih terpelihara

2 0 0

2 1 2

f. Pencahayaan 2 a) Intensitas cahaya 50- 5 3 6


100 lux
b) Tidak menyilaukan dan
berfungsi dengan baik
5 4 8

42
g. Pintu 2 a) Terbuat dari bahan 2 2 4
yang kuat
b) Rapat serangga
c) Rapat tikus
d) Mudah dibersihkan 2 2 4
e) Berfungsi dengan baik
2 1 2

2 2 4

2 1 2

h. Tempat 6 a) Ada penutup 2 0 0


sampah b) Kedap air
c) Berkonstruksi kuat, 2 2 12
ringan, dan mudah
dibersihkan 2 2 12
d) Dipisahkan antara
sampah basah dan
sampah kering
e) Diangkut tiap 1 x 24
jam 2 0 0

2 2 12

i. Bahan 4 a) Berasal dari sumber 3 3 12


Makanan resmi
b) Dalam kondisi baik atau
segar
c) Disimpan dalam wadah 3 2 8
atau tempat yang
bersih
d) Tertata rapi sesuai 2 2 8
dengan jenisnya

2 2 8

j. Makanan Jadi 4 a) Makanan ditempatkan 3 3 12


dan dalam wadah yang
penyajiannya terbuat dari bahan
yang aman (food
grade)

43
b) Makanan ditempatkan
dalam wadah yang
bersih dan tertutup
c) Bebas dari gangguan
serangga 2 2 8
d) Dalam keadaan baik
dan tidak kadaluarsa
e) Disajikan dalam etalase
penyajian yang
tertutup rapi dan 2 2 8
bersih

2 2 8

2 0 0

k. Peralatan 3 a) Peralatan terbuat dari 3 3 9


pengolahan bahan yang aman
makanan untuk makanan
b) Tersimpan dalam
keadaan bersih
c) Dalam keadaan
3 3 9
utuh/tidak gupil/retak
d) Tertata rapi sesuai
peruntukkannya
2 2 6

2 2 6

l. Kursi dan meja 2 a) Tersedia kursi dan meja 4 3 6


dalam keadaan baik
b) Bersih dari noda dan
kotoran
c) Mudah dibersihkan
3 2 4

44
3 3 6

m. Pengendalian 4 a) Tidak ditemukan tanda- 5 4 12


serangga dan tanda kehidupan
tikus serangga dan tikus
b) Dilakukan
pengendalian serangga
dan tikus min. 6 bulan
sekali
5 5 20

n. Penyediaan Air 5 a) Berasal dari PDAM, 3 2 10


Bersih PAM
b) Kondisi fisik air terjaga
c) Disribusi air dengan
sistim perpipaan 3 3 15
d) Dilakukan pengambilan
sample air min. 2 kali
setahun
2 2 10

2 2 10

o. Pembuangan 5 a) Saluran kedap air, 5 5 25


Air Limbah tertutup, dan rat proof
b) Mengalir lancar dan
tidak menimbulkan bau
5 5 25

4. Ruang Kesehatan 5 a) Mudah dijangkau oleh 4 4 20


pekerja maupun staf
(Total Skor Max = lainnya
50) b) Konstruksi bangunan
kuat dan tidak
memungkinkan
terdapatnya sarang 3 3 15
vektor penyakit
c) Tersedia obat-obatan
dalam jumlah yang
cukup dan tidak
kadaluarsa

3 3 15

45
5. Musholla (Total Skor Maks = 300)

1. Pintu 2 a) Terbuat dari bahan 2 2 4


yang kuat
b) Berfungsi dengan baik
c) Rapat serangga
d) Rapat tikus 2 2 4
e) Mudah dibersihkan

2 2 4

2 2 4

2 2 4

2. Lantai 2 a) Bersih dari sampah 2 2 4


b) Kedap air
c) Tidak licin 2 2 4
d) Mudah dibersihkan
e) Dilapisi keramik dan 2 2 4
dalam keadaan utuh
2 2 4
(tidak retak, tidak
berlubang) 2 2 4

3. Dinding 2 a) Berkonstruksi kuat 2 2 4


b) Bersih dari debu,
noda/kotoran, dan 2 2 4
coretan
c) Kedap air
d) Permukaan rata dan
konus
e) Mudah dibersihkan 2 2 4
f) Berwarna terang
2 1 4

1 1 2

1 1 2

4. Langit-Langit 2 a) Tinggi langit-langit min. 2 2 4


dan Atap 2,75 meter
b) Berkonstruksi kuat dan
atap tidak bocor
c) Bersih dari sarang laba- 2 2 4
laba, debu
d) Tidak terdapat lubang
yang dapat menjadi
2 2 4
sarang tikus

46
e) Mudah dibersihkan
f) Berwarna terang
2 2 4

1 1 2

1 1 2

5. Ventilasi 2 a) Luas ventilasi alami 3 3 6


(jendela, pintu, kisi-kisi)
untuk masuknya
cahaya min. 1/6 kali
dari luas lantai
b) Ventilasi alamiah dapat
ditembus oleh sinar
matahari secara
langsung
c) Terdapat ventilasi 3 3 6
buatan (AC, Fan,
Exhauster)
d) Baik ventilasi alami
maupun ventilasi
buatan dalam keadaan
bersih dan terpelihara

2 2 4

2 2 4

6. Pencahayaan 2 a) Terdapat pencahayaan 3 3 6


alami yang dapat
menerangi seluruh
ruangan
b) Terdapat penerangan
buatan (lampu) yang
berfungsi dengan baik
pada malam hari
3 3 6
c) Intensitas cahaya min.
60 lux
d) Tidak menyilaukan
47
2 2 4

2 2 4

7. Alat sholat 3 a) Bersih dari 4 4 12


(Tikar, Karpet, kotoran/noda
Mukena, b) Dibersihkan secara
Sarung, periodik
Sajadah) c) Tersedia tempat 3 3 9
penympanan khusus
yang memadai
3 3 9

8. Toilet 4 a) Terpisah antara toilet 2 2 8


pria dan wanita
b) Bersih dan tidak berbau
c) Berkonstruksi kuat
d) Lantai dan dinding 2 1 4
kedap air, tidak licin
e) Terdapat ventilasi
f) Pencahayaan tidak 2 2 8
menyilaukan
2 2

1 1 4

1 1 4

9. Tempat 5 a) Ada penutup 2 2


sampah b) Kedap air
c) Berkonstruksi kuat, 2 2
ringan, dan mudah
dibersihkan 2 2
d) Dipisahkan antara
sampah basah dan
sampah kering
e) Diangkut tiap 1 x 24
jam 2 0
f) Terdapat pada radius
20 meter

48
1 1

1 1

10. Sound system 1 a) Berfungsi dengan baik 4 4


b) Tersebar merata
c) Letaknya tidak
mengganggu
pengunjung 3 3

3 3

11. Tempat Wudlu 5 a) Terpisah antara pria 3 3


dan wanita
b) Bersih (tidak berlumut,
tidak licin), dan
terpelihara 3 3
c) Kran air berfungsi
dengan baik
d) Memiliki tendon
penampungan air yang
terpelihara 2 2

2 2

5. House Keeping (Kegiatan Pembersihan Ruangan) (Total Skor Maks = 6 ) 33

Kegiatan 6 a) Kegiatan sweeping dan 2 1 6


Pembersihan pembersihan harus
dilaksanakan secara
rutin di luar jam kerja
(khususnya sweeping
terhadap sampah dan
kotoran)
b) Semua komponen
bangunan di ruang
kerja (atap, gang-gang,
lantai, dinding, gudang,
jamban, toilet, saluran
pembuangan air kotor,
dan lainnya) setiap saat 2 1 6
harus dalam keadaan
bersih dan sanitair
c) Pada komponen
bangunan di ruang
kerja yang sering
49
terkena percikan air,
maka sistim
drainase/pematusan
harus dikelola dengan
baik (dimungkinkan
agar cepat kering)
d) Penggunaan
mesin/peralatan dalam
mengelola sanitasi,
perlu dilakukan
pemeriksaan secara
periodic dan mencatat
setiap hasil
pemeriksaan
e) Alat pemadam
kebakaran harus dijaga 2 0,5 3
dan terlindung dari
proses pendinginan

2 1 6

2 6 12

50
6. Warung Makan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Industri (Total Skor Maks = 70 ) 42

Keadaan fisik 7 a) Penyajian makanan 2 7 14


dalam wadah ataupun
etalase tertutup dan
rapi
b) Keadaan lingkungan
warung makan bersih
c) Sistem pengelolaan
sampah baik
2 1 7
d) Terdapat tempat
pencucian yang
keadaannya sanitair
e) Peralatan makan yang 2 1 7
digunakan bersih

2 1 7

2 1 7

51
B. Foto Kegiatan

52

Anda mungkin juga menyukai