PENDAHULUAN
DESKRIPSI MASALAH
Salah satu faktor lambatnya hilirisasi hasil riset untuk menjawab kebutuhan masyarakat adalah
belum terintegrasinya hasil riset antar pelaku riset di Indonesia. Riset dan pengembangan masih
bersifat sektoral di masing-masing lembaga. Permasalahan ini tentunya membutuhkan solusi dan
tindakan nyata dalam mengupayakan integrasi riset untuk menciptakan sinergitas antar pelaku
riset. Sinergi antar pelaku riset diperlukan karena terdapat 622 satuan kerja riset di Indonesia.
Sebanyak 114 di antaranya di perguruan tinggi negeri, 301 perguruan tinggi swasta, 91
lembaga penelitian non-kementerian, 76 lembaga penelitian kementerian, 24 lembaga penelitian
daerah, 8 lembaga penelitian BUMN, dan 8 lembaga penelitian swasta. Masing-masing satuan
kerja melaksanakan kegiatan dengan sedikit sekali melakukan koordinasi sehingga terjadi
duplikasi kegiatan riset. Dengan ketersediaan dana riset yang sangat terbatas, yaitu 0,15 persen
dari produk domestik bruto atau PDB (2011), diperlukan pembatasan atau pemusatan bidang-
bidang riset yang akan ditangani dan peningkatan kerja sama erat antarpelaku dan pengguna
riset.
Dalam Dokumen Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) LIPI dan Perguruan Tinggi berpotensi
dapat berkolaborasi dalam pengembangan riset unggulan lembaga. Perguruan Tinggi memiliki
riset unggulan meliputi bidang-bidang sebagai berikut :
1. Ketahanan Pangan
2. Ketahanan Energi
3. Good Governance
4. Agroforestry
5. Kesehatan, Gizi dan Obat-obatan
LIPI dapat berkolaborasi untuk bidang ketahanan pangan dan kesehatan, gizi dan obat-obatan
yang juga merupakan riset unggulan LIPI. Sementara pengembangan riset lain bidang
agroforesty juga dapat dikolaborasikan dengan riset bidang hayati di LIPI.
Sebagai bahan pertimbangan untuk menguatkan kerjasama riset dengan Perguruan Tinggi,
sejumlah tema riset unggulan yang dapat dikolaborasikan antara LIPI dengan Perguruan Tinggi
sebagai Perguruan Tinggi, mengacu pada Dokumen RIRN adalah sebagai berikut :
Dua tabel diatas, merupakan tema riset dari dokumen RIRN 2017-2045 yang berpotensi untuk
dapat dikolaborasikan kedepannya antara LIPI dengan Perguruan Tinggi, sesuai dengan bidang
riset unggulan yang dikembangkan di masing-masing lembaga.
Dengan membangun kolaborasi riset dengan kesatuan tema dan terintegrasi diharapkan dapat
menghasilkan output yang maksimal dengan pembiayaan riset yang lebih efisien. Dalam era
yang semakin terbuka, disruptif, dan tanpa batas, peneliti selain dituntut untuk senantiasa
menghasilkan karya secara mandiri juga dituntut untuk dapat melakukan kerjasama penelitian
dengan peneliti lainnya di dalam negeri sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih
komprehensif, dan diharapkan mampu mendorong dan memperkuat terjadinya kolaborasi dengan
para peneliti di luar negeri dalam posisi yang setara, seimbang, dan kontributif. Hal ini
dipandang perlu mengingat begitu cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bersifat lintasdisiplin, sehingga kerjasama penelitian atau penelitian kolaboratif diharapkan akan
mampu meningkatkan kualitas penelitian dan pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah
publikasi dari para peneliti Indonesia dalam jurnal ilmiah bereputasi Internasional.
Untuk merealisasikan kegiatan riset yang bersifat interdisiplin melalui kolaborasi antara LIPI
dengan Perguruan tinggi, perlu disiapkan langkah strategis berupa : konsep, kebijakan, dan
mekanisme. Dalam menentukan fokus riset atau riset yang diunggulkan paling tidak dua hal yang
dipertimbangkan. Pertama, relevansi dan kegunaannya yang besar bagi menopang perkembangan
peradaban bangsa di era global. Kedua, fokus riset tersebut diharapkan memuat kekuatan dan
kesempatan untuk berkompetisi dengan kompetitor potensial di tingkat nasional, regional
maupun internasional. Terbangunnya tata kelola kelembagaan litbang yang efektif, efisien,
partisipatif dan terintegrasi merupakan salah satu arah kebijakan pengembangan kelembagaan di
masa depan dan sebagai salah satu pilar penting dalam rangka mendorong kreatifitas dan
profesionalisme masyarakat Isehingga diharapkan dapat dihasilkan produk litbang yang
lebih bermanfaat dan berdaya saing.
Untuk mencapai kolaborasi riset yang lebih optimal antara LIPI dengan Perguruan Tinggi, dapat
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut : 1) Melakukan koordinasi internal dalam antar satuan
kerja di LIPI dalam pemetaan riset yang akan dan sedang dikolaborasikan dengan perguruan
tinggi dan eksternal dengan mitra perguruan tinggi dengan mengadakan workshop dan FGD
untuk pemetaan potensi kolaborasi riset. 2) Memfasilitasi terciptanya iklim yang kondusif
bagi perkembangan pemeran (aktor) utama, pemeran (aktor) pendukung, dan lingkungan
sistem inovasi nasional dalam jaringan kerja sama iptek. 3). Memfasilitasi dan berpartisipasi
dalam memperkuat hubungan antara penyedia dengan pengguna Iptek, baik dari sisi komitmen
pendanaan riset dan kemudahan administrasi pelaksanaan kolaborasi riset,
Kolaborasi riset sangat penting untuk dilakukan, selain mewujudkan tata kelola litbang yang
lebih efektif, kolaborasi riset juga meningkatkan kualitas hasil penelitian yang dilakukan.
Menurut Sormin (2009) bahwa semakin sering peneliti berkolaborasi maka kualitas dan kuantitas
karya tulis ilmiah yang dipublikasikan akan semakin bermutu. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya dorongan atau motivasi pertukaran ide dan interaksi antara peneliti bersangkutan dengan
ilmuwan lain yang mampu menambah wawasan dan perspektif baru bagi peneliti yang
melakukan kolaborasi. Di samping itu, kolaborasi juga mampu mendorong kreativitas dari
peneliti untuk terus berkreasi dalam penelitian dan penulisan (korelasi kolaborasi).
KESIMPULAN
Berdasarkan pada pembahasan diatas, Peran terpenting untuk optimalisasi riset unggulan melalui
kolaborasi riset dengan perguruan tinggi adalah menentukan peta riset unggulan yang dapat
dikolaborasikan dengan perguruan tinggi dan sesuai kebutuhan masyarakat. Hal penting yang perlu
dipersiapkan adalah komitmen anggaran riset/penelitian yang memadai, menyiapkan kualitas SDM yang
kompeten serta menyediakan sarana dan prasarana pendukung. Penguatan koordinasi internal di LIPI
untuk menentukan arah fokus riset juga perlu dilakukan serta pertemuan secara periodic dengan mitra
perguruan tinggi untuk penyamaan arah riset yang dapat dikolaborasikan. Kolaborasi riset diharapkan
dapat mencapai target pemerintah untuk meraih kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
merupakan faktor kunci untuk mengantarkan pada kemandirian dan kedaulatan negara.