Anda di halaman 1dari 3

Mengoperasionalkan Perundang-Undangan tentang Iptek

Dalam Ketahanan Pangan

Oleh : Kosasih, SP

Pembangunan Iptek di Indonesia sudah menjadi amanat yang tertuang dalam amandemen
IV UUD 1945 pasal 31 ayat ke 5 yang menyatakan bahwa pemerintah wajib memajukan
iptek dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
mewujudkan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Pernyataan tersebut selanjutnya dituangkan dalam Undang-undang No. 18 tahun 2002


tentang sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek. Dalam rangka
melaksanakan amanat tersebut, pemerintah wajib merumuskan arah, prioritas dan
kerangka kebijakan pembangunan iptek.

Di Indonesia lembaga penelitian bidang pertanian tersebar tidak hanya di Departemen


Pertanian, tetapi juga di LIPI, Perguruan Tinggi yang tersebar di setiap propinsi, bahkan
sekarang muncul Balitbangda tingkat propinsi dan Kabupaten/Kota yang menangani
bidang penelitian secara umum, termasuk bidang pertanian.

Berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 yang kemudian diubah menjadi UU No. 32 tahun
2004 tentang pemerintahan daerah lebih menegaskan akan eksistensi badan penelitian
dan pengembangan daerah (Balitbangda).

Adapun sistem penelitian, pengembangan dan penerapan iptek yang dituangkan dalam
UU No. 18 tahun 2002, merupakan paradigma baru bagi penelitian pengkajian dan
pengembangan serta sediminasi hasil-hasil penelitian, karena: a) memberikan landasan
hukum bagi pertumbuhan kemampuan semua unsur kelembagaan dan penguasaan,
pemajuan dan pemanfaatan iptek; b) mendorong pertumbuhan dan pendayagunaan iptek
secara lebih efektif; c) menggalakan pembentukan jaringan kerjasama semua
kelembagaan iptek secara sinergi sehingga kapasitas dan kemampuannya lebih optimal;
d) mengikat semua pihak yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat
untuk berperan serta secara aktif dalam pengembangan dan pendayagunaan iptek.

Selanjutnya PP No 79 tahun 2005 tentang perencanaan, pembinaan dan pengawasan


pembangunan ketahanan pangan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang
berkelanjutan.

Sementara misi yang diemban dalam rangka mewujudkan visi iptek pangan adalah untuk
mengaktualisasikan peran iptek demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan:

Mengembangkan teknologi budidaya tanaman, ternak, dan ikan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pangan masyarakat.
Meningkatkan keragaman jenis pangan dan pengembangan teknologi uji kelayakan dan
pengolahan pangan baru.

Mengembangkan teknologi panen dan pascapanen untuk meminimalisasi kehilangan


hasil, masimalisasi tentang waktu ketersediaan, diversifikasi jenis pangan olahan,
peningkatan kualitas dan keamanan pangan yang berbasis pada komoditas yang
dihasilkan masyarakat.

Mengembangkan sistem informasi pangan untuk kelancaran arus informasi antara sentra
produksi pangan, industri pengolahan pangan dan pasar domestic serta internasional,
termasuk pengembangan sistem informasi untuk edukasi publik dan sosialisasi kebijakan
pemerintah di bidang pangan.

Mengembangkan teknologi pengawasan pangan untuk melindungi masyarakat konsumen


dari cemaran bahan kimia berbahaya dan mikroba patogenik, mulai dari budidaya,
pengolahan, sampai siap saji.

Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, melalui pembangunan ketahanan pangan,


perlu digariskan langkah-langkah yang sistematis dan terarah dalam mengisi program-
program pembangunan iptek sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Peraturan
Presiden Nomor 7 tahun 2005, yakni 1) program penelitian dan pengembangan iptek; 2)
program difusi dan pemanfaatan iptek; 3) program penguatan kelembagaan iptek sistem
produksi.

Setiap kegiatan penelitian dan pengembangan iptek diharapkan dapat menghasilkan


pengeluaran baru tentang prinsip-prinsip dasar dan fenomena atau fakta yang teramati
(riset dasar) atau teknologi yang dapat diaplikasikan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi bangsa saat ini dan memiliki dampak positif terhadap pembangunan (riset
terapan). Hasil riset terapan diharapkan dapat didifusikan kepada pengguna dan
dimanfaatkan dalam kegiatan produksi oleh kalangan bisnis, pemerintah, dan masyarakat.

Pada tataran kegiatan, ada pertahapan yang perlu dilakukan sesuai dengan karakteristik
kegiatannya. Tahapan yang logis adalah:

Memotet secara utuh dan rinci tentang kebutuhan pangan masyarakat bersama kendala-
kendala yang dihadapi dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan.

Menginventarisir, mengidentifikasi, dan memilah hasil-hasil penelitian terapan terkait


bidang pembangunan ketahanan pangan yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan
hasil-hasil yang relevan.

Pelaksanaan program kegiatan butir 2 dapat dilaksanakan kegiatan penelitian dan


pengembangan iptek untuk mengatasi hambatan atau melakukan percepatan upaya
pemenuhan kebutuhan pangan.
Hasil-hasil penelitian dan teknologi yang telah berhasil dikembangkan serta berpotensi
untuk diaplikasikan dalam kegiatan produksi pangan dapat dikemas sebagai paket
teknologi yang diprogramkan untuk didifusikan pada pelaku kegiatan.

Teknologi yang terbukti baik dapat menghasilkan akan adopsi, sementara yang gagal
akan direkayasa ulang.

Karena ukuran dan perilaku pasar bersifat dinamis, harus dilakukan monitoring dan
evaluasi.

Program penguatan kelembagaan dilaksanakan sejalan dengan pengembangan dan


dinamika kebutuhan untuk mendukung pelaksanaan program penelitian dan
pengembangan iptek.

Indikator keberhasilan pelaksanaan masing-masing program adalah tersedianya teknologi


yang potensial untuk dikemas menjadi paket yang dapat diadopsi oleh pelaku
pembangunan ketahan pangan dalam rangka meningkatkan produksi, kualitas produk dan
keamanan pangan dengan harga terjangkau dan sesuai dengan selera masyarakat.

Peningkatan kontribusi peneliti, kelompok peneliti, kelembagaan peneliti, dan kerjasama


antar lembaga penelitian dan penyiapan paket iptek yang diadopsi untuk peningkatan
ketahan pangan.

Pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dari dimensi kualitas, kuantitas/gizi,


keamanan, keterjangkauan harga dan sesuai selera pasar.

Penguasaan dan penguatan iptek dapat dicapai dengan memposisikan aktivitas penelitian,
pengembangan dan penerapan iptek sebagai unsur utama dalam pembangunan bangsa.

Dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, dan pengembangan dan penerapan iptek
diperlukan SDM yang berkualitas dan pemberdaya intitusi litbang dan industri nasional.
Pemerintah berkewajiban untuk merumuskan kebijakan yang mampu meningkatkan
kesejahteraan, khususnya petani, kebijakan tersebut dituangkan dalam bentuk
perencanaan kebutuhan penguasaan teknologi sampai tahun 2025.

Beberapa keterbatasan dan kendala yang dihadapi dalam penyusunan program-program


penelitian, pengembangan dan penerapan iptek menyangkut berbagai kompleksitas
kebutuhan masyarakat disatu pihak dan keterbatasan pendanaan dilain pihak. Oleh karena
itu, peran dan kesadaran seluruh lembaga penelitian dan pengembangan sangat
diharapkan dalam memenuhi dan sekaligus menjalankan program-program yang
dirumuskan. Dukungan semua pihak sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan
implementasi kebijakan yang telah ditetapkan.

Kosasih , SP
Penulis dari BPTP Kalimantan Timur
Dimuat pada Tabloid Sinar Tani, 3 Oktober 2007

Anda mungkin juga menyukai