KELOMPOK 2B
Cokelat berasal dari pohon kakao yang merupakan tumbuhan asli Brazil.
Cokelat diperkenalkan di Indonesia sejak awal abad ke-18. Cokelat pada umumnya
merupakan sesuatu yang diberikan sebuah hadiah atau sebuah bingkisan, dan sebagai
campuran bahan yang digunakan dalam membuat makanan ataupun minuman.
Sehingga tidak heran lagi jika dalam perkembangan jaman, cokelat menjadi salah satu
bahan pangan yang permintaannya cukup tinggi. Cokelat sendiri mengandung banyak
nutrisi, seperti kalsium, potassium, riboflavin, dan vitamin A. Penelitian juga
menyebutkan bahwa cokelat mengandung pheno yang sangat baik untuk mencegah
penyakit jantung. Cokelat dibagi menjadi dua macam, yaitu cokelat couverture dan
cokelat compound. Yang membedakan keduanya adalah kandungan lemaknya
(Rumenta, 2019)
Jadi alasan kami memilih commudity ini karena commudity kakao masih muda di
jumpai di daerah payakumbuh dan kabupaten lima puluh kota dan juga peluang usaha
pada pengolahan commudity kakao ini masih sangat berpeluang besar di karenakan di
daerah payakumbuh lima puluh kota ini masih sangat jarang di temukan produksi
pengolahan commudity kakao,karna jarang nya tempat produksi tanaman kakao
petani hanya dapat menjual kakao ke para pengepul dan toke-toke sekitar yang sangat
menekan harga jual kakao.
Oleh karena itu kami memilih commudity kakao ini dengan harapan agar dapat
meningkatkan harga jual kakao dan meningkatkan taraf hidup petani kakao,di
samping itu peluang pasar pengolahan kakao menjadi coklat batangan ini sangat
tinggi terutama permintaan para pengrajin kue di sekitar payakumbuh lima puluh kota
ini.
Pembibitan
Biji kakao yang digunakan untuk benih adalah buah bagian tengah
yang masak dan sehat dari tanaman yang sudah cukup umur, kemudian
dibersihkan daging buahnya menggunakan abu dan segera dikecambahkan.
Selain menggunakanbenih biji, cara terbaik dalam budidaya kakao
adalah menggunakan Bibit Sambung pucuk, karena lebih cepat dalam
masa berbuah.
Penanaman
Pada penanaman kakao terlebih dahulu dibuat ajir yaitu bisa dari
bambu dengan tinggi tinggi 80 – 100 cm. Penanaman tanaman kakao
dilakukan dengan jarak tanam 3 x 3 m, 4 x 2 m, dan 3,5 x 2,5 m dengan
ukuran lubang 60 x 60 x 60 cm. Jarak tanam yang digunakan berdasarkan
pada bahan tanam dan besar pohonnya. Sedangkan jarak tanam pohon
pelindungnya adalah 1,5 x 1,5 m tergantung areal yang digunakan. Dalam
penanaman tanaman kakao ada empat pola tanam yang biasa digunakan
yaitu
(1) Pola tanam kakao segi empat, dan pohon pelindung segi empat
(2) pola tanam kakao segi empat dan pohon pelindung segi tiga
(3) pola tanam kakao berpagar ganda dan pohon pelindung segitiga
(4) pola tanam kakao berpagar ganda dan pohon pelindung segi empat.
Dalam mempertahankan mutu dan kualitas suatu produk tergantung
pada penanganan yang dilakukan oleh pihak bersangkutan. Pada kasus
yang diambil di Sumatera Barat khususnya di Pabrik Pabrik Coklat
Chokato Payakumbuh yang memproduksi bermacam produk dari olahan
biji kakao, berupa bubuk coklat, bubuk coklat 3 in1, lemak coklat, milk
coklat batang dan coklat murni (Dark Chocolate). Upaya yang dilakukan
pabrik untuk menjaga mutu kakao fermentasi adalah dengan melakukan
fermentasi dengan kadar air yang tersisa seharusnya tinggal 7-8 % dengan
melakukan pengeringan memanfaatkan sinar matahari secara langsung.
Lalu dilakukan penyimpanan di gudang penyimpanan yang bertujuan
untuk mengurangi resiko kerusakan bahan baku dan sekaligus menjaga
mutu biji kakao. Peneliti menerapkan dua metode yaitu Metode Eckenrode
untuk menentukan derajat kepentingan atau bobot (B) dari setiap Kriteria
(K) dan Subkriteria (SK) yang ditetapkan dalam pengambilan keputusan.
Penentuan bobot ini dinilai sangat penting karena akan memengaruhi nilai
total akhir dari setiap pilihan keputusan. Sedangkan dari hasil metode MPE
akan lebih kontras dari pada hasil Bayes. Metode perbandingan
eksponensial mempunyai keuntungan dalam mengurangi bias atau
kesalahan yang mungkin terjadi dalam analisis. Hasil akhir dari penelitian
ini adalah agar mengetahui standar mutu biji kakao dan menentukan mana
biji kakao yang lebih berkualitas.Dengan mempertimbangkan produksi
dari pabrik coklat chokato kami memilih untuk bermitra dengan pabrik
tersebut
Pemeliharaan
A. Pasca panen
Penanganan pasca panen sangat menentukan mutu hasil produksi biji kakao.
Mutu biji kakao merupakan hal yang sangat penting dalam produksi kakao dan
olahannya. Jika biji kakao bermutu rendah, produk olahannya akan buruk.
Pengawasan mutu menjadi hal yang perlu diperhatikan, yakni dengan adanya
inspeksi dan penerapan Good Manufacturing Practice (GMP). Prinsip GMP
adalah untuk memantapkan mutu yang baik, mulai dari aspek bahan tanam,
agronomi, prapanen, pascapanen, penggudangan, pengiriman, hingga produk
akhir Berikut adalah tahapan pascapanen
Penggudangan
Merupakan tahap terakhir agar biji kakao dapat dijaga kualitasnya
sebelum masuk kekonsumen. Penyimpanan biji kakao tidak boleh disimpan
bersama-sama dengan bahan pangan yang lain karena akan mempengaruhi
bau dari kakao itu sendiri (Maisbaitun 2015).
B. Pengolahan lanjut kakao menjadi coklat
Informasi pasar
Produk Cokelat dijual dipasaran dengan harga Rp 5.000,- per buahnya,
dijual dengan harga bersahabat di bandingkan dengan produk lain seperti
silverqueen, cad burry yang penjualan dengan harga diatas 10 rb per buahnya,
sehingga Mahasiwa dan masyarakat dapat menikmati cemilan sehat yang kaya
protein dan antioksidan dengan harga yang sangat terjangkau.
Struktur pasar:
Semua kalangan dari masyarakat kelas ekonomi bawah, menengah dan
atas. Target area pemasaran produk Cokelat pada jangka menengah-panjang
akan menyentuh seluruh daerah di Indonesia hingga skala nasional.Target
pasar yang akan di pasarkan yaitu dapat dinikmati semua kalangan, mulai dari
anak2, remaja, maupun dewasa
Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan dari
kebijakan gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao di Kecamatan Herlang
Kabupaten Bulukumba. Hal ini ditegaskan pula oleh Kepala Bidang Hortikultura Perkebunan
yang menyatakan bahwa :“Dalam kebijakan gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu
kakao di Kecamatan Herlang Kabupaten bulukumba belum memadai sebab masih banyak
yang belum mendapatkkan bantuan sarana maupun terpenuhinya permintaan masyarakat
petani agar lebih diperhatikan lagi, namun keterbatasan biaya maka masyarakat yang
didaftarkan juga disesuaikan dengan kuota yang ada.” (wawancara dengan IS. Senin, 10-04-
2017).Kebijakan tidak akan maksimal ketika kebutuhan masyarakat tidak memadai, karena
keberhasilan suatu program ketika masyarakatnya berhasil sukses dalam kebijakan yang telah
dilakukan maka dapat dikatakan berhasil karena sebagai perwakilan masyarakat mereka
mampu memberikan contoh yang baik untuk masyarakatnya terutama dalam kebijakan gernas
kakao yang telah dicanangkan oleh pemerintah mulai tahun 2008 dan berakhir tahun 2016
kemarin namun apa yang kemudian terjadi di lapangan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Senada dengan itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana menyatakan
bahwa :
“Dalam Kebijakan ini memang masih banyak kekurangan karena masih banyak masyarakat
petani yang belum mendapatkan bantuan sehingga tidak berjalan dengan baik sebab
masyarakat selalu ingin diberikan bantuan yang lebih” (wawancara dengan SU. Senin, 10-04-
2017), Pemerintah tidak bekerja sama dengan baik kepada masyarakat agar tujuan awal dari
program ini berjalan secara maksimal, namun karena sama-sama mementingkan kepentingan
pribadi yang harusnya bisa memadai menjadi tidak sebab mereka mencari keuntungan dari
kebijakan yang telah dicanangkan oleh pemerintah itu sendiri, ada oknum yang telah
melalaikan wewenang serta mengambil kesempatan untuk kebaikan beberapa pihak
berdasarkan apa yang peneliti dengar di lapangan dan memang tidak sedikit yang
mengeluhkan hal tersebut.Lanjut dari itu Ketua Kelompok Tani I Desa Singa menyatakan
bahwa :
“Dalam program yang dilakukan pemerintah di wilayah ini masih belum memadai sebab
masyarakat mengeluh terhadap bentuk bantuan pemerintah kepada mereka yang tidak
memadai dan tidak merata. Dan itu juga yang membuat saya heran apakah kebijakan ini
memang baik untuk anggota kelompok yang berada di wilayah tersebut” (wawancara dengan
AS. Rabu, 12-04-2017).Kebijakan gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao
selama berjalannya program ini ada oknum yang melakukan tindak korupsi untuk
kepentingan pribadi sehingga manfaat dari tujuan yang ingin dicapai oleh kebijakan gernas
kakao itu sendiri tidak dapat terpenuhi dengan baik dan dari hasil wawancara di atas dapat
disimpulkan bahwa adanya oknum yang bersekongkol dalam penyalahgunaan wewenang,
mengapa demikian karena dari observasi yang peneliti lakukan sebelumnya bukan hanya dua
atau tiga orang saja yang mengeluhkan terhadap persekongkolan oknum yang memiliki
kewenangan dalam program ini serta adanya penyalahgunaan oleh aparatur pemerintah itu
sendiri. Berikut pula dengan, Ketua Kelompok I Desa Borong mengatakan bahwa:“Sarana
yang telah dipersiapkan oleh pemerintah belum memadai sebab ada segelintir orang yang
mengambil kesempatan dari adanya kebijakan ini dan tidak memperdulikan dampak dari
keegoisan, mereka, sehingga kebutuhan dari kebijakan ini tidak memenuhi standar”
(wawancara dengan MA. Rabu, 12-04-2017).Sarana yang diberikan pemerintah untuk
mensukseskan kebijakan gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao tidak sesuai
dengan harapan dan karena adanya unsur politik di dalam terselenggaranya kebijakan ini
membuat kebijakan ini tidak sepenuhnya memadai bagi kebutuhan yang masyarakat
butuhkan untuk meningkatkan produktifitas mutu tanaman kakao yang merupakan sumber
pendapatan petani kakao dan sumber devisa negara yang mampu bersaing dengan dunia.
Prasarana
Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses dalam
mensukseskan kebijakan gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao di
Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Hal ini ditegas oleh Kepala Bidang Hortikultura
Perkebunan Kabupaten Bulukumba mengatakan bahwa:
“Dalam kebijakan gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao di Kecamatan
Herlang Kabupaten bulukumba belum memadai sebab masih banyak yang belum
mendapatkan keuntungan dari adanya program ini karena adanya keterbatasan sumber daya
baik bantuan sarana dan prasarana maupun terpenuhinya permintaan masyarakat petani agar
lebih diperhatikan lagi, namun keterbatasan biaya maka masyarakat yang didaftarkan juga
disesuaikan dengan kuota yang ada.” (wawancara dengan IS. Senin, 10-04-2017).Kebijakan
tidak akan maksimal ketika kebutuhan masyarakat tidak memadai, karena keberhasilan suatu
program ketika masyarakatnya berhasil sukses dalam kebijakan yang telah dilakukan maka
dapat dikatakan berhasil karena sebagai perwakilan masyarakat mereka mampu memberikan
contoh yang baik untuk masyarakatnya terutama dalam kebijakan gernas kakao yang
telahdicanangkan oleh pemerintah mulai tahun 2008 dan berakhir tahun 2016 kemarin namun
apa yang kemudian terjadi di lapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan agar
kebijakan gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao mencapai hasil yang
diinginkan. Senada dengan itu, Kepala Bidang Sarana
“Dalam Kebijakan ini memang masih banyak kekurangan karena masih banyak masyarakat
petani yang belum mendapatkan bantuan dari program ini yang mengakibatkan program ini
tidak berjalan dengan baik sebab masyarakat selalu ingin diberikan bantuan yang lebih untuk
kepentingan perkebunan mereka dan tidak memiliki inisiatif untuk mengembangkan hasil
bumi mereka agar memiliki daya saing yang baik diluar sana.” (wawancara dengan SU.
Senin, 10-04-2017).Pemerintah tidak bekerja sama dengan baik kepada masyarakat agar
tujuan awal dari program ini berjalan secara maksimal, namun karena sama-sama
mementingkan kepentingan pribadi yang harusnya bisa memadai menjadi tidak sebab mereka
mencari keuntungan dari kebijakan yang telah dicanangkan oleh pemerintah itu sendiri, ada
oknum yang telah melalaikan wewenang serta mengambil kesempatan untuk kebaikan
beberapa pihak berdasarkan apa yang peneliti dengar di lapangan dan memang tidak sedikit
yang mengeluhkan hal tersebut dan yang mengakibatkan program ini tidak berjalan dengan
baik sebab masyarakat selalu ingin diberikan bantuan yang lebih untuk kepentingan
perkebunan mereka dan tidak memiliki inisiatif tersendiri bagaimana cara pengelolaan dan
pemanfaatan lahan dan tanaman kakao yang bermutu. Lanjut dari itu Ketua Kelompok Tani I
Desa Singa menyatakan bahwa :
“Dalam program yang dilakukan pemerintah di wilayah ini masih belum memadai sebab
masyarakat mengeluh terhadap bentuk bantuan pemerintah kepada mereka yang tidak
memadai dan tidak merata. Dan itu juga yang membuat saya heran apakah kebijakan ini
memang baik untuk anggota kelompok yang berada di Desa Singa ataukah dari adanya
kebijakan ini ada unsur politik untuk mendapatkan keuntungan pribadi.” (wawancara dengan
AS. Rabu, 12-04-2017).Kebijakan gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao
selama berjalannya program ini ada oknum yang melakukan tindak korupsi untuk
kepentingan pribadi sehingga manfaat dari tujuan yang ingin dicapai oleh kebijakan gernas
kakao itu sendiri tidak dapat terpenuhi dengan baik dan dari hasil wawancara di atas dapat
disimpulkan bahwa adanya oknum yang bersekongkol dalam penyalahgunaan wewenang,
mengapa demikian karena dari observasi yang peneliti lakukan sebelumnya bukan hanya dua
atau tiga orang saja yang mengeluhkan terhadap persekongkolan oknum yang memiliki
kewenangan dalam program ini serta adanya penyalahgunaan aparatur pemerintah yang
harusnya jadi panutan agar kebijakan ini melahirkan masyarakat yang sejahtera.Berikut pula
dengan, Ketua Kelompok I Desa Borong mengatakan bahwa:“Prasarana yang telah
dipersiapkan oleh pemerintah belum memadai sebab ada segelintir orang yang mengambil
kesempatan dari adanya kebijakan ini dan tidak memperdulikan dampak dari keegoisan
mereka, sehingga kebutuhan dari kebijakan ini tidak memenuhi standar” (wawancara dengan
MA. Rabu, 12-04-2017).Prasarana yang diberikan pemerintah untuk mensukseskan kebijakan
gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao tidak sesuai dengan harapan dan
karena adanya unsur politik di dalam terselenggaranya kebijakan ini membuat kebijakan ini
tidak sepenuhnya memadai bagi kebutuhan yang masyarakat butuhkan untuk meningkatkan
produktifitas mutu tanaman kakao yang merupakan sumber pendapatan petani kakao dan
sumber devisa negara mampu bersaing dengan dunia.
1.Lahan Kakao: Dibutuhkan lahan yang sesuai untuk menanam pohon kakao. Lahan harus
memiliki kondisi tanah yang subur, ketersediaan air yang cukup, dan paparan sinar matahari
yang memadai.
2.Pohon Kakao: Tanaman kakao harus ditanam di lahan yang tepat. Benih kakao berkualitas
tinggi harus diperoleh dan ditanam dengan teknik yang tepat untuk memastikan pertumbuhan
yang baik.
3.Peralatan Pertanian: Peralatan seperti cangkul, sekop, irigasi, dan sprayer mungkin
diperlukan untuk membantu dalam pemeliharaan tanaman kakao.
4.Peralatan Panen: Saat kakao siap panen, peralatan seperti pisau panen, keranjang, atau
kontainer harus disediakan untuk memudahkan proses panen dan pengumpulan buah kakao.
5.Tempat Pengolahan: Setelah panen, buah kakao harus diolah menjadi biji kakao yang siap
dijual. Tempat pengolahan seperti pabrik pengolahan kakao diperlukan untuk proses
fermentasi, pengeringan, pemanggangan, dan penggilingan biji kakao.
6.Peralatan Pengolahan: Peralatan seperti mesin pemecah biji kakao, mesin penggiling, mesin
pemisah kulit, dan mesin pencampur bisa dibutuhkan dalam proses pengolahan biji kakao
menjadi berbagai produk kakao seperti bubuk kakao atau cokelat.
7.Transportasi: Sarana transportasi seperti truk atau kendaraan lainnya diperlukan untuk
mengangkut biji kakao dari kebun kakao ke tempat pengolahan atau ke pihak-pihak yang
akan membeli biji kakao.
9.Keuangan dan Administrasi: Dalam menjalankan bisnis pemasaran kakao, sarana dan
prasarana keuangan dan administrasi seperti perangkat lunak akuntansi, sistem inventaris, dan
sistem manajemen pelanggan mungkin dibutuhkan untuk memantau stok, mengelola
keuangan, dan melacak transaksi.
10.Jaringan dan Komunikasi: Untuk menjalankan pemasaran yang efektif, jaringan yang luas
dan komunikasi yang baik dengan pemasok, pelanggan, dan mitra bisnis sangat penting.
Sarana dan prasarana seperti telepon, email, media sosial, atau platform komunikasi lainnya
dapat digunakan untuk memfasilitasi komunikasi.
Prasarana dalam pemasaran
1.Pasar dan Bursa Komoditas: Prasarana ini berperan dalam menyediakan tempat bagi para
produsen, pedagang, dan pembeli untuk berinteraksi dan melakukan transaksi jual-beli biji
kakao. Pasar dan bursa komoditas yang khusus untuk kakao memfasilitasi harga yang adil
dan transparan serta memungkinkan para pelaku pasar untuk mengakses informasi terkini
tentang permintaan dan penawaran
5.Sistem Penyimpanan dan Gudang: Prasarana penyimpanan yang memadai diperlukan untuk
menjaga kualitas biji kakao. Gudang penyimpanan yang dilengkapi dengan suhu dan
kelembaban yang terkontrol serta perlindungan dari serangga dan hama akan membantu
mencegah kerusakan dan memperpanjang umur simpan biji kakao.
6.Sarana Komunikasi dan Teknologi: Prasarana komunikasi seperti telepon, internet, dan
platform digital memainkan peran penting dalam memfasilitasi pertukaran informasi antara
para pelaku pasar kakao. Teknologi juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan manajemen
rantai pasok, pelacakan produk, dan promosi pemasaran.
7.Pusat Pelatihan dan Edukasi: Prasarana pelatihan dan edukasi seperti lembaga pertanian,
pusat riset, atau pusat pembelajaran kakao dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan
kepada petani dan pelaku bisnis dalam budidaya, pengolahan, dan pemasaran kakao yang
berkelanjutan
8.Pusat Sertifikasi dan Standarisasi: Prasarana ini berperan dalam memberikan sertifikasi dan
standar kualitas untuk produk kakao. Pusat sertifikasi memverifikasi bahwa biji kakao
diproduksi dengan memenuhi persyaratan tertentu, seperti sertifikasi organik atau sertifikasi
Fairtrade
1. Pabrik Pengolahan: Pabrik pengolahan kakao adalah prasarana utama dalam pengolahan
biji kakao menjadi produk jadi seperti bubuk kakao atau cokelat. Pabrik harus dilengkapi
dengan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk proses fermentasi, pengeringan,
pemanggangan, penggilingan, dan pengolahan lainnya.
2.Tempat Fermentasi: Tempat fermentasi adalah prasarana yang digunakan untuk melakukan
proses fermentasi pada biji kakao setelah pemanenan. Biasanya berupa bak atau kotak dengan
ventilasi yang memungkinkan udara masuk dan keluar. Tempat fermentasi harus diletakkan di
tempat yang sesuai dan memenuhi kondisi lingkungan yang dibutuhkan untuk fermentasi biji
kakao.
3.Area Pengeringan: Area pengeringan diperlukan untuk mengeringkan biji kakao setelah
proses fermentasi. Biasanya terdiri dari rak atau tempat penyusunan biji kakao yang
memungkinkan sirkulasi udara yang baik. Area ini juga harus dilengkapi dengan
perlindungan terhadap cuaca, hama, dan kontaminan lainnya.
4.Ruang Pemanggangan: Ruang pemanggangan atau oven digunakan untuk memanggang biji
kakao setelah pengeringan. Ruang pemanggangan harus memiliki suhu yang dapat dikontrol
dengan baik dan memungkinkan pemanasan yang merata pada biji kakao.
5.Ruang Penggilingan: Ruang penggilingan adalah prasarana di mana biji kakao yang telah
dipanggang digiling menjadi bubuk kakao halus. Ruang penggilingan harus dilengkapi
dengan mesin penggiling yang tepat untuk menghasilkan partikel-partikel kecil biji kakao
yang akan membentuk bubuk kakao.
6.Tempat Penyimpanan: Tempat penyimpanan yang baik diperlukan untuk menyimpan biji
kakao yang telah diproses, bubuk kakao, atau produk cokelat jadi. Tempat penyimpanan
harus menjaga suhu, kelembaban, dan kondisi lingkungan lainnya agar biji kakao atau produk
cokelat tetap segar dan berkualitas.
9.Sarana Pengangkutan dan Distribusi: Sarana pengangkutan seperti truk, kontainer, atau
kendaraan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Andafarm. 2020 .cara menyemai benih kakao . https://m.andrafarm.com/_andra.php?_i=0-
tanaman-kelompok&topik=menyemai&kelompok=Coklat%20(Kakao) diakses 31 mei 2023
jam 10. 05 wib