Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR AGRIBISNIS

Dosen Pembimbing : Ir. Adlaida Malik, M.S.

Disusun oleh :

Nama : Sella Ariana Putri


NIM : D1B020056
Kelas : E
Jurusan : Agribisnis
Fakultas : Pertanian

Universitas Jambi
2021/2022
1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan dalam
menyelesaikan paper tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, saya tidak akan
mampu menyelesaikan paper ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga paper "Komoditi Tanaman Kakao" dapat diselesaikan. Paper ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Agribisnis. Saya berharap paper tentang komoditi
tanaman kakao dapat menjadi referensi bagi masyarakat agar semakin mengembangkan
bidang pertanian sehingga dapat bersaing secara kompetitif.
Saya menyadari paper bertema komoditi tanaman kakao ini masih perlu banyak
penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Saya terbuka terhadap kritik dan saran
pembaca agar paper ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada paper ini,
baik terkait penulisan maupun konten, saya memohon maaf.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga paper ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jambi, 10 Febuari 2021

Penulis

2
Komoditas Tanaman Kakao

Biji kakao atau biji coklat adalah biji buah pohon kakao (Theobroma cacao) yang telah
melalui proses fermentasi dan pengeringan dan siap diolah. Biji kakao merupakan bahan
dasar dari pembuatan coklat.
Buah kakao memiliki kulit yang tebal, sekitar 3 cm. Daging buahnya yang disebut
pulp tidak dimanfaatkan. Pulp ini mengandung gula dan membantu proses fermentasi biji
kakao. Setiap buah kakao mengandung biji sebanyak 30-50 biji. Warna biji sebelum proses
fermentasi dan pengeringan adalah putih yang kemudian berubah menjadi keunguan atau
merah kecoklatan.

Budidaya.
1. Penanaman
Bibit dan lahan dengan luas tertentu merupakan hal yang harus disiapkan terlebih
dahulu sebelum penanaman. Bibitnya berupa biji kakao yang berasal dari buah terpilih pada
pohon kakao. Melakukan pembibitan pada polibag berukuran kecil atau lahan khusus untuk
pembibitan. Setelah bibit kakao berumur kurang lebih tiga sampai enam bulan, bibit
dipindahkan ke lahan dengan jarak tanam 3x3 meter. Penanaman dilakukan secara berkala
sesuai dengan ketesediaan bibit dan lahan.
2. Pemupukan
3
Pemupukan dilakukan untuk menyuburkan dan mengembalikan unsur hara pada
tanah sehingga meningkatkan dan merangsang pertumbuhan tanaman kakao baik batang,
daun dan buah. Jenis pupuk yang digunakan petani adalah pupuk urea dan pupuk lainnya
seperti TSP, KCL, dan NPK. Skala penggunaan pupuk urea lebih besar daripada pupuk
lainnya dan terkadang petani mencampur keduanya. Pemupukan dilakukan satu kali dalam
setahun dengan rata-rata penggunaan pupuk urea sebanyak 208 kg/Ha.
3. Penyemprotan
Penyemprotan dilakukan untuk mengatasi dan membasmi hama serta penyakit yang
menyerang tanaman kakao. Hama yang paling sering muncul pada pohon kakao adalah
serangga dari famili Miridae dan fungi dari genus Phytophtora. Namun, bukan hanya hama
yang menjadi pengganggu, masalah lainnya ialah iklim contohnya timbulnya penyakit
seperti hitam buah yang diakibatkan curah hujan yang terlalu tinggi, mati pucuk dan
serangan jamur batang yang dapat menyebabkan matinya pohon kakao.
Petani melakukan pemberantasan hama dengan penyemprotan pestisida. Umumnya
petani melakukan penyemprotan dua kali dalam sebulan dan dalam satu kali penyemprotan
berskala 1-2 liter. Jenis pestisida yang digunakan petani ialah Vigor, Unisait, Nordoks,
Akodag, Sidametrin, Capture, Kloromit, Topplus dan lainnya.
4. Penyiangan
Pada saat kakao menghasilkan buah, penyiangan dilakukan untuk menghindari hama
tikus dan pemakan buah lainnya. Penyaingan ini biasanya menggunakan alat-alat pertanian
modern seperti mesin pemangkas dan herbisida yang digunakan dengan tangki penyemprot.
Teknlogi tersebut sangat membantu petani untuk mengusahakan lahan pertanian secara
efisien.
5. Pemangkasan
Semakin bertumbuh besar dan lebatnya pohon kakao perlu dilakukan pemangkasan
cabang yang terlalu rimbun dan tunas air yang dianggap mengganggu pertumbuhan kakao.
Pemangkasan dilakukan agar tanaman mendapatkan intensitas cahaya yang cukup secara
keseluruhan sehingga dapat menghasilkan buah atau berproduksi secara maksimal.

4
6. Panen

Pohon kakao tumbuh di kondisi iklim tropis yang panas, umumnya di rentang lintang
20 derajat dari khatulistiwa. Buah pohon kakao tidak mengenal musim sehingga buah
kakao dapat dipanen sepanjang tahun. Buah kakao yang belum masak biasanya memiliki
warna yang cerah seperti hijau, merah, atau ungu. Ketika sudah masak, buah ini berwarna
kekuningan hingga jingga. Apabila buah tersebut sudah masak maka petani melakukan
pemetikan buah (panen). Pemanenan dilakukan dengan pisau yang tajam dan harus hati-hati
agar tidak melukai batang karena bunga coklat dapat tumbuh di tempat yang sama.
Kemudian, buah kakao dikumpulkan di satu tempat dan melakukan pemeraman buah
maksimal satu minggu agar kematangan buah kakao merata. Setelah itu, melakukan
pemecahan buah menggunakan beberapa alat diantaranya pisau, golok dan sepotong kayu
yang bertujuan untuk memisahkan biji dari kulit kakao, kemudian dimasukan kedalam
karung dan langsung diangkut ke rumah petani. Buah kakao muncul secara langsung dari
batang pohonnya, mirip buah nangka. Hal ini memudahkan pemanenan karena buah tidak
muncul di tempat yang tinggi dan pohon ini berbuah sepanjang tahun.

5
Pengolahan

Untuk mengolah biji kakao menjadi coklat dibutuhkan pengetahuan yang memadai
agar hasilnya berkualitas dan memiliki nilai jual untuk dipasarkan dalam bentuk produk.
Proses pengolahan kakao menjadi coklat dengan sistem fermentasi sangat baik sebab
menghasilkan kakao dengan cita rasa setara dengan kakao yang berasal dari Ghana. Hal ini
juga dikarenakan kakao Indonesia memiliki kelebihan tidak mudah meleleh sehingga cocok
untuk dibentuk.
Fermentasi merupakan suatu proses produksi suatu produk dengan mikroba sebagai
organisme pemrosesnya. Fermentasi biji kakao merupakan fermentasi tradisional yang
melibatkan mikroorganisme indigen dan aktivitas enzim endogen. Pulp kakao mengandung
banyak glukosa, fruktosa, sukrosa dan asam sitrat yang berperan membantu pertumbuhan
mikroorganisme sehingga terjadi fermentasi tersebut.

6
Tahapan pengolahan pasca panen kakao yaitu buah kakao dibelah dan biji terbungkus
pulp dikeluarkan, kemudian dikupas kulitnya. Biji yang masih terbungkus pulp
dikumpulkan dalam suatu wadah. Salah satu wadah yang digunakan adalah kontainer kayu.
Kontainer disimpan di atas tanah atau di atas saluran untuk menampung pulp juices yang
dihasilkan selama fermentasi (hasil degradasi pulp selama beberapa hari).
Proses fermentasi akan menghasilkan panas dan menyebabkan pulpnya mencair.
Cairan pulp biasanya dapat digunakan untuk menghasilkan minuman beralkohol. Laju
fermentasi dan pengeringan amat tergantung pada kondisi lingkungan namun, pada
umumnya fermentasi dalam kontainer dapat dilakukan selama 2 - 6 hari. Satu kilogram biji
kakao mengandung sekitar 880 butir biji kakao sedangkan satu buah kakao memiliki berat
sekitar 400 gram dan menghasilkan antara 35-40 gram biji kering.
Pada umumnya, dasar kontainer memiliki lubang kecil untuk drainase dan aerasi.
Kontainer tidak diisi secara penuh, disisakan 10 cm dari atas dan permukaan atas ditutupi
dengan daun pisang yang bertujuan untuk menahan panas dan mencegah permukaan biji
dari pengeringan.
Fermentasi biji kakao dilakukan guna menghasilkan cita rasa, mencokelat-hitamkan
warna biji, mengurangi rasa-rasa pahit, asam, manis dan aroma bunga, meningkatkan
aroma kakao (cokelat), dan mengeraskan kulit biji menjadi seperti tempurung. Biji yang
tidak difermentasi tidak akan menghasilkan itu sehingga cita rasa dan mutu biji sangat
rendah.
Untuk menghentikan proses fermentasi, biji kakao kemudian dikeringkan.
Pengeringan dilakukan sampai kadar air menjadi 7 – 8 % (setimbang dengan udara
berkelembaban 75 %). Kadar air kurang dari 6 %, biji akan rapuh sehingga penanganan dan
pengolahan selanjutnya menjadi lebih sulit sedangkan jika kadar air lebih dari 9 %
memungkinkan pelapukan biji oleh jamur. Pengeringan dengan pemanas sinar surya dapat
memakan waktu 14 hari, sedangkan dengan pengeringan non surya memakan waktu 2 – 3
hari.

7
Setelah pengeringan, biji disortir untuk membersihkan biji dan dilanjutkan dengan
penyangraian pada suhu 210 C selama 10 – 15 menit. Tujuan dari penyangraian adalah
untuk mensterilisasi biji serta pembentukan cita rasa dari hasil fermentasi melalui reaksi
Maillard.
Pada umumnya, petani cenderung mengolah biji tanpa fermentasi dengan cara
merendam biji dalam air untuk membuang pulp kemudian ilanjutkan dengan penjemuran,
dan biji siap dijual tanpa memerhatikan kualitas. Langkah ini diambil petani untuk
mendapatkan hasil penjualan yang cepat karena jika melalui fermentasi diperlukan waktu
inkubasi sehingga petani harus menunggu untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan.
Namun, pada dasarnya fermentasi merupakan kunci penting untuk memberikan cita rasa
coklat.
Coklat batangan
Untuk membuat produk dalam bentuk coklat batangan maka, langkah selanjutnya
setelah biji kakao dikeringkan dan disangrai, sebagai berikut :

1. Memisahkan kulit biji dan biji kakao menggunakan mesin penampi (winnowing machine)
2. Biji kakao diberikan kalium karbonat untuk mengembangkan rasa dan warna
yang kemudian akan mengalami proses alkalisasi
3. Setelah di alkalisasi, biji kakao memasuki proses penggilingan untuk membuat cocoa
liquor (kakao partikel tersuspensi dalam cocoa butter). Suhu dan tingkat penggilingan
bervariasi sesuai dengan jenis mesin penggilingan yang digunakan dan produk yang akan
dihasilkan
8
4. Setelah biji kakao menjadi cocoa liquor, biasanya produsen akan menambahkan
bahan pencampur, seperti kacang untuk menambah citra rasa coklat
5. Selanjunya, mengekstrak cocoa liquor dengan cara dipress/ditekan untuk mendapatkan
lemak coklat (cocoa butter) dan kakao dengan massa padat yang disebut cocoa presscake.
Persentasi lemak kakao yang dipress disesuaikan dengan keinginan produsen sehingga
komposisi lemak coklat (cocoa butter) dan cocoa presscake berbeda-beda.
6. Untuk membuat coklat batangan yang digunakan adalah lemak coklat (cocoa butter)
7. Selanjutnya, lemak coklat (cocoa butter) akan ditambahkan cocoa liquor dan bahan
lainnya seperti gula, susu, dan pengemulsi agen kemudian dicampur hingga merata.
Proporsi bahan akan berbeda tergantung pada jenis cokelat yang dibuat
8. Campuran kemudian mengalami proses pemurnian sampai pasta yang halus terbentuk
(refining). Refining bertujuan meningkatkan tekstur dari coklat
9. Selanjutnya, conching untuk mengembangkan lebih lanjut rasa dan tekstur coklat.
Conching adalah proses menguleni atau smoothing. Kecepatan, durasi, dan suhu
conching akan mempengaruhi rasa
10. Campuran ini kemudian melewati pemanasan, pendinginan dan proses pemanasan
kembali. Hal ini mencegah perubahan warna dan melelehnya coklat dalam produk
tersebut
11. Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam cetakan dan didinginkan di
ruang pendingin
12. Cokelat kemudian dikemas dan siap didistribusi ke
konsumen. Coklat bubuk

9
10
1. Jika hendak membuat coklat dalam bentuk bubuk maka setelah cocoa liquor diekstrak
dengan cara dipress/ditekan untuk mendapatkan lemak coklat (cocoa butter) dan kakao
dengan massa padat yang disebut cocoa presscake. Bahan yang diperlukan ialah cocoa
presscake yang kemudian akan dihaluskan
2. Coklat bubuk dikemas dan siap untuk didistribusikan ke konsumen.

Pemasaran
Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran sangat diperlukan oleh produsen agar produk
yang dihasilkan dapat diketahui oleh konsumen sekaligus mempromosikan produk tersebut
dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya sehingga
diharapkan angka penjualan dan pendapatan meningkat.
Di era globalisasi dimana situasi persaingan dalam pasar semakin tajam sehingga
estetika dapat berfungsi sebagai suatu perangkap emosional yang sangat ampuh untuk
menarik perhatian para pembeli atau konsumen. Pertarungan produk tidak lagi terbatas
pada keunggulan kualitas atau teknologi canggih saja, tetapi juga pada usaha untuk
mendapatkan nilai tambah untuk memberikan keuntungan emosi kepada konsumen. Salah
satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapinya adalah melalui desain produk.
Kemasan suatu produk harus dapat memengaruhi konsumen untuk memberikan respon
yang positif, yaitu membeli produk. Desain kemasan produk selain menambah nilai jual
juga menarik minat pembeli dan meningkatkan penjualan suatu produk. Semakin
banyaknya produk dengan jenis yang sama sehingga diperlukan sesuatu yang membedakan
antara satu produk dengan produk lainnya oleh karena itulah kemasan sangat berperan
penting bagi produk.
Desain produk harus disesuaikan dengan target pasar yang akan dibidik. Setiap
konsumen memiliki karakteristik sendiri. Mulai dari bentuk, warna, grafis, merek, ilustrasi,
huruf serta tata letak desain akan berbeda di setiap konsumen. Desain kemasan yang baik

11
dari sebuah produk harus dapat tersampaikan dan dimengerti konsumen hanya melalui
visual desain tersebut.
Salah satu produknya adalah coklat, sepeti diketahui bahwa banyak sekali jenis coklat
yang dijual di pasaran dengan jenis yang sama namun berbeda bentuk. Hal ini terjadi sebab
coklat tidak hanya bersaing dengan cita rasa coklat dan kekhasan warna saja melainkan
juga bersaing dalam desain kemasan yang berbeda - beda dan memiliki ciri khas masing -
masing tiap produsen. Hal ini dilakukan selain untuk menarik minat pelanggan dan
meningkatkan penjualan coklat tersebut juga bertujuan agar konsumen dapat mengenali
dengan mudah produk coklat mana yang hendak mereka beli.
Di masa modern saat ini terdapat satu strategi pemasaran yang sedang gencar
dilakukan oleh banyak orang, yaitu berpromosi online melalui website. Promosi online
sangat berguna untuk konsumen seperti memudahkan konsumen untuk melihat produk
yang hendak mereka beli, mengefisienkan waktu untuk membeli produk yang diinginkan,
dan memudahkan komunikasi antara produsen dengan konsumen tanpa perlu bertemu satu
sama lain.
Produk coklat juga termasuk produk yang marak dipromosikan online melalui website
yang berbeda - beda walau produk tersebut antar satu website dengan website lainnya
memiliki kesamaan baik itu dalam bentuk, merek, jenis, dan lainnya namun, tiap website
tetap bersaing untuk menarik minat konsumen dengan ciri khas masing - masing tiap
website salah satunya bersaing dalam nilai harga jual, kualitas, dan keamanan produk
tersebut.

Jasa dan Sarana Penunjang


1. Peminjaman
Lembaga yang khusus dibentuk untuk sistem pembiayaan kegiatan pertanian salah
satunya lembaga TLFF ( Tropical Landscapes Finance Facility). Lembaga ini bertujuan
untuk memberikan pinjaman kepada petani untuk mengelola hasil pertaniannya tersebut,
meningkatkan produktivitas petani, restorasi lahan, serta pembangunan energi terbarukan.

12
Lembaga ini memiliki sasaran untuk pembangunan berkelanjutan/jangka panjang bidang
pertanian baik di komoditi kakao maupun di komoditi lainnya.
2. Penyuluhan
Penyuluh pertanian sangat berperan penting dalam pengembangan pertanian. Hal ini
dikarenakan penyuluhan berperan, sebagai berikut :
• Penyuluh sebagai inisiator, yang senantiasa memberikan gagasan/ide-ide baru dan inovasi
baru hasil pertanian untuk memajukan usahatani
• Penyuluh sebagai fasilitator, yang memberikan jalan keluar baik dalam pemahaman
maupun fasilitas seperti modal, akses ke pasar, mintra usaha, dan lainnya
• Penyuluh sebagai penghubung, dimana penyuluhan sebagai tempat penyampaian
aspirasi masyarakat tani dan penyampai kebijakan yang menyangkut bidang pertanian
• Penyuluh sebagai penganalisa, dimana penyuluhan dituntut mampu menganalisa masalah
dan kebutuhan petani dalam bidang pertanian
• Penyuluh sebagai agen perubahan yang senantiasa harus dapat memengaruhi
sasarannya agar dapat merubah pertanian menjadi lebih maju dan kompetitif.

Pelaku
1. Petani
Petani berperan sebagai pengelola dan pengatur jalannya budidaya suatu tanaman
mulai dari menyediakan dan memilih bibit yang baik untuk ditanam, penanaman secara
berkala, pemberian pupuk, memberantas hama, penyiangan, pemangkasan hingga panen.
2. Pengelola coklat
Pengelola coklat disini maksudnya adalah orang yang mengelola biji kakao menjadi
coklat kemasan atau dalam bentuk produk jadi yang siap dikonsumsi oleh konsumen.
Pengelola ini merupakan bagian dari industri produk. Peran pengelola ialah membantu
petani mengembangkan biji kakao menjadi produk yang lebih berkualitas dan memiliki
nilai jual baik dalam bentuk produk makanan/minuman maupun lainnya, membantu
pemasaran baik biji kakao secara utuh maupun biji kakao yang sudah diolah menjadi coklat,

13
menjadi mediator antara petani dan pemerintah di daerah tersebut, dan memberikan
pelatihan mengenai pengelolaan biji kakao menjadi produk olahan yaitu coklat.
3. Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah berperan sebagai penyedia sarana produksi (SAPRODI) mulai dari
perawatan kebun seperti penyemprotan pestisida, budidaya tanaman, pemangkasan,
pemupukan sampai pada pemanenan kakao, berupaya meningkatkan produksi kakao
dengan orientasi dan terfokus kepada mutu dan kualitas kakao yang dihasilkan, berupaya
memaksimalkan bimbingan dan pelatihan agar pemahaman masyarakat mengenai budidaya
kakao semakin baik, memantau dan mengevaluasi kinerja petani dalam membudidayakan
kakao, dan merealisasikan berbagai kebijakan pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat petani kakao.

Kendala
1. Kesulitan dalam memprediksi permintaan produk
Hal ini dikarenakan tidak adanya alat pelaporan canggih yang memungkinkan untuk
memperkirakan berapa banyak produk yang harus dijual untuk beberapa bulan atau tahun.
Akibatnya, barang yang diproduksi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan pelanggan.
2. Kesulitan dalam mempertimbangkan faktor eksternal
Faktor eksternal sangat memengaruhi pergerakan laju penjualan suatu produk, faktor
eksternal tersebut seperti pergerakan kurs mata uang, kenaikan harga bahan bakar minyak,
tren pasar saat ini, dan lainnya.
3. Kesulitan dalam mengontrol persediaan
Mengelola atau mengecek persediaan produk masih secara manual. Hal ini
mengakibatkan ketidakakuratan dalam perhitungan jumlah produk yang tersedia, rawan
kesalahan, dan tidak mengefisienkan waktu.
4. Kesulitan dalam meningkatkan efisiensi di perusahaan

14
Mengoptimalkan efisiensi di perusahaan tidaklah mudah sebab produsen harus
memiliki strategi yang tepat agar efisiensi perusahaan berjalan dengan lancar salah satunya
dengan modernisasi proses dan sistemasi alur kerja.
5. Kurangnya daya beli konsumen karena kondisi ekonomi yang tidak stabil
6. Kekurangan tenaga kerja yang berkualitas
Hal ini dikarenakan kurangnya pelatihan terhadap tenaga kerja sehingga kinerja dalam
bekerja tidak mencapai konsistensi dari kinerja perusahaan tersebut.
7. Kesulitan dalam mengelola prospek penjualan
Produsen cederung memperlakukan prospek dengan cara yang sama sedangkan setiap
prospek memiliki karakterdan kebutuhan yang berbeda. Produsen juga cenderung kesulitan
mengidentifikasi prospek yang berpotensi dan lebih berfokus pada prospek yang tidak
menjanjikan.
8. Kesulitan dalam menerapkan teknologi canggih
Setiap tahunnya akan selalu ada teknologi yang semakin maju dan canggih. Hal ini
terkadang membingungkan produsen untuk menggunakan teknologi seperti apa yang cocok
untuk digunakan di perusahaannya. Terlebih produsen harus bisa beradaptasi terhadap
perubahan apapun termasuk teknologi untuk dapat bersaing di pasar yang semakin
kompetitif.
9. Kurangnya pemahaman konsumen terhadap teknologi
Kendala ini mungkin dapat ditemukan jika pemasaran via online yang sedang marak
dilakukan. Adanya konsumen yang tidak mengerti cara memanfaatkan search engine
sehingga memungkinkan kurangnya minat beli konsumen untuk membeli kebutuhan
mereka.

15
Konsep Sistem Agribisnis

Subsistem Pertanian Hulu Subsistem Budidaya Subsistem Pengolahan Subsistem Pemasaran

Tanaman Pangan dan


Industri Benih/Bibit Hortikultura Industri Makanan
(Biji Kakao)
Distribusi
Promosi

Subsistem Jasa dan Penunjang Pertanian

Peminjaman (Lembaga TLFF)


Penyuluhan

Daftar Pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Biji_kakao
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/83755/Cara-Proses-Pengolahan-Biji-Kakao-
Menjadi-Coklat/
https://www.jurnal.id/id/blog/desain-produk-berperan-menarik-minat/
https://www.jurnal.id/id/blog/tantangan-industri-manufaktur-dan-cara-mengatasinya/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://sinta.unud.ac.id/uploads
/wisuda/1204205036
16

Anda mungkin juga menyukai