Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya


cukup penting bagi perekonomian nasional dengan sebaran sentra penanaman
yang cukup banyak dan tumbuh dengan baik di Indonesia. Kakao juga telah lama
menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan Indonesia yang memiliki kontribusi
yang cukup besar dalam menghasilkan devisa negara. Di samping itu, kakao juga
berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan
agroindustri.
Indonesia sebenarnya berpotensi untuk menjadi produsen utama kakao
dunia apabila berbagai permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao
dapat diatasi dan agribisnis kakao dikembangkan dan dikelola secara baik.Dari
segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana
bila  dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa setara dengan
kakao yang berasal dari Ghana. Kelebihan kakao Indonesia antara lain adalah
kakao Indonesia tidak mudah meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk
blending. Sejalan dengan keunggulan tersebut, peluang pasar kakao Indonesia
cukup terbuka baik ekspor maupun kebutuhan dalam negeri. Dengan kata lain,
potensi untuk menggunakan industri kakao sebagai salah satu pendorong
pertumbuhan dan distribusi pendapatan cukup terbuka.
Indonesia masih memiliki lahan potensial yang cukup besar untuk
pengembangan kakao yaitu lebih dari 6,2 juta ha terutama di Irian Jaya,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku dan Sulawesi Tenggara. Disamping
itu kebun yang telah dibangun masih berpeluang untuk ditingkatkan
produktivitasnya karena produktivitas rata-rata saat ini kurang dari 50 %
potensinya. Di sisi lain situasi perkakaoan dunia beberapa tahun terakhir sering
mengalami defisit, sehingga harga kakao dunia stabil pada tingkat yang tinggi
bahkan cenderung dari tahun ke tahun terus meningkat. Posisi akhir harga kakao
dunia tahun 2006 mencapai US$ 1,58,7/lb atau US$ 49,39 jauh lebih tinggi

1
dibandingkan dengan harga pada tahun 2001 sebesar US$ 49,39 /lb. Kondisi ini
merupakan suatu peluang yang baik untuk segera dimanfaatkan.
Kalimantan Timur merupakan Provinsi yang mempunyai potensi besar
bagi pengembangan komoditi tanaman kakao di Indonesia.Kakao merupakan
salah satu komoditi unggulan di Provinsi ini. Pada tahun 2006, luas areal kakao
mencapai 41.312,50 ha tersebar di hampir seluruh kabupaten dan kota di Provinsi
Kalimantan Timur dengan produksi mencapai 26.774 ton (produktivitas 1,02
ton/ha). Wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang luas berpotensi untuk
dilakukannya pengembangan kakao melalui perluasan areal tanam.
Untuk menghasilkan tanaman kakao dengan produk biji yang berkualitas,
maka harus dimulai dari penanaman benih yang berkualitas pula.Tingginya minat
terhadap perkebunan kakao ini, harus dibarengi dengan pengadaan suber benih
yang berkualitas dan tersertifikasi. Benih yang bermutu tinggi akan mengurangi
peluang terjadinya kegagalan dalam berkebun kakao.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992


tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4
disebutkan bahwa benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman
atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman.Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan
sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman.

Benih tersertifikasi adalah benih yang memang dijamin kualitasnya dalam


hal kemurnian, persen tumbuh, persen kecambah dan persen jadi kakao. Untuk
bias memperoleh benih yang demikian maka ada beberapa tahap yang harus
dilakukan, sehingga dapat diproduksi benih yang dijamin kualitasnya. Oleh
karena itu pada tulisan ini akan dibahas beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
memproduksi benih kakao yang berkualitas dan tersertifikasi. Sehingga dapat
mengurangi resiko kegagalan dalam agribisnis jenis kakao ini.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Proses pembuatan benih kakao dilaksanakan melalui tahapan pemilihan-


pemilihan pohon, buah dan biji serta pembuatan benih

2.1    Kebun benih
Benih merupakan bahan tanaman yang berupa biji.Sedangkan biji sendiri
berasal dari peleburan sel jantan dan betina pada bunga.Sehingga pada dasarnya
benih merupakan sifat gabungan dari kedua induknya. Biji yang baik belum tentu
akan menjadi benih yang baik pula. Karena berdasarkan asa Krebs bahwa
Fenotipe tanaman atau bentuk fisik tanaman merupakan interaksi antara genetik
biji dengan lingkungan sekitarnya.Karena genetik ini berasal dari kedua induk
tanaman, maka untuk memperoleh biji atau benih yang berkualitas harus
bersumber dari indukan yang berkualitas pula.Oleh karena itu produksi benih
yang berkualitas harus bersumber dari sumber benih yang berkualitas.
Kebun benih merupakan suatu areal yang luas yang difungsikan sebagai
sumber benih. Kebun ini di bangun bukan untuk menghasilkan buah yang
dijadikan bahan baku coklat, tetapi lebih kepada biji untuk suber benih
selanjutnya. Areal ini hanya ditanami oleh pohon kakao yang bersifat
superior.Pohon-pohon ini memang dipilih dan diuji kelayakannya menjadi sumber
benih.Biasanya pohon-pohon yang ditanam merupakan hasil klon dari indukan
yang berkuliatas baik.

Pohon yang dipilih sebagai sumber benih yaitu pohon yang memiliki daya
hasil yang tinggi, tahan hama penyakit dan mempunyai adapatasi terhadap
lingkungan. Sebaiknya pohon yang telah beberapa kali menghasilkan.Dengan
dikumpulkannya tanaman-tanaman kakao yang bersifat superior ini, diharapkan
dapat menghasilkan benih-benih yang unggul.Sebelum benih dari kebun ini
diproduksi, harus dilakukan tahapan-tahapan pengujian salah satunya adalah uji

3
provenasns (tempat tumbuh) dan uji progeny (hasil keturunannya), dan pada
akhirnya disisakan anaman-tanaman superior yang dipastikan menghasilkan benih
unggul.

2.2     Pemilihan Buah
Pemilihan buah yang baik sangat dibutuhkan dalam pembuatan benih
Kakao.Hal ini bertujuan untuk mendapatkan mutu benih yang baik dan
mempunyai daya tumbuh yang baik pula.Pemilihan buah dari batang, cabang dan
ranting pohon dapat sebagai sumber benih.Untuk sumber benih yang dipilih
adalah buah yang masaknya tepat (warna kulit buah sudah berubah, dari buah
yang masih muda berwarna hijau menjadi buah yang berwarna kuning jika sudah
masak atau warna merah (buah muda) menjadi oranye /buah yang masak) dan isi
buah telah kocak.
Buah yang belum masak menghasilkan benih yang daya tumbuhnya
rendah dan bibit yang lemah.Sedang buah yang lewat masak menghasilkan biji
yang telah berkecambah dan tak dapat digunakan untuk benih.Oleh karena itu
untuk menjadi benih, dipilih buah yang betul-betul sudah masak. Kemudian buah
kakao yang telah masak dipilih yang sehat dan bentuknya normal dengan ciri-
ciri :tidak mengkerut, tidak berbintik hitam serta masih utuh. Ukuran buah yang
baik untuk benih adalah berat buah segar tidak kurang dari 350 gram dan volume
buah tidak kurang dari 400 ml.

2.3     Pemilihan biji
Biji yang digunakan sebagai benih dapat berasal dari bagian ujung, tengah
dan pangkal buah serta bernas yaitu berisi dan berukuran sedang.Biji aat, memar
dan lunak tidak boleh digunakan sebagai benih.Ukuran biji untuk benih bervariasi
tergantung pada jenisnya dengan kisaran berat 100 biji adalah 100 gram.

2.4    Pembuatan benih
Setelah buah dipetik dari pohon, dikumpulkan dan diangkut ke tempat
proses pembuatan benih. Sebelum dilakukan pembelahan buah, dilakukan
pemilihan buah-buah yang masak dan sehat.Buah yang baik dibelah melintang

4
menggunakan alat pemukul, dilakukan secara hati-hati jangan sampai melukai
biji. Kemudian Biji berdaging buah (pulp) dikeluarkan dari buah dan dicampur
dengan air kapur 2,5 % (25 gram per liter air) selama 30 detik. Satu liter larutan
air kapur digunakan untuk 1000 benih. Campuran pulp dengan air kapur
dimaksudkan untuk menggumpalkan daging buah sehingga lebih mudah dikupas.
Setelah pulp dikeluarkan dari air kapur dicuci dengan air bersih untuk
menghilangkan kapur yang menempel pada biji.
Pencucian biji dilakukan 2-3 kali sampai biji benar-benar bersih dari
kapur. Kemudian biji dihilangkan dagingnya dengan ara mengupas kulit.
Pengupasan kulit biji dilakukan dengan tangan.Sedapat mungkin dihindari biji
terluka pada waktu pengupasan.Kemampuan mengupas kulit biji perorang per jam
350 butir. Benih setelah selesai dikupas, dicuci dengan air bersih untuk
menghilangkan kapur yang mungkin masih tersisa pada benih.Untuk melindungi
benih dari serangan jamur digunakan fungisida. Untuk 1 liter larutan fungisida,
konsentrasi larutan fungisida yang digunakan adalah 1 % (10 gram fungisida
untuk 2000 benih untuk 4 kali merendam (setiap merendam 500 benih). Larutan
diaduk merata 5-10 menit, selanjutnya benih ditiris dan diturunkan kadar airnya
sampai kering.
Penurunan kadar air benih, Kadar air benih sewaktu basah sekitar 50% dan
untuk Pengangkutan pengiriman perlu diturunkan sampai mencapai kering 40 %
yaitu dengan mengangin-anginkan pada tempat yang teduh. Benih mencapai
kering ditandai dengan tidak adanya bintik air pada permukaan benih dan jika
dipijit tidak mengeluarkan air.Pengeringan dilakukan dengan menyebar benih
secara merata pada kotak pengering atau tampah.Untuk mempercepat benih
kering dilakukan pembalikan benih berulang-ulang dengan tangan.

2.5    Pengepakan benih


Benih yang telah kering dimasukkan dalam kantong plastik.Setiap kantong
berisi 500 benih dan ditutup rapat.Kantong-kantong plastik yang berisi benih
disusun dalam peti karto yang diberi serbuk gergaji yang kering dan bersih yang
fungsinya sebagai penyangga suhu dalam karton agar relatif tetap.Setiap peti

5
karton berisi 10 kantong plastik (5000 butir benih). Selanjutnya peti karton ditutup
dengan perekat dan bagian luar kantor diantumkan keterangan (nama dan alamat
tujuan dan pengirim, jenis benih, jumlah benih dan tanggal pegiriman).

2.6      Pengiriman benih
Dalam pengiriman benih perlu diperhatikan kondisi sekitar peti karton
agar benih tetap baik sampai ditempat tujuan.Perlu diperhatikan suhu ruangan
tidak terlampau panas/ tidak melebihi 35 derajat celius, peti karton tidak boleh
ditempatkan pada cahaya matahari langsung dan dijaga agar tidak mengalami
kerusakan.Pengangkutan benih dengan menggunakan angkutan darat/ udara/ laut
sesuai tujuan.Segera setelah benih diterima ditempat tujuan, dilakukan
penyemaian.Oleh karena itu tempat penyemaian perlu dipersiapkan terlebih
dahulu.Dengan metode ini mampu mempertahankan daya tumbuh diatas 80 %
setelah 3- 4 minggu.

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Selai Coklat
1. Mangkuk
2. Sendok
3. Panci
4. Sendok kayu
b. Lilin Aromaterapy
1. Wadah
2. Pengaduk
3. Cetakan lilin
4. Panci stainlees
c. Masker Coklat
1. Wadah
2. Sendok
3. Plastik
d. Sabun Coklat
1. Wadah
2. Pengaduk

3.1.2 Bahan
a. Selai Coklat

7
1. Bubuk coklat
2. Susu kental manis
3. Tepung terigu
4. Mentega
5. Vanili
b. Lilin Aromaterapy
1. 2 batang lilin putih
2. Coklat bubuk
3. Extrack coklat
c. Masker Coklat
1. Bubuk coklat
2. Bubuk susu skim
d. Sabun Coklat
1. Soda api
2. Bubuk coklat
3. Minyak zaitun
4. Minyak kelapa
6. Minyak kelapa sawit

3.2 Prosedur Kerja


a. Selai coklat
1. Dimasukkan tepung, bubuk coklat, vanili, gula dan susu kental manis
kedalam mangkuk, lalu aduk hingga tercampur rata.
2. Campurkan air secara perlahan kedalam adonan.
3. Setelah tercampur rata panaskan dengan api kecil
4. Aduk rata hingga adonan mengental
5. Setelah mengental camprkan mentega lalu dinginkan.
b. Lilin aromaterapy
1. Potong-potong lilin hingga menjadi ukuran kecil.
2. Lelehkan lilin dengan meletakkan mangkuk diatas air panas.
3. Setelah meleleh tambahkan bubuk coklat dan exrack coklat.

8
4. Aduk hingga rata lalu masukkan dalam cetakan
5. Tunggu hingga lilin kembali mengeras.

c. Masker Coklat
1. Ayak bubuk coklat kedalam wadah.
2. Tambahkan bubuk susu lalu aduk hingga tercampur sempurna
3. Saat ingin diaplikasikan kewajah campurkan bubuk masker dengan madu
dan air mawar.

d. Sabun Coklat
1. Campurkan semua bahan kedalam mangkuk stainlees.
2. Kemudia aduk agar tidak ada terjadi penggumpalan.
3. Siapkan cetakan sabun
4. Masukkan semua campuran kedalam cetakan
5. Tuunggu sampai mengeras.

9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Coklat dan bahan-bahan yang digunakan disini dapat ditemukan dengan
mudah. Coklat pun dapat di olah menjadi sabun, lilin aromatherapy, selai
coklat, dan masker organik coklat.
2. Kandungan cokelat asli yang terbuat dari 100 gram bubuk kakao asli
terdiri dari 228,49 kkal; 19,59 gram protein; 13,5 gram lemak; 53,35 gram
karbohidrat; 27,90 gram serat, dan 2,58 gram air.
3. Beberapa vitamin yang ada di dalam cokelat asli yang terbuat dari bubuk
biji kakao di antaranya adalah vitamin A, vitamin B1 (tiamin), vitamin B2
(riboflavin), vitamin C, vitamin D, dan vitamin E.
4.

5.2 Saran
Sebaiknya menggunakan takaran yang pas dalam pengerjaan dan
menggunakan alat-alat yang lengakp. Selain produk diatas coklat masih bisa
dibuat untuk bahan makanan lain seperti kerupuk coklat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf CK Arianto. 2018. 56 Makanan Ajaib dan Manfaatnya untuk Kesehatan


dan Kecantikan. Venom Publisher
Pangkalan Ide. 2008. Dark Chocolate Healing. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Unila: Tinjauan Pustaka (Kakao). http://digilib.unila.ac.id/1303/8/BAB
%20II.pdf [diakses pada 6 Februari 2019]
Unhas: Tinjauan Pustaka (Kakao).
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2020/Skripsi
%20Susanti%20pdf.pdf [diakses pada 6 Februari 2019]

11

Anda mungkin juga menyukai