AEROPONIK
OLEH:
SANDRA LOEIKA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
Dalam kehidupan sehari - hari, suatu sistem dengan perencanaan yang sangat
kompleks sangat dibutuhkan guna mempermudah di dalam membantu kehidupan
manusia. Apalagi jika sistem tersebut bergerak dengan suatu kontrol yang terpadu,
maka hal ini akan membawa dampak kepada manusia untuk bias memikirkan dan
membuat suatu bentuk kontrol yang sekiranya akan dapat membantu dengan efisien.
Salah satunya adalah sistem pengontrolan pada tanaman aeroponik. Aeroponik
merupakan sistem penanaman efisien dari segi penggunaan air, penggunaan
unsurhara dan pemanfaatan lahan yang terbatas sehingga dapat meningkatkan
produktivitas lahan pertanian. eroponik merupakan suatu cara bercocok tanam
sayuran di udara tanpa menggunakan tanah, nutrisi disemprotkan pada akar
tanaman, air yang berisi larutan hara atau nutrisi disemburkan dalam bentuk kabut
hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan
menyerap larutan hara tersebut. Air dan nutrisi disemprotkan menggunakan
irigasisprinkler. Metode ini bukan merupakan hal baru dalam dunia pertanian.
Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dengan jelas bagaimana
cara melakukannya dan apa keuntungannya. Dengan menggunakan metode
aeroponik, kadar oksigen yang didapatkan oleh tanaman dalam larutan hara lebih
banyak sehingga jarang tanaman kekurangan oksigen sehingga tanaman dapat
tumbuh dengan optimal. Sayuran yang dihasilkan juga mempunyai kualitas yang
lebih baik, lebih segar, dan lebih higienis.
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti
daya. Aeroponik berarti memberdayakan udara. Aeroponik dilakukan dengan
menyemburkan udara berisi air yang mengandung larutan hara tinggi sehingga
membentuk kabut dan mengenai akar tanaman. Butiran air dan hara tersebut akan
diserap oleh akar-akar tanaman yang menggantung . Aeroponik merupakan suatu cara
bercocok tanam sayuran diudara tanpa penggunaan tanah, nutrisi disemprotkan pada
akar tanaman, air yang berisi larutan hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga
mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap
larutan hara tersebut. Air dan nutrisi disemprotkan menggunakan irigasi sprinkler.
Sayuran hasil budidaya dengan sistem aeroponik terbukti mempunyai kualitas yang
baik, higienis, sehat, segar,renyah, beraroma, dan disertai citarasa yang tinggi.
Sayuran aeroponik dapat mengisi peluang kebutuhan tingkat masyarakat menengah
ke atas. Oleh karena itu, sistem aeroponik mulai banyak dikembangkan di Indonesia.
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti daya. Jadi
aeroponik adalah memberdayakan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan suatu tipe
hidroponik (memberdayaakan air) karena air yang berisi larutan hara disemburkan
dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam
menggantung akan menyerap larutan hara tersebut.
Faktor lingkungan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada pola
cocok tanam aeroponik. Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh adalah
kelembaban dan temperatur. Relative Humidity (RH) adalah persentase kandungan
air di udara pada temperatur tertentu. Kondisi RH yang biasanya digunakan
untuk pola cocok tanam aeroponik adalah sekitar 70%. Jika RH-nya terlalu
tinggi, maka penguapan dan daya serap akar tanaman untuk mendapatkan
nutrisi akan berkurang dan jika RH rendah tanaman dapat mengalami gosong
pucuk pada tepi daun. Dengan adanya warna hitam pada tepi daun, selain
penampilannya yang buruk juga kualitas dari tanaman akan kurang baik. Temperatur
yang biasa digunakan pada pola cocok tanam aeroponik berkisar antara 26 sampai 30
0C. Temperatur yang tinggi akan mempengaruhi temperatur larutan nutrisi pada
tendon atau bak nutrisi. Pada larutan yang bertemperatur tinggi, kadar oksigen
dalam larutan menurun yang mengakibatkan akar kekurangan energi untuk
menyerap air. Pada tanaman hidroponik atau sejenisnya apabila pH tidak sesuai
dengan kebutuhan tanaman bisa diartikan tanaman tersebut akan kehilangan
kemampuan untuk menyerap unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman. Rentang pH ideal untuk tanaman hidroponik atau
dengan sistem aeroponik berkisar antara 5,5 -6,5 dan optimal.
A. Persiapan
Persiapan bangunan screen house, screen house bisa terbuat dari rangka besi,
kayu atau bambu, dengan beratapkan plastik UV dan berdindingkan kain kasa
(paranet) yang lapisan bawahnya ditutup dengan menggunakan plastik UV atau fiber
glass, sedangkan kontruksinya disesuaikan dengan ketinggian tempat.
Persiapan bak penanaman, yaitu bak bisa terbuat dari plastik hitam dengan
rangka dari bambu, dan terbuat dari fiber sedangkan penutupnya menggunakan
stryrofoam diletakan
Pemilihan bak seperti diatas tadi dikarenakan ringan, kuat, bentuknya tidak berubah
dan tidak bereaksi dengan larutan nutrisi.
Bak dalam sistem Aeroponik memiliki fungsi penting, antara lain :
Ukuran bak yang digunakan dalam sistem aeroponik adalah 1 x 4 x 0,5 cm.
Pompa tekanan mengisap larutan nutrisi dari tangki larutan kemudian ke disct
filter, lalu dialirkan melalui pipa utama ke pipa didistribusikan ke dalam bak tanaman
sehingga nozzle/jet spray menghasilkan semprotan nutrisi yang lembut. Pompa yang
digunakan dengan kekuatan 125 watt untuk 4 bak tanaman
B. Penyemaian benih
Dalam pemilihan benih tanaman ini yang akan di budidayakan harus disesuaikan
dengan syarat tumbuh tanaman tersebut, seperti suhu udara, kelembaban, cuaca serta
ketinggian lokasi budidaya dari permukaan laut. Dan umur tanaman yang
dibudidayakan memiliki umur pendek, dapat di tanam dalam pot intensif dan
memiliki produktivitas tinggi. Semakin pendek umur tanaman, maka mempercepat
proses pemanenan.
2. Media Tanam
Pada proses penyemaian, di pilih media tanam rockwool berupa serat padat yang
mudah di potong-potong dan membentuk sesuai dengan kebutuhan. Media rockwool
sebagai media tanam karena memiliki berupa keunggulan, antaranya poros dan dapat
menyimpan air dengan baik, sehingga tanaman tidak mengalami kekeringan terutama
saat tanaman masih kecil
Benih yang akan di semai di rendam menggunakan air ± 30 menit, benih yang
terapung langsung dipisahkan dan di pilih benih yang yang bernas, tidak busuk dan
tidak berjamur untuk di semai.
4. Proses penyemaian
Media tanam yang digunakan yaitu Styrofoam Sebagai temapat tanaman ber-
rockwool di tanam. Styrofoam di pilih karena ringan, mudah dibersihkan dan warna
putih dapat memantulkan cahaya matahari sehingga membantu pada proses
fotosintesis. Pemasangan Styrofoam harus tetap di atas bak tanam dapat membantu
kemampuan Styrofoam dalam menahan berat tanaman di waktu mencapai masa
panen.
Pada budidaya tanaman dengan sistem aeroponik, pemberian larutan nutrisi dilakukan
persamaan dengan pemberian air. Air yang digunakan harus memenuhi standar
tertentu agar kandungan garam dalam air rendah dengan Ph antara 6,5 – 7,0.
LARUTAN A
1. Kalsium Nitrat Ca(NO3)2 4H2O
2. Besi EDTA Fe EDTA
LARUTAN B
Kalium Dihidrogen Fosfat KH2PO4
Kalium Nitrat KNO3
Magnesium Sulfat Mg SO4 7 H2O
Mangan Sulfat Mn SO4 7 H2O
Asam Borat H3 BO3
Tembaga Sulfat Cu SO4 5 H2O
Amonium Molibdat (NH4) 6 MO7 O24. 4H2O
Zinc Sulfat Zn SO4. 7 H2O
Bahan kimia yang di perlukan pada pembuatan larutan nutrisi dapat di lihat pada
Tabel 1.
Cara membuat stok A larutan Nutrisi
1) Tong/drum A di isi air sebanyak 90 liter, kemudian masukan Kalsium Nitrat dan
Besi EDTA di aduk hingga larut.
Dalam konsentrasi yang pekat, baik larutan A dan B tidak baleh larutan nutrisi
disatukan dalam wadah bersamaan harus di pisahkan , dikarenakan antara larutan A
dan B akan terjadi bereaksi atau mengendap sehingga tidak dapat di serap oleh akar
tanaman, maka pertumbuhan tanaman tidak normal.
Dosis dari masing-masing larutan A dan B di ambil satu liter dan di tambahkan air
sebanyak 200 liter (2 : 1), kemudian larutan tersebut siap untuk di siramkan pada
tanaman.
6. Proses penanaman
Bibit tanaman yang telah siap tanam diambil kemudian di masukan pada
lubang tanam dalam Styrofoam dengan keadaan di dalam lubang tidak terlalu dalam
maupun dangkal. Pada saat proses penanaman berlangsung, dilakukan sortasi
langsung terhadap bibit yang akan di tanam. Proses penanaman dilakukan pada pagi
hari yaitu 0.7.00 s/d 09.30 WIB dan pada sore hari 15.00 s/d 16.00 WIB.
8. Proses pemanenan
Proses pemanenan dilakukan pada pagi hari ( 0.6 s/d 0.9.30) dan pada sore hari
(15.30 s/d 16.30 ). Pemilihan waktu panen ini dilakukan agar hasil panen tidak
mengalami fluktuasi suhu yang berarti, fluktuasi suhu yang besar dapat menurunkan
(kadar air dan kualitas panen yang dratis). Hasil panen yang di tata dalam container,
di isi 80 % volume dari kapasitas container tanpa di padatkan. Kontainer yang berisi
hasil panen diusahakan ke dalam ruang pendingin dengan suhu ± 18ºC. Panen baik
untuk pakcoy, sawi, lettu maupun kangkung yaitu umur ± 28 hari sejak dari
penanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Subandi, Ayub dan Muhammad Widodo. 2016. Rancang Bangun Sistem Aeroponik
Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler. SENIATI. Universitas Komputer
Indonesia.
Sutioso, Yos. 2002 . Meramu Pupuk Hidroponik Tanaman Buah, Ttanaman Sayuran,
Tanaman Hias. Penebar Swadaya Bogor.
Untung, Onny. 2004 . Hidroponik Sayuran Sistem NFT (Nutrient Film Technique) .
Penebar Swadaya, Bogor.