Judul praktikum:
PENGAMATAN JARINGAN PELINDUNG
disusun oleh:
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut sistem organisasi kehidupan, tumbuhan merupakan sebuah organ yang
tersusun dari sel dan jaringan yang sangat kompleks. Tumbuhan memiliki jaringan -
jaringan yang menyusunnya, diantaranya jaringan meristem, epidermis, jaringan dasar,
dan jaringan pembuluh. Dan dalam jaringan dasar dibagi lagi menjadi 3 jaringan yaitu,
parenkim, kolenkim dan sklerenkim.
Jaringan epidermis merupakan jaringan yang terletak di bagian paling luar tumbuhan,
atau disebut jaringan yang berada di permukaan tumbuhan, jaringan ini ditemukan
diseluruh bagian pada tumbuhan, mulai dari akar, batang, daun, bunga, maupun buah.
Dengan berdasarkan letaknya dapat kita analisis fungsi dari jaringan epidermis, yaitu
untuk melindungi tumbuhan, dan dapat mencegah penguapan air dalam tubuh tumbuhan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaringan Epidermis dan Derivatnya
2.1.1 Jaringan Epidermis
2.1.2 Stomata
Stomata berasal dari kata Yunani : stoma yang mempunyai arti lubang atau porus.
ESAU mengartikannya sebagai sel-sel penutup dan porus yang ada diantarannya. Jadi
stomata adalah porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang masing-
masing dibatasi oleh dua buah “guard cell” atau sel-sel penutup. Guard cells adalah sel-
sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Guard cells berfungsi
untuk mengantur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya (Sutrian, 2011).
Stomata umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau,
terutama pada daun. Pada tumbuhan yang hidup dibawah permukaan air terdapat pula
alat-alat yang strukturnya mirip dengan stomata, padahal alat-alat yang tersebut bukanlah
stomata. Pada akar-akar dan bagian tumbuhan yang kenyataannya tidak berwarna hijau,
stomata itu biasanya tidak terdapat atau tidak milikinya. Demikian pula pada macam-
macam alat-alat bunga yang berwarna memang terdapat stomata, akan tetapi kadang-
kadang stomata itu tidak berfungs. Selanjutnya pada stamina dan gynaecium bunga akan
terdapat pula stomat tersebu. Pada daun-daun yang berwarna hijau stomata akan terdapat
pada kedua permukaannya, atau kemungkinan pula hanya terdapat pada satu
permukannya saja yaitu pada permukaan bagian bawah (“Abaxial surface”). Stomata
terdiri dari beberapa bagian meliputi : sel penutup, bagian celah, bagian yang merupakan
sel tetangga dan ruang udara dalam (Hidayat, 1995).
Daun adalah organ pokok pada tanaman yang umumnya berbentuk pipih bilateral
dan berwarna hijau. Daun merupakan tempat terjadinya proses fotosintesis, sehingga
memiliki struktur mulut daun yang berfungsi untuk pertukaran gas O 2, CO2, dan uap air
dari daun ke alam sekitar dan begitu pula sebaliknya (Sumardi, dkk., 2010). Mulut daun
tersebut terkenal dengan nama stomata. Stomata pada daun berupa lubang atau celah yang
terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel
khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya
sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya dan disebut sel tetangga. Sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang
mengatur lebar celah (Sumardi, dkk., 2010).
Bentuk dan posisi stomata pada daun beragam, bergantung pada spesies
tumbuhannya. Stomata terletak pada sisi atas dan bawah daun, atau hanya terletak pada
permukaan bawah daun saja. Daun dengan pertulangan menyirip seperti pada tumbuhan
dikotil memiliki stomata tersebar, sedangkan daun monokotil dengan pertulangan sejajar
seperti pada Graminae memiliki stomata yang tersusun berderet sejajar (Mulyani 2006).
Menurut Fahn (1991), tipe stomata berdasarkan hubungannya dengan sel penjaga
diklasifikasikan menjadi tipe anomositik, anisositik, parasitik, diasitik, aktinositik, dan
siklositik. Adanya variasi tipe stomata pada setiap spesies tanaman merupakan bentuk
adaptasi tanaman terhadap lingkungan dan habitat tempat tumbuh tanaman tersebut
(Fahn, 1991).
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah pipet tetes, object glass, cover
glass, silet, tusuk gigi, pinset (fancop), korek api dan mikroskop. Sedangkan bahan yang
digunakan dalam praktiikum ini adalah: akar anggrek epifit, daun Ficus elastica, daun
Hibicus tiliaceus, batang Themeda gigantea, daun Aloe vera, daun Centrosema sp., daun
Zea mays, daun Nerium oleander, batang Clinopodium/Salvia, aquades dan larutan sudan
III 0,3%, batang bauhinia, batang pinus,daun Canna Indica
2. Hasil irisan diletakkan di atas object glass yang sudah ditetesi aquades, kemudian
ditutup dengan cover glass.
3. Sisa air yang terdapat pada object glass dibersihkan dengan tisu.
3. Sisa air yang terdapat pada object glass dibersihkan dengan tisu.
4. Object glass diletakkan di mikroskop.
5. Pengamatan dilakukan dengan miskroskop dengan perbesaran 4-40x
2. Solatip yang sudah menempel di daun Durio zibethinus, dilepas dan simpan diatas
object glass
3. Sisa air yang terdapat pada object glass dibersihkan dengan tisu.
4. Object glass diletakkan di mikroskop.
5. Pengamatan dilakukan dengan miskroskop dengan perbesaran 4-40x
2. Hasil irisan diletakkan di atas object glass yang sudah ditetesi aquades, kemudian
ditutup dengan cover glass.
3. Sisa air yang terdapat pada object glass dibersihkan dengan tisu.
3. Sisa air yang terdapat pada object glass dibersihkan dengan tisu.
4. Object glass diletakkan di mikroskop.
1. Spesimen kulit batang Themeda gigantea diiris secara transversal menggunakan silet.
2. Hasil irisan diletakkan di atas object glass yang sudah ditetesi aquades, kemudian
ditetesi larutan sudan III 0,3 %, dan ditutup dengan cover glass.
3. Sisa air yang terdapat pada object glass dibersihkan dengan tisu.
4. Object glass diletakkan di mikroskop.
5. Pengamatan dilakukan dengan miskroskop dengan perbesaran 4-40x
2. Hasil irisan diletakkan di atas object glass yang sudah ditetesi aquades, kemudian
ditutup dengan cover glass.
3. Sisa air yang terdapat pada object glass dibersihkan dengan tisu.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengamatan Stomata pada Aloe Vera
Preparat disayat terlebih dahulu agar mudah dalam mengamatinya, dan dari
pengamtan menggunakan mikroskop perbesaran 4 – 40x dapat terlihat stomata pada daun
Aloe vera yang bertipe phanerofor, tipe phanerophor ini memiliki ciri letak stomata yang
sejajar dengan epidermis dan terletak pada permukaan daun. Dan, stomata tipe
phanerophor ini biasanya terdapat pada tumbuhan tumbuhan air / hidrofit.
4.2.2 Pengamatan Velamen pada Akar Anggrek
Preparat disayat terlebih dahulu agar dapat terlihat jaringan epidermis yang
berlapis lapis atau ber velamen, velamen berfungsi sebagai sebagai spons yang dapat
menyimpan air dan embun, apabila udara kering sel ini berisi udara, sedangkan ketika
hujan sel ini akan berisi air
4.2.3 Pengamatan Stomata daun Canna indica
Preparat disayat terlebih dahulu agar mudah dalam mengamatinya, dan dari
pengamtan menggunakan mikroskop perbesaran 4 – 40x dapat terlihat stomata pada daun
Canna indica memiliki sel tetangga yang berada pada sel penutup stomata, dan sel
tetangga yang mengelilingi stomata berjumlah 4 – 6 sel tetangga.
4.2.4 Pengamatan Stomata daun Centrosema pubescens
Preparat disayat terlebih dahulu agar mudah dalam mengamatinya, dan dari
pengamtan menggunakan mikroskop perbesaran 4 – 40x dapat terlihat stomata pada
daun Centrosema pubescens memiliki tipe stomata parasitic, berdasarkan susunan sel
tetangga disamping sel penutup stomata, dan tipe parasitic ini sel penutup diiringi oleh
satu/lebih sel tetangga yang sumbunya sejajar dengan sumbu sel penutup .
4.2.5 Pengamatan Trikoma pada batang Clinopodium
Preparat disayat terlebih dahulu agar mudah dalam mengamatinya, dan dari
pengamtan menggunakan mikroskop perbesaran 4 – 40x dapat terlihat trikoma yang
terdapat pada batang Clinopodium memiliki jenis trikoma glandular, dimana trikoma
glandular ini adalah trikoma yang dalam satu atau beberapa selnya mempunyai fungsi
untuk sekresi berbagai senyawa.
Struktur trikoma Glandular biasanya mempunyai tangkai dan kepala senyawa-
senyawa disekresikan trikoma dapat berupa larutan garam madu minyak atsiri
polisakarida dan yang lainnya
4.2.6 Pengamatan Trikoma pada daun Durio zibethinus
Preparat ditempeli dengan solatip agar trikoma pada daun Durio zibethinus dapat
menempel dan dapat diamati di mikroskop, dan berdasarkan hasil pengamatan dapat
terlihat trikoma yang berjenis non-glandular, trikoma non – glandular dibedakan menjadi
2 yaitu, rambut bersel satu/banyak dan tidak pipih , dan rambut sisik yang memipih dan
bersel banyak. Trikoma pada dau Durio zibethinus memiliki ciri yang kedua, yaitu rambut
sisik yang memipih dan bersel banyak
4.2.7 Pengamatan Multiple Epidermis pada daun Ficus elastica
Preparat disayat terlebih dahulu agar mudah dalam mengamatinya, dan dari
pengamtan menggunakan mikroskop perbesaran 4 – 40x dapat terlihat pada daun Ficus
elastica adanya multiple epidermis, dimana pada perkembangan dan pertumbuhan sel
terjadi pembelahan secara antiklinal, pembelahan ini membuat lapisan sel di sebelah
dalam mengalami pembelahan yang cepat dibandingkan lapisan sel sebelah luar,
akibatnya lapisan sel di dalam lebih besar daripada sel sebelah luar.
4.2.8 Pengamatan Trikoma pada Hibicus tiliaceus
Preparat disayat terlebih dahulu agar mudah dalam mengamatinya, dan dari
pengamtan menggunakan mikroskop perbesaran 4 – 40x dapat terlihat pada trikoma jenis
non-glandular dan memiliki ciri yang kedua, yaitu rambut sisik yang memipih dan bersel
banyak
4.2.9 Pengamatan Bulliform cell pada Zea mays
Preparat disayat terlebih dahulu agar mudah dalam mengamatinya, dan dari
pengamtan menggunakan mikroskop perbesaran 4 – 40x dapat terlihat adanya derivat
epidermis yaitu bulliform cell / sel kipas, yang tersusun dari beberapa sel berdinding tipis,
dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan sel sel epidermis disekitarnya.
Fungsi utama dari sel kipas ini adalah untuk membukanya daun daun yang
menggulung pada waktu muda, karena kemampuan sel-sel tersebut untuk tumbuh lebih
cepat dan lebih besar dibandingkan sel-sel epidermis lainnya. selain itu bulliform
dinyatakan sebagai tempat penyimpanan air sehingga dapat berfungsi untuk mengurangi
penguapa
4.2.10 Pengamatan Stomata pada daun Nerium oleander
Preparat disayat terlebih dahulu agar mudah dalam mengamatinya, dan dari
pengamtan menggunakan mikroskop perbesaran 4 – 40x dapat terlihat pada daun Nerium
oleander stomata yang bertipe kriptofor, yang ditentukan berdasarkan posisinya pada
permukaan daun. Stomata kriptofor adalah Stomata yang sel penutupnya berada jauh dari
permukaan daun.
DAFTAR PUSTAKA
Milati,Shifa, dkk.2018. Jaringan Epidermis. Semarang.UIN Walisongo
Semarang
Hidayat,Estiti.B.1995.Anatomi Tumbuhan Berbiji.Bandung:ITB
Sutrian,Yayan.2011.Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan tentang Sel dan
Jaringan. Jakarta:Rineka Cipta
Andini, N. A. 2011. Anatomi Jaringan Daun dan pertumbuhan Tanaman Celosia
cristata, Catharanthus roseus, dan Gomphrena globosa pada
Lingkungan Udara Tercemar. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi .
Vol. XVIII, No. 2.
Jaya, A. B., Tambaru, E., Latunra, A. I., dan Salam, M. A.,. 2015. Perbandingan
Karakteristik Stomata Daun Pohon Leguminosae di Hutan Kota
Universitas Hasanuddin dan di Jalan Tamalate Makassar. Jurnal of
Biological Diversity. 7 (1): 6.
Juairiah, L. 2014. Studi Karakteristik Stomata Beberapa Jenis Tanaman
Revegetasi di Lahan Pasca penambangan Timah di Bangka. Widyariset.
17 (2): 213.
Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Sumardi, I., Nugroho, H., dan Purnomo. 2010. Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tambaru, E., Latunra, A. I. dan Suhadiyah, S. (2013). Peranan Morfologi Dan
Tipe Stomata Daun dalam Mengabsorpsi Karbon Dioksida pada Pohon
Hutan Kota UNHAS Makassar. Simposium Nasional Kimia Bahan Alam
ke XXI: 15.