Anda di halaman 1dari 5

2.1.

Blastulasi pada Aves


2.2.1. Proses Pembentukan Blastula Aves
Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk
menyusun kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya. Blastulasi merupakan
proses pembentukan blastula. Blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus
mengalami pembelahan, bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan
mengadakan pelekukan yang tidak beraturan, di dalam blastula terdapat cairan sel yang
disebut dengan blastosoel (Sukra, 2000).
Blastula terbentuk saat sel blastoderm bermigrasi dan membentuk dua lapisan hingga
terbentuk blastosoel. Sel-sel blastoderm mulai bermigrasi setelah selesai tahap pembelahan.
Sel-sel blastoderm bermigrasi secara individual ke dalam rongga subgerminal, kemudian
beragregasi dan dengan proses delaminasi terbentuk lapisan kedua. Sehingga embrio aves
terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan atas (epiblas) dan lapisan bawah (hipoblas). Antara
kedua lapisan tersebut ada bagian yang disebut blastosoel (Lestari, 2013).
Dalam tahap blastula kelompok aves, bagian epiblas akan berkembang menjadi
ektoderm, mesoderm, dan notochord. Bakal endoderm berasal dari hipoblas yang sel-selnya
tumbuh dan menyebar ke bawah pada daerah rongga blastosoel. Sedangkan bakal ektoderm
epidermis mengisi daerah yang akan menjadi anterior embrio lapisan epiblas (Yatim, 1994).
Setelah terbentuk blastula, telur akan menuju tahap selanjutnya yaitu tahap gastrulasi
Pada ayam dan bebek, blastocoel terbentuk setelah terjadi delaminasi blastoderm
membentuk lapisan sel bagian bawah yang disebut hipoblas primer, dan lapisan sel bagian
atas yang disebut epiblas. Celah diantara hipoblas dan epiblas disebut blastocoel (Gilbert,
1985).
Gambar 2.3. Pembentukan rongga blastula pada ayam (Gilbert, 1985)
2.2.2. Tipe Blastula Aves
Distribusi yolk pada setiap jenis telur pada suatu species berpengaruh terhadap
bentuk-bentuk blastula. Umumnya blastula memiliki sebuah rongga yang disebut dengan
rongga blastula (blastosoel). Aves memiliki blastula bertipe discoblastula, yaitu blastula
berbentuk cakram atau tudung. Blastodisk tampak berkembang menyerupai cakram di atas
massa yolk. Dihasilkan oleh telur telolesital. Rongga blastula terbentuk pada bagian bawah
cakram atau tudung di antara blastodisk dan yolk (Yatim, 1994).
Blastula pada aves adalah blastula berbentuk cakram atau tudung. Setelah lapisan
tunggal blastodeerm terbentuk, selanjutnya blastoderm mengalami pembelahan secara
ekuatorial atau horisontal, dan menghasilkan 3-4 lapisan sel. Pada stadium ini, blastodisk
terdiri atas dua daerah yang berbeda yaitu :
a. Area pellusida, yaitu daerah yang tampak bening terletak di atas rongga sub germinal
b. Area opaka, yaitu daerah yang tampak gelap, terletak pada bagian tepi blastodisk. Pada
beberapa jenis aves, rongga sub germinal juga merupakan rongga blastula (Yatim, 1994).

Gambar 2.4. Discoblastula (Gilbert, 1985)


Tahap tahap blastula aves

1. Blastula terbentuk saat sel blastoderm bermigrasi dan membentuk dua lapisan hingga
terbentuk blastosoel
2. Sel-sel blastoderm bermigrasi secara individual ke dalam rongga subgerminal,
3. Kemudian beragregasi dan dengan proses delaminasi terbentuk 2 lapisan
4. yaitu lapisan atas (epiblas) dan lapisan bawah (hipoblas). Antara kedua lapisan
tersebut ada bagian yang disebut blastosoel
5.
Sumber :

Gilbert, S. F. (2010). Developmental Biology. 4-th. Edition. Sinauer Association


Inc.,Massachusetts

Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi & Embryologi : untuk Mahasiswa Biologi &
Kedokteran. Bandung : Tarsito Press.
Lestari, Umi., dkk. 2013. STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II.Malang :
Universitas Negeri Malang.
Sukra, Yuhara. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio : Benih Masa Depan.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Anda mungkin juga menyukai