2. Jelaskan hubungan yang terjadi apabila tanaman diberi cekaman kekeringan dengan faktor
fisiologis antara lain laju transpirasi, bukaan dan densitas stomata, serta kadar air nisbi pada
jaringan tanaman!
Jawaban !
1. Faktor eksternal seperti intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan menyebabkan
suhu disekitar tanaman meningkat kemudian akan mempengaruhi ketersediaan air
dalam tanah (lengas tanah) karena proses evaporasi. Proses evaporasi ini akan
menyebabkan tanah memiliki kadar lengas yang lebih rendah sehingga volume air
yang akan diserap dan ditranspirasikan oleh tanaman akan semakin kecil.
Tingginya intensitas cahaya matahari sejalan dengan tingginya suhu. Agar
peningkatan suhu oleh sinar matahari tidak mencapai tingkat membahayakan,
tumbuhan mengatur suhu tubuhnya dengan meningkatkan laju transpirasi. Suhu
merupakan faktor yang mempengaruhi transpirasi tanaman. Peningkatan transpirasi
dari dampak peningkatan suhu, hal ini dikarenakan peningkatan suhu membantu
dalam mempercepat penguapan air yang terjadi. Peningakatan suhu udara pada
lingkungan menyebabkan menurunya nilai kelembaban udara pada lingkungan.
Perbedaan kelembaban udara di dalam dan di luar tanaman tentunya sangat
mempengaruhi kecepatan transpirasi yang terjadi. Jika kelembapan udara rendah
maka transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak
air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Suhu udara erat kaitannya dengan laju
penguapan dari jaringan tumbuhan ke udara. Jika semakin tinggi suhu udara, maka
laju transpirasi akan semakin tinggi.
3. Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel
pembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung
dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi lobang (tidak dapat menggembung
cukup besar) menjadi sangat cekung, karenanya membuka lobang. Oleh karena itu
membuka dan menutupnya stomata tergantung pada perubahan-perubahan turgiditas
dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup turgid lobang membuka dan sel-sel
mengendor pori/lobang menutup.
Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana
sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata
hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang
terletak pada anatomi submikroskopik dinding selnya. Sel penjaga dapat bertambah
panjang, terutama dinding luarnya, hingga mengembang ke arah luar. Kemudian,
dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril tersebut yang mengakibatkan
stomata membuka.
Pada saat stomata membuka akan terjadi akumulasi ion kalium (K+) pada sel
penjaga. Ion kalium ini berasal dari sel tetangganya. Cahaya sangat berperan
merangsang masuknya ion kalium ke sel penjaga dan jika tumbuhan ditempatkan
dalam gelap, maka ion kalium akan kembali keluar sel penjaga. Ketika ion kalium
masuk ke dalam sel penjaga, sejumlah yang sama ion hidrogen keluar, dimana ion
hidrogen tersebut berasal dari asam-asam organic yang disintesis ke dalam sel penjaga
sebagai suatu kemungkinan faktor penyebab terbukanya stomata. Asam organic yang
disintesis umumnya adalah asam malat dimana ion-ion hydrogen terkandung
didalamnya. Asam malat adalah hasil yang paling umum didapati pada keadaan
normal. Karena ion hydrogen diperoleh dari asam organic, pH di sel penjaga akan
turun (akan menjadi semakin asam), jika H+ tidak ditukar dengan K+ yang masuk.
Turgor sel penjaga berkaitan dengan metabolisme penyerapan ion, terutama K+.
Meningkatnya konsentrasi K+ pada sel penjaga, stomata membuka lebih lebar
sebaliknya ketika menutup tidak terjadi akumulasi K +. Mekanisme membuka
menutupnya stomata terutama tergantung pada akumulasi K+ pada sel stomata dan
bukan semata-mata oleh adanya hidrolisa amilum menjadi gula sebagaimana
dipercaya selama ini, hidrolisa amilum ini hanya faktor sekunder. Untuk akumulasi
K+ ini disediakan sebagian oleh vakuola sel lateral dan sebagian lagi oleh sel
epidermis. Akumulasi K+ ini akan berbalik bila stomata menutup, yaitu K+
berakumulasi di sel epidermis. Tidak ada perbedaan electro potential yang menyolok
antara setiap sel epidermis dan bagaimanapun keadaan stomata, K+ ditransport secara
aktif dan ketika stomata membuka atau menutup memerlukan energi.