Allium cepa mudah
didapatkan, ukuran sel-selnya cukup besar, dan susunan sel-selnya sederhana sehingga
memudahkan pengamatan di bawah mikroskop. Imaniar & Pharmawati (2014) mengatakan
bahwa jumlah kromosom yang tidak terlalu banyak yaitu 2n=16 serta fase mitosis yang jelas
terlihat menjadikan bawang merah ideal digunakan dalam mempelajari kerusakan kromosom
pada tanaman, selain itu kromosom bawang merah memiliki ukuran yang besar dan cukup
mudah untuk dibuat preparatnya.
Hasil yang didapat pada sel akar bawang merah (Allium cepa) adalah ditemukannya fase
interfase, profase, prometafase, metafase, anafase, telofase awal dan telofase akhir dari semua
kelompok. Pada fase interfase kromosom mulai terlihat (belum jelas) dan benang-benang
kromatin tidak berpilin. Interfase merupakan fase istirahat, karena selama interfase tidak
terjadi pembelahan kromosom atau sitoplasma. Fase profase menunjukkan kromatin memadat
membentuk kromosom, inisiasi pembentukan benang-benang spindel diawali dengan sentriol
menuju ke kutub yang berlawanan, membran nukleus mulai menghilang. Pada tahap
prometase terlihat selaput nukleus akan terframentasi, dimana mikrotubulus yang menjulur
dari masing-masing sentrosom akan memasuki wilayah nukleus sehingga kromosom akan
menjadi terkondensasi. Pada metafase terlihat kromatid berjejer dibidang ekuator sel, sentriol
menjulurkan benang-benang spindel yang berikatan dengan kinetokor tiap kromatid. Pada
tahap anafase tiap pasangan kromosom memisah dan bergerak ke arah yang berlawanan
akibat tarikan benang-benang spindle kemudian terjadi pembentukan kembali membran
nukleus, terjadi proses sitokenesis untuk menghasilkan 2 sel anakan (2n). Telofase awal
terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedangkan pada telofase akhir
terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.
Fungsi dari pencucian dan pengeringan akar bawang untuk menjaga atau mengatasi
agar larutan yang dicelupkan sebelumnya tidak tersisa di akar bawang dan tidak terbawa pada
akar bawang yang akan dilanjutkan ke larutan yang selanjutnya. Proses fiksasi pada sampel,
yaitu dengan menggunakan larutan asam asetat 45 % tujuannya untuk menghentikan proses
metabolisme atau kegiatan pada sel-sel tetapi bentuk sel dapat dipertahankan atau tetap,
sedangkan alkohol digunakan untuk membersihkan dan melunakkan jaringan agar mudah
dipencet sehingga memudahkan untuk menyebarkan sel-selnya, agar pada saat pengamatan di
bawah mikroskop tidak terlihat bertumpuk. Penggunaan HCl 1 M pada praktikum ini
berfungsi untuk proses lisis. Penggunaan acetokarmin berfungsi untuk memberikan warna
pada kromosom-kromosom di dalam sel agar lebih jelas terlihat fase-fase pembelahannya.
Keuntungan fiksatif dengan menggunakan asam asetat 45 %, HCl 1 M dan asetokarmin
adalah merendamnya dapat secepat mungkin karena jaringan atau sel akan segera mengeras,
penetrasi dalam jaringan sangat cepat, kalau dimasukkan dalam jaringan mempertahankan
afinitasnya. Fungsi dari gliserin adalah untuk mengawetkan sel sedangkan fungsi kutek untuk
merekatkan kaca penutup. Abidin (2014) mengatakan bahwa metode yang umum
digunakan dalam membuat preparat mitosis yaitu dengan squash. Metode squash yaitu suatu
metode untuk mendapatkan suatu preparat dengan cara meremas suatu potongan jaringan
atau suatu organisme secara keseluruhan, sehingga didapatkan suatu sediaan yang tipis yang
dapat diamati di bawah mikroskop. Secara umum tahapan dalam pembuatan preparat mitosis
dengan metode squashyaitu diawali dengan pemilihan bahan, kemudian memfiksasi,
hidrolisis, pemulasan, dan yang terakhir pembuatan preparat dengan meremas (squash).
Fase profase merupakan fase dimana pada gambar terlihat fase pemadatan untuk
melakukan pembelahan. Sedangkan fase telofase merupakan fase dimana terjadi pembelahan
kromosom menjadi dua bagian yang sama. Telophase awal merupakan tahapan pembelahan
inti dari sel tersebut atau kariokinesis dan telophase akhir merupakan tahapan pembelahan
diding sel yang siap menjadi sel yang baru atau sering kali disebut tahap sitokinesis.
Keterlatihan dalam membuat preparat merupakan salah satu penentu dalam
kemudahan untuk menentukan fase yang dilihat. Pada praktikum ini fase yang dilihat begitu
jelas karena preparat yang dilihat warnanya tipis, perlu teknik khusus untuk membuat
pewarnaan yang baik pada preparat. Jika praktikan tidak dapat membuat preparat setipis
mungkin maka fase yang dicari tidak dapat ditemukan karena selnya masih belum terlihat
jelas dan masih bertumpuk.
gelas arloji dan memotong bagian ujung (tudung akar) serta meletakkannya pada
kaca benda. Langkah selanjutnya yaitu menetesi bagian ujung (tudung akar) yang
telah dipotong tadi dengan larutan acetocarmin. Acetocarmin adalah pewarna, yang
berfungsi untuk memberi pigmen kepada sel-sel akar bawang sehingga mudah
untuk mengamati ketika dibawah mikroskop. Langkah selanjutnya adalah
mencacahnya dengan silet berkarat dan menutupnya dengan kaca penutup.
Sebelum diamati dibawah mikroskop langkah berikutnya yaitu melewatkan preparat
tersebut diatas lampu spiritus, tujuan dari melewatkan preparat diatas spiritus adalah
agar penyerapan warna lebih cepat dan lebih terlihat jelas ketika pengamatan.
Selanjutnya menggilasnya dengan jempol atau ujung pensil yang tumpul, dan
kemudian baru dapat diamati dibawah mikroskop. Tahap pengamatan ini dilakukan
setelah semua tahap pelaksanaan telah selesai semua. Pengamatan ini dilakukan
dibawah mikroskop dengan mengatur perbesaran tertentu sehingga nanti dapat
diamatai pembelahan sel yang jelas. Proses yang terjadi selama mitosis dibagi
menjadi 4 tingkat atau fase yaitu profase, metaphase, anaphase dan telofase. lama
waktu yang digunakan untuk menyelesaikan fase-fase tersebut sangat beragam
tergantung pada tipe sel, spesies dan suhu. Antara mitosis yang pertama dan
mitosis selanjutnya terdapat fase interfase, Saat interfase sel tidak membelah
melainkan aktif melakukan metabolisme untuk pertumbuhan dan pembentukan
energi untuk pembelahan mitosis berikutnya, selama interfase terjadi sintesa zat zat
baru dan pengumpulan energy sebanyak-banyaknya. Sebagai akibat dari sintesa
yang terjadi secara terus menerus sel ini bertambah volume dan massanya, sebagai
akibat dari pertambahan volume ini sel-sel mengalami keadaan yang tidak
seimbang, pertambahan volume sel akan mengakibatkan pertambahan luas
permukaan sel dan intinya. Jumlah antara volume, inti, dan luas permukaan sel yang
tidak seimbang ini mendorong sel untuk melakukan pembelahan. Pengamatan
pembelahan mitosis yang terjadi pada ujung akar bawang merah (Allium cepa ) yang
dilakukan dibawah mikroskop ini menggunakan perbesaran 4 X 10. Dengan memilih
ujung akar bawang merah (Alliium cepa) karena pada ujung akar terjadi
pertumbuhan primer, pada ujung akar terdapat jaringan meristem yang selalu aktif
dalam melakukan pembelahan. Pembelahan yang terjadi pada ujung akar bawang
merah (Allium cepa) dapat diamati dengan menggunakan mikroskop, karena
merupakan pembelahan mitosis maka tahapan-tahapan dalam pembelahan yang
dapat terlihat ada empat tahapan yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. 17
18 Berdasarkan data hasil pengamatan tahap pertama yang dapat terlihat adalah
tahap profase. Profase adalah tahapan pertama dalam proses pembelahan sel
secara mitosis. Pada pengamatan yang kami lakukan pada sel-sel meristematis
ujung akar bawang merah, pada proses ini terlihat bahwa selnya berwarna keruh
dan inti sel tidak terlihat jelas. Pada saat belum memasuki tahap profase, di dalam
masih terlihat dengan jelas inti selnya. Namun pada saat profase, inti sel tidak telihat
dengan jelas karena sudah mengalamai peruraian atau terjadi pelenyapan nukleolus
dan membran inti. Pada pengamatan kami, dalam tahap ini terlihat bahwa di dalam
sel terlihat benang-benang yang yang pada ujungnya terputus satu sama lain.
Benang-benang tersebut berbentuk lengkung namun berjajar melintang. Arahnya
dari atas ke bawah dan ujung memusat pada kutub-kutubnya. Setengah dari jumlah
benang melengkung ke satu sisi dan benang yang lain melengkung pada satu sisi
yang lain. Benang-benang tersebut menebal sehingga terlihat jelas bentuk dan
arahnya. Menurut literatur, Pada fase profase terjadi pemadatan (kondensasi) dan
penebalan kromosom. kromosom menjadi memendek dan menjadi tebal, bentuknya
memanjang dan letaknya secara random di tengah tengah sel, terlihat menjadi dua
untai kromatid yang yang letaknya sangat berdekatan dan dihubungkan oleh sebuah
sentromer. Mendekati akhir profase, nukleolus dan membran nukleus menghilang
dan terbentuk benang benang spindel.pada mula tahap profase inti telihat keruh.
Kemudian terjadi pelenyapan membran inti dan nukleolus. Lalu butir kromatin
membentuk benang-benang yang tidak teratur dan semaki lama benang-benang
tersebut menebal dan menjadi rangkap. Atau bisa di katakan bahwa benang-benang
kromatin akan berubah menjadi kromosom. Lalu kromosom tersebut akan
mengganda menjadi dua kromatid tetapi masih melekat dalam satu sentromer. Pada
akhir profase, benang tersebut terputus dan berbentuk batang yang disebut dengan
kromonema. Pada kromonema kaya akan nukleoprotein yang sering disebut
kromomer. Kromomer berfungsi sebagai pembawa gen. Pada kromosom terdapat
lekukan (sentromer). Namun pada pengamatan kami, tidak terlihat adanya
sentromer. Yang terlihat hanyalah penggabungan dua benang dan kemudian
menjadi kromatida. Kemudian ada pula fase metafase. Metafase adalah tahap
mitosis setelah fase profase selesai. Metafase terbagi menjadi dua, yaitu
prometafase (metafase awal) dan tahap metafase akhir. Namun pada pengamatan
kali ini kami hanya menemukan sel yang mangalami sedang tahap metafase awal
atau prometafase, dan tidak menemukan tahap metafase akhir. 18
19 Dalam tahap prometafase ini, terlihat adanya adanya penghancuran membran
inti, yaitu membran yang membungkus inti sel. Sehingga terlihat dengan jelas bahwa
pada tepi nukleus terdapat benang-bengang kecil yang putus-putus mengelilingi inti
sel. Ini adalah membran inti yang mengalami penghancuran sehingga terlihat seperi
benang yang putusputus. Menurut literatur pada subfase ini, dimulai dengan
penghancuran membran inti menjadi vesikel-vesikel membran kecil (seperti RE). Hal
ini karena selubung nukleus terfragmentasi dan tersebar dalam sitoplasma sehingga
gelendong pembelahan dapat memasuki nukleus dan berinteraksi dengan kromatid.
Selama periode prometafase ini kromosom terus berkondensasi serta
berangsurangsur memendek dan menebal hingga siap untuk bermitosis. Berkas
gelendong pembelahan memanjang dari setiap kutub tepat ke bagian tengah sel
(bidang ekuator). Pada saat ini setiap kromatid telah memiliki struktur khusus yang
disebut kinetokor yang terletak di daerah sentromer. Kinetokor adalah suatu struktur
yang terdiri dari protein dan bagian spesifik dari DNA kromosom pada sentromer.
Sebagian gelendong pembelahan melekat pada kinetokor. Hal ini menyebabkan
kromosom mulai melakukan gerakan. Mikrotubul kinetor terlihat dan menempel pada
mikrotubul polar, dan kromosom mulai bergerak. Ketika kinetokor kromosom
ditangkap oleh mikrotubala, kromosom tersebut mulai bergerak ke arah kutub asal
mikrotubala. Namun demikian pada saat gelendong pembelahandari kutub yang
berlawanan menangkap kinetokor kromosom sehingga terjadi tarik-menarik dari ke
dua kutub masing-masing secara aktif. Kemudian setelah fase prometafase, ada
tahap metafase akhir. Namun kami tidak menemukan sel yang mengalami tahap ini.
Menurut literatur, pada tahap metafase akhir yaitu setiap individu kromosom yang
telah menjadi dua kromatid bergerak menuju bidang equator. Benang benang
gelendong melekat pada sentromer setiap kromosom. Terjadi kondensasi dan
penebalan yang maksimal pada fase ini. Sehingga kromosom terlihat lebih pendek
dan tebal dibandingkan pada fase lainnya. Selain itu, kromosom juga terlihat sejajar
di tengah -tengah equator. Pada subfase ini, kegiatan tarik-menarik antar gelendong
pembelahan berakhir. Kromatid menetap tepat di tengah-tengah bidang pembelahan
atau di bidang ekuator. Sentromer dari setiap kromosom membuat formasi sebaris
tepat pada bidang pembelahan. Sementara itu kedudukan gelendong pembelahan
non kinetokor tumpang tindih. Gelendong pembelahan non kinetokor adalah
mikrotubula yang tidak menempel pada kinetokor sentromer kromosom. 19
20 Pada pengamatan ini tidak telihat adanya tahap metafase akhir karena
dimungkinkan tahap itu belum terlihat. Selain itu karena kami mengamati sel secara
random, bukan terfokus pada satu sel saja. Dalam praktikum ini, ditemukan pula
fase anaphase. Pada tahap anafase, seratserat gelendong putus pada pertautan
kromosom-kromosom, menyebabkan sentromersentromer berpisah. Serat-serat
gelendong memendek, pada waktu memendek ini, seratserat itu menyeret satu
kromatid dari tiap kromosom asal ke arah ujung sel yang berlawanan oleh sentromer
yang menjadi dua, yang masih tetap tertaut pada serat-serat. Karena sekarang
merupakan benang-benang tunggal dengan sentromer-sentromernya sendiri, maka
kromatid-kromatid itu sekarang disebut kromosom. Selain anaphase, kami juga
menemukan keadaan sel pada fase telofase. Telofase pada pengamatan ini mulai
terlihat tampak pada mikroskop dengan perbesaran 4X10 walaupun tidak terlalu
jelas, pada fase ini pembelahan telah selesai dan fase ini merupakan fase terakhir
dalam pembelahan mitosis, Pada telofase awal yang terlihat nampak adanya dinding
pemisah yang berupa sekat yang belum sempurna yang memisahkan
kromosomkromosom yang telah mencapai kutub. Sekat belum sempurna dan sel
belum benar-benar terpisah tetapi tanda akan terbentuknya dua sel sudah mulai
tampak. Dan pada telofase akhir sel terlihat benar-benar telah utuh. Dinding sel
terlihat jelas dan kromosom yang tebal nampak berkumpul di tengah. Sel telah
terbagi menjadi dua sel anakan, masingmasing memiliki inti yang mengandung 4
kromosom yang tebal berkulpul ditengah dengan bahan genetik yang sama dengan
induknya. Perbandingan fase telofase menurut literature adalah sebagai berikut: 20
21 Sumber: Pembelahan yang terus berlangsung pada akar bawang ini (Allium
cepa) terjadi pada sel somatis (sel tubuh). Semua makhluk bersel banyak dan
membiak secara seksual tergantung dari pembelahan sel. Meskipun setiap makhluk
terjadi mulai dari sebuah sel tunggal yang disebut zigot, akan tetapi pembesaran dan
perbanyakan dari sel tunggal itu sangat diperlukan agar makhluk itu mencapai
ukuran yang semestinya. Pembelahan mitosis ini termasuk bagian dari pembelahan
sel yang lengkap yaitu pembelahan inti sel yang disebut dengan kariokinesis. Pada
pengamatan pembelahan mitosis ini terlihat kromosom yang sama panjangnya. Dua
kromosom yang panjang adalah serupa satu sama lain, demikian pula yang pendek.
Satu pasang kromosom yang serupa dinamakan kromosom homolog. Jadi sel yang
mengandung 4 kromosom yang terlihat dalam praktikum ini memiliki dua pasang
kromosom homolog. Dalam praktikum mitosis kali ini belum di peroleh hasil
pengamatan yang maksimal dikarenakan ujung akar bawang yang akan di amati
belu di fiksasi pada dini hari dan pemotongannya dilakuhkan pada saat akan
praktikum (pukul 09.00WIB). Sehingga kesalahan prosedural di atas mengakibatkan
mitosis pada ujung akar bawang kurang maksimal. 21