Anda di halaman 1dari 78

Seminar PC IAI Tangsel

Sabtu, 25 Agustus 2018


Perkembangan Farmasi Digital di
Indonesia dan Dunia

Stefanus Nofa, S.Si, Apt


WA/Telegram : 081934191545
IG : StefanusNofa
FB : nofa.apoteker
Twitter : @nofa_apt
Sharing Digital Farmasi ke Komunitas Apoteker
Revolusi
Industri 4.0
Indonesia 4.0

Revolusi industri ke-4 mengaburkan batasan


antara lingkungan fisik, digital dan biologis
End of Beginning of Beginning of Today
18th century 20th century the seventies

Ubiquitous connectivity of people,


machines and real time data

Industry 4.0
First programmable logic controller
Cyber-physical systems
(PLC) Modicon 084 - 1969

Industry 3.0
First production line, slaughter-
houses in Cincinnati - 1870 Use of electronics and IT to further automate the production

Industry 2.0
Introduction of mass production based on the division of labor
First mechanical loom -
1784

Industry 1.0
Introduction of mechanical production facilities using water and steam power
Video : Welcome to the Future of Healthcare.
Kesehatan 4.0

Video Medical Aplication in VR.


Health 4.0

Bodyo Stetoschope AI
Babylon AI Vein Viewer
Future of Healthcare

https://www.slideshare.net/OFRoca/copia-reducida-health40
Farmasi 4.0 /
Apoteker 4.0 di
Indonesia & dunia
Abilify Pharmacy 4.0
Apakah Farmasi 4.0 ?

Farmasi 4.0 adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas, fleksibilitas, kecepatan,


dan produktivitas proses produksi farmasi.

Manfaat utama dari Farmasi 4.0:

1. Output lebih tinggi


2. Keamanan yang meningkat
3. Kualitas yang lebih tinggi
4. Penggunaan sumber daya yang lebih baik
5. Menurunkan biaya
6. Produksi fleksibel
7. Lebih sedikit sampah
Pharmacy 4.0 – Applying Industry 4.0 Principles to Create the Smart
Pharmacy

Interoperabilitas Sistem - Kemampuan manusia dan mesin untuk mengkomunikasikan


informasi secara lancar (data dianalisis dalam konteksnya) dengan cara yang berarti

Keterbukaan Informasi - representasi digital dari dunia fisik dengan mengintegrasikan


sensor dan data real-time dengan informasi kontekstual

Bantuan Teknis - Penggunaan otomatisasi untuk melakukan tugas dan membuat


informasi tentang proses untuk pengambilan keputusan manusia

Keputusan yang terdesentralisasi - Kemampuan sistem untuk melakukan secara


mandiri tanpa arah dari manusia dan menyesuaikan output atau proses sebagai
tanggapan terhadap informasi baru
Pharmacy in the 21st century - Capitalising on Technology
Obat Pintar

Video
Telepharmacy

https://www.scriptpro.com/blog/2014/10/08/hrsa-awards-grants-for-telepharmacy-and-more-in-rural-areas/
Kios Apotek atau ATM

Video
Video
ATM Dispensing & Robot

Instymeds.com http://www.rethinkrobotics.com/baxter/
Moby adalah toko bertenaga surya di atas roda.
Menggunakan kecerdasan buatan, pengiriman pesawat
tanpa awak, buka 24 jam, dan tidak membutuhkan staf.
Farmasi?
Peluang dan
Tantangan Era
Informasi
JKN-KIS - UHC 2019
TRACK AND TRACE SYSTEM BPOM

API API API

Note:
= Aliran data Scanning dapat dilakukan
= Alur distribusi
melalui scanner ataupun mobile
apps yang sedang
dikembangkan
3 PIHAK YANG TERLIBAT

Fasilitas Distributor Saryanfar:


Masyarakat
produksi / PBF Apotek, RS

Pemindaian produk (Mobile Apps BPOM) saat


1. Penerimaan produk
Aktivitas yang dilakukan di
2. Pengeluaran produk
Sarana Distribusi
3. Penjualan Produk
Perjalanan Pasien Tradisional VS Digital
Treatment #1 Treatment #3

60% of e-patients said health


information found
online affected their treatment
decisions
Beberapa Fenomena Apotek (er)
Terkini
GHOST pharmacists” due to the
number of Pharmacy that display
certificates but do not have a licensed
pharmacist on the site.

VAMPIRE PHARMACIST

Apotek Online
Penjualan Online
Marketplace Obat /
Farmasi / Alkes
Perubahan Bisnis Model Retail Apotek /
Farmasi
Well apoteker masyarakat
berada di pusat
Diagn Medi ekosistem ritel
Relational
perawatan
kesehatan,
Man Coor diagnostik,
Indentured dinati
Retail Hub kesehatan, dan
Apoteker terjebak dalam kontrak melayani Apotek Servitude
mereka pembiayaan.
Production Line Empowerment
Approach to Service Approach to Service

Pharmacy Gig Apoteker mendapatkan gigs individu


Phactory Economy menggunakan situs web atau aplikasi
seluler yang membantu untuk
mencocokkan mereka dengan pelanggan
atau majikan sementara. Gigs adalah
durasi terbatas. Mereka bisa menjadi
Transactional sangat singkat atau bulan lama suka
dengan kontrak layanan kerja.

Ketika salah satu pertunjukan berakhir,


Pabrik Farmasi Apoteker bekerja di jalur perakitan apoteker harus mencari yang lain.
kondisi seperti mail order - obat dispensing, tidak Kadang kadang, full time membayar
menyediakan perawatan kesehatan membutuhkan menyulap beberapa
pekerjaan sekaligus.
Penjualan Obat
secara Online
Global tren Penjualan Obat Online (online selling) ...(1)

Terjadi tren
kenaikan obat
palsu sampai
Asosiasi Industri 122% dari
Farmasi dan LSM (2015)
tahun
2005- 2010
Internet

Negara melarang apotek Online: China, Prancis,


Irlandia, Italy, Jepang, Korea, Rusia, Spanyol,
Thailand dan Turki

Sebanyak 30 -35 Ribu apotek online 96 % 8-13 % menjual


tidak sesuai regulasi & 4 % merupakan obat golongan
sarana sah dan sesuai persyaratan Napza
The Center for Safe
Internet
Pharmacies
(2016) Analisa aspek legalitas, validitas resep dan produk
→ 92 % TMS (satu atau ketiga aspek tsb).
32
Global tren Penjualan Obat Online (online selling)…(2)

Obat adalah Komoditi khusus yang


penggunaannya sesuai kebutuhan
terapi dan berbahaya jika terjadi
RISIKO penggunasalahan/disalahgunakan

Penjualan
Online
• Tidak terjaminnya mutu, khasiat, dan
keamanan obat;
• Tidak mendapatkan pelayanan yang
lengkap termasuk pelayanan informasi
• Kemudahan akses; obat dan konsultasi obat;
• Kenyamanan dan kemudahan • Mendapatkan obat palsu, tanpa izin
edar dan/atau kadaluarsa;
masyarakat berbelanja produk
secara online; • Mendapatkan obat dengan kemasan
rusak atau penyimpanan yang tidak
• Cepat memperoleh produk; sesuai;
• Tanpa biaya transportasi (kurir); • Informasi tidak objektif dan cenderung
• Identitas penjual yang dapat menyesatkan.
disamarkan
33
Penjualan Obat Secara Online

Sarana resmi Sarana Tidak


•Apotek yang dapat
Berwenang
melakukan penjualan
secara online pun •Tidak dapat diketahui
haruslah apotek yang pihak yang melakukan
sudah ada secara fisik, penjualan obat.
tidak semata- mata hadir Memberikan identitas dan
dalam bentuk digital saja. alamat yang palsu atau
•Sarananya ini adalah tidak jelas.
bisa apotek atau toko
obat yang telah memiliki •Situs mandiri, media
izin secara offline dan sosial, aplikasi chatting,
memenuhi standar penjualan melalui
pelayanan ke farmasian marketplace
sesuai dengan ketentuan
perundang- undangan

34
Penjualan Obat Secara Online

35
Penjualan Tidak Sesuai

Obat saluran
pencernaan Obat Anastesi Obat
yang untuk bius golongan
digunakan
untuk
menggugurkan antibiotik
kandungan
Obat Obat-obat
berisiko
golongan seperti obat
napza kanker

36
Penjualan Obat Online

Internet menjadi kebutuhan utama termasuk dalam pelayanan


obat online untuk menjawab tututan kemudahan akses

Meningkatnya self-diagnosis dan self-medication karena konsumen


bisa membeli obat resep tanpa pernah berkonsultasi dengan apoteker
atau dokter

Perlu adanya peningkatan layanan termasuk layanan online dan


juga potensi pelanggaran yang akan terjadi.

Isu keamanan data perlu mejadi perhatian karena Privasi atau kerahasiaan
pasien adalah salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam
setiap praktik medis

Sistem pengantaran barang perlu mendapatkan perhatian agar


tidak terjadi kehilangan atau kesalahan pengantaran/tertukar.

10
Regulasi Penjualan Obat Online di Beberapa Negara lain
No Negara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pertanyaan US Aus Brazil CanadaChina Prancis Jerman Irlandia Italy Jepang Kore Belanda Rusia Spanyo Thai Turkey UK
a l
1 Apakah Yes Yes Yes Yes No No Yes No No No No Yes No No No No Yes
diperbolehkan
?
2 Apa ada Fisik Yes Yes Yes Yes No Yes Yes
Apotek ?
3 Syarat Ijin Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
Apotek ?
4 Apa Apotek No Yes Yes No No No Yes No No Yes Yes No No No No No Yes
LN bisa
supply?
5 Beli dg isi No No No No No No No No No Yes
form tanpa ke
dokter?
6 Apa ada Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
Peraturan?

Catatan :
Jepang telah melakukan revisi peraturan dengan memperbolehkan penjualan obat online hanya untuk over
the counter (OTC)/tanpa resep.

Sumber :
https://www.legitscript.com/Country_by_Country_-_Internet_Pharmacy_Regulations_-_3-23-15.pdf

38
Point-Point Usulan Pengaturan
Penjualan Daring (Online)
• Apotek dan toko obat yang telah memiliki izin secara luring
(offline).
• Memenuhi ketentuan standar pelayanan kefarmasian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Saran • Orang perorangan dilarang menjual Obat secara daring


(online).
• Situs umum atau melalui penyelenggara aplikasi

a • Penjualan melalui Blog, Medsos dilarang

• Obat harus memiliki Ijin Edar (Teregistrasi)


• Obat Bebas dan Bebas terbatas

Komoditi • Obat Keras hanya dengan resep elektronik hanya


dilakukan di Apotik
• Tidak termasuk Narkotik dan Psikotropik

• Sistem diregistrasi di Kemkenkes, BPOM dan


Kemenkominfo
• Untuk Apotik, memiliki mekanisme untuk menjamin
Prasarana validitas resep yang ditulis secara elektronik oleh dokter
dan/atau dokter gigi
• Sistem pengantar mampu jamin keamanan dan integritas 24
produk yang dikirim
Point-Point Usulan Pengaturan Penjualan
Daring (Online)
• didukung oleh ketersediaan sumber daya
kefarmasian yang mempunyai kompetensi
SDM untuk penyelenggaraan kefarmasian secara
elektronik dan berorientasi kepada keselamatan
pasien.

• Pelayanan jumlah eceran sesuai kebutuhan


terapi
Pelayanan • Sistem KIE secara online
• Pencatatan layanan termasuk monitoring ESO

• Mencantumkan Nama, Izin sarana, Izin


praktek APJ, alamat dan informasi produk
Website • Dapat diakses petugas dalam rangka
pengawasan (secara elektronik)
25
Point-Point Usulan Pengaturan Penjualan
Daring (Online)
• Dilakukan secara daring (e was) melalui akses
yang diberikan oleh sarana daring

• Mendatangi ke sarana dan pemeriksaan


setempat di sarana rillnya (luring)
Pengawasan • Sarana daring/luring harus memberikan akses
pada petugas pengawas untuk melakukan
pemeriksaan
• Bekerjasama dengan K/L lain terkait (Kominfo,
Kemenkes,dsb) untuk tindakan lebih lanjut yang
diperlukan
• Administratif :
• Peringatan
• Penghentian Sementara Kegiatan
Sanksi • Penutupan Website
• Usulan Pencabutan Izin sarana Daring
atau sekaligus luringnya
• Hukum bila terjadi pelanggaran tindak 26
pidana
Saatnya BERUBAH…
"The ongoing success of community pharmacy requires
evolution from a business model based on product
distribution to a new approach that emphasizes the provision
of patient care services for which pharmacy is fairly
compensated.”
— Carmen Churcott, CEO, Pharmasave Drugs

“…as all players across the continuum of care are


increasingly pressured to focus on patient outcomes, new
and innovative models for care delivery are emerging...”
— Jon Giacomin, president, U.S. pharmaceutical distribution,
Cardinal Health

1. Chain Drug Review. 2014 Outlook: Industry adapts as pharmacy evolves. January 14, 2014. Chain Drug Review Online. Retrieved June 13, 2014 from http://www.chaindrugreview.com/front-page/newsbreaks/2014-outlook- industry-adapts-as-
pharmacy-evolves
Now or Never: Shaping pharmacy for the future
expect pharmacists to offer far more than just medicines

Poin-poin penting dari laporan Royal


Pharmaceutical Society
Apoteker harus menyediakan perawatan pasien langsung
di lokasi yang paling nyaman bagi pasien.

58% dari mereka yang berusia di atas 60 menderita


setidaknya satu kondisi penyakit jangka panjang (kronis).
Risiko penyakit kronis menjadi tidak terkendali tanpa
perubahan yang signifikan terhadap cara perawatan
disediakan - apoteker dapat menjadi bagian integral dari
perubahan ini.

NHS perlu memanfaatkan profesi kesehatan terbesar


ketiga. Jumlah apoteker terus meningkat karena jumlah
dokter dan perawat menurun.

Perawatan darurat berada di bawah tekanan yang


signifikan. Apoteker komunitas dapat memberikan titik
triase alternatif untuk banyak penyakit umum yang saat ini
ditangani oleh layanan di luar jam kerja dan departemen
Kecelakaan dan Darurat.
Now or Never: Shaping pharmacy for the future
expect pharmacists to offer far more than just medicines

Visi Masa Depan

1. Apoteker harus menjadi lebih terlihat, menyediakan


perawatan pasien pro-aktif di lokasi yang paling nyaman
bagi pasien.

2. Obat-obatan masih harus dipasok dari apotek tetapi


untuk memungkinkan apoteker untuk mengambil peran
baru dalam pelayanan pasien, terutama di apotek
komunitas atau puskemas, apoteker harus
mendelegasikan fungsi teknis pemberian kepada staf
farmasi yang terlatih khusus (TTK).

3. Pengeluaran obat secara teknis dapat dilakukan oleh


anggota tim farmasi lain yang terlatih, dan di mana
keterampilan campuran digunakan secara efektif bersama
inovasi teknis -> potensi untuk waktu apoteker untuk
menyediakan layanan lain.

4. Peningkatan kapasitas apoteker untuk menyediakan


layanan lain yang berfokus pada perawatan pasien akan
mencakup perawatan orang-orang dengan kondisi
penyakit kronis, pengelolaan obat-obatan untuk orang
yang memakai banyak obat-obatan, pemberian nasihat
untuk penyakit ringan, dan pemberian layanan kesehatan
masyarakat.
Mendisrupsi model Apotek Retail

Meningkatnya Konsumen Kesehatan yang diberdayakan


“Healthcare is shifting to patient-centered, outcome-based
delivery model, and technology will play a crucial role in this
transformation” - Simon Hammet head of Healthcare & Life
Sciences Deloitte.

Strategi Pengikatan Konsumen Baru


Pelayanan Kesehatan Dari Transaksional ke Ekperiental
“The only way to succesfully engage a healthcare consumer or
patients, is to understand what their needs are , how you can help
them with solutions and answers, communicate with they way they
want and how they want the information.”

Konsumen ingin melihat Janji merk Apotek di Setiap aspek “jalan


belanja-nya”, dari toko fisik, online, atau Pelayanan pelanggan dan
brand alignment.
Mendisrupsi model Apotek Retail

Ekonomi Digital mendorong transformasi retail


Pemanfaatan teknologi Terbaru Adalah hal normal saat ini di
apotek retail.

Layanan Farmasi Komunitas


Layanan ke rumah dan informasi edukasi penyakit di lingkungan
sekitar apotek

Membangun Aliansi / Kerjasama


Kolaborasi dengan nakes dan institusi lain untuk promosi
kebugaran, pencegahan penyakit, dan kontribusi pada menajemen
penyakit dan komplikasinya. Kemitraan dengan perusahaan
telekomunikasi, bank, asuransi.

Menggabungkan Pengalaman Offline & Online (O2O)


O2O adalah platform basis web atau mobile yang memberikan
Akses konsumen ke Barang dan jasa.
Mendisrupsi model Apotek Retail

Layanan Personalisasi dan Tanpa Batas


Tidak ada Layanan pencegahan, program intervensi yang “satu
untuk semua” oleh apoteker. Apoteker sebagai penasehat
terpercaya dapat menawarkan bantuan berbentuk saran
kesehatan pribadi. “Dari saran ke alat, apotek selalu menampilkan
lini pertama informasi kebugaran dan kesehatan. Revolusi digital
tidak boleh menghilangkan hal ini, tapi memperkuat praktik farmasi
sebagai komponen esensial Pelayanan dengan sentuhan Manusia
dan jangkauan digital.”
Workshop PC IAI Tangsel :
Peluang dan Tantangan Apoteker di
Era DigitalTangsel, 25 Agustus 2018
Stefanus Nofa
IG : StefanusNofa I FB : nofa.apoteker I Twitter : @nofa_apt
Workshop :
Preparing the Future Pharmacist
Entrepreneur by using Digital E-
Commerce Application
Sosok Apoteker ( The Pr ofile of a Pharmacist)

dicer minkan oleh 8 penampilan sikap dalam menjalankan profesinya:


1. P E DULI & SANTUN DAL AM ME L AYANI ( c a re-giver )
2. P E MBUAT KE PUTUSAN YANG TEPAT & CEPAT ( decision-m aker )
3. P E NCERAH KE P E NTINGAN MULTI P IHAK ( communicator )
4. P E NGE LOLA HANDAL YANG SANGAT TEL ITI ( m anager )
5. P E MBE L AJ AR SE PANJ ANG HAYAT ( life-long lear ner )
6. PRIBADI YANG SIGAP ME NGAJ ARKAN ( teacher )
7. P E MIMP IN ARAH & T U JUAN ( leader )
8. PENCARI & PEN EM U CARA BARU ( researc her )

Apot eker M asa Depan perlu banyak kesempat an berlat ih dalam aspek yang
berkait an dengan F a r masi Sosial; membent uk kemampuan dir i ( capacity
building) untuk member i pelayanan ter baik bagi pasien/ pelanggan/ pengguna
ter kait di set iap fungsi profesi.
Pharmacist Enterpreneur
• Pilihan Konvensional - Buat dan kembangkan Apotek /
Toko Obat Mandiri
• Paling mudah dan memungkinkan
• Investasi tidak terlalu Tinggi
• Bosan - Tidak terlalu menantang
• Penurunan profit
• Pojok Skin care dapat meningkatkan pelanggan dan
penjualan
• Paling penting adalah mempertahankan integritas
sebagai profesi Apoteker bukan hanya sebagai
penjual obat / alkes / kosmetik
Pharmacist Enterpreneur
• Membuat Industri Farmasi (Obat / Bahan Baku
Obat)
• Tantangan investasi Tinggi
• Fasilitas Farmasi industri
• Full scale AHU (Air Handling Unit)
• Organisasi dan SDM
• Besar pasar dan profit yang semakin kecil
Pharmacist Enterpreneur
• Membangun Pabrik OT / BBOT
• Masih butuh investasi cukup Tinggi untuk pemenuhan persyaratan
CPOTB
• Kemampuan menyeimbangkan biaya Operasional dan profit
• Mendukung biodiversitas alam Indonesia
• Potensi berbagai zat aktif alam / tumbuhan
• Butuh integrasi dan kolaborasi ABG
• Industri membukan peluang Riset bagi mahasiswa farmasi
• Akademisi harus melakukan riset sesuai kebutuhan pasar
• Pemerintah memberikan biaya Riset untuk pemanfaatan hasil riset
Pharmacist Enterpreneur
• Membuka dan membangun pabrik Kosmetik
• Investasi yang mungkin dilakukan
• Persyaratan CPKB tidak seketat CPOTB or CPOB
• Kemampuan dan Pengetahuan Teknis
• Formulasi
• Mesin
• Dokumentasi
• Produk milik sendiri atau pemasok produk orang lain
melalui maklon (pembuatan kontrak)
Pharmacist Enterpreneur
• Sebagai Founder Digital Farmasi / Kesehatan :
Membuat startup digital farmasi dan kesehatan
• Investasi minimal yang mungkin dilakukan
• Kemampuan dan Pengetahuan Teknis
• Design Thinking
• Tuang Ide jadi model bisnis
• PEngenalan dan pemahaman tentang startup digital
• Kolaborasi dengan Co founder dengan kompetensi IT
dan Bisnis/keuangan
Perubahan Bisnis Model Retail Apotek /
Farmasi
Wellness

Diagnostics Medication

Managing Coordinatin
Relational

apoteker masyarakat berada di pusat ekosistem


Apoteker terjebak dalam kontrak melayani Apotek mereka Indentured Retail ritel perawatan kesehatan, diagnostik,
Servitude Hub kesehatan, dan pembiayaan.
Production Line
Approach to Empowerment
Service Approach to Service
Pharmacy Gig
Phactory Economy

Transactional Apoteker mendapatkan gigs individu menggunakan situs


web atau aplikasi seluler yang membantu untuk
mencocokkan mereka dengan pelanggan atau majikan
sementara. Gigs adalah durasi terbatas. Mereka bisa
menjadi sangat singkat atau bulan lama suka dengan
Pabrik Farmasi Apoteker bekerja di jalur perakitan kontrak layanan kerja.
kondisi seperti mail order - obat dispensing,
tidak menyediakan perawatan kesehatan Ketika salah satu pertunjukan berakhir, apoteker
harus mencari yang lain. Kadang kadang, full time
membayar membutuhkan menyulap beberapa
pekerjaan sekaligus.
Perjalanan Pasien Tradisional VS Digital
Memilih Aplikasi &
Situs yang
Compliance
Ketentuan Penjualan Obat berdasarkan surat Direktur
Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT BPOM
1.Surat Edaran Menkominfo No 5 tahun 2016 tentang Batasan dan
tanggung Jawab Penyedia Platform dan Pedagang (Merchant)
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang berbentuk User
Generated Content

2.Kemenkes sedang menyusun regulasi yang akan mengatur


Pelayanan Kefarmasian secara elektronik

3.Yang dimaksud pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan


LANGSUNG dan BERTANGGUNG JAWAB kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti peningkatan mutu kesehatan pasien.

4.Sebelum regulasi no 2 ditetapkan, BPOM meminta Direktur


Keamanan Informasi, Dirjen Aptika, Kominfo untuk
menginformasikan perarutan perundang-undangan di bidang
kefarmasian yang terkait dengan sediaan farmasi berupa obat
bagi pihak yang saat ini melakukan penjualan obat secara online.
Ketentuan peraturan perundang-undangan yang dimaksud :
https://www.slideshare.net/nofa999/bpom-ketentuan-penjualan-obat
Ketentuan Penjualan Obat berdasarkan surat Direktur
Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT BPOM
a. PENJUAL
* Penjual adalah FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN berupa APOTEK dan PEDAGANG
ECERAN OBAT yang memiliki izin yg masih berlaku (Permenkes No 9 tahun 2017 tentang
APOTEK dan Permenkes no 167/Kab/B.VII/72 tentang PEDAGANG ECERAN OBAT sebagimana
telah diubah dengan Kepmenkes No 1331/MENKES/SK/X/2002 tentang perubahan atas
Permenkes No 167/Kab/B.VII/72 tentang PEDAGANG ECERAN OBAT)
* Mencantumkan nomor izin dan alamat fasilitas pelayanan kefarmasian sebagaimana
tercantum dalam izin.
* Memiliki tenaga kefarmasian Apoteker untuk Apotek dan TTK untuk pedagang eceran
obat.

b. PRODUK
* Produk yang dapat diedarkan adalah obat yang telah memiliki Nomor Izin Edar dari BPOM
* Apotek dapat mengedarkan obat yang tergolong sebagai Obat Keras (daftar G / resep dokter),
obat bebas terbatas (daftar W) dan obat bebas.
* Pedagang Eceran Obat hanya dapat obat bebas terbatas (daftar W) dan obat bebas dalam
kemasan asli dari pabrik.

5. 5Penjualan obat secara online oleh pihak yang tidak memiliki kewenangan merupakan
PELANGGARAN atas peraturan perundang-undangan di bidang kefarmasian dan dapat
dikenai sanksi berupa sanksi administratif dan / atau sanksi pidana.

https://www.slideshare.net/nofa999/bpom-ketentuan-penjualan-obat
Promosi/Iklan dan Penjualan Obat pada media Internet
yang Melanggar Peraturan :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• Pasal 106 ayat (2) yaitu "Sedian farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah
mendapat izin edar"
• Pasal 107 ayat (2) yaitu "Penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alkes harus
memenuhi persyaratan objektivitas dan kelangkapan serta tidak menyesatkan".
• Pasal 108 ayat (1) yaitu "Praktik Kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan baku obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
per UU”.
• Pasal 196 “Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”
• Pasal 197 yaitu "Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan
sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun dan denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta
rupiah). “
• 198 yaitu "Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan
praktik kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam pasal 108 DIPIDANA dengan pidana
denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (Seratus juta rupiah).
Promosi/Iklan dan Penjualan Obat pada media Internet
yang Melanggar Peraturan :
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
• Pasal 28 ayat (1) yaitu "Hal-hal yang dilarang : setiap orang yang dengan
sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan
yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik".
• Pasal 45 ayat (2) yaitu "setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam pasal 28 ayat (1) DIPIDANA dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


pasal 10 butir b yaitu "dilarang mempromosikan atau membuat pernyataan
yang tidak benar mengenai kegunaan suatu barang dan/atau jasa"
4. Permenkes No 1010/Menkes/Per/XI/2008 tentang registrasi obat pasal 23
yaitu "Kepala BPOM dapat memberikan sanksi administratif berupa
pembatalan izin edar apabila terjadi penandaan dan promosi menyimpang
dari persetujuan izin edar"
Promosi/Iklan dan Penjualan Obat pada media Internet
yang Melanggar Peraturan :

5. Permenkes No 9 tahun 2017 tentang APOTEK dan Permenkes no 167/Kab/B.VII/


72 tentang PEDAGANG ECERAN OBAT sebagimana telah diubah dengan
Kepmenkes No 1331/MENKES/SK/X/2002 tentang perubahan atas Permenkes No
167/Kab/B.VII/72 tentang PEDAGANG ECERAN OBAT bahwa "fasilitas pelayanan
kefarmasian berupa apotek dan pedagang eceran obat yang memiliki kewenangan
adalah Apotek dan pedagang eceran obat yang memiliki izin yang masih berlaku dan
memiliki tenaga kefarmasian yg tercantum dalam izin sesuai ketentuan Per UU.
6. Kepmenkes No 386/Menkes/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas,
Obat Tradisional, Alat kesehatan, Kosmetik, Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga dan Makanan Minuman , butir 3 Ketentuan Umum Pedoman Periklanan
Obat Bebas yaitu "IKlan obat dapat dimuat di media periklanan setelah rancangan
iklan tersebut mendapat persetujuan"
7. Perka BPOM No HK.03.1.23.10.11.08481 tahun 2011 tentang Kriteria dan Tata
Laksana Registrasi Obat sebagimana telah diubah dengan Perka BPOM No 3 tahun
2013.
8. Perka BPOM No 8 tahun 2017 tentang Pedoman Pengawasan Periklanan Obat.
9. Kep KaBPOM NOMOR HK.00.05.3.02706 TAHUN 2002 TENTANG PROMOSI OBAT
pasal 5 yaitu "Promosi Obat melalui media visual dan elektronik hanya diperbolehkan
untuk obat bebas dan obat bebas terbatas."
https://www.slideshare.net/nofa999/bpom-promosi-iklan-obat-pada-internet-yang-melanggar-peraturan
Transformasi Digital untuk
Apoteker dan Organisasi Profesi
Demo Konsep & Aplikasi
Robot Web Scrapping untuk Monitoring Penjualan
Obat secara Online di E Commerce / Marketplace
HUB Farmasi sebagai Solusi Digital Untuk Organisasi Profesi, ASAPIN
& Pemangku Kepentingan

Media

Media Online
Sistem
Adminstrasi Organisasi
SKP Online Apoteker
IAI
Terintegrasi e Farmasi
ISO Online
Knowledge Management Indonesia

Data Serkom & Data Apoteker Data Pabrik Data PBF Data Sebaran &
PORTAL FARMASI NASIONAL SIPA
Data ISO
Nasional Data Apotek
Pelayanan
Data RS Data Klinik Kefarmasian

BPJS Kampus /
Kemenkes BPOM Pabrik Obat dll PBF/PAK Apotek RS / Klinik DINKES Masyarakat
Mahasiswa
ISO Online | Solusi Pelayanan Informasi Obat
Apoteker di e Apotek
ISO ONLINE

Nama Dagang
Pengolongan
Obat
Komposisi
Indikasi
PBF/ DISTRIBUTOR
Kontraindikas
i Perhatian
APOTEK
Efek samping
Dosis
Interaksi Obat
RUMAH
SAKIT Pabrik MANUFACTURE

ASURANSI
Harga
KESEHATAN
BPJS

MASYARAKA
T

MAHASISWA Status Verifikasi


Klasifikasi
Brand
Owner

Nomor BPOM
ID_OBAT
Advance Data
Platform Digital Farmasi untuk Apoteker dan Konsumen
Apa yang Harus
disiapkan Apoteker
Kini dan Masa Depan
Penget ahuan apa
yang diperlukan untuk
bersaing di dunia
global dan di dunia
virtual yang
memasuki era
INDUSTRY 4.O ?
10 Ket r ampilan U tama yang Relevan
pada Era Revolusi Industr y 4 .0
Beberapa keterampilan yang penting bagi
apoteker sukses di masa depan

Keterampilan
klinis

Farmako Manajemen
genomik praktek

Komunikasi
Farmako Lisan &
ekonomi Keterampilan &
Tertulis
Pelatihan
Dibutuhkan di
apotek

Mengakses &
Epidemiologi Menambah
& Diagnostik Pengobatan
Berbasis Bukti

Otomasi & Bekerja


Teknologi dalam Tim
• JKN-KIS - Apotek PRB & Farmasi Klinis
• Track & Trace / Serialization BPOM
• Farmasi Informatika - Farmasi Digital
• Model Bisnis baru : Herbal, Kosmetik,
Veteriner, Functional Food/ Nutrisi
Promosi/Iklan dan Penjualan Obat pada media Internet
yang Melanggar Peraturan :
Peluang Bisnis model baru buat Apoteker di komunitas

1. Pelayanan Kefarmasian Antar Profesi era JKN


Eksistensi Apotek di Era JKN

2. Pelayanan Apotek berbasis spesialistik / dasar : Apotek geberik, apotek khusus penyakit kronis, apotek
khusus diabetes dll

3. Pelayanan Complementary Alternative medicine : akupunture, bekam, coach kesehatan dll

4. Cosmetic & Beauty Care


Kosmetik dan Kosmeseutikal
Menurut the Food, Drug and cosmetic Act (FD&C Act) penggunaan kosmetik lebih ditujukan untuk
membersihkan, meningkatkan kecantikan atau meningkatkan daya tarik dan mengubah penampilan bukan
untuk menangani penyakit kulit. Berdasarkan batasan di atas yang termasuk kosmetik adalah pelembab
kulit, parfum, lipstick, cat kuku, makeup mata dan muka, shampo, cat rambut, sediaan cairan pengkriting,
pasta gigi dan deodoran. The FD&C Act mengelompokkan obat, kosmetik atau kombinasi kosmetik dan
obat. Di industri kosmetik dikenal kosmeseutikal yaitu istilah untuk produk kosmetik yang mengandung zat
aktif yang bertindak sebagai obat (pharmaceutical) contohnya anti-wrinkle creams, baldness treatment,
antiperspirant dan sunscreens. Pengelompokan kosmetik dan kosmeseutical sering menyulitkan bagi badan
regulator seperti American Food and Drug Administration, sebagai contoh deodoran dapat dikelompokkan
ke dalam kosmetik tetapi jika dinyatakan sebagai antiprespirant dikelompokkan sebagai obat karena dapat
menciutkan pori pada kulit. Kosmetik tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI sebagai sediaan
atau panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir,
dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampakan melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Sediaan kosmetik harus memenuhi persyaratan keamanan yaitu tidak menyebabkan iritasi dan alergi. Pada
th 1994 FDA menerima lebih kurang 200 laporan tentang efek samping kosmetik yang umumnya berupa
Peluang Bisnis model baru buat Apoteker di
komunitas
1. Pelayanan Kefarmasian Antar Profesi era JKN
Eksistensi Apotek di Era JKN melalui Asosiasi Apotek Indonesia (ASAPIN) yang sudah
melakukan Re modeling Program Rujuk Balik Berbasis MTM bersama BPJSK.

2. Pelayanan Apotek berbasis spesialistik / dasar : Apotek geberik, apotek khusus penyakit
kronis, apotek khusus diabetes dll

3. Pelayanan Complementary Alternative medicine : akupunture, bekam, coach kesehatan dll

4. Cosmetic & Beauty Care (Kosmetik dan Kosmeseutikal)


Pemakaian kosmetik dan kosmeseutikal diperkirakan akan meningkat tajam akibat
pergeseran budaya rural menuju urban dan peningkatan taraf hidup masyarakat, hal ini
merupakan tantangan bagi dunia farmasi untuk meningkatkan perannya dalam
menghasilkan produk dengan formula yang lebih baik, lebih aman dan mudah digunakan.

5.Nutrisi dan Nutraseutikal


Kecenderungan masyarakat yang lebih memilih nutrisi untuk mencegah dan mengobati
penyakit daripada memilih obat merupakan peluang bagi apoteker untuk berkontribusi
dalam produksi berbagai sediaan nutrisi, suplemen makanan dan nutraceutical dengan
komposisi sesuai dengan kebutuhan dan aman.
Peluang Bisnis model baru buat Apoteker di
komunitas
6. Farmasi veteriner

7. Inovasi produk berbasis herbal

Dengan melihat jumlah tanaman di Indonesia yang berlimpah dan baru 180 tanaman yang digunakan
sebagai bahan obat tradisional oleh industri maka peluang bagi profesi kefarmasian untuk meningkatkan
peran sediaan herbal dalam pembangunan kesehatan masih terbuka lebar. Standardisasi bahan baku dan
obat jadi, pembuktian efek farmakologi dan informasi tingkat keamanan obat herbal merupakan tantangan
bagi apoteker agar obat herbal semakin dapat diterima oleh masyarakat luas.

8. Medical devices
Kemajuan di bidang teknologi instrumen dan reagensia mendukung sains laboratorium klinik. Interaksi
sinergis antara bidang ilmu biomedik, farmasi dan bioteknologi telah melahirkan peluang-peluang dalam
menciptakan metode baru bidang sains laboratorium klinik. Pengetahuan penggunaan peralatan medis dan
diagnostik laboratorium merupakan modal untuk kemajuan laboratorium kesehatan dan memerlukan
sumberdaya manusia yang kompeten.

Perkembangan Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian saat ini telah semakin berkembang selain berorientasi kepada produk (product
oriented) juga berorientasi kepada pasien (patient oriented) seiring dengan peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan pergeseran budaya rural menuju urban yang menyebabkan
peningkatan dalam konsumsi obat terutama obat bebas, kosmetik, kosmeseutikal, health food,
nutraseutikal dan obat herbal.

Berbagai tuntutan yang ada di masyarakat menjadi tantangan untuk pengembangan dunia kefarmasian
seperti : Pharmaceutical care yaitu obat sampai ketangan pasien dalam keadaan baik, efektif dan aman
disertai informasi yang jelas sehingga penggunaannya tepat dan mencapai kesembuhan; timbulnya
penyakit baru dan perubahan pola penyakit yang memerlukan pencarian obat baru atau obat yang lebih
Perkembangan Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian saat ini telah semakin berkembang selain berorientasi kepada produk (product
oriented) juga berorientasi kepada pasien (patient oriented) seiring dengan peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan pergeseran budaya rural menuju urban yang menyebabkan
peningkatan dalam konsumsi obat terutama obat bebas, kosmetik, kosmeseutikal, health food,
nutraseutikal dan obat herbal.

Berbagai tuntutan yang ada di masyarakat menjadi tantangan untuk pengembangan dunia kefarmasian
seperti : Pharmaceutical care yaitu obat sampai ketangan pasien dalam keadaan baik, efektif dan aman
disertai informasi yang jelas sehingga penggunaannya tepat dan mencapai kesembuhan; timbulnya
penyakit baru dan perubahan pola penyakit yang memerlukan pencarian obat baru atau obat yang lebih
unggul ditinjau dari efektivitas dan keamanannya; meningkatnya penyalagunaan obat dan ketergantungan
pada narkoba dan psikotropika merupakan tuntutan untuk dapat mengawasi penggunaan obat tersebut,
mencari/mensintesis obat yang lebih aman dan mampu memberikan informasi tentang bahaya
penyalahgunaan obat; apoteker sebagai partner dokter memacu apoteker untuk menguasai lebih mendalam
ilmu farmakologi klinis dan farmakoterapi serta ilmu farmasi sosial dan komunikasi; apoteker sebagai
penanggung jawab pengadaan obat di apotek, rumah sakit, pedagang besar farmasi, puskesmas dll. harus
menguasai farmakoekonomi dan manajemen farmasi; tuntutan apoteker untuk dapat berperan dalam
perkembangan industri Farmasi perkembangan drug delivery system, pengembangan cara produksi dan
metode control kualitas; apoteker untuk menempati bidang pemerintahan yang berfungsi dalam perizinan,
pengaturan, pengawasan, pengujian, pemeriksaan dan pembinaan; perkembangan farmasi veteriner,
perkembangan medical devices (alat kesehatan, pereaksi diagnostik).

Saya percaya New Healthcare Disrupter bukan tentang teknologinya tetapi adalah Apoteker dan
Pasien yang diberdayakan

Kita harapkan saat ini dan ke depan,


Apoteker Masa kini dan masa depan :
Omni Channel & Omni Presence
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai