Anda di halaman 1dari 19

Laporan Tetap Praktikum

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


ACARA II
“ANALISIS URINE”

NAMA : REZA RAHMAN


NIM : 180104097
SEMESTER/KELAS : VI/D

TADRIS PENDIDIKAN IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tetap Praktikum “Anatomi Fisiologi Manusia” Acara II ini Disusun


Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Anatomi Fisiologi
Manusia

Mataram, 25 Mei 2021

Disahkan Oleh:

Laboran Co. Asisten

( QurratulAini, S.Pd ) ( Zulhani )


170104001

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokatuh


Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
senantiasa melimpahkan rahmat beserta hidayahnya sehingga dapat melakukan
aktivitas dengan baik. Khususnya pembuatan “Laporan Tetap Praktikum Biologi
Umum II’’ini bisa diselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula kita haturkan sholawat
serta salam kepada junjungan alam nabi besar Muhamad SAW. Yang telah
mwembawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang-benderang
seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dari awal praktikum sampai terselesainya laporan ini. Khususnya
pembimbing praktikum terutama pada Co.Assisten yang berperan penting dalam
praktikum ini.
Dan tak lupa juga dalam menyelesaikan laporan ini, penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembimbing praktikum yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan ini kedepannya. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha dalam pembuatan laporan ini. Amin ya rabbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahiwabarokatuh

Mataram, 25 Mei 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 2
BAB III METODOLOGI .................................................................................... 4
A. Pelaksanaan ........................................................................................... 4
B. Alat dan Bahan ...................................................................................... 4
C. Cara Kerja .............................................................................................. 4
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 5
A. Gambar Pengamatan .............................................................................. 5
B. Analisis Prosedur ................................................................................... 7
C. Pembahasan ........................................................................................... 7
D. Evaluasi ................................................................................................. 11
BAB V PENUTUP………………………………………………………………. 13
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Kritik dan Saran ...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis.
Ekskresi urine diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Dalam mempertahankan homeostasis tubuh, peran urine sangat penting
karena sebagai pembuang cairan oleh tubuh adalah melalui proses sekresi
urine
Sehingga komposisi urine dapat mencerminkan kemampuan ginjal
untuk menahan dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk
metabolisme dasar dan mempertahankan homeostasis tubuh. Normalnya
jumlah bahan yang terdapat dalam urine selama 24 jam adalah 35 gram
bahan organik dan 25 gram bahan anorganik.
Organ yang berperan dalam pembentukan urine yaitu ginjal. Di
dalam ginjal, zat sisa metabolisme akan dipilah-pilah kembali. Hasil
pemilahan tersebut berupa zat yang sudah tidak berguna dan zat yang
masih bisa dipergunakan kembali. Zat yang tidak berguna 9 tersebut akan
dikeluarkan dari tubuh, sedangkan zat-zat yang masih dapat dipergunakan
lagi akan dikembalikan ke sirkulasi

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara untuk mengetahui kualitas urine manusia?
C. Tujuan
Untuk mengetahui kualitas urine manusia

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis.
Ekskresi urine diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Dalam mempertahankan homeostasis tubuh, peran urine sangat penting
karena sebagai pembuang cairan oleh tubuh adalah melalui proses sekresi
urine. Sehingga komposisi urine dapat mencerminkan kemampuan ginjal
untuk menahan dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk
metabolisme dasar dan mempertahankan homeostasis tubuh. Normalnya
jumlah bahan yang terdapat dalam urine selama 24 jam adalah 35 gram
bahan organik dan 25 gram bahan anorganik (Ma’arufah, 2018:88)
Organ yang berperan dalam pembentukan urine yaitu ginjal. Di
dalam ginjal, zat sisa metabolisme akan dipilah-pilah kembali. Hasil
pemilahan tersebut berupa zat yang sudah tidak berguna dan zat yang
masih bisa dipergunakan kembali. Zat yang tidak berguna 9 tersebut akan
dikeluarkan dari tubuh, sedangkan zat-zat yang masih dapat dipergunakan
lagi akan dikembalikan ke sirkulasi (Riswanto, dan Rizki, 2015: 88)
Nefron terdiri atas seperangkat glomerulus dan tubulus.
Glomerulus mempunyai fungsi filtrasi, sedangkan tubulus mempunyai
fungsi sekresi dan reabsorbsi. Setidaknya salah satu dari tiga proses
berikut akan dialami suatu zat ketika diangkut melalui darah ke sistem
filtrasi kompleks ginjal, yaitu filtrasi glomerular, sekresi tubular dan
reabsorbsi tubular (Riswanto, dan Rizki, 2015: 98)
Komposisi zat didalam urine bervariasi tergantung jenis makanan
serta air yang diminumnya. Urine normal terdiri dari air, urea, asam urat,
amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam-
garam terutama garam dapur dan zat- zat yang berlebihan dalam darah
misalnya vitamin C dan obat-obatan. Semua cairan dan pembentuk urine

2
trsebut berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine berubah
sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,
misalnya glukosa diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa (Halander, dkk., 2015: 113)
Urinalisis adalah pemeriksaan spesimen urine secara fisik, kimia
dan mikroskopik. Urinalisis tidak hanya menggambarkan gangguan
keadaan intrinsik ginjal, tetapi juga memberi 11 bukti yang penting tidak
hanya pada kondisi kerusakan primer dari ginjal dan taktus urinearius.
Perubahan pada urine mungkin menjadi pertanda yang pertama kali
muncul pada penyakit vaskuler yang serius (Gandasoebrata, 2013: 57)

3
BAB III

METODOLOGI

A. Pelaksanaan
Hari/ tanggal : Selasa, 18 Mei 2021
Waktu : 13.30 WITA-Selesai
Tempat : Laboratorium Pendidikan IPA Biologi UIN
Mataram

B. Alat dan Bahan


1. Sampel urine
2. Reagent Strip Analisis Urine

C. Cara Kerja
1. Mengambil sample urine dengan menggunakan botol sampel
2. Meneteskan satu tetes sampel urine di masing-masing indicator
reagen analisis urine
3. Mendiamkan selama 1-2 menit, lama waktu analisis tergantung
indicator yang di analisis
4. Melihat hasil akhirnya

4
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Gambar Hasil Pengamatan


1. Table hasil pengamatan

No Sampel PH Potein Glukosa KET.


1. Sampel A 2 2 1 Normal

2. Sampel B 2 2 1 Normal

3. Sampel C 1 2 1 Normal

5
4. Sampel D 1 2 1 Normal

A
n
a

5. Sampel E 2 2 1 Normal

6
B. Analisis Prosedur
Kami melakukan praktikum pada hari selasa 18 Mei 2021. Pertama
– tama kami melakukan pengambilan sampel urin masing – masing.
Sampel urin yang digunakan adalah urin yang keluar pada pagi hari
sebelum kami makan atau minum apapun. Setelah itu urin di simpan di
botol sampel kemudian dilakukan pengujian atas beberapa indicator.
Setelah berada di laboraturium kami menggunakan Reagent Strip untuk
mengetahui kualitas urin. Reagent strip di masukkan ke dalam botol
sampel urin sampai semua bagian ( biru, kuning dan oranye) terkena
sampel dan yang terakhir adalah mendiamkan Reagent strip selama 1
menit kemudian mencocokan hasil dari Reagent strip
C. Pembahasan
Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis.
Ekskresi urine diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Dalam mempertahankan homeostasis tubuh, peran urine sangat penting
karena sebagai pembuang cairan oleh tubuh adalah melalui proses sekresi
urine Sehingga komposisi urine dapat mencerminkan kemampuan ginjal
untuk menahan dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk
metabolisme dasar dan mempertahankan homeostasis tubuh. Normalnya
jumlah bahan yang terdapat dalam urine selama 24 jam adalah 35 gram
bahan organik dan 25 gram bahan anorganik.
Organ yang berperan dalam pembentukan urine yaitu ginjal. Di
dalam ginjal, zat sisa metabolisme akan dipilah-pilah kembali. Hasil
pemilahan tersebut berupa zat yang sudah tidak berguna dan zat yang
masih bisa dipergunakan kembali. Zat yang tidak berguna 9 tersebut akan
dikeluarkan dari tubuh, sedangkan zat-zat yang masih dapat dipergunakan
lagi akan dikembalikan ke sirkulasi
Nefron terdiri atas seperangkat glomerulus dan tubulus. Glomerulus
mempunyai fungsi filtrasi, sedangkan tubulus mempunyai fungsi sekresi

7
dan reabsorbsi. Setidaknya salah satu dari tiga proses berikut akan dialami
suatu zat ketika diangkut melalui darah ke sistem filtrasi kompleks ginjal,
yaitu filtrasi glomerular, sekresi tubular dan reabsorbsi tubular. Filtrat
glomerulus memiliki zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh, sehingga
filtrat akan berpindah dari dalam tubulus ke plasma kapiler peritubulus.
Perpindahan ini disebut sebagai reabsorpsi tubulus. Zat-zat yang
direabsorpsi tidak keluar sebagai urine, tetapi akan diangkut oleh kapiler
peritubulus ke sistem vena dan kembali ke jantung untuk diedarkan. Zat-
zat yang akan diserap kembali adalah glukosa, sodium, klorida fosfat, dan
beberapa ion bikarbonat yang terjadi secara pasif di tubulus proksimal.
Jika tubuh masih membutuhkan sodium dan ion bikarbonat maka terjadi
penyerapan kembali secara aktif pada tubulus distal (reabsorbsi fakultatif)
dan sisanya dialirkan ke papilla renalis. Tubulus proksimal berfungsi
menahan ion-ion (K+, Na+, Cl-, HCO3-), reabsorbsi glukosa dan asam
amino, serta mengeliminasi 10 ureum dan kreatinin.
Ansa Henle berperan dalam pembentukan tekanan osmotik. Setelah
zat yang masih dibutuhkan tubuh diserap kembali, proses selanjutnya
adalah sekresi tubulus yaitu perpindahan selektif zatzat dari darah kapiler
peritubulus ke lumen tubulus. Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di
tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar
tubuh dalam bentuk urine.
Komposisi zat didalam urine bervariasi tergantung jenis makanan
serta air yang diminumnya. Urine normal terdiri dari air, urea, asam urat,
amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam-
garam terutama garam dapur dan zat- zat yang berlebihan dalam darah
misalnya vitamin C dan obat-obatan. Semua cairan dan pembentuk urine
trsebut berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine berubah
sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,
misalnya glukosa diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa

8
Urinalisis adalah pemeriksaan spesimen urine secara fisik, kimia dan
mikroskopik). Urinalisis tidak hanya menggambarkan gangguan keadaan
intrinsik ginjal, tetapi juga memberi 11 bukti yang penting tidak hanya
pada kondisi kerusakan primer dari ginjal dan taktus urinearius. Perubahan
pada urine mungkin menjadi pertanda yang pertama kali muncul pada
penyakit vaskuler yang serius).
Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan yang sering
dikerjakan pada praktik dokter sehari-hari, apalagi kasus urologi.
Pemeriksaan ini menurut Purnomo tahun 2011 meliputi:
1. Makroskopik dengan menilai warna, bau dan berat jenis urine.
2. Kimiawi meliputi pemeriksaaan derajat keasaman/ Ph, protein, dan gula
dalam urine.
3. Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel- sel, cast (silinder), atau
bentukan lain didalam urine
Jika hasil Anda tampak tidak normal, ada dua opsi. Jika
sebelumnya Anda telah didiagnosis memiliki masalah ginjal, masalah
saluran kemih, atau kondisi terkait lainnya, dokter Anda dapat
menganjurkan pemeriksaan lebih lanjut atau urinalisis lain untuk
mengidentifikasi penyebab abnormalitas urin Anda. Jika Anda tidak
memiliki gejala lain dari kondisi yang mendasarinya dan pemeriksaan fisik
menunjukkan bahwa kesehatan secara keseluruhan normal,
Protein dalam urine biasanya mengandung tingkat protein yang dapat
diabaikan. Terkadang, kadar protein dalam urin Anda dapat meningkat
karena:
1. panas atau dingin yang berlebihan
2. demam

3. stres, baik fisik maupun emosional


4. olahraga yang berlebihan
Faktor-faktor ini biasanya tidak menandakan masalah besar. Tetapi
kadar protein tinggi yang tidak normal dalam urin Anda bisa menjadi

9
tanda masalah mendasar yang dapat menyebabkan penyakit ginjal,
seperti:
1. diabetes
2. kondisi jantung
3. tekanan darah tinggi
4. lupus
5. leukemia
6. anemia sel sabit
7. rhematoid arthritis
PH urine normal berada di angka 4,5- 8,0 dengan nilai rata-
rata 6,0. Sedangkan nilai pH urine netral adalah 7,0. PH urine dinyatakan
asam saat berada di bawah angka 5,0, dan dinyatakan basa saat berada di
atas angka 8,0.
pH urin bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi
makanan yakni bersifat basa setelah makan. Urin pagi hari (bangun tidur)
merupakan urin yang lebih asam. Obat- obatan tertentu seperti aspirin dan
penyekit gangguan keseimbangan asam – basa juga dapat mempengaruhi
pH urin. pH Urin Urin normal pada umumnya sedikit asam yaitu dengan
nilai pH ± 6.
Beberapa keadaan yang menyebabkan pH urin menjadi terlalu asam
diantaranya diabetes, asidosis sistemik, dehidrasi dll. pH urine adalah
pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur keasaman dan basa urine
Anda. Tes ini adalah prosedur yang sederhana dan tidak menyakitkan.
Beberapa penyakit, diet, dan obat akan memengaruhi kadar asam atau
basa urine Anda, seperti:
1. Acetazolamide,
2. Amonium klorida,
3. Methenamine mandelate,
4. Potassium citrate,
5. Natrium bikarbonat, dan
6. Diuretik tiazid.

10
Tingkat keasaman atau basa yang tidak normal biasanya
menunjukkan adanya penyakit ginjal atau masalah pada saluran kencing.
Penyebab PH urine basa. Penyebab alkalosis pun juga bervariasi.
Umumnya peningkatan kadar basa tubuh disebabkan oleh beberapa
kondisi kesehatan, misalnya demam, hiperventilasi, kekurangan oksigen,
penyakit paru dan liver, diare, muntah-muntah atau berkeringat terlalu
banyak, penyakit ginjal, hingga gangguan kelenjar adrenal.
Glukosa urine adalah pemeriksaan urine rutin, pemeriksaan dasar
yang dapat dipakai untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Secara
rutin pemeriksaan glukosa urine ditekankan terhadap kemungkinan
adanya glukosa dalam urine atau glukosuria.
Glikosuria adalah kondisi ketika urine atau air seni mengandung
gula. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh hiperglikemia atau terlalu
tingginya kadar glukosa darah. Namun, ada kalanya glikosuria terjadi
meski kadar gula darah seseorang normal atau justru di bawah normal.
Pengukuran kadar glukosa urin menggambarkan kadar glukosa darah
secara tidak langsung dengan nilai normal 180 mg/dl. Glikosuria terjadi
ketika urin mengandung kadar gula yang lebih banyak dari seharusnya.
Ketika terdapat terlalu banyak gula di dalam darah, ginjal kemungkinan
tidak bisa menyerap semuanya. Saat hal itu terjadi, tubuh mengeluarkan
gula darah dari dalam tubuh lewat urin.

A. Evaluasi
Pertanyaan:
Berdasarkan hasil yang di dapatkan, apakah terdapat perbedaan
kandungan urine pada masing-masing sampel urine?
Jawaban:
Berdasarkan percobaan yang dilakukan disana pada masing-masing orang
terdapat sampel yang berbeda. Salah satu sampel mengandung pH yang
tidak normal atau mengandung basa. Adapun penyebab nya yaitu obat-
obatan tertentu seperti aspirin dan penyekit gangguan keseimbangan asam

11
– basa juga dapat mempengaruhi pH urin. pH Urin Urin normal pada
umumnya sedikit asam yaitu dengan nilai pH ± 6. Tingkat keasaman atau
basa yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya penyakit ginjal
atau masalah pada saluran kencing. Penyebab PH urine basa. Penyebab
alkalosis pun juga bervariasi. Umumnya peningkatan kadar basa tubuh
disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan, misalnya demam,
hiperventilasi, kekurangan oksigen, penyakit paru dan liver, diare,
muntah-muntah atau berkeringat terlalu banyak, penyakit ginjal, hingga
gangguan kelenjar adrenal.

12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa diambil adalah jika hasil analisis
tampak tidak normal, ada dua opsi. Jika sebelumnya Anda telah
didiagnosis memiliki masalah ginjal, masalah saluran kemih, atau
kondisi terkait lainnya.
Protein dalam urine biasanya mengandung tingkat protein yang
dapat diabaikan. Terkadang, kadar protein dalam urin Anda dapat
meningkat karena: panas atau dingin yang berlebihan, demam, stres,
baik fisik maupun emosional, olahraga yang berlebihan. Faktor-faktor
ini biasanya tidak menandakan masalah besar. Tetapi kadar protein
tinggi yang tidak normal dalam urin Anda bisa menjadi tanda masalah
mendasar yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, seperti: diabetes
Tingkat keasaman atau basa yang tidak normal biasanya
menunjukkan adanya penyakit ginjal atau masalah pada saluran
kencing. Penyebab PH urine basa. Penyebab alkalosis pun juga
bervariasi. Umumnya peningkatan kadar basa tubuh disebabkan oleh
beberapa kondisi kesehatan, misalnya demam, hiperventilasi,
kekurangan oksigen, penyakit paru dan liver, diare, muntah-muntah
atau berkeringat terlalu banyak, penyakit ginjal, hingga gangguan
kelenjar adrenal.
Glikosuria terjadi ketika urin mengandung kadar gula yang lebih
banyak dari seharusnya. Ketika terdapat terlalu banyak gula di dalam
darah, ginjal kemungkinan tidak bisa menyerap semuanya. Saat hal itu
terjadi, tubuh mengeluarkan gula darah dari dalam tubuh lewat urine

B. Saran
Tetep semangat terus ya kak dalam membimbing kami melakukan praktik
dan tetep halus dalam membimbing kami

13
DAFTAR PUSTAKA

Gandosoebrata, 2013: 57. Pengertian Uranilisis dan Perubahan Urine. Gramedia:


Jakarta
Halander, 2015: 113. Cairan Pembentuk Urine. Surabaya
Ma’arufah, 2018: 88. Analisis Urine dan Proses Pembentukan Urine.
Erlangga:bandung
Riswanto dan Riski, 2015: 98. Komponen Nefron Pada Pembentukan Urine.
Erlangga: bandung
Riswanto dan Riski, 2015: 88. Organ Pembentuk Urine. Erlangga: bandung

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai