Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Terbentuknya Masyarakat Multikultular terhadap Sosial Budaya


3.1.1 Konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configure yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua orang
atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi
oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-
perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain-lain. Dengan dibawasertakannya
ciri-ciri individual dalam interaksi social, konflik merupakan situasi yang wajar
dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakatpun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
3.1.2 Munculnya Sikap Primordialisme
Primordialisme adalah paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa
sejak lahir, baik mengenai tradisi, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada
didalam lingkungan pertamanya.
Contoh perilaku primordialisme :
- Membentuk partai politik berdasarkan paham, ideologi, atau keterikatan pada
faktor-faktor seperti suku bangsa, agama, dan ras
- Memberikan prioritas atau perlakuan istimewa kepada orang-orang yang
berasal dari daerah , suku bangsa, agama, atau ras tertentu.
3.1.3 Munculnya Sikap Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada
masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan
pandangan yang meremehakan masyarakat dan kebudayaan lain.
Contoh perilaku etnosentrisme :
- Sudah puluhan tahun keluarga pak joko (suku jawa) merantau didaerah
Bitung, Sulawesi Utara. Selama berinteraksi dengan lingkungan barunya,
mereka masih memegang prinsip dan budaya asalnya.

10
3.1.4 Munculnya Sikap Fanatik dan Ekstrim
Fanatik adalah sangat kuat meyakini ajaran atau mendukung suatu
kelompok.
Contohnya seperti : kerusuhan antar supporter sepak bola.
Ekstrim adalah fanatik, sangat keras dan teguh seorang ekstremis
menganggap bahwa hanya pendapat kelompok sendirilah yang benar dan
menolak pendapat dari luar kelompoknya. Dalam kehidupan multikultular, sikap
ekstrem tersebut dapat merusak upaya untuk memperkuat proses integrasi.
3.1.5 Politik Aliran
Politik aliran adalah ideologi nonformal yang dianut oleh anggota
organisasi politik dalam suatu Negara. Contohnya seperti : Partai islam, partai
Kristen.

3.2 Latar Belakang Terbentuknya Masyarakat Multikultural

3.2.1 Faktor Sejarah Indonesia


Sejak zaman dahulu, wilayah Indonesia dimata dunia dikenal sebagai
negeri yang kaya dan subur. Hal ini oleh grup band koes plus didalam salah satu
lagunya disebutkan bahwa “orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu
dan batu jadi tanaman.”Anggapan ini lahir, karena bangsa lain melihat segala
sesuatu yang diperlukan semua bangsa tumbuh di Indonesia. Pada zaman itu,
yang paling dicari bangsa barat adalah palawija dan rempah-rempah.
Kekayaan Indonesia yang melimpah membuat, wilayah kita menjadi
incaran bagi bangsa lain. Coba saja anda lihat sejarah Indonesia, sejak dahulu
bangsa Indonesia telah dikunjungi oleh bangsa India, Cina, Arab, Portugis,
Spanyol, Belanda, dan Inggris. Kondisi ini menjadikan Indonesia memiliki
struktur ras dan budaya yang makin beragam.
3.2.2 Faktor Geografis
Jika kita lihat posisi geografi Indonesia, terlihat jelas bahwa Indonesia
berda di jalur persilangan transportasi laut yang ramai dan strategis. Faktor inilah
yang membuat banyak bangsa pedagang singgah ke Indonesia. Bangsa-bangsa
tersebut antara lain Arab, India, Portugis, Spanyol, Inggris, Jepang, Korea, Cina,
Belanda dan Jerman.
Setiap bangsa yang datang ke Indonesia, tentu membawa struktur budaya
yang berbeda-beda. Akibat kontak dagang maka masuknya unsur budaya tertentu
ke Negara Indonesia tidak dapat dihindari. Sebagai bukti adanya interaksi adalah
masuknya bahasa inggris, bahasa belanda, agama islam, nasrani, hindu, dan
Buddha.
3.2.3 Faktor bentuk fisik Indonesia
Letak geologis Indonesia adalah sebagai berikut :
1) Indonesia merupakan bagian dari dua buah rangkaian pegunungan besar
didunia, yaitu rangkaian pegunungan mediterania dan sirkum pasifik.

11
2) Indonesia terletak pada pertemuan lempeng litosfer, yaitu lempeng Indo-
Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng pasifik.
3) Indonesia terletak pada tiga daerah dangkalan, yaitu dangkalan sunda,
dangkalan sahul, dan daerah laut pertengahan Australia Asiatis.

Letak geologis Indonesia, menjadikan Indonesia mempunyai bentuk


Negara kepulauan. Jumlah pulau di Indonesia diperkirakan ribuan jumlahnya.
Setiap pulau dianugerahi karakteristik fisik sendiri-sendiri. Akibatnya, setiap
masyarakat akan mengembangkan cara hidup yang berbeda-beda sesuai
karakteristik pulau yang mereka tempati. Perbedaan itu, terlihat dari teknologi,
budaya seni, dan bahasa. Hal inilah yang membentuk masyarakat multikultural.

3.2.4 Induk bangsa


Pada zaman prasejarah, kepulauan Indonesia didatangi oleh orang-orang
dari wilayah Yunan Utara. Orang-orang tersebut bisa dikatakan sebagai bangsa
nenek moyang kita. Kedatangan orang-orang tersebut membawa kebudayaan batu
madya, batu baru, sampai kepada zaman logam. Kebudayaan batu madya dan
batu baru dibawa oleh masyarakat yang disebut sebagai proto melayu, setelah itu
datang lagi masyarakat yang membawa kebudayaan logam yang disebut sebagai
Deutro melayu. Kebudayaan-kebudayaan tersebut dibawa ke Indonesia oleh ras
Mongoloid dan negroid. Kedua ras tersebut akan menjadi induk bangsa Indonesia
dan menghuni berbagai daerah di Indonesia yang kemudian mengembangkan
kebudayaannya baik dalam bentuk bangunan, makanan, seni, dll.Pada
perkembangannya diantara mereka terjadi percampuran sehingga melahirkan
penduduk asli Indonesia.

3.2.5 Kontak Antarbangsa dengan Berbagai Kebudayaan

Perkembangan masyarakat Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan


tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kegiatan perdagangan dengan bangsa
lain. Hal itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Negara dan rakyatnya. Salah
satu pengaruh luar yang masuk adalah pada saat masuknya pengaruh India
terutama pada saat penyebaran agama hindu dan Buddha. Kedua agama tersebut
telah memberikan pengaruh yang sangat besar bagi kebudayaan Indonesia. Hal
tersebut salah satunya bisa kita lihat dari banyaknya bahasa sanskerta yang
digunakan di Indonesia, misalnya penggunaan untuk nama orang seperti Dewi,
Wisnu, dan Satria.

12

Anda mungkin juga menyukai