Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu

dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok sebagai contoh individu

berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu

memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok.

Kelompok merupakan individu yang mempunyai hubungan satu dengan

yang lain dan saling ketergantungan dan mempunyai norma yang sama (Stuart &

Sundeen, 1998). Aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang

mempunyai reaksi atau hubungan satu dengan yang lain saling terkait

dan dapat bersama-sama mengikuti norma yang sama.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan

kelompok klien dengan tujuan memberi terapi bagi anggotanya. Dimana

berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan respon

sosial. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah upaya memfasilitasi sejumlah

klien dalam membina hubungan sosial yang bertujuan untuk menolong klien

dalam berhubungan dengan orang lain seperti kegiatan mengajukan pertanyaan,

berdiskusi, bercerita tentang diri sendiri pada kelompok, menyapa teman

dalam kelompok. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita (TAK),

orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata

kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu.
B. Tema

Menuju usia lanjut yang aktif dengan cara menyanyi

C. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan kelompok lansia dapat bersosialisi

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok lansia dapat

mempertahankan kemampuan kognitif dengan memperkenalkan diri dengan

baik, mempertahankan kemampuan persepsi yaitu mampu mengungkapkan

perasaannya, lansia mampu bekerja sama dalam kegiatan ini.

D. Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok

1. Dapat mengurangi kebosanan.

2. Meningkatkan hubungan kekeluargaan antara penghuni panti dengan

mahasiswa praktek.

E. Topik

Sosialisasi, kognitif, fisik

F. Metode

1. Diskusi

2. Demonstrasi

G. Media

1. LCD

2. Sound System

3. Laptop
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok

digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi interaksi yang saling

bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih

perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptive.

Untuk meningkatkan kesehatan sosial lanjut usia perlu disusun suatu

program terpadu agar tercapai kemandirian. Mahasiswa Universitas Megarezky

Makassar akan memberikan suatu program terapi sosial/terapi kelompok yang

disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita, dalam upaya

meningkatkan interaksi sosial lansia sehingga dicapai kesehatan sosial yang

optimal dan membantu lansia menikmati sisa hidupnya dengan bahagia.

B. Manfaat terapi aktivitas kelompok

1. Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan di hargai eksistensinya

oleh anggota kelompok yang lain.

2. Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta merubah

perilaku yang destruktif dan maladaptive.

3. Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu

satu sama lain unutk menemukan cara menyelesaikan masalah.


C. Prinsip Memilih Peserta Terapi Aktivitas Kelompok

Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas kelompok adalah

homogenitas, yang dijabarkan antara lain :

1. Gejala sama

Misal terapi aktifitas kelompok khusus untuk pasien depresi, khusus

untuk pasien halusinasi dan lain sebagainya. Setiap terapi aktifitas

kelompok memiliki tujuan spesifik bagi anggotanya, bisa untuk sosialisasi,

kerjasama ataupun mengungkapkan isi halusinasi. Setiap tujuan spesifik

tersebut akan dapat dicapai bila pasien memiliki masalah atau gejala yang

sama, sehingga mereka dapat bekerjasama atau berbagi dalam proses terapi.

2. Kategori sama

Dalam artian pasien memiliki nilai skor hampir sama

dari hasil kategorisasi. Pasien yang dapat diikutkan dalam terapi aktifitas

kelompok adalah pasien akut skor rendah sampai pasien tahap

promotion. Bila dalam satu terapi pasien memiliki

skor yang hampir sama maka tujuan terapi akan lebih mudah tercapai.

3. Jenis kelamin sama

Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada pasien

dengan gejala sama, biasanya laki-laki akan lebih mendominasi dari

pada perempuan. Maka lebih baik dibedakan.


4. Kelompok umur hampir sama

Tingkat perkembangan yang sama akan memudahkan interaksi

antar pasien.

5. Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi

Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit tercapai karena

akan terlalu ramai dan kurang perhatian terapis pada pasien. Bila terlalu

sedikitpun, terapi akan terasa sepi interaksi dan tujuan sulit tercapai.

D. Jenis-jenis terapi aktivitas kelompok pada lansia

Jenis-jenis dari terapi aktivitas kelompok pada lansia terdiri dari:

1. Stimulasi Sensori (Musik)

Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar

yang mendengarkan maupun bagi pemusik yang mengubahnya. Kualitas dari

music yang memiliki andil terhadap fungsi-fungsi dalam pengungkapan

perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang dimiliki, yang

mampu menuju pada ketidakberesan dalam kehidupan seseorang. Peran

sertanya nampak dalam suatu pengalaman musical, seperti menyanyi, dapat

menghasilkan integrasi pribadi yang mempersatukan tubuh, pikiran, dan roh.

2. Stimulasi Persepsi

Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus

yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan

ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini maka diharapkan respon

klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.


3. Orientasi Realitas

Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri

sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat

dengan klien, dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan

klien. Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu,

dan rencana ke depan. Aktifitas dapat berupa : orientasi orang, waktu,

tempat, benda yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.

4. Sosialisasi

Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar

klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal,

kelompok dan massa. Aktifitas dapat berupa latihan sosialisasi

dalam kelompok.

E. Peserta

1. Karakteristik/kriteria

a. Peserta dapat diajak bekerja sama

b. Klien dapat berkonsentrasi.

2. Proses seleksi

a. Pengkajian oleh mahasiswa

b. Penyeleksian peserta sesuai kriteria

c. Peserta tidak disorientasi

d. Kooperatif dan dapat memahami pesan yang diberikan

e. Mengadakan kontrak dengan klien


F. Pelaksanaan Terapi Bermain

1. Pengorganisasian

a. Leader : ZulKifli, S.Kep

Tugas :

1) Menyusun rencana TAK

2) Mengarahkan peserta sesuai tujuan

3) Memfasilitasi peserta untuk mengekpresikan perasaan, pendapatan dan

memberikan umpan balik.

4) Role play

5) Mengkaji hambatan peserta

6) Mengkaji komplik interpersonal

7) Mengkaji sejauh mana peserta mengerti dan melaksanakan kegiatan

b. Co. Leader : Akbar Syukur, S.Kep

Tugas :

1) Membantu leader memimpin peserta

2) Membantu mengorganisir peserta

3) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas

peserta.

4) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

5) Mengingatkan leader tentang waktu

c. Observer

1) Ryandi Putra Umagapi, S.Kep

2) Andryansah, S.Kep

Tugas :
1) Mengobservasi respon peserta

2) Mengobservasi pelaksanaan TAK

3) Mengobservasi jalannya/proses TAK

4) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan

berlangsung

d. Fasilitator

1) Sri Warti, S.Kep

2) Sri Kanti, S.Kep

3) Dian Islamiah, S.Kep

4) Nurul Insani, S.Kep

5) Andi Indah Muliani, S.Kep

6) Nirmala Seknun, S.Kep

7) Sulistia, S.Kep

8) Nurtang, S.Kep

9) Siti Ardina Asta M, S.Kep

10) Arfiah, S.Kep

11) Evi Rafidah, S.Kep

12) Desi T, S.Kep

13) Wendhy Siahaenenia, S.Kep

14) Nofi Lestari, S.Kep

Tugas :

1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dalam

mengkonsentrasikan peserta untuk ikut dan focus pada arahan yang

diarahkan oleh leader


2) Membantu memotivasi peserta agar ikut dalam kegiatan

3) Berperan sebagai role model bagi peserta selama kegiatan berlangsung

4) Mempertahankan kehadiran peserta selama kegiatan TAK yang

berlangsung kurang lebih 30 menit

5) Peserta yang ingin kebelakang untuk izin dan kembali ke kelompok

awal

e. Dokumentasi

1) Muhammad Arfah, S.Kep

2) Novi Tidore, S.Kep

Tugas :

1) Mendokumentasikan jalannya kegiatan

2. Proses Pelaksanaan

a. Fase Persiapan

1) Membuat kontrak dengan klien

2) Mempersiapkan alat dan tempat

b. Fase Orientasi

1) Salam terapieutik

2) Salam dari terapis kepada klien

c. Evaluasi/validasi

1) Terapis menanyakan keadaan klien saat ini

2) Terapis menanyakan apakah klien bisa memperkenalkan diri,

mengungkapkan perasaan dan bermain


d. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri, cara

mengungkapkan perasaan dan cara bermain

2) Terapis membantu peserta merubah posisi menjadi lingkaran

e. Menjelaskan aturan main, yaitu :

1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin

kepada terapis

2) Lama kegiatan 30 menit

3) Setiap peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Fase Kerja

a. Terapis menjelaskan dan memberikan contoh cara bermain yaitu akan

diputar music lalu oper bola secara bergantian. Jika musik berhenti dan

yang memegang bola terakhir akan dipersilahkan untuk memperkenalkan

diri, mengungkapkan perasaan, asal wisma, nama pembina wisma, 2 orang

teman di wisma dan menanyakan nama pendamping masing-masing

(mahasiswa). Setelah itu dilanjutkan dengan permainan tebak warna bola.

b. Fasilitator berperan dalam membantu dan mengarahkan klien cara

memperkenalkan diri, mengungkapkan perasaan dan bermain.

c. Berikan pujian pada setiap kelompok

d. Berikan pujian untuk setiap keberhasilan untuk kelompok dengan

meberikan tepuk tangan.

4. Fase Terminasi

Evaluasi

a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK


b. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
G. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/tanggal : Rabu, 14 Agustus 2019

Waktu : 09.00 Wita – Selesai

Tempat : Aula BRSLU Gau Mabaji Kab. Gowa

H. Seting Tempat

Peserta dan terapis duduk bersama dan keadaan ruangan tenang


Keterangan :

Leader :

Co Leader :

Fasilitator :

Observer :

Peserta :
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas disimpulkan bahwa Terapi Aktifitas

Kelompok sangat dibutuhkan bagi lansia karena dapat mempertahankan

kemampuan stimulasi kognitif , persepsi, dan mempertahankan kemampuan

fisik lansia.

.
DAFTAR PUSTAKA

Ardhyashshiddieqi.blogspot.co.id/2013/05/makalah-terapi-aktivitas-

kelompok.html?m=1

http://dwaney.wordpress.com/2011/10/09/tak-lansia/2013/5/8

http://khwanul-khair.blogspot.com/.../terapi-aktifitas-kelom/2013/5/8

Maryam, R.Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:


Salemba Medika.

Mubarak, wahit ikbal. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas


2. Jakarta: Sagung seto.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai