TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Hemodialisis
2.2.1 Definisi Hemodialisis
Hemodialisa berasal dari kata hemo yang berarti darah dan dialisis yang
berarti memisahkan. Jadi, hemodialisis adalah proses di mana darah dipisahkan
dari zat anorganik / beracun / metabolik oleh membran semipermeabel dengan
darah di sisi lain dan cairan dialisis di sisi lain. Hemodialisis merupakan proses
pengambilan darah dari seorang pasien dan diedarkan dalam mesin
ekstrakorporeal yang disebut dialyzer. Hemodialisis ini menggunakan metode
peralihan senyawa terlarut dengan produk yang tersisa dalam tubuh. Senyawa
sisa yang terkumpul pada penderita GGK diambil dengan cara menarik
menggunakan metode difusi pasif membran semipermeable. Peralihan zat atau
senyawa yang tersisa pada hasil metabolik bekerja dengan mengikuti
penurunan gradien konsentrasi pada sirkulasi ke dalam dialisat. Frekuensi
tindakan HD tergantung pada fungsi ginjal yang tersisa.Pasien menerima rata-
rata 3 kali seminggu, dan durasi hemodialisis untuk setiap tindakan pengobatan
minimal 3 hingga 4 jam(14)(15)(16).
2.3 Kecemasan
2.3.1 Definisi Kecemasa
Kecemasan adalah perasaan emosional seseorang tentang hal-hal selain diri
sendiri dan mekanisme diri untuk mengatasi masalah. Kecemasan terjadi ketika
seseorang merasa terancam secara fisik dan psikologis. Kecemasan mungkin
menjadi kekuatan pendorong untuk pertumbuhan dan perkembangan, tetapi
juga bisa menjadi beban berat bagi mereka yang mengalaminya. Kecemasan
merupakan pengalaman emosional yang menyakitkan dan tidak nyaman.
Kecemasan ini menghasilkan respons terhadap ketegangan eksternal atau
internal dalam tubuh. Tegangan ini adalah hasil dari impuls internal atau
eksternal dan dikendalikan oleh sistem saraf otonom(21)(22).
2.4 Depresi
2.4.1 Definisi Depresi
Depresi adalah gangguan mental, biasanya ditandai dengan depresi,
kehilangan minat atau kesenangan, penurunan tingkat energi, perasaan
bersalah atau rendah diri, sulit tidur atau anoreksia, kelelahan, dan
ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Kondisi ini bisa menjadi kronis,
berulang, dan sangat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Dalam kasus terburuk, depresi dapat menyebabkan bunuh
diri(28).
Depresi adalah gangguan jiwa emosional (afektif, mood) yang ditandai
dengan kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah, kurangnya semangat dan
ketidak berdayaan, rasa bersalah atau bersalah, tidak berguna dan putus
asa.(29).
2.5 Relaksasi
2.5.1 Definisi Relaksasi
Menurut beberapa ahli, pengertian gagal ginjal kronik didefinisikan
antara lain sebagai berikut:
Relaksasi merupakan suatu tekhnik yang dapat digunakan untuk
menenangkan pikiran dan meredakan ketegangan, melalui sebuah proses yang
secara progresif yang akan melepaskan ketegangan otot di setiap tubuh.
Relaksasi juga merupakan terapi yang digunakan dalam mengatasi masalah
psikologis seperti kecemasan dan depresi. Teknik relaksasi terdiri dari
pernapasan perut pada tingkat berirama lambat. Pasien dapat memejamkan
mata dan bernapas perlahan dan nyaman (33)(34)(35).
Terapi relaksasi adalah teknik yang berhubungan dengan perilaku
manusia yang efektif untuk nyeri akut, terutama nyeri yang disebabkan oleh
prosedur diagnostik dan bedah. Biasanya, membutuhkan 5-10 menit latihan
diperlukan sebelum pasien dapat secara efektif meminimalkan rasa sakit.
Dimana tujuan utama relaksasi adalah membantu pasien untuk rileks dan
meningkatkan berbagai aspek kesehatan fisik. Periode relaksasi yang teratur
dapat membantu melawan kelelahan dan ketegangan otot yang terjadi dengan
rasa sakit dan memperburuk rasa sakit(35).
1. Glomerulonefritis
Indikasi Pemberian
2. Diabetes melitus Hemodialisis :
3. Hipertensi 1. Laju filtrasi glomerulus Terapi
4. Ginjal polikistik kurang dari 15 ml/menit Relaksasi
2. Kegagalan dalam
melakukan terapi Teknik Pernafasan
Penatalaksanaan gagal konservatif
ginjal kronis :
3. Adanya penyakit
Teknik Distraksi
1. Terapi spesifik neurologis
terhadap penyakit
4. Hiperkalemia
dasarnya Terapi Psikofarma
4. Tsang WT, Wang S. Grating masks suitable for ion-beam machining and
chemical etching. Appl Phys Lett. 1974;25(7):415–8.
9. Utami IAA, Santhi DGDD, Lestari AAW. Prevalensi dan komplikasi pada
penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2018. Intisari Sains Medis.
2020;11(3):1216–21.
10. Karinda TUS, Sugeng CEC, Moeis ES. Gambaran Komplikasi Penyakit
Ginjal Kronik Non Dialisis di Poliklinik Ginjal-Hipertensi RSUP Prof . Dr .
R . D . Kandou. J e-Clinic. 2019;7(2):169–75.
12. Haryanti IAP, Nisa K. Terapi Konservatif dan Terapi Pengganti Ginjal
sebagai Penatalaksanaan pada Gagal Ginjal Kronik. Majority. 2015;4(7):49–
54.
13. Lubis AR, Tarigan RR, Nasution BR, Ramadani S, Vegas A. Pedoman
penatalaksanaan gagal ginjal kronik. Div Nefrol Hipertens Dep Ilmu
Penyakit Dalam. 2016;1–31.
14. Yusuf, A.H F, ,R & Nihayati H. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Buku Ajar Keperawatan Kesehat Jiwa. 2015;1–366.
18. Zasra R, Harun H, Azmi S. Indikasi dan Persiapan Hemodialis Pada Penyakit
Ginjal Kronis. J Kesehat Andalas. 2018;7(Supplement 2):183.
23. Annisa DF, Ifdil I. Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia).
Konselor. 2016;5(2):93.
24. Caninsti R. Kecemasan dan depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang
menjalani terapi hemodialisis. J Psikol Ulayat. 2020;1(2):207–22.
33. Pramono C, Hamranani SST, Sanjaya MY. Pengaruh Teknik Relaksasi Otot
Progresif terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Hemodialisa di RSUD
Wonosari. J Ilmu Keperawatan Med Bedah. 2019;2(2):22.
34. Faruq MH, Purwanti OS, Purnama AP. Efek Relaksasi Benson Dalam
Menurunkan Kecemasan Pasien yang Menjalani Hemodialisa.
2020;16(1):24–9.