Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM TIMBAL, KADMIUM DAN MERKURI

DALAM PRODUK JAMU PEGAL LINU


YANG BEREDAR DI KOTA PEKANBARU

Okta Letri Husna1, T. Abu Hanifah2, Ganis Fia Kartika2

1
Mahasiswa Program S1 Kimia
2
Bidang Kimia Analitik Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
oktaletri@yahoo.co.id

ABSTRACT

Jamu is one of traditional medicine that is still consumed today. The content of heavy
metals (Pb, Cd and Hg) in jamu product is very dangerous to humans, because it can
cause health problems such as liver and kidney excreation. The aim of this research was
to analyzed the content of lead, cadmium and mercury in the jamu pegal linu product.
Six sample products of jamu pegal linu were purchased randomly in traditional
Pekanbaru markets to be analyzed by atomic absorption spectrophotometer and cold-
vapor atomic absorption spectrophotometer with wet digestion process. The result
showed that the content of Pb and Hg in the samples were exceeded the limit of BPOM
RI, whereas Cd metal was found below the limit that allowed by BPOM RI.
Keywords: Jamu Pegal Linu, heavy metals, Atomic Absorption Spectrophotometer.

ABSTRAK

Jamu adalah salah satu obat tradisional yang masih dikonsumsi hingga saat ini.
Keberadaan logam berat (Pb, Cd dan Hg) dalam jamu sangat berbahaya bagi manusia,
karena logam ini bersifat toksik yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti
ekskresi hati dan ginjal. Penelitian ini bertujuan menganalisis kandungan logam timbal,
kadmium dan merkuri dalam produk jamu pegal linu yang dibeli secara acak di pasar
tradisional Pekanbaru. Enam sampel jamu pegal linu dengan merek berbeda dianalisis
kandungan logam timbal, kadmium dan merkuri menggunakan spektrofotometer
serapan atom dan spektrofotometer serapan atom-uap dingin dengan proses digesti
basah. Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam Pb dan Hg dalam semua sampel
melebihi ambang batas yang diperbolehkan BPOM RI, sedangkan kadar logam Cd
berada di bawah ambang batas yang diperbolehkan BPOM RI.
Kata kunci: Jamu Pegal Linu, logam berat, Spektrofotometer Serapan Atom

JOM FMIPA Volume 2. No. 1 Februari 2015 130


PENDAHULUAN mengkudu, adas, kunyit, merica, asam,
dan lain sebagainya.
Selama dekade belakangan ini, di Jamu memiliki kelemahan yaitu
tengah banyaknya jenis obat modern di menghasilkan reaksi yang lambat di
pasaran dan munculnya berbagai jenis dalam tubuh. Faktor ini diduga
obat modern yang baru, terdapat mendorong produsen untuk
kecendrungan global untuk kembali ke menambahkan zat kimia ke dalam
alam (back to nature), diantaranya produknya baik secara sengaja ataupun
dengan mendayagunakan obat tidak. Penambahan bahan kimia ini
tradisional. Faktor yang mendorong bertujuan untuk mempercepat terjadinya
masyarakat untuk mengkonsumsi obat reaksi di dalam tubuh dari jamu yang
tradisional antara lain harganya yang kita minum. Contoh bahan kimia yang
terjangkau, memperbaiki keseluruhan ditambahkan secara sengaja adalah
sistem tubuh, efektif untuk mengobati bahan kimia obat (BKO) dan secara
penyakit kronis yang sulit diatasi dengan tidak sengaja adalah bahan kimia bukan
obat kimia, efek sampingnya yang relatif obat seperti logam berat. Pada
kecil bahkan ada yang sama sekali tidak umumnya, obat tradisional yang
menimbulkan efek samping jika mengandung logam berat yang
digunakan secara tepat dan terapi digunakan secara berlebihan
sampingan, yaitu diet terhadap makanan menyebabkan akumulasi logam berat di
tertentu. Selain itu faktor promosi dalam tubuh meningkat sehingga
melalui media masa juga ikut berperan membahayakan kesehatan penggunanya
dalam meningkatkan penggunaan obat (Saifuddin, dkk, 2011). Akibat dari
tradisional (Dewoto, 2007). Bangsa keracunan logam pada manusia
Indonesia telah lama mengenal tanaman diantaranya timbulnya kerusakan
berkhasiat obat sebagai salah satu upaya jaringan, terutama jaringan detoksifikasi
dalam menanggulangi masalah dan ekskresi (hati dan ginjal) serta
kesehatan. Pengetahuan ini telah ada kanker (Darmono, 1995).
sejak nenek moyang dari zaman dahulu, Analisis mengenai logam berat
dapat dilihat pada relief candi Borobudur pada obat tradisional juga telah
yang menggambarkan orang sedang dilakukan pada beberapa penelitian.
meracik obat tradisional dengan Garg dan Singh (2012) meneliti
tumbuhan sebagai bahan bakunya. kandungan logam berat pada sediaan
Minum jamu yang bertujuan untuk herbal Churna di pasaran India.
mendukung kesehatan dan penggunaan Sebanyak 19 sampel sediaan herbal
bahan obat tradisional terutama Churna yang mereka teliti, 16 sampel
tumbuhan telah melekat di dalam terdeteksi adanya logam merkuri (Hg)
kehidupan masyarakat Indonesia dari dan 8 sampel juga dideteksi adanya
generasi ke generasi hingga kini logam timbal (Pb) yang melebihi
(Saifudin, dkk. 2011). Salah satu obat ambang batas yang diperbolehkan WHO.
tradisional yang masih dikonsumsi Berdasarkan uraian di atas, diperlukan
masyarakat sampai saat ini adalah jamu diperlukan penelitian terhadap
pegal linu. Bahan yang biasa digunakan kandungan logam timbal, kadmium dan
untuk pembuatan jamu pegal linu merkuri dalam produk jamu pegal linu
diantaranya temulawak, jahe, temu ireng, yang beredar di Kota Pekanbaru.
JOM FMIPA Volume 2. No. 1 Februari 2015 131
METODE PENELITIAN
b. Logam Hg
1. Alat dan bahan
Sampel ditimbang sebanyak 1,0 g,
Alat yang digunakan untuk dimasukkan ke dalam Erlenmeyer,
penelitian ini adalah Spektrofotometer ditambahkan 5 mL H2SO4 pekat dan 2,5
Serapan Atom (SSA) Shimadzu tipe AA- mL HNO3 pekat. Ditambahkan 15 mL
7000, SSA-uap dingin Shimadzu tipe larutan KMnO4 5% dan tunggu sampai
AA-6300, lampu HCL Pb, lampu HCL 15 menit (bila warna ungu hilang
Cd, lampu HCL Hg, hot plate, gelas ditambahkan lagi KMnO4 sampai warna
ukur, kaca arloji, Beaker glass, ungu tidak hilang). Kemudian
Erlenmeyer, pipet volume, botol ditambahkan 8 mL K2S2O8 5%,
polietilen, pipet tetes, spatula, aluminium dipanaskan dalam penangas air selama 2
foil dan kertas Whatman No.42. jam pada suhu 95 C. Setelah itu sampel
Bahan yang digunakan dalam didinginkan pada suhu kamar.
penelitian ini adalah sampel produk jamu Ditambahkan secukupnya larutan
pegal linu yang sediaan serbuk dengan hidroksilamin-NaCl untuk mereduksi
enam merek yang berbeda yang diambil kelebihan KMnO4, kemudian
secara acak di pasar tradisional ditambahkan 5 mL SnCl2 10%.
Pekanbaru, Pb(NO3)2, Cd(NO3)2, HgCl2,
H2O2, HCl pekat, HNO3 pekat, H2SO4 3. Pengukuran kadar
pekat, KMnO4, K2S2O8, Hidroksilamin-
NaCl, SnCl2 dan akuades. Peralatan SSA disiapkan dan
dioptimalkan sesuai dengan petunjuk
2. Preparasi sampel penggunaannya. Absorbansi larutan
standar dan sampel diukur dengan alat
a. Logam Pb dan Cd SSA, kemudian dibuat kurva kalibrasi
larutan standar (setiap kali melakukan
Masing-masing sampel ditimbang pengujian) dengan memplotkan antara
sebanyak 0,5 g, dimasukkan ke dalam konsentrasi standar dengan absorbansi
Erlenmeyer, ditambahkan 11,25 mL HCl yang terukur oleh alat SSA, koefisien
pekat dan 3,75 mL HNO3 pekat, regresi dan kurva standar dihitung
dipanaskan di atas hot plate dan ditutup (minimal R = 0,9975), dibuat persamaan
dengan kaca arloji. Setelah sampel regresi kurva kalibrasi standar dan
mendidih (± 10 menit) penutup kaca konsentrasi sampel dihitung melalui
arloji dibuka, ditambahkan sedikit demi kurva kalibrasi.
sedikit H2O2 sebanyak 2 mL, dipanaskan
hingga warna larutan berubah menjadi 4. Analisis data
lebih jernih dari larutan semula.
Erlenmeyer diturunkan dari atas hot Analisis data dari hasil penentuan
plate dan didinginkan, kemudian larutan kadar logam berat Pb, Cd dan Hg
disaring dengan kertas saring Whatman menggunakan Sepektrofotometer
No. 42. Larutan hasil destruksi yang Serapan Atom dengan Nyala dan dan
didapat dimasukkan ke dalam labu ukur Spektrofotometer Serapan Atom Uap
10 mL. Dingin (SSA-uap dingin) dari produk
JOM FMIPA Volume 2. No. 1 Februari 2015 132
jamu pegal linu disajikan dalam bentuk sampel yang dianalisis, hanya satu yang
tabel, grafik dan kurva kalibrasi. mengandung logam kadmium yaitu
sampel F (0,1 mg/Kg). Terdapatnya
HASIL DAN PEMBAHASAN logam berat Pb dan Cd dalam produk
jamu kemungkinan mengontaminasi
Hasil pengukuran kadar logam jamu pada saat proses produksinya
timbal (Pb), kadmium (Cd) dan merkuri (Mousavi, dkk). Umumnya alat yang
(Hg) dalam jamu pegal linu digunakan pada proses produksi terbuat
menggunakan spektrofotometer serapan dari logam. Pengeroposan logam pada
atom dapat dilihat pada Tabel 1. alat-alat yang dipakai pada proses
produksi kemungkinan bercampur
Tabel 1. Hasil analisis kadar logam Pb, dengan jamu. Sampel jamu dengan kode
Cd dan Hg dalam jamu pegal A tidak terdeteksi logam Pb, sedangkan
linu sampel dengan kode A, B, C, D dan E
Kadar logam tidak terdeteksi logam Cd. Hal ini
Kode sampel (mg/Kg) disebabkan kemungkinan sampel tidak
Pb Cd Hg
mengandung atau tidak terkontaminasi
A Ttd ttd 0,29
logam timbal dan kadmium.
B 34,94 ttd 1,79
C 10,00 ttd 0,21 Semua sampel yang dianalisis
D 14,20 ttd 1,82 dengan berbagai merek yang berbeda
E 9,20 ttd 0,87 mengandung logam merkuri. Secara
F 20,40 0,1 0,67 berurutan, kandungan logam merkuri
Batas cemaran 1 0,2 0,03 dari yang tertinggi sampai yang terendah
logam dari adalah sampel dengan kode D (1,82
BPOM RI mg/Kg), B (1,79 mg/Kg), E (0,87
Keterangan: ttd = tidak terdeteksi mg/Kg), F (0,67 mg/Kg), A (0,29
mg/Kg) dan C (0,21 mg/Kg). Kandungan
Kandungan logam Pb, Cd dan Hg logam merkuri pada semua jamu pegal
pada sampel jamu pegal linu dengan linu yang dianalisis pada penelitian ini
merek yang berbeda dapat dilihat pada jauh di atas nilai ambang batas yang
Gambar 1. Gambar 1, menunjukkan ditetapkan oleh BPOM RI (0,03 mg/Kg).
bahwa kandungan logam timbal pada Menurut Yuan, dkk (2009), kontaminasi
sampel jamu memiliki perbedaan logam merkuri terdapat di dalam produk
berdasarkan merek jamu pegal linu, hasil jamu kemungkinan berasal bahan baku
kandungan logam Pb tertinggi jamu. Berdasarkan ada tidaknya nomor
ditemukan pada sampel B (34,94 BPOM RI, yang memiliki nomor BPOM
mg/Kg). Sampel jamu pegal linu A dua diantaranya terdeteksi logam Pb dan
tidak terdeteksi logam Pb. Sampel jamu semua sampel terdeteksi adanya logam
pegal linu C dan E mengandung kadar Hg, sedangkan sampel yang tidak
logam timbal (Pb) hampir sama yaitu 10 memiliki nomor BPOM semua sampel
mg/Kg dan 9,2 mg/Kg. Kandungan mengandung logam Pb dan Hg.
logam Cd pada sampel jamu pegal linu
umumnya tidak terdeteksi. Dari enam

JOM FMIPA Volume 2. No. 1 Februari 2015 133


45
40
35
Kandungan (mg/Kg)

30
25 Pb
20 Cd

15 Hg

10
5
0
A B C D E F
Sampel jamu pegal linu

Gambar 1. Kandungan logam Pb, Cd dan Hg dalam sampel jamu pegal linu dengan
merek berbeda.

Kandungan logam Pb dan Hg yang mengakibatkan penyempitan jarak


didapat masing-masing berada di atas pandang mata dan berkurangnya
ambang batas yang ditentukan oleh pendengaran (Sudarmaji, dkk, 2006).
BPOM yakni 1 mg/Kg dan 0,03 mg/Kg,
untuk logam Cd yang diperoleh masih KESIMPULAN
berada di bawah ambang batas yang
ditentukan BPOM (0,2 mg/Kg). Berdasarkan hasil penelitian yang
Mengkonsumsi jamu yang mengandung telah dilakukan terhadap logam Pb, Cd
logam berat secara berlebihan dapat dan Hg pada sampel jamu pegal linu dari
menyebabkan akumulasi logam tersebut enam sampel yang dianalisis ,
di dalam tubuh meningkat sehingga kandungan logam tersebut masing-
menyebabkan gangguan pada fungsi masing berkisar 0 – 34,94 mg/Kg, 0 –
tubuh karena logam berat ini bersifat 0,1 mg/Kg dan 0,21 – 1,82 mg/Kg. Hasil
toksik. Keracunan Pb yang akut dapat kandungan logam Pb dan Hg pada jamu
menimbulkan gangguan fisiologis dan Pegal Linu yang beredar di Kota
efek keracunan yang kronis pada anak Pekanbaru nilainya melampaui ambang
yang sedang mengalami tumbuh batas yang diperbolehkan BPOM RI,
kembang. Keracunan dapat mengganggu sedangkan logam Cd pada jamu nilainya
susunan syaraf pusat maupun syaraf masih berada di bawah ambang batas
perifer. Kelainan syaraf perifer dapat yang diperbolehkan BPOM RI.
berupa parastesia, hilangnya rasa pada
anggota gerak dan mulut, dapat juga

JOM FMIPA Volume 2. No. 1 Februari 2015 134


UCAPAN TERIMA KASIH
Sudarmaji. Mukono, J dan Corie, I. P.
Penulis mengucapkan terimakasih 2006. Toksikologi logam berat
kepada Bapak Drs. T. Abu Hanifah, M. B3 dan dampaknya terhadap
Si dan Ibu Ganis Fia Kartika, M. Si kesehatan. Jurnal Kesehatan
yang telah memberikan arahan dan Lingkungan, 2: 129 142
bimbingan yang diberikan selama
penelitian ini. Penulis juga Widaningrum. Miskiyah dan Suismono.
mengucapkan terimakasih kepada 2007. Bahaya Kontaminasi
semua pihak yang telah membantu Logam Berat dalam Sayuran dan
dalam penyelesaian penulisan. Alternatif Pencegahan
Pencemarannya. Buletin
DAFTAR PUSTAKA Teknologi Pascapanen
Pertanian, 3: 16 27
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem
Biologi Makhluk Hidup. UI- Yuan, X. Ling, K. H and Keung, C. W.
Press, Jakarta 2009. The analysis of Heavy
Metals in Chinese Herbal
Dewoto, H. R. 2007. Pengembangan Medicine by Flow Injection-
Obat Tradisional Indonesia Mercury Hydride System and
menjadi Fitofarmaka. Majalah Graphite Furnace Atomic
Kedokteran Indonesia, 57 (7): Absorption Spectrometry.
205 - 211 Phytochemical Analysis, 20:
293 297
Garg, M and Singh, J. 2012.
Quantitative AAS Stimulation of
Heavy Metals and Trace
Element In Marketed
Ayurverdic Churna Preparations
in India. International Journal of
Pharmaceutical Sciences and
Research, 3: 1331 – 1336

Mousavi, S. Ziarati, P. Dehaghi, M. E


and Qomi, M. 2013. Heavy
Metals (Lead and Cadmium) in
Some Medicinal Herbal
Products in Iranian Market.
Iranian Journal of Toxicology,
8: 24

Saifudin, A. Rahayu, V. dan Teruna, H.


T. 2011. Standarisasi Bahan
Obat Alam. Graha Ilmu,
Yogyakarta
JOM FMIPA Volume 2. No. 1 Februari 2015 135

Anda mungkin juga menyukai