Anda di halaman 1dari 5

ALCHEMY, Vol. 4 No.

1 Maret 2015, hal 39-43

Analysis of Metal Copper Concentration at Candy using Atomic


Absorption Spectrophotometry (AAS)
Eny Rahmawati1, Diana Candra Dewi1, A. Ghanaim Fasya1, Begum Fauziyah2
1
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2
Jurusan Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Email: dayanasidi@yahoo.com

Abstract
Candy sold in the market could be containing a heavy metals like copper. In this study, candy was
destructed with HNO3, HNO3/H2SO4 (3:1) dan HNO3/H2SO4/H2O2 (6:2:1) to know the best matter oxidixer
for copper. Then, evaluated the levels of copper using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The one
way anove result with F test showed that the best oxidizer for copper in candy is HNO3/H2SO4. The average
concentration of Copper in candy coded A, B, C, D, and E were 1. 72 mg/Kg; 1.69 mg/Kg; 1.57 mg/Kg; 1.71
mg/Kg; and 1.69 mg/Kg respectively. The content of copper in candies were the under daily dietary
recommended limit based on SNI regulation.

Key Words: Atomic Absorption Spectrophotometry, candy, matter oxidizer, time stability, wet destruction

Abstrak
Permen yang dijual di pasaran diduga mengandung sejumlah logam berat misalnya logam tembaga.
Dalam penelitian ini, sampel permen didestruksi dengan HNO3, HNO3/H2SO4 (3:1) dan HNO3/H2SO4/H2O2
(6:2:1) untuk mengetahui zat pengoksidasi terbaik logam tembaga pada permen. Selanjutnya dilakukan
pengukuran kadar logam tembaga dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil analisis uji one way
anove dengan uji F menunjukkan bahwa zat pengoksidasi terbaik logam tembaga dalam sampel permen adalah
HNO3/H2SO4. Sementara itu, perolehan kadar logam tembaga pada permen dengan label A, B, C, D, dan E
berturut-turut sebesar 1,72 mg/Kg; 1,69 mg/Kg; 1,57 mg/Kg; 1,71mg/Kg; dan 1,69 mg/Kg. Dengan demikian,
kadar logam tembaga pada permen yang dijual di pasaran masih berada dalam batas aman konsumsi yang
ditetapkan oleh SNI.

Kata Kunci: Spektrofotometri Serapan Atom, permen, oksidator, waktu stabilitas, destruksi basah

I. PENDAHULUAN air. Kadar logam tembaga pada gula pasir


Permen adalah salah satu jenis sebesar 0,9375 mg/Kg (Annisa, 2012).
makanan yang disukai oleh semua kalangan Sedangkan kandungan logam tembaga pada
baik anak-anak maupun orang dewasa. air sebesar 0,01 mg/L (Prihatiningsih,
Permen yang diperjualbelikan di pasaran 2009). Darmono (1995) juga menyebutkan
diindikasikan mengandung logam berat bahwa proses pembuatan permen
seperti tembaga. Di Nigeria, kadar logam menggunakan alat-alat industri yang terbuat
tembaga pada permen dan cokelat import di dari logam juga berkontribusi terhadap
Nigeria berkisar dari 3,0 – 4,2 mg/g (Ochu, terjadinya migrasi logam ke dalam bahan
2012). Sementara itu, di Turki, kadar logam pangan.
tembaga pada chewing gums dan permen Sampel permen dipreparasi dengan
berkisar dari 0,219 – 2,455 μg/g (Duran, destruksi basah menggunakan zat
2009). Sedangkan kadar logam tembaga pengoksidasi HNO3, HNO3/H2SO4 (3:1)
yang dijual disekitaran Sekolah Dasar di dan HNO3/H2SO4/H2O2 (6:3:1).
Korea Selatan sebesar 0,7 mg/Kg (Ki- Kristianingrum (2012) mengatakan bahwa
Choel, 2008). untuk mendapatkan kadar logam yang
Kandungan tembaga pada permen maksimal, pemilihan jenis asam
bersumber dari bahan baku berupa gula dan pengoksidasi terbaik sangat penting.
39
ALCHEMY, Vol. 4 No. 1 Maret 2015, hal 39-43

Metode SSA merupakan metode merk Varian Spectra AA 240 pada kondisi
yang tepat untuk pengukuran kadar logam. optimum sehingga diperoleh data
Kelebihan metode ini yaitu sensitif, akurat, absorbansi.
analisisnya teliti dan cepat, pengerjaannya Penentuan Zat pengoksidasi Terbaik
relatif sederhana dan tidak perlu dilakukan Kadar Tembaga Pada Permen
pemisahan unsur logam dalam Menggunakan Destruksi Basah
pelaksanaannya. Sebanyak 1 gram sampel permen
yang telah dihaluskan ditimbang
II. METODE PENELITIAN menggunakan neraca analitik. Sampel
Alat dan Bahan diletakkan ke dalam beaker glass 100 mL
Alat yang digunakan dalam untuk dilakukan destruksi basah
penelitian ini adalah seperangkat instrumen menggunakan larutan HNO3 p.a sebanyak
Spektrometer Serapan Atom (SSA) merek 30 mL dan zat pengoksidasi yang lain
Varian spectra AA 240, peralatan gelas (sesuai dengan tabel 3.1) ditambahkan ke
laboratorium, neraca analitik merk Kern, dalam beaker glass. Lalu dipanaskan di atas
hot plate dan magnetic stirrer. hot plate pada suhu 100 ºC selama 3 jam
Bahan yang digunakan dalam sampai larutan berwarna jernih. Apabila
penelitian ini adalah larutan standar larutan masih berwarna keruh maka
Cu(NO3)2 E Merck, HNO3 p.a, H2SO4 p.a, ditambahkan HNO3 p.a dan zat
H2O2 p.a, dan aquadestila. pengoksidasi yang lain (sesuai dengan tabel
3.1) sebanyak 30 mL. Larutan hasil
PROSEDUR PENELITIAN destruksi didinginkan dan dimasukkan ke
Pemilihan Sampel dalam labu ukur 10 mL lalu
Lima sampel permen dengan merek ditandabataskan dengan HNO3 0,5 M.
berbeda di beli di supermarket yang Larutan sampel yang dihasilkan disaring
berbeda di Kota Malang. Masing-masing dengan kertas Whatmann 42 dan diukur
produk memiliki kode produksi dan masa absorbansinya pada panjang gelombang
kadaluarsa yang sama. 324,8 nm. Pengukuran dilakukan sebanyak
Pengaturan Alat Spektroskopi Serapan 3 kali ulangan.
Atom Logam Tembaga
Pengaturan alat Spektroskopi Tabel 1 Variasi zat pengoksidasi
Serapan Atom varian Spectra AS 240 Berat Zat pengoksidasi Volume
meliputi panjang gelombang 324,8 nm, laju Sampel (mL)
(gr)
alir asetilen pada 2,0 L/menit, laju udara 1 Larutan HNO3 30
pada 10,0 L/menit, lebar celah 1 Larutan HNO3/H2SO4 30
menggunakan variasi 0,5 nm dan 1,0 nm, 3:1 (22,5 ml/ 7,5 mL)
kuat arus HCl 10,0 μA, tinggi burner 2,0 1 Larutan 30
mm (Varian, 2010). HNO3/H2SO4/H2O2
Pembuatan Kurva Baku Tembaga 6:2:1 (20 mL/ 6,7 mL/
3,3 mL)
Dibuat sederetan larutan standar Cu
0,00 mg/L, 0,02 mg/L, 0,04 mg/L, 0,06
Penentuan Kadar Logam Tembaga Pada
mg/L, 0,08 mg/L dan 0,1 mg/L dengan
Permen dengan Zat pengoksidasi
pengencer HNO3 0,5 M ke dalam labu ukur
Terbaik
50 mL lalu diencerkan sampai tanda batas.
Preparasi sampel untuk penelitian
Larutan standar dianalisis dengan
ini diambil sebanyak 1 gram masing-
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
masing sampel (A, B, C, D dan E)
40
ALCHEMY, Vol. 4 No. 1 Maret 2015, hal 39-43

kemudian ditambahkan zat pengoksidasi masing sampel permen A, B, C, D, dan E.


terbaik. Sampel dipanaskan di atas hot plate Selanjutnya sampel ditambahkan dengan
pada suhu 100 ºC selama 3 jam sampai zat pengoksidasi berupa HNO3 sebanyak 30
larutan berwarna jernih. Larutan hasil mL, HNO3/H2SO4 (22,5 mL/ 7,5 mL) dan
destruksi didinginkan dan dimasukkan ke HNO3/H2SO4/H2O2 (20 mL/ 6,7 mL/ 3,3
dalam labu ukur 50 mL lalu mL).
ditandabataskan dengan HNO3 0,5 M. Data yang diperoleh kemudian
Larutan disaring dengan kertas Whatmann dianalisis dengan one way anova
42 dan diukur absorbansinya pada panjang menggunakan uji F pada taraf signifikansi
gelombang 324,8 nm dan dilakukan 3 kali sebesar 95 %. Berdasarkan hasil uji F,
pengulangan diperoleh F tabel dan F hitung masing-
masing sebesar 5,14 dan 73,961. Artinya F
III. HASIL DAN PEMBAHASAN hitung > F tabel. Dengan demikian, maka
Sampel permen dipreparasi dengan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
destruksi basah menggunakan zat yang signifikan antara jenis zat
pengoksidasi berupa HNO3, HNO3/H2SO4 pengoksidasi terhadap perolehan kadar
(3:1) dan HNO3/H2SO4/H2O2 (6:2:1).. logam tembaga yang dihasilkan. Berikut
Perlakukan ini bertujuan untuk adalah grafik yang menunjukkan perbedaan
memutuskan ikatan antara logam dengan pengaruh ketiga jenis zat pengoksidasi
senyawa organik yang terikat dengannya. terhadap perolehan kadar logam tembaga
Metode ini digunakan karena yang digunakan dalam analisis permen.
pengerjaannya lebih sederhana, oksidasi
terjadi secara kontinyu dan cepat serta
unsur-unsur yang diperoleh mudah larut
sehingga dapat ditentukan dengan metode
analisa tertentu. Metode destruksi basah
dilakukan dengan bantuan panas yang
bertujuan untuk mempercepat proses
oksidasi atau perombakan senyawa-
senyawa organik. Selama proses destruksi
berlangsung, terjadi pemutusan ikatan
antara antara logam dengan senyawa
organik yang ditandai dengan terbentuknya
warna cokelat kemerah-merahan yang Gambar 1. Grafik perbedaan pengaruh ketiga jenis
merupakan gas NO2. Proses tersebut zat pengoksidasi terhadap perolehan
digambarkan dengan reaksi berikut: kadar logam tembaga.
M-(CH2O)x + HNO3  M-(NO3)x (aq) + Ket:
CO2(g) + NO(g) + H2O(l) Variasi I = HNO3 (30 mL)
Variasi II = HNO3/H2SO4 3:1 (22,5 ml/ 7,5 mL)
Variasi III = HNO3/H2SO4/H2O2 6:2:1 (20 mL/ 6,7 mL/ 3,3 mL)
Sementara itu, penambahan H2SO4
dan H2O2 berfungsi untuk membantu proses
destruksi yang dilakukan oleh HNO3 agar Penggunaan asam tunggal seperti
senyawa-senyawa organik sampel dapat asam nitrat dalam destruksi dapat
terdekomposisi secara sempurna. dilakukan. Hal itu terjadi karena asam nitrat
Penentuan zat pengoksidasi terbaik merupakan asam pengoksidasi yang
dilakukan dengan mencampurkan masing- mengandung ion nitrat yaitu suatu oksidator

41
ALCHEMY, Vol. 4 No. 1 Maret 2015, hal 39-43

sangat kuat sehingga dapat dengan mudah mg/kg. Dari hasil analisis yang dilakukan
melepaskan ion hidrogen yang dimilikinya. diketahui bahwa permen yang dijual di
Penambahan asam sulfat dalam Kota Malang berada dalam ambang batas
larutan ini berfungsi sebagai oksidator kuat aman sehingga layak untuk dikonsumsi.
dimana asam ini akan bekerja dengan baik
bila larutan asamnya pekat dan dalam Tabel 2. Kadar logam tembaga pada
lingkungan yang panas. Penggunaan permen
kombinasi asam sebagai agen digesti lebih Jenis permen Kadar rata-rata logam
menguntungkan jika dibandingkan dengan tembaga (mg/Kg)
asam tunggal. Kombinasi asam akan A 1,72±0,072
memberikan kekuatan asam yang lebih baik B 1,69±0,0322
khususnya dalam melarutkan logam-logam C 1,57±0,02
yang terdapat dalam sampel organik dan D 1,71±0,108
mendegradasi sampel organik. E 1,69±0,04
penambahan asam peroksida pada
variasi ketiga tidak memberikan kekuatan IV. KESIMPULAN
asam yang jauh lebih besar dibandingkan Zat pengoksidasi terbaik logam
dengan zat pendestruksi pada variasi kedua. tembaga pada sampel permen dengan
Hal ini dapat ditinjau juga berdasarkan destruksi basah adalah larutan
perbandingan kompoisis volume yang HNO3/H2SO4 (3:1).
digunakan. Komposisi volume zat Kadar logam tembaga pada permen
pendestruksi pada variasi ketiga merek A, B, C, D dan E menggunakan zat
(HNO3/H2SO4/H2O2) yaitu 20 mL/ 6,7 mL/ pengoksidasi HNO3/H2SO4 dengan
3,3 mL. Sementara itu, komposisi pada perbandingan volume 22,5 mL/ 7,5 mL
variasi kedua, HNO3/H2SO4 yaitu 22,5 mL/ sebesar 1,72 mg/Kg; 1,69 mg/Kg; 1,57
7,5 mL. Dengan demikian, jumlah asam mg/Kg; 1,71 mg/Kg; dan 1,69 mg/Kg.
peroksida yang digunakan pada variasi
ketiga hanya sebesar 3,3 mL. Jumlah V. DAFTAR PUSTAKA
penambahan asam peroksida ini tidak terlalu Annisa, D. 2012. Penentuan Suhu dan
besar dibandingkan dengan zat pengoksidasi Waktu Terbaik Determinasi Kadar
HNO3 dan H2SO4 sehingga tidak Logam Tembaga dalam Gula Pasir
memberikan hasil yang jauh lebih baik Dengan Metode Microwave
ketika menggunakan campuran zat Digestion Menggunakan
pengoksidasi HNO3 dan H2SO4 (3:1). Spektrofotometri Serapan Atom.
Namun, jika dibandingkan dengan Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang:
penggunaan asam tunggal, maka Jurusan Kimia Fakultas Saintek UIN
penggunaan zat pengoksidasi Maliki Malang.
HNO3/H2SO4/H2O2 jauh lebih baik. Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem
Hasil analisis kadar logam tembaga Biologi Makhluk Hidup. Jakarta:
pada permen menggunakan zat Universitas Indonesia Press.
pengoksidasi HNO3/H2SO4 (3:1) disajikan Duran, A.; Tuzen, M.; dan Soylak, M.
pada Tabel 2. 2009. Trace Metal Contents In
Peraturan pemerintah mengenai Chewing Gums And Candies
kadar logam tembaga yang diperbolehkan Marketed In Turkey. Journal of
untuk dikonsumsi telah diatur melalui SNI Environment Monit Assa.
(Satuan Standar Nasional) yaitu sebesar 2,0

42
ALCHEMY, Vol. 4 No. 1 Maret 2015, hal 39-43

Ki-Cheol, K.; Yong-Bae, P.; Myung-Jin, L; 2012. Evaluation Of Some Heavy


Jung-Beom, K.; Jeng-Weon, H.; Metals in Imported Chocolate and
Dae-Hwan, K.; Jung-Bok, L.; dan Candies Sold In Nigeria. Journal of
Jong-Chan, K. 2008. Levels of Food Research Vol. 1, No.3.
Heavy Metals In Candy Packages Canadian Center of Science and
And Candies Likely to be Education.
Consumed by Small Children. Food Prihatiningsih, W. K. 2007. Penetapan
Reaseach International, 41: 411- Kadar Tembaga (Cu) Pada Sampel
418. Air Dengan Metode
Kristianingrum, S. 2012. Kajian Berbagai Spektrofotometri di Laboratorium
Proses Destruksi Sampel Dan PDAM Tirtanadi Medan. Tugas
Efeknya. Laporan Hasil Prosiding Akhir. Medan: Fakultas Farmasi
Seminar. Yogyakarta: Universitas USU.
Negeri Yogyakarta.
Ochu, J.O.; Uzairu, A.; Kagbu. J.A.;
Gimba, C.E.; dan Okunola, O.J.

43

Anda mungkin juga menyukai