ABSTRAK
Sayur kacang-kacangan dalam kaleng merupakan hasil olahan kacang-kacangan yang telah
diawetkan dengan penambahan garam, gula, dan bahan tambahan lain untuk menunjang
kualitas produk olahan tersebut dan dikemas dalam kaleng. Kontaminasi logam mungkin
dapat disebabkan karena alat yang digunakan dalam produksi, air yang digunakan serta
wadah kaleng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tembaga dan timbal
dalam produk sayur kacang-kacangan dalam kaleng, dan kesesuaiannya dengan batas
kadar maksimum yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
No : 03725/B/SK/VII/89. Spektrofotometri serapan atom (SSA) merupakan metode yang
spesifik dan sensitif untuk mendeteksi adanya logam dalam sayur kacang-kacangan dalam
kaleng. Sampel sayur kacang-kacangan dalam kaleng harus didestruksi untuk
menghilangkan senyawa senyawa organik dengan cara pengabuan didalam furnace. Abu
yang didapat dibasahi dengan aquaregia (HCl : HNO 3 = 1 : 3) untuk melarutkan logam,
kemudian ditambah aquabidestilata sampai 20,00 ml. sampel dianalisis dengan
menggunakan SSA. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan semua sampel
mengandung tembaga dan timbal. Pengawasan mutu terhadap Kadar tembaga yang
diperoleh pada sampel A = (1,5719 ± 0,1464) mg/kg, sampel B = (0,9645 ± 0,1682) mg/kg,
sampel C = (1,6451 ± 0,0885) mg/kg, sampel D = (1,7180 ± 0,1003) mg/kg, sampel E =
(1,4519 ± 0,0929) mg/kg. Kadar timbal yang diperoleh pada sampel A = (1,9411 ± 1,1669)
mg/kg, sampel B = (1,2467 ± 0,0566) mg/kg, sampel C = (0,6526 ± 0,0068) mg/kg, sampel
D = (1,7914 ± 0,0499) mg/kg, sampel E = (1,2239 ± 0,0465) mg/kg. Kadar tembaga dan
timbal yang diperoleh pada semua sampel tidak melampaui batas maksimum yang
ditetapkan oleh DirJen Pengawasan Obatdan Makanan. Menurut Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan No : 03725/B/SK/VII/89 batas maksimum untuk tembaga
sebesar 5,0 mg/kg, sedangkan untuk timbal sebesar 2,0 mg/kg.
Kata kunci: tembaga dan timbal, sayur kacang-kacangan dalam kaleng, spektrofotometri
serapan atom
ABSTRACT
Canned peas is a product made by preservating peas with salt, sugar, and other ingredient
addition to support the quality product and packed with can. The metal contamination may
be caused by the product equipment, water and tin packages. This research aimed to know
the presence of copper and lead in canned peas product and their maximum standard which
is allowed by DirJen Pengawasan Obat dan Makanan 03725/B/SK/VII/89. Atomic absorption
spectrophotometry is a sensitive and specific method to detect metal in canned peas
product. The canned peas sample must be destructed for the organic substances by ashing
them in furnace. The ash solved with aquaregia (HCl : HNO 3= 1 : 3) to solve the metal, then
added with aquabidestilata until 20,00 ml, the sample is analyzed with atomic absorption
spectrophotometer. The result from this research showed that all sample content copper and
lead. Quality control of concentration copper in sample A = (1,5719 ± 0,1464) mg/kg,
sample B = (0,9645 ± 0,1682) mg/kg, sample C = (1,6451 ± 0,0885) mg/kg, sample D =
(1,7180 ± 0,1003) mg/kg, sample E = (1,4519 ± 0,0929) mg/kg. The concentration of lead in
sample A = (1,9411 ± 1,1669) mg/kg, sample B = (1,2467 ± 0,0566) mg/kg, sample C =
(0,6526 ± 0,0068) mg/kg, sample D = (1,7914 ± 0,0499) mg/kg, sample E = (1,2239 ±
0,0465) mg/kg. The concentration of copper and lead do not exceed the maximum limit from
DirJen Pengawasan Obat dan Makanan No: 03725/B/SK/VII/89 for copper, that is 5,0 mg/kg
for copper and 2,0 mg/kg for lead.
Key words : copper and lead, canned peas, atomic absorption spectrophotometry
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Bahan : 5 merk (A,B,C,D dan E) sediaan produk sayur kacang-kacangan dalam kaleng,
larutan standar tembaga, dan timbal dengan konsentrasi 1000 ppm,aqua bidestilata, asam
nitrat (1:1), asam klorida (1:1), dan gas yang digunakan untuk logam timbal AA (udara-
asetilen), gas untuk logam tembaga AA (udara-asetilen).
Alat : neraca analitik, cawan porselin, oven, blender, furnace/ tanur, labu takar,
spektrofotometri serapan atom perkin elmer model 3110.
Preparasi sampel
Sampel dalam kaleng dikeluarkan, kemudian diblender agar homogen. Ditimbang
dengan seksama lebih kurang 5,00 g sampel, dalam krus porselen yang bersih (sudah
direndam dengan HNO3 10% terlebih dahulu dan dibilas dengan aquabidestilata kemudian
dikeringkan). Sampel dikristalkan didalam oven selama semalam pada suhu 110˚C, lalu
sampel dipanaskan dalam furnace pada suhu 550˚C selama 6 jam sampai menjadi abu.
Cawan dikeluarkan dari dalam furnace dan dibiarkan menjadi dingin. Abu harus putih dan
pada dasarnya harus bebas karbon, sediaan dilarutkan dengan aquaregia 3-5 ml sambil
dipanaskan diatas kompor listrik. Kemudian dipindahkan ke dalam labu takar 20,00 ml dan
cukupkan volumenya dengan penambahan aquabidestilata.
Tabel 1. Absorbansi larutan standar tembaga (Cu) secara spektrofotometri serapan atom
Dari konsentrasi dan absorbansi yang diperoleh, dapat dibuat suatu grafik kurva
kalibrasi tembaga seperti di bawah ini:
Serapan yang dihasilkan dari larutan sampel diinterpolasikan pada kurva kalibrasi,
maka kadar unsur dalam larutan sampel dapat ditentukan.
Tabel 2. Absorbansi larutan standar timbal (Pb) secara spektrofotometri serapan atom
Dari konsentrasi dan absorbansi yang diperoleh, dapat dibuat suatu grafik kurva
kalibrasi tembaga seperti di bawah ini (Gambar 2) :
Gambar 2. Grafik kurva kalibrasi timbal
Serapan yang dihasilkan dari larutan sampel diinterpolasikan pada kurva kalibrasi,
maka kadar unsur dalam larutan sampel dapat ditentukan.Absorbansi logam berat tembaga
(Cu) dan timbal (Pb) dalam beberapa produk sayur kacang – kacangan dalam kaleng secara
spektrofotometri serapan atom. Data absorbansi logam berat tembaga (Cu) dan timbal (Pb)
dalam beberapa produk sayur kacang-kacangan dalam kaleng secara spektrofotometri
serapan atom dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Data absorbansi tembaga (Cu) dan timbal (Pb) dalam beberapa produk sayur
kacang-kacangan dalam kaleng secara spektrofotometri serapan atom
No Sampel Tembaga Timbal
1 Sampel A1 0,0560 0,0210
A2 0,0423 0,0050
A3 0,0621 0,0046
A4 0,0591 0,0128
A5 0,0507 0,0139
2 Sampel B1 0,0357 0,0068
B2 0,0397 0,0059
B3 0,0317 0,0055
B4 0,0337 0,0062
B5 0,0367 0,0060
3 Sampel C1 0,0548 0,0020
C2 0,0580 0,0020
C3 0,0683 0,0019
C4 0,0616 0,0018
C5 0,0598 0,0020
4 Sampel D1 0,0502 0,0052
D2 0,0600 0,0062
D3 0,0650 0,0070
D4 0,0546 0,0068
D5 0,0588 0,0060
5 Sampel E1 0,0517 0,0063
E2 0,0622 0,0050
E3 0,0495 0,0062
E4 0,0506 0,0063
E5 0,0564 0,0056
Tabel 4. Data regresi logam berat tembaga (Cu) dan timbal (Pb) dalambeberapa produk
sayur kacang – kacangan dalam kaleng secara spektrofotometri serapan atom.
Tabel 5. Data kadar (mg/kg) tembaga (Cu) dan timbal (Pb) dalam beberapa produk sayur
kacang-kacangan dalam kaleng secara spektrofotometri serapan atom
KESIMPULAN
Buckle, K.A., Edward, R.A.,Fleet, G.H., Wootton, M., 1987, Ilmu Pangan, Universitas
Indonesia, Jakarta,
Darmono, 2001, Lingkungan Hidup dan Pencemarannya Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam, Universitas Indonesia, Jakarta
Fardiaz, S., 1992, Polusi Air dan Udara, Kanisius, Bogor
Frank, C.Lu., 1995, Toksikologi Dasar Asas, Organ Sasaran, dan Penelitian Resiko,
Indonesia University Press, Jakarta
Garrat, D.C., 1964, The Quantitative Analysis of Drug, Third Edition, Chapman and Hall,
LTD, Tokyo, Jepang
Gunanjar, 1985, Spektrofotometri Serapan Atom, PPNY-Batan, Yogyakarta
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia, Jakarta
Palar, H.,2002, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta
Rahayu, E., Berlian, N., 1994, Budidaya Polong, Pucuk dan Baby Kapri, Penebar Swadaya,
Jakarta
Sartono, 2002, Racun dan Keracunan, Widya Medika, Jakarta.
Sediaoetomo, A.J., 2002, Ilmu Gizi, Dian Rakyat, Jakarta.
Sjamsudin, U., 1995, Logam Berat dan Antagonis, Farmakologi dan Terapi edisi 4,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Soemirat, J.,2003, Toksikologi Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Suksmadji, B., 1987, Pengalengan Bahan Makanan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Sunarjono, H., 2002, Bertanam 30 Jenis Sayur, Penebar Swadaya, Jakarta
Sunu, P., 2001, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta