1
BAB I
PENDAHULUAN
adalah salah satu jenis protein hewani yang dikonsumsi banyak orang.Daging
memiliki nilai gizi yang sangat tinggi diantaranya protein, lemak, mineral,
karbohidrat, dan vitamin.Salah satu jenis makanan olahan dari daging yang
banyak digemari adalah komet daging sapi (Corned beef), selain rasanya lezat,
waktu.Di pasaran daging tidak hanya ditemukan dalam keadaan segar tetapi juga
ditemukan dalam bentuk kemasan, baik dalam bentuk kaleng maupun plastik,
penyimpanan dan lain-lain. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi para
antara produk yang dikemas dengan komponen penyusun kemasan. Salah satu
produk industri daging yang banyak ditemukan dipasaran adalah Corned beef.
pengertian adalah daging sapi segar, tanpa tulang yang dibuat melalui proses
1
2
terbuat dari logam sebagai sarana pendukung penggunaaan peralatan yang terbuat
dari logam ini dapat membuat pencemaran atau kontaminasi pada produk
makanan terutama peralatan yang terbuat dari logam-logam berat seperti Zn, Pb,
Cu, Hg, As, Cd.Salah satu hal yang dapat mengurangi mutu Corned beef adalah
cemaran. Sehingga untuk mengetahui apakah produk Corned beef bebas dari
kandungan cemaran logam dalam produk Corned beef.Cu yang ada dalam
patrian kaleng, residu pestisida dan berbagai sumber alami lainnya. Pencemaran
logam berat dalam jumlah tinggi apabila masuk ke dalam tubuh manusia, maka
dini, serta dapat juga menurunkan tingkat kecerdasan anak.Logam berat banyak
kaleng berasal dari besi atau seng yang dilapisi oleh timah, timbal, tembaga jika
sedikit saja terdapat kerusakan pada kemasan maka akan memungkinkan terjadi
korosi dan pencemaran logam berat pada produk didalamnya (Sunu, 2001).
3
Masuknya logam berat seperti Cu dalam tubuh manusia bisa melalui bahan
makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh logam berat tersebut. Toksisitas
kronis Cu pada manusia melalui inhalasi atau per oral mengakibatkan kerusakan
mata.Dari data Badan Standarisasi Nasional yang mengacu pada S.K Dirjen
kandungan logam berat Cu dalam produk Corned beef kemasan kaleng yang
energi atom bebas atau atom netral dalam keadaan dasar. Keuntungannya berupa
analisisnya sangat peka, teliti, dan cepat, pengerjaannya sederhana serta tidak
merk Y ?
3. Mengetahui apakah hasil kadar cemaran Cu yang terdapat pada produk corned
1. Sebagai bahan masukan bagi ilmu pengetahuan di bidang analis farmasi dan
TINJAUAN PUSTAKA
besar logam berat dapat dikatakan sebagai bahan racun yang akan
arsen. Namun logam berat lain dalam jumlah yang sedikit dibutuhkan oleh
Tembaga (cu)
tembaga yang masih bersenyawa dengan zat asam.Sifat paling penting dari
secara akut dan kronis. Keracunan akut dan kronis, ditentukan oleh
5
6
besarnya kadar tembaga (Cu) yang masuk ke dalam tubuh. Keracunan akut
kerusakan pada otak serta terjadi penurunan kerja ginjal dan pengendapan
parasit cacing dan mengobati kuku pada domba (foot rote) (Darmono,
perairan. Biota perairan sangat peka terhadap kelebihan Cu dalam air, jika
2,5 sampai 3,0 ppm dapat membunuh ikan (Palar, 1994). Pencemaran Cu
akibat korosi pada kaleng sebagai hasil reaksi dengan isi kaleng dalam
(Suksmadi, 1988).
menghasilkan produk daging dalam kaleng yaitu Corned beef. Corned beef
untuk manusia terdiri atas (56-72 %), protein (15-22%), lemak (5-34%),
Garam nitrat oleh bakteri tertentu akan dirubah menjadi garam nitrit
1985).
(Sumadi, 1993:1).
Teknik ini digunakan untuk menetapkan kadar ion logam tertentu dengan
jalan mengukur intensitas emisi atau serapan cahaya pada panjang gelombang
tertentu oleh uap atom unsur yang ditimbulkan dari bahan misalnya, dengan
al.,1995:1067).
mengabsorbansi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda
(Rohman 2007)
1. Sumber Sinar
(hollow cathode lamp).Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang
yang terbuat dari logam dan dilapisi dengan logam tertentu.Tabung logam
ini diisi dengan gas mulia (neon atau argon). Bila antara anoda dan katoda
diberi selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka katoda akan
dengan gas-gas mulia yang diisikan tadi. Akibat dari tabrakan-tabrakan ini
tinggi pula. Pada katoda terdapat unsur-unsur yang sesuai dengan unsur
yang akan dianalisis. Unsur-unsur ini akan ditabrak oleh ion-ion positif
gas mulia. Akibat tabrakan ini, unsur-unsur akan terlempar keluar dari
akan memancarkan spektrum pancaran dari unsur yang sama dengan unsur
2. Monokromator
3. Detektor
4. Readout
2007).
berbagai bentuk energi antara lain energi panas, energi elektromagnetik, energi
kimia, energi listrik dan lain-lain. Hal ini menimbulkan proses-proses dalam atom
bebas yang berupa emisi (pancaran) radiasi dan panas. Absorpsi atau emisi radiasi
terjadi karena perpindahan elektron dari tingkat energi satu ke tingkat energi lain.
12
pelepasan energi radiasi karena elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih
rendah.
Sebuah atom disebut dalam keadaan energi tingkat dasar apabila elektron-
paling rendah.Sebuah atom disebut dalam keadaan tereksitasi apabila ada bentuk
menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasinya
menganalisis unsur logam sangat cepat, batas deteksi alat yang berkisar antara ppb
(port per billion ) sampaidengan ppm (part per million ), analisis unsur logam
yang sangat akurat menggunakan sumber sinar lampu katoda rongga yang sesuai
(Khopkar,1991).
berongga yang sesuai dengan unsur logam yang diduga. Jika panjang gelombang
tertentu dari lampu katoda tertentu suatu sampel memberikan absorbansi berarti
yang ada dalam sampel, dengan membuat kurva kalibrasi. Absorbansi yang
METODE PENELITIAN
Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah kadarCu dalam Corned beef
3.2.1 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Corned beef yang dijual di Pasar X
didaerah Pedurungan.
adalah produk Corned beef dalam kemasan yang bermerk A, Sampel B adalah
Variabel dari penelitian ini adalah Corned Beef yang dijual di Pasar daerah
Pedurungan.
Variabel Terikat dari penelitian ini adalah kadar cemaran Cu dalam sampel
14
15
Variabel Kontrol dalam penelitian ini adalah metode AAS, cara kerja,alat,
atom (SSA), Lampu katoda , labu takar, beaker glass, erlenmeyer, timbangan
analitik, kompor, muffle furnace, krus, pipet volume dan pipet tetes.
Cu.
kurang lebih 5 gram sampel menurut Standar Nasional Indonesia SNI dalam krus
platina, kemudian diuapkan diatas lempeng pemanas atau oven kering lalu
Sampel yang menjadi abu dimasukan dalam furnace yang telah diatur
Cawan dikeluarkan dari dalam tanur dan dibiarkan menjadi dingin. Abu
harus putih pada dasarnya harus bebas karbon. Jika abu masih mengandung
demi tetes.
bunsen, kemudian dimasukan kedalam furnace pada suhu kurang dari 25o C
selama 60-120 menit sampai didapat residu atau abu yang bebas karbon, lalu
dikeluarkan dan didinginkan, lalu abu yang diperloleh dilarutkan dengan HCl
(1:1) kemudian dipindhkan kedalam labu takar 25,0 mL dan cukupkan volumenya
Membuat larutan induk 100 ppm dengan cara memipet 1 mL larutan stock
batas.
Membuat larutan standar 1,0000 ppm; 2,0000 ppm; 4,0000 ppm dengan cara
Membuat larutan standar 0,2000 ppm dan 0,5000 ppm dengan cara memipet
2mL dan 5mL larutan standart 1 ppm . Kemudian dimasukkan ke dalam labu
absorbansi.
tetes Na2S hingga keruh. Apabila terbentuknya warna yang keruh menunjukkan
positif Cu.
dengan muffle furnace 450° C – 600° C sampai sampel terbentuk abu berwarna
18
putih.Sampel yang telah menjadi abu ditambah HNO3 0,1 % sampai tanda
dengan lampu katoda. Kemudian di hitung kadar Cu dalam mg/kg atau ppm.
Y = a + bx
Dimana :
y = aborbansi
a = intersep
b = slope
x = C regresi
Penhitungan Data
Dimana :
20