Anda di halaman 1dari 2

1.

LOGAM CU

Tembaga (Cu) merupakan salah satu jenis logam berat yang dapat kita temui di
alam. Umunya logam Cu berwarna kuning kemerahan (orange). Logam Cu
merupakan salah satu logam dari golongan transisi IB, dengan nomor atom 29 (Cu 1).
Logam Cu merupakan jenis logam penghantar listrik terbaik setelah perak. Oleh karena itu,
banyak digunakan dalam bidang elektronika. Tembaga juga dapat membentuk alloy dengan
berbagai macam logam lainnya seperti seng, timah, atau timbal (Cu-Zn-Sn-Pb) dalam bentuk
kuningan yang sering digunakan pada peralatan rumah tangga. Senyawa tembaga banyak
digunakan dalam industri cat sebagai antifoling, industri insektisida dan fungisida, sebagai
katalis, baterai, elektroda, penarik sulfur, dan sebagai pigmen serta pencegah pertumbuhan
lumut (Apriliani, 2010). Pemanfaatan logam tembaga secara luas menghasilkan limbah buangan
yang bisa mencemari alam sekitar. Tembaga dalam perairan ditemukan dalam bentuk senyawa
CuCO3 dan Cu(OH)2.
Logam berat Cu digolongkan ke dalam logam berat essensial, artinya meskipun
merupakan logam berat beracun, logam ini dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit
(Martuti, 2012). Tembaga (Cu) merupakan mineral mikro, karena keberadaannya dalam
tubuh sangat sedikit namun diperlukan dalam proses fisiologis. Walaupun dibutuhkan
tubuh dalam jumlah sedikit, bila kelebihan dapat mengganggu kesehatan atau
mengakibatkan keracunan (Arifin, 2008). Selain itu akan terjadi peningkatan kelarutan
tembaga melebihi batas yang seharusnya, maka terjadi peristiwa biomagnifikasi terhadap biota-
biota perairan. Walaupun dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, bila kelebihan dapat
mengganggu kesehatan atau mengakibatkan keracunan (Arifin, 2008). Selain itu akan
terjadi peningkatan kelarutan tembaga melebihi batas yang seharusnya, maka terjadi peristiwa
biomagnifikasi terhadap biota-biota perairan. Kontaminasi logam berat Cu pada manusia
dapat berakibat fatal. Gejala yang timbul pada manusia akibat keracunan Cu akut adalah
mual, muntah, sakit perut, hemolisis, netrofisis, kejang, dan dapat mengakibatkan
kematian. Pada kasus keracunan Cu yang kronis, logam berat Cu tertimbun dalam hati
dan menyebabkan hemolisis. Hemolisis terjadi karena tertimbunnya unsur H2O2 dalam
sel darah merah sehingga terjadi oksidasi dari lapisan sel yang mengakibatkan sel
menjadi pecah (Cu 3).
Tembaga (Cu) di alam ditemukan dalam bentuk senyawa Sulfida (CuS). Secara alami,
tembaga masuk ke dalam perairan sebagai akibat dari peristiwa pengikisan batuan mineral dan
melalui persenyawaan tembaga di atmosfer yang dibawa oleh air hujan, serta berasal dari hasil
buangan industri, pertambangan tembaga, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai