1
Gambar 1. Jalur Inhalasi dan Ingesti Sebagai Sumber Paparan Cadmium
(Alexander et al., 2009).
3
Gambar 2. Absorbsi, Distribusi, dan Ekskresi Cadmium di Tubuh (Bernard, 2008)
4
dan oleh karena minimnya pengeluaran Cd melalui urine, maka usaha tubuh adalah
menyimpan Cd (kompleks Cd-protein) dalam waktu lama (Waalkes, 2003.
Cd dapat menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, akibat sifat toksik
(bahkan pada konsentrasi rendah) dan karsinogenik (El-Sokkary and Awadalla, 2011;
Sarong et al., 2013). Menurut Matovic et al. (2011), Cd dapat menginduksi keadaan
stres oksidatif dan mengganggu homeostasis serta peran komponen mineral-mineral
penting.
Cd dapat menyebabkan stres oksidatif dan pembentukan ROS (Reactive
Oxygen Species), meskipun logam ini tidak melangsungkan reaksi reduksi oksidasi.
Stres oksidatif merupakan salah satu penyebab kerusakan DNA, yang dapat
menimbulkan kanker (Park and Seo, 2011). Cd dapat menghambat aktivitas enzim
antioksidan (superoksid dismutase, katalase, glutation peroksidase, glutation-S-
transferase, glutation reduktase) melalui interaksinya dengan gugus tiol di enzim
tersebut, serta menghambat komponen non-enzimatis (glutation, GSSG, dan GSH)
sehingga menyebabkan stres oksidatif. Cd juga dapat mengganggu homeostasis
logam Fenton (Fe3+ dan Cu2+); menyebabkan banyak logam ini berada dalam bentuk
bebas dan turut menimbulkan stres oksidatif melalui pemecahan hidrogen proksida
(H2O2) menjadi radikal hidroksil reaktif (OH.) (Matovic et al., 2011).
5
Cd dapat mengganggu biokinetik dan fungsi biologis mineral-mineral penting
di dalam tubuh seperti Zn, Ca, Mg, Na, K, Cu, Fe, Mn, Se, Mo, Cr, Co. Diketahui
bahwa Zn dan Cd termasuk golongan IIb dalam tabel periodik kimia, dan keduanya
dapat bersaing menempati ligand atau tempat interaksi yang sama dalam sistem
biologis, sehingga cadmium dapat mengganggu homeostasis Zn. Zn diketahui
memiliki fungsi penting, antara lain sebagai kofaktor beberapa enzim dan protein
regulator. Akibat pengaruh Cd terhadap Zn, akan terjadi gangguan proliferasi sel,
perkembangan serta fungsinya. Selain Zn, Cd juga dapat mengganggu absorbsi Mg di
usus halus dan mengganggu homeostasisnya. Penelitian pada hewan coba
menunjukkan bahwa pemberian suplemen Zn atau Mg dapat menurunkan kandungan
Cd di berbagai jaringan (Matovic et al., 2011).
Penyerapan (absorbsi) Cd dalam tubuh akan menyebabkan kerusakan organ-
organ vital yang bersifat irreversibel seperti ginjal, hati, atau saluran pernafasan
(Bernard, 2008). Intoksikasi Cd dapat berupa akut atau kronis; intoksikasi akut dapat
menyebabkan gangguan paru, hati, ginjal, dan testis. Sementara intoksikasi kronis
akibat paparan terus-menerus dan berlangsung lama menyebabkan gangguan ginjal,
tekanan darah tidak terkontrol, gangguan sistem imun, komplikasi diabetes, gangguan
tulang, atau pembentukan tumor (Satarug and Moore, 2004; Bernard, 2008; Patra et
al., 2011). Toksisitas akibat Cd lebih sering dijumpai pada perempuan dibanding laki-
laki (Satarug and Moore, 2004). Dampak Cd terhadap beberapa organ dirangkum
seperti berikut ini.
6
sementara Cd yang berada dalam bentuk ion toksik Cd2+ akan menyebabkan
kerusakan ginjal melalui reaksinya dengan komponen sel (Bernard, 2008). Jika sudah
mencapai kadar kritis Cd, akan terjadi kerusakan tubulus yang ditandai oleh
peningkatan enzimuria dan proteinuria berat molekul rendah (Alexander et al., 2009).
Terdapat beberapa manifestasi akibat toksisitas Cd terhadap ginjal yaitu
ditemukannya proteinuria, kalsiuria, aminoasiduria, glikosuria, dan nekrosis tubular
ketika kandungan Cd di ginjal mencapai ≥ 50 μg/g (Satarug and Moore, 2004). Tahap
awal kerusakan ginjal akibat Cd dapat diketahui dari peningkatan pengeluaran
mikroprotein di urine, antara lain β2-mikroglobulin, α-mikroglobulin, atau retinol-
binding protein. Tingginya ekskresi protein-protein ini melalui urine menunjukkan
penurunan reabsorbsi oleh sel tubulus proksimal. Perubahan pada ginjal akibat
akumulasi Cd, dapat menyebabkan disfungsi tubulus proksimal dan menurunkan laju
filtrasi glomerulus (Bernard, 2008). Bila keadaan ini berlangsung terus-menerus,
maka akan menyebabkan kerusakan ginjal berat. Bagi para pekerja industri yang
bekerja menggunakan bahan baku Cd, dapat terpapar logam ini terutama secara
inhalasi, atau ingesti melalui makanan yang tercemar; dan dapat menyebabkan
kelainan organ ginjal (nefropati).
Menurut Fujiwara et al. (2012), Cd dapat menginduksi apoptosis sel-sel
ginjal. Terdapat 3 jalur mekanisme apoptosis akibat Cd, yaitu:
1. Jalur Retikulum Endoplasma (ER) (stres retikulum endoplasma dan pelepasan
Calcium yang diikuti oleh aktivasi UPR (Unfolded Protein Response) dan
aktivasi caspase)
2. Jalur Mitokondria (aktivasi caspase direct-indirect)
3. Jalur protein p53 (menekan ekspresi famili gen Ube2d dan akumulasi p53
sehingga terjadi apoptosis).
7
Gambar 4. Mekanisme Apoptosis Sel Ginjal Akibat Paparan Cadmium
(Fujiwara et al., 2012)
8
menggunakan air irigasi terkontaminasi Cd, rendahnya asupan protein, dan defisiensi
mineral yang penting bagi tubuh (Matovic et al., 2011).
9
Dampak Cadmium Terhadap Kejadian Kanker.
Cd dapat menyebabkan stres oksidatif dan pembentukan ROS (Reactive
Oxygen Species). Stres oksidatif merupakan salah satu penyebab kerusakan DNA
yang dapat menimbulkan kanker (Park and Seo, 2011). Cd dapat menghambat
aktivitas enzim antioksidan (glutation peroksidase, superoksid dismutase, katalase)
melalui interaksinya dengan gugus tiol di enzim tersebut, sehingga menyebabkan
stres oksidatif. Selain itu, Cd dapat mengganggu homeostasis Cu dan Fe yang
menyebabkan banyak logam ini berada dalam bentuk bebas (Fe3+ dan Cu2+), dan
akhirnya turut menimbulkan stres oksidatif. Akibat stres oksidatif, dapat terjadi
ketidakseimbangan pertumbuhan dan proliferasi sel, sehingga terjadi pembentukan
tumor. Selain itu, Cd juga dapat mempengaruhi proses reparasi DNA (Koedrith and
Soe, 2011). Sel-sel yang dipaparkan Cd, dapat mengalami kerusakan kromosom yang
dapat diketahui dari adanya micronuclei (MN) akibat pemutusan atau hilangnya
kromosom (Park and Seo, 2011).
Cd diduga terlibat dalam proses perkembangan kanker melalui mekanisme
epigenetik (metilasi DNA dan modifikasi post-translasi histon). Paparan Cd jangka
pendek terkait dengan hipometilasi DNA (penurunan ekspresi gen), sementara
paparan jangka panjang terkait dengan hipermetilasi DNA (peningkatan ekspresi
gen). Dalam hal modifikasi histon, paparan Cd dapat menyebabkan perubahan
struktur kromatin untuk meningkatkan kecepatan aktivasi transkripsi gen (Martinez-
Zamudio and Ha, 2011). Menurut Templeton dan Liu (2010), variasi konsentrasi Cd
dapat menyebabkan perbedaan proses selular; konsentrasi sangat tinggi akan
menyebabkan nekrosis sel, konsentrasi sedang menyebabkan autofagi, dan
konsentrasi sangat rendah menyebabkan sel berproliferasi dan survive akibat
penundaan apoptosis.
Pekerja industri dapat terpapar Cd melalui jalur inhalasi, dan beresiko tinggi
mengalami kanker terutama kanker paru (Bernard, 2008). Cd juga diduga terkait
dengan kanker prostat dan kanker ginjal (Matovic et al., 2011). Sampai saat ini,
10
mekanisme atau proses karsinogenesis akibat Cd belum begitu jelas. Dugaan
karsinogenesis akibat kerusakan oksidatif, atau akibat gangguan siklus sel sehingga
terjadi ketidakseimbangan proliferasi-apoptosis, perlu diteliti lebih lanjut.
Kesimpulan
Cadmium (Cd) merupakan salah satu logam berat yang dalam kadar tertentu
dapat menimbulkan toksisitas. Manusia dapat terpapar Cd dari udara, air, maupun
tanah. Di dalam tubuh, Cd tidak memiliki aktivitas biologis namun dapat
mengganggu aktivitas logam lain yang esensial untuk reaksi metabolisme tubuh. Di
samping itu akibat kecepatan eliminasi Cd yang sangat rendah, paparan Cd terus-
menerus akan menyebabkan logam ini terakumulasi di berbagai jaringan dan
menimbulkan gangguan. Gangguan ini dapat berupa kerusakan ginjal, osteoporosis,
pneumonia, bahkan kanker. Sehingga harus ada upaya tindak lanjut mengurangi
pencemaran Cd, dan meminimalisir kadar atau kandungan Cd dengan meningkatkan
asupan mineral yang dapat berkompetisi dengan Cd seperti Fe atau Zinc.
11
DAFTAR PUSTAKA
13
Thirumoorthy N, Sunder AS, Kumar KTM, Kumar MS, Ganesh GNK, Chatterjee M.
2011. A Review of Metallothionein Isoforms and Their Role in
Pathophysiology. World Journal of Surgical Oncology 2011, 9(54): 1-7
Waalkes M.P. (2003). Cadmium carcinogenesis. Review. Mutation Research 533:
107-120
Widowati, W., Sastiana, A., Jusuf, R. 2008. Efek Toksik Logam. Pencegahan dan
Penanggulangan Pencemaran. Penerbit ANDI; Yogyakarta
14