Oleh :
Estin Nirmala Gea (1903003)
Albert Pranata Singarimbun (1903011)
Dwi Putra Simamora (1903006)
Suci Murni (1903007)
Puji syukur atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai. Tak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak-pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik waktu, tenaga, maupun pikiran.
Atas dukungan moral dan materil dalam penyusunan makalah ini, maka saya turut
mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen mata kuliah Tolsikologi Lingkungan.
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada segenap
pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, serta arahan selama penulisan makalah
ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya yakin masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, oleh
karenanya saya memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.
Kepada seluruh pembaca yang bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya, saya membuka tangan
selebar-lebarnya untuk apresiasi tersebut dengan hati yang terbuka dan ucapan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan
dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat
dari masuk dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan
itu. Bermacam-macam kasus pencemaran logam berat pernah dilaporkan baik di negara maju
maupun negara yang sedang berkembang, begitu pula akibat buruk terhadap penduduk yang
tinggal di sekitarnya.
Ada beberapa unsur logam yang termasuk elemen mikro merupakan kelompok logam
berat yang tidak mempunyai fungsi biologik sama sekali. Logam tersebut bahkan sangat
berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan (toksisitas) pada makhluk hidup, yaitu timbal
(Pb), merkuri (Hg), arsen (As), cadmium (Cd) dan aluminium.
Toksisitas logam pada manusia kebanyakan terjadi karena logam berat non esensial
saja, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya keracunan logam esensial yang melebihi
dosis. Toksisitas logam esensial kadang-kadang pernah dijumpai pada orang, tetapi hanya
terbatas pada logam tertentu saja, misalnya Cu, Zn dan Se.
Merkuri merupakan salah satu mineral yang terkandung dalam lapisan bumi. Merkuri
sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) di alam dan biasanya
membentuk mineral sinabar (cinnabar), yaitu merkuri sulfida (HgS) yang berwarna merah
terang. Unsur ini banyak digunakan dalam bidang industri karena merkuri merupakan logam
yang berbentuk cair pada suhu kamar (25 0C), memiliki konduktivitas listrik yang tinggi
namun sangat berpotensi sebagai polutan dengan toksisitas yang tinggi. Merkuri dan
turunannya diketahui sangat beracun sehingga keberadaannya di lingkungan khususnya
perairan dapat mengakibatkan banyak kerugian berupa pencemaran lingkungan dan
keracunan logam berat pada manusia.
Penggunaan merkuri sebagai bahan untuk mengikat dan pemisah bijih emas dengan
pasir, lumpur dan air yang tidak dikelola dengan baik akan membawa dampak bagi
masyarakat maupun lingkungan sekitar. Pencemaran merkuri mempunyai pengaruh terhadap
ekosistem yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam sedimen, kelarutannya yang
rendah dalam air dan kemudahannya diserap dan terakumulasi dalam jaringan tubuh
organisme air. Baik melalui proses bioakumulasi maupun biomagnifikasi yaitu melalui rantai
makanan. Pada konsentrasi yang sangat rendah efek merkuri dapat berpengaruh langsung
sehingga dikhawatirkan berdampak pada kesehatan manusia. Mulai dari rusaknya
keseimbangan tubuh, tidak bisa berkonsentrasi, tuli dan berbagai gangguan lain seperti yang
terjadi pada kasus Minamata.
Toksisitas dikarenakan ion logam berat seperti timbal (Pb), cadmium (Cd), merkuri
(Hg), arsen (As) dan lain lain, telah banyak dilaporkan. Mekanisme toksisitas logam berat
dipengaruhi oleh banyak faktor. Satu dari mekanisme utama toksisitas logam berat
dikarenakan oleh ion logam berat menginduksi dihasilkannya reactive oxygen species (ROS)
yang akan menimbulkan oxidative stress dan dapat menyebabkan kerusakan organ. Dari
berbagai studi literatur telah diketahui bahwa logam dapat berinteraksi dengan protein inti
dan DNA yang dapat menyebabkan kegagalan oksidasi makromolekul.
Sesuai latar belakang diatas maka penulis ingin membahas tentang toksisital metal
(logam) dilingkungan yang dapat menganggiu kesehatan manusia.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana toksisitas metal dilingkungan yang dapat menganggu kesehatan pada
manusia ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui toksisitas metal dilingkungan yang dapat menganggu kesehatan
pada manusia
b. Mengetahuai bagaimana toksisitas metal dalam tubuh manusia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Toksisitas
Toksisitas dapat diartikan sebagai kemampuan racun (molekul) untuk menimbulkan
kerusakan apabila masuk ke dalam tubuh dan lokasi organ yang rentan terhadapnya. Toksin
atau racun tersebut adalah zat yang dalam dosis kecil dapat menimbulkan kerusakan pada
jaringan hidup. Yang dimaksud dengan racun atau toksin disini dapat berupa zat kimia, fisis,
dan biologis. Toksisitas sangat beragam bagi berbagai organisme, tergantung dari berbagai
faktor seperti spesies uji, cara racun memasuki tubuh, frekuensi dan lamanya pemaparan,
konsentrasi zat pemapar, dan kerentanan berbagai spesies terhadap pencemar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Toksisitas dapat diartikan sebagai kemampuan racun (molekul) untuk menimbulkan
kerusakan apabila masuk ke dalam tubuh dan lokasi organ yang rentan terhadapnya. Toksin
atau racun tersebut adalah zat yang dalam dosis kecil dapat menimbulkan kerusakan pada
jaringan hidup.
Logam yang bersifat racun bagi makhluk hidup hanya yang tergolong logam berat.
Logam berat mencakup yang essensial seperti Zn, Cu, Se dan yang non esensial seperti Hg,
Pb, Cd, dan As. Kasus keracunan logam berat sering diakibatkan pencemaran lingkungan
oleh logam berat itu sendiri, seperti penggunaan logam sebagai pembasmi hama (pestisida),
pemupukan atau karena pembuangan limbah pabrik yang menggunakan logam. Logam
esensial seperti Cu dan Zn pada kadar tertentu diperlukan sebagai unsur nutrisi bagi hewan,
tetapi logam-logam non esensial seperti Hg, Pb, Cd, dan As saat ini belum diketahui
kegunaannya.
Pada saat logam berat masuk ke dalam tubuh manusia, akan diakumulasi dalam
jaringan tubuh dan tidak bisa diekskresikan lagi ke luar tubuh. Pada kadar yang sudah tinggi
dalam tubuh manusia, akan menyebabkan dampak negatif yang serius.
Logam berat adalah bahan pencemar yang tidak dapat di degradasi atau dihancurkan,
sehingga akan terakumulasi di alam dan di dalam tubuh organisme. Terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi toksisitas setiap jenis logam berat, antara lain: bentuk senyawa, daya
kelarutan logam berat di dalam cairan, ukuran partikel dan beberapa sifat kimia dan fisika
lainnya.
B. Saran
Toksisitas Meal (logam) dilingkungan sangat mempengaruhi masalah pada makhluk
hidup baik pada manusia, hewan dan tumbuhan. Maka dari itu untuk menghidari masalah
tersebut alangkah baiknya melakukan pencegahan sedini mungkin dan menjaga kesehatan
selalu.
Daftar Pustaka
Darmono. 2001. Lingkungan hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan Toksikologi
senyawa logam. Penerbit Universitas Indonesia, UI-Press. Jakarta.
Jaishankar M, Mathew BB, Shah MS, Gowda KRS. (2014). Biosorption of Few Heavy Metal
Ions Using Agricultural Wastes. Journal of Environment Pollution and Human
Health; 2(1): 1–6.
Morais S, Costa FG, Pereira ML. (2012). Heavy metals and human health, in Environmental
health–emerging issues and practice (Oosthuizen J ed), pp. 227–246, InTech.
Titin A. 2010. Kontaminasi logam berat pada makanan dan dampaknya pada kesehatan.
Teknubuga; 2(2): 53-65.