(Cu)
Galih Agata Pascariti (P27833317031)
Dini Qurrotu A’yunin (P27833317032)
EFEK RACUN TEMBAGA MASUK
DALAM TUBUH MANUSIA MELALUI
SALURAN PENCERNAAN, KULIT,
PERNAFASAN
Toksisitas logam Cu pada manusia, khusunya anak-anak
biasanya terjadi karena CuSO4. beberapa gejala keracunan
Cu adalah sakit perut, mual, muntah, diare, dan beberapa
kasus yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal dan
kematian (Darmono, 1995).
Pada manusia melalui pernafasan, oral dan kulit yang
berasal dari berbagai bahan yang mengandung tembaga.
Tembaga juga terdapat pada tempat pembuangan limbah
bahan berbahaya. Senyawa tembaga yang larut dalam air
akan lebih mengancam kesehatan. Cu yang masuk ke dalam
tubuh, dengan cepat masuk ke peredaran darah dan
didistribusi ke seluruh tubuh.
DAMPAK TEMBAGA TERHADAP
LINGKUNGAN, UDARA, AIR,
TANAH
DAMPAK TEMBAGA TERHADAP LINGKUNGAN
Tembaga adalah zat yang sangat umum yang terjadi secara alami
di lingkungan dan menyebar melalui lingkungan melalui
fenomena alam. Manusia banyak menggunakan tembaga.
Misalnya itu diterapkan dalam industri dan pertanian. Produksi
tembaga telah mengangkat selama dekade terakhir. Karena ini,
jumlah tembaga alam lingkungan telah meningkat.
Produksi tembaga dunia masih meningkat. Ini pada dasarnya
bahwa semakin banyak tembaga berakhir di lingkungan, sungai
yang mendepositokan lumpur pada bank mereka yang
terkontaminasi dengan tembaga, karena pembuangan air limbah
yang mengandung tembaga. Tembaga memasuki udara, terutama
melalui pelepasan selama pembakaran bahan bakar fosil.
DAMPAK TEMBAGA TERHADAP UDARA
Tembaga di udara akan tetap ada untuk jangka terkemuka
waktu, sebelum mengendap ketika hujan mulai turun.
Kemudian akan berakhir terutama dalam tanah. Akibatnya
tanah juga mengandung sejumlah besar tembaga setelah
tembaga dari udara telah diselesaikan. Tembaga dapat
dilepaskan ke lingkungan dengan baik sumber-sumber alam
dan aktivitas manusia.
DAMPAK TEMBAGA TERHADAP AIR
Logam berat jika sudah terserap kedalam tubuh maka tidak dapat
dihancurkan tetapi akan tetap tinggal didalamnya hingga nantinya
dibuang melalui proses ekskresi. Hal serupa juga terjadi apabila suatu
lingkungan terutama perairan telah terkontaminasi logam berat ini
dapat berasal dari faktor alam seperti kegiatan gunung berapi dan
kebakaran hutan atau faktor manusia seperti pembakaran minyak
bumi, pertambangan, peleburan, proses industri, kegiatan pertanian,
peternakan dan kehutanan, serta limbah buangan termasuk sampah
rumah tangga (Yuliani, 2009: 4).
TERIMA
KASIH