1
oksidasi didefiniskan sebagai proses pelepasan eletron dan reduksi sebagai proses
penerimaan elektron. Prinsip ini berlaku untuk reaksi redoks dari golongan
senyawa ionik, padahal berdasarkan pengamatan, banyak reaksi redoks tidak
melibatkan transfer elektron maupun oksigen, sehingga muncul konsep perubahan
bilangan oksidasi, yang disingkat biloks.
1. Bilangan Oksidasi (Biloks)
Biloks diartikan sebagai muatan atom dalam suatu molekul atau ion. Contoh
dalam natrium klorida, biloks total senyawa NaCl adalah nol sebab tidak
bermuatan, sedangkan biloks atom natrium dalam senyawa NaCl adalah +1 dan
biloks atom klorin adalah -1.
Dalam suatu molekul yang berikatan kovalen atau ion poliatomik, biloks
menyatakan muatan hipotesis. Misakan pada molekul HCl, kedua elektron ikata
berada pada sekitar atom klorin sebab atm klorin lebih elektronegatif daripada
hidrogen.
H : Cl Cl : Cl
2
c. Biloks atom-atom golongan IA (logam alkali) dalam setiap senyawa
adalah +1; biloks atom golongan IIA (logam alkali tanah) dalam tiap
senyawa adalah +2.
d. Biloks atom fluorin adalah -1 dalam semua senaywa
e. Biloks atom klorin, bromin dan iodin adalah -1 dalam setiap senaywa
biner yang bergabung dengan unsur yang kurang elektronegatif.
f. Biloks oksigen dalam senyawa biasanya -2 kecuali dalamperoksida
seperti H2O2 dan Na202 biloks oksigen adalah -1.
g. Biloks hidrogen dalam hampir tiap senyawa adalah +1 kecualii hidrida,
senyawa seperti NaH dimana atom hidrogen terikat pada logam yang
lebih elektronegatif, hidrogen mempunyai biloks -1.
h. Jumlah biloks atom-atom dalam suatu senyawa selalu sama dengan
nol. Untuk ion poliatomik, biloks dari atom-atom dalam ditambih
muatan ion.
Biloks unsur-unsur dalam senyawa ionik biasanya ditentukan dengan
melihat ion pasanganya. Misalkan pada senyawa Fe(CIO4)2.Fe dan Cl memiliki
beberapa biloks sehingga sukar untuk menentukan senyawa langsung dari
senyawanya. Akan tetapi, jika dianggap sebagai senyawa ion poliatomik yang
umum,bahwa ion perklorat adalah CIOi,dapat dipastikan bahwa ion-ion tersusun
dari kation dan anion yaitu Fedan CIOi, oleh karena atom Fe mempunyai biloks
+2 maka atom CI mempunyai biloks +7. Sebab muatan totai senyawa nol.
3
2. REAKSI REDUKSI OKSIDASI ( REDOKS)
A. Terminologi
Ketika besi di larutkan ke dalam larutan tembaga (II) sulfat yang
berwarna biru, besi menjadi terlapisi oleh logam tembaga yang warnanya
kemerah merahan. Persaam elementernya adalah :
Fe + CuSO4 FeSO4 + Cu
Persamaan ion bersihnya adalah :
0 +2 +2 0
Fe + Cu2+ Fe2+ + Cu
4
Sekarang tinjau reaksi besi dan oksige, persamaanya adalah :
0 0 +3 -2
4Fe + 3O2 2Fe2O3
Fe Fe2+ + 2e-
O2 + 4e- 2O2-
Aspek transper elektron dalam treaksi redoks di tandai dengan
perubahan bilangan oksidasi. Jadi, reaksi redoks dapat di definisikan
secara lebih luas sebagai suatu reaksi yang melibatkan transfer elektron
atau adanya perubahan bilangan oksidasi. Reaksi sepeerti ini terbagi 2
bagian, yakni oksidasi dan reduksi.
Oksidasi di definisikan sebagai spesi dalam reaksi redoks yang
mengalami kehilangan elektron atau spesi yang mengalami kenaikan
biloks. Reduksi adalah spesi dalam reaksi redoks yang menerima elektron
atau spesi yang mengalami penurunan bilok. Pada umunya, jika reaksi
oksidasi terjadi maka reaksi reduksi juga terjadi. Hal ini menerangkan
bahwa reaksi seperti itu dinamakan reaksi redoks.
Zat yang mengoksidasi zat lain atau oksidator adalah zat yang
mengalami reduksi. Zat yang mereduksi zat lain atau reduktor adalah zat
yang mengalami oksidasi. Hubungan antara keduanya di tunjuakan pada
diagram reaksi besi dan ion tembaga (II) berikut. :
5
Pada hampir semua kasus, oksidator dan reduktor dalam reaksi
redoks merupakan pereaksi yang berbeda. Namun untuk beberapa reaksi,
baik oksidator maupun reduktor dapat merupakan senyawa yang sama.
Contoh, amonium dikromat (NH4) 2CR2O7 yang terurai membentuk
reaksi seperti gunung meletus. Persamaan kimianya :
-3 +6 0 +3
(NH4)2CR2O7 N2 + 4H2O + Cr2O
Dalam reaksi eksotermis tersebut, oksidator adalah ion dikromat, CR2O72-
dan reduktornya adalah ion amonium , (NH4+).
B. REAKSI DISPROPORSIONASI
Reaksi tersebut merupakan suatu reaksi diaman preaksi mengalami
oksidasi dan juga reduksi. Dengan kata lain, reduktor dan oksidatornya
merupakan senyawa yang sama, sebagai contoh adalah reaksi berikut :
+1 0 +2
2Cu+ Cu + Cu2+
Ion tembaga (I) teroksidasi membentuk tembaga (II) sekaligus tereduksi
membentuk logam tembaga, jadi tembaga (I) mengalami disporposionasi
dalam larutan air. Contoh dari disproporsionasi adalah reaksi klorin
dengan air berikut ini :
0 -1 +1
CL2 + H2O HCL + HCLO
6
SILVI
7
tinggi. Ada berbagai spesi yang dapat direduksi oleh asam nitrat. Di laboraturium,
asam nitrat dapat mereduksi berbagai zat bergantung pada konsentrasinya, juga
pada sifat zat pereduksi. Di sini produk reaksi adalan NO, sementara Cu+
dioksidasi menjadi Cu2+
+5 +1 +2 +2
HNO3 + Cu2O 2Cu(NO3)2 + NO + H2O
Selanjutnya, perubahan bilangan oksidasi untuk atom tembaga dihitung.
Bilangan oksidasi Cu naik dari +1 menjadi +2, dengan kenaikan sebesar 1 satuan.
Namun demikian, karena ada dua atom tembaga, maka kenaikan total bilangan
oksidasinya turun dari +5 menjadi +2, dan penurunan total adalah 3. Secara
sederhana informasi ini diringkas pada persamaan berikut.
8
Atom- atom yang tidak berubah disetarakan dengan cara penyisiran.
Walaupun atom nitrogen yang mengalami perubahan bilangan oksidasi telah
disetarakan, tetapi ada atom nitrogen lain yang muncul sebagai ion NO3 dalam
6Cu(NO3). Untuk alasan ini, tambahkan 12HNO3 terhadap 2HNO3 pada ruas kiri
persamaan.
14HNO3 + 3Cu2O 6Cu(NO3)2 + 2NO + H2O
Sekarang atom nitrogen dan tembaga telah setara, kecuali untuk molekul
H2O. ini dapat disetarakan berdasarkan jumlah atom oksigen atau hidrogen.
Persamaan kimia yang telah setara adalah:
9
Logam seng bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan sejumlah produk
yang bergantung pada konsentrasi asam. Pada konsentrasi asam pekat, seng
mereduksi asam nitrat menjadi ion amonium; seng dioksidasi menjadi ion seng
(II). Ion Zn2+ dan ion NH4NO3. Tuliskan spesi yang hanya mengalami perubahan
bilangan oksidasi dengan persamaan kerangka:
Penyelesaian:
Tahap 1. Pertama kita tentukan bilangan oksidasi semua atom. Dari sini tentukan
atom Zn dan N yang hanya mengalami perubahan bilangan oksidasi (atom N
dalam ion NO3- di ruas kanan tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi).
0 +5 +2 -3
Zn + HNO3 Zn(NO3)2 + NH4NO3
10
Tahap 3. Sekarang setarakan atom-atom N yang lain. Terdapat 10 atom N pada
ruas kanan, maka tambahkan 9HNO3 terhadap HNO3 pada ruas kiri untuk
mendapatkan 10 HNO3.
𝑀𝑛𝑂4 − (𝐴𝑞) + 8𝐻 + (𝐴𝑞) + 5𝐹𝑒 2+ (𝐴𝑞) → 𝑀𝑛2+ (𝐴𝑞) + 4𝐻2 𝑂(𝑙) + 5𝐹𝑒 2+ (𝐴𝑞)
Atom H juga setara dan ini mudah diperiksa .Persamaan setara lengkap dengan
fase nya adalah:
3𝐻2 𝑂(𝑙)
Contoh 14.3
Gas klorin dapat dibuat dengtan cara mengoksidasi ion klorida oleh ion
permanganate dalam suasana asam.Ion permanganate direduksi menjadi 𝑀𝑛2+
11
Tuliskan persamaan ion setara dengan reaksi ini.
−
𝑀𝑛𝑂4 + 𝐶𝑙 − → 𝑀𝑛𝑂4 + 𝐶𝑙2
Penyelesaian :
+7 -1 +2 0
+7 -1 +2 0
-5
+7 -1 +2 0
Buatlah mutlak dari perubahan bilangan oksidasi untuk menyamakan dengan cara
𝑀𝑛𝑂 − + 𝐶𝑙 − → 𝑀𝑛𝑂 + 𝐶𝑙
4 4 2
mengalikan koefisien Mn dengan bilangan 2 dan Cl dengan 5
+2
-5
+7 -1 +2 0
12 +2
Tahap 3.Setarakan atomOdengan menambahkan 8𝐻2 𝑂 pada ruas kanan.
Periksa apakah persamaan udah setara.Catatan bahwa muatan di kedua ruas juga
setara (terdapat muatan +4 pada kedua ruas)
Tinjau reaksi ion permanganat, 𝑀𝑛𝑂4 − dan 𝐹𝑒 2+ dalam suasana asam. Tuliskan
persamaan kerangka untuk reaksi ini. Ingat bahwa persamaan kerangka hanya
mengandung spesi yang mengalami perubahan bilangan oksidasi (Pada persamaan
boleh jadi mengandung atom 0 dan pada salah satu ruas yang tidak terdapat pada
ruas yang lain). Persamaan kerangkanya adalah:
𝑀𝑛𝑂4 − + 𝐹𝑒 2+ → 𝑀𝑛2+ + 𝐹𝑒 3+
13
belum lengkap dari persamaan kerangka ini, untuk spesi yang mengandung
mangan adalah:
𝑀𝑛𝑂4 − → 𝑀𝑛2+
Hal serupa, tuliskan spesi yang mengandung besi dari persamaan kerangka
untukmemperoleh setengah-reaksi lainnya.
𝐹𝑒 2+ → 𝐹𝑒 3+
Pada setengah-reaksi mangan yang disetarakan adalah atom Mn. Jika belum
setara, dapat disetarakan dengan menyamakan koefisien pereaksi dan produk
reaksi. Penyetaraan atom 0 dalam setengah-reaksi ini dengan menambahkan 4𝐻2 𝑂
pada ruas kanan.
Setengah-reaksi ini belum setara secara muatan listrik (terdapat muatan total +7
pada ruas kiri dan +2 pada ruas kanan). Kita tambahkan lima elektron pada ruas
kiri persamaan untuk mencapai kesetaraan muatan.
Periksa apakah persamaan ini telah setara jumlah atom dan muatan listriknya.
Setengah-reaksi untuk besi telah setara, tetapi muatannya belum. Jadi, kita
tambahkan satu elektron pada ruas kanan persamaan.
𝐹𝑒 2+ → 𝐹𝑒 3+ + 𝑒 − (setengah-reaksi oksidasi)
14
Tahap akhir adalah mengalikan setiap setengah-reaksi dengan suatu bilangan,
yang apabila kedua setengah-reaksi digabungkan, jumlah elektronnya habis. Hal
ini diperlukan, sebab elektron bebas tidak muncul dalam persamaan akhir.
(𝐹𝑒 2+ → 𝐹𝑒 3++ 𝑒 −) x5
𝑀𝑛𝑂4 − (𝐴𝑞) + 8𝐻 + (𝐴𝑞) + 5𝐹𝑒 2+ (𝐴𝑞) → 𝑀𝑛2+ (𝐴𝑞) + 4𝐻2 𝑂(𝑙) + 5𝐹𝑒 2+ (𝐴𝑞)
15
2. Setarakan setiap setengah-reaksi.
a) Setarakan setiap setengah-reaksi untuk atom yang direduksi atau
dioksidasi dengan menyamakan koefisien pereaksi dan produk.
b) Setarakan setiap setengah-reaksi untuk atom O dengan menambahkan
H2O pada salah satu ruas dari setengah-reaksi.
c) Setarakan setiap setengah-reaksi untuk atom H dengan menambahkan ion
H+ pada salah satu ruas setengah-reaksi.
d) Setarakan setiap setengah-reaksi untuk muatan listrik dengan
menambahkan electron pada salah satu ruas.
3. Gabungkan setengah-reaksi untuk memperoleh persamaan reduksi-oksidasi
akhir.
a) Kalikan tiap setengah-reaksi dengan bilangan yang apabila setengah-
reaksi digabungkan, elektron lenyap dari kedua persamaan itu.
b) Sederhanakan persamaan setara dengan menghilangkan spesi yang terjadi
pada kedua ruas dan perkecil koefisien reaksi ke bilangan yang terkecil.
Periksa apakah persamaan benar-benar setara, baik jenis atom maupun
muatan listriknya.
Zn Zn (OH)42-
16
Pada hampir setiap kasus, penyetaraan O dan H memerlukan OH- maupun
H2O. Salah satu cara untuk menentukan ini adalah menyetarakan setengah-reaksi
sebagaimana bekerja dalam suasana asam. Selanjutnya, setelah tahap (2d),
sisipkan langkah berikutnya. Tambahkan OH- secukupnya pada kedua ruas
setengah-reaksi untuk digabungkan dengan semua ion H+ . langkah ini dapat
dinyatakan sebagai langkah (2e), yaitu : jika reaksi terjadi dalam suasana basa,
ubah semua ion H+ dalam setengah-reaksi menjadi OH+ dalam setengah-reaksi
menjadi H2O dengan cara menambahkan jumlah ion OH- yang sama pada kedua
ruas persamaan. Hilangkan setiap H2O yang terjadi pada kedua ruas persamaan
setengah-reaksi.
Penyelesaian :
17
Setengah-reaksi ini dapat diubah kedalam suasana basa dengan menambahkan
empat ion OH- pada kedua ruas persamaan (tahap 2e).
Pada ruas kiri tambahkan 4 ion OH- kepda 4 ion H+ menghasilkan 4 H2O.
Periksa apakah persamaan ini sudah setara baik muatan maupun jumlah atomnya.
18
13.3 Beberapa Artian dalam Elektrokimia
Oleh karena oksidasi dan reduksi merupakan suatu proses yang berkaitan
dengan perpindahan elektron maka redoks merupakan bagian dari elektrokimia,
yang memberikan bukan hanya tafsiran jenis tetapi juga tafsiran terhitung gejala
oksidasi-reduksi, karena itulah konsep dan hukum hukum dasar elektrokimia perlu
dipahami terlebih dulu. Berikut ini dibeberkan beberapa konsep dan hukum-
hukum dasar elektrokimia yang penting dalam pemeriksaan kimia .
Penghantaran listrik adalah suatu proses perpindahan zarah-zarah bermuatan
melalui suatu penghantar. Ada dua jenis penghantaran listrik yang penting dalam
pemeriksaan kimia, yaitu: penghantaran elektronik dan penghantaran ionik.
Penghantar elektronik adalah penghantar padat. Sedangkan penghantaran ionik
adalah sitat larutan (atau lelehan zat), di sini ion-ion adalah muatan yang
berpindah. Ampere (A) adalah kuat arus tetap yang menghasilkan gaya sebesar 2
x 10-7 jika dipertahankan dalam dua penghantar paralel dengan panjangnya tak
terhingga, irisan lintangnya diabaikan dan diletakkan pada jarak 1 meter satu sama
lain dalam ruangan hampa. Arus sebesar 1 A akan mengendapkan 1,11800 mg
perak per detik dari larutan perak nitrat pada keadaan tertentu.
Coulomb adalah satuan jumlah kelistrikan. Satu coulomb adalah jumlah
kelistrikan yang bila dilewatkan dalam detik akan menghasilkan arus 1 A. Oleh
karena itu 1 coulomb adalah jumlah kelistrikan yang diperlukan untuk
pengendapan 1,11800 mg perak dari larutan perak nitrat.
Volt (V) adalah satuan gaya gerak listrik (ggl). Beda potensial 1 V akan
timbul antara dua titik jika 1 joule usaha bekerja antara kedua titik itu ketika 1
coulomb kelistrikan melewatinya.
Ohm adalah satuan tahanan listrik. Suatu penghantar mempunyai tahanan 1
ohm jika arus 1 A mengalir ketika beda potensial i V diper tahankan melintasi
kedua ujungnya.
19
Elektroda adalah suatu sistem dua-fase yang terdiri dari sebuah penghantar
elektronik (misalnya logam) dan sebuah penghantar ionik (larutan). Di sini reaksi
elektrokimia berlangsung sebagaimana ditun jukkan oleh perpindahan elektron
dari penghantar elektronik ke penghantar ionik atau sebaliknya Misalnya, reaksi
elektrokimia elektroda perak yang dicelupkan ke dalam larutan AgNO, dapat
dituliskan sebagai reaksi oksidasi atau reduksi tergantung pada arah reaksinya :
Ag+ + e = Ag
Bagan elektroda ini dilukiskan dengan Ag I Ag+ ( garis tegak adalah
perbatasan fase). Selain itu logam mulia (seperti Pt dan Au) dapat juga
membentuk suatu elektroda jika dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung
pasangan redoks, misalnya reaksi elektroda berikut dapat berlangsung pada
elektroda platina :
Fe3+ + e = Fe2+
Bagan elektroda ini ditulis sebagai berikut : Pt ° I Fe2+ ,,Fe3+
Potensial elektroda adalah ukuran kekuatan oksidasi-reduksi suatu elektroda
dan diukur dalam satuan volt. Potensial suatu elektroda tung gal tidak bisa diukur
langsung karena jarak antara logam dan larutan gat dekat. Akan tetapi, beda
potensial antara dua diukur dengan mudah. Karena itu, harus dilakukan
pembandingan.
potensial elektroda satu sama lain atau dengan suatu elektroda diambil sebagai
elektroda baku pembanding. Pemakaian elektroda baku pembanding sangat
berguna dalam praktek karena, berdasarkan baku pembanding itu, potensial
elektroda lain dapat diurutkan sesuai dengan daya oksidasi-reduksinya, dan
kelayakan reaksi dapat diramalkan. Tetapi, yang penting dalam penentuan
potensial elektroda adalah kebolak-balikan reaksi elektrodanya, yang harus
berlangsung sama baiknya dalam kedua arah reaksi, yakni reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi.
20
Data potensial reduksi standar yang terdapat pada Tabel 14.4 dapat digunakan
untuk meramalkan kekuatan oksidator dan reduktor pada keadaan standar. Pada
tabel tersebut kita melihat bahwa potensial reduksi standar dengan nilai potensi
terbesar (lebih positif) dimiliki oleh fluorin.Dengan kata lain, gas fluorin memiliki
kecenderungan terbesar berubah dari kiri ke kanan persamaan sebagaimana
tertulis. Setengah reaksi reduksi mempunyai bentuk umum sebagai
21
oksidator dan reduktor di ruas kiri dan kanan persamaan. Oksidator yang lebih
kuat akan berada pada posisi pereaksi dari persamaan reaksi spontan.
Demikian juga reduktor yang lebih kuat akan berada di ruas pereaksi pada
reaksi spontan.
C. Sel Elektrolisis
1. Aplikasi Elektrolisis
Elektrolisis memiliki aplikasi penting, misalnya isi ulang baterai,
produksi logam aluminium dari bijihnya, dan pelapisan krom pada objek
tertentu, semuanya dilakukan secara elektrolisis.
a. Elektrolisis Lelehan Garam
Baterai sebagai sumber arus listrik searah dihubungkan dengan
kedua elektroda yang dicelupkan kedalam lelehan natrium klorida
(NaCl meleleh pada 810⁰C). pada elektroda yang dihubungkan dengan
kutub negative baterai terbentuk endapan logam natrium, sedangkan
pada elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif baterai
terbentuk gas klorin. Setengah reaksinya adalah:
Na + (l) + e- Na (l)
1
Cl- (l) Cl2(g) +e-
2
22
ion Na+ menjadi logam Na di katoda, dan oksidasi ion Cl- menjadi gas
Cl2 di anoda.
Elektrolisis digunakan secara komersial untuk memperoleh logam
natrium dari natrium klorida. Sel disamping adalah sel komersial yang
digunakan untuk memperoleh logam natrium dari lelehan natrium
klorida. Sel dikonstruksi untuk mempertahankan produk elektrolisis
agar tetap terpisah , sebab jika produk menyatu akan bereaksi kembali.
Kalsium klorida ditambahkan pada natrium klorida untuk
menurunkan titik leleh dari 801⁰C menjdi sekira 580⁰C (ingat titik
leleh atau titik beku suatu zat turunn dengan adanya penambahan zat
yang sukar larut). Reaksi sel yang terjadi adalah :
1
Na+(l) + Cl-(l) Na (l) + 2 Cl2g
b. Elektrolisis Air
23
Dalam elektrolisis lelehan garam, setengah reaksi ditentukan oleh
keterlibatan ion-ion hasil lelehan garam. Akan tetapi, jika elektrolisis
dilakukan pada larutan ionic, adanya air sebagai pelarut perlu
dipertimbangkan, boleh jadi terlibat pada salah satu elektroda atau
keduanya, sebab air dapat direduksi atau dioksidasi atau dioksidasi
menurut setengah-reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi. Didalah
air, disamping molekul H2O, terdapat ion H+ dan OH- hasil
swaionisasi air.
Pada setengah-reaksi reduksi, air direduksi menjadi H2 menurut
persamaan berikut.
2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)
Sementara itu, pada setengah-reaksi oksidasi, air dioksidasi
menjadi O2 menurut persamaan berikut.
2H2O(l) O2(g) + 4H+(aq) + 4e-
24
Penggabungan kedua persamaan tersebut menghasilkan persamaan bersih untuk
elektrolisis air, yaitu:
Untuk mengetahui apa yang terjadi dalam elektrolisis larutan H2SO4 kita
perlu menganalisis spesi-spesi yang terdapat dalam larutan tersebut. Dalam
larutan tersedia spesi-spesi hasil ionisasi asam sulfat dan ionisasi air. Asam sulfat
merupakan asam kuat sehingga dalam air terionisasi relatif sempurna membentuk
ion H+ dan SO42-. Disamping itu, air juga dapat terionisasi walaupun sangat lemah
membentuk ion H+ dan OH-. Dengan demikian, di dalam larutan asam sulfat
terdapat H2O, H+, OH-, dan SO42- . Spesi-spesi tersebut bersaing satu sama lain
untuk menjalani reduksi ataupun oksidasi pada permukaan elektroda. Pada katoda,
setengah-reaksi yang dapat direduksi adalah:
25
Di katoda, setengah reaksi reduksi yang memiliki peluang paling tinggi
adalah yang memiliki potensial reduksi paling besar, dalam hal ini adalah reduksi
ion-ion H+ membentuk H2. Dengan demikian, reaksi yang terjadi di kanoda
adalah:
Dalam elektrolisis larutan natrium kloria, spesi yang ada dalam larutan
adalah Na+, Cl-, H2O dan ion-ion H+/OH- hasil swaionisasi air. Di katoda,
setengah reaksi reduksi yang bersaing adalah
26
2H2O(l) +4e- → H2(g) + 2OH-(aq) Eo -0, 83 V
Oleh karena potensial reduksi standar H2O lebih besar dibandingkan ion
Na+, maka yang direduksi di katoda adalah molekul-molekul air. Hal ini sesuai
dengan pengamatan di laboratorium bahwa di katoda terbentuk gelembung gas,
yang tentunya adalah gas H2 hasil reduksi air.
Oleh karena potensial oksidasi standar H2O lebih besar dibandingkan ion
Cl-, maka yang dioksidasi di anoda adalah molekul-molekul air. Hal ini juga
teramati di laboratorium bahwa di anoda terbentuk gelembung gas, yang tentunya
adalah gas O2 hasil oksidasi air.
Namun demikian, nilai potensial oksidasi antara ion Cl- dan H2O sangat
berdekatan sehingga oksidasi ion-ion Cl- dapat juga terjadi. Hal ini bergantung
pada potenisal listrik yang diterapkan selama elektrolisis dan konsentrasi garam
NaCl di dalam larutan. Sebagaimana diketahui bahwa potensial sel dipengaruhi
juga oleh knsentrasi larutan. jika larutan relative pekat, maka ion-ion klorida dapat
27
dioksidasi di anoda membentuk gas Cl2. Untuk kasus ini, dapat dipelajari dari
persamaan Nernst untuk setengah reaksi Cl- | Cl2.
Dalam larutan NaCl yang snagat encer, potensial oksidasi Cl- sangat
negative, sehingga H2O yang memenangkan persaingan dengan Cl-, tetapi jika
konsentrasi NaCl diperbesar, maka potensial oksidasi Cl- meningkat dan ion Cl-
turut teroksidasi bahkan dapat memenangkan persaingan dengan H2O. Akibatnya
di anoda terjadi perubahan produk reaksi dari O2 menjadi Cl2.
Reaksi sel untuk elekrolisis larutan NaCl pekat menjadi gas klorin
dan gas hydrogen adalah sebagai berikut:
Oleh karena dalam larutan masih terdapai ion ion Na+, maka ion tersebut
akan bereaksi dengan ion OH- hasil elektrolisis di katoda membentuk NaOH. Jika
larutan dalam elektrolisis diuapkan akan diperoleh NaOH. Dengan kata lain,
NaOH pekat merupakan teknik yang dikembangkan di industry untuk
memproduksi gas Cl2 dan NaOH. Sel komersial ini dikembangkan dalam beberapa
macam, sebab pada sel komersial diatas ada masalah yang muncul, yaitu produk
yang dihasilkan (Cl2 dan NaOH) dapat bereaksi membentuk NaOCl dan HCl.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dikembangkan model sel alkali-klorin
seperti pada, dimana dalam sel sepasang membrane untuk memisahkan anoda dan
katoda, dan hanya ion Na+ yang dibolehkan berdifusi.
28
dimana air direduksi menjadi ion hidroksida, dan larutan natrium hidroksida yang
terbentuk dikeluarkan pada bagian bawah kompartemen katoda.
Mdel sel diatas yang paling tua dikembangkan adalah sel merkuri alkali-klorin.
Model ini digunakan untuk elektrolisis natrium klorida, dimana logam merkuri,
ion natrium direduksi bersama-sama dengan air. Logam natrium hasil direduksi
menjadi panduan merkuri-natrium cair, yang disebut natrium amalgam (amalgam
adalah paduan merkuri dengan setiap logam lain).
Penyepuhan Logam
29
anoda dan logam murni ditempatkan sebaga katoda, keduanya dicelupkan
kedalam larutan CuSO4. selama elektrolisis ion tembaga (II) meninggalkan
lempeng tembaga yang dimurnikan dan bergerak menuju tembaga murni. Logam
pengotor yang reaktif seperti emas, perak, dan platina membentuk endapan
lumpur berharga yang terendapkan didasar sel, sedangkan logam yang lebih
reaktif dari tembaga tetap berada sebagai ion dalam larutan elektrolit. Setelah
beberapa minggu dalam sel elektrolitik, tembaga murni sebagai katoda menjadi
lebih besar dan dikeluarkan dari sel elektrolisis.
30