Anda di halaman 1dari 10

OKSIDIREDUKTOMETRI

OKSIDI-REDUKTOMETRI

1. Oksidi-reduktometri adalah jenis titrasi


yang didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi
yang terjadi antara titran dengan titrat
(analat)
2. Reaksi Oksidasi adalah reaksi yang
menaikkan bilangan oksidasi suatu unsur
dalam zat yang mengalami oksidasi. Oksidasi
dapat terjadi dengan pelepasan satu atau
lebih elektron dari suatu atom, ion atau
molekul
3. Reduktor adalah Zat yang mengalami
reaksi oksidasi

OKSIDI-REDUKTOMETRI

1. Reduksi adalah reaksi yang menurunkan bilangan


oksidasi suatu unsur dalam zat yang direduksi.
Reduksi dapat terjadi dengan penangkapan satu atau
lebih elektron oleh suatu atom, ion atau molekul
2. Oksidator adalah Zat yang mengalami reaksi reduksi.
3. Terjadi transfer elektron dari pasangan pereduksi ke
pasangan pengoksidasi: terjadinya perubahan valensi
4. Pelepasan elektron oleh suatu zat kimia selalu
disertai dengan penangkapan elektron oleh bagian
yang lain, dengan kata lain reaksi oksidasi selalu
diikuti reaksi reduksi

Reaksi umum OKSIDASI DAN REDUKSI

Kedua reaksi paro dari suatu reaksi redoks :


red oks + ne
Keterangan:
1. Red:adalah: tereduksi (reduktan atau zat
pereduksi )
2. Oks adalah: bentuk teroksidasi (oksidan atau zat
pengoksidasi),
3. n adalah: jumlah elektron yang ditransfer dan
4. e adalah: elektron.

Contoh oksidi-reduktometri

1.
2.
3.
4.
5.
6.

bromatometri,
yodometri,
yodimetri,
yodatometri,
permanganometri dan
serimetri.

BILANGAN OKSIDASI

Bilangan oksidasi (biloks) adalah jumlah


elektron (muatan) yang dianggap ada atau dipunyai
oleh suatu atom.
Nilai biloks dapat positif maupun negatif, dapat
berupa bilangan bulat maupun pecahan. Hal ini
disebabkan
karena
biloks
merupakan
hasil
perhitungan dan sebenarnya tidak mempunyai
dasar riil.
Biloks sangat membantu untuk mengerti reaksi
oksidasi-reduksi (redoks) dan perhitungan yang
berkaitan
dengan
redoks,
misalnya
dalam
penentuan koefisien reaksi.

ATURAN PENENTUAN BILANGAN OKSIDASI

1. Hidrogen (H) diberi nilai positif satu (+1)


2. Oksigen (O) diberi nilai negatif dua (-2)
3. Biloks ion sama dengan muatannya
4. Unsur bebas (yang tidak berikatan dengan unsur lain)
diberi nilai nol (0)
5. Unsur yang lebih elektronegatif mendapat nilai biloks
negatif dan lawan ikatannya positif
6. Unsur yang tidak jelas biloksnya diberi nilai berdasar
perhitungan yang menentukan bahwa molekul secara
keseluruhan tidak punya muatan (dengan kata lain
jumlah biloks dalam molekul harus sama dengan nol)
7. Jika berikatan dengan hidrogen (dalam bentuk asam
halida) atau logam, golongan halogen diberi nilai negatif
satu (-1)
8. S didalam senyawaan sulfat (XSO4) diberi nilai +6

CONTOH BILOKS

Contoh reaksi redoks ,penentuan oksidator-reduktor, dan


biloksnya:

MnO2 + 4 HCl
+4

(-2x2)

MnCl2 + Cl2 + 2 H2O

+1 -1

+2 (-1x2)

reduksi

oksidasi

MnO2 = oksidator; HCl = reduktor

Pb + PbO2 + 2 H2SO4
0

+4 (-2x2)

2 PbSO4

+ 2 H2O

+2 +6 (-2x4)
oksidasi
reduksi

PbO2 = oksidator; Pb = reduktor

OKSIDI-REDUKTOMETRI BERDASARKAN JENIS


TITRAN
1.

Yodometri tak langsung (atau yodometri): Na2S2O3 sebagai titran

2.

Yodometri langsung (atau yodimetri): I2 sebagai titran

3.

Oksidator kuat sebagai titran, misal :


1. KMnO4 disebut permanganometri
2.

4.

K2Cr2O7

Reduktor kuat sebagai titran, misalnya:


1. Ti (III),
2. Cr (III),
3. larutan Fe

Anda mungkin juga menyukai