Anda di halaman 1dari 3

6 Prinsip Rancangan yang Relevan untuk Pendidikan

Kesehatan Modern
February 2015, Jan Nedermeijer
Pada misi ini, kita akan merancang ulang jumlah mata kuliah yang ada di tingkat 2
dalam mata kuliah pendidikan kesehatan modern. Ini artinya para guru akan
mengaplikasikan prinsip-prinsip didaktik dari pembelajaran berbasis kompetensi,
pembelajaran aktif, kemampuan belajar dan blended learning. Prinsip-prinsip Didaktik ini
didiskusikan dan dilatih di dalam PUM-Mission. Sebagian besar prinsip-prinsip tersebut
adalah evidence based. Dokumen ini merupakan rangkuman prinsip-prinsip didaktik.

1. Pembelajaran berdasarkan tugas/pembelajaran aktif


1. Pembelajaran berorientasi pada siswa: Pembelajaran siswa harus bersifat aktif
daripada mendengarkan saja.
2. Dalam program tersebut para dosen menawarkan tugas belajar diselesaikan oleh
siswa di dalam kelas atau belajar mandiri.

Kompleksitas dan ukuran tugas meningkat setiap tingkat/tahun.

Adanya transparansi harapan terhadap siswa. Mata kuliah dideskripsikan


dengan jelas di dalam modul.

Sasaran pembelajaran dan tujuan/kompetensi di dalam dan di antara mata


kuliah yang berhubungan secara logika.
3. Guru dan tutor mendukung self-study dari para siswa. Selama program studi
pembelajaran mahasiswa secara mandiri harus meningkat.
4. Pendidikan akan lebih banyak menggunakan ICT. Mahasiswa harus belajar
menggunakan ICT.
Konsekwesi:
1. Mahasiswa menyelesaikan tugas belajar dalam jumlah besar yang dihubungkan
dengan kedisiplinan.
2. Tugas-tugas harus jelas sasaran pembelajarannya. Tugas belajar penting, hasil yang
diharapkan dan kriteria asesmen dan juga hasil diskusi jelas dan layak.
3. Tugas dipresentasikan melalui Moodle.
4. Feedback diberikan oleh guru, tutor dan/atau teman sebaya (sering melalui Moodle).
5. Adanya pilihan penggabungan kegiatan belajar Face 2 Face, on-line dan self-study.
6. Tugas yang diserahkan dihitung sesuai level siswa. Bahan Remedial disediakan pada
Moodle.
7. Untuk siswa yang sangat mahir dan memiliki motivasi tinggi dapat diberikan kegiatan
ekstra.

Isu dan masalah dari Bidang profesional dipusatkan


1. Mahasiswa harus belajar bagaimana anda dapat menggundalam masalah profesi
yang autentik, kasus dan isu. Jadi akan sedikit teori dan lebih banyak intervensi
berupa skill training di keperawatan/kebidanan. Hal ini memungkinkan untuk
mengurangi jarak antaradi pendidikan dan di lapangan kerja.
2. Mahasiswa harus mempersiapkan diri sebagai pembelajar seumur hidup selama
mereka belajar.
3. Pemilihan kompetensi berdasarkan perencanaan kurikulum dan penambahan konten
dan kompetensi diputuskan oleh universitas.
4. Teori, skills dan sikap professional diintegrasikan (Merupakan elemen penting dari
pembelajaran berbasis kompetensi).
5. Siswa mampu untuk membangun laporan dari PBL (pembelajaran berbasis masalah)
6. Siswa juga akan dilibatkan dalam inovasi mata kuliah dan proyek2.
Konsekwensi:
1. Kasus, masalah atau isu dari lapangan diilustrasikan dengan bantuan media yang
berbeda (gambar, video, simulasi, animasi di Moodle).

2. Kasus-kasus dipelajari di dalam kelas, kerja kelompok kecil, kerja praktek di skill lab,
proyek dan magang. Kegiatan pembelajaran adalah membangun kesulitan dan
kompleksitas.
3. Tersedianya skill lab (See PowerPoint PUM Vehicle project, Skills lab, 4 July 2014, Anne
van Montfoort).
4. Sesi laboratorium berdasarkan intervensi keperawatan dan case studies. Guru
mempersiapkan pelajaran mereka. Standar pendekatan didaktik adalah Theory
Video Demonstration Practice in small groups.
5. Siswa belajar secara sistematik untuk menganalisa masalah, isu atau pertanyaan dari
seorang klien. Metode yang memungkinkan: problem based education, project
education, case-method.
6. Mereka belajar menggunakan internet, buku, artikel dll dan belajar mengaplikasikan
evidence based method dalam memecahkan masalah praktek dan mereka
mengalami bagaimana mengorganisir proyek yang inovatif.
7. Magang/kerja praktek (pendek dan lama) dipersiapkan secara sistematis dalam
program studi regular.

2. Secara Jelas berfokus pada pengetahuan


1. Siswa belajar pengetahuan melalui metode belajar aktif. Sebagai contoh self-study
assignments, problem based assignments, projects, internships and cases studies,
group discussion or discussion through internet.
2. Siswa akan memperbesar, memperdalam dan membuat struktur pengetahuan yang
mereka miliki selama belajar.
3. MOOCs bisa menjadi sumber yang penting untuk mendapatkan pengetahuan yang
terbaru.
Konsekwensi
1. Siswa belajar tipok utama, konsep dan pengembangan yang relevan dengan bidang
profesi.
2. Dalam Moodle sasaran pembelajaran, pengetahuan yang relevan, literature, buku,
websites, video yang dipelajari dalam mata kuliah yang ditunjukkan.
3. Setelah konten dari self-study, project work and practical work didiskusikan,
diaplikasikan dan diperdalam selama pertemuan di kelas.

3. Track belajar mendukung proses belajar dalam program


1. Dalam track belajar, siswa belajar untuk menguasai kombinasi dari kompetensi.
2. Kompetensi dipelajari selangkah demi selangkah pada situasi profesional dengan
kompleksitas yang terus bertambah. Konten dasar dan skills disajikan di Moodle dan
buku.
3. Pengembangan siswa dideskripsikan dengan bantuan rubrik.
4. Seluruh mata kuliah dibangun berdasarkan mata kuliah sebelumnya dan
mempersiapkan mata kuliah berikutnya.
5. Siswa mengembangkan diri mereka terlebih dahulu sebagai siswa yang profesional
dan setelah itu sebagai perawat yang professionals.
Konsekwensi:
1. Tim dosen merumuskan sasaran pembelajaran, rubrik per tingkat, mata kuliah,
kegiatan belajar dari berbagai track belajar. Kontribusi dari mata kuliah yang relevan
diputuskan.
2. Ketika mendisain kuliah guru/dosen memastikan sasaran pembelajaran yang tepat,
konten dan sub kompetensi dapat dipelajari dan dilatih.
3. Dosen memastikan perkuliahan sesuai dengan track belajar dalam program.
4. Kemajuan siswa diikuti dan didiskusikan dengan bantuan portofolio.

3. Pembelajaran Kolaboratif/Belajar dari teman sebaya


1. Ikatan sosial sangat penting artinya membuat siswa berkomitmen, aktif dan tetap
dijalurnya.

2. Siswa belajar sesam mereka melalui verbalisasi dan saling bertukar ilmu
pengetahuan, pandangan dan pendekatan.
3. Siswa harus belajar bekerja sama dengan profesional lainnya dan dengan klien.

Konsekwensi
1. Mengorganisir kegiatan kelompok yang membawa kesuksesan bersama untuk siswa.
2. Menggunakan kekuatan bekerja berkolaborasi dalam kegiatan tatap muka dengan
mengorganisir kelompok kecil dan dengan menggunakan feedback teman sebaya.
3. Integrasi sosial dan professional dapat dicapai dengan mengorganisir club siswa,
kelompok mentoring, dosen yang mudah ditemui. Dan melalui Moodle dengan
menggunakan forum diskusi, percakapan dan sosial media lainnya.

4. Pengujian dan feedback adalah penggerak pembelajaran siswa


1. Tingkah laku siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh konten dan format test
(constructive alignment).
2. Dengan pengujian, fakultas menjamin bahwa siswa dapat berfungsi pada level
kompetensi yang diinginkan.
3. Siswa (dan fakultas dan dosen) diberikan feed-back tentang hasil belajar dan
perkembangannya.
4. Ujian berhubungan dengan kompetensi keperawatan. Kompetensi tidak mudah untuk
diuji. Kompetensi diterjemahkan dalam kegiatan atau sub-kompetensi sering
digabungkan dengan situasi kerja yang spesifik.
Konsekwensi:
1. Format test, konten dan kriteria tranparan dan dengan jelas dihubungkan dengan
sasaran pembelajaran dan kegiatan belajar.
2. Ada tes summatif dan formatif (atau diagnosa) khususnya melalui Moodle. Sebagai
contoh: siswa menyiapkan portofolio untuk refleksi kemajuan professional (see
Kolbs cycle) atau memberi feed back satu sama lain.
3. Pengetahuan siswa diuji selama dan setelah kuliah melalui Moodle dan di dalam
kelas.

Anda mungkin juga menyukai