Anda di halaman 1dari 39

Kelompok 7

Kimia Anorganik

REAKSI REDOKS 1
Dosen Pengampu:
Imas Eva Wijayanti, M.Si
Nama Anggota Kelompok
Ilham Septiana (2282210029)
Melisa Dwi Yanti (2282210030)
Mohamad Jaelani (2282210031)
Siti Silvi Maulyani (2282210032)
Frisca Setianingrum (2282210033)
Menganalisis konsep Reaksi Redoks

Menentukan bilangan oksidasi

Topik Materi Mengaplikasikan konsep bilangan oksidasi


untuk menyetaraan persamaan reaksi redoks

Menentukan potensial reduksi

Membedakan konsep
elektrokimia dan elektrolisis
Konsep Reaksi Redoks
Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi,
dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:

1 Oksidasi 2 Reduksi
Didefinisikan sebagai Didefinisikan sebagai
peningkatan bilangan penurunan bilangan
oksidasi oksidasi.
Pengertian konsep reaksi reduksi-oksidasi telah mengalami
tiga tahap perkembangan sebagai berikut:

Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen


Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron
Berdasarkan Pertambahan dan Penurunan
Bilangan Oksidasi
Redoks Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen

Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu senyawa.


Reduktor adalah zat yang menarik/mengikat oksigen pada reaksi
reduksi atau zat yang mengalami reaksi oksidasi.

Oksidasi adalah reaksi pengikatan (penggabungan) oksigen


oleh suatu zat.
Oksidator adalah sumber oksigen pada reaksi oksidasi atau zat
yang mengalami reduksi.
Redoks Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron

Reduksi adalah reaksi pengikatan elektron.


Reduktor adalah zat yang melepaskan elektron atau zat yang
mengalami oksidasi.

Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron.


Oksidasi adalah Zat yang mengikat elektron atau zat yang
mengalami reduksi.
Redoks Berdasarkan Pertambahan dan Penurunan
Bilangan Oksidasi

Reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi.


Reduktor adalah zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks
atau zat yang mengalami oksidasi.

Oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan


oksidasi.
Oksidator adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi
redoks atau zat yang mengalami reaksi reduksi.
Reaksi Reduksi-Oksidasi
Reaksi reduksi oksidasi : proses transfer elektron
Konsep Bilangan Oksidasi
1 Pengertian
Bilangan oksidasi dikenal sebagai
tingkat oksidasi yang merujuk pada
Bilangan oksidasi adalah suatu jumlah muatan yang dimiiki suatu atom
angka yang menunjukkan seberapa dalam molekul (senyawa ionik) jika
banyak atau seberapa sedikit elektronnya berpindah seluruhnya
elektron yang dimiliki suatu atom
dalam senyawa kimia atau ion 2
Aturan-aturan bilangan oksidasi
Aturan-aturan bilangan oksidasi
CONTOH
Tentukan bilangan oksidasi semua unsur dalam senyawa dan ion berikut:
CIRI - CIRI REDOKS

1. Ada unsur bebas misalnya Cl 2 (klorin) Cu (Cuprum), O2


(oksigen).
2. Terjadi perubahan biloks (bilangan oksidasi).
3. Ada reduktor (pereduksi) adalah suatu zat yang
megalami oksidasi.
4. Ada oksidator (pengoksidasi) adalah suatu zat yang
mengalami reduksi.
FUNGSI REDOKS

1. Penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah.


2. Reaksi fotosintetis.
3. Oksidasi makanan dalam sel.
4. Mur dan baut diberi lapisan zinc yang mana di dalam lapisan itu
terdapat proses oksidasi logam zinc dan reduksi pada bagian
kation.
5. Alat-alat dapur yang terbuat dari stainless steel tidak berkarat
karena permukaannya selalu dilapisi oksida akibat proses oksidasi
yang continue
6. Pengolahan bijih-bijih logam di industri pertambangan.
PENYETARAAN REDOKS
PENYETARAAN REDOKS

Ada yg bisa melakukan penyetaraan rekasi di


atas?
PENYETARAAN REDOKS
PENYETARAAN REDOKS
PENYETARAAN REDOKS
PENYETARAAN REDOKS
PENYETARAAN REDOKS
PENYETARAAN REDOKS
PENYETARAAN REDOKS
PENYETARAAN REDOKS
PENYETARAAN REDOKS
PENYETARAAN REDOKS
Menentukan Potensial Reduksi

Potensial reduksi (potensial redoks) adalah ukuran kecenderungan suatu spesi kimia
untuk memperoleh elektron. Potensial reduksi diukur dalam satuan volt (V), atau
milivolt (mV). Setiap spesi memiliki potensial reduksi intrinsiknya masing-masing;
semakin positif potensial reduksinya semakin besar afinitas spesi terhadap elektron
dan kecenderungannya untuk tereduksi.
Menentukan Potensial Reduksi
Potensial reduksi standar
Potensial sel didapat dari selisih potensial listrik tiap elektroda.
Potensial reduksi strandar (EO ) yaitu potensial listrik yang dihasilkan dari
reaksi reduksi yang diukur pada keadaan standar suhu 25°C dengan
konsentrasi ion-ion 1 M dan tekanan gas 1 atm.
Dua logam yang dilengkapi dengan data potensial reduksi standarnya masing-
masing, logam dengan potensial reduksi strandar lebih besar akan berperan
sebagai katoda dan tempat terjadinya reaksi reduksi. Logam dan potensial
reduksi standar lebih kecil akan berperan sebagai anoda dan tempat
berfikirnya reaksi oksidasi.
Menentukan Potensial Reduksi
Potensial reduksi standar didefinisikan relatif terhadap elektrode referensi
elektrode hidrogen standar (EHS), yang telah disepakati memiliki potensial 0.00 V
untuk mencari nilai tunggal elektroda lain.

Reaktivitas relatif pada setengah-sel yang berbeda dapat saling dibandingkan


untuk memprediksi arah aliran elektron. Reaksi setengah-sel dengan EO yang tinggi
menunjukkan bahwa besar kecenderungan untuk terjadinya reduksi, sementara
apabila bernilai rendah maka ada kecenderungan untuk terjadinya oksidasi.
Menentukan Potensial Reduksi
Contoh 1:
Diketahui data potensial
reduksi standar logam- Jawaban: Jika katoda dan anoda terbalik
logam berikut: Eo Cu lebih besar Eo Cu lebih besar

Cu2++ 2e Cu (Eo = +0,34 V) Eo Zn lebih kecil Eo Zn lebih kecil

Zn2++ 2e Zn (Eo = -0,76 V) →
Reduksi : Cu2++ 2e Cu →
Oksidasi : Cu2++ 2e Cu
Tentukan katoda, anoda,

Oksidasi : Zn Zn2++ 2e →
Reduksi : Zn Zn2++ 2e
dan reaksi total dari sel

Reaksi : Cu2+ + Zn Cu + Cu2+ →
Reaksi : Cu2+ + Zn Cu + Zn2+
volta yang terdiri dari logam Reaksi berlangsung spontan Reaksi berlangsung tidak
mangan cu, dan zn yang di spontan
celupkan dalam larutan-
larutannya!
Menentukan Potensial Reduksi
Contoh 2:
Setelah didapat sala satu potensial reaksi standar
sel diperoleh nilainya, maka bisa digunakan untuk PENTING!
mencari potensial standard sel (Eo Sel) Pada perhitungan Eo sel = Eo
Cu(S)| Cu2+ (aq, 1 M) katoda – Eo anoda tanda
Ag+ (aq, 1 M) | Ag(S) minus diperlukan karena
Jawaban: oksidasi merupakan kebalikan

Anoda (oksidasi) : Cu(S) Cu2+(aq) + 2e- dari reduksi.

Katoda (reduksi) : 2Ag+(aq)+ 2e- 2Ag(S) Potensial reduksi standar

Reaksi total : Cu(S) + 2Ag+(aq) Cu2+(aq)+ 2Ag(S) selalu sama nilainya walaupun
Eo sel = Eo katoda – Eo anoda setengah reaksi memiliki
Eo sel = Eo Ag+| Ag – Eo Cu2+| Cu stoikiometri koefisien > I.
Eo sel = 0,80 V – 0,34 V = 0,46 V
perbedaan elektrokimia dan elektrolisis
Elektrolisis adalah bagian dari ilmu Elektrokimia. Elektrokimia adalah ilmu
kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi kimia dan energi yang
menyertainya (arus listrik).

Ada 2 macam elektrokimia, yaitu: Sel Galvani dan Sel Elektrolisis.


Sel galvani adalah sel yang menghasilkan arus listrik akibat dari reaksi kimia
yang terjadi (baterey, sel accu dan sel bahan bakar (fuel cell).
Sedangkan Sel elektrolisis adalah adanya reaksi kimia yang diakibatkan
adanya arus listrik (electroplating/elektrodeposisi, elektrodekomposisi,
elektrodegradasi, elektrosorpsi, elektrokatalis, elektrosintesis dan
elektrofotokatalis).

Reaksi kimia yang terjadi adalah reaksi reduksi-oksidasi.


perbedaan elektrokimia dan elektrolisis
Elektrokimia
sel volta
sel elektrolisis
spontan ΔG < 0
tidak spontan ΔG > 0
menghasilkan energi
dibutuhkan eenergi
linkvideo
https://youtu.be/-Z7W_xplm7c?
si=x0ifx4d7BgVr-iYU
Terima
Kasih
Semoga kita bisa bekerja sama
Diskusi
PERTANYAAN RENI SULISTIAWATI
Bagaimana cara mengetahui suatu reaksi dikatakan sebagai reaksi redoks?

JAWABAN FRISCA SETIANINGRUM


Reaksi redoks merupakan reaksi kimia di mana terjadi perubahan bilangan oksidasi (atau dikenal dengan transfer elektron). Ada beberapa
cara untuk menentukan apakah suatu reaksi adalah reaksi redoks:
Perubahan Bilangan Oksidasi: cara ini dilakukan dengan mengidentifikasi perubahan bilangan oksidasi pada unsur-unsur atau ion-ion
dalam reaksi. Unsur yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi mengalami oksidasi, sementara unsur yang mengalami penurunan
bilangan oksidasi mengalami reduksi. Perubahan ini menunjukkan adanya reaksi redoks.
Uji Half-Reaction: cara ini dilakukan dengan memiisahkan reaksi menjadi dua setengah reaksi, yaitu setengah reaksi oksidasi dan
setengah reaksi reduksi. Identifikasi unsur yang mengalami oksidasi dan reduksi. Jika kedua setengah reaksi tersebut ada dalam reaksi
keseluruhan, itu menandakan reaksi redoks.
Penggunaan Tabel Potensial Standar: Gunakan tabel potensial standar untuk menentukan apakah suatu reaksi akan mengalami
oksidasi atau reduksi. Jika suatu reaksi menghasilkan potensial sel positif (E° > 0), itu menunjukkan bahwa reaksi tersebut merupakan
reaksi redoks.
Perubahan Warna atau Pembentukan Gas: Kadang-kadang, reaksi redoks dapat diidentifikasi melalui perubahan warna atau
pembentukan gas. Contohnya adalah reaksi antara besi (Fe) dan oksigen (O2) yang menghasilkan karat (Fe2O3) dan gas hidrogen (H2).
Penerapan Aturan-O: Gunakan aturan-O (Oxygen) dan aturan-H (Hydrogen) untuk mengidentifikasi senyawa yang mengalami oksidasi
atau reduksi berdasarkan perubahan jumlah oksigen atau hidrogen dalam reaksi.
PERTANYAAN FINA SABRINA
Diskusi
Apakah reaksi redoks dapat terlihat secara fisik atau hanya mikroskopis saja? Dan apakah
senyawa yang berbentuk gas dapat mengalami reaksi redoks?

JAWABAN MELISA DWI YANTI & ILHAM SEPTIANA


Reaksi redoks dapat terjadi dalam berbagai skala, dari reaksi yang terlihat secara fisik hingga reaksi yang hanya dapat diamati di tingkat
mikroskopis. Beberapa reaksi redoks dapat menghasilkan perubahan warna, perubahan bentuk, perubahan suhu, atau pelepasan gas,
yang semuanya dapat diamati secara langsung. Misalnya, reaksi antara besi dan oksigen menghasilkan karat yang merupakan contoh
reaksi redoks yang terlihat secara fisik.

Namun, banyak reaksi redoks tidak dapat diamati secara langsung oleh mata manusia karena skala partikel yang terlibat sangat kecil.
Dalam kasus ini, reaksi tersebut hanya dapat diamati melalui teknik analisis kimia atau mikroskop elektron.

Pertanyaan fina tentang senyawa berbentuk gas apakah dapat mengalami reaksi redoks jawabannya adalah, ya benar, senyawa gas juga
dapat mengalami reaksi redoks. Reaksi redoks tidak terbatas pada fase padat atau cair; reaksi ini dapat terjadi dalam fase gas juga. Contoh
umumnya adalah reaksi pembakaran gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air. Dalam reaksi ini, hidrogen mengalami oksidasi
(kehilangan elektron) dan oksigen mengalami reduksi (mendapatkan elektron), sehingga merupakan reaksi redoks. Selain itu, reaksi redoks
juga sering terjadi dalam reaksi kimia gas dalam atmosfer, seperti reaksi oksidasi gas nitrogen dioksida membentuk gas nitrogen trioksida.
Diskusi
PERTANYAAN CERI YUIA WITI
Apakah reaksi redoks ini dapat menjelaskan sifat dari suatu larutan,jika iya bagaimana reaksi
redoks menjelaskan nya,serta berikan contoh larutan nya.

JAWABAN FRISCA SETIANINGRUM


Ya betul reaksi redoks dapat menjelaskan sifat-sifat larutan kimia. Reaksi redoks dalam larutan dapat menggambarkan proses oksidasi dan
reduksi yang terjadi antara zat-zat dalam larutan, yang kemudian mempengaruhi sifat-sifat larutan tersebut. Beberapa contoh sifat larutan yang
dapat dijelaskan melalui reaksi redoks adalah keasaman (pH), kemampuan menghantarkan listrik (konduktivitas), dan reaktivitas dengan zat-zat
lain.
Keasaman (pH): Reaksi redoks dapat mempengaruhi pH larutan. Misalnya, dalam reaksi oksidasi asam sulfhidrik menjadi belerang dan air,
terjadi oksidasi dari senyawa H2S menjadi belerang (S) dan air (H 2O). Reaksi ini memainkan peran penting dalam membentuk senyawa-
senyawa asam belerang yang kemudian berkontribusi pada tingkat keasaman larutan.

Konduktivitas: Larutan yang mengandung ion-ion dapat menghantarkan listrik. Reaksi redoks dalam larutan elektrolit dapat menyebabkan
pembebasan ion-ion yang membuat larutan tersebut menghantarkan listrik. Sebagai contoh, dalam reaksi elektrolisis larutan garam meja
(natrium klorida, NaCl), ion-ion natrium dan klorida dibebaskan, dan larutan ini dapat menghantarkan listrik.

Reaktivitas dengan Zat Lain: Reaksi redoks dalam larutan dapat mempengaruhi kemampuan larutan untuk bereaksi dengan zat-zat lain.
Sebagai contoh, reaksi antara larutan asam sulfat (H 2SO4 ) dengan larutan kalium iodida (KI) menghasilkan gas beracun yodium. Dalam
reaksi ini, asam sulfat mengalami reduksi dan iodida mengalami oksidasi.

Anda mungkin juga menyukai