Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN ES KRIM DAN TELUR ASIN

KELOMPOK III / XII MIPA 1

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN WILAYAH KABUPATEN TRENGALEK

SMA NEGERI 2 TRENGGALEK


TAHUN 2023

Jl. Soekarno-Hatta Gang Siwalan Telp./Fax. (0355) 791628

Email : sman2tglk@gmail.com
LEMBAR PENILAIAN

Tanggal :
Nilai :

KELOMPOK III / XII MIPA 1

Anggota :

1. Anisa Nur Fadhila (03)


2. Chandafya Aghatis D (08)
3. Didan Nur Cholig (13)
4. Ida Ayu Martianingsih (18)
5. Nabila Fatimatus Zahra (23)
6. Panji Ramadana P.P (28)
7. Yohan Anwar Zaiin (32)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “PEMBUATAN ES KRIM DAN
TELUR ASIN” yang dibina oleh dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa ucapan terimakasih
kepada seluruh anggota kelompok atas kekompakan dan kerja samanya dalam melaksanakan
praktikum pembuatan es krim dan telur asin ini. Sehingga laporan ini bisa diselesaikan
dengan baik dalam jangka waktu yang secepat-cepatnya.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi serta untuk
menambah wawasan dan pengetahuan seluruh anggota kelompok. Kami sangat menyadari
apa yang kami susun ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bisa membangun kelompok kami dalam berupaya memperbaiki
tugas-tugas kami selanjutnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan dalam kata pengantar ini dan semoga laporan
ini dapat menambah wawasan dan manfaat kepada kita semua yang membaca.

Trenggalek, 25 Agustus 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENILAIAN .................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................

1.1 Judul ...................................................................................................................


1.2 Tujuan ................................................................................................................
1.3 Pelaksanaan ........................................................................................................
1.4 Dasar Teori .........................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN .............................................................................................

2.1 Pembuatan Es Krim ...........................................................................................

2.2 Pembuatan Telur Asin ........................................................................................

BAB III : PENUTUP .....................................................................................................

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................

3.2 Saran ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul
“Pembuatan Es Krim dan Telur Asin”

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui titik beku dan penurunan titik beku larutan dengan
mengaplikasikannya dalam pembuatan es krim.
 Untuk mengetahui kerja garam dalam pembuatan telur asin.

1.3 Pelaksanaan
Hari, tanggal : Jumat, 25 Agustus 2023
Waktu : 10.00 WIB - selesai
Tempat : Taman SMA Negeri 2 Trenggalek

1.4 Dasar Teori


A. Sifat Koligatif Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya
interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat fisis
dari komponen penyusun larutan tersebut, salah satunya adalah sifat koligatif larutan.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel
zat terlarut di dalam larutan, dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut
sifat koligatif sebab sifat-sifat itu tergantung pada efek kolektif jumlah partikel
terlarut, bukannya pada sifat partikel yang terlibat. Keempat sifat itu yaitu:
 Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
 Peningkatan titik didih.
 Penurunan titik beku.
 Gejala tekanan osmotik.

B. Penyebab dan Definisi Penurunan Titik Beku Larutan


Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak
antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik
menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan
mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya
untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih
rendah. Jadi, titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut
murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut
penurunan titik beku (ΔTF).

1
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan
tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan persamaan:
ΔTf = Kf . m atau ΔTf = Kf (n x 1000/p)
Dimana:
ΔTf = Penurunan titik beku
Kf = Ketetapan penurunan titik beku molal
n = Jumlah mol zat pelarut
p = Massa zat pelarut
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan
titik bekunya atau Tf = Tf° - ΔTf.

Apakah yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Air murni membeku
pada suhu 0°C, dengan adanya zat terlarut misalnya saja ditambahkan gula ke dalam
air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0°C, melainkan akan
turun dibawah 0°C, inilah yang dimaksud sebagai "Penurunan Titik Beku". Jadi,
larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang
lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air.
Mengapa hal itu terjadi? Apakah zat terlarut menahan pelarut agar tidak
membeku? Contoh, air murni pada suhu 0°C, pada suhu ini air berada pada
kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah wujud
dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama, sehingga bisa dikatakan fasa air dan
fasa padat. Pada kondisi ini memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata
lain tingkat energi kedua fasa adalah sama.
Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu
potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, fasa
yang memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energi lebih disukai, misalnya
pada suhu 2ºC fasa cair memiliki potensial kimi yang lebih rendah dibanding fasa
padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada pada fasa cair, sebaliknya
pada suhu -1°C fasa padat memiliki potensial kimia yang lebih rendah sehigga pada
suhu ini air cenderung berada pada fasa padat.
Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita
turunkan sedikit demi sedikit. Maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka
perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu
tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat
terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya
pada proses pendinginan berlangsung, larutan akan mempertahankan fasanya dalam
keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih suka berada pada fasa cair
dibandingkan dengan fasa padat. Hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam
fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat
tidak terpengaruh.

2
Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa
padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku
larutannya. Rumus untuk mencari penurunan titik beku larutan adalah sebagai berikut:
ΔTf = Kf . m . i
Keterangan:
ΔTf = Penurunan titik beku
m = Molalilatis larutan
Kf = Tetapan konstanta titik beku larutan
Jangan lupa untuk menambahkan faktor Van Hoff pada rumus di atas apabila larutan
yang ditanyakan adalah larutan elektrolit.

C. Penerapan Penurunan Titik Beku Larutan dalam Pembuatan Es Krim


Bagaimana es krim dibuat? Adonan es krim ditempatkan dalam bejana yang
terendam es batu dan air yang telah diberi garam dapur sambil diputar-putar untuk
memperoleh suhu yang lebih rendah dari 0°C. Proses tersebut mengakibatkan adonan
es krim membeku dengan titik beku es beberapa derajat dibawah titik beku air murni.
Hal ini terjadi karena proses perpindahan kalor dari adonan es krim ke dalam
campuran es batu, air dan garam dapur.
Temperatur normal campuran es dan air adalah 0°C. Akan tetapi itu tidak
cukup dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk
membekukan es krim adalah -3°C atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu tersebut
perlu ditambahkan garam dalam proses pembekuan es krim. Sebenarnya banyak
bahan kimia lain yang dapat digunakan tetapi garam relatif murah. Garam berfungsi
menurunkan titik beku larutan. Ketika es diampur dengan garam, es mencair dan
terlarut membentuk air garam serta menurunkan temperaturnya. Proses ini
memerlukan panas dari luar. Campuran itu mendapatkan panas dari adonan es krim
maka hasilnya adalah es krim padat dan lezat seperti yang diinginkan. Proses
pengguncangan selama proses bertujuan untuk memperkecil ukuran kristal es yang
terbentuk agar es krim semakin lembat dan untuk menghasilkan busa yang
seragam/homogen.
Jadi, intinya proses penurunan titik beku ini terjadi apabila suhu berada di
bawah 0℃ untuk air murni, tetapi jika dalam bentuk larutan, contohnya seperti
adonan es krim ini, suhu harus berada di bawah 0℃ agar adonan es bisa membeku.

D. Penerapan Tekanan Osmotik pada Pembuatan Telur Asin


Telur adalah salah satu bahan makanan hasil ternak unggas yang bergizi tinggi
dan bermanfaat untuk pemenuhan gizi masyarakat. Telur merupakan sumber protein
yang mudah diperoleh. Protein tersebut terdapat di dalam kuning telur dan putih telur.
Dibandingkan dengan telur ayam, telur itik mengandung protein, kalori dan lemak
lebih tinggi. Tetapi seperti telur unggas lainnya, telur itik memiliki sifat mudah rusak.
Kerusakan tersebut disebabkan kontaminasi pada kulit telur oleh mikroorganisme
yang berasal dari kotoran induk unggas maupun yang ada pada kandang.

3
Untuk mengurangi kerusakan telur itik selama penyimpanan dan sekaligus
meningkatkan nilai ekonominya dilakukan upaya pengasinan. Pengasinan telur
umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu perendaman dalam larutan garam dan
pemeraman oleh adonan campuran garam dengan tanah liat, atau abu gosok atau
bubuk bata merah.
Telur yang direndam didalam larutan garam akan mengalami osmosis karena
telur tersebut ditempatkan ditempat/lingkungan yang konsentrasinya lebih encer
daripada di dalam telur (isi telur). Telur sebagai sel tunggal yang terbungkus
cangkang yang memiliki pori-pori dan merupakan membran yang bersifat selektif
permeabel, kuning telur sebagai inti. Hal itu menyebabkan air garam masuk ke dalam
telur melewati membran/cangkang telur karena konsentrasi di dalam lebih tinggi
daripada di luar, sehingga telur menjadi asin. Hal ini juga sesuai dengan pengertian
osmosis yaitu proses perpindahan molekul-molekul zat terlarut dari konsentrasi
rendah (hipotonik) ke konsentrasi tinggi (hipertonik).

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembuatan Es Krim

A. Alat dan Bahan


Alat : - Timba
- Kaleng bekas
- Sendok
- Gunting
- Termometer (pengukur suhu)
- Piring saji
- Sendok saji
Bahan : - Susu milo cair
- Susu kental manis
- Es batu
- Garam kasar
- Toping
B. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menghancurkan es batu lalu setelah hancur memasukannya dalam timba.
3. Mengukur suhu es sebelum di taburi garam.
4. Menaburkan garam ke dalam timba yang berisi es batu.
5. Mengukur suhu es yang sudah di taburi garam, untuk mengetahui apakah
es batu sudah mencapai titik beku.
6. Menuangkan susu milo cair dan susu kental manis ke dalam kaleng lalu di
aduk menggunakan sendok jika sudah tutup dengan rapat.
7. Meletakkan kaleng berisi susu ke dalam timba yang sudah di isi es batu
dan garam tadi.
8. Memutar kaleng hingga susu yang semula cair menjadi beku.
9. Jika sudah beku tandanya ice cream sudah jadi dan siap di sajikan.
10. Menghias ice cream dengan toping sesuai selera kita, ice cream siap di
hidangkan.
2.2 Pembuatan Telur Asin
C. Alat dan Bahan
Alat : - Baskom
- Amplas
- Koran bekas
- Kaleng bekas
- Panci
- Kompor gas
Bahan : - Telor bebek

5
- Bata merah halus
- Garam halus
D. Langkah Kerja
11. Menyiapkan alat dan bahan.
12. Mengamplas telur bebek sampai kira-kira cangkangnya tipis.
13. Menakar perbandingan 1 banding 1 antara garam dan bata, lalu
memasukkannya kedalam baskom.
14. Mencampur antara garam dan bata dengan air sampai mendapat
konsentrasi yang diinginkan.
15. Membalut telor bebek dengan campuran yang sudah di buat.
16. Membungkus telor bebek yang sudah di balut campuran tadi dengan koran
bekas.
17. Mendiamkan telur bebek yang sudah di bungkus ke dalam wadah yang
tertutup selama satu minggu.
18. Setelah satu minggu buka telor bebek dari wadah, lalu cuci bersih dan
merebus telur bebek selama 30 menit.
19. Setelah 30 menit, diamkan telur bebek sampai dingin.
20. Telur asin sudah siap di hidangkan.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a) Ice cream
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa dalam
pembuatan es krim terdapat keterkaitannya dengan sifat koligatif larutan, dan dalam
pembuatan es krim kita juga dapat menggunakan alat dan bahan yang sederhana.
Waktu dan tenaga yang dibutukan juga tidak terlalu banyak dan juga dapat menambah
keterampilan dan pengetahuan tentang penerapan ilmu kimia di kehidupan sehari-hari.
b) Telur asin
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, osmosis yang dilakukan pada telur
bebek yaitu dengan melakukan pengasinan pada telur menyebabkan perubahan
keadaan pada telur, seperti berat telur bebek lebih berat daripada berat telur bebek
yang belum mengalami pengasinan, rasanya lebih asin, kuning dan putih telur
mengeras dan juga kuning telur berwarna jingga kecoklatan. Itu semua menandakan
bahwa osmosis pada telur bebek menghasilkan telur asin yang bermutu baik. Tingkat
asin pada telur dipengaruhi oleh faktor waktu, ketebalan pasta, dan juga perbandingan
abu gosok dan tanah pada waktu pembuatan pasta.

3.2 Saran

a) Ice cream
 Jangan menggunakan wadah yang telalu lebar seperti baskom sebaiknya gunakan
wadah yang tinggi seperti timba agar kaleng bisa tertutup es dengan sempurna hal
ini dapat mempercepat pembekuan cairan.
 Jangan terlalu sering membuka tutup, tutup kaleng jika terlalu sering akan
mengakibatkan ice cream di dalam kaeleng terasa asin karena terciprat air es yang
bercampur dengan garam.

b) Telur asin
 kurangi penggunaan garam terlalu banyak pastikan bata merah lebih banyak
daripada garam, karna jika penggunaan garam terlalu banyak akan
mengakibatkan rasa telur terlalu asin.

7
3.3 Dokumentasi

8
9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/423759774/Laporan-Praktikum-Pembuatan-Es-Krim

https://www.academia.edu/11282379/
LAPORAN_PRAKTIKUM_PEMBUATAN_TELOR_ASIN_by_MAULANA_ARDIAN

https://id.scribd.com/document/532388675/Laporan-Pembuatan-Telur-Asin-Dengan-
Batu-Bata

10

Anda mungkin juga menyukai