1. Uraikan tahapan reaksi biosintesis asam lemak jenuh, dan jelaskan peran masing-
masing enzim yang terlibat dalam reaksi tersebut!
Biosintesis asam lemak terbagi menjadi 3 tahapan utama yaitu tahap pertama
pembentukan Malonil Koenzim A dari Asetil Koenzim A dimana tahap ini dimulai
dengan reaksi asetil Koenzim A dengan gugus SH (Sulfhridril) dari moleku; ACP (Acyl
Carrier Protein) dimana merupakan reaksi dalam mekanisme Biosintesis Asam Lemak.
Reaksi ini dikatalisis oleh salah satu dari enam Enzim sintetase kompleks, ACP –
asiltransferase dan memiliki persamaan reaksi sebagai berikut:
Setelah itu akan terjadi pemindahan gugus asetil dari ACP ke gugus SH dari Enzim Beta-
Ketoasil-ACP-Sintase dan menghasilkan Asetil S-Beta-Ketoasil-ACP-Sintase atau
disebut juga ssebagai Asetil-S-Sintase dengan persamaan reaksi sebagai berikut
Kemudian, dengan terikatnya gugus Asetil pada enzim pertama dari enam Enzim
kompleks Sintetase asam lemak tersebut maka mekanisme pemanjangan rantai asam
lemak dapat dimulai dengan penambahan dua atom Karbon pada Nalonil Koenzim secara
berturur-turur sampai terbentuknya asam Palmitat.
Tahap kedua adalah pemanjangan rantai Asam lemak sehingga terbentuknya Asam
Palmitat secara konstan dengan tiap kali penambahan Malonil ke Enzim A dan pelepasan
CO2. Dimana akan terjadi reaksi kondensasi pembentukan Aseasetil-S-AC dan reaksi ini
akan di dahului dengan reaksi pembentukan Malonil-S-AC dari Malonil-S-CoA yang
merupakan pemindahan gugus Malonil dari ACP ke CoA dan rekasi ini dikatalisis oleh
Enzim ACP-Maloniltransferase dengan persamaan reaksi sebagai berikut
Setelah itu, akan terjadi kondensasi antara Asetil-S-Sintase dengan Malonil-S-ACP dan
menghasilkan Asetoasetil-S-ACP dimana reaksi ini dikatalisis oleh enzim Beta-Ketoasil-
ACP-Sintase dan laju reaksinya didorong oleh terlepasnya CO2 yang berasal dari
Malonil-S-ACP, yaitu reaksi Eksergonik Dekarboksilasi gugus Malonil yang
memberikan dorongan termodinamik ke arah pembentukan Aseto-Asetil-S-ACP.
Tahap ketiga adalah pemanjangan rantai Asam Palmitat secara bertahap yang bergantung
pada keadaan dan komposisi faktor penunjang reaksi di dalam sel yang dimana terdapat
dua reaksi reduksi Asetoasetil-SACP. Pada reaksi reduksi yang pertama, Aseoasetil-S-
ACP akan direduksi dengan NADPH dan Enzim β-Ketoasil-ACP-Reduktase dan
menghasilkan D-β-hidroksibutiril-S-ACP. Selanjutanya akan mengalami dehidratasi
dengan enzim Enoil-ACP-Hidratase dan menghasilkan Krotonil-ACP. Reaksi reduksi
yang kedua adalah hidrogenasi Krotonil-ACP dengan Enzim Enoil-ACP-Reduktase yang
akan menghasilkan butriril-ACP, rekasi ini menggunakan NADPH-NADP+ sebagai
sostem Koenzimnya tetapi bukan NADPH-NADH-NAD+ seperti yang dipakai pada
proses oksidasi asam lemak.
Lalu dengan terbentuknya Butiril-ACP, selesailah satu dati tujuh daur yang akan
dilakukan oleh enzim kompleks sintetase untuk menghasilkan Palmitoil-CoA untuk
memulai daur yang berikutnya kemudian gugus Butiril akan dipindahkan dari ACP ke
enzim β-ketoasil-ACP-sintase dan ACP akan mengambil satu gugus Malonil dari molekul
Malonil Co-A yang lainnya. Selanjutnya daur diulangi dengan reaksi kondensaasi antara
Malonil-ACP dengan Butiril- S-β-ketoasil-ACP sintase menghasilkan β-ketoheksanoil-S-
ACP dan CO2. Setelah tujuh kali mekanisme daur berlangsung dengan enzim kompleks
Sintetase Asam lemak maka terbentuklah Palmitoil-ACP sebagai hasil akhir.
Kemudian gugus Palmitoil ini dapat mengalami beberapa kemungkinan yang bergantung
dengan kondisi dalam sel dan jenis bentuknya dimana kemungkinan pertama adalah
gugus Palmitoil dilepaskan dari Enzim Sintetase kompleks dengan bantuan Enzim
Tioesterase menghasilkan asam Palmitat bebas. Kedua, gugus Palmitoil dipindahkan dari
ACP ke CoA kemudian yang ketiga adalah Gugus Palmitoil digabungkan langsung ke
dalam asam Fosfatidat dalam proses Biosintesis Fosfolipid dengan Triasil Gliserol.
2. Uraikan tahapan reaksi biosintesis asam lemak tidak jenuh (polienoat) esensial!
Dari mana prazat untuk sintesis asam polienoat tersebut?
Proses tahapan reaksi Biosintesis asam lemak tidak jenuh sama dengan β-Oksidasi
asam lemak tak jenuh yang dimana pada oksidasi ini dibutuhkan tambahan enzim Enoyl
CoA isomerase untuk menganti posisi ikatan rangkap dari CIS ke Isomer trans sebagai
intermediet normal pada beta oksidasi. Contoh asam lemak tak jenuh yaitu asam adalah
asam oleat dimana asam ini memiliki ikatan rangkap pada konfigurasi CIS karena pada β-
oksidasi enzimnya spesifik untuk Enoil-CoA dengan konfigurasi Trans sehingga
diperlukannya ezim Enoil-CoA Isomer untuk mengubah konfigurasi CIS menjadi Trans
dimana tahapan reasinya adalah akan terdapat siklus β-oksidasi yang tidak melalui reaksi
dehidrogenasi yang dapat menghasilkan FADH2 atau pada pemotongan 2C terdapat
ikatan rangkap sehingga jumlah ATP yang dihasilkan pada β-oksidasi asam lemak tidak
jenuh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah ATP yang dihasilkan oleeh β-
oksidasi asam lmak jenuh dengan jumlah atom C yang sama.
Mioglobin dari sudut pandang Ilmiah atau Biologi memiliki pengertian yaitu
protein yang menjadi pengikat besi dan oksigen yang dapat ditemukan di jaringan otot
Vertebrata yang dimana hampir ditemukan di semua Mamalia,
Protein = 15 gr x 4 = 60 kal
Karbohidrat = 45 gr x 4 = 180
kal Air = 21 gr x 0 = 0
6. Uraikan tahapan reaksi oksidasi asam lemak jenuh (pilih satu jenis untuk masing2
mahasiswa), dan jelaskan peran masing-masing enzim, serta hitung jumlah energi
yang dihasilkan jika dioksidasi sempurna!
Biosintesis asam lemak terbagi menjadi 3 tahapan utama yaitu tahap pertama
pembentukan Malonil Koenzim A dari Asetil Koenzim A dimana tahap ini dimulai
dengan reaksi asetil Koenzim A dengan gugus SH (Sulfhridril) dari moleku; ACP (Acyl
Carrier Protein) dimana merupakan reaksi dalam mekanisme Biosintesis Asam Lemak.
Reaksi ini dikatalisis oleh salah satu dari enam Enzim sintetase kompleks, ACP –
asiltransferase dan memiliki persamaan reaksi sebagai berikut:
Asetil-S-CoA + ACP-SH ↔ asetil-S-ACP + CoA-SH
Setelah itu akan terjadi pemindahan gugus asetil dari ACP ke gugus SH dari
Enzim Beta-Ketoasil-ACP-Sintase dan menghasilkan Asetil S-Beta-Ketoasil-ACP-
Sintase atau disebut juga ssebagai Asetil-S-Sintase dengan persamaan reaksi sebagai
berikut
Asetil-S-ACP + sintase-SH ↔ ACP-SH + asetil-S-sintase
Kemudian, dengan terikatnya gugus Asetil pada enzim pertama dari enam Enzim
kompleks Sintetase asam lemak tersebut maka mekanisme pemanjangan rantai asam
lemak dapat dimulai dengan penambahan dua atom Karbon pada Nalonil Koenzim secara
berturur-turur sampai terbentuknya asam Palmitat.
Tahap ketiga adalah pemanjangan rantai Asam Palmitat secara bertahap yang
bergantung pada keadaan dan komposisi faktor penunjang reaksi di dalam sel yang
dimana terdapat dua reaksi reduksi Asetoasetil-SACP. Pada reaksi reduksi yang pertama,
Aseoasetil-S-ACP akan direduksi dengan NADPH dan Enzim β-Ketoasil-ACP-
Reduktase dan menghasilkan D-β-hidroksibutiril-S-ACP. Selanjutanya akan mengalami
dehidratasi dengan enzim Enoil-ACP-Hidratase dan menghasilkan Krotonil-ACP. Reaksi
reduksi yang kedua adalah hidrogenasi Krotonil-ACP dengan Enzim Enoil-ACP-
Reduktase yang akan menghasilkan butriril-ACP, rekasi ini menggunakan NADPH-
NADP+ sebagai sostem Koenzimnya tetapi bukan NADPH-NADH-NAD+ seperti yang
dipakai pada proses oksidasi asam lemak.
Lalu dengan terbentuknya Butiril-ACP, selesailah satu dati tujuh daur yang akan
dilakukan oleh enzim kompleks sintetase untuk menghasilkan Palmitoil-CoA untuk
memulai daur yang berikutnya kemudian gugus Butiril akan dipindahkan dari ACP ke
enzim β-ketoasil-ACP-sintase dan ACP akan mengambil satu gugus Malonil dari molekul
Malonil Co-A yang lainnya. Selanjutnya daur diulangi dengan reaksi kondensaasi antara
Malonil-ACP dengan Butiril- S-β-ketoasil-ACP sintase menghasilkan β-ketoheksanoil-S-
ACP dan CO2. Setelah tujuh kali mekanisme daur berlangsung dengan enzim kompleks
Sintetase Asam lemak maka terbentuklah Palmitoil-ACP sebagai hasil akhir.
7. Uraikan tahapan reaksi oksidasi asam lemak tidak jenuh (pilih satu jenis untuk
masing2 mahasiswa), dan hitung jumlah energi yang dihasilkan jika dioksidasi
sempurna!
Asam lemak yang tak jenuh atau Asam Oleat adalah yang memiliki ikatan
rangkap pada Konfigurasi CIS karena pada a β-oksidasi enzimnya spesifik untuk Enoil-
CoA dengan konfigurasi Trans sehingga diperlukannya ezim Enoil-CoA Isomer untuk
mengubah konfigurasi CIS menjadi Trans dimana tahapan reasinya adalah akan terdapat
siklus β-oksidasi yang tidak melalui reaksi dehidrogenasi dimana mekanisme oksidasi
asam lemak tak jenuh berlangsung sama seperti β-oksidasi asam lemak jenuh.
Hal tersebut dikarenkan terdapat satu ikatan yang tak jenuh, maka dalam proses
degradasinya asam lemak tak jenuh mengalami satu mekanisme reaksi tambahan, yaitu
reaksi isomerisasi bentuk cis menjadi trans yang dikatalisis oleh enzim enoli-KoA
isomer. Contohnya adalah jalur β-oksidasi asam linoleat ( C17H31COOH) yang dapat
menghasilkan FADH2 atau pada pemotongan 2C terdapat ikatan rangkap sehingga jumlah
ATP yang dihasilkan pada β-oksidasi asam lemak tidak jenuh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah ATP yang dihasilkan oleeh β-oksidasi asam lmak jenuh
dengan jumlah atom C yang sama.
8. Uraikan tahapan reaksi oksidasi asam lemak bercabang (pilih satu jenis untuk
masing2 mahasiswa), dan hitung jumlah energi yang dihasilkan jika dioksidasi
sempurna!
Salah satu jenis reaksi Oksidasi Asam lemak bercabang adalah Asam Phytanic
dimana merupakan salah satu Asam lemak Alpha. Oksidasi asam lemak bercabang
dicapai oleh Oksidasi Alpha dimana proses ini melibatkan hidroksilasi dari karbon alpha
sehingga terjadi penghapusan kelompok Karboksil terminal dan konversi dari kelompok
Hidroksil Alpha ke grup Karboksil terminal yang dimana Oksidasi Alfa adalah proses
degradasi Asam lemak dimana dalam prosesnya hanya akan melepaskan satu atom
Karbon saja. Berbeda dengan oksidasi β yang akan memotong asam lemak setiap dua
atom Karbon dalam bentuk asetil CoA, Oksidasi alfa memotong asam lemak tiap satu
atom karbon dan melepaskan dalam bentuk CO2.
9. Jelaskan degradasi oksidatif asam amino dalam keadaan tubuh kelebihan asam
amino!
10. Jelaskan degradasi oksidatif asam Amino dalam keadaan tubuh berpuasa!
Pada saat kita berpuasa maka secara otomatis tubuh akan mengalami kekurangan
protein atau asam amino, sehingga hal tersebut membuat manusia menjadi kekurangan
energi untuk melakukan aktivitasnya dimana kebanyakan orang ketika berpuasa
sangatlah lemas, hal tersebut dikarenakan mereka kekurangan protein sehingga tidak
tahan untuk berpuasa. Jadi pada saat berpuasa tubuh yang kekurangan protein (asam
Amino) tersebut diubah menjadi degradasi karbohidrat, yaitu perombakan karbohidrat
menjadi protein.