Anda di halaman 1dari 10

Metabolisme Lipid

Lipid yg terdapat dalam makanan sebagian besar


berupa lemak. Pada umumnya lipid merupakan
konduktor panas yg jelek, shg lipid dalam tubuh
mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya
kehilangan panas dari tubuh. Makin byk jumlah
lemak, makin baik fungsinya mempertahankan panas
dalam tubuh. Selain itu lemak mempunyai fungsi
melindungi organ2 tubuh ttt dari kerusakan akibat
benturan atau goncangan.

Pencernaan lemak terutama tjd dalam usus, karena


dalam mulut dan lambung tidak terdapat enzi, lipase
yg dapat menghidrolisis lemak. Hasil akhir proses
pencernaan lemak adalah asam lemak, gliserol,
monogliserida, digliserida serta sisa trigliserida.
Absorbsi hasil pencernaan lemak yg sebagian besar
(70%) adalah asam lemak dan sebagin lagi (20%)
monogliserida terjadi pada usus kecil. Pada waktu
asam lemak dan monogliserida diabsorbsi melalui
sel2 mukosa pada dinding usus, mereka diubah
kembali menjadi lemak atau trigliserida. Lemak yg
terjadi ini btk partikel2 kecil yg disebut kilomikron
dan divawa ke dalam darah melelui cairan limfe.
Transpor Lemak
Pada umumnya 2,5 hingga 3 jam setelah orang makan makanan
yg mengandung banyak lemak, kadar lemak dalam darah akan
kembali normal. Dalam darah lemak diangkur dalam tiga bentuk
: berbentuk kilomikron, partikel lipoprotein yg sangat kecil dan
bentuk asam lemak yg terikat dalam albumin.

Kilomikron yg menyebabkan darah tampak keruh, tdd asam lemak


81-82%, protein 2%, fosfolipid 7%, dan kolestrol 9%.
Kekeruhan akan hilang dan darah menjadi jernih kembali
apabila darah telah mengalir mll beberapa organ tubuh atau
jaringan2, karena terjadinya hidrolisa lemak oleh enzim
lipoprotein lipase.

Sebagian besar lemak yg diabsorbsi diangkut ke hati, disini lemak


diubah menjadi fosfolipid yg kemudian diangkut ke organ2
maupun jaringan2 tubuh.
Oksidasi Asam Lemak Jenuh
Asam lemak yg terjadi pada proses hidrolisa lemak, mengalami
proses oksidasi dan menghasilkan asetil koenzim A.

Tahap2 reaksi :
1. Pembentuka asil KoA dari asam lemak R-CH2CH2COOH
berlangsung dgn katalis enzim asil KoA sintetase atau disebut
juga tiokinase.
mula2 asam lemak bereaksi dgn ATP dan enzim membentuk
kompleks enzim-asiladenilat. Molekul asiladenilat ttd gugus
asil yg berikatan dgn gugus fosfat pada AMP dan pirofosfat.
Kemudian asil AMP bereaksi dgn konzim A mmbtk asil Koa.
Pirofosfat dgn segera terhidrolisa menjadi 2 gugus fosfat.
Reaksi ini yg menyebabkan pmbtkn asil KoA berlangsung dgn
baik.
2. Reaksi pembentukan enoil KoA dgn cara oksidasi.
Enzim Asil KoA dehidrogenase berbeparan sbg
katalis pada reaksi ini.
3. Kemudian enzim enoil KoA hidratase merupakan
katalis yg menghasilkan L-hidroksiasil koenzim A.
4. Reaksi oksidasi yg mengubah hidroksiasil koenzim
A menjadi ketoasil koenzim A. enzim yg terlibat
adalah L-hidroksiasil koenzim A dehidrogenase dan
melibatkan NAD yg direduksi menjadi NADH.
5. Reaksi pemecahan ikatan C-C shg menghasilkan
asetil koenzim A dan asil koenzim A.
asil koenzim A yg terbentuk pada reaksi tahap 5,
mengalami metabolisme lebih lanjut mll reaksi
tahap 2 hingga tahap 5 dan demikian seterusnya
sampai rantai C pada asam lemak terpecah
menjadi molekul2 asetil koenzim A. selanjutnya
asetil koenzim A dapat teroksidasi menjadi CO2 dan
H2O mll siklus asam sitrat.
Oksidasi asam lemak tak jenuh
Tahap pertama oksidasi asam lemak tak jenuh
adalah pembentukan asilkoenzim A.
selanjutnya molekul asil koenzim A dari asam
lemak tidak jenuh tersebut mengalami
pemecahan melalui proses β oksidasi spt
molekul asam lemak jenuh, hingga terbentuk
senyawa -sis-sis-asil KoA atau trans-sis-asil
KoA, yg tergantung pada letak ikatan rangkap
pada molekul tsb.
Cth : oksidasi asam linoleat, dimana Dari 1
molekul asam linoleat terbentuk 9 molekul
asetil KoA.
Dari 1 molekul asam linoleat terbentuk 9 molekul asetil KoA.
Biosintesa Kolestrol
Pada dasarnya kolestrol disintesis dari asetil koenzim A mll
beberapa tahapan reaksi. Secara garis besar dapat dikatakan
bahwa asetil koenzim A diubah menjadi isopentenil pirofosfat
dan dimetalil pirofosfat mll beberapa reaksi yg melibatkan
beberapa jenis enzim. Selanjutnya isopentenil pirofosfat dan
dimetalil pirofosfat berekasi membentuk kolesterol.

Anda mungkin juga menyukai