Anda di halaman 1dari 22

PERJALANAN OBAT DALAM TUBUH YANG

DIBERIKAN SECARA INTRAPULMONARY

KELOMPOK 15 :
 
KHOIRUNNISA 20334776
SISI YOVITA SARI 21334765
DHEA NOVITA SARI 21334769
 
Latar Belakang

Sistem penghantaran obat secara


intrapulmonari

Keunggulannya

Metode sistem penghantaran obat secara


intrapulmonari
Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi paru-paru?


2. Bagaimana pembuluh darah yang melewati paru-paru ?
3. Apa saja komponen dan karakteristik cairan dalam saluran nafas ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses perjalanan obat secara intrapulmonari ?
5. Bagaimana perjalanan obat dalam tubuh yang diberikan secara intrapulmonari ?
6. Bagaimana evaluasi biofarmasetik sediaan intrapulmonari ?
Tujuan

1. Untuk memahami anatomi dan fisiologi paru-paru


2. Untuk memahami pembuluh darah yang melewati paru-paru
3. Untuk memahami komponen dan karakteristik cairan dalam saluran nafas
4. Untuk memahami faktor yang mempengaruhi proses perjalanan obat secara
intrapulmonari
5. Untuk memahami perjalanan obat dalam tubuh yang diberikan secara
intrapulmonari
6. Untuk memahami evaluasi biofarmasetik sediaan
intrapulmonari ?
 
 
 
Tinjauan Pustaka
Anatomi Paru-paru Fisiologi Paru-paru

Pembuluh darah yang melewati Paru-paru


• Komponen dan Karakteristik Cairan dalam Saluran Nafas
Cairan dalam saluran nafas biasa disebut dengan mucus yang diproduksi normalnya
100 ml setiap harinya. Rongga hidung dan paru-paru ditutupi oleh selaput lendir dan
diperbarui dalam 15-20 menit untuk dibuang ke faring. Komponen utama dari mukus
adalah 95% air, 2% musin, 1% garam, 1% protein lain (albumin, Ig, lisozim,
laktoferin), dan 1% lemak

• Faktor Formulasi yang Mempengaruhi Absorbsi Obat di Paru-Paru


Beberapa faktor telah dimasukkan dalam mendukung pengembangan formulasi yang
mengandung liposom, mikrosfer dan nanopartikel untuk pengiriman obat.
• Perjalanan Obat Dalam Tubuh Yang
Diberikan Secara Intrapulmonari

1. Transit atau proses penghirupan


2. Penangkapan atau depo
3. Penahanan atau pembersihan
4. Penyerapan

• Evaluasi Biofarmasetik Sediaan Obat yang Diberikan Melalui Paru-paru


1. Pengukuran konsentrasi zat aktif dalam udara ekspirasi dan yang tertahan.
2. Studi radiologi pencacahan zat aktif yang kedap cahaya ( tetapi hanya
berkaitan dengan percobaan tentang pernapasan dinamik).
3. Evaluasi kadar obat dalam darah atau efek farmakologi dari obat
4. Evaluasi perubahan sifat alir getah bronkus atau lendir
Jenis-jenis sediaan obat Intra Pulmonari

1. Matered Dose 2. Dry Powder


Inhaler (MDI) Inhaler (DPI)

3. Nebulizer (ventolin
nebules)
Pembahasan

Bagaimana Anatomi dan fisiologi Paru-Paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping


dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma
yang berotot kuat. Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura.
Fungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan
atmosfer. Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen
bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksidaPada waktu otot
interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada turun dan lengkung
diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan volume
toraks berkurang. Pengurangan volume toraks ini meningkatkan tekanan
intrapleura maupun tekanan intrapulmonal.  
Bagaimana Pembuluh Darah Yang Melewati
Paru-Paru

1. Pembuluh darah yang disebut sebagai arteria bronkialis


membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta toraksika
ke paru-paru guna memberi makan dan menghantarkan
oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendir. Partikel obat
akan masuk ke dalam kapiler pembuluh darah yang banyak
terdapat dalam alveoli, kemudian zat aktif menempel pada
reseptor dan menghasilkan efek sistemik.

Apa Saja Komponen dan Karakteristik Cairan


dalam Saluran Nafas
Komponen utama dari mukus adalah 95% air, 2% musin, 1% garam,
1% protein lain (albumin, Ig, lisozim, laktoferin), dan 1% lemak.
Imunoglobulin A sekretori merupakan penghalang imunologi dan memiliki
fungsi penting untuk meningkatkan ketahanan terhadap infeksi paru,
lisozim dan laktoferin merupakan suatu bakterisidal, lipid di dalam mukus
dapat memberikan pengaruh pada sifat perekat mukus.
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Proses Perjalanan Obat Intrapulmonari

Adapun faktor yang mempengaruhi perpindahan partikel ke saluran nafas yaitu : Ukuran
partikel, pernapasan dan laju pengaliran udara, jenis aliran, kelembapan, suhu dan
tekanan.
Faktor yang mempengaruhi proses penahanan partikel dalam saluran nafas, yaitu :
1) Faktor anatomi fisiologis saluran nafas.
Ditinjau dari sudut anatomi, penahanan partikel tersebut berkaitan dengan ukuran
saluran napas yang secara bertahap semakin mengecil, frekuensi pembagian, jumlah
dan besarnya sudut percabangan yang dapat mempengaruhi depo.

2) Faktor fisiko kimia partikel

a. Ukuran partikel
b. Muatan partikel
c. Bobot jenis partikel
d. Bobot jenis gas pendorong
Bagaimana Perjalanan Obat dalam Tubuh yang
diberikan secara Intrapulmonari

Perjalanan obat aerosol dibagi


menjadi 2, yaitu saat
perjalanan partikel-partikel
dari alat generator sampai ke
tempat fiksasidi dalam saluran
nafas (kemungkinan kembali
ke lingkungan) dan transfer
zat aktif dalam partikel
aerosol sejak dari tempat depo
sampai dikeluarkan tubuh.
Tahapan perjalanan aerosol
seperti di bawah ini:
1. Transit atau proses
penghirupan
2. Penangkapan atau depo
3. Penahanan atau
pembersihan
4. Penerapan
Bagaimana Evaluasi Biofarmasetik
Sediaan Obat Intrapulmonari

1. Pemilihan bagian saluran napas yang akan dicapai


oleh zat aktif untuk memberikan aksi setempat
atau untuk diserap dan selanjutnya menghasilkan
efek sistemik.

2. Pemilihan alat untuk pembuatan sediaan aerosol


sedemikian hingga diperoleh diameter partikel
yang diinginkan.
3. Penelitian in vivo pada hewan (anjing misalnya)
untuk meramalkan toksisitas dan reaksi samping
yang mungkin terjadi setelah pemberian zat aktif
dalam aerosol.
4. Evaluasi pada subyek manusia.
5. Studi ketercampuran-obat dan stabilitas zat aktif
dalam bentuk terpilih
KESIMPULAN
1. Paru-paru memiliki dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo
dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo
sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Anatomi paru-paru terdiri dari
pleura (terdiri dari dua lapisan : peura visceral dan pleura
pariental), bronkus, bronkiolus, dan alveoli. Fisiologi paru-paru
yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer. Pertukaran
gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
dan mengeluarkan karbon dioksida.
2. Pembuluh darah yang melewati paru-paru disebut sebagai arteria
bronkialis yang membawa darah berisi oksigen langsung dari
aorta toraksika ke paru-paru. Partikel obat akan masuk ke dalam
kapiler pembuluh darah yang banyak terdapat dalam alveoli,
kemudian zat aktif menempel pada reseptor dan menghasilkan
efek sistemik.
3. Cairan yang terdapat dalam saluran nafas menyelimuti rongga
hidung dan paru-paru dikenal dengan istilah mucus, mucus terdiri
dari 95% air, 2% musin, 1% garam, 1% protein lain (albumin, Ig,
lisozim, laktoferin), dan 1% lemak.

4. Faktor yang mempengaruhi perpindahan partikel ke saluran nafas


yaitu : Ukuran partikel, pernapasan dan laju pengaliran udara,
jenis aliran, kelembapan, suhu dan tekanan. Faktor yang
mempengaruhi proses perjalanan obat intrapulmonary yaitu
faktor deposisi partikel di paru-paru, faktor anatomi fisiologis
saluran pernafasan, faktor fisiko kimia partikel (seperti ukuran
partikel, muatan partikel, bobot jenis partikel, bobot jenis gas
pendorong) dan faktor farmasetika.
5. Perjalanan obat aerosol dibagi menjadi 2, yaitu saat perjalanan partikel-partikel dari
alat generator sampai ke tempat fiksasidi dalam saluran nafas (kemungkinan
kembali ke lingkungan) dan transfer zat aktif dalam partikel aerosol sejak dari
tempat depo sampai dikeluarkan tubuh. Tahap perjalanan aerosol terbagi 4 yaitu :
transit atau penghirupan, penangkapan atau depo, penahanan atau pembersihan, dan
penyerapan.

6. Evaluasi biofarmasetik terdiri dari 5 tahapan yaitu : tahap pertama pemilihan


bagian saluran napas yang akan dicapai oleh zat aktif untuk memberikan aksi
setempat , tahap kedua pemilihan alat untuk pembuatan sediaan aerosol sedemikian
hingga diperoleh diameter partikel yang diinginkan, tahap ketiga penelitian in vivo
pada hewan (anjing misalnya) untuk meramalkan toksisitas dan reaksi samping
yang mungkin terjadi setelah pemberian zat aktif dalam aerosol, tahap keempat
evaluasi pada subyek manusia dan tahap kelima studi ketercampuran-obat dan
stabilitas zat aktif dalam bentuk terpilih.
Video 1
Menjelaskan tentang perjalanan sediaan aerosol didalam
paru-paru.
Video 2

Menjelaskan tentang aksi mareted dose inhaler ipratropium.


Video 3

Menjelaskan tentang cara kerja dry powder inhaler


didalam tubuh.
Video 4
Menjelaskan tentang mekanisme kerja sediaan mareted dose
inhaler (MDI).
DAFTAR PUSTAKA
1. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

2. Guyton A. C., Hall J. E. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 10. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 
3. Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedic. Jakarta : PT Gramedia
4. Patel P Nimesh, Patel A Arpan, Modasiya K. Moin, ( 2012 ). Aerosols : Pulmonay Drug Delivery System. International Journal
of Pharmaceutical and Chemical Sciences. 1. 22-23.

5. Shargel, Leon, et al,. 2012. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan Edisi Kelima. Surabaya : Airlangga University Press.
6. Rohmatillah L.L, (2015). Pembuatan dan Karakterisasi Mikropartikel Kitosan – Tripolifosfat yang Mengandung Diltiazem
Hidroklorida untuk Penghantaran Obat Melalui Paru – Paru. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program
Studi Farmasi. Jakarta
7. Glyn Taylor and lan Kellaway. 2001. Drug Delivary and Targeting for Pharmacist and pharmaceutical scientists: Pulmonary
Drug Delivery. Taylor and Francis Library.

8. Tronde, A. 2002. Pulmonary Drug Absorption: In vivo and In vitro Investigations of Drug Absorption Across the Lung Barrier and
Its Relation to Drug Physycochemical Properties. Comperhensive Summaries of Uppsala Disertation from the Faculty of
Pharmacy 275. Uppsala.

9. Yadaf, Vimal K, A.B. Gupta, Raj Kumar, Jaideep, S Y. dan Brajess Kumar. 2010. Muchoadhesive polymers: Mean of Improving
the Muchoadhesive properties of Drug Delivery System. Journal of Pharmaceutical Researh. Volume 2 (5). Hal 418-432
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai