Anda di halaman 1dari 19

Perjalanan obat

dalam tubuh dengan


sediaan inhalasi
NUR ALIZEH 17330067
FADILA PUTRI 17330075
TRIMARATUZZAKIYAH 17330079
AHMAD FAKHRY ZIYANULQAYS 17330092
LATAR BELAKANG
TUJUAN
OBAT BENTUK SEDIAAN PEMBERIAN
DENGAN INHALASI

• Inhalasi merupakan sediaan obat yang diberikan melalui


saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek
lokal atau sistemik.
• Pemberian obat melalui rute inhalasi merupakan bagian
penting dalam pengobatan penyakit asma.
• Wadah obat yang diberikan secara inhalasi disebut inhal
er.
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana anatomi dan fisiologi saluran pernafasan?

Bagaimana sirkulasi pembuluh darah yang melalui paru-paru?

Bagaimana pelepasan obat sediaan per inhalasi dalam tubuh (LADME) ?

Apa saja yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi (LADME)?

Bagaimana evaluasi bioavailabilitas sediaan per inhalasi?


TUJUAN
Untuk memamhami
anatomi dan fisiologi
saluran pernafasan.

Untuk memahami Untuk memahami


evaluasi sirkulasi pembuluh
bioavailabilitas sediaan darah yang melalui
per inhalasi. paru-paru

Untuk memahami apa


Untuk memahami
saja yang menjadi
proses pelepasan obat
factor-faktor yang
sediaan per inhalasi
mempengaruhi
dalam tubuh (LADME).
(LADME).
TINJAUAN PUSTAKA

• Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau
lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut unt
uk memperoleh efek lokal atau sistemik.
Inhaler secara umum terdiri dari 3 jenis yaitu
1. metered-dose inhaler (MDI), dapat digunakan dengan spacer maupun tanpa
spacer.
2. dry-powder inhaler (DPI) seperti Turbuhaler®, Diskus®, Twisthaler®, dll
3. nebulizer terdiri dari 2 macam yaitu ultrasonic nebulizer dan jet nebulizer
TINJAUAN PUSTAKA
KUNTUNGAN SEDIAAN INHALASI

Onset kerja lebih cepat dibandingkan obat oral

Dosis yang diberikan kecil

Obat langsung menuju paru-paru, sehingga paparan


sistemik minimal.

Efek samping sistemik lebih jarang dan lebih ringan


dibandingkan obat yang diberikan secara sistemik.

Terapi dengan obat inhalasi cenderung tidak


menimbulkan nyeri, dibandingan obat yang diberikan
melalui injeksi, dan lebih nyaman.
FISIOLOGI SALURAN PERNAPASAN
PEMBULUH DARAH

Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveol
us akibat kerja mekanik otot-otot. Hampir semua darah dalam tubuh lewat melalui arteri pulmonalis ke kapiler
paru, di mana oksigen dan kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonal.
Paru-paru memiliki dua sirkulasi:
1. Tekanan tinggi, sirkulasi aliran rendah memasok darah arteri sistemik ke trakea, bronkus utama termasuk s
ambungan bronchiolus, jaringan pendukung paru-paru, dan lapisan luar (adventia) dari arteri pulmonal dan
vena.
2. Sebuah sirkulasi tekanan rendah, aliran tinggi yang memasok darah vena dari seluruh bagian tubuh ke kapi
ler alveolar di mana oksigen ditambahkan dan karbon dioksida dilepaskan.
Proses biofarmasi LADME
LIBERASI

Liberasi merupakan proses pelepasan zat aktif dari bentuk sediaan


Ditinjau dari sudut sistemnya, aerosol merupakan suatu sistem dispersi yang ter
diri dar 2 fase, yaitu:
a.Fase pendispersi (fase penyebar), berupa campuran udara dan gas.
b.Fase terdispersi (fase yang tersebar), umumnya berupa larutan dalam air dan
kadang-kadang berupa serbuk, walau tidak tercantum dalam Farmakope.
ABSORBSI

 Mekanisme pertama melibatkan rute berair transportasi, yang juga dikenal se


bagai rute paracellular. Rute ini lambat dan pasif.
 Mekanisme kedua melibatkan transportasi melalui rute lipoidal juga dikenal s
ebagai proses transelular dan bertanggung jawab untuk pengangkutan lipofili
k obat yang menunjukkan tingkat ketergantungan pada lipofilisitas mereka
• Dengan alat penyemprot, partikel-partikel aerosol akan menempuh jalur
tertentu yang berbeda dengan jalur perjalanan zat aktif yang diberikan
dengan cara lainnya dan jalur tersebut tergantung pada cara pemberian

DISTRIBUSI
aerosol (partikel yang dihirup). Zat aktif akan bergerak menuju tempat aksi
(bersama dengan aliran udara yang dihirup), dan beraksi selama ada
kontak (kadang sangat terbatas) dan dengan dosis yang umumnya sangat
kecil.

• Organ paru-paru mengekskresi segala macam gas dalam udara ekspirasi

METABOLISME
dengan pernafasan keluar

DAN EKSRESI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LADME
DISTRIBU
LIBERASI ABSORPSI
SI
Ukuran partikel Daerah depo dan perannya untuk
Muatan partikel menghasilkan efek terapeutik
yang sesuai dan terukur.

Gravitasi (gaya berat).


Tiap partikel aerosol memiliki
muatan listrik bertanda sama
dengan demikian partikel-partikel Penyebaran ukuran pertikel
tersebut akan saling tolak
menolak
Inersia.

Perbandingan bobot jenis


Kehalusan partikel
Aktivitas kinetik. gas/cairan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LADME
METABOLISM
EKSKRESI
E
1.Respirasi
• terjadi pada mitokondria sel menghasilkan zat sisa yaitu CO2
Partikel-partikel yang uknrannya lebih kecil dari 1,2 µm tidak • Karbondiksida berdifusi
mengalami hambatan di dalam saluran bronkus

Pernapasan normal terjadi antara 12-15 daur per menit dan


volume udara inspirasi dan ekspirasi adalah sekitar 500 ml
2. Dari sel menuju kapiler vena lalu dibawa ke alveolus dengan
(22,23) dengan laju pengaliran 22-25 liter/menit.
3 cara yaitu :
• oleh plasma darah
• oleh hemoglobin
• dengan pertukaran klorida

Aliran gas yang melalui saluran napas mungkin berbentuk


laminer atau turbulen

3. Karbondiosida dilepaskan
• Darah dan berdifusi melalui alveolus menuju paru-paru dan keluar dari tubuh
memalui ekspirasi.

Kelembaban Suhu Tekanan


PROSES EVALUASI
Proses menyatakan efektivitas pengobatan aerosol :
a.Tahap Pertama
Yaitu pemilihan bagian saluran napas yang akan dicapai oleh zat aktif untuk memberikan aksi setempat atau unt
uk diserap dan selanjutnya menghasilkan efek sistemik.

b.Tahap Kedua
Yaitu pemilihan alat untuk pembuatan sediaan aerosol sedemikian hingga diperoleh diameter partikel yang diing
inkan. Dalam hal ini, perlu dipertimbangkan resiko hidratasi partikel yang higroskopis dan depo prematur. Pemil
ihan alat harus dilengkapi dengan cara pemberian(tujuan bukal, nasal, masker wajah) karena harus dihindari terj
adinya depo yang tidak dikehendaki dalam saluran napas.

c.Tahap Ketiga
Yaitu penelitian in vivo pada hewan (anjing misalnya) untuk meramalkan toksisitas dan reaksi samping yang mu
• Untuk ngkin terjadi setelah pemberian zat aktif dalam aerosol. Percobaan ini menggunakan pipa khusus ke berbagai te
meningkatk mpat disaluran napas untuk mengamati adanya reaksi-reaksi tertentu termasuk reaksi sistemik atau setempat dan
meneliti toksisitas dan penyerapan gas pendorong pada permukaan saluran misalnya dengan mengevaluasi kadar
IN VITRO an
efektifitas dalam darah.
dari sediaan
inhalasi

• Pengecekan
dalam
IN VIVO
laboratoriu
m
KESIMPULAN
1. Saluran pernapasan memiliki luas permukaan yang besar dan oleh karena itu dapat digunakan unt
uk pengiriman obat lokal dan sistemik. Permukaan meningkat dari daerah luar (nasofaring) ke daera
h trakeobronkial dan paru-paru, yang terakhir terdiri dari bronkiolus dan alveoli. Rute paru-paru telah
digunakan selama beberapa dekade untuk memberikan obat ke paru-paru untuk pengobatan asma d
an penyakit lokal lainnya. Onset aksi setelah pemberian obat paru sangat cepat dan sebanding deng
an rute intravena. Paru-paru merupakan organ yang efisien untuk transportasi gas, permeabilitas yan
g tinggi pada sel-sel epitel alveolar, dan kaya akan suplai darah untuk memenuhi perfusi paru-paru y
ang memfasilitasi pertukaran antara darah dan udara yang kaya akan oksigen.
2. Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atm
osfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Hampir semua darah dalam tubuh lewat melalui art
eri pulmonalis ke kapiler paru, di mana oksigen dan kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonal. Par
u paru juga memiliki 2 aliran darah yang penting yaitu :
Tekanan tinggi, sirkulasi aliran rendah memasok darah arteri sistemik ke trakea, bronkus utama ter
masuk sambungan bronchiolus, jaringan pendukung paru-paru, dan lapisan luar (adventia) dari arteri
pulmonal dan vena.
Sebuah sirkulasi tekanan rendah, aliran tinggi yang memasok darah vena dari seluruh bagian tubuh
ke kapiler alveolar di mana oksigen ditambahkan dan karbon dioksida dilepaskan.
KESIMPULAN
• 3. Perjalanan obat yang diberikan secara inhalasi meliputi: 4. Adapun Faktor yang dapat mempengaruhi proses Liberasi, Abrsorpsi, Dis
• a. Liberasi merupakan proses pelepasan zat aktif dari bentuk tribusi, Metabolisme dan Eksresi yaitu :
sediaan. Dimana pelepasan obat dengan bentuk sediaan inhal 1. Bentuk sediaan obat
asi terbagi menjadi dua fase yaitu fase penyebar dan fase yan • Stabilitas fisiko-kimia dan stabilitas terapetik partikel aerosol.
g tersebar. • Muatan partikel
• b. lokalisasi aktivitas obat ke paru dan toksisitas sistemik mini • Kehalusan partikel
mum (misalnya, deksametason). Ukuran partikel suspensi (ata • Aerosol harus berbentuk kabut halus yang kering dan memiliki gerak
u, dalam kasus larutan, ukuran partikel mist) penting dalam m brown
enentukan tingkat penetrasi ke dalam bronkiolus. 2. Pelepasan obat
• • Penyebaran ukuran pertikel
c. Absorpsi obat cepat dan onset aktivitas yang cepat (misalny
a bronkodilator), • Perbandingan bobot jenis gas/cairan.
• Daerah depo dan perannya untuk menghasilkan efek terapeutik yan
• d. penghindaran efek first-pass atau metabolisme sebelum pe
g sesuai dan terukur.
nyerapan sistemik (mis., Isoproterenol, bitolterol), dan
• Tiap partikel aerosol memiliki muatan listrik bertanda sama dengan
• e. Organ paru-paru mengekskresi segala macam gas dalam ud demikian partikel-partikel tersebut akan saling tolak menolak
ara ekspirasi dengan pernafasan keluar, 3. Sirkulasi darah
• Laju pengaliran udara
• Jenis aliran
• Kelembaban
• Suhu
• Tekanan
KESIMPULAN

5. Evaluasi ketersediaan hayati sediaan inhalasi Pada aerosol dengan efek siste
mik, dimungkinkan untuk memprakirakan aktivitas farmakologik atau terapetik, at
au menentukan kadar obat dalam darah dan membandingkannya dengan kadar
yang didapat dari cara pemberian intravena atau jika mungkin dengan cara pemb
erian lainnya.
Pada aerosol dengan efek setempat, sangat diperlukan untuk melaksanakan stu
di ketersediaan hayati relatif dengan membandingkan berbegai formulasi yang b
erbeda untuk memilih formula yang lebih setempat, efeknya lebih lama, lebih spe
sifik, lebih cepat sebagai fungsi dari ukuran partikel yang harus sehomogen mun
gkin

Anda mungkin juga menyukai