• Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau
lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut unt
uk memperoleh efek lokal atau sistemik.
Inhaler secara umum terdiri dari 3 jenis yaitu
1. metered-dose inhaler (MDI), dapat digunakan dengan spacer maupun tanpa
spacer.
2. dry-powder inhaler (DPI) seperti Turbuhaler®, Diskus®, Twisthaler®, dll
3. nebulizer terdiri dari 2 macam yaitu ultrasonic nebulizer dan jet nebulizer
TINJAUAN PUSTAKA
KUNTUNGAN SEDIAAN INHALASI
Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveol
us akibat kerja mekanik otot-otot. Hampir semua darah dalam tubuh lewat melalui arteri pulmonalis ke kapiler
paru, di mana oksigen dan kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonal.
Paru-paru memiliki dua sirkulasi:
1. Tekanan tinggi, sirkulasi aliran rendah memasok darah arteri sistemik ke trakea, bronkus utama termasuk s
ambungan bronchiolus, jaringan pendukung paru-paru, dan lapisan luar (adventia) dari arteri pulmonal dan
vena.
2. Sebuah sirkulasi tekanan rendah, aliran tinggi yang memasok darah vena dari seluruh bagian tubuh ke kapi
ler alveolar di mana oksigen ditambahkan dan karbon dioksida dilepaskan.
Proses biofarmasi LADME
LIBERASI
DISTRIBUSI
aerosol (partikel yang dihirup). Zat aktif akan bergerak menuju tempat aksi
(bersama dengan aliran udara yang dihirup), dan beraksi selama ada
kontak (kadang sangat terbatas) dan dengan dosis yang umumnya sangat
kecil.
METABOLISME
dengan pernafasan keluar
DAN EKSRESI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LADME
DISTRIBU
LIBERASI ABSORPSI
SI
Ukuran partikel Daerah depo dan perannya untuk
Muatan partikel menghasilkan efek terapeutik
yang sesuai dan terukur.
3. Karbondiosida dilepaskan
• Darah dan berdifusi melalui alveolus menuju paru-paru dan keluar dari tubuh
memalui ekspirasi.
b.Tahap Kedua
Yaitu pemilihan alat untuk pembuatan sediaan aerosol sedemikian hingga diperoleh diameter partikel yang diing
inkan. Dalam hal ini, perlu dipertimbangkan resiko hidratasi partikel yang higroskopis dan depo prematur. Pemil
ihan alat harus dilengkapi dengan cara pemberian(tujuan bukal, nasal, masker wajah) karena harus dihindari terj
adinya depo yang tidak dikehendaki dalam saluran napas.
c.Tahap Ketiga
Yaitu penelitian in vivo pada hewan (anjing misalnya) untuk meramalkan toksisitas dan reaksi samping yang mu
• Untuk ngkin terjadi setelah pemberian zat aktif dalam aerosol. Percobaan ini menggunakan pipa khusus ke berbagai te
meningkatk mpat disaluran napas untuk mengamati adanya reaksi-reaksi tertentu termasuk reaksi sistemik atau setempat dan
meneliti toksisitas dan penyerapan gas pendorong pada permukaan saluran misalnya dengan mengevaluasi kadar
IN VITRO an
efektifitas dalam darah.
dari sediaan
inhalasi
• Pengecekan
dalam
IN VIVO
laboratoriu
m
KESIMPULAN
1. Saluran pernapasan memiliki luas permukaan yang besar dan oleh karena itu dapat digunakan unt
uk pengiriman obat lokal dan sistemik. Permukaan meningkat dari daerah luar (nasofaring) ke daera
h trakeobronkial dan paru-paru, yang terakhir terdiri dari bronkiolus dan alveoli. Rute paru-paru telah
digunakan selama beberapa dekade untuk memberikan obat ke paru-paru untuk pengobatan asma d
an penyakit lokal lainnya. Onset aksi setelah pemberian obat paru sangat cepat dan sebanding deng
an rute intravena. Paru-paru merupakan organ yang efisien untuk transportasi gas, permeabilitas yan
g tinggi pada sel-sel epitel alveolar, dan kaya akan suplai darah untuk memenuhi perfusi paru-paru y
ang memfasilitasi pertukaran antara darah dan udara yang kaya akan oksigen.
2. Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atm
osfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Hampir semua darah dalam tubuh lewat melalui art
eri pulmonalis ke kapiler paru, di mana oksigen dan kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonal. Par
u paru juga memiliki 2 aliran darah yang penting yaitu :
Tekanan tinggi, sirkulasi aliran rendah memasok darah arteri sistemik ke trakea, bronkus utama ter
masuk sambungan bronchiolus, jaringan pendukung paru-paru, dan lapisan luar (adventia) dari arteri
pulmonal dan vena.
Sebuah sirkulasi tekanan rendah, aliran tinggi yang memasok darah vena dari seluruh bagian tubuh
ke kapiler alveolar di mana oksigen ditambahkan dan karbon dioksida dilepaskan.
KESIMPULAN
• 3. Perjalanan obat yang diberikan secara inhalasi meliputi: 4. Adapun Faktor yang dapat mempengaruhi proses Liberasi, Abrsorpsi, Dis
• a. Liberasi merupakan proses pelepasan zat aktif dari bentuk tribusi, Metabolisme dan Eksresi yaitu :
sediaan. Dimana pelepasan obat dengan bentuk sediaan inhal 1. Bentuk sediaan obat
asi terbagi menjadi dua fase yaitu fase penyebar dan fase yan • Stabilitas fisiko-kimia dan stabilitas terapetik partikel aerosol.
g tersebar. • Muatan partikel
• b. lokalisasi aktivitas obat ke paru dan toksisitas sistemik mini • Kehalusan partikel
mum (misalnya, deksametason). Ukuran partikel suspensi (ata • Aerosol harus berbentuk kabut halus yang kering dan memiliki gerak
u, dalam kasus larutan, ukuran partikel mist) penting dalam m brown
enentukan tingkat penetrasi ke dalam bronkiolus. 2. Pelepasan obat
• • Penyebaran ukuran pertikel
c. Absorpsi obat cepat dan onset aktivitas yang cepat (misalny
a bronkodilator), • Perbandingan bobot jenis gas/cairan.
• Daerah depo dan perannya untuk menghasilkan efek terapeutik yan
• d. penghindaran efek first-pass atau metabolisme sebelum pe
g sesuai dan terukur.
nyerapan sistemik (mis., Isoproterenol, bitolterol), dan
• Tiap partikel aerosol memiliki muatan listrik bertanda sama dengan
• e. Organ paru-paru mengekskresi segala macam gas dalam ud demikian partikel-partikel tersebut akan saling tolak menolak
ara ekspirasi dengan pernafasan keluar, 3. Sirkulasi darah
• Laju pengaliran udara
• Jenis aliran
• Kelembaban
• Suhu
• Tekanan
KESIMPULAN
5. Evaluasi ketersediaan hayati sediaan inhalasi Pada aerosol dengan efek siste
mik, dimungkinkan untuk memprakirakan aktivitas farmakologik atau terapetik, at
au menentukan kadar obat dalam darah dan membandingkannya dengan kadar
yang didapat dari cara pemberian intravena atau jika mungkin dengan cara pemb
erian lainnya.
Pada aerosol dengan efek setempat, sangat diperlukan untuk melaksanakan stu
di ketersediaan hayati relatif dengan membandingkan berbegai formulasi yang b
erbeda untuk memilih formula yang lebih setempat, efeknya lebih lama, lebih spe
sifik, lebih cepat sebagai fungsi dari ukuran partikel yang harus sehomogen mun
gkin