Anda di halaman 1dari 27

PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

BENTENG KOTA SERANG PROVINSI BANTEN

Dosen :

Elvina Triana Putri, M.Farm. Apt

Disusun oleh :

Amelia Septiani 17330076

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI


NASIONAL

JAKARTA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BENTENG KOTA
SERANG PROVINSI BANTEN” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan proposal
penelitian ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan skripsi pada Institut Sains dan
Teknologi Nasional Jakarta dan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi jurusan Farmasi. Pada
kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal penelitian ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Elvina Triana Putri, M. Farm. Apt selaku penasehat akademik sekaligus pembimbing
atas kesediaan untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis mulai dari
pencarian ide, penyusunan proposal.
2. Orang tua penulis Hasan dan Erna erta saudara kandung penulis yang telah banyak
memberikan doa, dukungan moril, dan materil selama penyusunan skripsi ini.
3. Untuk rufi, faiz, daffa atas doa demi kelancaran skripsi ini dan terimakasih telah
membuat preklinik penulis sangat berwarna.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin, penulis
menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan
segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap
semoga proposal penelitian ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.

Jakarta, 21 januari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................8

2.1 Tinjauan Tentang Pelayanan Kesehatan .................................................................8


2.2 Tinjauan Tentang Pelayanan Puskesmas ..............................................................10
2.3 Tinjauan Tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan..........................................14
2.4 Tinjauan Umum Tentang Pendidikan, Dukungan Keluarga, Pelayanan Dokter
Ketersediaan fasilitas ............................................................................................16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................................23

3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................................23


3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian...............................................................................23
3.3 Populasi Dan Sampel.............................................................................................23
3.4 Pengumpulan Data.................................................................................................23
3.5 Pengolahan Dan Analisis Data...............................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Data WHO menyebutkan, jumlah masyarakat yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan di India pada tahun 2008 adalah 60,4 juta orang. Di Cina pada tahun 2008
sebanyak 98,5 juta orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Sedangkan di bagian lain
ASIA tercatat pada tahun 2008 sebesar 38,4 juta orang yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan masih sangat kurang (Lazuardi, 2009)
Pengertian ”terpadu” dan ”integrasi” menurut WHO bila dilihat dari aspek fungsional,
integrasi adalah suatu upaya untuk menyatukan berbagai fungsi dan struktur administratif yang berdiri
sendiri sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan (WHO, 2009).
Pelayanan kesehatan yang memadai merupakan tumpuan masyarakat. Pelayanan
kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar selain pangan dan juga pendidikan.
Pelayanan kesehatan bukan salah monopoli rumah sakit saja. Penduduk Indonesia yang
jumlahnya melebihi 200 juta jiwa tidak mungkin harus bergantung dari rumah sakit yang
jumlahnya sedikit dan tidak merata penyebarannya.Pelayanan kesehatan yang bermutu masih
jauh dari harapan masyarakat, serta berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu, maka
UU Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 menekankan pentingnya upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat Puskesmas.
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2009, pelayanan kesehatan melalui
puskesmas diperlukan karena Demi pemerataan pelayanan kesehatan, agar dapat menjangkau
seluruh penduduk, maka pelayanan kesehatan diberikan tidak hanya melalui rumah sakit
yang membutuhkan sumber daya yang tinggi, tapi dapat diberikan melalui fasilitas yang
lebih sederhana, lebih murah tapi lebih tersebar luas seperti puskesmas, puskesmas
pembantu, bidan di desa, dan didukung dengan sistem rujukan sehingga dapat menjangkau
penduduk lebih banyak. Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan hanya
ada pelayanan pengobatan jalan, BKIA, vaksinasi cacar dan petugas kesehatan lingkungan,
yang pada umumnya tidak berhubungan dan tidak peduli keadaan yang satu dengan yang
lainnya. Di samping itu pelayanan kesehatan belum ditujukan kepada masyarakat secara
keseluruhan. Keadaan demikian dirasakan tidak efisien dan belum dapat mencapai sasaran
yang sebenarnya. (Depkes RI, 2009).

4
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya
manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin.
Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang
tinggi. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas,
dan produktif. (Adisasmito,2010)
Pembangunan Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum sebagai yang
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan Kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional ( SKN )
yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sebagai
pelaku dari pada penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah masyarakat, pemerintah
(pusat, provinsi, kabupaten/kota), badan legislatif serta badan yudikatif. Dengan demikian
dalam lingkungan pemerintah baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus saling
bahu membahu secara sinergis melaksanakan pembangunan kesehatan yang terencana,
terpadu dan berkesinambungan dalam upaya bersama-sama mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.(Lestari, 2010).
Berbagai perubahan dan tantangan strategis yang mendasar seperti globalisasi,
demokratisasi, desentralisasi, krisis multidimensi serta pemahaman kesehatan sebagai hak
asasi dan investasi mendorong terjadinya revisi terhadap system kesehatan di Indonesia.
Pembangunan kesehatan Indonesia meskipun secara status mengalami peningkatan, namun
secara system hal itu belum menunjukkan adanya daya relationship yang menjamin system
kesehatan yang  ini yang dikalangan masyarakat tidak mampu. (Adisasmito, 2010).
Salah satu bentuk upaya penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan Puskesmas, karena Puskesmas merupakan pusat pembangunan
masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan masyarakat yang bermutu, merata,
terjangkau dengan peran masyarakat secara aktif Tuntutan masyarakat terhadap pemanfaatan
Puskesmas semakin kompleks sebagai dampak positif kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dari hasil pembangunan nasional bangsa Indonesia. Masyarakat semakin peka
terhadap pemanfaatan Puskesmas yang bermutu sehingga tahu haknya tentang pemanfaatan
Puskesmas yang seharusnya mereka terima. (Syafrudin, 2010)

5
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang perlu
diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup penting
adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan peraturan Undang-Undang No.
23 Tahun 1999 tentang Pelayanan Kesehatan. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat
diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai,
mudah dijangkau, dan bermutu (Pujianto, 2011).
Kebutuhan pasien dapat di bagi menjadi kebutuhan di bidang pelayanan kesehatan
secara langsung dan pelayanan penunjang lainnya. Dalam hal pelayanan kesehatan,
umumnya diinginkan pelayanan yang cepat, akurat, bermutu tinggi sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan kedokteran, ramah dan dengan biaya yang wajar. Selain itu, seringkali
disebutkan perlunya penjelasan menyeluruh tentang keadaan penyakit kepada pasien dan
keluarganya agar mereka memahami keadaan kesehatannya serta upaya pengobatan apa
yang akan mereka jalani. pasien juga diberi kesempatan sesuai Undang-Undang No.23
tentang kesehatan untuk menanyakan pendapat dokter tentang penyakit dan rencana
pengobatan dirinya. Di masa datang dan bahkan juga kini, pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada konsumen merupakan suatu keharusan .Tentunya mutu pelayanan
kesehatan harus senantiasa jadi acuan utama kinerja suatu Puskesmas. (Aditama, 2011)
Berdasarkan uraian di atas, maka pentingnya meneliti faktor yang berhubungan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di PuskesmasBenteng Kabupaten Kepulauan Selayar
Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2012.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dikemukakan sebagai berikut :
1.      Apakah pendidikan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2012 ?
2.      Apakah dukungan keluarga berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2012 ?
3.      Apakah pelayanan dokter berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2012?

6
4.      Apakah ketersediaan fasilitas berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2012?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan
di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2012
2.      Tujuan Khusus
a.     Untuk mengetahui apakah ada hubungan pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2012
b.     Untuk mengetahui apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2012
c.      Untuk mengetahui apakah ada hubungan pelayanan dokter dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2012
d.     Untuk mengetahui apakah ada hubungan ketersediaan fasilitas dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2012

D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Institusi
Diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk mencapai pelayanan kesehatan
yang prima.
2.      Manfaat Ilmiah
Terhadap ilmu pengetahuan dapat memberikan Informasi bagi peneliti di bidang
kesehatan.
3.      Manfaat Praktis
Bagi peneliti merupakan bagian dari pengalaman berharga yang dapat menambah
pengetahuan dan wawasan peneliti

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Tinjauan Tentang Pelayanan Kesehatan
Menurut Levey dan Loomba (1973), pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat. (Azwar, 2010)
Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
memuaskan harapan dan derajat kebutuhan masyarakat (consumer satisfaction) melalui
pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang juga akan memberikan kepuasan dalam
harapan dan kebutuhan pemberi pelayanan (provider satisfaction) dalam institusi pelayanan
yang diselenggarakan secara efisien (institusional satisfaction).(Satrianegara, 2009)
Pelayanan kesehatan dibedakan dalam dua golongan, yakni (Satrianegara, 2009) :
1.      Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care), atau pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali
diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau
kecelakaan.  
2.      Pelayanan Kesehatan Sekunder Dan Tersier (Secondary and Tertiary Health Care)
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan
kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar
masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit.Sebab itu pelayanan kesehatan
masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang sakit saja,
tetapi yang lebih penting adalah upaya - upaya pencegahan (preventif)dan peningkatan
kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas
atau balkesma saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak langsung
berpengaruh kepada peningkatan kesehatan. (Syafruddin, 2010)
Lima faktor utama yang mempengaruhi terhadap pelayanan kesehatan
adalah (Syafruddin,2010) :
a.     Persepsi sakit
b.     Realisasi kebutuhan (harapan, kepercayaan, pengalaman sebelumnya, adat istiadat,
agama)

8
c.       Kemampuan membayar
d.     Motivasi untuk memperoleh pelayanan kesehatan
e.     Lingkungan (tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan)
Syarat pokok pelayanan kesehatan yaitu : (Alamsyah,2011)
a.     Tersedia dan berkesinambungan Pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia
dimasyarakat serta bersifat berkesinambungan artinya semua pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan
b.     Dapat Diterima dan Wajar
Artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan
masyarakat
c.      Mudah Dicapai
Dipandang sudut lokasi untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting
d.     Mudah Dijangkau
Dari sudut biaya untuk mewujudkan keadaan yang harus dapat diupayakan biaya
pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
e.     Bermutu
Menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan dipihak lain
tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik serta standart yang telah
ditetapkan. Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai
(yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui
aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan
yang telah mempunyai kemampua untuk menghasilkan dampat pada kematian,
kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Milton I Roemer dan C Montoya
Aguilar, WHO, 2009).
Pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta perlu memperhatikan beberapa ketentuan, yaitu (Soekidjo,2003) :
a.     Penanggung Jawab
Suatu sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus ada penanggung jawab
baik oleh pemerintah maupun oleh swasta. Namun demikian di Indonesia
pemerintah (dalam hal ini Departemen Kesehatan) merupakan tanggung jawab yang
paling tinggi. Artinya pengawasan, standard pelayanan, dan sebagainya bagi

9
pelayanan kesehatan masyarakat bagi pemerintah, maupun swasta adalah dibawah
koordinasi Departemen Kesehatan.
b.     Standar Pelayanan
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta
harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia standar ini telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan.
c.      Hubungan Kerja
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus mempunyai pembagian kerja
yang jelas antara bagian satu dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan tersebut
harus mempunyai struktur organisasi yang jelas yang menggambarkan hubungan
kerja baik horizontal maupun vertikal.
d.     Pengorganisasian Potensi Masyarakat
Ciri khas dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat adalah keikutsertaan
masyarakat atau pengorganisasian masyarakat. Upaya ini penting (terutama di
Indonesia) karena adanya keterbatasan sumber-sumber daya dari penyelenggara
pelayanan kesehatan masyarakat.

B.    Tinjauan Tentang Pelayanan Puskesmas


1.     Pengertian Puskesmas
Menurut Depkes 1991,Puskesmas adalah Suatu kesatuan organisasi fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
(Alamsyah, 2011)
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang menjadi andalan atau tolak ukur dari pembangunan kesehatan, sarana
peran serta masyarakat, dan pusat pelayanan pertama yang menyeluruh dari suatu
wilayah. (Alamsyah, 2011)
Menurut Muninjaya (2004), Puskesmas merupakan unit teknis pelayanan Dinas
Kesehatan kabupaten / Kota yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan yang mempunyai
fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pemberdayaan
masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam rangka pencapaian

10
keberhasilan fungsi Puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan bidang kesehatan.
(Alamsyah, 2011)
Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. (Arianto, 2012)
2.     Fungsi Puskesmas
Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamanya adalah memberikan
pelayanan kepada pasien sebaik - baiknya yaitu secara promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitasi. Maka dengan itu Puskesmas merupakan peran yang paling strategis dalam
upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. (Enggar,
2006)
Menurut Notoatmodjo (2003), Fungsi Puskesmas dalam melaksanakan dapat
mewujudkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu :
a.     Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan pembangunan
b.     Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.
c.      Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan
masyarakat serta lingkungannya.
Sedangkan menurut Arianto fungsi puskesmas antara lain :
a)    Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b)    Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
c)    Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.

3.     Upaya pelayanan yang diselenggarakan puskesmas  adalah :


1.    Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan preventif pada masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas
2.    Pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan
individu dan keluarga melalui upaya rawat  jalan yang tujuannya untuk
menyembuhkan penyakit untuk kondisi tertentuPuskesmas memberikan pelayanan
rawat inap.

11
4.     Tugas Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten /
kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private
goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).Puskesmas melakukan
kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk  usaha
pembangunan   kesehatan. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Jenis pelayan
kesehatan disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan
wajib yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan
pengembangan yang
disesuaikan  dengan  permasalahan yang  ada  serta  kemampuan  puskesmas . Upaya-
upaya kesehatan wajib tersebut adalah (Basic Six) ,(Alamsyah, 2011) :
a.     Upaya promosi kesehatan
b.     Upaya kesehatan lingkungan
c.      Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d.     Upaya perbaikan gizi masyarakat
e.     Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f.       Upaya  pengobatan  
5.     Program Kesehatan Puskesmas
Agar dapat memberikan kontribusi dan distribusi terhadap masyarakat dalam
pelayanan kesehatan secara menyeluruh diwilayah kerjanya, Puskesmas memiliki atau
menjalankan beberapa program pokok yang meliputi, (Alamsyah, 2011) :
a.     Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA)
b.     Keluarga Berencana ( KB)
c.      Usaha Perbaikan Gigi
d.     Kesehatan Lingkungan (Kesling)
e.     Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular (P2PM)
f.       Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat karena kecelakaan
g.     Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (Promkes)

12
h.     Kesehatan Sekolah
i.       Kesehatan Jiwa
j.       Laboratorium Sederhana
k.      Pencatatan Pelaporan dalam Rangka Sistem Imunisasi Kesehatan
l.       Kesehatan Olah Raga
m.    Kesehatan Usia Lanjut
n.     Kesehatan Gigi dan Mulut
o.     Pembinaaan Pengobatan Tradisional
p.     Perawatan Kesehatan Masyarakat
Berdasarkan enam belas program Puskesmas yang disebutkan diatas di bedakan
menjadi dua yaitu program kesehatan dasar dan program kesehatan
pengembangan. (Alamsyah, 2011)
Program kesehatan dasar ada enam dengan The Six Basic yang terdiri dari
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
Keluarga Berencana, Prbaikan Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular dan Pengobatan
Dasar, sedangkan program kesehatan pengembangan yang dimaksud disini adalah
program lain yang sesuai kondisi, masalah, dan kemampuan puskesmas setempat.
(Alamsyah, 2011)
6.     Kedudukan Puskesmas
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (2004),dijelaskan kedudukan Puskesmas
adalah sebagai berikut (Purwanto,2007 :
a.     Puskesmas sebagai aspek ,dalam hal ini Puskesmas dibedakan menjadi tiga bidang
yaitu bidang pelayanan kesehatan masyarakat artinya Puskesmas merupakan
pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dibina oleh pihak
Dinas Kesehatan kabupaten atau kota, yang kedua di bidang pelayanan medik
artinya Puskesmas merupakan unit pelayanan medik dasar tingkat pertama yang
secara teknis dapat berkoordinasi dan bekerjasama dengan RSUD kabupaten atau
kota, yang ketiga adalah Puskesmas berkedudukan sebagai pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang merupakan ujung tombak system pelayanan kesehatan di
Indonesia.
b.     Puskesmas sebagai aspek organisasi struktural dan berkedudukan sebagai pelaksana
teknis dinas dipimpin oleh seorang kepala, yang berada dibawah dan bertanggung

13
jawab kepada kepala kabupaten / kota dan secara operasional dikoordinasikan oleh
camat.
7.     Asas Pengelolaan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia ,pengelolaan
program kerja Puskesmas berpedoman pada empat asas pokok, yakni (Purwanto,2007) :
a.     Asas Pertanggung Jawaban Wilayah
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan
asas pertanggung jawaban wilayah. Artinya, Puskesmas harus bertanggung jawab
atas semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya.
b.     Asas Peran  serta Masyarakat
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan
asas peran serta masyarakat. Artinya, berupaya melibatkan masyarakat dalam
menyelenggarakan program kerja tersebut.
c.      Asas Keterpaduan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan
asas keterpaduan. Artinya, berupaya memadukan kegiatan tersebut bukan saja
dengan program kesehatan lain (Lintas Program),tetapi juga dengan program dari
sektor lain (Lintas Sektoral).
d.     Asas Rujukan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan
asas rujukan. Artinya, jika tidak mampu menangani suatu masalah kesehatan harus
merujuknya ke sarana kesehatan yang lebih mampu. Untuk pelayanan kedokteran
jalur rujukannya adalah Rumah Sakit. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan
masyarakat jalur rujukannya adalah berbagai kantor.

C.    Tinjauan Tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan


Menurut  Green (1980) Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah digunakannya
fasilitas kesehatan yang ada di Puskesmas oleh masyarakat. (Syafriadi,2008)
Menurut Supriyanto (1998) bahwa pemanfaatan pelayanan Puskesmas adalah
penggunaan pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi pelayanan kesehatan.
Sedangkan pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat

14
kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
kelompok, keluarga, dan ataupun masyarakat. (Azwar,2010)
Menurut Andersen faktor-faktor yang menentukan pemanfaatan pelayanan kesehatan
meliputi : (Lestari,2008)
1.      Karakteristik pemungkin (Predisposing Characteristics), yang menggambarkan fakta
bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan
yang berbeda-beda
2.      Karakteristik pendukung (Enabling characteristics), yang menjelaskan bahwa meskipun
individu mempunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, tidak akan
bertindak menggunakannya kecuali mampu memperolehnya. Penggunaan pelayanan
kesehatan yang ada tergantung pada kemampuan konsumen untuk membayar. Yang
termasuk karakteristik ini adalah :
a.     sumber keluarga (family resources), yang meliputi pendapatan keluarga, cakupan
asuransi kesehatan dan pihak-pihak yang membiayai individu serta adanya
dukungan keluarga
b.     sumber daya masyarakat (community resources), yang meliputi tersedianya
pelayanan kesehatan, ketercapaian pelayanan dan sumber-sumber yang ada didalam
masyarakat
3.      Karakteristik kebutuhan (need). Faktor predisposisi dan faktor pendukung dapat
terwujud menjadi tindakan pencarian pengobatan, apabila tindakan itu dirasakan sebagai
kebutuhan. Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan
pelayanan kesehatan. Kebutuhan pelayanan kesehatan dapat dikategorikan menjadi :
a.     Kebutuhan yang dirasakan (perceived need), yaitu keadaan kesehatan yang
dirasakan
b.     Evaluate / clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan
oleh penilaian petugas.
WHO mengemukakan beberapa faktor perilaku yang mempengaruhi masyarakat
dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, yakni: (Syafruddin,2010)
1.      Pemikiran dan perasaan (Throughts and Feeling), dalam bentuk pengetahuan, persepsi,
sikap, kepercayaan kepercayaan dan perilaku seseorang terhadap pelayanan kesehatan
2.         Orang penting sebagai referensi (Personal Reference), perilaku seseorang itu lebih
banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting/ berpengaruh besar terhadap
dorongan penggunaan pelayanan kesehatan

15
3.         Sumber sumber daya (Resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, semua itu
berpengaruh terhadap perilaku seseorang baik positif maupun negatif.
4.         Kebudayaan (Culture), norma norma yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan
konsep sehat sakit.
Upaya pencarian pelayanan kesehatan bagi masyarakat merupakan gambaran perilaku
pola pemanfaatan pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang dapat menggambarkan
tingkat pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.Pemanfaatan fasilitas kesehatan di puskesmas dapat dilihat dengan menggunakan
beberapa indikator, antara lain beberapa kunjungan perhari buka puskesmas dan frekuensi
kunjungan puskesmas. (Syafruddin, 2010)
Banyak faktor yang berperan dalam hal penggunaan Puskesmas. Faktor tersebut
dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu yang berasal dari Puskesmas itu sendiri dan
faktor yang berasal dari masyarakat. (Syafruddin, 2010)
Hal ini berarti dengan meningkatnya kunjungan Puskesmas disebabkan adanya
kesadaran individu dan masyarakat itu sendiri untuk mencapai serta mendapatkan pelayanan
kesehatan dari fasilitas kesehatan yang pemerintah siapkan. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
dapat dipengaruhi oleh faktor dukungan keluarga,pelayanan dokter, fasilitas dan kualitas
pelayanan.

D.    Tinjauan Umum Tentang Pendidikan, Dukungan Keluarga, Pelayanan Dokter,


Ketersediaan Fasilitas
1.      Pendidikan
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai dan kebudayaan dalam masyarakat, di
dalamnya terjadi atau berlangsung proses pendidikan.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional. Pendidikan
adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Jenis – jenis pendidikan antara lain :
a)     Pendidikan formal yaitu pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah sampai
pada perguruan tinggi (SD, SMP, SMU, S1, S2, S3)

16
b)    Pendidikan non formal yaitu pendidikan yang diperoleh di luar sekolah (kursus-
kursus, pelatihan, dan sebagainya)
Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh dari lingkungan keluarga.
Tingkat pendidikan formal dapat mempengaruhi pola piker seseorang, semakin tinggi
pendidikan masyarakat maka diharapkan lebih mudah mengerti dan mengetahui
manfaat puskesmas
2.      Dukungan Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI 1998, Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
(Farhan, 2011).
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut (Farhan,
2011) :
a.     Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 
b.     Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c.      Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-
masing. 
d.     Sosialisasi antar anggota keluarga. 
e.     Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f.       Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. 
g.     Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. 
h.     Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Dukungan keluarga di definisi dari dukungan sosial. Definisi dukungan sosial
sampai saat ini masih diperdebatkan bahkan menimbulkan kontradiksi. Dukungan sosial
sering dikenal dengan istilah lain yaitu dukungan emosi yang berupa simpati, yang
merupakan bukti kasih sayang, perhatian, dan keinginan untuk mendengarkan keluh
kesah orang lain. Sejumlah orang lain yang potensial memberikan dukungan tersebut
disebut sebagai significant other, misalnya sebagai seorang istri significant other nya
adalah suami, anak, orang tua, mertua, dan saudara-saudara. (Lestari, 2008).
Sarafino (1990) mengatakan bahwa kebutuhan, kemampuan, dan sumber
dukungan mengalami perubahan sepanjang kehidupan seseorang. Keluarga merupakan
lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam proses sosialisasinya. Dukungan
keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang,

17
jasa, informasi dan nasihat, yang mana membuat penerima dukungan akan merasa
disayang, dihargai, dan tenteram. (Lestari, 2008).
Keluarga berperan penting dalam memberikan dukungan terhadap keluarganya
utamanya dalam berobat. Selain itu pasien yang mendapatkan pelayanan yang baik
sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan utamanya dimasa yang akan
datang. (Lestari, 2008)
Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama lainnya
(Interdependent) dan berpengaruh dengan yang lainnya. Jika salah satu sakit maka
anggota keluarga lain juga merupakan bagian yang sakit. Dengan adanya hubungan
yang kuat antara keluarga dengan status kesehatan anggotanya, maka anggota keluarga
sangat penting peranannya dalam setiap pelayanan kesehatan.(Lestari,2008)
3.      Pelayanan Dokter
Secara umum yang dimaksud dengan pelayanan kedokteran (medical services)
adalah bagian dari pelayanan kesehatan (health services) yang tujuan utamanya adalah
untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasaran utamanya
adalah perseorangan dan ataupun keluarga tersebut adalah sebagai satu kesatuan. Dalam
arti ,sekalipun yang dihadapi adalah orang perorangan dalam satu keluarga, perhatian
tidak boleh dilepaskan dari kehidupan keluarga secara keseluruhan. (Azwar, 2010).
Sesuai dengan ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam UU kesehatan No.
23 Tahun 1992 serta yang tercantum dalam sistem Kesehatan Nasional terutama dalam
uraian tentang bentuk-bentuk pokok SKN Bab IV, maka pelayanan kedokteran di
Indonesia dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, yang diselenggarakan oleh
Pemerintah. Kedua, yang diselenggarakan oleh swasta. (Azwar, 2010)
Sarana pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh pemerintah di Indonesia
adalah PUSKESMAS, sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama serta Rumah
sakit dengan berbagai jenjangnya, sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat kedua
dan ketiga. Sedangkan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh swasta di
Indonesia banyak macamnya. Antara lain praktek bidan, praktek dokter gigi dan praktek
dokter umum (perseorangan atau berkelompok), poliklinik, Balai pengobatan pertama.
Serta praktek dokter spesialis dan dengan berbagai jenjangnya sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat kedua dan ketiga. (Soekidjo, 2010)
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran
(medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri

18
(solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi (institution),tujuan
utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya
terutama untuk perseorangan dan keluarga. (Soekidjo, 2010)
Ditinjau dari cara pelayanan yang diselenggarakan. Untuk itu pelayanan
kedokteran dibedakan atas dua macam yakni (Soekidjo, 2010) :
a.     Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan (ambulatory) adalah pelayanan kedokteran yang
diselenggarakan oleh poliklinik, balai pengobatan, PUSKESMAS dan ataupun
praktek dokter perseorangan.
b.     Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap
Pelayanan rawat jalan dan rawat inap (hospitalization) adalah pelayanan
kedokteran yang diselenggarakan oleh Puskesmas, rumah sakit bersalin dan
ataupun rumah bersalin.
Pelayanan dokter sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan bagi
pasien sebab apabila pasien diberikan pelayanan secara baik sesuai apa yang
diharapkan maka pasien merasa puas. Dan tidak hanya itu Kepuasan pasien akan
mutu pelayanan kesehatan sangatlah penting terhadap keloyalitasan pasien dalam
memanfaatkan kembali layanan tersebut di masa yang akan datang.                  
4.      Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas adalah suatu program lengkap yang direncanakan untuk menjamin
lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien, staf dan pengunjung. (Mukti, 2001).
Fasilitas adalah segala hal yang memudahkan perkara atau kelancaran
tugas.Fasilitas sangat diperlukan dalam melaksanakan suatu kegiatan, kelengkapan
fasilitas sangat mempengaruhi beban kerja seseorang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.(Syafruddin,2010)      
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang
paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat adalah Puskesmas atau rumah sakit . Penyediaan fasilitas kesehatan
merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu kesehatan
masyarakat, dan menjadi kewajiban pemerintah untuk menyediakan fasilitas layanan
kesehatan dan fasilitas layanan umum yang layak bagi setiap warga negara . Salah satu
tanggung jawab seluruh jajaran kesehatan adalah menjamin tersediannya pelayanan

19
kesehatan yang berkualitas, merata, dan terjangkau oleh setiap individu, keluarga dan
masyarakat luas. Namun pada kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak
terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Ketidakterjangkauan umumnya terjadi karena
jauhnya jarak tempuh dan terlampau besarnya jumlah masyarakat yang menjadi
tanggung jawab sebuah Puskesmas. (Enggar, 2006).
Setiap kota atau desa selalu berupaya melakukan peningkatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakatnya, dengan tujuan untuk memberi pelayanan secara lebih
merata dan berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat. Untuk mencapai tujuan
tersebut telah dilakukan peningkatan, pemerataan, dan perluasan jangkauan pelayanan
kesehatan melalui Puskesmas. Namun demikian, upaya tersebut belum sepenuhnya
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima. Bahkan pelayanan fasilitas
kesehatan yang diberikan tidak dapat dirasakan oleh beberapa golongan masyarakat.
Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, tentunya
Puskesmas harus memiliki mutu pelayanan yang baik. Selain itu sering pula dijumpai
Puskesmas yang seharusnya mampu memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat
justru tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan wilayah
pelayanannya yang terlalu luas. (Syafruddin, 2010).
Salah satu upaya yang banyak dilakukan oleh pihak Puskesmas dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat adalah dengan pendekatan sistem
yaitu dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada meliputi pengoptimalan
input, penerapan proses yang tepat dan baik, output yang berkualitas dan bermanfaat.
Dalam hal ini, input terdiri dari SDM, dana, metode dan logistik. Logistik merupakan
bagian yang penting dalam menunjang kegiatan pelayanan kesehatan. Karena
penyelenggaraan logistik memberikan kegunaan waktu dan tempat. sarana dan
prasarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sebagai berikut  (Syafruddin,2010) :
a.     Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.
b.     Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.
c.      Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.
d.     Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna / pelaku.
e.     Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.
f.       Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.
g.     Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang
mempergunakannya.

20
Fasilitas Puskesmas yang harus ada adalah meliputi stetoscope, tensimeter,
termometer dan alat penunjang yang lain seperti, alat pemeriksaan laboratorium, alat
pemeriksaan dahak dan lain-lain. Peralatan yang tersedia atau diperkirakan akan tersedia
dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok akan mempengaruhi kualitas
pelayanan petugas. Makin tinggi mutu peralatan yang digunakan dan tersedia dalam
jumlah yang memadai dapat mengakibatkan peningkatan kinerja petugas. (Syafrudin,
2010)
Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang dimaksud di atas
berikut ini akan diuraikan istilah sarana kerja/fasilitas kerja yang ditinjau dari segi
kegunaan menurut Moenir (2000 : 120) membagi sarana dan prasarana sebagai berikut :
a.     Peralatan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi langsung sebagai alat
produksi untuk menghasilkan barang atau berfungsi memproses suatu barang yang
berlainan fungsi dan gunanya.
b.     Perlengkapan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat pembantu
tidak langsung dalam produksi, mempercepat proses, membangkit dan menambah
kenyamanan dalam pekerjaan.
c.      Perlengkapan bantu atau fasilitas, yaitu semua jenis benda yang berfungsi
membantu kelancaran gerak dalam pekerjaan, misalnya mesin ketik, mesin
pendingin ruangan, mesin absensi, dan mesin pembangkit tenaga.
Adanya perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan informasi yang demikian cepat, serta diikuti oleh tuntutan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, mengharuskan sarana pelayanan kesehatan
untuk mengembangkan diri secara terus-menerus seiring dengan perkembangan yang
ada pada masyarakat tersebut. (Satrianegara, 2009)
Perkembangan menunjukkan bahwa masyarakat pengguna pelayanan kesehatan
pemerintah dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tak dapat
dipungkiri bahwa kini pasien semakin kritis terhadap pelayanan kesehatan dan menuntut
keamanannya. Apabila Puskesmas tidak mempersiapkan diri secara lebih baik dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan, maka sarana tersebut akan dijauhi masyarakat dan
masyarakat akan mencari sarana alternatif .Oleh sebab itu setiap Puskesmas seharusnya
meningkatkan penampilan masing-masing secara terencana sesuai dengan kebutuhan
dan tuntutan masyarakat agar dapat terus berkembang. (Satrianegara, 2009).

21
Fasilitas, kelengkapan fasilitas Puskesmas turut menentukan penilaian kepuasan
pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir, ruang
tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini tidak vital
menentukan penilaian kepuasan pasien, namun Puskesmas perlu memberikan perhatian
pada fasilitas Puskesmas dalam penyusunan strategi untuk menarik konsumen.
(Purwanto, 2007)
Kepercayaan masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan seperti Puskesmas
erat hubungannya dengan perilaku dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sebab
prasarana merupakan alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di
dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua
kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai
dengan rencana.

22
BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Cross Secsional Study Yaitu variabel dependen
dan independen diamati pada periode yang sama.
B.    Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Benteng Kota Serang provinsi
Banten tahun 2012
C.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah semua pasien yang berkunjung di wilayah kerja Puskesmas
Benteng Kota Serang Provinsi Banten tahun 2012
2.      Sampel 
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien yang berkunjung ke
Puskesmas Benteng Kota Serang Provinsi Banten tahun 2012
D.    Pengumpulan Data
1.      Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk
mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini.
2.      Data Sekunder
Data kunjungan pasien yang dikumpulkan dari instansi yang ada hubungannya
dengan penelitian ini.
E.     Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS. Analisa
data hasil penelitian dilakukan dengan analisis berupa deskripsi variabel penelitian.
Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada tabel  berikut :
Tabel 1. Tabel Kontigensi 2x2

Variabel Variabel Dependen


Jumlah
Independen Kategori I Kategori II

Kategori I a b a+b

23
Kategori II c d c+d

Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Sumber : Metodologi Penelitian Kesehatan, 2011


                                                                 
Analisis dan uji hipotesis menggunakan Uji Chi Square (x2) tingkat kemaknaan 0.05
dengan rumus sebagai berikut (Sugiono, 2000):                
X2  =     
Keterangan :
X2       =    chi square
O        =    Nilai observasi
E        =    Nilai harapan (expected)
Dengan interpretasi sebagai berikut :
1.      Hipotesis alternatif diterima jika p < 0.05
2.      Hipotesis alternatif ditolak jika p > 0.05.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI, 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Tahun
2004. Penerbit Depkes RI. Jakarta.
2. Azwar, Azrul, 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Bina Rupa Aksara.Jakarta.
3. Notoatmodjo, S .2005. Promosi Kesehatan teori dan aplikasinya.Jakarta: Rineka Cipta
4. A.A. Muninjaya. 2004. Manajemen kesehatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
5. Azwar, AH. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

25
R&D and chlinical trial Patent Manufacturing Registration

Procurement &
Laboratorium Testing Inspection Selection
import

Distribution Pricing Prescription Dispensing

Independent
Promotion Pharmacovigillance
information

Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya. Diferensiasi produk pada titik yang


lebih dekat dengan konsumen dan percepat konversinya di sepanjang rantai pasok. Kelola
sumber-sumber supply secara strategis untuk mengurangi ongkos kepemilikan dari material
maupun jasa.
Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan rantai pasok yang mendukung
pengambilan keputusan berhirarki serta berikan gambaran yang jelas dari aliran produk, jasa,
maupun informasi. Adopsi pengukuran kinerja untuk sebuah supply chain secara keseluruhan
dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen akhir.
Namun bias saja terjadi beberapa penyimpangan contohnya pada tahap R&D dan patent
terjadi praktek-praktek yang menyimpang seperti adanya pemalsuan data yang digunakan untuk
penghematan biaya penelitian dan untuk mempercepat suatu obat dapat diedarkan.
Dalam semua proses yang terjadi memiliki penyimpangan tersendiri sehingga dapat
terjadi beberapa akibat seperti Menurunnya kinerja unit kefarmasian, dapat terjadi substitusi
sediaan farmasi (obat dan perbekalan kesehatan), dapat terjadi pengurangan jumlah dan dosis
dari resep dokter. Sehingga pasien tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal dan
menurunkan kepuasaan pasien terhadap kinerja kefarmasian.

26
27

Anda mungkin juga menyukai