Serimetri yaitu penetapan kadar zat uji (reduktor)
dengan menggunakan pentiter larutan serium (IV) sulfat (oksidator). Titrasi hanya dapat dilakukan dalam suasana asam karena dalam suasana netral terjadi endapan serium (IV) hidroksida. Larutan serium (IV) sulfat merupakan zat pengoksidasi yang kuat dan stabil dari pada KMnO₄. Keuntungan larutan serium (IV) Sulfat : Sangat stabil dalam penyimpanan yang lama dan tidak perlu terlindung dari cahaya dan pemanasan. Bisa digunakan untuk menetapkan kadar yang mengandung klorida dengan konsentrasi tinggi. reaksi redoks yang terjadi sangat sederhana. Merupakan oksidator yang cukup kuat sehingga dapat dipakai untuk berbagai sampel sehingga dapat digunakan sebagai pengganti permanganometri. Larutannya kurang berwarna sehingga tidak mengaburkan pengamatan titik akhir dengan indikator. Kelemahan : 1. Harganya mahal 2. Reaksinya dengan beberapa zat lambat misalnya AS₂O₃ sehingga diperlukan katalisator. Prinsip Penetapan Berdasarkan reaksi redoks dimana zat uji (reduktor) dalam suasana asam sulfat encer dititrasi dengan larutan Ce(SO4)2 menggunakan indikator ferroin( o-fenanthrolin), dimana titik akhir titrasi tercapai dengan berubahnya warna larutan dari merah menjadi biru pucat. Reaksi kimia : Oksd : zat uji (oksidator) produk + ne +4 +3 Red : Ce +e Ce + +4 +3 Reaksi redoks : zat uji (oksidator) + Ce produk+Ce Pembuatan Indikator Larutan ferroin sulfat p (o-fenantrolin) dibuat dengan mereaksikan 700 mg besi (II)sulfat dalam 70 mL air dengan 1,5 gram o-fenantrolin dalam air secukupnya hingga 1000 mL. Pembuatan Larutan Titer Larutkan serium (IV) amonium nitrat dalam sebuah gelas kimia dengan 31 mL H2SO4 P, dicampur, lalu ditambahkan air hati – hati tiap kali 20 mL hingga larut sempurna. Setelah ditutup, lalu dibiarkan selama satu malam. Kemudian disaring dengan penyaring kaca masir berpori halus, lalu encerkan filtrat dengan air secukupnya hingga 1000 mL. Pembakuan Sebagai baku primer : As2O3, besi murni, natrium oksalat atau besi (II) amonium sulfat. Katalis : Osmium(IV)oksida. Cara Pembakuan 200 mg As2O3 P yang dikeringkan pada suhu 100oC selama 1 jam, ditimbang saksama kedalam labu erlenmeyer 500 mL. Cuci bagian dalam wadah dengan 25 mL larutan NaOH p 8% b/v, lalu dikocok hingga larut dan tambahkan 100 mL air suling. Tambahkan 10 mL H2SO4 33,30 % b/v dan 2 tetes o- fenantrolin P dan larutan osmium(IV)oksida P 0,25 % b/v dalam H2SO4 0,1 N. Titrasi perlahan – lahan dengan larutan serium (IV) sulfat 0,1 N hingga warna merah jambu pucat berubah menjadi biru pucat. 1 mL serium (IV) sulfat 0,1 N setara dengan 4,946 mg As2O3. Kegunaan Menurut FI edisi IV : fero sulfat, fero fumarat, fero glukonat, hidrokuinon, vitamin K dan vitamin E. Perhitungan : mgrek zat uji = mgrek serium (IV) sulfat Contoh soal : 20 tablet Ferro sulfat (BM = 278) beratnya 10 g. 850 mg dari serbuk tersebut dilarutkan dalam campuran 20 ml Al₂SO₄ encer dan 80 ml air bebas CO₂. Kemudian disaring filtratnya segera dititrasi dengan Ce(SO₄)₂ 0,1 N sebanyak 17.4 ml menggunakan indikator Ferroin. Menurut etiket tiap tablet mengandung 300 mg FeSO₄.7H₂O. Menurut FI kadar FeSO₄.7H₂O tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket. Apakah tablet tersebut memenuhi persyaratan FI atau Tidak?