Titik akhir dalam titrasi diazotisasi dapat ditentukan secara potensiometri, secara amperometri, dengan indikator
eksternal pati-iodida dengan asam difenilbenzidin disulfonat (l), atau dengan oranye IV. Schilt baru-baru ini
menjelaskan penggunaan kompleks logam sebagai indikator reversibel internal untuk titrasi diazotisasi beberapa
amina aromatik primer (anilin, p-bromoanilin, o-kloroanilin, 2,4-dikloroanilin). Dia mengusulkan nama trivial
"ferrocyphen" untuk dicyano-bis-(1,10-phenanthroline)-iron (II) complex.
Peneliti telah mempelajari penggunaan indikator ini dalam titrasi diazotisasi dari 12 sulfonamida untuk
kepentingan farmasi. Tujuh dari sulfonamida dapat dititrasi menggunakan ferrocyphen sebagai indikator. Prosedur
titrasi menggunakan ferrocyphen sebagai indikator.
ALAT DAN BAHAN
Alat : Bahan:
Selesaikan titrasi setetes demi setetes hingga titik akhir berwarna ungu pucat atau rose yang
stabil, minimal 3 menit.
- ↓
➔ Karena merupakan reaksi diazotasi maka sulfonamida direaksikan dengan NaNO2 dalam suasana asam
membentuk suatu garam diazonium.
HASIL PERCOBAAN
a : Rata-rata dari setidaknya empat penentuan. b : Nilai dalam tanda kurung diperoleh dengan prosedur
diazotisasi menggunakan titik akhir pati-iodida. c : Titik akhir tidak stabil. d : Deteksi titik akhir visual tidak
mungkin karena titrasi menghasilkan produk berwarna
PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh untuk 12 sulfonamida yang dianalisis dengan prosedur diazotasi
dirangkum dalam Tabel I. Sejak penelitian sebelumnya (2, 6) telah menunjukkan bahwa titrasi pada
5-10° bukanlah persyaratan yang diperlukan untuk titrasi diazotasi, semua titrasi menggunakan
ferrocyphen sebagai indikator dilakukan pada suhu kamar (25°). Nilai kemurnian yang diperoleh
dengan menggunakan ferrocyphen sebagai indikator sesuai dengan nilai yang diperoleh dengan
prosedur yang menggunakan titik akhir pati-iodida (3).
PEMBAHASAN
Dalam titrasi yang dilakukan, data kuantitatifnya diperoleh ferrocyphen merespons secara
reversibel dengan cara yang sama seperti yang dijelaskan oleh Schilt (5). Diazotasi semua
sulfonamida dan respon indikator sangat cepat dalam asam klorida 6 M.
Deteksi titik akhir visual tidak mungkin untuk empat senyawa terakhir pada Tabel I karena
titrasi memberikan produk berwarna (kuning atau kuning-orange) yang mengaburkan titik akhir.
KESIMPULAN
Prosedur titrasi menggunakan ferrocyphen sebagai indikator ditandai dengan kecepatan dan
kesederhanaan. Hasil yang diperoleh untuk 12 sulfonamida yang dianalisis dengan prosedur diazotasi
dirangkum dalam Tabel I. Sejak penelitian sebelumnya (2, 6) telah menunjukkan bahwa titrasi pada 5-
10° bukanlah persyaratan yang diperlukan untuk titrasi diazotasi, semua titrasi menggunakan
ferrocyphen sebagai indikator dilakukan pada suhu kamar (25°). Dalam titrasi yang dilakukan, data
kuantitatifnya diperoleh ferrocyphen merespons secara reversibel dengan cara yang sama seperti yang
dijelaskan oleh Schilt (5).
DAFTAR PUSTAKA
Agren. A., Svcnsk. Farm. Tidsk., 55. 229(1951); through Chem. Absfr., 45,
6127c (1951).
La Rocca. J. P., and Waters, K. L., THIS JOURNAL, 39, 521 (1950).
“United States Pharmacopeia,” 16th rev., Mack Publishig Company Easton Pa.
1960, p. 908.
Schilt, A. A., J. Am. Chem. Soc., 82, 3000 (1960).
Schilt, A. A., Anal. Chim., Acta, 26, 134 (1962).
Scholten, H. G., and Stone, K. G., Anal. Chem, 24, 749 (1952).
Singh. B., and Ahmed. G., J. Ind. Chem. Soc., 15, 416 (1938).
Vasaliev, R., Burnea. I., Cosmin. A., and Mangu, M., Rev. Chim. (Bucharest) 11,
422 (1960).
Woods. J. T., and Schneller, G. H., in “Pharmaceutical Analysis Higuchi, T., and
Brochmann-Hanssen, E. eds., Interscience Publishers. Inc., New York. N. Y., 1961 Chap. v.