PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Di zaman sekarang ini semakin tidak menentunya cuaca atau iklim di negaraIndonesia maupun
di negara-negara lain merupakan akibat dari tingkah laku dan perbuatanmanusia.Mulai dari
penebangan hutan yang merajalela sampai pola hidup yang tidak baik.Seiring dengan musim yang
berjalan dengan tidak menentu sehingga menyebabkan seseorangmudah sakit. Di era sekarang obat-
obatan banyak dijual bebas di apotik dan toko obat,sehingga banyak dari kita sering menggunakan
obat-obatan tanpa pengawasan dokter.Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan atau
petunjuk dokter sangat berbahaya bagitubuh akibat atau e eknya bisa langsung kelihatan dan
PEMBAHASAN
Sintesis banyak dikembangkan sebagai jalur penemuan senyawa baru atau duplikasi senyawa
tertentu yang mahal dan sulit didapat. Sintesis senyawa azo dikembangkan karena aplikasi yang
luas yaitu sebagai pewarna, indikator, dan zat antibakteri. Penelitian ini mempelajari teknik sintesis
senyawa azo dari p-aminofenol dengan sulfanilamida melalui reaksi diazotisasi dan kopling azo.
Hasil sintesis berupa serbuk kuning dan orange dengan rendemen 30,2% dan 41,3 % pada waktu
kopling optimum 60 menit. Penentuan titik leleh menunjukkan azo kuning dan azo orange masing
masing 112C dan 156C. Produk sintesis dikarakterisasi dengan spektroskopi UV-Vis dan IR.
Scanning max. azo kuning yaitu 260 nm dan 206 nm, sedangakan azo orange pada 264 nm.
Analisis IR menunjukkan adanya gugus C-H aromatis, C=C, N=N, CN, S=O, CO dan adanya
substituen orto, meta, para. Berdasarkan analisis spektroskopi dan titik leleh tersebut dimungkinkan
bahwa senyawa hasil sintesis adalah 4-amino-3-(4- hidroksifenilazo)benzenasulfonamida. Struktur
hasil sintesis akan dikonfirmasi lanjut dengan analisis H-NMR.
Dari fenol Ini dihasilkan dari fenol dengan nitrasi diikuti reduksi dengan besi. Sebagai
alternatif, hidrogenasi parsial nitrobenzena menghasilkan fenilhidroksilamina, yang menata kembali
terutama ke 4-aminofenol:
C6H5NHOH HOC6H4NH2
Dari nitrobenzene Ini dapat dihasilkan dari nitrobenzene dengan konversi elektrolitik
menjadi fenilhidroksilamina, yang secara spontan menata ulang menjadi 4-aminofenol
P-Aminophenol adalah senyawa blok bangunan. Secara mencolok, ini adalah intermediate
terakhir dalam sintesis industri parasetamol. Mengobati p-aminofenol dengan anhidrida asetat
memberi parasetamol
1. Parapropamol (4-HO-Ph-NHCOEt).
2. Amidasi dengan asam klorida dari ATRA memberi Fenretinide.
3. AM404 dibuat dengan asilasi asam arakidonat.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gelas beker150mL; labu ukur100mL;
gelas ukur 10 mL; erlenmeyer 150mL; pipet volume 10mL, pipet tetes; neraca analitik; corong
buchner; hotplate; stirrer; gelasarloji; kolom kromatografi; pipa kapiler bejana KLT, dan
spectrometer (UV-Vis,IR,NMR).
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitianin meliputi: p-aminofenol (Merck);natrifoil;
plattiumnitrit (Merck); asam klorida(Merck); sulfanilamida (Merck); akuades; natrium hidroksida
(Merck); metanol (Merck); kloroform(Merck); aseton (Sigma-Aldrich); heksana (Merck); kertas
saring; aluminium pissilika gelF254(Merck),dansilicagel (Merck).
Reaksidiazotisasi (pembentukangaramdiazonium)
Serbuk p-aminfenol sebanyak 1,1 g (0,01 mol) dilarutkan ke dalam 5 mL HCl pekat, kemudian
dilarutkan dalam 5Ml akuades didalam penangas es (suhu0-5 oC). Kondisikan kedua larutan tetap
dingin, kemudian larutan NaNO2 ditambahkan perlahan kedalam larutan p-aminfenol dengan
pengadukan selama10menit. Sebanyak10-15ges ditambahkan selama reaksi.
foil seluruh dindingnya. Reaksi dilakukan dipenangases (suhu0-5 oC) sambil diadukselama
5menit. Pengadukan saat reaksi kopling juga dilakukan selama15, 30, 60, dan 120 menit untuk
mengetahui waktu optimal yang menghasilkan rendemen tertinggi.Endapan(crude) yang terbentuk
disaring dengan corong Buchner.
PemurnianSenyawaAzo
Endapan (crude) dilarutkan kedalam berbagai pelarut untuk memperoleh pelarut rekristalisasi
yang baik. Pelarut yang dipilih harus melarutkan sampel dengan baik namun tidak melarutkan
pengotor, atau sebaliknya. Jika pelarut hanya dapat melarutkan sampel dalam keadaan panas maka
larutan disaring panas-panas dan filtratnya dibiarkan mengkristal dalam keadaan dingin.
Selanjutnya diambil endapan sebagai senyawa azo yang lebih murni, dikeringkan disuhu ruang
dan ditimbang beratnya.
%Rendeman=massaproduk eksperimenx100%
massaprodukteoritis
NH2NH2
Cl O S O
NaNO2,HCl
0-5 C
OH + NH2
4-aminofenol4-hidroksibenzenadiazoniumklorida4-aminobenzenasulfonamid
, 0-5 C
0 8 0
N
N
HO NH2
4-amino-3-[(E)-4-hidroksifenil)diazenil]benzenasulfonamida
Gambar1.Hipotesisreaksisintesisazodarip-aminofenoldengansulfanilamida.
PenentuanTitikLeleh
Uji titik leleh dilakukan dengan pipa kapiler. Senyawa azo murni dimasukkan kedalam pipa kapiler
dan dipanaskan kedalam alat meltingpoint. Temperatur leleh dicatat saat padatan mulai meleleh
hingga seluruhnya meleleh.
AnalisisKromatografiLapisTipis(KLT)
Analisis KLT untuk mengetahui kemurnian senyawa azo dibandingkan crudenya melalui spot
yang terbentuk pada kromatogram. Fraksi fraksi senyawa azo dan crudenya dilarutkan dalam
aseton kemudian ditotolkan pada plat KLTF254 dengan jarak antar totolan yaitu 0,5 cm. Plat silica
hasil penotolan dimasukkan kedalam chamber yang sudah dijenuhkan oleh fase geraknya yaitu
campuran aseton: heksana (3:7v/v). Fase gerak dibiarkan mengelusi senyawa azo hingga batasatas
plat yang diinginkan. Plat dianginanginkan sehingga spot yang terbentuk terlihat jelasse dangkan
noda tidak berwarna dilihatdi bawah lampuUV. Analisis kualitatif dilakukan dengan
membandingkan nilai Rf senyawa azo,crude,dan material awal yang digunakan.
AnalisisSpektrofotometriUV-Vis
Scanning panjang gelombang absorbansi maksimum (max) merupakan analisis kualitatif.
Senyawa azo dilarutkan dalam pelarut methanol sebagai blanko.Data scanning berupa pola
spektrum dengan puncak-puncak tertentu sebaga imax suatukromofor.
AnalisisSpektrofotometriIR
Gugus-gugus fungsional pada senyawa azo hasil sintesis.dapatdiketahui melalui analisis
denganspektrometerIR. Senyawaazomurniditempatkandi wadahsampel untuk
dianalisis.Hasilanalisis berupa spektraIRdengan frekuensi tertentuyangmenyatakan
serapansuatugugusfungsi.
AnalisisSpektrofotometriNMR
Senyawa azo murni dilarutkan dalam aseton-D6.Larutansampelditambah sedikit
TMS(tetrametilsilan) sebagai standar, kemudian dimasukkan ke wadah
HASILDANPEMBAHASAN
SintesisSenyawaAzodarip-aminofenoldenganSulfanilamida
Sintesis senyawa 4-amino-3-(4-hidroksifenilazo) benzenasulfonamida didasarkan
padareaksikopling antaragaramdiazonium kloridadengansulfanilamida
padasuasanabasa.Pendinginan kuat,terlindung dari cahaya, dankeasaman tinggi saat kopling
berperan untukmenjagastabilitasdanmenghindari dekomposisi senyawaazo.Variasi
waktukoplingsangatberpengaruh terhadapkeberhasilan pembentukan senyawaazo(lihat
Tabel1).Waktukoplingyangsingkatyaitu5,15,dan 30 menittidak dapat membentuksenyawa azo baru
dilihatdarikromatorgamKLT.Keberhasilan sintesis terjadipadawaktukopling60 menitdan 120
menit yangdikonfirmasidenganadanyaspotbaruyangRf- nyaberbeda dengan bahan-
bahanawalyangdigunakan (lihatgambar2).Halinidisebabkan lemahnya nukleofilitas
sulfanilamidasehingga waktu kopling yanglamaakanmemberikan kesempatan untukgaram
diazonium bereaksidengansulfanilamida lebihbanyak. Hasilsintesis berupacrudelengketberwarna
coklat kemerahan setelah disaring menggunakan buchner tanpaproses pencucian.
Senyawacrudeazodimurnikan melaluikolomkromatografi denganeluenaseton:
heksana(2,5:7,5)menghasilkan padatanberwarna
kuningdanorangedenganrendemen30,2%dan41,3%.
AnalisisSpektrofotometriIR(Infrared)
Senyawa azo murni diperkirakan strukturnya menggunakanspektrofotometri
IR(FTIRATR)untuk mengetahuigugusgugusfungsiyangmuncul.Spektra IRmenunjukkan
AnalisisspektrofotometriUV Vis
Senyawaazomurnidianalisissecarakualitatifmelaluiscanningpanjanggelombangabsorbansimaksimu
m( max).semyawa azokuning menunjukkanabsorbansipuncak(260dan206)nm.Sedangkan
senyawaazo orangemenunjukkan absorbansipuncakpada264nm.
Daerahserapanpada206nmmenunjukkan transisi elektronik (-*)benzenadangugusazoaromatik
(N=N)sedangkan 260nmuntuktransisielektronik(n- *).Spektrumserapan
UVdapatdilihatpada(Gambar 5)
Tabel1.Rendemensintesisberdasarkanvariasiwaktukopling.
60
HasilSintesis
40
Rendemen
kunin
20
g
0
0 50 100 150
-20
Gambar3.Grafikjumlahrendemenberdasarkanvariasiwaktukopl
ing.
Gambar4.
SpektraIRsenyawaazokuning
Gambar5. SpektrumUV-Visiblesenyawaazokuning
Dari hasil optimasi waktu kopling terhadap jumlah rendemen sintesis, waktu kopling 60 menit
menunjukkan waktuoptimumsisntesispadapenelitian ini(lihatGambar3).
KarakterisasiSenyawaHasilSintesis
Senyawa hasilsintesis dikarakterisasi sifat fisik dankimianya,kemudiandibandingkan
dengansifatsifat bahanawaluntukmengetahuikeberhasilan sintesis bahanbaru(lihatTabel2)
Amin merupakan senyawa dasar organik yang diperoleh dengan mengganti satu (Amin primer),
2 (Amin sekunder), atau 3 (Amin tertier) atom Hidrogen pada Amoniak (NH3) dengan gugus
alkil atau aryl.
Pada proses ini p-Aminofenol disintesa dari p-nitroklorobenzen dengan mengubahnya terlebih
dahulu menjadi p-Nitrofenol dengan Natrium Hidroksida (NaOH), kemudian p-Nitrofenol yang
terbentuk dirubah menjadi p-Aminofenoldengan perlakuan penambahan Natrium Sulfat (Na2S)
dan kaustik soda.
Material Safety Data Sheet (MSDS) p-Amonifenol, Mekanisme Reaksi :
Prosedur Kerja :
1. p-Nitroklorbenzen dilelehkan di dalam melting vessel.
2. Setelah mencair, pindahkan p-Nitroklorobenzen ke dalam autoklaf yang telah berisi air, kemudian
panaskan sampai suhu 100 C.
3. Proses penambahan kaustik soda ke dalam autoklaf dibagi menjadi 4 bagian, setiap 3 jam.
4. Setelah penamahan kaustik selesai suhu dinaikkan menjadi 160 C dengan tekana 6 atm,
panaskan selama 2 jam.
5. Setelah 2 jam suhu diturunkan pada titik 110 C, kemudian dilakukan pengujian Nitroklorbenzen
unreaktif. Apabila masih terdapat Nitroklorbenzen unreaktif, dilakukan pemanasan kembali pada
suhu 160 C selama beberapa waktu.
6. Produk yang bebas dari Nitroklorbenzen didinginkan sampai suhu 90 C, lalu dipindahkan ke
dalam tangki asidifikasi.
7. Ditambahkan asam klorida (HCl 35 %) secara kontinyu sambil terus diaduk (pertahankan suhu
dibawah 40 C). penambahan dilanjutkan sampai sedikit asam.
8. Larutan didinginkan sampai terbentuk Kristal p-Nitrofenol.
9. Saring p-Nitrofenol Kristal, kemudian cuci dengan air sampai bebas dari garam.
10. p-Nitrofenol yang dihasilkan direaksikan dengan kaustik soda dan Natrim Sulfat (Na2S)
direfluks selama 2 jam.
11. Pada akhir reaksi, larutandidinginkan untuk menghasilkan p-AminofenolKristal.
12. p-Aminofenol Kristal yang terbentuk kemudian disaring dan dicuci dengan air, lalu dikeringkan
Amine adalah sekelompok senyawa organik dasar yang diturunkan dengan penggantian
satu (amina primer), dua (amina sekunder), atau tiga (amina tersier) dari atom hidrogen dalam
amonia (NH3) oleh gugus alkil atau aril.Amina tersier bergabung dengan satu proporsi molekul
alkil iodida untuk membentuk garam amonium kuartener di mana atom nitrogen pusat
bergabung dengan empat radikal organik dan satu radikal asam yang digunakan sebagai
inhibitor korosi, zat pengemulsi dan antiseptik. Amina, seperti amonia, adalah basa lemah
karena pasangan elektron unshared dari atom nitrogen dapat membentuk ikatan koordinat
dengan proton. Amina bereaksi dengan asam untuk memberi garam dan dengan anhidrida asam
(atau atau ester) untuk membentuk amida.Mereka bereaksi dengan halogenalkana untuk
membentuk rantai yang lebih panjang. Nama amina molekuler rendah dibentuk dengan
menambahkan '-amin' sebagai akhiran untuk nama senyawa induknya. Dalam nomenklatur
substitusi, awalan 'amino-' ditempatkan di depan nama senyawa induk untuk menunjukkan
kelompok fokal dalam amina molekul tinggi.
Amina sintetis dibuat sebagian besar oleh reaksi alkohol dengan amonia, dikatalisis oleh
logam (nikel atau tembaga) atau oksida logam pada suhu tinggi.Banyak metode telah dibuat
untuk sintesis amina yang mereaksikan amonia dengan alkil halida dan menetralkan garam alkil
amonium yang dihasilkan dengan alkali, misalnya natrium hidroksida. Prosedur ini
menghasilkan campuran amina primer, sekunder, dan tersier yang mudah dipisahkan menjadi
tiga komponennya dengan destilasi fraksional mendidih metil isosianat dengan potasium
kaustik, memanaskan alkil iodida dengan amonia pengurangan nitril dengan alkohol dan
natrium memanaskan ester asam nitrat Dengan amonia alkohol mengurangi tindakan nitro-
parafin dari asam seng dan hidroklorida pada amina aldehida oksida fenilhidrazon dan oksim
aldehida dan keton dengan amalgam natrium dengan adanya tindakan alkohol dan natrium
asetat dari asam klorida encer pada isonitril yang memanaskan minyak mustard Dengan asam
mineral, dengan hidrolisis alkil phthalimida.
Amina primer mengandung gugus fungsional -NH2 (disebut gugus amino) dan diubah
menjadi amina sekunder dan tersier jika dipanaskan dengan alkil atau aril iodida.Amina primer
membentuk berbagai produk oksidasi dengan kuat dengan asam nitrat pekat.Jika amina
diasetilasi, mereka membentuk turunan nitro dengan asam nitrat pekat.Amina primer
membentuk garam diazonium dengan asam nitrat dalam larutan dingin dengan adanya
kelebihan asam mineral.Atau diazoamin diperoleh tanpa adanya kelebihan asam.Reaksi lainnya
yang membentuk produk kondensasi dengan aldehida membentuk anilida yang membentuk
alkil tioureas menghasilkan isonitril dengan ramuan alkohol dan kloroform.Amina alifatik yang
memiliki kandungan karbon terendah adalah gas larut dalam air atau cairan titik didih rendah
yang juga mudah larut dalam air jika terjadi kandungan karbon rendah berikutnya.Tapi amina
alifatik yang memiliki kandungan karbon tinggi adalah padatan tak bermutu dari titik didih
tinggi dan tidak larut dalam air.Mereka semua basa dan mudah membentuk garam dengan asam
mineral dan garam padat dengan halogenalkana.
Garam Amin adalah zat kristal yang mudah larut dalam air. Banyak alkaloid yang tidak
larut (misalnya kina dan atropin) digunakan secara medis dalam bentuk garam larut.Jika alkali
(natrium hidroksida) ditambahkan ke larutan garam tersebut maka amina bebas dibebaskan.
Hexamethylenediamine yang digunakan dalam pembuatan nilon-6,6 dibuat dengan penambahan
katalis hidrogen ke nitril. Amino aromatik juga ada, seperti fenilamin, yang penting untuk
produksi garam diazonium. Mereka terdisosiasi dalam air (beberapa sangat lemah). Amino
aromatik jauh lebih lemah daripada alifatik. Salah satu amina aromatik yang paling penting
adalah cairan coklat pucat anilin yang direbus pada suhu 184 C, meleleh pada -6 C. Anilin
diperoleh secara komersial dari klobobenzena dengan pemanasan dengan amonia dengan
adanya katalis tembaga atau dari produk tar batubara (nitrobenzene) melalui Reaksi reduksi.
Aniline adalah bahan awal dalam industri manufaktur pewarna dan seperti dalam pembuatan
yang lain. Anilin diubah menjadi asam sulfanilat yang merupakan senyawa induk obat
sulfa.Aniline juga penting dalam pembuatan bahan kimia pengolah karet, antioksidan dan
pernis.Amin berperan dalam berbagai jenis reaksi kimia dan menawarkan banyak aplikasi
termasuk dalam bahan kimia pertanian, zat warna (yang paling dikenal sebagai anilin), obat-
obatan, dan penghambat korosi.
Indikasi utama parasetamol yaitu digunakan sebagai obat penurun panas analgesic dan
dapat digunakan sebagi obat penghilang rasa sakit dari segala jenis seperti sakit kepala, sakit
gigi, nyeri pasca operasi, nyeri sehubungan dengan pilek, nyeri otot pasca-trauma, danlain-
lain.Sakit kepala migrain, dismenore dan nyeri sendi juga dapat diringankan dengan bat
parasetamol Ini.Pada pasien kanker, parasetamol digunakan untuk mengatasi nyeriringan atau
dapat diberikan dalam kombinasi dengan opioid misalnya kodein.
Patel, BK., Prajapati, NK., and Patel, DG. 2013. Synthesis,characterization andspectralstudyof chelating
azodyes containingsalicylicacidligand. Pelagia Research Library.DerChemicaSinica.4 (6):70-72.
KIMIA SINTESA
SintesisDan Karakterisasi Senyawa Azo Dari
p-AminofenolDengan Sulfanilamida
DITA SEPTIANA
JULIANDRI
MAMLUATUL HIKMAH
RATI ANGGRAINI
YULIANA