Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA

TANAMAN

Disusun oleh:

Nama: Toni

Nim: C1011171136

Kelas: Agroteknologi D

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi ini. Adapun tujuan
disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan juga atas bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:

1. Bapak Ir. Nurjani, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi.
2. Para petugas laboratorium Biologi Universitas Tanjungpura Pontianak
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu, kami selaku tim
penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa
tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

PONTIANAK 8 JUNI 2018

TONI
LAPORAN PRTAIKUM

BIOKIMIA TANAMAN

“KARBOHIDRAT”

Disusun oleh:

Nama: Toni

Nim: C1011171136

Kelas: Agroteknologi D

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi ini. Adapun tujuan
disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan juga atas bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:

1. Bapak Ir. Nurjani, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi.
2. Para petugas laboratorium Biologi Universitas Tanjungpura Pontianak
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu, kami selaku tim
penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa
tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

PONTIANAK 8 JUNI 2018

TONI
Bab I Pendahuluan

Karbohidrat

A. Latar Belakang

Karbohidrat atau disebut juga sakarida di definisikan sebagai polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton. Senyawa karbohidrat dapat di bagi menjadi sub golongan berdasarkan jumlah satuan dasar yang
menyusunnya. Satuan dasar yang di maksud adalah polihidroksi aldehid dan polihidroksi keton tunggal.
Kedua jenis penyusun ini mengandung gugus karboksil. Jika gugus karboksil terdapat pada ujung bangun
molekul kedua rantai atom C dinamakan ketosa. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan
sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, seta
lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang di perlukan tubuh. Tubuh menggunakan
karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling
sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut
menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain sebagai
sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh,
berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan
mengikat protein dan lemak. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton
(ketosa) dan turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan salah satu atau kedua
komponen tersebut. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi aktifitas kehidupan manusia di samping
protein dan lemak. Di indonesia kurang lebih 80-90% kebutuhan energi berasal dari karbohidrat, karena
makanan pokok orang indonesia sebagian besar mengandung karbohidrat seperti : beras, jagung, sagu,
ketela pohon Dan lain-lain. Sumber utama karbohidrat adalah berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati).
Karbohidrat terbentuk dalam tumbuh-tumbuhan sebagai hasil reaksi dari karbondioksida (CO2) dengan
air (H2O) dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotensintesis dalam tanaman yang berklorofil (
bagian daun ). Karbohidrat dalam makanan biasanya dalam bentuk umbi-umbian, serealia maupun
dalam batang tanaman. Selain dari sumber nabati, karbohidrat juga berasal dari pangan hewani yang
terbentuk dalam jumlah yang kecil melalui proses biosintesa glikogen dan sintesa kimiawi. Pada
umumnya karbohidrat dapat dikelompokan menjadi monosakarida, oligosakarida, serta polisakarida.
Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat terdiri dari lima atau enam atom C, sedangkan
oligosakarida merupakan polimer dari 2-10 monosakarida, pada umumnya polisakarida merupakan
polimer yang terdiri lebih dari 10 monomer monosakarida.
1. Monosakarida
Terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air
menjadi karbohidrat tidak dapat di hidrolisis ke bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida di
bedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh
ketosa yaitu fruktosa.
2. Disakarida
Senyawa yang terbentuk dari 2 molekul monosakrida yang sejenis atau tidak. Disakarida dapat
dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
Contoh dari disakarida adalah sukrosa, laktosa, daan maltosa.
3. Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul-molekul monosakarida yang banyak. Contoh
polisakarida adalah selulosa, glikogen, dan amilum.
4. Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul –molekul monosakarida yang banyak jumlah nya,
senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida. Polisakarida merupakan
jenis karbohidrat yang terdiri dari lebih 6 monosakarida dengan rantai lurus/cabang.

B. Tujuan Pratikum

 Tujuan dari pratikum ini adalah untuk melakukan percobaan uji keberadaan karbohidarat secara
kualitatif serta mengetahui jenis karbohidrat yang terdapat dalam beberapa bahan sampel.
Bab II

Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Pustaka

Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai
polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat
paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau berupa keton
(disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian diatas berarti diketahui bahwa
karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n atau
CnH2nOn (Wiratmaja, 2011).

Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai
polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat
paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau berupa keton
(disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian diatas berarti diketahui bahwa
karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n atau
CnH2nOn (Wiratmaja, 2011).

Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam
karbohidrat tersebut. Salah satu test yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat
adalah test Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut
mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan
karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksi
dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak
sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang
kemudian dikombinasi dengan alphanaftol untuk membentuk produk berwarna (Pranata, 2004).

Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya
ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah
hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin
kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan menghilang. Dan
sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).

Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator
yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Benedict reagen digunakan untuk
menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat
redutor, dengan diteteskannya reagean akan menimbulkan endapanmerah bata. Selain menguji adanya
gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka
semakin gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).
Bab III

Metoda Kerja Pratikum


A. METODA KERJA PRATIKUM

Alat:

 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet tetes
 Becker glass
 Pemanas listrik
 Reagent Benedict

Bahan:

 larutan glukosa
 larutan fruktosa
 larutan maltosa
 larutan pati
 sukrosa

Cara Kerja:

1. UJI BENEDICT

Prinsip: larutan larutan tembaga yang basa, bila di reduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau keton bebas akan membentuk kupro oksidasi (Cu2O)/endapan merah bata.

a. Didihkan air dalam gelas piala

b. Masukan masing-masing 20 tetes reagen benedict ke dalam tabung reaksi

c. Tambahkan 20 tetes larutan karbohidrat ( glukosa, fruktosa, maltosa, pati, sukrosa ) pada
masing-masing tabung

d. Homogenkan larutan dengan cara dikocok, kemudian masukan tabung-tabung tersebut kedalam
air yang telah mendidih selama 3 menit

e. Setelah 3 menit, angkat sampel dan amati perubahan warna yang terjadi
Bab IV

Hasil Pratikum

Perubahan Warna

No Sampel Positif/Negatif
3 Menit
Warna Awal Pemanasan

1 Fruktosa Biru Laut Merah Bata Positif


2 Sukrosa Biru Laut Merah Bata Positif
3 Pati Biru Laut Biru Laut Negatif
4 Maltosa Biru Laut Merah Bata Positif
5 Glukosa Biru Laut Merah Bata Positif
Bab V

Pembahasan
A. pembahasan

a. Fruktosa

Pada sampel pertama, fruktosa, hasil yang di dapat pada uji benedict kali ini juga positif. Hal ini ditandai
dengan berubahnya warna larutan sebelum dan sesudah pemanasan. Sebelum pemanasan, larutan
bewarna biru laut. Setelah pemanasan, larutan berubah warna menjadi merah bata. Hasil positif yang
didapat ini sesuai dengan literatur. Fruktosa juga mempunyai gugus gula preduksi sehingga dapat
mereduksi reagen benedict dari CuO menjadi Cu2O. Gugus utama dari glukosa adalah keton.fruktosa
memiliki alfa hidroksi keton. Adanya alfa hidroksi keton ini menyebabkan tidak perlu waktu yang terlalu
lama untuk mendehidrasinya menjadi bentuk fuktural, sehingga fruktosa akan berubah warna menjadi
merah bata dalam waktu relatif lebih cepat (Sinnot 2007).

b. Sukrosa

Pada sampel kedua,sukrosa, hasil yang di dapat dari uji benedict kali ini juga positif. Sebelum
pemanasan, bewarna biru laut. Sesudah pemanasan, bewarna merah bata dan terdapat endapan. Hal ini
tidak sesuai dengan literatur . sukrosa sebenarnya terdiri dari glukosa dan fruktosa yang masing masing
gugus gula pereduksi dan akan beraksi positif dengan reagen berfoed. Namun ketika membentuk
sukrosa, kedua gugus gula pereduksi itu akan menyatu sehingga sukrosa menjadi kehilangan
kemampuan mereduksinya. Hal ini menyebabkan apabila dilakukan uji benedict, sukrosa tidak akan
dapat mereduksi reagen barfoed sehingga warna larutan baik pemanasan atau reaksi maupun setelah
pemanasa tetap sama (Bansal,2009).

c. Pati

Pada sampel ke 3. Pati, hasil yang di dapat pada uji benedict ini negatif. Tidak sesuai dengan pendapat
yang kemukaan ( Aprilia kusbandari, 2015). Pada uji ini mengasilkan endapan merah bata yang
menandakan adanya gula preduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat bewarna hijau, hijau
kuning, atau merah bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya, semakin warna merah bata maka
gula reduksinya semakin banyak.

d. Maltosa

Pada sampel ke 4. Maltosa . hasil yang di dapat kali ini adalah positif. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Agus sulityono,2015) yang menyatakan bahwa maltosa beraksi positif pada uji benedict.

e. Glukosa

Pada sampel ke 5. Hasil yang di dapatkan kelompok kami adalah positif. Hal ini sesuai dengan pendapaat
yang di kemukakan (Ardy pryadi dkk.2015). bahwa maltosa bereaksi positif pada uji benedict.
Bab VI

Penutup
A. Kesimpulan

Karbohidrat, merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan
dan daging hewan. Pada imunnya karbohdrat di kelompokan menjadi monosakarida,disakarida,dan
polisakarida.

B. Saran

Saran saya agar kedepan nya alat alat pratikum biokimia tanaman di lab agar di perbaiki lagi karena saya
lihat masih banyak ada yang rusak.
Daftar pustaka

Pranata, C,F, 2014. Kimia dasar 2 : commoa tektbook. Malang. UM Press.

Suhara. (2008). Dasar – Dasar Biokimia Cetakan Pertama. Bandung , Prisma Press.

Wiratmaja, I.G., dkk.,2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua Dengan Memanfaatkan Limbah Rumput
Laut Eucheuma cattoni Sebagai Bahan Baku. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol.5 (1): 75-84

Nur Annis H dan Henny Helmi. 2014. Pedoman Pratikum Biokimia. Bangka. UBB.

Fessenden, R,J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta Erlangga.


Lampiran
LAPORAN PRATIKUM

BIOKIMIA TANAMAN

‘’ PROTEIN ’’

Disusun Oleh:

Nama: TONI

Nim: C10111711136

Kelas: AGROTEKNOLOGI D

FAKULTASA PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi ini. Adapun tujuan
disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan juga atas bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:

1. Bapak Ir. Nurjani, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi.
2. Para petugas laboratorium Biologi Universitas Tanjungpura Pontianak
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu, kami selaku tim
penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa
tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

PONTIANAK, 8 JUNI 2018

TONI
Bab I

Pendahuluan
A. Latar Belakang.

Protein (akar protos dari bahasa yunani yang berati “yang paling utama”) adalah senyawa organik
kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
di hubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.

Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel mahluk hidup dan virus. Penyusun
protein adalah asam amino yang berikatan satu sama lain melalui ikatan peptida. Protein dapat
mengalami denaturasi oleh panas, PH, logam berat dll. Pristiwa denaturasi tidak lain adalah
terbentuknya lipatan alami struktur protein alamiahnya (renaturasi) apa bila denaturasi tadi berlanjut
maka protein akan menggumpal.

Kebanyak protein merupakan Enzim atau sub unit enzim.jenis protein lain berperan dalam fungsional
strukturalatau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai anti bodi, sistem kendali pada hormon, sebagai
komponen penyimpanan dalam biji dan juga dalam tranfortasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi,
protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam
tersebut (heterotrof).

Protein merupakan salah satu dari biomelekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida,
yang merupakan penyusun utama mahluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang
paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1838.

B. Tujuan Pratikum

Untuk mengamati identitas warna yang terbentuk.


Bab III

Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Pustaka

Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, yang bearti yang utama atau yang di dahulukan. Kata
ini diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus Mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein
adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme (Ellya, 2010).

Protein merupakan polimer yang panjang dari asam-asam amino yang bergabung melalui ikatan
peptida. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah karbon 55%, hidrogen 7%,
oksigen 23%, nitrogen 16%, sulfur 1% dan kurang dari 1% fosfor (Winarno, 1991; Tarigan, 1983).

Protein dibuat dari satu atau lebih rantai polipeptida yang terdiri dari banyak asam amino yang
dihubungkan oleh rantai peptida. Berat molekul protein bervariasi mulai dari 5000 hingga satu juta atau
lebih. Semua protein, tanpa memperhatikan fungsi atau jenis dari sumbernya dibuat dari dua puluh
asam amino, yang disusun dari rangkaian yang bervariasi ( Lehninger, 1976).

Sumber protein di dalam makanan dapat dibedakan atas dua sumber yaitu protein hewani dan nabati.
Oleh karena struktur fisik dan kimia protein hewani sama dengan yang dijumpai pada tubuh manusia,
maka protein yang berasal dari hewan mengandung semua asam amino dalam jumlah yang cukup
membentuk dan memperbaiki jaringan tubuh manusia. Kecuali pada kedelai, semua pangan nabati
mempunyai protein dengan mutu yang lebih rendah dibandingkan hewani (Agus Krisno Budianto, 2009).

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum,
jagung, dan buah – buahan. Beberapa makanan yang mengandung protein serta kadar proteinnya dapat
dilihat pada tabel (Anna poedjiadi, 1994).

Protein adalah zat makanan yang paling kompleks. Protein terdiri dari karbon, hydrogen, oksigen,
nitrogen, dan sulfur, dan biasanya fosfor. Protein sering disebut sebagai zat makanan bernitrogen
karena protein merupakan satu-satunya zat makanan yang mengandung unsur nitrogen. Protein
esensial untuk pembangunan protoplasma hidup karena terdiri dari unsure karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen, dan sulfur. Protein terkandung dalam makanan nabati dan hewani, tetapi protein hewani
paling bernilai untuk tubuh manusia sebagai materi pembangun karena komposisinya sama dengan
protein manusia. Di lain pihak protein nabati lebih murah. Protein ini lebih bermanfaat sebagai bahan
bakar tubuh daripada sebagai pembangun tubuh, tetapi menyediakan asam amino lebih murah yang
dibutuhkan tubuh untuk membangun jaringan (Watson, 2002).
Bab III

Metode Kerja Pratikum


A. metode Kerja Pratikum

Uji Biuret

Alat:

 Tabung Reaksi Dan Rak

 Pipet Tetes

Bahan:

 Putih Telur Dan Kuning Telur

 Air Bersih

 Pereaksi Ninhidrin

Cara Kerja:

1. Teteskan 2 ml larutan protein kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan 10 tetes pereaksi ninhidrin pada setiap tabung

3. Masukan tabung reaksi kedalam air panas yang telah mendidih, tunggu hingga 3 menit

4. Dinginkan dan amati perubahan warna yang terjadi

B. Metode Kerja Pratikum

Uji Ninhidrin

Alat Dan Bahan:

 Tabung reaksi dan Rak


 Pipet tetes
 Putih telur dan Kuning telur
 Air bersih
 Pereaksi Ninhidrin
Cara Kerja:

1. Teteskan 2 ml larutan protein kedalam tabung reaksi.


2. Tambahkan 10 tetes pereaksi Ninhidrin pada setiap tabung.
3. Masukan tabung reaksi kedalam air panas yang telah mendidih, tunggu hingga 3 menit.
4. Dinginkan dan amati perubahan warna yang terjadi.
Bab IV

Hasil Pratikum
Tabel 2. Hasil pratikum perubahan reaksi pada uji biuret

Uji Biuret
Positif/Negatif
No Sampel Warna Awal Warna Setelah
Reaksi

1 Kuning Telur Kuning Ungu Positif


2 Putih Telur putih Ungu Violet Positif

Tabel 3. Hasil pratikum perubahan reaksi pada uji Ninhidrin

Uji Ninhidrin
Positif/Negatif
No Sampel Warna Awal Warna Setelah
Reaksi

1 Kuning Telur Kuning Biru Violet Positif


2 Putih Telur Putih Biru Violet Positif
3 Aquades Bening Bening Negatif
Bab V

Pembahasan
Dari hasil yang kami amati putih telur lebih banyak mengandung protein karena bisa berubah warna
menjadi warna ungu terang, sedangkan kuning telur lebih sedikit mengandung protein, tetapi masih
mengandung protein karena masih bisa berubah menjadi warna ungu walaupun sedikit, namun aquades
tidak mengandung sama sekali protein.

Pada saat putih telur membeku, akibat percampuran larutan NaOH dan CuSO4. Hal ini dikenal dengan
sebutan denaturasi. Pada uji biuret bertujuan mendeteksi protein didalam suatu larutan secara kualitatif
dengan indikasi warna ungu atau violet.

Protein merupakan salah satu zat gizi yang sangat di butuhkan mahluk hidup. Protein memegang
peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, selain itu untuk mendukung aktifitas yang
dilakukan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan. Protein merupakan zat gizi kunci untuk pertumbuhan
fisik manusia dan hewan karena sangat di perlukan bagi pertumbuhan otot dan tulang. Sejalan dengan
manfaat protein sebagai zat gizi yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan maka di butuhkan
15%-20%.protein dari total kebutuhan atau keluaran/hari. Oleh karena itu perlu memperhatikan asupan
protein pada makanan yang dikomsumsi untuk mengoptimalkan pengaruhnya. (Annonymous,2012).

A. Uji Biuret

pada sampel kuning telur dan putih telur di atas hasil yang didapat adalah ungu dan ungu violet. Hal ini
sesuai dengan literatur, pada uji biuret semua protein yang di ujikan memberikan hasil positif bewarna
ungu. Warna ungu terbentuk karena ion Cu2+( yang di hasilkan Cu2SU4) dari pereaksi biuret dalam
suasana basa akan beraksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein
membentuk senyawa kompleks bewarna ungu atau violet (Girindra,1986)

pada sampel diatas saat putih telur membeku, akibat percampuran larutan NaOH dan CuSO4, yang di
kenal dengan sebutan denaturasi. Hal ini sesuai dengan literatur. Hal-hal yang dapat menyebabkan
denaturasi adalah: panas, PH, tekanan aliran listrik, dan ada nya bahan kimia seperti alkohol atau sabun.
Proses denaturasi kadang berlangsung secara reversible,tetapi ada pula yang irreversible, tergantung
pada penyebab nya. Protein yang mengalami denaturasi akan menurunkan aktifitas biologi nya dan
berkurang kelarutan nya, sehingga mudah mengedap. (Lehninger,1982)

B. Uji Ninhidrin

Bila suatu protein dihidrolisis oleh asam, alkali, atau enzim,akan dihasilkan campuran asam-asam amino.
Sebuah asamamino terdiri dari sebuah gugus amino, sebuah guguskarboksil, sebuah gugus amino,
sebuah gugus hydrogen, dangugus R yang teikat pada sebuah atom C yang dikenalsebagai karbon alfa,
serta gugus R merupakan rantai cabang(Winarno, 1997)

Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobotmolekul bervariasi, dari mulai 5000 hingga
lebih dari satu juta. Ada protein yang mudah larut dalam air, dan ada pula proteinyang sukar larut dalam
air. Rambut dan kuku adalah suatuprotein yan tidak larut dalam air dan idak mudah bereaksi,sedangkan
protein yang terdapat pada bagian putih telurmudah larut dalam air dan mudah bereaksi.Ditinjau dari
struktur nya protein dapat dibagi kedalam duagolongan besar, yaitu golongan protein sederhana
dangolongan protein gabungan. Yang dimaksud proteinsederhana adalah protein yang hanya terdiri dari
molekul-molekul asam amino, sedangkan protein gabungan adalahprotein yang terdiri dari protein dan
gugus bukan protein.Gugus ini disebut juga gugus prostetik dan terdiri ataskarbohidrat, lipid, atau asam
nukleat. Protein sederhana dapatdibagi kedalam dua bagian menurut bentuk molekulnya, yaituprotein
fiber dan protein globular. Protein fiber mempunyaibentuk protein seperti serat atau serabut,
sedangkan proteinglobular mempunyai bentuk bulat (Poedjiadi, 1994)

Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat padasatu gugus karboksil ( –COOH), satu gugus amino
(–NH2),satu gugus hydrogen (H), dan satu gugus radikal (R) ataurantai cabang. Pada umumnya asam
amino yang diisolasi dariprotein hidroksilat merupakan alfa asam amino, yaitu guguskarboksil dan amino
terikat pada atom karbon yang sama.Yang membedakan satu asam amino dengan asam aminoyang
lainnya adalah rantai cabang atau gugus R-nya. Rberkisar dari satu atom hydrogen (H), sebagaimana
terdapatpada asam amino paling sederhana glisin, ke rantai karbonlebih panjang, yaitu hingga tujuh
atom katbon (Almatsier,2001)

Pada umumnya asam amino tidak larut dalam air dan tidaklarut dalam pelarut organic non polar seprti
eter, aseton, danklorofom. Perbedaan asam amino, asam karboksilat, danamina terlihat pula pada titik
leburnya. Asam aminomempunyai titik lebur yang lebih tinggi bila dibandingkandengan asam karboksilat
atau amina. Kedua sifat fisika inimenunjukkan bahwa asam amino cenderung mempunyaistruktur yang
bermuatan dan mempunyai polaritas tinggi danbukan sekedar senyawa yang mempunyai gugus COOH
danNH2. Hal ini tampak pila pada sifat asam amino sebagaielektrolit (Poedjiadi, 1994).

Asam amino yang disambung-sambungkan dengan ikatanpeptida membentuk struktur primer protein.
Susunan asamamino menentukan sifat struktur sekunder dan tertier.
Padagilirannya hal ini mempengaruhi secara bermakna sifat-sifatfungsi protein makanan dan
perilakunya selama pemrosesan.Dari 20 asam amino, hanya 8/9 asam amino yang merupakanasam
amino essensial bagi nutrisi manusia. Junlah asamamino esensial yang terdapat dalam protein
danketersediaannya menentukan kualitas gizi protein. Padaumumnya kualitas protein hewan lebih
tinggio daripada proteintumbuhan. Protein telur merupakan salah satu dari proteinberkualitas terbaik
dan dianggap mempunyai nilai biologi 100(DeMan, 1997)
Bab VI

Penutup
A. Kesimpulan

Dari hasil laporan pratikum di atas maka dapat kita simpulkan bahwa putih telur lebih banyak
mengandung protein sedangkan kuning telur lebih sedikit mengandung protein dan sedangkan aquades
tidak sama sekali mengandung protein.

B. Saran

 Saran saya mungkin selanjut nya pratikum biokimia tidak hanya mengunakan bahan kuning telur
dan putih telur saja mungkin masih banyak lagi bahan bahan lain yang belum di uji coba.

 Dan untuk lab biokimia saran saya agar alat-alat yang ada di dalam lab agar bisa di perbaiki
karena saya lihat masih ada yang rusak.
Daftar Pustaka

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38246/4/Chapter%20II.pdf

http://nuruszahro.blogspot.com/2013/10/laporan-analisa-protein.html

https://www.coursehero.com/file/20214824/pdf-protein/

Santoso, H.B., 1993. Pembuatan Tempe dan Tahu Kedelai. Kanisius, Yogyakarta.

Sudarmadji, Slamet. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberti.

Soeharsono. 2006. Biokimia 1. Yogyakarta: UGM Press.


LAMPIRAN
LAPORAN PRATIKUM

BIOKIMIA TANAMAN

LEMAK ‘’ LIPID ’’

Disusun Oleh :
Nama: TONI

Nim: C1011171136

Kelas: AGROTEKNOLOGI D

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi ini. Adapun tujuan
disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan juga atas bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:

1. Bapak Ir. Nurjani, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi.
2. Para petugas laboratorium Biologi Universitas Tanjungpura Pontianak
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu, kami selaku tim
penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa
tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

PONTIANAK, 8 JUNI 2018

TONI
Bab I

Pendahuluan
A. Latar Belakang

Lemak (lipida) adalah senyawa organik golongan trigliserida yang tidak larut dalam air, banyak di
temukan dalam sel atau jaringan, larut dalam pelarut non polar seperti chloroform, eter dan benzena.
Walau lipida merupakan satu golongan senyawa tersendiri akan tetapi sering kali bergabung dengan
senyawa lain misalnya karbohidrat dan protein dengan nama glikosida dan lipoprotein.

Asam lemak penyusun lipida ada dua macam yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam
lemak hewani biasanya mempunyai rantai C jenuh, sedangkan minyak nabati umumnya memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap. Halogen dapat bereaksi cepat dengan atom C pada rantai yang ikatannya
tidak jenuh (peristiwa adisi).

Selama penyimpanan, lemak dan minyak mungkin menjadi tengik disebabkan pembentukan peroksida
pada ikatan rangkap karena bereaksi dengan oksigen dari udara atau oleh aktifitas jasad renik.

Lemak sama dengan minyak, orang menyebut lemak secara khusus untuk minyak nabati atau hewani
yang berwujud padat pada suhu ruang. Lemak juga biasanya digunakan untuk berbagai minyak yang
dihasilkan oleh hewan, selain dari wujud nya yang padat maupun cair. 1 gram lemak menghasilkan 9,3
kalori. Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen.

Asam lemak bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak
dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada mahlik hidup. Asam ini mudah di jumpai dalam
minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai giji nya. Secara alami, asam
lemak bisa berbentuk bebas ( karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. Asam
lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6) .
karena berguna dalam mengenal ciri-ciri nya, asam lemak di bedakan menjadi asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanyan memiliki ikatan tunggal diantara atom-atom karbon
penyusun nya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara
atom-atom karbon penyusun nya. Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi
sebagian. Umum nya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27*celesius). Semakin panjang rantai C
penyusun nya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut. Asam lemak jenuh bersifat lebih
stabil (tidak mudah bereaksi) dari pada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh
mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi
asam lemak. Ketengikan (rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat
hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton. Serta sedikit epoksi dan alkohol
(alkanol).

B. Tujuan Pratikum

Untuk mengetahui kandungan asam lemak bebas yang terkandung di dalam minyak goreng.
Bab II

Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Pustaka

Lipid adalah segolongan besar senyawa tak larut di dalam air yang terdapat di alam. Lipid cenderung
larut didalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan merupakan senyawa yang haterogen dari
jaringan. Sifat ini yang membedakan dari karbohidrat,protein,asam nukleat dan kebanyakan molekul
lainya. Lipid dapat di proleh dari hewan maupun tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol
panas,eter dan pelarut lemak yang lainnya. Macam senyawa itu kuantitasnya di peroleh dari ekstraksi
itu sangat tergantung pada bahan alam sumber lipid yang dapat di gunakan ( Girindra,1990).

Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam. Perbedan antara kedua nya adalah
perbendan konsistensi/sifat fisik pada suhu kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedangkan lemak
berbentuk cair. Perbedaan titik cair dari lemak disebabkan karena perbedan jumlah ikatan rangkap,
panjang rantai karbon, bentuk cis atau trans yang terkandung dalam asam lemak tidak jenuh
(Sartika,2008).

Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama akan tetapi, terdiri dari beberapa golongan yang berbeda.
Berdasarkan kemiripan setruktur kimia yang dimiliki, lipid terbgi menjadi beberapa golongan yaitu, asam
lemak,lemak, dan fosfolipid. Lemak secara kimia di artikan sebagai ester dari asam lemak dan gliserol.
Rumus umum lemak yaitu, R1,R2, dan R3 adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon dari 3
sampai 23, tetapi yang paling umum di jumpai yaitu 15 dan 17 ( Salirawati, 2007)

Lemak di golongan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun pegolongannya adalah
asam lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak
yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi,
kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat diidentifiksi dengan reaksi adisi, dimana ikatan
rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati,2007).

Fungsi lipid sebagai minyak dan lemak sebagai nutrisi dan jug merupakan sumber energi pertama yang
digunakan sebagai energi cadangan makanan yang di simpan pada jaringan adiposa dalam tubuh, dalam
bentuk lipoprotein fosfolipid yang berfungsi sebagai pengngkut zat-zat yang melewati membran sel.
Stroid senyawa-senyawa memiliki beberapa fungsi misalnya kolestrol yang berperan dalam proses
pengangkutan lemak dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi sebagai hormon kelamin:
dehidroksikolestrol dan ergstrol berperan sebagai provitamin D ( Sutresna,2009).
BAB III

METODE KERJA PRATIKUM


A. Metode Kerja Pratikum

Alat:

 Erlenmeyer 250 ml

 Gelas Ukur 50 ml

 Pipet Tetes

 Hotplate

 Biuret

Bahan:

 Minyak Jelantah

 Minyak Tanpa Pemanasan

 Alkohol

 Indikator Phenolptalein

 Larutan NaOH 0,1 N

Cara Kerja:

1. Siapkan erlenmeyer yang bersih, isi dengan 2 ml minyak jelantah dan minyak murni.

2. Tambahkan 50 ml alkohol dan 1 tetes indikator phenolptalein, kemudian di homogenkan

3. Panaskan hingga mendidih, angkat dan dinginkan

4. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sehingga timbul warna merah yang bertahan selama 15 detik

5. Catat berapa kebutuhan NaOH dan hitung kadar asam lemak bebasnya serta bilangan asam
pada minyak tersebut
Bab IV

HASIL PRATIKUM

MI Na OH

NO Sampel Titrasi

1 Minyak Jelantah 0,65


2 Minyak Tanpa Pemanasan 2,1
Bab V

PEMBAHASAN
Seharus nya FFA minyak jelantah lebih tinggi dari pada minyak murni tapi dalam pratikum kami, FFA
minyak murni lebih tinggi dari minyak jelantah hal tersebut terjadi karena pada saat pemanasan minyak
murni tidak sampai mendidih sehingga kadar alkoholnya masih ada di dalam minyak murni, sehingga
saat menghomogenkan minyak murni NaOH yang di butuhkan.

Pada sampel di atas Seharus nya FFA minyak jelantah lebih tinggi dari pada minyak murni tapi dalam
pratikum kami, FFA minyak murni lebih tinggi dari minyak jelantah, hal ini tersebut terjadi karena pada
saat pemanasan minyak murni tidak sampai mendidih. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Fungsi
pemanasan pada analisa kadar lemak bebas adalah agar reaksi antara alkohol dan minyak dapat
bereaksi dengan cepat, sehingga pada saat titrasi diharapkan alkohol dapat larut seutuhnya.tidak sesuai
dengan Nurbayti (2006) yang menyatakan bahwa pemanasan dilakukan pada saat pengujian asam lemak
bebas adalah agar reaksi antara alkohol dengan minyak tersebut bereaksi dengan cepat, sehingga pada
saat titrasi diharapkan alkohol larut seutuhnya.

Pengaruh penambahan indikator PP pada analisa asam lemak bebas pada sampel yaitu digunakan
sebagai indikator asam-basa dalam titrasi alkalimetri.
Indikator PP akan bereaksi karena adanya perubahan pH larutan. Indikator PP merupakan senyawa
organik yang bersifat asam atau basa, yang pada pH tertentu akan berubahwarnanya. Indikator PP tidak
berwarna dalam bentuk HIn (asam) dan berwarna merah jambu dalam bentuk In– (basa). Perubahan
warna pada larutan menunjukkan titik akhir titrasi (titik ekivalen). Hal ini sesuai dengan pernyataan
Darnoko (2013) yang menyatakan bahwa fungsi penambahan indikator fenoftalein untuk mengetahui
terjadinya suatu titik ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada
larutan

Asam Lemak bebas (ALB) adalah asam lemak yang terhidrolisis dari trigliserida. Asam lemak bebas dapat
menyebabkan perubahan pada kualitas bahan pangan. Asam lemak bebas yang tinggi dapat
menyebabkan ketengikan pada minyak dan menurunkan mutu pada suatu bahan pangan. Ketengikan
adalah perubahan yang terjadi pada minyak berupa perubahan aroma minyak menjadi tidak
sedap. Selain itu, asam lemak bebas yang tinggi juga dapat memberi efek buruk bagi kesehatan. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Ketaren (1996) bahwa asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada
sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh hidrolisis dan
dan oksidasi biasanya bergabung denga lemak netral.

Sampel yang telah ditambahkan indikator pp, kemudian dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1
M. Titrasi dilakukan menggunakan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah jambu yang tidak hilang
dalam 30 detik. Penambahan NaOH ini bertujuan untuk mengukur asam lemak beberapa asam lemak
bebas dari minyak selain itu juga NaOH mampu menghidrolisis minyak menjadi gliserol dan asam lemak.
Hal ini sesuai dengan Hadi (2012) yang menyatakan bahwa penggunaan NaOH digunakan untuk
mengukur beberapa asam lemak yang bebas dari minyak. Basa NaOH mampu menghidrolisis minyak
menjadi gliserol dan asam lemak.
bab VI

PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Dari hasil pratikum di atas kita dapat simpulkan bahwa seharusnya FFA minyak jelantah lebih
tinggi dari pada minyak murni, tetapi dalam laporan di atas FFA minyak murni lebih tinggi dari
minyak jelantah hal tersebut terjadi karena pada saat pemanasan minyak murni tidak sampai
mendidih sehingga kadar alkoholnya masih ada di dalam minyak murni, sehingga saat
menghomogenkan minyak murni NaOH yang di butuhkan.

2. Percobaaan kelarutan prinsip kerjanya kelarutan lemak/minyak dapat dilihat dengan


pengamatan langsung yang tergantung dari bahan pelarut yangdigunakan

B. Saran

 Saran saya adalah supaya nanti nya alat alat biokimia di lab biokimia tanaman dapat di perbaiki
lagi karena saya lihat masih ada yang rusak.

 Dan untuk asisten agar dapat membimbing pratikan dengan sesungguh-sungguhnya dan lebih
maksimal untuk dapat menimalisir kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Garijito,M.1980.minyak : Sumber Penangan, Pengolahan, dan Pemurnian.

Yogyakarta: Fakultas Teknologi Pertanian UGM

Salirawati et al.2007. Belajar Kimia Menarik. Jakarta : Grasindo.

Sutresna, Nana.2009. Kimia. Bandung: Grafindo

Yazid,Estien. 2006. Penuntun Pratikum Biokimia. Yogyakarta : ANDI


LAMPIRAN
LAPORAN PRATIKUM

BIOKIMIA TANAMAN

‘’ASAM, BASA DAN BUFFER’’

Disusun Oleh:
NAMA : TONI

NIM : C1011171136

KELAS : AGROTEKNOLOGI D

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi ini. Adapun tujuan
disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan juga atas bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:

1. Bapak Ir. Nurjani, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi.
2. Para petugas laboratorium Biologi Universitas Tanjungpura Pontianak
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu, kami selaku tim
penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa
tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

PONTIANAK, 8 JUNI 2018

TONI
Bab I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam pembuatan suatu reagen yang digunakan dalam pratikum atau pun penelitian beberapa
pengertian/istilah harus di ketahui dan di pahami, yaitu mol adalah banyak nya subtansi/bahan yang
mengandung partikel sebanyak 12 gram untuk atom karbon-12. Ukuran atom sangat kecil, terdapat
banyak jumlah partikel dalam 12 gram atom karbon. Definisi dari mol sebenarnya tidak menunjukan
jumlah partikel, maka para ilmuan menyatakan terdapat 6,02 x1023 partikel dalam partikel mol yang
disebut bilangan Avogadro. Larutan adalah campuran dari dua atau lebih bahan yang menunjukan
homogen secara kasat mata. Molaritas adalah konsentrasi dari larutan yang disebut mol zat terlarut
dalam satu liter larutan (Alzahrani,2010).

Kisaran konsentrsi H+ dan OH- dapat dinyatakan dalam sekala PH yang menggunakan perinsip logaritma.
Dengan demikian, PH suatu larutan adalah nilai logaritma negatif dan konsentrasi ion hidrogen atau
menunjukan aktifitas ion hidrogen suatu larutan pada persamaan berikut (Platt,2010).

PH = -log H+

Larutan netral memiliki PH 7 dan larutan PH di atas 7 bersifat alkali atau basa, sedangkan larutan dengan
PH dibawah 7 bersifat asam (Platt 2010).

PH = -log[H+] = -log(1.0 X 10-7) = -(-7) = 7

PH internal dalam sel organisme hidup umumnya 7,3-7,45. Perubahan PH yang sangat kecil sekalipun
dapat membahayakan, karena beberapa proses kimia di dalam sel sangat sensitif terhadap perubahan
konsentrasi ion hidrogen (H+) dan Hidroksi (OH-). Oleh sebab itu, kondisi PH tersebut perlu di
pertahankan oleh adanya suatu substansi yang disebut Buffer, yaitu suatu substansi yang mampu
mempertahankan kondisi PH cairan biologi kearah yang relatif konstan ( Andrew, 2009). Hal ini
dikarenakan Buffer dapat minimalisir adanya perubahan konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan akibat
penambahan asam atau basa.

Buffer bekerja dengan cara menerima ion hidrogen dari suatu senyawa ketika terjadi kelebihan ion, dan
memberikan ion hidrogen apabila senyawa tersebut kekurangan ion. Sebagian besar Buffer terdiri dari
asam lemah (atau basa ) dan basa konjugat nya yang bergabung secara reversibel dengan ion hidrogen (
Alzahrani, 2010 ). Bisa H+ di tambah kedalam Buffer, OH- akan beraksi dengan konjugat asam untuk
membentuk air dan konjugat basa ( Andrew,2009)

Dalam sel dan jaringan, beberapa sistem Buffer yang penting dalam mempertahankan cairan intraseluler
dalam PH optimum dimana PH sitoplasma memiliki kisaran PH antara 7,35 – 7,45 sedikit basa, di
antaranya Buffer fosfat dan Buffer bikarbonat, dikarenaka enzim-enzim bekerja optimal pada PH
tersebut. Buffer fosfat berperan dalam sitoplasma seluruh sel dan efektif mempertahankan PH
optimum, salah satu contohnya tubuh manusia kalau cairan tubuh pada kondisi asam kelebihan ini H+
akan dibuang melalui urin. Kemudian Buffer bikarbonat berperan penting dalam plasma darah untuk
mempertahankan PH optimum ( Andrew,2009 ).

PH suatu larutan dapat diduga dengan menggunakan berbagai indikator zat warna, yaitu kolorimetri
dapat menggunakan kertas indiktor universal mengamati perubahan warna pada kertas indikator yang
dicelup kedalam larutan yang diteliti dibandingkan dengan warna standar yang tertera pada dan
penggunaan kertas indikator memiliki tingkat ketepatan yang terbatas dan potensiometri. Pengukuran
PH dengan cara kolorimetri, yang diamati adalah perubahan warna yang terjadi. Selain itu, indikator
universal yang digunakan dapat juga berupa larutan dalam berbagai warna seperti kertas lakmus,
fenolptalein dan fenol merah. Pengukuran PH yang tepat dengan cara potensiometri dapat
menggunakan PH meter.

Pengukuran PH merupakan salah satu prosedur penting dalam sistem biokimia karena PH banyak
menentukan peran penting dari setruktur dan aktivitas katalitik enzim, tambahan pula misalnya
pengukuran PH darah dan urin umumnya dilakukan dalam diagnosa penyakit ( Andrew, 2009 ).

Kecermatan dan ketepatan pengukuran sangat penting menentukan validitas hasil. Kecermatan atau
presisi di artikan sebagai parameter yang menunjukan keseragaman antara nilai yang satu dengan yang
lain ( hasil pengukuran ), sedangkan keteptan atau akurasi adalah derajat kedekatan hasil pengukuran
dengan nilai sebenarnya. Beberapa kesalahan dalam pengukuran yang dapat menyebabkan hasil yang
tidak cermat dan tepat dapat di peroleh dari kesalahan-kesalahan dalam pengukuran, yaitu kesalahan
yang dapat diduga ( determinate error ) dan kesalahan yang tidak dapat diduga ( indeterminate error ).
Kesalahan yang dapat diduga meliputi keteledoran pratikan atau peneliti, peralatan yang tidak dapat
berfungsi sebagai mana mestinya serta kesalahan dalam pengoprasian/tidak membaca manual
(petunjuk), dan kesalahan metodis sedangkan kesalahan yang tidak dapat diduga biasanya terkait
dengan hal-hal di luar kontrol peneliti, seperti tegangan listrik yang tidak stabil, getaran mendadak, dan
suhu yang berubah-ubah

B. Tujuan Pratikum

1. Membuat larutan dengan berbagai pH pembutan lrutan dapar/Buffer

2. Mengukur pH dengan menggunakan kertas indikator universal dan pH meter

3. Memahami peranan larutan Buffer dan pH dalam proses hayati didalam penelitian biokimia.
Bab II

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut teori arrhenius, zat yang dalam air mengsilkan ion H+ di sebut asam dan basa adalah zat yang
dalam air trionisasi menghasilakan ion OH- . Kemudian Bronsted-Lowry mengemukakan teori bahwa
asam adalah spesi yang memberi H+ (donor proton) dan basa adalah spesi yang menerima H- (akseptor
proton). Namun lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron dan basa adalah donor pasangan
elektron (Milady.2010).

Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapat merupakan suatu larutan yang dapat
mempertahankan nilai PH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga ini
seperti PH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat. Di samping
itu larutan penyangga merupakan larutan yang di bentuk oleh reaksi suatu asam lemah denga basa
konjungatnya atau pun oleh basa lemah dengan asam konjungatnya.Reaksi ini di sebut sebagai reaksi
asam-basakonjugasi. Di samping itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen
pembentuknya (Zulfiki,2003).

Sifat dari larutan buffer yaitu PH larutan tidak berubah jika diencerkan dan tidak berubah pula jika
ditambahkan kedalamnya sedikit asam atau basa (Padmono,2007).

Pada dasarnya suatu larutan penyangga yang tersusun dari asam lemah dan basa konjugasi merupakan
suatu sistem kesetimbangan ion dalam air, yang melibatkan adanya kesetimbangan air dan
kesetimbangan asam lemah. Disamping itu, terdapat ion basa konjugasi yang berasal dari garam atau
hasil reaksi antara asam lemah tersebut dengan basa kuat (Sudarmo,2005).
Bab III

METODE KERJA PRATIKUM


A. Metode Kerja Pratikum

Alat:

 Timbangan analitik

 Gelas ukur

 Pipet tetes

 Pipet ukur

 Mikro pipet

 Labu ukur

 Gelas beker

 Erlenmeyer

 Kertas indikator universal

 pH meter

 botol untuk menyimpan larutan Buffer stok

bahan:

1. Sodium di-hidrogen fosfat monohidrat (NaH2HPO42H2O), dan sodium-di hidrogen fosfat


dihidrat (NaH2HPO42H2O) untuk membuat larutan buffer fosfat

2. Asam asetat glasial dan serbuk natrium asetat (CH3COONa) untuk membuat larutan buffer
asetat

3. Aquades untuk pengenceran

Cara Kerja:

1. Membuat buffer asetat 0,1 M; pH 4; vol sebanyak 100 ml adalah:

2. Larutan Na asetat 0,2 M sebanyak 7,25 ml diambil dengan pipet ukur dimasukan ke dalam labu
ukur 100 ml. Kemudian di tambahkan larutan asam asetat 0,2 M sebanyak 42,74 ml dengan
gelas ukur dan diencerkan dengan aquades sampai tanda (100) dan di larutankan hingga
homogen dengan cara membalikan labu ukur beberapa kali. Kemudian, larutan tersebut di ukur
PH dengan kertas PH universal dan PH meter. Selanjutnya botol larutan stok Na asetat diberi
label nama reagen (stok Na asetat 0,2 M), Ph 4 tanggal (misalnya 5 juni 2017) dan nama
kelompok.

3. Pembuatan larutan 0,1 M buffer fosfat PH 7, pKa=6,7 sebanyak 100 ml, dari larutan stock
NaH2PO4. H2O 0,2 M dan larutan stock Na2HPO4. 2H2O 0,2 M. Larutan 0,2 M NaH2PO4. . 2H2O
sebanyak 33,3 diambil dengan gelas ukur, dan dimasukan ke dalam labu ukur 100 ml. Kemudian
di tambahkan larutan 0,2 M NaH2PO4. H2O sebanyak 16 ml dengan menggunakan pipet ukur
dan diencerkan dengan aquades sampai tanda. Larutan buffer fosfat dilarutkan hingga homogen
dengan cara membalikan labu ukur beberapa kali
Bab IV

HASIL PRATIKUM

PH
Ket.
NO Larutan PH Meter Kertas/Indikator
Lakmus
1 Buffer asetat 0,1 M - 3 Asam
Bab V

PEMBAHASAN
Uji asam lemak bebas

Bedasarkan pengamatan kelompok kami bahwa buffer asetat 0,1 M memiliki PH 3 yang artinya larutan
tersebut bersifat masam.

Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai pH apabila larutan
tersebut ditambahkan sejumlah asam atau basa maupun diencerkan dengan menambahkan sejumlah
volume air. Larutan buffer memiliki dua sifat, yaitu larutan penyangga bersifat asam dan larutan
penyangga yang bersifat basa. Larutan penyangga bersifat adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari
7, larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garam-garamnya.
Sedangkan larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH di atas 7. Larutan penyangga yang bersifat
basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya. Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah
campuran larutan ammonia dan larutan ammonium klorida (Asri, 2008: 97)

Dari hasil pratikum di atas yaitu pH 3 (asam), hal ini sesuai dengan literatur. Buffer asetat termasuk
kedalam buffer asam lemah yakni asam asetat dan natrium hidroksida sebagai basa konjungsinya. Asam
asetat di encerkan dengan aquadest (100), lalu 0,2 asamn asetat sebanyak 42,74 ml dicampurkan
larutan Na asetat 0,2 sebanyak 7,25 ml dan di dapat sekitar pH 3. pH 3 temasuk ke dalam PH asam hal
ini sesuai dengan pernyataan Delloy (2000).

Dari hasil pratikum di atas terdapat PH 3 (asam ), hal ini sudah sesuai dengan pendapat (Yunarti
musak,2004).
Bab VI

PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Dalam mengukur PH suatu larutan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan
menggunakan kertas lakmus, indikator universal, dan PH meter.

2. Cara kerja dari larutan buffer dapat mempertahankan PH dari larutan jika ditambahkan asam
atau basa konjugasi

B. Saran

Diharapkan agar kelengkapan pada peralatan pratikum lebih di perhatikan agar dalam melakukan
percobaan tidak ada kesulitan/hambatan yang dapat di hadapi.
DAFTAR PUSTAKA

Chang R, 2006. Kimia Dasar jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Padmono, 2007. Buffer dan Kapasitasnya http://www.padmono.blogspot.com.

R.A.Day. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta. Srilangga. 1981

Miladi, Sahri Devil, Kimia Dasar. Jakarta. Erlangga.2010

Svella, G. Vogel. Jakarta: Kalman Media Pustaka.1970


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai