Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISOMER PADA OBAT DAN PENGARUH JUMLAH


Dosen Pengampu : Edy Fachrial,S.SI.,M.SI

Disusun Oleh:

Ricky Martino
213307030060

PRODI
FARMASI KLINIS

JURUSAN FARMASI KLINIS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Isomer Pada
Obat Dan Jumlah” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas, dan
telah membimbing saya dalam membuat dan menyelesaikan makalah ini. Namun tidak lepas
dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasa, pembahasan, maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada saya demi perbaikan makalah yang telah saya buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa ada saran yang membangun.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Isomer Pada Obat Dan Jumlah. Semoga makalah sederhana ini dapat
memberikan informasi dan dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.

Medan,19 Oktober 2021

Penulis

2
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Isomer....................................................................................................... 5
2.2 Jenis-Jenis Isomer....................................................................................................... 5
2.3 Isomer Struktur........................................................................................................... 5
2.4 Isomer Stereoisomer/Ruang....................................................................................... 6
2.5 Antihistamin .............................................................................................................. 6
2.6 Peringatan Sebelum Menggunakan Antihistamin...................................................... 6
2.7 Efek Samping dan Bahaya Antihistamin................................................................... 7
2.8 Jenis dan Merek Dagang Antihistamin...................................................................... 7
2.9 Klorfenamin dan Efek Sampingnya.......................................................................... 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .................................................................................................................... 11
BAB IV DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam kimia, khususnya hidrokarbon, ada hal yang mirip-mirip kayak gitu. Ada senyawa yang
punya rumus molekul sama, tetapi penyusunan strukturnya beda. Hal ini disebut dengan isomer.

Kata "isomer" sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “iso” yang berarti “sama” dan “meros” yang
berarti “bagian”. Maksudnya, senyawa-senyawa ini memiliki bagian yang sama, meskipun penyusunan
atom-atomnya berbeda.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari isomer ?
2. Apa saja jenis-jenis isomer ?
3. Apa saja ciri-ciri isomer ?
4. Apa yang dimaksud dengan antihistamin ?

5. Bagaimana hubungan isomer dengan aktivitas obat ?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui tentang isomer
2. Untuk mengetahui jenis-jenis isomer
3. Untuk mengetahui ciri-ciri isomer
4. Untuk mengetahui antihistamin
5. Untuk mengetahui hubungan isomer dengan aktivitas obat

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Isomer


Dalam ilmu kimia, isomer ialah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan sering dengan
jenis ikatan yang sama), tetapi memiliki susunan atom yang berbeda (dapat diibaratkan sebagai
sebuah anagram). Kebanyakan isomer memiliki sifat kimia yang mirip satu sama lain. Juga terdapat
istilah , yaitu inti-inti atom yang memiliki tingkat eksitasi yang berbeda.

2.2 Jenis-jenis isomer


Terdapat dua jenis isomer, yaitu isomer struktural dan stereoisomer. Isomer struktural adalah
isomer yang berbeda dari susunan/urutan atom-atom terikat satu sama lain.

2.3 Isomer Struktur


Isomer struktural adalah isomer yang berbeda dari susunan/urutan atom-atom terikat satu sama lain.
Contoh yang disebutkan di atas termasuk kedalam isomer struktural. Walaupun komposisi jumlah atom
sama persis, belum tentu molekul-molekul isomer struktural mempunyai sifat yang sama. Sebagai
contoh, sifat kimia siklobutana berbeda dengan butena. Padahal keduanya mempunyai rumus kimia yang
sama, yaitu C4H8.

Beberapa jenis isomer struktural yaitu: isomerisomer nuklir ionisasi, isomer koordinasi, dan isomer
tautan.

Isomer ionisasi
Dua senyawa koordinasi yang rumusnya mempunyai ion pusat yang sama (Cr 3+) dan lima dari enam
ligannya (molekul NH3) adalah sama. Senyawa ini berbeda karena isomer pertama mempunyai ion SO 42-
sebagai ligan keenam, dengan ion netral Cl- menetralkan muatan ion kompleks, sedangkan isomer kedua
memiliki Cl- sebagai ligan keenam dengan SO42- menetralkan muatan ion kompleks.
1. [CrSO4(NH3)5Cl] {pentaaminasulfatokromium(III) klorida}
2. [CrCl(NH3)5]SO4 {pentaaminaklorokromium(III) sulfat}

Isomer koordinasi
Isomer koordinasi dapat muncul jika senyawa koordinasi tersusun atas kation kompleks dan anion
kompleks. Ligan dapat dikontribusikan secara berbeda di antara kedua ion, seperti NH3(aq) dan CN-.
1. [Co(NH3)6][Cr(CN)6] {heksaaminakobalt(III) heksasianokromat(III) }

5
2. [Cr(NH3)6][Co(CN)6] {heksaaminakromium(III) heksasianokobaltat(III) }

Isomer tautan
Beberapa ligan dapat melekat pada ion logam atom pusat suatu ion kompleks dengan cara berbeda.
1. [Co(NO2)(NH3)5]2+ { ion pentaaminanitrito-N-kobalt(III) }

2.4 Isomer Stereoisomeri/Ruang


Isomer ruang dapat terjadi karena adanya perbedaan susunan atom dalam ruang. Isomer ruang ini juga
biasa disebut dengan stereoisomerisme. Berikut ini beberapa macam tipe dari isomer ruang, yaitu:

 Isomer Geometri: Karena adanya keterbatasan rotasi bebas dalam suatu ikatan molekul, maka timbullah
isomer geometri. Sebagai contoh, ikatan tunggal C-C dapat berotasi dengan bebas namun ikatan rangkap
dua C=C tidak dapat berotasi dengan bebas karena adanya ikatan pi. Isomer geometri hanya dapat
ditemukan pada ikatan molekul yang memiliki ikatan rangkap dua C=C.
 Isomer Optis: Isomer optis dapat terjadi ketika senyawa kimia memiliki atom asimetris yang artinya
atom karbon yang terikat dengan 4 atom atau gugus yang berbeda. Isomer ini memiliki sifat yang berbeda
dari isomer lainnya dan tidak dapat dibedakan berdasarkan titik didih dan titik lelehnya.

2.5 Antihistamin
Antihistamin adalah kelompok obat yang digunakan untuk meredakan keluhan atau gejala akibat reaksi
alergi, misalnya pada rhinitis alergi atau urtikaria.  Selain itu, beberapa jenis antihistamin juga bisa
digunakan untuk meredakan mual atau muntah, terutama akibat mabuk perjalanan.

Antihistamin bekerja dengan cara menghambat kerja dan jumlah histamin. Histamin merupakan satu zat
kimia yang akan menimbulkan munculnya reaksi alergi, saat seseorang yang alergi terpapar zat pemicu
alergi (alergen). Dengan begitu, gejala akibat reaksi alergi bisa mereda.

Walaupun bisa meredakan gejala akibat reaksi alergi, antihistamin tidak bisa menyembuhkan alergi.
Cara terbaik untuk mencegah munculnya reaksi alergi adalah dengan menghindari paparan zat atau
bahan pemicunya.

Beberapa jenis antihistamin juga bisa menghambat signal saraf di otak yang mengendalikan respon mual
atau muntah, sehingga terkadang bisa digunakan untuk meredakan mual dan muntah, terutama
akibat mabuk perjalanan.

Antihistamin dibagi menjadi 3 jenis, yaitu antihistamin generasi pertama, kedua, dan ketiga.
Antihistamin generasi pertama memiliki cara kerja yang melewati lapisan otak, sehingga bisa
menyebabkan rasa kantuk. Sedangkan generasi kedua dan ketiga tidak melewati lapisan otak sehingga
lebih jarang menyebabkan kantuk.

6
2.6 Peringatan Sebelum Menggunakan Antihistamin
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan antihistamin, yaitu:

 Jangan menggunakan antihistamin jika Anda alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu dokter
tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
 Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, pembesaran
prostat, penyakit tiroid, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, penyakit hati, sulit
berkemih, epilepsi, atau glaukoma.
 Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan
setelah menggunakan antihistamin, terutama generasi pertama, karena obat ini bisa menyebabkan
kantuk atau pusing.
 Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama Anda menjalani pengobatan dengan
antihistamin, karena akan meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
 Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis
setelah menggunakan antihistamin.

2.7 Efek Samping dan Bahaya Antihistamin

Ada beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan antihistamin, di antaranya:

 Sakit kepala
 Pusing
 Pandangan kabur
 Kantuk
 Agitasi
 Sakit perut
 Sulit buang air kecil
 Mulut kering

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung membaik atau semakin
memberat. Selain itu, jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, antihistamin generasi pertama bisa
menyebabkan efek samping yang lebih serius, seperti rasa senang yang berlebihan, tetapi tidak wajar
(euforia) atau penurunan kesadaran, hingga delirium.

Segera ke dokter jika Anda mengalami efek samping tersebut atau mengalami reaksi alergi obat setelah
menggunakan obat antihistamin.

7
2.8 Jenis dan Merek Dagang Antihistamin
Berikut adalah jenis-jenis obat antihistamin yang dilengkapi dengan merek dagang, serta dosis yang
disesuaikan dengan kondisi dan usia pasien:

Antihistamin Generasi Pertama

1. Chlorpheniramine

Merek dagang: Brontusin, Ceteem, Chlorpheniramine, Chlorpheniramine Maleate, Cough En Plus,


Etaflusin, Molexflu, Nalgestan, Omecough, Samcodin, Zacoldine

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat chlorpheniramine.

2. Cyproheptadine

Merek dagang: Bimatonin, Cydifar, Ennamax, Erphacyp, Graperide, Heptasan, Lexahist, Lycipron,
Profut, Pronam, Pronicy

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat cyproheptadine.

3. Ketotifen

Merek dagang: Astifen, Ertifen, Intifen, Profilas, Scanditen, Tosma, Zaditen

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat ketotifen.

4. Promethazine

Merek dagang: Berlifed, Bufagan Expectorant, Erpha Allergil, Gigadryl, Guamin, Hufallerzine
Expectorant, Metagan Expectorant, Mezinex, Nufapreg, Phenerica, Prome, Promedex, Promethazine,
Prozine Expectorant, Rhinathiol Romethazine,  Winasal, Zenirex

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat promethazine.

5. Triprolidine

Merek dagang: Actifed, Alerfed Plus Expectorant, Bronchitin, Ersylan Expectorant, Lapifed, Librofed,


Quantidex

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat triprolidine.

8
6. Brompheniramine

Merek dagang: Alco Plus, Alco Plus DMP, Bromphenyl

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat brompheniramine.

7. Hydroxyzine

Merek dagang: Bestalin

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat hydroxyzine.

Antihistamin Generasi Kedua

1. Cetirizine

Merek dagang: Alergia, Allerzen, Cerini, Cetinal, Cetirizine HCl, Cetirizine Hydrochloride, Etarizine,
Falergi, Ozen, Rinocet, Yarizine, Zentris

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat cetirizine.

2. Loratadine

Merek dagang: Deslo, Inalergi, Inclarin, Lorhis, Loratadine, Lorahistin, Omellegar

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat loratadine.

3. Levocetirizine

Merek dagang: Avocel, Levocetirizine Dihydrochloride, Histrine Levo, L-Falergi, Xyzal

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat levocetirizine.

Antihistamin Generasi Ketiga

1. Fexofenadine

Merek dagang: Fexoven OD, Telfast,Telfast BD, Telfast HD, Telfast OD, Telfast Plus

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat fexofenadine.

9
2. Desloratadine

Merek dagang: Aerius, Desdin, Desfumed, Desloratadine, Deslotine, Destavell, Eslor

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat desloratadine.

2.9 Klorfenamin dan Efek Sampingnya


Klorfenamin (INN), juga disebut sebagai klorfeniramin (USAN dan dahulu pada BAN), biasanya
dipasarkan dalam bentuk klorfeniramin maleat, adalah generasi pertama alkil amina antihistamin yang
digunakan pada pencegahan gejala kondisi alergi seperti rhinitis dan urticaria. Senyawa ini mempunyai
efek sedasi yang relatif lemah jika dibandingkan dengan antihistamin generasi pertama lainnya.
Klorfeniramin adalah salah satu antihistamin yang paling umum digunakan pada pengobatan hewan
berukuran kecil. Klorfenamin tampaknya mempunyai efek sebagai antidepressan atau penghilang cemas,
meskipun tidak diindikasikan secara formal.

Klorfenamin

Nama sistematis (IUPAC)

3-(4-chlorophenyl)-N,N-dimethyl-3-pyridin-2-yl-propan-1-amine

Efek samping klorfenamin antara lain mengantuk, pusing, sakit kepala, sembelit, cemas, mual,
pandangan kabur, gelisah, penurunan kemampuan berkoordinasi, mulut kering, nafas pendek, halusinsai,
mudah merasa terganggu, gangguan ingatan atau kesulitan berkonsentrasi, kuping berdenging dan
gangguan berkemih.

10
Suatu studi menghubungkan Klorfenamin dan anti histamin generasi pertama lainnya dengan
kejadian Penyakit Alzheimer dan bentuk dementia lainnya karena klorfenamin mempunyai
efek antikolinergis .

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Jadi, isomer adalah gabungan dua senyawa kimia atau lebih yang memiliki rumus molekul yang
sama tapi berbeda dan ada 2 golongan besar dalam isomer yaitu golongan isomer struktur dan
golongan isomer ruang.

11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/www.ruangguru.com/blog/isomer%3fhs_amp=true
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Isomer
https://www.alodokter.com/antihistamin
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Klorfenamin
https://www.google.com/amp/s/www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/isomer-adalah-12064/amp/

12

Anda mungkin juga menyukai