Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF 2017

ISBN: 978-602-6428-11-0

Potensi Upacara Keagamaan Hindu Bali Sebagai Media


Pembelajaran Biologi

I Gede Sudirgayasa1, I Ketut Surata2, I Made Sudiana3, I Made Maduriana4, I Wayan


Gata5
1234Jurusan Pendidikan Biologi FP MIPA IKIP Saraswati; 5Jurusan Pendidikan Sejarah FP IPS IKIP Saraswati
Email:igedesudirgayasa@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to map the potential of Balinese Hindu religious ceremony as an effective and efficient
biology learning media. The ceremonial activity referred to in this research is a ceremonial activity that belongs to
Panca Yadnya. The research method is done by descriptive research method. Data were collected through
observation, interview and document study. The data collected were analyzed by qualitative descriptive
technique. Based on data analysis of research results and discussion, it can be concluded that the religious
ceremony of Hindu Bali based on Panca Yadnya has huge potential to be a biology learning media in various
topics, materials and important concepts. The great potential is supported by several advantages that are able to
provide original media through direct experience, contribute to preserve the culture and local wisdom of ancestral
heritage and also provide concrete actions in the practice of religious teachings.

Keywords: potential, religious ceremony, Hindu, Bali, biology learning media

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan potensi kegiatan upacara keagamaan Hindu Bali sebagai media
pembelajaran biologi yang efektif dan efisien. Kegiatan upacara keagamaan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kegiatan upacara yang termasuk ke dalam Panca Yadnya. Metode penelitian dilakukan dengan metode
penelitian deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Data yang terkumpul
dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa upacara keagamaan Hindu Bali yang berbasis Panca Yadnya memiliki potensi yang sangat
besar menjadi media pembelajaran biologi di berbagai topik, materi dan konsep-konsep penting. Potensi besar
tersebut didukung oleh beberapa kelebihan yang dimilikinya yaitu mampu memberikan media asli melalui
pengalaman langsung, turut melestarikan budaya dan kearifan lokal warisan leluhur dan turut memberikan
tindakan nyata dalam mengamalkan ajaran agama.

Kata kunci: potensi, upacara keagamaan, Hindu, Bali, media pembelajaran biologi

1. Pendahuluan
Penelitian ini murni dilatarbelakangi oleh pengalaman tim penulis selama ini yang sering
mengikuti upacara keagamaan Hindu Bali. Upacara keagamaan Hindu Bali yang penulis maksud
dalam penelitian ini adalah serangkaian kegiatan upacara yang termasuk ke dalam Panca Yadnya
yaitu Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa Yadnya, dan Buta Yadnya. Saat terlibat
dalam kegiatan tersebut, penulis sering sekali mendapatkan banyak pengetahuan baru secara
langsung. Salah satu pengetahuan terbanyak yang penulis dapatkan adalah pengetahuan terkait
bidang biologi. Salah satu penelitian oleh Adiputra (2011: 346-354) terkait tumbuhan upacara
keagamaan Hindu Bali, sementara mencatat 102 jenis tanaman upacara di lingkungan survei yaitu
Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Artinya, melalui kegiatan upacara keagamaan, secara tidak
langsung kita diberikan media asli dalam melakukan identifikasi minimal 102 jenis tumbuhan.
Logikanya, kegiatan-kegiatan dalam serangkaian upacara keagamaan Hindu Bali berpotensi besar
menjadi media pembelajaran biologi yang perlu dikaji lebih dalam.
Oleh karena itu, tim penulis merasa tertarik melakukan penelitian pendahuluan ini untuk
memetakan potensi upacara keagamaan masyarakat Hindu Bali sebagai media pembelajaran biologi.
Dengan demikian akan diperoleh gambaran awal mengenai kecocokan kegiatan-kegiatan dalam
upacara keagamaan tersebut sebagai media untuk materi, topik dan konsep-konsep bidang biologi.
Hasil penelitian lebih lanjut diharapkan mampu menjadi landasan dalam pengembangan yang terkait

SENARI 2017 59
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF 2017
ISBN: 978-602-6428-11-0

dengan perangkat, pendekatan, model, dan strategi pembelajaran dalam studi atau penelitian
selanjutnya.

2. Metode
Untuk mencapai tujuan penelitian, metode penelitian yang tim penulis gunakan adalah metode
penelitian deskriptif yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala atau peristiwa secara mendetail
(Jackson, 2009: 15). Lokasi pengumpulan data dilakukan di lingkungan masing-masing tim penulis
yaitu Lingkungan Dlod Bingin,Sading Badung; Banjar Adat Tatag Desa Kukuh Marga Tabanan;
lingkungan Sukawati Gianyar; dan Lingkungan Banjar Taman, Kerobokan Kelod, Kuta Utara, Badung.
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan 3 cara. Pertama melalui observasi. Observasi di sini
adalah observasi naturalistik yaitu penelitian yang dilakukan dalam konteks atau seting lingkungan
yang sesungguhnya (Marczyk, DeMatteo, & Festinger, 2005: 149). Observasi juga termasuk
observasi partisipan di mana peneliti ikut terlibat langsung dalam kegiatan. Kegiatan observasi
didokumentasikan melalui foto dengan bantuan smartphone. Kedua, melalui wawancara. Wawancara
yang dilakukan adalah wawancara bebas dan terbuka di mana pertanyaan diberikan secara spontan
sesuai situasi dan kondisi di lapangan serta dengan jawaban yang tidak terikat (Creswell, 2012).
Responden yang terlibat adalah masyarakat yang langsung sedang terlibat dalam kegiatan upacara
keagamaan tertentu. Responden lain yang terlibat adalah tetua agama atau Serati yang mengetahui
makna dan seluk beluk kegiatan keagamaan tersebut. Ketiga dengan cara studi dokumen. Studi
dokumen difokuskan untuk mencari tahu secara umum jenis-jenis dan bagian organisme yang
digunakan dalam upacara keagamaan Hindu Bali serta dokumen terkait struktur kurikulum. Dokumen
yang digunakan adalah kitab suci/ buku-buku yang terkait upacara Panca Yadnya, jurnal hasil
penelitian terkait dan lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 67, 68,69, dan
70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SD, SMP, SMA dan SMK.
Data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif. Beberapa data disajikan ke
dalam bentuk tabel. Data gabungan pada nantinya digolongkan berdasarkan kelompok upacara
Panca Yadnya. Setiap kegiatan dalam kelompok upacara Yadnya tersebut kemudian dicocokkan
dengan kerangka kurikulum terkait kompetensi dasar materi pelajaran tertentu sehingga akan
kelihatan jelas potensi dari rangkaian kegiatan keagamaan Hindu Bali sebagai salah satu media
pembelajaran biologi.

3. Hasil dan Pembahasan


Setelah tim penulis mengikuti serangkaian kegiatan upacara keagamaan di lingkungan/ Banjar
Adat masing-masing, data yang berhasil dihimpun dapat dirangkum seperti yang tersaji dalam Tabel
1.
Tabel 1. Rangkuman Data Hasil Penelitian
Jenis Materi/ topik/ konsep
Kegiatan/ potensi
upacara/ pelajaran yang Foto
sumber media
yadnya sesuai

Semua
panca Menyembelih babi Anatomi mamalia
yadnya

SENARI 2017 60
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF 2017
ISBN: 978-602-6428-11-0

Karakteristik darah

Anatomi aves

Semua
Panca Menyembelih ayam
Yadnya

Karakteristik darah

SENARI 2017 61
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF 2017
ISBN: 978-602-6428-11-0

Rigor mortis

Klasifikasi tumbuhan

Semua
Panca Mejejaitan Morfologi tumbuhan
Yadnya

Identifikasi
tumbuhan

Identifikasi buah

Semua
Pembuatan
Panca Karakteristik buah
Gebogan/Pajegan
Yadnya

Mikroorganisme

Klasifikasi tumbuhan

Semua Pencarian
Panca pengolahan bambu Morfologi tumbuhan
Yadnya bahan tali dan tiang

Identifikasi
tumbuhan

SENARI 2017 62
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF 2017
ISBN: 978-602-6428-11-0

Morfologi timbuhan

Semua
Pembuatan kisa dan
Panca Klasifikasi tumbuhan
sengkui
Yadnya

Identifikasi
tumbuhan

Anatomi kulit

Desinfektan
Dewa
Pembuatan Dangsil
Yadnya
Siklus hidup lalat

Klasifikasi lalat

Klasifikasi kelapa

Semua
Panca Pembuatan Daksina Identifikasi kelapa
Yadnya

Identifikasi telur
aves

Karakteristik bulu
ayam

Karakteristik kulit
Buta Pengolahan ayam
Yadnya caru
Sistem otot aves

Anatomi aves

SENARI 2017 63
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF 2017
ISBN: 978-602-6428-11-0

Parasit usus aves

Pengawetan

Desinfektan

Identifikasi
tumbuhan

Manusa Pembuatan bahan


Klasifikasi tumbuhan
Yadnya Bayuhan

Morfologi tumbuhan

Siklus materi

Penguraian
Bahan-bahan
Semua
upacara sebagian
Panca
besar dari bahan
Yadnya
organik
Pencemaran
lingkungan

Organik-anorganik

Organik anorganik
Semua
Pemilahan sampah
Panca
upacara
Yadnya
Siklus materi

SENARI 2017 64
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF 2017
ISBN: 978-602-6428-11-0

Penguraian

Pencemaran
lingkungan

Berdasarkan data dalam Tabel 1, kegiatan upacara keagamaan yang berhasil tim penulis ikuti
sementara di antaranya adalah Dewa Yadnya, Manusa Yadnya, Pitra Yadnya, dan Buta Yadnya.
Hasil ini mengingat pengambilan data langsung dilakukan pada kegiatan yang sebenarnya sehingga
tidak dapat diprediksi kegiatan upacara keagamaan apa yang akan berlangsung kedepannya. Jika
kita kaitkan kegiatan dalam upacara keagamaan dengan topik, materi dan konsep-konsep biologi
sesuai kerangka kurikulum 2013, maka terlihat bahwa setiap kegiatan dalam rangkaian upacara
keagamaan Hindu Bali berpotensi besar menjadi media pembelajaran biologi.
Potensi tersebut didukung oleh beberapa kelebihan yang dimilikinya. Adapun kelebihan media
pembelajaran biologi berbasis kegiatan upacara keagamaan ini dapat diuraikan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tim peneliti, masyarakat yang sudah terbiasa berkegiatan
keagamaan dengan sangat mudah mengidentifikasi jenis dan bagian tumbuhan serta jenis dan
anatomi tubuh hewan. Pengetahuan tersebut dimiliki dan melekat kuat diingatkan mereka karena
pengetahuan ditransfer dengan media langsung/ asli atau pengalaman langsung. Identifikasi bahan-
bahan upacara dilakukan secara langsung dengan benda aslinya. Bahan-bahan upacara yang asing
dan belum pernah dilihat pasti akan dibahas seperti buah baru saat membuat pajegan dan ibung yang
menggantikan daun kelapa muda atau janur. Secara tidak langsung dimulailah proses identifikasi
paraktis sederhana.
Kelebihan di atas diperkuat juga oleh data hasil wawancara bebas dengan beberapa
masyarakat dan para Serati di sela-sela istirahat makan siang. Hasilnya secara umum dapat
dikatakan bahwa pengetahuan yang mereka miliki terkait bidang biologi adalah hasil akumulasi
pengalaman-pengalaman langsung mereka dalam kegiatan upacara keagamaan. Hasil wawancara
lainnya dengan beberapa anak-anak yang penasaran melihat organ dalam babi dan ayam saat proses
penyembelihan dan pembersihan. Mereka terlihat antusias menanyakan nama-nama organ yang
mereka tidak tahu namanya. Secara tidak langsung mereka diberitahu dengan langsung menunjukkan
organnya yang asli saat disuruh memindahkan yang sudah bersih dan mengambilkan yang masih
kotor untuk dibersihkan. Beberapa jam setelahnya tim peneliti menanyakan kembali nama-nama
bagian tubuh hewan tadi. Hasilnya mereka mampu mengingat semuanya dengan benar.
Jika dilihat berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale, maka kegiatan upacara keagamaan
Hindu Bali secara langsung memberikan pengalaman nyata kepada masyarakat dalam hal transfer
informasi terkait biologi dengan tingkatan yang paling kongkret. Berdasarkan kerucut pengalaman
tersebut, pengalaman nyata/ langsung memberikan keuntungan puncak sebesar 90% ingatan
terhadap apa yang dilakukan (Dale, 1946: 37). Pengalaman langsung juga dikatakan memberikan
kemampuan menganalisis, mendefinisikan, menciptakan, dan mengevaluasi. Dengan demikian
pengalaman langsung tersebut merupakan media terbaik dalam mentransfer pengetahuan.
Kelebihan lain dari media pembelajaran biologi berbasis upacara keagamaan Hindu Bali ialah
secara langsung kegiatan tersebut turut andil dalam melestarikan budaya yang merupakan kearifan
lokal warisan nenek moyang. Di samping itu, media pembelajaran biologi berbasis upacara
keagamaan Hindu Bali juga secara langsung merupakan pengamalan ajaran agama untuk lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan.
Salah satu hasil penelitian yang relevan adalah hasil penelitian Sudiana & Sudirgayasa (2015:
181-200) yang berjudul “Integrasi Kearifan Lokal Bali dalam Buku Ajar Sekolah Dasar”. Hasil
penelitian mereka menunjukkan bahwa terdapat banyak kearifan lokal Bali yang dapat diintegrasikan

SENARI 2017 65
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF 2017
ISBN: 978-602-6428-11-0

ke dalam buku IPA sekolah dasar. Contoh integrasinya adalah tumbuhan upakara yang merupakan
tumbuhan yang digunakan dalam upacara keagamaan, diintegrasikan ke dalam tema tumbuhan dan
lingkungan. Kegiatan Tumpek Wariga yang diintegrasikan ke dalam tema pelestarian lingkungan.
Temuan ini saling mendukung dengan temuan hasil penelitian yang penulis peroleh. Bedanya di sini
kami mengintegrasikannya tidak ke dalam konten pembelajaran tetapi khusus menjadi media dalam
mentransfer informasi terkait biologi.
Penelitian Adiputra (2011: 346-354) terkait tumbuhan upacara keagamaan Hindu Bali
sementara mencatat 102 jenis tanaman upacara di lingkungan survei yaitu Kabupaten Badung dan
Kota Denpasar. Lebih lanjut, disimpulkan perlu adanya upaya pelestarian tumbuhan tersebut mulai
dari tingkat Desa karena tumbuhan tersebut wajib ada sebagai pelengkap upacara. Hasil penelitian ini
memperluas potensi kegiatan upacara keagamaan Hindu Bali yang selalu membutuhkan jenis-jenis
tanaman upacara yang wajib ada. Dari hasil penelitian tersebut artinya upacara keagamaan minimal
mampu menjadi media dalam identifikasi tumbuhan sebanyak 102 jenis tumbuhan.

4. Simpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa upacara
keagamaan Hindu Bali yang berbasis Panca Yadnya memiliki potensi yang sangat besar menjadi
media pembelajaran biologi di berbagai topik, materi dan konsep-konsep penting. Potensi besar
tersebut didukung oleh beberapa kelebihan yang dimilikinya yaitu mampu memberikan media asli
melalui pengalaman langsung, turut melestarikan budaya dan kearifan lokal warisan leluhur dan turut
memberikan tindakan nyata dalam mengamalkan ajaran agama.

Daftar Rujukan
Adiputra, N. (2011). Tanaman Obat, Tanaman Upacara, dan Pelestarian Lingkungan. Jurnal Bumi
Lestari, 11(2), 346-354.
Creswell, J. W. (2012). Educational research: Planning, conducting, and evaluating quantitative and
qualitative research. Educational Research (Vol. 4).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Dale, E. (1946). Audio-Visual Methods in Teaching. NY: Dryden Press.
Jackson, S.L. (2009). Research Methods and Statistics: A Critical Thinking Approach 3rd edition.
Belmont, CA: Wadsworth.
Marczyk, G, DeMatteo, D, & Festinger, D. (2005). Essentials of Reasearch Design and Methodology.
USA: John Wiley & Sons, Inc.
Sudiana, I M. & Sudirgayasa, I G. (2015). Integrasi Kearifan Lokal Bali dalam Buku Ajar Sekolah
Dasar. Jurnal Kajian Bali, 5(1), 181-200.
Kemendikbud. (2013a). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta
Kemendikbud. (2013b). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah. Jakarta.
Kemendikbud. (2013c). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah. Jakarta.
Kemendikbud. (2013d). Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta

SENARI 2017 66

Anda mungkin juga menyukai