Anda di halaman 1dari 208

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316190122

Profil Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Katemas (Euphorbia


heterophylla L.)

Conference Paper · April 2017

CITATIONS READS

0 6,745

4 authors, including:

Haiyul Fadhli Rahmiwati Hilma


Universitas Riau Universitas Muhammadiyah Riau
21 PUBLICATIONS   13 CITATIONS    21 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

carissa carandas View project

Euphorbia heterophylla View project

All content following this page was uploaded by Haiyul Fadhli on 18 April 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KUMPULAN ABSTRAK
SEMINAR NASIONAL POKJANAS
TUMBUHAN OBAT INDONESIA KE-52
AULA SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU, 12-13 APRIL 2017

“Penggalian, Pelestarian dan Pemanfaatan


Berkelanjutan Tumbuhan Obat Indonesia :
Kajian Tumbuhan Pulai Basung (Alstonia spatulata)
dan Gandarusa (Justicia gendarussa)”

Topik :
Etnomedisin dan Etnofarmakologi
Budidaya dan Pelestarian Tanaman Obat
Teknologi Panen, Kontrol Kualitas dan Pemasaran Produk Herbal
Biologi Molekuler dan Bioteknologi Tanaman Obat
Fitokimia Tanaman Obat
Kajian Farmakologi dan Klinik Tanaman Obat dan Obat Tradisonal
Kajian Farmasi Klinis dan Komunitas
Teknologi Farmasi Bahan Alam

supported by :
PANDUAN SEMINAR NASIONAL POKJANAS
TUMBUHAN OBAT INDONESIA KE-52
DAN KUMPULAN ABSTRAK PEMAKALAH
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kita sampaikan setinggi-tingginya kepada Allah SWT


Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya Seminar Nasional Kelompok
Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia (POKJANAS TOI) ke 52
tahun 2017 telah dilaksanakan di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau.
Seminar yang bertema “Penggalian, Pelestarian, dan Pemanfaatan
Berkelanjutan Tumbuhan Obat Indonesia: Kajian Tumbuhan Pulai
Basung (Alstonia spatula Bl) dan Gandarusa (Justicia gendarussa)” ini,
menghasilkan buku kumpulan abstrak dari seluruh makalah yang
dipresentasikan.
Seminar POKJANAS TOI dilaksanakan secara periodik untuk
mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian terkait penggalian,
pengembangan, pembudidayaan dan pemanfaatan tanaman obat
Indonesia sehingga kekayaan alam di Indonesia khususnya Riau dapat
dimanfaatkan dengan benar. Seminar nasional dengan sub tema
“Pemanfaatan Potensi Tumbuhan Indonesia Sebagai Kandidat Obat
Antidiabetes” ini diikuti oleh peneliti, mahasiswa S1, mahasiswa S2,
mahasiswa S3, dan praktisi. Seminar pemanfaatan tumbuhan obat
tersebut memerlukan kajian guna melahirkan paradigma yang
berorientasi pada berfikir kritis, kreatif, kemanusiaan, kemajuan,
kemandirian, efektif dan efisien yang akan mendukung lahirnya
sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam dunia kesehatan.
Seminar Nasional POKJANAS Tumbuhan Obat Indonesia ke 52
tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Riau telah mewadahi ide, temuan, maupun solusi dari berbagai hasil
penelitian dalam bentuk buku kumpulan abstrak. Panitia berharap,
buku kumpulan abstrak ini dapat menjadi instrument komunikasi

i
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

ilmiah (science communication instrument) bagi penulis, peneliti, dan


pembaca.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kami
sampaikan kepada Bapak Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau,
Sekjen Pokjanas TOI, para pemateri, penyaji dan pemakalah,
penyunting serta redaksi pelaksana yang telah bekerja keras hingga
buku kumpulan abstrak ini dapat diterbitkan, serta kepada semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu semoga semua
semua kebaikan yang telah diberikan menjadi amal sholeh yang akan
mendapat balasan kebaikan yang berlimpah dari-Nya.
Akhirnya, semoga buku kumpulan abstrak ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan apabila ada ketidaksempurnaannya, maka panitia
berharap diberikannya saran dan masukan untuk perbaikan di masa
mendatang.

Wassalamualaikum, Wr.Wb
Pekanbaru, April 2017

Panitia

ii
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

SEKAPUR SIRIH
Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamualaikum Wr. Wb
Selamat pagi para pemakalah, peserta, dan undangan

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada hari ini Rabu, 12
April 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau dapat
menyelenggarakan Seminar Nasional Pokjanas Tanaman Obat
Indonesia dengan tema “Penggalian, Pelestarian, dan Pemanfaatan
Berkelanjutan Tumbuhan Obat Indonesia: Kajian Tumbuhan Pulai
Basung (Alstonia spatulata) dan Gandarusa (Justicia gendarussa)”.
Seminar ini merupakan seminar Pokjanas TOI yang ke-52, namun
seminar nasional periode pertama yang diadakan Sekolah Tinggi
Ilmu Farmasi Riau dan insyaallah akan berlanjut pada periode dan
tahun berikutnya. Tujuan penyelenggaraan seminar ini memberikan
kesempatan kepada para pendidik, peneliti, pengamat kesehatan
untuk menyampaikan hasil penelitian dan atau studi literatur.
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau menyampaikan terima kasih
kepada keynote speaker yaitu dr. Siswanto, MHP.DTM; Prof. Dr. Nor
Hadiani Ismail; Dr. Hilwan Yuda Teruna, M.Si, Apt; Prof. Dr.
Bambang Prajogo, M.S, Apt; Prof. Dr. Adek Zamrud Adnan, Apt;
Puji Iswari, S.Hut M.Si; dr. Jazil Karimi, Sp.PD, KEMD, Prof. Dr.
Dayar Arbain, Apt dan para pemakalah yang berasal dari seluruh
penjuru tanah air yang telah berkenan memberikan sharing
pengetahuan dan memberikan wawasan pengetahuan.
Penyelenggaraan seminar ini diharapkan memberikaan
manfaat pada pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan
dunia farmasi sehingga dapat berperan aktif dalam pengembangan
ilmu tersebut. Perkembangan ilmu farmasi yang berkualitas dengan
di ikuti perkembangan pendidikan farmasi sangat diharapkan oleh
masyarakat baik secara keilmuwan maupun dalam kehidupan praktis.

iii
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Semoga seminar ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat


mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Wassalamualaikum, Wr.Wb

Pekanbaru, April 2017


Ketua STIFAR

Prof. Dr. Bustari Hasan, M.Sc


NIP. 19591024 198603 1004

iv
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

SAMBUTAN

KETUA KELOMPOK KERJA NASIONAL TUMBUHAN


OBAT INDONESIA
DI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

Yth. Bapak Kepala Badan Litbang Kesehatan


Yang kami hormati :
Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Riau
Ketua Sekolah Tinggi Farmasi Riau
Para Guru Besar dan Dewan Pembina POKJANAS TOI
Segenap civitas akademika Sekolah Tinggi Farmasi Riau
Para undangan dan semua peserta Seminar Nasional Tumbuhan
Obat Indonesia ke-52

Assalamua’laikum Wr.Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur


Alhamdulillah, atas segala rahmat dan kuasaNya kita masih dapat
bertemu untuk menghadiri Seminar Nasional Tumbuhan Obat yang
ke-52 di Kampus Sekolah Tinggi Farmasi, di kota Pakanbaru. .

Bapak /Ibu Hadirin yang berbahagia


Seminar kali ini mengangkat tema “Penggalian, Pelestarian,
Pengembangan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Indonesia”,
sedangkan sub temanya adalah Kajian tumbuhan obat Pulai Basung
(Alstonia spatulata Blume) dan Gandarusa (Justicia gandarusa Burn),
fokus Penyakit Diabetes Mellitus. Bahasan sisi hulu hingga hilir, dari
Etnomedisin dan Etnofarmakologi, Budidaya tanaman obat ,
fitokimia, formulasi hingga ke sisi hilir, pada uji klinis pada manusia.

v
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Sebagaimana biasanya dalam setiap seminar, pilihan tumbuhan


obat adalah berupa tumbuhan obat pohon dan tumbuhan obat perdu.
Pulai Basung merupakan pohon dari keluarga Apocynaceae, Di
Indonesia pemanfaatan tumbuhan hanya sebatas pemanfaatan
langsung seperti bahan mebel, bahan bakar, dan akhir1akhir ini
merupakan salah satu bahan industri kayu lapis yang memiliki nilai
ekonomi yang cukup tinggi . Tanaman ini secara tradisional digunakan
sebagai antidiabetes (ekstrak air kulit batang), antipiretik dan laksatif.
Getah sebagai obat untuk borok dan sakit kulit, juga untuk
mengurangi sakit gigi berlubang.
Gendarusa merupakan tumbuhan semak tropis keluarga
Acanthaceae, berkhasiat untuk obat asma, diuretik,pegal linu, laksan
dan kolik pada anak. Pada masyarakat Papua, tanaman ini digunakan
sebagai obat KB pria, dan penelitian untuk itu sudah sejak tahun 1900
dilakukan oleh Fakultas Farmasi UNAIR, dan hingga kini telah selesai
pada uji klinik, dan membuktikan bahwa tumbuhan ini berpotensi
sebagai alat kontrasepsi pria. Pembuktian ilmiah inilah sebagai salah
satu contoh pemanfaatan empris masyarakat, dan memerlukan
perjalanan yang panjang.
Bapak dan Ibu yang saya hormati,
Saya percaya dari tanaman pule basung dan gendarusa, masih
banyak potensi yang perlu digali dan dikaji, seminar POKJANAS TOI
tidak menutup juga atas eksplorasi tanaman obat lain, selain yang telah
ditetapkan.
Pada kesempatan ini, ijin menyampaikan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada panitia penyelenggara yang telah
mewujudkan Seminar Nasional ini. Terima kasih kepada peserta
seminar atas partisipasi aktifnya untuk menymbangkan hasil penelitian
yang dipresentasikan. Mengingat bahwa bahasan penelitian dalam

vi
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

setiap seminar POKJANAS TOI adalah dari sisi hulu hingga hilir,
maka di ajang inilah kita dapat bertemu dengan peneliti dari berbagai
bidang ilmu yaitu farmasi, biologi, kimia pertanian, kedokteran
peminat tanaman obat.
Akhirnya kepada para peserta kami ucapkan selamat mengikuti
seminar, semoga acara ini dapat memberikan sumbangan
pemanfaatan tumbuhan obat di Indonesia. Wahana Seminar
POKJANAS TOI yang telah kita lakukan selama 25 tahun ini
hendaknya dapat memberikan masukkan kepada kebijakan
pemerintah atau menambah perolehan paten bagi negara kita.
Billahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh

Pakanbaru, 12 April 2017


Kelompok Kerja Nasional
Tumbuhan Obat Indonesia

Dra. Lucie Widowati MSi. Apt.


Ketua

vii
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
SEKAPUR SIRIH.................................................................................... iii
SAMBUTAN
KETUA KELOMPOK KERJA NASIONAL TUMBUHAN
OBAT INDONESIA ....................................................................... v
PANITIA SEMINAR ........................................................................... xxi
JADWAL ACARA ............................................................................... xxiii
KEYNOTE SPEAKER & INVITED SPEAKER
KEBIJAKAN PENELITIAN DALAM MENDORONG
PERCEPATAN KEMANDIRIAN BAHAN BAKU OBAT
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN ..... 1
Metabolit Sekunder dari Alstonia spatulata Blume (Apocynaceae)
dan Kajian Potensi Aktivitasnya
Hilwan Yuda Teruna1*, Rudi Hendra1, Kamal Rullah2 dan Haiyul Fadhli2 12
Hilirisasi Justicia gendarussa Burm.F Sebagai Obat KB Pria
Bambang Prajogo EW ......................................................................................... 13
Solving the Mystery of Ficus deltoidea, a Malaysian Antidiabetic
Plant
Nor Hadiani Ismail ............................................................................................... 14
Brotowali (Tinospora crispa): Studi Kandungan Kimia dan
Aktivitas Biologis
Adek Zamrud Adnan ........................................................................................... 16
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Bukit Suligi
– Fasilitas dan Potensi Tanaman Obat
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan .................................................... 18
Kajian Kimia dan Bioaktifitas Tumbuhan Obat Sumatera
Dayar Arbain, et al................................................................................................ 19

viii
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Pemakalah - Oral
Aktivitas Penghambatan Xantin Oksidase Berbagai Bagian
Tanaman Andrographispaniculata Ness dan Syzygium
polyanthum Wight Walp.
Febry Kurniawan, Amri Bakhtiar, Deddi Prima Putra* ................................ 21
Analisis Komparasi Pengetahuan Tumbuhan Obat Pada Tiga
Etnis Dominan Di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau
Fitmawati♥, Wulandari, Nery Sofiyanti ............................................................. 22
Uji Antibakteri Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan
Endemik Bangka Tristaniopsis merguensis Griff., (Pelawan
Merah)Terhadap Vibrio cholera Inaba.
Yohannes Alen*Mutia Oktami, Vivi Ramadanidan Netty Suharti .............. 24
Uji In Vitro Aktivitas Penghambatan Enzim Alfa-Glukosidase
pada Beberapa Tanaman Obat Tradisional Antidiabetes dari
Sumatera Barat , Indonesia
Silvy Arundita1 , Febry Kurniawan1, Deddi Prima Putra1*............................ 25
Analisis Sidikjari Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Untuk
Kendali Mutu Bahan Baku Obat Herbal
Mohamad Rafi1,2,*, Hanifullah Habibie1, Epi Erpina1, Fitri Handayani1, Eti
Rohaeti1 .................................................................................................................. 26
Standardisasi Simplisia Dan Ekstrak Daun Gandarusa (Justicia
gendarussa Burm. F.)
Rafiqha N. Fadjri, Deddi P. Putra, Amri Bakhtiar.......................................... 28
Penetapan Kadar Antosianin Ekstrak Etanol Dari Berbagai
Varietas Ubi Jalar Dan Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas.L)
Secara Spektrofotometri Visible
Armon Fernando* Kristina Tambunan* .......................................................... 29
Uji Aktivitas Fraksi Etilasetate Ektrak Metanol Aspergilus niger,
Simbiotik Sarang Ratu Termite Macrotermes gilvus Hagen., dengan
Pengayaan Media SDA

ix
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Yohannes Alen*, Evi Guslianti & Netty Suharti ............................................ 31
Synthesis of minor flavonoid as blocked LPS-induced PGE2
production in murine and human macrophages cell lines
through binding mode to COX-2
Kamal Rullaha,b, Mohd Fadhlizil Fasihi Mohd Aluwia, Bohari M. Yaminc,
Nor Hadiani Ismaild,e, Hilwan Yuda Terunaf, Mohd Nazri Abdul Baharig,
Leong Sze Weih, Faridah Abash, Ibrahim Jantana, Lam Kok Waia .............. 33
Pembuatan Filem Plastik Campuran Polistiren dengan Poli
Caprolakton serta Uji Penguraiannya dalam Tanah dan Lumpur
Melzi Octaviani1*, Akmal Djamaan2, Erizal Zaini2 ...................................... 35
Isolasi Komponen Utama Aktif Antibakteri Ekstrak Metanol
Bunga Balanophora elongata Blume
Goldha Faroliu, , Amri Bakhtiar, Dayar Arbain* ............................................ 37
Skrining fitokimia dan aktivitas Antimikroba Ekstrak Akar
Tanaman Bayam Berduri (Amaranthus spinosus)
M. Almurdani, Hilwan Yuda Teruna*, Adel Zamri, Christine Jose ............ 39
Penentuan Total Flavonoid Ekstrak n-Heksana, Etil Asetat Dan
Metanol Dari Daun Petai Belalang
Mustika Furi* 1, Novielpira,1 ............................................................................... 41
Isolasi Singkat Steviosida Dan Rebodiosida Dari Stevia
rebaudiana (Bert.)
Arif Ferdian, Deddi Prima P. ............................................................................. 43
Penerapan Prinsip Green Chemistry dalam Ekstraksi Polifenol dari
herba Suruhan (Peperomia pellucida (L) Kunth) menggunakan
pelarut1-butil-3-metilimdazolium bromida
Islamudin Ahmad1,2*, Arry Yanuar2, Kamarza Mulia3, Abdul Mun’im2 . 44
Evaluasi Kandungan Fenolik Total, Flavonoid Total, Aktivitas
Antioksidan Ekstrak dan Senyawa Isolasi dari Kelopak Bunga
Nusa Indah(Mussaenda Frondosa L.)
M. Rifqi Efendi1, A. Bakhtiar1,2, and Deddi P. Putra1,2* ................................ 46

x
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Profil Klt Fraksi Etil Asetat Metabolit Sekunder Isolat Jamur


Aspergillus flavus Dengan Penambahan Tanah Sarang Ratu
Termite Macrotermes gilvus HAGEN., Pada Media SDA
Yohannes Alen*, Rezki Amelia, Oktafiana Ambarrahmi, Akmal Djamaan 47
Kandungan Flavonoid Total Kulit Batang Beberapa Famili
Sterculiaceae; Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.) Pterigota (Pterygota
alata (Roxb.) R. Br.) dan Nitas (Sterculia foetida L.)
*Siswadi1, dan Grace S. Saragih2 ........................................................................ 49
Skrining Antibakteri Ekstrak Metanol Dari Kulit Batang
Tristaniopsis merguensis Griff.
Vivi Ramadani, Mutia Oktami, Dedi Prima Putra, Yohannes Alen* ........... 51
Uji Antibakteri Metabolit Sekunder Ekstrak Metanolsarang Ratu
Anai-Anai Macrotermes gilvus Hagen
Yohannes Alen*, Fitri Afnilia, Rustini .............................................................. 53
Penentuan Profil Kromatografi Ekstrak Dan Fraksi Tumbuhan
Pegagan (Centella asiatica(L.)Urban) Secara Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) Dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Armon Fernanado*Arum Rahmawati* .............................................................. 55
Profil Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun
Katemas (Euphorbia heterophylla L.)
Rahmiwati Hilma1, Devid Rahmat Arafat1, Haiyul Fadhli2, Almurdani3 .... 57
Profil Ekstrak, Evaluasi Aktifitas Antioksidan, Kadar Fenolik
dan Flavonoid Gandarusa (Justicia gendarussa Burm f.) dari Tiga
Daerah
Arief Ferdian1), M. Rifqi Efendi1), Nova Syafni1), Periadnadi2) dan Deddi P.
Putra1)...................................................................................................................... 59
Analisa Fenolik Total, Flavonoid Total dan Uji Aktivitas
Antioksidan dari Ekstrak Metanol Daun dan Kulit Batang
(Castanopsis argantea (BL.) DC)
Rahayu Utami* dan Gustia Aneri ...................................................................... 60

xi
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Isolation of Alkaloids and Activities Test Antimalaria from The


Fruit of Tabernaemontanamacrocarpa Jack (Apocynaceae)
Ramadhanus1, Hilwan Yuda Teruna1*, Jasril1,Nor Hadiani Ismail2, Kamal
Rullah3..................................................................................................................... 61
Isolasi dan Uji Aktivitas Antidiabetes Senyawa Metabolit
Sekunder dari Ekstrak Metanol Akar Tumbuhan Tunjuk Langit
(Helminthostacshys zeylanica)
Novia Rahim1, Hilwan Yuda Teruna1*, Jasril1, Nor Hadiani Ismail2 dan
Kamal Rullah3........................................................................................................ 63
Aktivitas Antibakteri Resin Pinus Terhadap Staphylococcus aureus.
Mardho Tillah1, Irmanida Batubara1,2, Rita Kartika Sari3 .............................. 65
Dua Diterpen Kuinon dari Tanaman Plectranthus amboinicus
Hilwan Yuda Teruna1*, Yum Eryanti1, Yuharmen1, Kamal Rullah2, M.
Almurdani1, Deri Islami2, Slamet Wahyono3 ................................................... 67
Isolasi, Identifikasi, dan Aktivitas Antibakteri Jamur Endofit
MFR-01 dari Tumbuhan Inang Nagasari (Mesua ferrea L.)
Dwi Hartanti*, Dwi Ishmi Novanti, Retno Wahyuningrum ......................... 69
Standardisasi Non Spesifik Dan Uji Aktivitas Antimikroba
Ekstrak Etanol Kulit Batang Meranti Kunyit(Shorea conica V.Sl)
Enda Mora1, Emma Susanti2, Rina Hartati3..................................................... 71
Uji Efek Antihiperglikemia Ekstrak Etanol Buah Stroberi
(Fragaria x ananassa Duchesne)Terhadap Mencit Terinduksi
Aloksan
Ade Arinia Rasyad1), Dede Kurniawan2), YasminHamdani3) .................... 73
Isolasi Dan Uji Aktivitas Antiproliferasi Senyawa Tb3 Fraksi
Butanol Daun Tampa Badak (Voacanga foetida (Bl.) K. Schum)
Terhadap Sel Hela
Adriani Susanty1,2, Emrizal1, Armon Fernando1, Magdazaleni1 Sri Esky
Sofia1, Yanwirasti2, Dachriyanus2, Fatma Sri Wahyuni2................................. 75

xii
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Gendola Merah (Basellaalba L.)


Terhadap Kadar Kreatinin dan Ureum Tikus Putih Jantan
Diabetes Yang Diinduksi Steptozotocin
Agustina Marcedes1, Yusriadi2, Ayu Wulandari1 ............................................. 77
Uji Efek Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus
altilis (Parkinson Ex F.A.Zorn) Fosberg) pada Tikus Putih
Jantan Hiperkolesterolemia-Diabetes
Ayu Martina1, Dermiati T1, Moh Rizky1 ........................................................... 79
Uji Antibakteri Freeze Drying Ratu Rayap Macrotermes gilvus
Hagen.
Delisa Putri, Molinda Damris, Stefany Faula R.P, Marhani Dwithania,
Netty Suharti, Yohannes Alen* .......................................................................... 81
Uji Efek Pemberian Kombinasi Serbuk Putih Telur Terfertilisasi
Dengan Tepung Tempe Terhadap Profil Kadar Glukosa Darah
dan Histopatologi Pankreas Mencit
Dianty Dwi Wahyuni1, SuryaDharma2, Dedy Almasdy2 ................................ 82
Pengaruh Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura) Terhadap
Lama Penyembuhan Luka Pada Mencit (Mus muscullus) Diabetes
Hasan Bukhori1, Dimas Pramita Nugraha2 ...................................................... 84
Uji Efek Nefroterapi Ekstrak Etanol Daun Kersen Terhadap
Kadar Kreatinin dan Ureum Tikus Jantan yang Diinduksi Etilen
Glikol
Joni Tandi 1, Inggrit Anggli S L 1, Niluh Puspita D 1 ..................................... 86
Efek Pemberian Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum)
Terhadap Otot Polos Ileum-Terpisah Marmut (Cavia porcellus)
Yang Di Induksi Histamin
Arief Adi Saputro1, Muhammad Fadhol Romdhoni2 ..................................... 88
Aktivitas Diuretik Dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Akar
Kuning (Fibraurea chloroleuca Miers) Pada Tikus Putih Jantan
Galur Wistar

xiii
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Mauritz P.M 1*, Yandi Mardiansah 1, Witri Wulandari 1 ................................ 90
Kajian Praklinik Serta Potensi Freeze Drying Ratu Rayap
Macrotermes gilvus Hagen., Sebagai Kandidat Obat Herbal
Dalam Sediaan Kapsul
Yohannes Alen*,Molinda Damris, Delisa Putri dan Almahdy A. ................. 92
Studi In Silico Senyawa Analog Kalkon Turunan 2’-
Metoksiasetofenon Dan 3’ Metoksiasetofenon Sebagai
Antidiabetes
Neni Frimayanti1*, Adel Zamri 2, Besse Wahdatillah ................................... 94
Pengaruh Pemberian Ramuan Jamu Alergi Terhadap Fungsi
Hati
Fajar Novianto*, Ulfatun Nisa*, Zuraida Zulkarnaen* .................................. 95
Regulasi Efek Hipoglikemik Ekstrak Daun Gaharu (Aquilaria
malaccensis) Pada Tikus Wistar Jantan model Hiperglikemik
Muhammad Totong Kamaluddin, Yeni Agustin, Fauziah ............................ 96
Efektivitas Kombinasi Ekstrak Etanol Sambiloto (Andrographis
paniculata) Dan Daun Afrika (Vernonia amygdalina) Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Postprandial Pada Tikus Diabetes
Nyayu Fitriani1, Kamalia Layal2, Kamila3 ......................................................... 97
Uji Aktivitasantidiabetes Fraksi n-Heksan Kulit Buah Salak
Pondoh (Salacca affinis Griff.) Terhadap Mencit Putih (Mus
musculusL.) Jantan Diabetes
Nofri Hendri Sandi, SyilfiaHasti, Soraya Eka Putri ........................................ 98
Pemberian Gel Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis)
Mempercepat Proses Penyembuhan Luka Bakar Pada Mencit100
Yogi Kurniawan1, Kamalia Layal2.................................................................... 100
Efektivitas Ekstrak Daun kemangi (Ocimum basilicum) sebagai
bioinsektisida dalam sediaan spray Terhadap kematian nyamuk
Aedes aegypti

xiv
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Uji Prebiotik Dari Tiga Varietas Jamur (Jamur Merang


(Volvariella volvacea), Jamur Grigit (Schizophyllum commune),
Dan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)) Yang Ada Di
Provinsi Riau Terhadap Bakteri “Lactobacillus Casei”
Hasmalina Nasution1, Elvika Ramayanti1, Musyirna Rahmah2 .................. 102
Efek Senyawa Asam Amino Yang Terdapat Pada Hasil
Fermentasi Kacang Kedelai Terhadap Gambaran Sel β Pankreas
Mencit
Surya Dharma1, D. Almasdy1, D.S. Dillasamola1dan I.P. Dewi2................ 104
Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Daun Pecut Kuda
(Stachytarpheta jamaicensis L.) Secara Invitro
Shirly Kumala 1,2Novi Dyah Purnama Bekti1 ................................................ 105
Efek Hipourisemia Ekstrak Etil Asetat Daun Talok (Muntingia
calabura) Pada Mencit Hiperurisemia
Siti Ma’rufah, Endang Ediningsih, Raynalda Chriesmart ............................ 106
Mikroenkapsulasi Minyak Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)
Dengan Penyalut Kitosan
Dolih Gozali1*, Petrus Topaga1, Nasrul Wathoni1 ...................................... 108
Pembuatan Minuman Fungsional Dari Daun Sambiloto
(Andrographis paniculata Nees) Dengan Variasi Gula Merah
Anita Lukman, Siti Rahmah Astuti1 ................................................................ 110
Pengaruh Konsentrasi Lesitin Terhadap Ukuran Dan Stabilitas
Vesikel Etosom Ekstrak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D. C.)
Sebagai Sistem Penghantaran Obat Untuk Terapi Jerawat
Kawirian, Thariq1., Dahlia Permatasari1, SitiJazimah Iswarin1 ................... 111
Pengaruh Proses Penggilingan terhadap Sifat Fisikokimia dan
Kelarutan Asam Usnat
Erizal Zaini, Rahmita Khairun Nisak, Rany Dwi Utami, Lili Fitriani dan
Friardi Ismed ....................................................................................................... 112

xv
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Formulasi
Novita Dewi ........................................................................................................ 113
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Sabun Transparan Dari
Minyak Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Terhadap Bakteri
Staphylococcus epidermidis
Wira Noviana Suhery1, Aidil Isma1 ................................................................. 114
Pola Peresepan Tanaman Obat Untuk Mengatasi Gangguan
Pencernaan Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Riset Jamu
“Hortus Medicus”
Tyas Friska Dewi*, Saryanto, dan Danang Ardiyanto ................................. 116
Efek Formula Jamu Penurun Asam Urat Darah Terhadap
Fungsi Hati
Agus Triyono1, PR Widhi Astana1 ................................................................... 118
Model Analisis Terapi Jamu sebagai Komplementer terhadap
Perbaikan Keluhan pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
Danang Ardiyanto1*, Saryanto1,Tofan Aries Mana1, Tyas Friska Dewi1... 119
Gambaran Jamu untuk Keluhan Insomnia di Rumah Riset
Jamu “Hortus Medicus”
Enggar Wijayanti, Tofan Aries Mana, Ulfatun Nisa, Ulfa Fitriani ......121
Pemakalah - Poster
Potensi Ekstrak Etanol 70% Daun Sukun (Artocarpus altilis)
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus
Hiperglikemia Dan Hiperlipidemia
Vera Ladeska, Shela Febrina, Lusi Putri Dwita ............................................. 123
Analisis Pengaruh Pemberian Leaflet Terhadap Pengetahuan
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Puskesmas Payung Sekaki
Pekanbaru
Husnawati1, Yuwanda1,Fina Aryani1, Septi Muharni1 .................................. 125

xvi
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Formulasi Sediaan Gel Antioksidan Dari Ekstrak Kelopak


Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)
Fahleni, Pipih Sopiah ......................................................................................... 126
Kajian Switch Therapy Antibiotik pada Pasien Apendisitis RSUP
Dr. M. Djamil Padang
Sondang Khairani1, Mega Pusfita2, Hansen Nasif3, Husni Muchtar3 ........ 128
Riset Profil Kromatogram/Fingerprint buah Mengkudu
(Morindacitrifolia fructus) Secara High Performance Thin Layer
Chromatography (HPTLC)
Sri Astuti, Tina Wikara, Sri Murhandini, Arustiyono ................................... 130
Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Dalam Fase n-
Butanol Dari Ekstrak Etanol 70% Daun Pepaya (Carica papaya)
Yunahara Farida, Erryza Amadea1).................................................................. 131
Uji Larvasida Ekstrak n-heksan Daun Zodia (Evodiasuaveolens
Scheff.) Terhadap Dua Vektor Larva Nyamuk Aedes albopictus
dan Culex spp
Ema Dewanti, Rini Prastiwi, Ummu Syarifah, Dede Lusianah .................. 132
Analisis Penggunaan Antibiotik Terhadap Efektivitas Antibiotik
Pada Pasien Ulkus Diabetik di Salah Satu Rumah Sakit di
Provinsi Riau
Septi Muharni1*, Indah Lestari2, Mutya Oktaviani3s ..................................... 134
Potensi Gandarusa sebagai Antimikroba, Antioksidan, dan
Penghambat Kerja Enzim Tirosinase
Farhana Nurazizah1*, Irmanida Batubara1,2 ................................................... 136
Etnofarmakologi dan Potensi Tegakan Strychnos Lucida R.Br. Di
Pulau Timors
* 1Grace S. Saragih dan 2Siswadi ...................................................................... 138

xvii
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Herba Putri Malu (Mimosa


pudica Linn.) pada Fungsi Hati dan Ginjal Tikus Putih Galur
Wistar
Sri Adi Sumiwi, Ellin Febrina, Linesh Kumar Segar, ................................... 140
Penghambatan Progresivitas Chronic Renal Failure
Menggunakan Jamu Di Rumah Riset Jamu Tawangmangu: A
Case Report
Ulfatun Nisa, Zuraida Zulkarnain, dan Fajar Novianto .............................. 142
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Lumut Daun
(Pogonatum cirratum, Polytrichum commune, dan Sphagnum squarrosum)
Dengan Metode Difusi
Emma Susanti1, Sucitra Kurniawanti1 ............................................................. 144
Uji Penghambatan α-Glukosidase Secara In-Vitro Dari
Campuran Ekstrak Etanol 70% Daun Iler (Plectranthus
scutellarioides L.) Dan Biji Adas (Foeniculum vulgare Mill.)
Risma Marisi Tambunan*, Greesty Finotory Swandiny, Eviyanti .............. 146
Parameter Fisikokimia Dan Penetapan Kadar Scopoletin Pada
Ekstrak Etanol 70 % Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Dengan Perbandingan Daerah Tempat Tumbuh
Rini Prastiwi, Siska, Nurul Oktavia ................................................................. 148
Uji Aktivitas Hepatoprotektor Jus Buah Nanas (Ananas comusus)
Berdasarkan Hispatologi Hati Tikus Yang Diinduksi Isoniazid
Lestari Rahayu, Novi Yantih, Rizkiya Amalia................................................ 150
Efek Kombinasi Ramuan Jamu Antihipertensi dan
Antikolesterolemia Terhadap Kualitas Hidup Pasien Klinik
Hortus Medicus
Widhi Astana, Agus Triyono ............................................................................ 152
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Biji Buah Melon (Cucumis
melo L.,) Menggunakan Metode Peredaman Radikal Bebas
DPPH

xviii
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Setyorini Sugiastuti, Tri Santosa ....................................................................... 153
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Ekstrak Etanol 70% Daun Sirih
Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Terhadap Isolat Bakteri Dari
Penderita Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)
Syarmalina, Syahdu A. Ekowati dan Lyana Iriani ........................................ 154
Penetapan Dan Identifikasi Fraksi Aktif Penghambat Enzim ɑ-
Glukosidase Dari Ekstrak Etanol 96% Daun Yakon (Smallanthus
sonchifolius (Poepp.) H. Robinson)
Ratna Djamil*, Zuhelmi Aziz, Jennifer Virginia .......................................... 156
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Jengkol
Azzura ligo ........................................................................................................... 157
Dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH
Diana Serlahwaty1. Ahmad Musir1 Ilham Akbar Alqodry1 ......................... 158
Analisis Efektivitas Biaya Insulin dan Kombinasi Insulin –
Metformin pada Pasien DM Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RSI
Ibnu Sina Pekanbaru
Fina Aryani .......................................................................................................... 159
Kajian Farmakologi Tanaman Obat sebagai Antidiabetes
Maratu Soleha ...................................................................................................... 160
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Total Metanol dan Fraksi
tanaman Secang (Caesalpinia sappan) Terhadap Bakteri Klinis
Dari Ulkus Diabetikum (Tukak Diabetes)
Ririn Mayarni ....................................................................................................... 162
Preparasi Dan Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak Rumput Laut
Coklat (Sargassumpolycystum) Berbasis Kitosan - Natrium
Tripolifosfat Sebagai Antioksidan
Kartiningsih, Rike Yulianingtyas Nauri Putri ................................................ 164
The effect of combination infusion of Pimpinella pruatjan Molken,
Centella asiatica and Curcuma xanthorrhiza against male rats libido

xix
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
1Nuning Rahmawati, 1Galuh Ratnawati and 1Yuli Widiyastuti ................... 166
Simulasi docking molekuler senyawa potensial Justicia gendarussa
sebagai antidiabetes
Rosa Adelina ........................................................................................................ 168
Ekstrak Daun Annona muricata L. Menurunkan Ekspresi Protein
NRas pada Tikus Terinduksi Dimetilbenzen(a)Antracena
(DMBA)
Rosa Adelina, Putri Reno Intan dan Intan Sari Oktoberia........................ 169
Spektrum Inframerah Tiomer Hidroksi Propil Selulosa-Sisteamin
Hasil Modifikasi dari Hidroksi Propil Selulosa
Liliek Nurhidayati*, Deni Rahmat, Dian Ratih Laksmitawati,
Fikry ArRahman .............................................................................170
Riset Sitotoksik Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Pada Sel
Vero Dan AML 12
Tuty Erlina Mardja, Fitria Rahmi, Eka Rusmawati, Rina Adriany,
Murtiningsih,Arustiyono ................................................................................... 172
Riset Sitotoksik Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Pada Sel
Vero Dan AML 12
Tuty Erlina Mardja, Fitria Rahmi, Eka Rusmawati, Rina Adriany,
Murtiningsih,Arustiyono ................................................................................... 172
Pertumbuhan Dan Produksi 3 Aksesi Artemisia Annua Pada 3
Ketinggian Tempat Tumbuh
Yuli Widiyastuti, Dyah Subositi, Sari Haryanti...............................................174
Abstrak
Nanda Aprilianni.................................................................................................176

xx
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

PANITIA SEMINAR NASIONAL


TANAMAN OBAT INDONESIA
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
TAHUN 2017
Pelindung : Prof. Dr. Bustari Hasan, M.Sc
Steering Committee : 1. Prof. Dr. Amri Bachtiar, Apt
2. Prof. Dr. Jasril, MS
3. Dr. Hilwan Yuda Teruna, M.Si, Apt
4. Puji Iswari, S.Hut, M.Si
Ketua : Dr. Emrizal, M.Si, Apt
Wakil Ketua I : Enda Mora, M.Farm, Apt
Wakil Ketua II : Armon Fernando, M.Si, Apt

Sekretaris : Rahayu Utami, M.Sc, Apt

Wakil Sekretaris : Septi Muharni, M.Farm, Apt

Bendahara : Dra. Syilfia Hasti, M.Farm, Apt

Wakil Bendahara : Dewi Apriyani, ST

Seksi Kesekretariatan, Publikasi : Ihsan Ikhtiaruddin, M.Si


dan Sertifikat
Erniza Pratiwi, M.Farm, Apt
Nofriyanti, M.Farm, Apt
Nessa Agistia, M.Farm, Apt
T. Harpirabi, S.Kom
Vivi Erdona, A.Md.F

Seksi Humas dan Sponshorship : Mustika Furi, M.Si, Apt

Melzi Octaviani, M.Farm, Apt


Yanto, SE
Rahmatina Aulia, S.Farm
Fenny Handayani
Syafrianto

Seksi Acara : Fina Aryani, M.Sc, Apt

Mira Febrina, M.Sc, Apt


Rahma Dona, M.Si, Apt
Tiara Tri Agustini, M.Farm, Apt
Tria Harlianti, S.Si

xxi
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Seksi Ilmiah : Seftika Sari, M.Ph, Apt

Anita Lukman, M.Farm, Apt


Musyirna Rahmah Nst, M.Si
Noveri Rahmawati, M.Farm, Apt
Yuli Haryani, M.Sc, Apt
Dr. Yuana Nurlita, M.Si
Verawati, A.Ma

Seksi Penerbitan, Naskah dan : Haiyul Fadhli, M.Si, Apt


Dokumentasi
Dr. Meiriza Djohari, M.Kes, Apt
Novia Sinata, M.Si, Apt
Ratna Sari Dewi, M.Farm, Apt
Izrawaty, A.Md
Evi Indriastuti, S.Ab
Sukma Murni, A.Md

Seksi Perlengkapan : Husnawati, M.Si, Apt

Wira Noviana Suhery, M.Farm, Apt


Gustina Marni, S.Farm
Jasma Hidayati, AMAF
Sahrul
Saipul Kamal

Seksi Konsumsi : Emma Susanti, M.Farm, Apt

Deni Anggraini, M.Farm, Apt


Yeni Eriza, AMAF
Fazat Azizah, A.Md
Kasma Muria Delvi, A.Md
Fatimah
Rika Susanti
Saleh Hamid

Seksi Transportasi : Nofri Hendri Sandi, M.Farm, Apt

Destriani Astina, M.Si


Arief Persesa
Debby
M. Damri

xxii
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

JADWAL TENTATIF PROGRAM KEGIATAN


SEMINAR NASIONAL
KELOMPOK KERJA NASIONAL TUMBUHAN OBAT
INDONESIA (POKJANAS TOI) KE 52

Hari Pertama, Rabu, 12 April 2017


07.30-08.00 Registrasi
08.00-09.30 Pembukaan
Keynote Speaker : dr. Siswanto, MHP. DTM.
(Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan - Litbangkes, Kementerian Kesehatan RI)
09.30-10.15 “Kebijakan Penelitian dalam Mendukung
Percepatan Kemandirian Bahan Baku Obat”
10.15-10.30 Coffee - Tea Break
Invited Speaker 1: Prof. Dr. Nor Hadiani Ismail
(Direktur Atta UR-Rahman Institute for Natural
Product Discovery, UiTM, Malaysia) “Kajian Kimia
dan Farmakologi Tumbuh-an sebagai Kandidat
Obat Antidiabetes”
Invited Speaker 2 : Prof. Dr. Dayar Arbain, Apt
(Guru Besar dan Peneliti dari Universitas Andalas,
Sesi Panel-1
Padang) “Kajian Kimia dan Bioaktifitas Tumbuhan
10.30-12.30 Obat Sumatera”
Invited Speaker 3: Dr. Hilwan Yuda Teruna, M.Si,
Apt (Dosen dan Peneliti dari Fakultas MIPA,
Universitas Riau, Pekanbaru) “Profil Metabolit
Sekunder Alstonia spatulata (Pulai Basung) dan
Kajian Potensi Aktivitas Antidiabetes”
12.30-13.30 Lunch break – Poster Presentation
Rapat Dewan Pembina Kelompok Kerja Tumbuhan
13.30-15.30
Obat Indonesia (Pokjanas TOI Kemenkes RI)

xxiii
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Presentasi
Seminar Ilmiah dan diskusi makalah per-bidang
Makalah 1
keilmuan
13.30-15.30
15.30-16.00 Coffee - Tea Break – Poster Presentation
Presentasi
Seminar Ilmiah dan diskusi makalah per-bidang
Makalah 2
keilmuan (lanjutan)
16.00-18.00

xxiv
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

JADWAL TENTATIF PROGRAM KEGIATAN

SEMINAR NASIONAL
KELOMPOK KERJA NASIONAL TUMBUHAN OBAT
INDONESIA (POKJANAS TOI) KE 52

Hari Kedua, Kamis, 13 April 2017


07.30-08.30 Registrasi Peserta
Invited Speaker 4: Prof. Dr. Bambang Prajogo, MS,
Apt (Guru Besar dan Peneliti dari Universitas
Airlangga, Surabaya) “Hilirisasi Justisia gendarusa
(Gandarusa) sebagai Obat KB Pria”
Invited Speaker 5: Prof. Dr. Adek Zamrud Adnan,
Apt (Guru Besar dan Peneliti dari Fakultas Farmasi
Universitas Andalas – UNAND - Padang) “Kajian
dari Hulu ke Hilir Tumbuhan Tinospora crispa
Sesi Panel-2
(Brotowali)”
08.30-12.30
Invited Speaker 6: Puji Iswari, S.Hut, M.Si (Kepala
Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Pekanbaru, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI) “Prospek dan Potensi Tumbuhan
Obat di Hutan Propinsi Riau”
Invited Speaker 7: dr Jazil Karimi Sp.PD, KEMD.
(Dokter Spesialis dan Praktisi) “Penatalaksanaan
penyakit diabetes”
12.30-13.30 Lunch break – Poster Presentation
Presentasi
Seminar Ilmiah dan diskusi makalah per-bidang
Makalah 3
keilmuan
13.30-15.30
15.30-16.00 Coffee - Tea Break – Poster Presentation
16.00-18.00 Penutupan

xxv
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

JADWAL TENTATIF PROGRAM KEGIATAN

SEMINAR NASIONAL
KELOMPOK KERJA NASIONAL TUMBUHAN OBAT
INDONESIA (POKJANAS TOI) KE 52

Hari Ketiga, Jumat, 14 April 2017


07.30 – 08.30 Registrasi Peserta City Tour
Rute City Tour :
08.30 – 11.30 Hotel Penginapan Peserta Menuju Lokasi Pasar
Wisata Pasar Bawah
11.30 – 13.30 Ke Mesjid Agung An-Nur (Sholat Jumat)
13.30 – 15.00 Pusat Oleh-oleh Khas Melayu Riau
15.00 Kembali ke Hotel / Penginapan Peserta

xxvi
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

KEBIJAKAN PENELITIAN DALAM


MENDORONG PERCEPATAN KEMANDIRIAN
BAHAN BAKU OBAT

Siswanto
KEPALA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

Yth. Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Riau


Yth. Ketua Sekolah Tinggi Farmasi Riau
Yth. Ketua Pokjanas Tumbuhan Obat Indonesia
Yth. Tim Pembina Pokjanas Tumbuhan Obat Indonesia
Yth. Anggota Pokjanas Tumbuhan Obat Indonesia
Yth. Civitas Akademik Sekolah Tinggi Farmasi Riau
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam Sejahtera buat kita semua

Marilah kita memanjatkan puji syukur ke Hadirat Tuhan yang


Maha Kuasa, karena pada pagi yang berbahagia ini, kita bersama-sama
dapat mengikuti Seminar Pokjanas TOI ke 52, di Pekanbaru yang akan
membahas tanaman obat pulai basung dan gandarusa.
Saya sangat bangga dengan kegiatan seminar tumbuhan obat yang
konsisten diselenggarakan 2 kali dalam 1 tahun, membahas hasil
penelitian dengan topik tanaman obat dari segala aspek, sehingga

Keynote Speaker
1
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

jumlah jenis tanaman obat yang telah diseminarkan, sebanyak 104


tanaman obat.
.Sebagaimana kita ketahui bahwa penelitian menunjukkan
kemajuan bangsa, dan tentunya hal ini terkait dengan kompetensi
peneliti yang dimiliki suatu negara. Penelitian merupakan kegiatan
ilmiah yang dilakukan menurut metode yang sistematik untuk
menemukan informasi ilmiah dan/atau teknologi baru, membuktikan
kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan
teori atau suatu proses gejala alam dan/atau sosial, yang terkait pada
kegiatan ini tentunya dalam bidang kesehatan. Penemuan hasil
penelitian dapat dilanjutkan melalui kegiatan pengembangan dengan
menguji penerapannya untuk tujuan praktis sebagai inovasi di bidang
kesehatan. Hal ini pulalah yang menjadi salah satu tugas dari Badan
Litbang Kesehatan, yaitu menyediakan data dan informasi berupa
besaran masalah kesehatan, penyebab masalah, dan keberhasilan atau
ketidakberhasilan implementasi program, serta inovasi kesehatan.
Salah satu inovasi yang didorong adalah dari eksplorasi bahan
alam untuk menghasilkan produk kesehatan yang bahan bakunya
antara lain berasal dari tanaman obat. Kekayaaan bahan alam
Indonesia tidak bisa dipungkiri lagi, dengan data sebanyak 30.000
tanaman yang tumbuh di Indonesia, sekitar 7.000 spesies sudah
digunakan oleh masyarakat untuk pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan, dan baru 285 spesies yang digunakan oleh industri untuk
bahan baku jamu.
Jamu memiliki sejarah penggunaan sebagai bagian dari tradisi
yang sangat panjang, di mana pemanfaatan tanaman untuk tujuan
pengobatan telah dicatat lama dalam sejarah. India yang telah
mengenal tanaman obat selama hampir 5000 tahun. Cina kuno dan
Mesir, dalam tulisan Papirus menjelaskan kegunaan tanaman obat
dalam ritual penyembuhan sejak 3.000 SM. Sementara Indonesia
Keynote Speaker
2
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

dibuktikan dengan adanya relief jamu di candi Borobudur yang


dibangun pada abad ke-8.
Saat ini trend go green, menyebabkan pengembangan sistem medis
tradisional dengan terapi herbal di dunia mengalami kemajuan. Di
Indonesia penggunaan terapi herbal meluas di masyarakat hingga
lingkungan kedokteran, baik sebagai preventif maupun kuratif ringan.
Menurut data Riskesdas 2010, sebanyak 59,12 % penduduk Indonesia
berusia 15 tahun keatas pernah minum jamu dan 95,6% di antaranya
merasakan manfaat minum jamu. Pada tahun yang sama, dilakukan
pemetaan dokter dalam organisasi seminat pada obat tradisional se
Jawa - Bali. Terdata 159 dokter dan 114 di antaranya (71,7 % )
menjalankan praktik jamu serta menyatakan bahwa percaya akan
manfaat jamu. Pemanfaatan tanaman obat akhir-akhir ini juga akibat
perubahan pola penyakit dan penyebab kematian yang semula
didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non infeksi (non
communicable diseases), atau penyakit degeneratif. Tanaman obat dapat
menjadi komplementer pengobatan konvensional atau untuk penyakit
degeneratif yang memerlukan jangka waktu yang lama.
UU no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 47
mengamanatkan bahwa upaya kesehatan diselenggarakan dalam
bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan. Selanjutnya pasal 48 ayat 1 diamanatkan 17 upaya
kesehatan yang ditetapkan berada dalam pelayanan kesehatan formal,
di antaranya adalah pelayanan kesehatan tradisional.Terbitnya Permen
No. 381/Menkes/SK/III/2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional
Nasional, juga mendorong agar sumber daya alam dan ramuan
tradisional secara berkelanjutan (sustainable use) digunakan sebagai
obat tradisional dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Agar
dapat masuk dalam pelayanan kesehatan, tentunya bukti ilmiah,
Keynote Speaker
3
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

pemerintah menerbitkan Permenkes 003 tahun 2010 tentang


penelitian berbasis pelayanan. Kekayaan tanaman obat dilengkapi
dengan data ramuan yang digunakan oleh berbagai etnis di seluruh
Indonesia, melalui Riset Tumbuhan dan Jamu (Ristoja), suatu riset
ethnomedicine, yang dilakukan tahun 2012 dan 2015. Telah diperoleh
database ramuan empiris dari 525 etnis sebanyak 25.800 ramuan dan
telah diidentifikasi sebanyak 2.670 spesies tanaman obat dan 77
keluhan penyakit yang ditangani dengan ramuan. Tentunya kekayaan
alam ini tidak bisa dibiarkan hanya sebagai database, namun perlu
dieksplorasi lebih lanjut, bahkan menjadi suatu produk, baik bentuk
sediaan obat tradisional maupun hingga mendapatkan senyawa aktif
sebagai sumber bahan baku obat, yang juga merupakan produk
inovasi dari suatu lembaga penelitian.
Inovasi adalah ide baru, perangkat atau proses, yang diperoleh
oleh seseorang. Merupakan penerapan solusi yang lebih baik yang
memenuhi persyaratan baru, atau kebutuhan pasar yang ada, berupa
produk yang lebih efektif, proses, layanan, teknologi, atau ide-ide baru
yang tersedia untuk pasar, pemerintah dan masyarakat.
Bagaimana inovasi di Indonesia berjalan?
Inovasi dapat berasal dari individu pada lembaga penelitian dan
Perguruan Tinggi. Di Indonesia saat ini terdapat 4.493 Perguruan
Tinggi, yang terdiri atas Universitas (558), Institut (148), Sekolah
Tinggi (2.436), Politeknik (250) atau Akademi (1.101). Penelitian
adalah salah satu tugas Tridarma Perguruan Tinggi. Tanaman obat
merupakan sumber bahan penelitian yang banyak diminati oleh
Perguruan Tinggi dengan ruang lingkup Farmasi, Kedokteran,
Pertanian, Biologi dan lainnya. Pendataan hasil penelitian tanaman
obat di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia yang pernah dilakukan
Badan Litbangkes, menunjukkan bahwa 90 % penelitian pada ranah
uji pra klinik dan fitokimia, dan sisanya adalah penelitian klinik untuk
Keynote Speaker
4
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

menilai kemanfaatannya melalui uji klinik terhadap subyek manusia.


Rendahnya proporsi uji klinik ini disebabkan karena sulitnya
metodologi yang harus diikuti, besarnya biaya penelitian dan syarat
ethical clearance yang perlu diperoleh sebagai kelengkapan penelitian
yang menggunakan manusia sebagai subyek penelitian . Dari sejumlah
penelitian yang telah dilakukan di Indonesia, 22% hasil penelitian yang
mampu sampai ke pasar, dan sekitar 60%nya gagal secara ekonomi.
Dari 40 % yang berhasil secara ekonomi hanya 8% yang berhasil
diimplementasikan dan dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu
menjadi tantangan bagi para peneliti untuk menghasilkan penelitian
yang bermanfaat dan mampu menjawab permasalahan yang melalui
penelitian yang memberikan solusi dan inovasi.
Bapak dan ibu yang saya hormati
Kami sampaikan bahwa pengembangan penelitian tanaman obat
dapat dilakukan melalui 3 jalur.
Jalur pertama adalah tanaman obat sebagai komponen formula
jamu empiris, yang tetap dikembangkan dalam bentuk empiris yang
dianggap aman dan bermanfaat.
Jalur kedua adalah untuk pengembagan sebagai Obat Herbal
Terstandar (OHT), fitofarmaka, sediaan ekstrak, hingga penemuan zat
aktif untuk digunakan sebagai obat modern. Jalur ini digunakan secara
luas oleh industri farmasi. Banyak obat diperoleh dari proses isolasi
zat aktif atau sintesa dari tanaman obat, namun untuk penelitian isolasi
zat aktif membutuhkan waktu dan biaya yang tidak ringan serta waktu
yang dibutuhkan bisa mencapai 15 tahun.
Beberapa contoh penemuan senyawa aktif yang berasal dari
tanaman obat adalah obat kanker Vincristin dan Vinblastin dari
Catharanthus roseus; morfin dari Papaver somniferum; artemisinin dari
Artemisia annua; aspirin dari Salix alba dan yang terbaru adalah taxol
Keynote Speaker
5
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

dari Taxus brevifolia. Sejarah mencatat bahwa isolasi zat aktif pertama
kali adalah digitoksin dari Digitalis purpurea, yang dilakukan oleh
peneliti Homolle dan Quevenne. Penelitian ke arah penemuan zat
aktif, merupakan jalan untuk mendorong terpenuhinya Bahan Baku
Obat (BBO) dan Bahan Baku Obat Tradisional (BBOT) di Indonesia.
Indonesia cukup tertinggal dalam mengembangkan bahan baku obat.
Dorongan ke arah penemuan BBO dan BBOT didorong dengan
kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah yaitu melalui Permenkes
no. 87 tahun 2013 tentang Peta Jalan Bahan Baku Obat. Penguatan
lebih lanjut dari Presiden RI, melalui Perpres no 6 tahun 2016 tentang
Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alkes. Dorongan
pemerintah untuk industri dalam implementasi Perpres no. 6 tahun
2016, dilengkapi dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 17 tahun
2017 tentang rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alat
Kesehatan. Dirjen Dikti secara nasional telah menerbitkan Rencana
Induk Riset Nasional (RIRN) 2015-2045, yang disusun untuk
memenuhi kebutuhan riset jangka panjang.
Sebagai insan peneliti di Perguruan Tinggi maupun di Lembaga
Penelitian, tentunya menjadi tugas untuk mendukung kemandirian
Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat Tradisional. yang harus
dipikirkan bersama. Untuk mencapai hal tersebut, tidak bisa dilakukan
sendiri, namun harus bersinergi antara Akademisi, industri,
pemerintah dan komunitas. Indonesia dengan potensi sumber daya
biodiversitas tumbuhan obat yang sangat tinggi memiliki peluang yang
sangat besar untuk bisa meningkatkan kemandirian bahan baku obat
dan obat tradisional. Tentunya potensi ini harus bisa digali, diteliti dan
dikembangkan secara sinergi dan berkelanjutan lintas lembaga guna
mempercepat tercapainya tujuan kemandirian. Kendala egosektoral
yang kuat harus bisa dieliminasi demi tujuan nasional yang luhur ini.
Pemanfaatan sumber daya, sumber dana dan sumber daya manusia

Keynote Speaker
6
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

secara bersama-sama akan menekan pembiayaan dan mampu


menekan duplikasi riset yang masih marak terjadi secara Nasional.
Jalur ketiga, adalah Santifikasi Jamu, yaitu penelitian berbasis
pelayanan untuk mendapatkan bukti ilmiah formula jamu turun
menurun yang telah ditetapkan Komisi SJ Nasional dan dilakukan
oleh dokter Saintifikasi Jamu yang sudah mendapat pelatihan. Jalur
Saintifikasi Jamu dapat dianggap sebagai kegiatan reverse pharmacology.
Ramuan atau tumbuhan obat yang sudah turun menurun digunakan
oleh masyarakat, diuji langsung melalui uji klinik. Penggunaan turun
menurun di masyarakat, dapat dianggap sebagai bukti bahwa ramuan
sudah aman, sehingga seharusnya uji klinik bisa dilakukan langsung
pada fase 2. Keuntungan metode ini, bahwa dana penelitian bisa
ditekan lebih rendah dari pada jalur ke 2. Melalui jalur Saintifikasi
Jamu, telah diperoleh 9 ramuan jamu saintifik, yang dapat
dimanfaatkan oleh komunitas dan untuk fasilitas pelayanan kesehatan.
Terkait dengan pemanfaatannya di fasyankes, tentunya diperlukan
produk teregistrasi di Badan POM yang didaftarkan oleh Industri
Obat Tradisional.
Dari penelitian tanaman obat, tentunya sisi lain yang sangat
berharga adalah diperolehnya paten. Indonesia perlu didorong
menambah paten, yang masih dianggap minim sebagai negara
penghasil paten. Sebagai gambaran, jumlah paten yang didaftarkan di
Indonesia hingga tahun 2010, sebanyak 462 paten, namun hanya 4,6
% yang didaftarkan oleh penduduk Indonesia. Sisanya didaftarkan
oleh pihak asing. Paten dari Indonesia dari tanaman obat yang sangat
dikenal adalah suatu bahan antiinflamasi yang diisolasi dari zat aktif
dalam Curcuma sp dengan No. 440885, namun dari negara Jepang
Yamagazaki dkk telah mempatenkan germakon yaitu zat aktif dalam
temulawak sebagai penekan sistem syaraf pusat dengan No. 89139527
dan paten lain dari temulawak adalah milik Imaisumi yang
Keynote Speaker
7
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

mematenkan makanan yang mengandung kurkumin dari temulawak


dengan No. 0720,149,628, yang dinyatakan dapat meningkatkan
metabolisme lemak
Sangat diharapkan bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh berbagai institusi anggota Pokjanas TOI, dapat menjadi dasar
pengembangan untuk perolehan paten. Tentunya melalui kegiatan
sinergi ABGC (Academician, Bureaucracy, Business, Community).
Pengembangan melalui Sinergisme ABGC
Sinergisme ABGC akan mempercepat perolehan bahan baku
obat. Untuk itu sejak awal peneliti sudah harus menetapkan Penelitian
klinik untuk menuju produk herbal dapat dibagi menjadi dua, yaitu
bila hanya akan diteliti untuk mendapatkan data ilmiah (diseminasi)
dan penelitian yang dilakukan untuk sampai produk industri. Ada 3
kaidah yang perlu dipenuhi agar hasil penelitian dapat dilanjutkan
menjadi suatu produk yang akan diproduksi oleh industri , yaitu kaidah
ilmiah, kaidah regulasi dan kaidah etik.
Secara ilmiah harus memenuhi Cara uji klinik yang baik (CUKB)
yang diterbitkan Badan POM. Secara regulasi, memenuhi aturan yang
dikeluarkan Badan POM dan secara etik, harus memenuhi ethical
clearance penelitian.
Saat ini tidak hanya industri obat tradisional saja yang
mengeluarkaan produk herbal, namun industri kuat juga menghasilkan
produk herbal, karena produk herbal dianggap sangat menguntungkan
dan menjadi trend dunia. Produk penelitian jalur 2 dapat
dimanfaatkaan oleh IOT, IEBA, UKOT atau UMOT maupun
industri farmasi. Keikutsertaan industri farmasi dalam
mengembangkan produk herbal, menambah kekayaan produk herbal
di Indonesia.

Keynote Speaker
8
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Beberapa tahap yang dapat diikuti dalam mengembangkan hasil


penelitian ke arah produk dalam kerja sinergis ABGC, adalah sebagai
berikut:
1. Tentukan jenis produk (Jamu, OHT, Fitofarmaka, Obat,
Suplemen)
Pada tahap ini, peneliti sudah memahami bagaimana regulasi
yang akan terkait dengan produk . Badan POM mempunyai
peraturan yang berbeda yang harus diikuti antara sediaan jamu,
OHT, fitofarmaka, obat atau suplemen.
2. Tentukan klaim dan produk label (untuk preventif, kuratif)
Tahap merupakan hal yang penting untuk menetapkan klaim
produk. Kajian-kajan artikel dari berbagai sumber, dikumpulkan
sebagai laporan ilmiah, terkait dengan rencana produk, misalnya
deskripsi produk, manfaat, struktur kimia, mekanisme kerja dan
lainnya. Dari tahap ini akan ditetapkan klaim dari produk.
Dalam industri, bagian penentu klaim adalah Product Development.
3. Tentukan pangsa pasar (pengguna)
Untuk mengembangkan produk obat sebagai obat program,
tahap yang harus dilalui adalah menyampaikan kepada
pemerintah, dalam hal ini program yang menggunakan. Obat
malaria, Tb merupakan obat program. Untuk malaria, masih
harus dicari obat baru, untuk antisipasi terjadinya resistensi.
Penerimaan program terhadap adanya obat baru, akan menjadi
pegangan bagi industri, bahwa pasarnya akan dijamin
pemerintah. Pada tahap ini juga, peneliti sudah menggandeng
sponsor atau industri yang akan menjadi mitra produksi.
4. Tentukan strategi pemenuhan regulatory
Semua informasi yang diperlukan untuk BPOM (dossier) harus
disiapkan. Perlu diketahui bahwa regulator akan menilai semua

Keynote Speaker
9
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

data produk dan menganalisis berbagai hal terkait, sesuai


dengan pedoman.
5. Kembangkan tahapan pengembangannya (Roadmap)
Roadmap pengembangan dibuat secara detail, hingga berapa
tahun produk akan selesai dilakukan penelitian hingga menjadi
produk, berupa plan of activity yang realistis dan diharapkan
tercapai.
6. Eksekusi tahapan pengembangan
Dibuat protokol sesuai acuan yang digunakan. Uji klinik
menggunakan CUKB, memerlukan ethical approval.
7. Eksekusi tahapan uji klinik
Merupakan tahap yang sangat penting dalam proses
pengembangan. Hasil keamanan dan kemanfaatan menentukan
produk dapat beredar atau tidak. Submit protokol dan ijin etik
kepada regulator, dilengkapi protokol, ethical clearance, iklan
rekrut subjek penelitian, skema random.
8. Kumpulkan data untuk persyaratan ijin edar.
9. Satukan dan serahkan persyaratan ijin edar kelembagaan
otoritas.
Data yang diajukan berisi cara penyediaan bahan baku, formula,
proses produksi, packaging, label, uji pra klinik dan atau uji
klinik, efek samping, label.
10.Pastikan kepatuhan post-marketing.Dilakukan bila produk
sudah beredar di pasaran, untuk menilai keamanan produk di
masyarakat.
Penutup
Sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu Mandiri, Bersatu,
Berdaulat, Adil dan Makmur, maka yang disebut berdaulat adalah
bangsa dapat mandiri, dalam konteks dapat mengubah potensi sendiri
menjadi kekuatan. Kekayaan alam, merupakan potensi yang harus
Keynote Speaker
10
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

terus digali. Kebijakan penelitian tanaman obat diarahkan pada


pengembangan bahan baku obat dan bahan baku obat tradisional.
Dukungan regulasi yang cukup dari pemerintah dan peta jalan
penelitian secara nasional untuk mendukung pengembangan
kemandirian bahan baku obat, Perguruan Tinggi dan lembaga
penelitian khususnya bidang Farmasi diharapkan menguatkan riset
untuk kemandirian bahan baku, melalui eksplorasi tanaman obat
seluas-luasnya. Pokjanas Tumbuhan Obat Indonesia diharapkan terus
bersinergi dalam jejaring antara Perguruan Tinggi dan Lembaga
Penelitian untuk mencapai kemandirian bahan baku obat dan bahan
baku obat tradisional untuk mencapai jati diri bangsa.

Billahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamualaikum wr.wb.

Keynote Speaker
11
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Metabolit Sekunder dari Alstonia spatulata Blume


(Apocynaceae) dan Kajian Potensi Aktivitasnya

Hilwan Yuda Teruna1*, Rudi Hendra1, Kamal Rullah2 dan Haiyul Fadhli2
1Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Riau, Pekanbaru 28293, Indonesia
2Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru 28293, Indonesia
*Email korespondensi: hyteruna@lecturer.unri.ac.id

ABSTRAK
Alstonia spatulata merupakan salah satu spesies dari genus Alstonia yang umum
terdapat di pesisir timur Sumatera. Di Riau tumbuhan ini disebut pulai basung dan
di semanjung Malaysia dinamakan pulai paya. Dari tumbuhan ini telah dilaporkan
metabolit sekunder yang pada umumnya ditemukan berbagai jenis alkaloid indol dan
juga beberapa tirterpen. Isolasi alkaloid tumbuhan ini adalah dengan metode
ekstraksi asam-basa dari ekstrak metanol atau etanol. Sedangkan triterpen diisolasi
dari ekstrak atau fraksi n-heksana. Pemurnian senyawa ini umumnya dengan teknik
kromatografi. Elusidasi struktur dari metabolit sekunder dengan metode
spektroskopi UV-vis, IR, MS/HR-MS dan NMR. Dari berbagai laporan telah
diketahui 28 jenis alkaloid indol dan 3 triterpen. Pemanfaatan tumbuhan ini secara
traditional lebih ditentukan kedua golongan metabolit tersebut. Metabolit sekunder
dan aktivitas biologisnya akan didiskusikan lebih lanjut
Kata kunci: alkaloid indol, Alstonia spatulata, pulai basung, triterpen

ABSTRACT
Alstonia spatulata is a species of genus Alstonia in which commonly found in east
coast of Sumatra. In Riau province this plant is called pulai basung, while in Malayan
Peninsular it is call pulai paya. Some secondary metabolites have been reported
from this plants, including indole alkaloids and triterpenes. Isolation of the alkaloids
from the methanolic or ethanolic extracts was by acid-base extraction method.
Meanwhile the triterpenes were isolated from n-hexane extracts. Purification of the
metabolites were done by chromatographic methods. Structure of isolated
compounds were elucidated by spectroscopy methods, including UV-vis, IR,
MS/HR-MS and NMR. There were 28 indole alkaloids and 3 triterpenes reported
from this plant. The traditional usage of this plant depend of these groups of
compounds. The secondary metabolites and their biological activities will be
discussed further.
Keywords: Alstonia spatulata, indole alkaloids, pulai basung, triterpenes

Invited Speaker
12
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Hilirisasi Justicia gendarussa Burm.F


Sebagai Obat KB Pria

Bambang Prajogo EW
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Prajogo_EW@yahoo.com

ABSTRAK
Dari informasi etnomedisin (1985) diketahui Justicia gendarussa Burm.f
(Acanthaceae) sebagai antifertilitas pria di pedalaman Papua. Dalam upaya untuk
membuktikan penggunaan empiris sejak saat itu dengan tanpa data informasi ilmiah
mulai dilakukan berbagai studi atau penelitian ekperimental. Penelitian dilakukan
secara paralel meliputi aspek : farmakognosi, fitokimia, farmakologi, toksisitas,
budidaya, bioaktivitas preklinik dan klinik, formulasi dan proto type sediaan (skala
pilot).
Autentika J.gendarussa sangat diperlukan diawal sebelum melangkah penelitian lebih
lanjut. Isolat gendarusin A (6,8-di-C-α-L-arabinopiranosil-4’,5,7-trihidroksi-flavon)
ditetapkan sebagai senyawa marker pada kajian kualitas, keamanan dan manfaat dari
calon produk fitofarmaka. Ekstrak etanol terfraksinasi daun J.gendarussa
menunjukkan hambatan aktivitas enzim hyaluronidase spermatozoa yang
menyebabkan hambatan fertilisasi pada mekanisme kontrasepsi pria. Hasil uji klinik
fase I, tidak menunjukan efek yang merugikan sedang pada fase II memberikan
keberhasilan 100% (tidak ada kehamilan). Data keberhasilan 99,7% terjadi pada fase
III dengan disain single blind dan multicenter.
Dukungan fasilitas sangat dibutuhkan, sehingga banyak melibatkan kolaberasi riset
nasional dan internasional serta bersifat multidisiplin. Data yang diperoleh belum
tentu sekaligus bisa digunakan untuk pengajuan ijin edar kecuali bila sepenuhnya
telah mengikuti aturan cara uji klinik yang baik. Peran industri tidak nampak pada
permulaan penelitian meskipun ada potensi kuat nilai komersial dan baru terlibat
setelah ada hasil yang menjanjikan.
Efisensi dan efektifitas penelitian yang berprospek untuk kemanfaatan bagi
masyarakat perlu ada skema keterlibatan industri sejak awal, sehingga dapat
mensinergikan rencana-rencana implementasi ke depan. Untuk menuju produk yang
ideal tetap dijalankan sehingga penelitian tidak pernah berhenti disamping ada
sebagaian yang sudah dihilirisasi dan dilengkapi adanya perlindungan hak kekayaan
intelektual.
Kata kunci : Justicia gendarussa Burm.f, gendarusin A, obat KB pria

Invited Speaker
13
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Solving the Mystery of Ficus deltoidea,


a Malaysian Antidiabetic Plant

Nor Hadiani Ismail


Atta-ur-Rahman Institute for Natural Products Discovery , Universiti Teknologi MARA, Malaysia

ABSTRACT
In Malaysia, Ficus deltoidea (mas cotek), is a popular herb possessing various
medicinal attributes. Ethnobotanically, Ficus deltoidea has been claimed to possess
antidiabetic properties, the leaves decoction is commonly used for diabetes
management. However, not much is known about the chemical constituents
of this plant, especially the ones responsible for its pharmacological
properties. There are seven varieties of F. deltoidea in Peninsula Malaysia, and
confusion in the morphological identification among the varieties is quite common.
In this project, metabolite analysis was employed as alternative approach for
the differentiation and discrimination among varieties of Ficus deltoidea.
Metabolite profiles and fingerprints of the seven varieties were established using
NMR and LC-MS methodologies. Dereplication of the mass data identified 23
compounds comprised of flavanols, proanthocyanidins, hydrocinnamic acids,
furanocoumarins and flavone glycosides. However, unambiguous identification
necessitates isolation of the compounds for acquisition of NMR data. The
complexity of the chromatographic profile however, posts substantial challenge in
the phytochemical isolation leading to the use of advanced and powerful separation
techniques such as recycling-HPLC which enabled separation of compounds with
very close retention time.
Assessment of these varieties for in vitro α-glucosidase inhibition revealed different
level of activity. Multivariate data analysis including discriminant techniques were
employed and correlation of the metabolite profiles to their in vitro a- glucosidase
inhibitory activity through a regression model provided insights towards the role of
the whole metabolome present in the plant.
In vivo toxicity and antidiabetic effect of five of the varieties, var. trengganuensis,
intermedia, kunstleri, deltoidea and angustifolia, on normal and type 2 diabetic animal
models were also studied. Acute toxicity studies revealed non-toxic nature of the
leaves extracts. While the extracts do not seem to produce severe hypoglycemia,
which should be avoided in diabetic patient, they improved glucose tolerance activity
in normal rats and able to reduce fasting and postprandial blood glucose level in
diabetic type 2 rats. Pushing the limits a little further, metabolomics studies on urine
of diabetic rats treated with the varieties are being conducted. Preliminary results
showed that var. trengganuensis and kunstleri are able to partially fix the altered
Invited Speaker
14
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
metabolism of diabetic rats by shifting of some metabolites profile such as glucose,
succinate, citrate, lactate, creatine, creatinine, urea and phenylacetylglycine back to
its normal level.
In the effort to unravel the mystery of this interesting and potential antidiabetic
plant, integrating the complex chemistry and systems biology is vital and necessary
in order to obtain the mechanistic evidences.

Invited Speaker
15
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Brotowali (Tinospora crispa):


Studi Kandungan Kimia dan Aktivitas Biologis
Adek Zamrud Adnan
Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang
adek_adnan@yahoo.com

RINGKASAN
Telah dilakukan studi kandungan kimia Tinospora crispa Miers (Brotowali) dan
aktivitas biologis ekstrak etanol batang Brotowali serta tinokrisposid, senyawa
furanoditerpen glikosida yang diisolasi dari serbuk kering batang Brotowali. Dari
fraksi netral sari metanol batang Brotowali penulis telah mengisolasi dan
menentukan struktur 3 alkaloid aporfin, yakni N-formil-anonain, N-formil-
nornuciferin dan N-asetil-nornuciferin. Karena hambatan rotasi disepanjang ikatan
> − = , maka di dalam larutan, masing2 senyawa ini akan berada dalam 2
bentuk konformer, yakni Z-konformer (zusammen) dan E-konformer (entgegen). Hasil
penelitian ini telah dipublikasi pada Jurnal Internasional Planta Medika (Pachaly, P
and Adek Z Adnan, 1992). Dari sari metanol batang Brotowali kami telah berhasil
mengisolasi satu senyawa pahit baru yang diberi nama tinokrisposid. Tinokrisposid
(C27H36O11) adalah suatu furanoditerpen glikosida baru yang berasa sangat pahit
(Gambar 1). Hasil penelitian ini telah dipublikasi dalam jurnal ilmiah internasional
Arch. Pharm. (Weinheim) 325, 705-703 (Peter Pachaly and Adek Z. Adnan, 1992).
Uji toksisitas akut dengan pemberian tinokrisposid sampai dosis 200 mg/kg bb
kepada mencit putih, ternyata tidak menunjukkan efek toksis. Hasil penelitian ini
telah dipublikasi pada 43 rd Annual Congress of The Society of Medicinal Plant Research,
Halle – Germany (Adek Z Adnan, P. Pachaly, M. Husni, Almahdy, Adrianti 1995).
Uji teratogenik tinokrisposid juga telah dilakukan dengan menggunakan hewan
percobaan mencit putih yang diberi secara oral tinokrisposid dengan dosis 50 dan
100 mg/kg. bb pada periode kritis kehamilan, yakni hari ke enam sampai hari ke 15.
Hasil penelitian ternyata tidak menunjukkan kelainan morfologi dan pertulangan
fetus. Hasil penelitian ini telah dipresentasikan pada Kongres Nasional Obat
Tradisional Indonesia, Surabaya (Adek Z Adnan, M.Husni Mukhtar, Mira Febrina,
2000).
Pemberian ekstrak etanol kental Brotowali secara oral dengan dosis 125, 250, 500
dan 1000 mg/kg bb selama 7 hari berturut-turut kepada mencit putih yang telah
diinduksi dengan aloksan 150 mg/kg. bb secara intra peritoneal, ternyata pada hari
ke 10 hewan uji menunjukkan kadar gula darah 170.7, 154.3, 119.3, and 107.0
mg/dL (Adek Z. Adnan, M. Husni Mukhtar, Feny Mutia, International Conference and
Talk show on Medicinal Plants, BPPT, Jakarta, 21st October 2010). Pemberian
tinokrisposid secara oral dengan dosis 10, 20 dan 40 mg/kg.bb selama 7 hari kepada
Invited Speaker
16
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
mencit yang telah diinduksi dengan aloksan 200 mg/kg.bb teryata memberikan
kadar gula darah berturut-turut 227,20; 97,80 dan 201,80 mg/dL (Adek Z. Adnan,
Rustini Ruslan, Sintia Indah Sari, International Seminar of Advancing the Life Sciences
and Public Health Awareness, July 10-11, 2016, Nagoya, Japan). Pada Uji toleransi
glukosa (OGTT), pemberian tinokrisposid secara oral dengan dosis 5, 10 dan 20
mg/kg bb kepada mencit yang telah dipuasakan selama 18 jam, ternyata 150 menit
setelah perlakuan memberikan kadar gula darah berturut-turut 96,4; 91,2 dan 109,2
mg/dL, sedangkan kelompok kontrol memberikan kadar gula darah lebih tinggi
pada lefel 194,8 mg/dL (Adek Z. Adnan, Rustini Ruslan, Sintia Indah Sari, Asean
Microbial Biotechnology Conference, 3-4 August 2016, Denpasar, Bali-Indonesia).
Sitotoksisitas tinokrisposid dengan interfal konsentrasi 100; 50; 25; 12,5; 6,25 dan
3,125 µ g/mL telah dilakukan terhadap H-1299 dan MCF-7 cell lines dan efeknya
dikuantitasi secara spektrofotometri dengan 3-(4,5 dimethylthiazol-2-yl)2,5-diphenyl
tetrazolium bromide (MTT) assay pada panjang gelombang, λ 570 nm, ternyata
terhadap H-1299 cell line menunjukkan viabilitas berturut-turut 55,5; 67,70; 80,84;
81,09; 82,69 dan 87,06 %, dengan IC50 70.9 µg/mL, sedangkan terhadap MCF-7 cell
line menunjukkan viabilitas berturut-turut 80,71; 89,30; 92,76; 96,01; 96,58 dan
102.66%, dengan IC50 >100 µ g/mL (Adek Z. Adnan, Muhammad Taher, Tika
Afriani, Dewi Imelda Roesma, Andani Eka Putra, Cytotoxic Activity Assay of
Tinocrisposide from Tinospora crispa on Human Cancer Cells, Der Pharmacia Lettre,
2016, 8 (18):102-106). Efek anti-hiperglikemik tinokrisposid secra in vitro juga telah
diuji terhadap 3T3-L1 adiposit cell line, dimana kelompok konsentrasi tinokrisposid
akan menginduksi proses diferensiasi sel pra-adiposit menjadi sel adiposit yang
ditandai dengan peningkatan terbentuknya butiran minyak yang dikuantitasi dengan
metoda spektrometri pada panjang gelombang, λ 520 nm setelah penambahan Oil-
Red-O- Staining dalam isopropanol (Adek Z Adnan, Muhammad Taher, Annisa
Fauzana, dalam proses publikasi). Uji aktivutas anti-inflamasi tinokrisposid juga telah
dilakukan dengan metoda inhibisi pembentukan NO terhadap RAW-264.7 cell line
yang diinduksi dengan lipopolisakarida 1 µg/mL, Jumlah NO yang terbentuk
dikuantitasi dengan spektrometer pada panjang gelombang, λ 560 nm setelah
penambahan Pereaksi Griess. Penghitungan kadar NO yang terbentuk dilakukan
dengan Persamaan Regresi larutan NO baku (Adek Z Adnan, Muhammad Taher,
Tika Afriani, dalam proses publikasi).
15
14

13
O
H
12 16
11
O
9 H 20
H
1 19
2 10 8 O
CH3
3 4 5 6 7 OH
H HO 2' 4' OH
18 O 3'
17 CH3 1' O 5'
6' OH
H 3 CO O
H

Gambar 1: Struktur Tinokrisposid

Invited Speaker
17
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK)


Bukit Suligi – Fasilitas dan Potensi Tanaman Obat
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan

ABSTRAK
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Bukit Suligi ditetapkan Oleh
Menteri Kehutanan melalui SK No : SK.729/Menhut-II/2009 Tentang Penetapan
Sebagai Kawan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Tanggal 17 Oktober
2009 yang luasnya 2.138 Ha dan mempunyai fungsi untuk menunjang kegiatan
Diklat bidang kehutanan. KHDTK ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas antara
lain: Ruang kantor 1 unit, Ruang Kelas 2 Unit, Ruang aula 1 unit, ruang asrama 5
unit (dapat menampung 80-100 siswa), ruang makan dan dapur 1 unit, Mess (guest
house) 1 unit, rumah dinas 3 unit, arboretum, persemaian, mikrohidro (sumber
tenaga listrik), Genset 2 unit, menara air 1 unit, mesjid 1 unit, mobil dinas 3 unit,
sepeda motor 6 unit, demplot Aren, Demplot Bambu, Demplot Agroforesty,
berbagai perlengkapan outbond dan lain-lain, dan telah banyak digunakan bagi
peserta Diklat maupun para pelajar dan mahasiswa dalam kegiatan pendidikan dan
penelitian. Disamping itu banyak potensi sumber daya alam yang terdapat di
KHDTK bukit Suligi ini diantara lain adalah : Tapak Sulaiman, Rija-rija, Mempelas,
Mahang Bercak, Mahang damar, Herendong Bulu, Bidara, Belimbing Hutan,
Sitarak, Mikania, Sambung Rambat, Andilau, Longa-longa, Durian Tupai, Bunga
Asok, Ki merak, rengkemi atau Meribu, Putihan, Basau, Pasak Bumi, Tutup putih,
Peipei, Girang, Meyong, Kalatea, dan meranti tembaga

Kata Kunci : KHDTK Bukit Suligi, Fasilitis, Potensi, Tanaman Obat

Invited Speaker
18
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Kajian Kimia dan Bioaktifitas Tumbuhan Obat


Sumatera
Dayar Arbain, et al
Fakultas Farmasi /Laboratorium Biota Sumatera, Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, Padang 25163, Sumbar, Indonesia
e-mail: d.arbain@ffarmasi.unand.ac.id; dayararbain@gmail.com

ABSTRAK
Sumatera sebagai pulau keempat terbesar di dunia sangat kaya akan berbagai jenis
biota tumbuhan tropis. Biota ini umumnya dan tumbuhan Sumatera ini khususnya
telah dimanfaatkan oleh nenek moyang orang Sumatera untuk berbagai keperluan
semenjak mulai adanya peradaban orang Sumatera itu sendiri, seperti untuk obat-
obatan, racun-racun, wewangian, upacara adat dan budaya serta tumbuhan yang
mempunyai nilai ekonomi, dan lain-lain.
Sampai tahun 1970-an keberadaan tumbuhan Sumatera ini dapat dikatakan hampir
belum tersentuh secara saintifik. Menyadari kondisi yang begini pada tahun 1982
kami mulailah Inventory dan Survey Etnobotani Tumbuhan Sumatera ini di daerah
Bukittinggi dan Padang dan kemudian dilanjutkan di lebih dari 60 lokasi di berbagai
pelosok pulau Sumatera. Berdasarkan hasil inventory ini telah diteliti kandungan
kimia lebih dari 130 jenis tumbuhan berbunga yang mempunyai nilai pengobatan
secara tradisional dan ditemukan berbagai senyawa baru dan yang telah dikeanal.
Pada tahun-tahun terakhir ini telah dilakukan juga berbagai inventory dan survey
etnobotani di berbagai lokasi di hutan-hutan Sumatera, dimana yang dikoleksi tidak
hanya tumbuhan berbunga tapi juga termasuk tumbuhan rendah seperti paku-
pakuan, lichen, dan cendawan, dan menguji berbagai bioaktifitas ekstrak dan
senyawa hasil isolasi khususnya dengan menggunakan mikroba patogen manusia
seperti; Bacillus subtilis ATCC 6633, Enterococcus faecalis ATCC 29212, Staphylococcus
epidermidis ATCC 12228 NTCC 1224, Salmonella typhosa NCTC 786, Streptococcus
mutans ATCC 25175, Micrococcus luteus ATCC 10240 and Vibrio cholerae Inaba,
Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escheriachia coli ATCC 25922 NTCC 1224,
Salmonella thypimurium ATCC 14028 NTCC 12023, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio
cholerae Inaba dan methycilline resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Beberapa tumbuhan hasil inventory yang mempunyai nilai pengobatan tradisional;
tumbuhan berbunga Piper crocatum Ruiz & Pav ditemukan mengandung senyawa
baru yang mernarik, tumbuhan parasit Balanophora elongata Blume, paku-pakuan
Sphaerostephanos polycarpus (Bl.) Copel), Oleandra pistillaris (SW.) C. Chr. and
Trichomanes javanicum L, ditemukan mengandung berbagai senyawa yang
menghambat kuat pertumbuhan berbagai mikroba patogen manusia.

Invited Speaker
19
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Isolasi, identifikasi, skrining antimikroba dan berbagai uji bioaktifitas lainnya akan
didiskusikan. Usaha untuk melakukan konservasi tumbuhan Sumatra berguna ini
juga akan disampaikan
Kata kunci : Antimikroba, Piper crocatum, Balanophora elongata , Sphaerostephanos
polycarpus, Oleandra pistillaris dan Trichomanes javanicum L,

Invited Speaker
20
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Etnomedisin dan etnofarmakologi

Aktivitas Penghambatan Xantin Oksidase Berbagai


Bagian Tanaman Andrographispaniculata Ness dan
Syzygium polyanthum Wight Walp.
Febry Kurniawan, Amri Bakhtiar, Deddi Prima Putra*
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang, 25163, Sumatra
Barat
*Email : putra_aries64@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi aktivitas penghambatan xantin oksidase
tanaman Andrographispaniculata Ness dan Syzygiumpolyanthum Wight Walp. Secara in
vitro sebagai tumbuhan obat tradisional yang digunakan dalam pengobatan gout.
Aktivitas penghambatan xantin oksidase diukur secara in vitro dari ekstrak methanol
bagian akar, batang dan daun. Hasil penelitian menunjukkan adanya aktivitas
penghambatan xantin oksidase yang berbeda dari bagian akar, batang dan daun.
Ekstrak methanol bagian akar dan daun A. paniculata menunjukkan adanya
penghambatan xantin oksidase pada konsentrasi 250 ppm masing-masing sebesar
40,50% dan 20,60%. Sedangkan pada ekstrak methanol S. polyanthum tidak
menunjukkan aktivitas penghambatan xantinoksidase. Allopurinol digunakan
sebagai standar dengan nilai IC50 sebesar 7,35 ppm.
Katakunci: Andrographis paniculata, In vitro, Syzygiumpolyanthum, Xantinoksidase

ABSTRACT
The purpose of this study is to evaluate the xanthine oxidase inhibitor activity of
Andrographis paniculata Ness and Syzygium polyanthumWight Walp. as a medicinal plant
for gout treatment by in vitro assay. Xanthine oxidase inhibitor activity was done
by in vitro assay of root, stem and leaves methanolic extract. The result of this study
showed that root and leaves of A. paniculata have activity as xanthine oxidase
inhibitor at concentration 250 ppm, 40.50%, and 20.60%, respectively. Whereas S.
polyanthummethanolic extract did not show the activity as the inhibitor of xanthine
oxidase. Allopurinol was used as a standard which had IC50 7.35 ppm.
Key words: Andrographispaniculata,In vitro,Syzygiumpolyanthum, Xanthine oxidase,

Pemakalah
21
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Etnomedisin dan etnofarmakologi

Analisis Komparasi Pengetahuan Tumbuhan Obat


Pada Tiga Etnis Dominan Di Kabupaten Bengkalis,
Provinsi Riau
Fitmawati♥, Wulandari, Nery Sofiyanti
Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Riau.
Kampus Binawidya, Jl. HR Soebrantas Km 12.5 Pekanbaru 28293, Riau, Indonesia,
Tel./Fax. +62-761-63273,
email: fitmawati2008@yahoo.com.

ABSTRAK
Desa petani Kab. Bengkalis, Riau merupakan kawasan yang sedang berkembang.
Terdapat tiga etnis dominan di kawasan ini yaitu etnis jawa, melayu dan sakai.
Dengan berkembangnya daerah ini diikuti dengan penurunan keanekaragaman
hayati terutama tumbuhan bahan obat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan membandingkan pengetahuan tumbuhan obat pada tiga etnis
berbeda. Metode yang digunakan melalui wawancara, kuisioner dan survei langsung
pada praktisi tumbuhan obat (POT) sebanyak tiga POT pada setiap etnik. Hasil
penelitian diperoleh 194 spesies tumbuhan dengan 67 famili. Spesies tumbuhan yang
digunakan oleh etnis jawa sebanyak 124 spesies, etnis melayu sebanyak 78 spesies
dan etnis sakai sebanyak 98 spesies. Organ tumbuhan yang banyak digunakan adalah
organ daun. Identifikasi fitokimia pada 66 spesies tumbuhan yaitu flavonoid (39
spesies), saponin (45 spesies), tanin (32 spesies), kuinon (13 spesies), terpenoid (12
spesies) dan alkaloid (28 spesies).
Kata kunci: Bengkalis, suku Jawa, Suku Melayu, suku Sakai, Tumbuhan obat

ABSTRACT
Petani village Bengkalis Distric, Riau Province is a developed region. There are three
dominant etnhic in this region are Javanes ethnic, Malay ethnic and Sakai ethnic.
With the development of this region followed by a in biodiversity, especially
medicinal plant materials. This studi was aimed to identify and compared the
knowledge of medicinal plants in three different ethnic. This research was
conducted using interviews, questionnaire and survey methods. Interviews were
held on Traditional Medicine Practitioners (TMP) of 3 (three) people TMPs in each
ethnic. The results was obtained 194 plant species with 67 family. Plant species used
by ethnic javanes as much 124 species, malay ethnic as much 78 species and sakai
ethnic as much 98 species. Part of the plant was used from the leaf organs.
Identification of phytochemicals in 66 species of plants contained flavonoids (39

Pemakalah
22
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Etnomedisin dan etnofarmakologi

species), saponins (45 species), tannins (32 species), quinones (13 species),
terpenoids (12 species) and alkaloids (28 species).
Key Words: Bengkalis, javanes ethnic, malay ethnic, Medicinal plants, Sakai ethnic,

Pemakalah
23
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Etnomedisin dan etnofarmakologi

Uji Antibakteri Fraksi Etil Asetat Kulit Batang


Tumbuhan Endemik Bangka
Tristaniopsis merguensis Griff., (Pelawan
Merah)Terhadap Vibrio cholera Inaba.
Yohannes Alen*Mutia Oktami, Vivi Ramadanidan Netty Suharti
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang 25163, Sumatra Barat, Indonesia
*Corresponding email: yohannesalen@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tumbuhan Tristaniopsis merguensis Griff., atau biasa dikenal dengan nama daerah
“Pelawan Merah” memiliki ciri khas kulit batang berwarna merah dengan kulit luar
yang dapat mengelupas secara berkala. Tanaman ini merupakan salah satu flora
endemik yang dapat ditemukan di kepulauan Bangka Belitung. Kami telah
melakukan uji antibakteri ekstrak dan fraksi kulit batang Tristaniopsis merguensis Griff.,
terhadap bakteri Vibrio cholera Inaba meggunakan metoda difusi cakram. Ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan metoda maserasi dan di lanjutkan fraksinasi partisi
sesuai tingkat kepolaran. Dari hasil uji antibakteri ekstrak terhadap Vibrio cholera
Inaba, memiliki aktivitas dengan konsentrasi hambat minimum (KHM)
300 g/disk, fraksi etilasetat memiliki aktivitas dengan KHM 75 g/disk dan sub-
fraksi etilasetat memiliki aktivitas dengan KHM 50 g/disk. Analisis profil KLT
dan golongan senyawa akandidiskusikan dalam seminar.
Kata kunci: Antibakteri,Endemik,Tristaniopsis merguensis Griff, Vibrio cholera Inaba.

ABSTRACT
Tristaniopsis merguensis Griff., or commonly known as "Pelawan Merah" have specific
characteristic such as bark is red and the outer skin can peel off periodically. This
plant is one of the endemic flora that can be found on the islands of Bangka
Belitung. We have done a test of antibacterial extract and fraction bark
of Tristaniopsis merguensis Griff., againstVibrio cholerae Inaba with disc diffusion met
hod. The extraction has been done using maceration methods and continued
bypartitionfractionationdependon polarity levels.From antibacterial test results
showed that extract of Tristaniopsis merguensis Griff inhibits growthofVibrio
choleraeInaba., with minimum inhibitory concentrations (MIC) 300 g/disk, ethyl
acetate fraction activity with MIC75 g/diskand sub-fraction of ethyl acetate
activity with MIC50 g/disk. Analysis of TLC profile and class compoundwill be
discuss in this converence.
Keyword: Antibacterial,Endemic ,Tristaniopsis merguensis Griff , Vibrio cholerae Inaba.

Pemakalah
24
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Etnomedisin dan etnofarmakologi

Uji In Vitro Aktivitas Penghambatan Enzim Alfa-


Glukosidase pada Beberapa Tanaman Obat
Tradisional Antidiabetes dari Sumatera Barat ,
Indonesia
Silvy Arundita1 , Febry Kurniawan1, Deddi Prima Putra1*
1Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang 25163, Sumatra Barat, Indonesia

ABSTRAK

Ekstrak metanol akar, batang, dan daun Tumbuhan Gambir (Uncaria Gambir),
Sambiloto (Andrographidis paniculata), dan Salam (Syzygium polyanthum) telah diuji
terhadap aktivitas enzim alfa-glukosidase secara in vitro. Semua bagian tanaman
menunjukkan aktivitas penghambatan enzim alfa-glukosidase yang kuat (IC50 <1000
µg/mL). Penelitian ini memiliki relevansi dalam manajemen hiperglikemia.

Kata kunci: Uncaria gambir, Andrographidis paniculata, Syzygium polyanthum, Alfa- Glukosidase

Pemakalah
25
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi panen, Kontrol Kualitas Dan Pemasaran Produk Herbal

Analisis Sidikjari Kromatografi Cair Kinerja Tinggi


Untuk Kendali Mutu Bahan Baku Obat Herbal
Mohamad Rafi1,2,*, Hanifullah Habibie1, Epi Erpina1, Fitri Handayani1, Eti
Rohaeti1
1DivisiKimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB, Jalan Tanjung Kampus IPB
Dramaga, Bogor, 16880
2Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB, Kampus IPB Taman Kencana, Jalan Taman

Kencana No.3, Bogor, 16128, Indonesia

ABSTRAK
Kendali mutu bahan baku menjadi hal penting yang harus diperhatikan untuk
menjaga kualitas, khasiat dan keamanan suatu obat herbal. Salah satu contoh kendali
mutu bahan baku yaitu identifikasi dan autentikasi tumbuhan obat yang akan
digunakan adalah tepat sesuai dengan yang menjadi isi pada suatu obat herbal. Oleh
karena itu diperlukan suatu metode analitik yang teliti dan tepat untuk tujuan ini agar
dapat mendeteksi adanya pemalsuan bahan baku tumbuhan obat. Pendekatan
sidikjari kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) menjadi suatu pendekatan populer
saat ini untuk tujuan identifikasi dan autentikasi bahan baku obat herbal. Di dalam
analisis sidikjari KCKT ini kita akan memperoleh sebanyak mungkin senyawa kimia
yang dapat dideteksi tanpa perlu melakukan karakterisasi senyawanya. Pendekatan
ini menjadi suatu pendekatan rasional dalam kendali mutu obat herbal karena
menggambarkan secara menyeluruh profil senyawa kimia dalam suatu sampel
sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengautentikasi suatu spesies
tumbuhan obat. Pada presentasi kali ini kami akan menjabarkan beberapa metode
kendali mutu bahan baku obat herbal yang telah dikembangkan di Divisi Kimia
Analitik IPB dan Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB menggunakan KCKT
untuk tujuan identifikasi dan autentikasi bahan baku obat herbal.
Kata kunci: analisis sidikjari, KCKT, tumbuhan obat

ABSTRACT
Quality control of raw materials becomes an important thing that must be
considered to maintain the quality, efficacy, and safety of herbal medicinal product
medicinal herb. Identification and authentication of medicinal plant is one example
of quality control of raw material for herbal medicines with a purpose that we will
not use false or adulterated medicinal plant. Therefore we need an analytical method
for this purpose especially for the detection of counterfeit in medicinal plant raw
materials. High-performance liquid chromatography (HPLC) fingerprint analysis
becomes a popular approach for the use of identification and authentication of
Pemakalah
26
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi panen, Kontrol Kualitas Dan Pemasaran Produk Herbal

medicinal plants. In the HPLC fingerprint analysis, we will get as much as possible
of chemical compounds that can be detected without the need to characterize the
entire compound. This approach becomes a rational approach to the quality control
of herbal medicines because it describes the overall profile of chemical compounds
in a sample that can be used to identify and authenticate a medicinal plant species.
In this paper, we will describe some of the quality control method developed in our
institution (Division of Analytical Chemistry and Tropical Biopharmaca Research
Center IPB) using HPLC for the purpose of identification and authentication of
medicinal plants.
Keywords: fingerprint analysis, HPLC

Pemakalah
27
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi panen, Kontrol Kualitas Dan Pemasaran Produk Herbal

Standardisasi Simplisia Dan Ekstrak Daun


Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.)
Rafiqha N. Fadjri, Deddi P. Putra, Amri Bakhtiar
UPT Labor Biota Sumatera/ FakultasFarmasiUniversitasAndalas
e-mail: amri_bakhtiar@yahoo.com

ABSTRAK
Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) merupakan salah satu tanaman yang
digunakan sebagai obat tradisional di Indonesia dandi Papua tumbuhan ini
digunakan sebagai antifertilitas pria. Untuk menjamin mutu tanaman obat ini,
gandarusa telah diteliti untuk memenuhi ketetapan sesuai dengan Farmakope Herbal
Indonesia (FHI). Untuk penetapan parameter daun gandarusa, simplisia diambil dari
tiga daerah yaitu Tawangmangu, Solo, dan Padang. Parameter spesifik simplisia
daun gandarusa diperoleh berupa: makroskopis berupa daun berbentuk lanset,
ujung lancip, warna hijau kecoklatan, pinggir dan permukaan daun licin, bau khas,
rasa pahit. Parameter mikroskopik serbuk daun gandarusa pada perbesaran 400x
ditemukan fragmen rambut penutup bentuk batang, epidermis atas, epidermis
dengan stomata tipe anomositik, berkas pengangkut dan sklerenkim.Parameter
senyawa terlarut dari tiga daerah Tawangmangu, Solo, Padang: kadar sari larut dalam
air berturut-turut 14,22%, 12,10%, 17,01%; kadar sari larut dalam etanol berturut-
turut 3,12%, 4,79%, 9,86%.Parameter non spesifik simplisia daun gandarusadari tiga
daerah Tawangmangu, Solo, Padang: susut pengeringan berturut-turut6,70%,
6,75%, 5,52%; kadar abu berturut-turut 14,66%, 11,63%, 7,56%; kadar abu tidak
larut asam berturut-turut 2,57%, 1,97%, 1,27%. Parameter spesifik untuk ekstrak
disarankan: identitas berupa ekstrak kental, bewarna coklat kehitaman, rasa pahit,
bau khas. Parameter non spesifik ekstrak: rendemen berturut-turut 10,02%, 8,85%,
20,23%; kadar abu berturut-turut 30,22%, 38,64%, 11,89%; kadar abu tidak larut
asam berturut-turut 1,80%, 2,57%, 0,64%; kadar air berturut-turut 15,86%, 13,28%,
11,94%. Penetapan kadar kandungan flavonoid total yang dihitung sebagai rutin
diperoleh kadar flavonoid total simplisia berturut-turut0,093%, 0,057%, 0,160% dan
untuk ekstrak berturut-turut 0,99%, 0,38%, 0,68%. Pola kromatografi lapis tipis
menggunakan eluen etil asetat-metanol-air (15:3:2)dan penampak noda sitroborat.
terdapat 6 bercak untuk simplisia dan 7 bercak untuk ekstrak. Senyawa identitas
rutin ditemukan bercak dengan Rf pada simplisia 0,40 dan ekstrak 0,38.

Pemakalah
28
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi panen, Kontrol Kualitas Dan Pemasaran Produk Herbal

Penetapan Kadar Antosianin Ekstrak Etanol Dari


Berbagai Varietas Ubi Jalar Dan Daun Ubi Jalar
Ungu (Ipomoea batatas.L) Secara Spektrofotometri
Visible
Armon Fernando* Kristina Tambunan*
1Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, 28928

ABSTRAK
Ubi jalar (Ipomoea batatas .L) merupakan salah satu tanaman yang mengandung
antosianin baik pada daun maupun pada umbi.Antosianin memiliki aktivitas sebagai
antikanker, antidiabetes, dan antioksidan.Tujuan dari penelitian ini untuk
menentukan dan membandingkan total antosianin dari berbagai varietas ubi jalar
dan daun ubi jalar ungu dengan metoda perbedaan pH secara spektrofotometri.
Proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol yang diasamkan dengan HCl.
Ekstrak diencerkan dengan larutan dapar KCl pH 1 dan larutan dapar natrium asetat
pH 4,5 dan diukur dengan spektrofotometri visible. Standar Cyanidin-3-O-
glucosidedengan nilai ε (absortivitas) 14805,825 L/mol.cm dan berat molekul 484,83
g/mol. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh konsentrasi
antosianin lebih tinggi yaitu varietas ungu 4,5191 mg/100g, varietas kuning sebesar
3,7581 mg/100g, dan varietas oranye 3,1844 mg/100g. Sedangkan daun ubi jalar
ungu diperoleh konsentrasi antosianin paling kecil dibandingkan pada umbi yaitu
0,7024 mg/100g.
Keywords: Ubi Jalar, Antosianin, Perbedaan pH, Spektrofotometri visible

ABSTRACT
The sweet potato (Ipomoea batatas .L) is one of the plants that contain anthocyanins
both in the leaves and the roots. Anthocyanins have activity as anticancer,
antidiabetic, and antioxidants. The purpose of this study was to determine and
compare the total anthocyanin from different varieties of sweet potato and purple
sweet potato leaves by the method of pH difference spectrophotometry. An
extraction process using ethanol acidified with HCl. The extract is diluted with KCl
buffer solution pH 1 and a solution of sodium acetate buffer pH 4.5 and measured
by visible spectrophotometry. Standard cyanidin-3-O-glucoside with a value of ε
(absortivitas) 14805.825 L / mol.cm and a molecular weight of 484.83 g / mol.
Based on the research that has been done obtained a higher anthocyanin
concentration is purple varieties of 4.5191 mg / 100g, yellow varieties of 3.7581 mg
/ 100g, and orange varieties of 3.1844 mg / 100g. While the leaves of purple sweet
Pemakalah
29
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi panen, Kontrol Kualitas Dan Pemasaran Produk Herbal

potato anthocyanin concentrations obtained the smallest compared to tubers ie


0.7024 mg / 100g.
Keywords:Sweet potato, Anthocyanin, pH different, VisibleSpectrophotometry

Pemakalah
30
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Biologi molekuler dan bioteknologi tanaman obat

Uji Aktivitas Fraksi Etilasetate Ektrak Metanol


Aspergilus niger, Simbiotik Sarang Ratu Termite
Macrotermes gilvus Hagen., dengan Pengayaan
Media SDA
Yohannes Alen*, Evi Guslianti & Netty Suharti
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang, Indonesia
*Corresponding email: yohannesalen@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pada penelitian sebelumnya telah berhasil dilakukan skrining jamur padasarang ratu
termiteMacrotermes gilvus Hagen., dan didapatkan empat jamur simbiotik salah
satunya adalahAspergillus niger.Penelitian ini dilanjutkan dengan isolasi senyawa
metabolit sekunderdari jamur Aspergillus niger. Senyawa metabolit yang diperoleh
dapat menghambat pertumbuhanPseudomodas aeriginosa ATCC27853 (MIC 1000
ppm) dan Enterococcus faecalis ATCC10541 (MIC 125 ppm). Senyawa metabolit
sekunder yang dihasilkan hanya terdapat pada biakan pertama, kedua dan hilang
secara bertahap pada biakan selanjutnya. Hal ini diduga disebabkan karena
perbedaan mediatumbuh. Oleh karena itudisini jamur dibiakan pada media Saboraud
Dextrose Agar (SDA) dengan pengayaan tanah sarang ratu. Pertumbuhan koloni
jamuryang terbaik adalah pada pengayaan 20 gr tanah/komposisi media. Jamur
diinkubasi selama 3 minggu dan diekstrak dengan metanol, didapatkan ekstrak
kental seberat 5,97 gr (55,27%).Fraksinasi dilakukan dengan etil asetatdidapatkan160
mg (2,7%). Uji aktifitas bakteri dilakukan terhadap Pseudomodas aeriginosa
ATCC27853 dan Enterococcus faecalis ATCC10541dengan metode difusi pada
konsentrasi 10, 20, 30 µg/disk.Hasil kromatografi kolom didapatkan 6 sub-fraksidan
1 senyawa murni dengan notasi EG-13-1-21, EG-13-4-21, EG-13-5-21, EG-13-6-
21, EG-13-7-21, EG-13-1-26, EG-13-2-26.Nilai potensi antibiotik dan golongan
senyawa berdasarkan analisis kromatografi lapis tipis (KLT) akan didiskusikan pada
seminar.
Kata kunci: Aspergillus niger, Macrotermes gilvus Hagen., Saboraud Dextrose Agar (SDA), Sub-fraksi.

ABSTRACT
Based on previous research has successfully was obtained symbiotic fungi Aspergillus
niger on the queen termite nest of Macrotermes gilvus Hagen. The research was
continued with isolating and assay activity from that secondary metabolites
compound, and active against Pseudomodas aeriginosa ATCC27853 (MIC 1000 ppm)
and Enterococcus faecalis ATCC10541 (MIC 125 ppm). The secondary metabolites
Pemakalah
31
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Biologi molekuler dan bioteknologi tanaman obat

compounds are produced only on first and second culture and disappear gradually
in the next culture. Therefore the fungus is grown on Saboraud Dextrose Agar
(SDA) with Queen nest enrichment. The best fungus colony growth is the
enrichment of 20 grams of soil/media composition. The fungus incubated for 3
weeks and extracted with methanol, the weight of the extract obtained was 55,27
grams (5.97%). Fractionation was done with ethyl acetate obtained 160 mg (2,7%).
The assay activity is performed against the Pseudomodas aeriginosa ATCC27853 and
Enterococcus faecalis ATCC10541 by diffusion method at concentrations of 10, 20, 30
µg/disk. Column chromatography results obtained 6 sub-faction and pure
compounds with the notation EG-13-1-21, EG-13-4-21, EG-13-5-21, EG-13-6-21,
EG-13-7-21, EG-13-1-26, EG-13-2-26. The potential value of antibiotics and the
compound based on thin layer chromatography (TLC) analysis will be discussed.
Keyword: Aspergillus niger, Macrotermes gilvus Hagen., Saboraud Dextrose Agar (SDA), Sub-fraction

Pemakalah
32
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Biologi molekuler dan bioteknologi tanaman obat

Synthesis of minor flavonoid as blocked LPS-induced


PGE2 production in murine and human macrophages
cell lines through binding mode to COX-2
Kamal Rullaha,b, Mohd Fadhlizil Fasihi Mohd Aluwia, Bohari M. Yaminc,
Nor Hadiani Ismaild,e, Hilwan Yuda Terunaf, Mohd Nazri Abdul Baharig,
Leong Sze Weih, Faridah Abash, Ibrahim Jantana, Lam Kok Waia
a Drugs and Herbal Research Centre, Faculty of Pharmacy, UniversitiKebangsaan Malaysia
(UKM), Jalan Raja Muda Abdul Aziz, 50300 Kuala Lumpur, Malaysia
b Sekolah Tinggi IlmuFarmasi Riau, Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12.5,

Simpangbaru-Pekanbaru, Indonesia
cSchool of Chemical Sciences and Food Technology, UniversitiKebangsaan Malaysia

(UKM), 43600 Bangi, Selangor, Malaysia


dAtta-ur-Rahman Institute for Natural Product Discovery, UniversitiTeknologi MARA

(UiTM), PuncakAlam Campus, 42300 Bandar PuncakAlam, Selangor, Malaysia


e Faculty of Applied Science UniversitiTeknologi MARA (UiTM), 40450 Shah Alam,

Selangor, Malaysia
fDepartment of Chemistry, FMIPA-Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12.5,

Simpangbaru-Pekanbaru 28293, Indonesia


g Faculty of Biotechnology and Biomolecular Sciences, Universiti Putra Malaysia (UPM),

43400 Serdang, Selangor, Malaysia


hInstitute of Bioscience, Universiti Putra Malaysia (UPM), 43400 Serdang, Selangor,

Malaysia

ABSTRACT
Secondary metabolites in plants such as flavonoids and their close analogues are a
robust source of leads for drug discovery. In recent years, studies have shown that
this class of compounds exhibited broad-spectrum pharmacological activities and is
believed to be non-toxic since they are widely distributed in human diet.
Indisputably, they have substantial pharmacophores and privileged structures in
medicinal chemistry and was used in a number of clinical drugs. This research
comprises the synthesis and computational studies of new flavonoids and their
effects in various anti-inflammatory assays specifically targeting the prostanoid
pathway. In the present study, a total of thirty-eight minor flavonoids have been
successfully synthesized and characterized. Some of the compounds are novel, for
example a prenylated chalcone14bandprenylated aurone15bwhich have structural
similarity to natural products such as broussochalcone A and artocarpaurone. The
ability to procure sufficient quantity of molecules in natural product synthesis by
simple and scalable routes was an important goal that has been achieved in this
Pemakalah
33
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Biologi molekuler dan bioteknologi tanaman obat

study. The optimization of 14b was carried out via the [3, 3]-sigmatropic
rearrangement followed by aldol condensation, while 15b was obtained in the
subsequent step via the oxidative cyclization by mercury(II) acetate, Hg(OAc)2.
Further experiments revealed that 14b decreased the prostaglandin E2 (PGE2) in
RAW 264.7 cells with IC50value of 2.1µM. To ensure that the efficacy of 14b was
not limited to murine, the experiment was repeated using the human U937 cells with
IC50value of 2.3µM. The obtained atomic coordinates for the single-crystal XRD of
14b was then applied in the docking simulation to determine the potential important
binding interactions with murine COX-2 and mPGES-1 putative binding sites.
Keywords: minor flavonoids, prostaglandin E2, single-crystal XRD, COX-2 inhibitor, docking studies

Pemakalah
34
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Biologi molekuler dan bioteknologi tanaman obat

Pembuatan Filem Plastik Campuran Polistiren


dengan Poli Caprolakton serta Uji Penguraiannya
dalam Tanah dan Lumpur
Melzi Octaviani1*, Akmal Djamaan2, Erizal Zaini2
1SekolahTinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Riau, Jalan Kamboja Simpang Baru Panam,
Pekanbaru, 28293, Indonesia
2Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Jalan Limau Manis, Limau Manis, Padang, 25163,

Indonesia

ABSTRAK
Polycaprolactone (PCL) merupakan polimer yang dapat terurai (biodegradable polymer)
yang diperoleh dari polimerisasi cincin terbuka dari ɛ-caprolactone. PCL telah
digunakan sebagai material sintetik dalam berbagai aplikasi biomedik karena sifat
biodegradability dan biocompatibility. Filem plastik campuran PS dan PCL dibuat dengan
berbagai variasi perbandingan dengan teknik blending, kemudian dilakukan uji
penguraiannya dengan metode soil burial test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kandungan komponen PCL dalam filem plastik campuran PS dan PCL berpengaruh
terhadap kecepatan penguraian filem plastik. Penguraian filem plastik semakin cepat
dengan bertambahnya persentase komponen PCL dalam campuran filem plastik
tersebut. Laju biodegradasi dihitung menggunakan persamaan regresi linear dengan
parameter yang meliputi konstanta laju penguraian (k), waktu penguraian 50% (t
50%), dan waktu penguraian 95% (t 95%). Penguraian film plastik yang terjadi dalam
tanah dengan perbandingan PS/PCL 85:15 dengan nilai k = 1,09 %/minggu, t 50%
= 45,95 minggu dan t 95% = 87,38 minggu. Penguraian film plastik yang terjadi
dalam lumpur dengan perbandingan PS/PCL 85:15 dengan nilai k = 1,74
%/minggu, t 50% = 28,47 minggu dan t 95% = 54,35 minggu. Hasil pengujian SEM
juga menunjukkan bahwa terjadi kerusakan dan pengikisan pada permukaan filem
plastik selama waktu pengujian.
Kata kunci: Biodegradasi, filem plastik, poli caprolakton, polistiren

ABSTRACT
Polycaprolactone (PCL) is a biodegradable polymer obtained from an open ring
polymerization of ɛ-caprolactone. PCL has been used as a synthetic material in a
variety of biomedical applications for biodegradability and biocompatibility
properties. Plastic film containing PS and PCL was made in the various composition
with the blending techniques, furthermore the testing was conducted based on soil
burial test in soil and sludge. The results were shown that the amount of PCL in

Pemakalah
35
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Biologi molekuler dan bioteknologi tanaman obat

plastic film containing PS and PCL influenced the degradation rate of plastic film.
Degradation of the plastic film is faster with the increasing of the PCL percentages
component in the mixture of the plastic film. The rate degradation was measured
by using linear regression equality and the parameter is indicated by the slope (k),
degradation time 50% (t 50%), and degradation time 95% (t 95%). Degradation
plastic film which occurred in soil with ratio PS/PCL of 85:15 with k, t 50% and t
95% of 1,09 %/week, 45,95 weeks and 87,38 weeks, respectively. Degradation
plastic film which occurred in sludge with ratio PS/PCL of 85:15 with k, t 50% and
t 95 % of 1,74 %/week, 28,37 weeks and 54,35 weeks, respectively. The SEM results
test was shown that the damage of occurred and erosion on the surface of plastic
film during the observation time.
Keywords: Biodegradation, plastic film, polystyrene, poly caprolacton

Pemakalah
36
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Isolasi Komponen Utama Aktif Antibakteri Ekstrak


Metanol Bunga Balanophora elongata Blume
Goldha Faroliu, , Amri Bakhtiar, Dayar Arbain*
1Fakultas Farmasi, Laboratorium Biota Sumatera, Universitas Andalas, Padang

ABSTRAK
Balanophora elongata Blume merupakan salah satu tumbuhan parasit dari
Balanophoraceae yang banyak hidup di Hutan Perbukitan Sumatera Barat. Skrining
aktivitas antibakteri ekstrak metanol tuber dan bunga B. elongata memperlihatkan
aktifitasnya terhadap pertumbuhan bakteri pathogen manusia;
Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa
ATCC 27853, Salmonella typhimurium ATCC 14028 dan Salmonella typhosa NCTC 786,
Bacillus subtillis ATCC 6633, Enterococcus faecalis ATCC 29212, Micrococcus luteus
ATCC 10240, Salmonella thypii, Staphylococcus epidermidis ATCC 12228, Streptococcus
mutans ATCC 25175 dan Vibrio cholerae inaba. Dari fraksi etilasetat berhasil diisolasi
dan berdasarkan data spektroskopi (1H dan13C NMR, COSY, HMBC, HSQC) di
identifikasi sebagai metil kaffeat (Faroliu, et al., 2016). Kemudian dari fraksi n-butanol
berhasil di isolasi dan di identifikasi senyawa coniferin, dan duasenyawa lain darifraksi n-
butanol ini juga berhasil di isolasi (GF_BE_03 dan GF_BE_04), dimana karakterisasinya “still
in progress”.
Senyawa hasil isolasi metil kaffeat memperlihatkan adanya aktifitas kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri S. mutans, E. Coli dan Multi Drug Resistance-Pseudomonas
aeruginosa(MDR-PA); coniferin memperlihatkan adanya aktifitas kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri S. aureus; GF_BE_03 memperlihatkan adanya aktifitas kuat dalam
menghambat pertumbuhan bakteri S. Epidermidis, S. mutans, dan E. Coli; GF_BE_04 dan
GF_BE_05 memperlihatkan adanya aktifitas kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri
S. aureus, P.aeruginosa, dan S. mutans.
Isolasi, elusidasi struktur, ujia ktivitas daya hambat bakteri dari senyawa hasil isolasi
ini akan didiskusikan.
Kata kunci : Tumbuhan Parasit, Balanophora elongata, AktivitasAntibakteri, metil
kaffeat, koniferin.
ABSTRACT
Balanophora elongata is one of parasitic plants from genus Balanophoraceae that
grows in West Sumatra forest. Antibacterial screeningof methanolic extract of
rhizome and flowers of parasitic plants Balanophora elongata showedstronginhibition
toward thegrowth of12humanpathogenictestingbacteria; ; Staphylococcus aureus
Pemakalah
37
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853,
Salmonella typhimurium ATCC 14028 dan Salmonella typhosa NCTC 786, Bacillus
subtillis ATCC 6633, Enterococcusfaecalis ATCC 29212, Micrococcusluteus ATCC 10240,
Salmonellathypii, Staphylococcusepidermidis ATCC 12228, Streptococcusmutans ATCC
25175 and Vibrio cholerae inaba.
From ethylacetate fraction isolated and based spectroscopic data (1H and 13C
NMR, COSY, HMBC, HSQC) was identified as methyl caffeic acid(Faroliu, et
al., 2016),Then from n-butanol fraction isolated and based spectroscopic data
was identified as coniferin, two others compounds from this fraction still
on progress to characterized.
Methyl caffeic acid gave strong inhibition toward S. mutans, E. coli and Multi Drug
Resistance-Pseudomonas aeruginosa (MDR-PA); coniferin Kave strong inhibition
toward S. aureus; GF_BE_03 gave strong inhibition toward S. epidermidisS.
mutans,andE. coli; GF_BE_04 and GF_BE_05 gave strong inhibition towardS. aureus,
Pseudomonas aeruginosa, and S. mutans.
Isolation, structure elutidation, antibacterial assay from isolated compounds will
discuss.
Keyword: Parasitic plants, Balanophora elongata, Antibacterial Activity, methyl
caffeic acid, coniferin.

Pemakalah
38
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Skrining fitokimia dan aktivitas Antimikroba Ekstrak


Akar Tanaman Bayam Berduri (Amaranthus
spinosus)
M. Almurdani, Hilwan Yuda Teruna*, Adel Zamri, Christine Jose
Jurusan Kimia, FMIPA,Universitas Riau
Jalan H.R. Soebantas Km.12,5 Pekanbaru 28293, Indonesia
*Email korespondensi: hyteruna@lecturer.unri.ac.id

ABSTRAK
Bayam berduri (Amaranthusspinosus) adalah salah satu tanaman yang digunakan oleh
suku Talang Mamak sebagai obat bisul dan demam. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan kandungan metabolit sekunder serta aktivitas antimikrobaekstrakakar
bayam berduri. Untuk menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan
Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)digunakanmetode difusi cakram dan metode
dilusi. Hasil skriningfitokimia menunjukkan bahwa akar bayam berduri mengandung
flavonoid, fenolik, steroid, terpenoid dan saponin. Ekstrak n-heksana pada
konsentrasi 300 µg/mL aktif terhadap fungi Candida albicans dengan diameter
hambat 19,65±0,92 mmdan tidak aktif terhadap Eschericia coli dan Staphylococcus
aureus. Ekstrak etil asetatpadakonsentrasi300 µg/mL mampu menghambat
pertumbuhan fungi C. albicansdengan diameter hambat 25,01±0,50 mmdan mampu
membunuh bakteri S. aureus dengan diameter hambat:11.72±1,21 mmdan
mempunyai aktivitas menghambat terhdap bakteri E. coli dengan diameter
hambat:10,29±0,40 mm, sedangkan ekstrak metanol tidak aktif terhadap mikroba
uji. Aktivitas senyawapembanding antifungi ketokenazolpadakonsentrasi300
µg/mLdengan diameter hambat20,67±0,05 mm dan antibakteri Amoxsan
padakonsentrasi300 µg/mL dengan diameter hambat terhadap terhadap E. coli dan
S. aureus9,71±0,95 mm dan 14,57±0,19 mm. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwaekstrak etil asetat berpotensi sebagai antimikroba dan ekstrak n-
heksana berpotensi sebagai antifungi. KHM dan KBM akandijelaskanlebihlanjut
Kata Kunci: Amaranthus spinosus, antimikroba, metodedifusi dan ilusi

ABSTRACT
Bayam berduri (Amaranthusspinosus) is one of medicinal plants used by indigenous
people Talang Mamak to treat skin infection and fever. This study was to identify
the secondary metabolites and screen the antimicrobial activities of the root extract
of this plant. Disc diffusion and dilution were employed to determine minimum
Pemakalah
39
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

inhibitory concentration (MIC) and minimum bactericidal/fungicidal


concentration. The results of phytochemical screening showed that the root
contained flavonoids, phenolic compounds, steroids, terpenoids and saponins. The
n-hexane extract at concentration of 300 µg/mLwas active against fungus Candida
albicans with inhibition zone19.65±0.92 mm. However it was not active against
bacteria Eschericia coli and Staphylococcus aureus. The ethyl acetate extract at the same
concentrationwas able to inhibit the growth of fungus C. albicans with the inhibition
zone 25.01±0.50 mm and could kill S. aureus with inhibition zone 11.72±1.21 mm
and inhibit E. coli with diameter of 10.29±0.40 mm, meanwhile the methanol extract
did not show any activity. Activity of ketokenazol as standard antifungal drug
showed an inhibition zone of 20.67±0.05 mm and antibacterial Amoxsan
(amoxicillin) at the same concentration could inhibit E. coli andS. aureuswith
diameter of 9.71±0.95 mmand 14.57±0.19 mm, respectively. The minimum
inhibitory concentration (MIC) and minimum bactericidal/fungicidal concentration
will be discussed further.
Keyword: Amaranthus spinosus, antimicrobe,diffusion and dilution methods

Pemakalah
40
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Penentuan Total Flavonoid Ekstrak n-Heksana,


Etil Asetat Dan Metanol Dari Daun Petai Belalang
(Archidendron clypearia (Jack) Nielson)
Mustika Furi* 1, Novielpira,1
1Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Jalan Kamboja, Panam, Pekanbaru 28423

ABSTRAK
Petai belalang plant (Archidendron clypearia (Jack) Nielson) contains secondary
metabolites, one of these is a flavonoid that has potential as an antioxidant, anti-
inflammatory and anti-diarrhea. This research was conducted on the determination
of total flavonoids from extract n-hexane, ethyl acetate, and methanol from leaves
of petai belalang plant (Archidendron clypearia (Jack) Nielson). Determination by
using uercetin as standard and AlCl3, sodium acetate as a reagent with UV-Vis
spectophotometric method. In this study performed a maximum wavelength of
quercetin and continued with the calibration curve creation and measurement of
absorbance at each sampel. The result of research that has been done that a
maximum wavelength of quercetin of 427 nm, with a linear regression equation
y = 0,053386x + 0.005073 and correlation coefficient r2 = 0.9997. The calculation
of the levels of total flavonoids methanol extract levels of total flavonoids 9.28 mg/g
KE, ethyl acetate extract had levels of total flavonoids 6.16 mg / g KE, and in n-
hexane extract had levels of total flavonoids of 3.04 mg / g KE.
Keywords: flavonoid, secondary metabolites, petai belalang

ABSTRACT
Tumbuhan petai belalang (Archidendron clypearia (Jack) Nielson) mengandung
senyawa metabolit sekunder salah satunya yaitu flavonoid yang berpotensi sebagai
antioksidan, antiinflamasi serta antidiare. Pada penelitian ini dilakukan penetapan
kadar total flavonoid dari ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol dari daun petai
belalang (Archidendron clypearia (Jack) Nielson). Penentuan dengan
menggunakankuersetin sebagai standar dan AlCl3, natrium asetat sebagai pereaksi
dengan metode Spektofotometri UV-Vis. Pada penelitian ini dilakukan penetapan
panjang gelombang maksimum dari kuersetin dan dilanjutkan dengan pembuatan
kurva kalibrasi dan juga pengukuran absorbansi pada masing-masing sampel.Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan panjang gelombang maksimum
kuersetin sebesar 427 nm, dengan persamaan regresi linier y = 0,053386x +
0,005073 dan koefisien korelasi r2 = 0,9997. Hasil perhitungan kadar total flavonoid
Pemakalah
41
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

menunjukan ekstrak metanol memiliki kadar total flavonoid 9,28 mg/g KE, ekstrak
etil asetat memiliki kadar total flavonoid 6,16 mg/g KE, dan pada ekstrak n-heksana
memiliki kadar total flavonoid 3,04 mg/g KE.
Kata kunci: flavonoid, metabolit sekunder, petai belalang

Pemakalah
42
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Isolasi Singkat Steviosida Dan Rebodiosida Dari


Stevia rebaudiana (Bert.)
Arif Ferdian, Deddi Prima P.
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Limau Manih, Padang

ABSTRAK
Pada penelitian ini dilakukan isolasi singkat dari senyawa triterpene glikosida dari
simplisia Stevia rebaudiana (Bert.). Isolasi dilakukan dengan metodis ekstraksi, partisi
dan kromatografi. Senyawa yang didapat dari proses isolasi dikarakterisasi dengan
profil KLT, penetapan titik leleh dan spektrum C-H NMR. Hasil karakterisasi
menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi adalah steviosida dan rebodiosida.
Kata kunci : Stevia rebaudiana, Steviosida, rebodiosida

ABSTRACT
Triterpene glycosides compound had been isolated from Stevia rebaudiana (Bert.).
Extraction, partition, and chromatography was used as method for isolation
compound. Theisolated compounds were characterized by TLC profile, melting
point determination and C-H NMR spectrum.Based on characterization result, the
isolated compounds are stevioside and rebaudioside.
Keywords: Stevia rebaudiana, Stevioside, Rebaudioside

Pemakalah
43
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Penerapan Prinsip Green Chemistry dalam Ekstraksi


Polifenol dari herba Suruhan (Peperomia pellucida
(L) Kunth) menggunakan pelarut1-butil-3-
metilimdazolium bromida

Islamudin Ahmad1,2*, Arry Yanuar2, Kamarza Mulia3, Abdul Mun’im2


1Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
2FakultasFarmasi, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia
3Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia

Corresponding: islamudinahmad@farmasi.unmul.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip kimia hijau
(green chemistry) dalam ekstraksi kandungan polifenol dari herba Suruhan (Peperomia
pellucida (L.) Kunth) menggunakan pelarut 1-butil-3-metilimidazolium bromida
([BMIM]Br) dengan metode Ionic Liquid based Microwave-Assisted Extraction (IL-
MAE). Ekstraksi dengan metode IL-MAE menggunakan beberapa parameter
ekstraksi antara lain, waktu ekstraksi, kekuatan mikrowave (power), rasio cair-padat,
dan konsentrasi ionic liquid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield optimum
(kadar polifenol total) dari herba Suruhan menggunakan metode IL-MAE dengan
kekuatan (power) mikrowave sebesar 30% W, waktu ekstraksi selama 10 menit, rasio
pelarut/sampel padat sebesar 14 mL/g, dan kosentrasi ionic liquid sebesar 0.7
mol/L. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ekstraksi senyawa metabolit sekunder
(terutama senyawa target) dari tumbuhan ini menjadi lebih cepat, mudah, dan
efisien.
Kata kunci: Peperomia pellucida (L.) Kunth, 1-butil-3-metilimidazolium bromida, metode IL-MAE, kadar
polifenol total

ABSTRACT
This Study aimed to determine the effect of the application of green chemistry
principles in the polyphenolics extraction from Suruhan herbs (Peperomia pellucida
(L.) Kunth) using 1-buthyl-3-methylimidazolium bromide ([BMIM]Br) with Ionic
Liquid based Microwave-Assisted Extraction (IL-MAE) method. The polyphenolic
extraction with IL-MAE method was performed using several extraction
parameters, such as extraction time, microwave power, ratio liquid-solid, and ionic
Pemakalah
44
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

liquid concentration. The results showed that the yield optimum (total polyphenolic
content) of Suruhan herbs using IL-MAE with some extraction parameter, namely,
microwave power was 30% W, extraction time was 10 minutes, theliquid-solid ratio
was 14 mL/g, and ionic liquid concentration was 0.7 mol/L. based on the results,
application of green chemistry principles for the polyphenolic extraction from this
herbs to be rapid, easy, and efficient.
Keywords: Peperomia pellucida (L.) Kunth, 1-buthyl-3-methylimidazolium bromide, IL-MAE method,
total polyphenolic content

Pemakalah
45
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Evaluasi Kandungan Fenolik Total, Flavonoid Total,


Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Senyawa Isolasi
dari Kelopak Bunga Nusa Indah(Mussaenda
Frondosa L.)
M. Rifqi Efendi1, A. Bakhtiar1,2, and Deddi P. Putra1,2*
1Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Kampus Limau Manis Padang, Indonesia, 25163
2Laboratorium Biota Sumatera Universitas Andalas, Kampus Limau Manis Padang,
Indonesia, 25163
*E-mail corresponding author: putra_aries64@yahoo.com

ABSTRAK
Pengujian aktivitas antioksidanekstrak (n-heksana, etil asetat, dan metanol) hasil sokletasi kelopak bunga
Nusa Indah (Mussaenda frondosa L.) telah dilakukan secara in vitro menggunakan 1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl (DPPH). Ekstrak metanol menunjukkan kandungan fenolik total (0,0060 mg/mg ekivalen
As. Galat), flavonoid total (0,029 mg/mg ekivalen Isoquersitrin) dan aktivitas antioksidan (17,87 µg/mL)
tertinggidibandingkan dengan semua ekstrak uji, diikuti dengan ekstrak etil asetat yang menunjukkan
kandungan fenolik total (0,0068 mg/mg ekivalen As. Galat), flavonoid total (0,055 mg/mg ekivalen
Isoquersitrin) dan aktivitas antioksidan (57,79µg/mL), sementara ekstrak n-heksana tidak menunjukkan
aktivitas.Senyawa utama berupa amorf kuning telah diisolasi dari fraksi n-butanol kelopak bunga Nusa
Indah segar, menggunakan kolom Sphadex LH-20, kemudian senyawa tersebut ditentukan titik leleh,
Spektrum UV/IR, dan data C,H-NMR, dan diketahui senyawa tersebut adalah Isoquersitrin.
Isoquersitrin menunjukkan aktivitas antioksidanyang signifikan (12,43 µg/mL) dibandingkan dengan
pembanding vitamin C (78,60 µg/mL).
Kata kunci : Mussaenda frondosa L., isokuersitrin, isolasi, aktivitas antioksidan

ABSTRACT
The antioxidant activities of n-hexane, ethyl acetate, and methanolic extracts that were shoxleted from
the petal of Nusa Indah flowers (Mussaenda frondosa L.) have been investigated by in vitroassay using 1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). The methanolic extract of Nusa Indah showed the highest total
phenolic content (0.0060 mg/mg equivalents Gallic acid), total flavonoid content (0.029 mg/mg
equivalents Isoquercitrin) and antioxidant activity (17.87 µg/mL) among all extracts, ethyl acetate extract
showed total phenolic content (0.0068 mg/mg equivalents gallic acid), total flavonoid content (0.055
mg/mg equivalents Isoquercitrin) and antioxidant activity (57.79 µg/mL), while n-hexane extract showed
no activity. The yellow amorphous compound has been isolated from fresh petals of Nusa Indah flowers
from buthanolic fraction using Sephadex LH-20. The compound was characterized by determination
melting point, UV/IR spectra, and C, H-NMR. The compound was known as Isoquercitrin. Isoquercitrin
showed significant antioxidant activity (12.43 µg/mL) compared to Ascorbic acid (78.60 µg/mL).
Key words :Mussaenda frondosa L., isoquersitrin, isolation, antioxidant activity

Pemakalah
46
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Profil Klt Fraksi Etil Asetat Metabolit Sekunder Isolat


Jamur Aspergillus flavus Dengan Penambahan Tanah
Sarang Ratu Termite Macrotermes gilvus HAGEN.,
Pada Media SDA
Yohannes Alen*, Rezki Amelia, Oktafiana Ambarrahmi, Akmal Djamaan
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang 25163, Sumatra Barat, Indonesia
*Corresponding email: yohannesalen@yahoo.co.id

ABSTRAK
Peneliti terdahulu telah berhasil menapis empat jenis jamur yang bersimbiotik
disarang ratu “Anai-anai” salah satunya jamur Aspergillus flavus. Sebagaimana yang
telah dilaporkan terdahulu, pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) jamur ini
menghasilkan senyawa fenol hanya ada pada ekstrak biakan generasi pertama dan
kedua dan berangsur-angsur hilang pada biakan berikutnya. Hal ini diduga terjadi
karena perbedaan habitat tumbuh. Oleh karena itu disini dilakukan penambahan
tanah sarang ratu “Anai-anai” pada media SDA dengan tujuan untuk mengetahui
apakah senyawa metabolit awal dapat kembali terbentuk atau justru membentuk
senyawa metabolit baru. Adapun metoda yang dilakukan adalah subkultur jamur
dengan pengayaan 20 gr tanah per komposisi media SDA hingga 6 generasi. Metoda
isolasi dilakukan dengan maserasi dan fraksinasi. Setelah biakan berumur 3 minggu,
jamur diekstraksi menggunakan pelarut metanol kemudian difraksinasi dengan etil
asetat dan dilakukan uji KLT menggunakan eluen kloroform:metanol (9:1). Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat senyawa golongan triterpen pada
fraksi etil asetat isolat jamur Aspergillus flavus. Profil KLT menunjukkan bahwa pada
jamur subkultur biakan pertama sampai biakan keenam dibawah sinar UV 254 nm
terdapat masing-masing 4 bercak noda baru. Disisi lain dengan eluen yang sama
terdapat 1 bercak noda pada jamur subkultur biakan kelima dan keenam dengan Rf
0.74, yang tidak terdapat pada jamur subkultur biakan pertama sampai biakan
keempat. Dapat disimpulkan bahwa pengayaan tanah sarang ratu “Anai-anai” pada
media SDA, isolat jamur Aspergillus flavus membentuk senyawa metabolit sekunder
baru. Secara mendetail profil analisis khromatografi lapis tipis (klt) akan didiskusikan
pada seminar.
Kata kunci : Aspergillus flavus, Macrotermes gilvus Hagen , Profil KLT, Sabouraud Dextrose Agar (SDA),
Tanah sarang ratu termite.

ABSTRACT
Pemakalah
47
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Previous research was successful to screened four kinds of fungus that a symbiotic
in termites queen’s nest, one of them was Aspergillus flavus. Has been reported earlier,
on the Sabouraud Dextrose Agar (SDA), the fungus was produce phenolic compounds
and only on the first and second sub-culture extract while gradually disappear on
the next sub-cultures. It was presumed happen caused it was a different habitat to
grow. Therefore here the addition of soil termite queen’s nest in the SDA in order
to determine whether the compound can be reformed the initial metabolite or
establish new metabolites. The method performed is a subculture fungus with
addition 20 g soil per compositions of SDA up to 6 generations. After 3 weeks the
culture to be extracted using methanol and then fractionated with ethyl acetate and
TLC test conducted using the eluent chloroform: methanol (9: 1). The results
showed that there are triterpenoid compounds on the ethyl acetate fraction. The
TLC profiles exhibited that from the first until sixth sub-culture (254 nm UV light)
are 4 new spots. On the same eluent there was arrised 1 spot on fifth and sixth sub-
culture (Rf 0.74). It was concluded that probably Aspergillus flavus formed a new
secondary metabolites. Detailed categories and analysis of thin-layer
chromatography (TLC) will be discussed on the seminar.
Keywords: Aspergillus flavus, Macrotermes gilvus Hagen, TLC Profile, Sabouraud Dextrose Agar (SDA), queen’s
nest termite soil.

Pemakalah
48
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Kandungan Flavonoid Total Kulit Batang Beberapa


Famili Sterculiaceae; Faloak (Sterculia quadrifida
R.Br.) Pterigota (Pterygota alata (Roxb.) R. Br.) dan
Nitas (Sterculia foetida L.)
*Siswadi1, dan Grace S. Saragih2
1Balai Penelitian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang
Jl. Alfons Nisnoni No. 7B. Airnona, Kupang NTT
2Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Jl. Raya Puspitek Serpong, Tangerang Selatan Banten


*Email : ady_plk@yahoo.com

ABSTRAK
Spesies dari famili Sterculiaceae banyak yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat.
Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.), Pterigota (Pterygota alata (Roxb.) R. Br.) dan Nitas
(Sterculia foetida L.) adalah tumbuhan dari famili Sterculiaceae yang dikenal memiliki
khasiat obat. Sebaran alami ketiga tumbuhan ini berbeda-beda. Faloak tersebar di
wilayah Nusa Tenggara dan Nitas tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia.
Sedangkan Pterigota banyak tumbuh di Asia Selatan (Myanmar hingga Indi)a namun
juga ditanam di Indonesia. Kandungan utama genus Sterculia pada umumnya adalah
senyawa flavonoid. Informasi mengenai kandungan flavonoid ketiga spesies ini
dapat menjadi awal untuk studi lebih lanjut pengembangan obat baru. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar flavonoid Faloak (Sterculia quadrifida
R.Br.), Pterigota (Pterygota alata (Roxb.) R. Br.) dan Nitas (Sterculia foetida L.). Metode
yang digunakan untuk mengetahui kandungan flavonoid ketiga spesies ini adalah
metode kolorimetri menggunakan aluminum chloride (AlCl3) dan kuersetin sebagai
pembanding. Bagian tumbuhan (simplisia) yang digunakan adalah kulit batang dari
pohon dengan ukuran diameter yang hampir sama (35-40cm). Hasil analisis
menunjukkan bahwa kandungan flavonoid ketiga tumbuhan tersebut berbeda.
Kandungan flavonoid pada faloak menunjukkan nilai yang paling besar
dibandingkan pterigota dan nitas dengan nilai secara berturut-turut; 0,21, 0,07 dan
0,03 %b/b ekuifalensi kuersetin (%).
Kata Kunci : Pohon, reintroduksi, simplisia, ekstrak, herbal

ABSTRACT

Pemakalah
49
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Some of the members of family Sterculiaceae are known for their medicinal
properties. Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.), Pterigota (Pterygota alata (Roxb.) R. Br.)
and Nitas (Sterculia foetida L.) of the family Sterculiaceae are identified as medicinal
plants. These species grow naturally in different regions. Faloak is found in Nusa
Tenggara, and Nitas is spread almost throughout Indonesia. Pterigota can be found
in South Asia (Myanmar, India) but also grown in Indonesia. The genus Sterculia is
mainly contains flavonoid. Information on the flavonoid content of these species
can be a base for further study of the development of new drugs. The purpose of
this study was to determine the flavonoid content of Faloak (Sterculia quadrifida
R.Br.), Pterigota (Pterygota alata (Roxb.) R. Br.) and Nitas (Sterculia foetida L.). The
method used to determine the flavonoid content of the three species is Colorimetric
method using aluminum chloride (AlCl3) and quercetin as a comparison. Simplisia
(dried form) that is used for the analysis was the bark of Faloak, Ptergota and Nitas
trees with the same average diameter at breast height (DBH) (35-40cm). The analysis
showed that the flavonoid content of the three species was varied. The flavonoid
content of faloak showed the largest value compared to Pterigota and Nitas,
respectively; 0.21, 0.07 and 0.03% w / w ekuifalensi quercetin (%).
Keywords: Tree, reintroduction, simplisia, extract, herbal

Pemakalah
50
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Skrining Antibakteri Ekstrak Metanol Dari Kulit


Batang Tristaniopsis merguensis Griff.
Vivi Ramadani, Mutia Oktami, Dedi Prima Putra, Yohannes Alen*
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang 25163, Sumatra Barat, Indonesia
*Corresponding email: yohannesalen@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tumbuhan Tristaniopsis merguensis Griff., merupakan salah satu flora endemik di
kepulauan Bangka Belitung dengan nama daerah “Pelawan merah” yang memiliki
ciri batang bewarna merah dengan bagian kulit luar mengelupas secara berkala
terkumpul dibawah pohon dan terbuang percuma. Pada penelitian ini telah
dilakukan uji aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol dan fraksi kulit batang
pelawan merah terhadap bakteri patogen yaitu Staphylococcus aureus ATCC 25922,
Staphylococcus epidermidis ATCC 12228, Salmonella typhimurium ATCC 14028, Salmonella
typhosa NCTC 786, Salmonella thyphi, Bacillus subtilis ATCC 6633, Pseudomonas aeruginosa
ATCC27853, Escherichia coli ATCC 11775, Micrococcus luteus ATCC 10240, Enterococcus
faecalis ATCC 10541, Streptococcus mutans ATCC 25175 dengan menggunakan metoda
difusi disk (Kirby bauer). Proses ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dan
dilanjutkan dengan metode partisi sesuai dengan tingkat kepolaran. Ekstrak metanol
dan masing-masing fraksi memperlihatkan aktifitas terhadap seluruh bakteri uji,
sebagaimana terlihat pada tabel 1, 2, 3 dan 4. Potensi aktifitas (µg/disk) serta
golongan senyawa berdasarkan analisis kromatografi lapis tipis (KLT) akan
didiskusikan.
Kata Kunci: Tristaniopsis merguensis Griff., Antibakteri, Ekstraksi, Fraksinasi.

ABSTRACT
Tristaniopsis merguensis Griff., is one of endemic flora in Bangka Belitung
islands with local name "Pelawan merah" which has a characteristic red color stem
bark with the outer parts naturally exfoliates under trees and wasted. In the present
study, methanolic extract and fraction of stem bark were examined for antibacterial
human pathogenic bacteria potency (Staphylococcus aureus ATCC 25922, Staphylococcus
epidermidis ATCC 12228, Salmonella typhimurium ATCC 14028, Salmonella typhosa
NCTC 786, Salmonella thyphi, Bacillus subtilis ATCC 6633, Pseudomonas aeruginosa
ATCC27853, Escherichia coli ATCC 11775, Micrococcus luteus ATCC 10240, Enterococcus
faecalis ATCC 10541 and Streptococcus mutans ATCC 25175), extract and fraction was
tasted by agar well diffusion assay againts.The extraction process was done by
Pemakalah
51
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

maseration followwed by fractionation partitioning method in accordance with the


degree of polarity. The methanolic extract and each fractions showed antibacterial
potentiality against the human pathogenic bacteria tasted as shown in table 1, 2, 3
and 4. The potential activity (µg/disc) and class of compounds based on the analysis
of thin layer chromatography (TLC) will be discussed.
Kata Kunci: Tristaniopsis merguensis Griff., Antibacterial, Extraction, Fractionation

Pemakalah
52
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Uji Antibakteri Metabolit Sekunder Ekstrak


Metanolsarang Ratu Anai-Anai Macrotermes gilvus
Hagen.
Yohannes Alen*, Fitri Afnilia, Rustini
Fakultas Farmasi Universitas Andalas
*Corresponding email: yohannesalen@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder
ekstrak metanol sarang ratu anai-anai M. gilvus Hagen., dan aktivitasnya sebagai
antibakteri terhadap duabelas bakteri uji. Dari 2 kg sarang ratu anai-anai Macrotermes
gilvus Hagen., didapatkan ekstrak kental metanol 1,3769 gram (0,068%). Berdasarkan
analisis profil kromatografi lapis tipis (KLT) dari ekstrak metanol sarang ratu anai-
anai ini terlihat empat noda yang terpisah dibawah lampu UV 256 nm (Rf 0,75; 0,65;
0,48; 0,32) dan satu noda dibawah lampu UV 366 nm (Rf 0,75) dengan eluen n-
heksan : etil asetat (3 : 7) serta dengan penggunaan eluen n-heksan : etil asetat (1: 9)
terpisah dua noda dengan Rf 0,88 dan 0,80). Berdasarkan hasil pengujian golongan
senyawa, ekstrak metanol sarang ratu anai-anai Macrotermes gilvus Hagen., diketahui
mengandung senyawa fenolik (Rf 0,75 dan 0,65) dan triterpenoid (Rf 0,75 dan 0,65).
Pengujian antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi. Konsentrasi
larutan uji yang digunakan adalah 3% dan 1,5%. Sebagai kontrol positif digunakan
kloramfenikol 0,3%. Dari hasil penelitian didapatkan aktivitas ekstrak dengan
konsentrasi 3% terhadap bakteri uji Micrococcus luteus ATCC 10240 dan Streptococcus
mutans ATCC 25175 dan konsentrasi 1,5% terhadap bakteri uji Bacillus
subtilis,Salmonella typhi, Salmonella typhimurium ATCC 14028, Salmonella typhosa NCTC
786 dan Vibrio cholerae Inaba dengan diameter hambat masing-masing 6 mm.
Kata kunci : sarang ratu anai-anai, Macrotermes gilvus Hagen., KLT, metode difusi, antibakteri.

ABSTRACT
The aims of this study were to determine the class of secondary metabolites of
methanol extract of the queen termite nest Macrotermes gilvus Hagen., and its activity
as antibacterial against twelve bacterias. From 2 kg of queen termite nest was
obtained methanol viscous extract 1.3769 grams (0,068%). Based on thin layer
chromatography (TLC) analysis, the methanol extract had shown four separate
stains under UV 256 nm (Rf 0.75; 0.65; 0.48; 0.32) and a stain below UV 366 nm
(Rf 0.75) using the eluent n-hexane: ethyl acetate (3: 7), while using eluent n-hexane
Pemakalah
53
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

: ethyl acetate (1 : 9) had shown two stains with Rf 0.88 and 0.80. Based on the
results of the group compounds test, the methanol extract of queen termite nest
Macrotermes gilvus Hagen., contains phenolic (Rf 0.75 and 0.65) and triterpenoids (Rf
0.75 and 0.65). Antibacterial testing was performed by diffusion method. The
concentrations of the test solution were used 3% and 1.5%. As a positive control,
chloramphenicol 0.3% was used. Based on the results, methanol extract had
antibacterial activity at concentration of 3% against Micrococcus luteus ATCC 10240
and Streptococcus mutans ATCC 25175 while at concentration of 1.5% against Bacillus
subtilis, Salmonella typhi, Salmonella typhimurium ATCC 14028, Salmonella typhosa NCTC
786 and Vibrio cholerae Inaba with each Diameter of Inhibitory Zone (DIZ) was 6
mm.
Keywords : queen termite nest, Macrotermes gilvus Hagen., TLC, diffusion method, antibacterial.

Pemakalah
54
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Penentuan Profil Kromatografi Ekstrak Dan Fraksi


Tumbuhan Pegagan (Centella asiatica(L.)Urban)
Secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Dan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Armon Fernanado*Arum Rahmawati*
1Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, 28928

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian penentuan profil kromatografi ekstrak dan fraksi
tumbuhan pegagan (Centella asiatica (L.) urban) secara kromatografi lapis tipis (KLT)
dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) .Profil metabolit sekunder ekstrak
metanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, fraksi n-butanol ditentukan dengan
metode KLT dan KCKT. Analisis KLT menggunakan fase gerak n-heksan : Etil
asetat dengan perbandingan (7:3) dan fase diam silica gel GF254 dengan reagen
penampak noda. Analisis KCKT secara elusi gradient dengan fase gerak asetronitril
: asam fospat 0,1% dan fase diam kolom C18 (4,6 x 250mm) dengan detector PDA.
Hasil analisa dengan KLT menunjukan ekstrak dan fraksi memiliki profil yang mirip
dan diketahui mengandung terpenoid. Hasil analisa KCKT pada ekstrak metanol
menunjukan 13 puncak pada λ254 nm, 7 puncak pada λ 366 nm. fraksin-heksan
menunjukan 8 puncak pada λ 254 dan 5 puncak pada λ 366 nm. fraksi etil asetat 10
puncak pada λ 254 nm dan 2 puncak pada λ 366. fraksin-butanol terdapat 10 puncak
pada λ 254 nm dan 11 puncak pada λ 366 nm . Dalam ekstrak dan fraksi menunjukan
adanya gugus kromofor yang merupakan senyawa triterpenoid dengan λmax 263 pada
senyawa mayor dengan waktu retensi 8 menit.
Kata kunci: Pegagan,Penentuan profil, KLT, KCKT.

ABSTRACT
The research of chromatographic profile determination plant extracts and fractions
Pegagan (Centella asiatica (L.)Urban) by thin-layer chromatography (TLC) and high
performance liquid chromatography (HPLC). Their profile of methanol extract, n-
hexane, ethyl acetate, n-butanol fraction,where determined by TLC and HPLC
methods. TLC analysis have done by using n-hexane : ethyl acetate have comparison
(7:3) as mobile phase and silica gel GF254 as stationary phase stain reagent. HPLC
Analysis used mobile phase acetonitrile : acid phosphate 0,1% with gradient elution
and stationary phase C18 column (4,6 x 250mm) with detector PDA. Analysis by
TLC conveniently indicated that extract and fractions have similar profiles and
Pemakalah
55
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

known to contain terpenoid. Base on HPLC result, the methanol extract of pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) showed 13 peaks at λ 254 and 7 peaks at λ 366. n- hexane
fraction showed 8 peaks at λ 254 and 5 peaks at λ 366. Ethyl acetate fraction showed
9 peaks at λ 254 and 2 peaks at λ 366. n-butanol fraction showed 10 peaks at λ 254
nm and 11 peaks at λ 366 nm. In extract and fraction showed cluster chromophore
is compound triterpenoid with λmax 263 in the major compound with a retention
time 8 minutes.
Keywords: Pegagan, profile determination, KLT, HPLC.

Pemakalah
56
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Profil Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak


Daun Katemas (Euphorbia heterophylla L.)
Rahmiwati Hilma1, Devid Rahmat Arafat1, Haiyul Fadhli2, Almurdani3
1Prodi
Kimia, Universitas Muhammadiyah Riau
2ProdiDIII Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Riau
3Universitas Riau

Email Koresponden: rahmiwatihilma@umri.ac.id

ABSTRAK
Tanaman katemas (Euphorbia heterophylla L.) merupakan tanaman gulma yang
tumbuh pada daerah lembab. Secara tradisional katemas (Euphorbia heterophylla L)
digunakan untuk mengobati sembelit, bronchitis, antiinflamasi dan asma. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui profil fitokimia dan senyawa bioaktif yang
terkandung di dalam ekstrak daun katemas, karakterisasi masing-masing ekstrak
dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Spektroskopi UV-Vis dan FTIR, juga
untuk mengetahui aktivitas antioksidan masing-masing ekstrak daun tersebut
menggunakan metoda DPPH. Ekstraksi dilakukan dengan empat pelarut yang
berbeda kepolarannya, yaitu dengan pelarut n-heksan, etil asetat, metanol dan etanol
total. Hasil pengujian fitokimia terhadap keempat ekstrak, menunjukan hasil positif
untuk golongan senyawa alkaloid, fenolik, steroid dan tanin. Dari hasil uji KLT
menggunakan campuran pelarut n-heksan dan etil asetat (7 : 3), didapatkan noda
yang terpisah pada masing-masing ekstrak. Noda yang muncul menandakan adanya
beberapa senyawa pada keempat ekstrak. Pada uji spektroskopi UV-Vis menunjukan
adanya senyawa alkaloid indol yang ditandai dengan nilai panjang gelombang
maksimum yang saling berdekatan yaitu 286 nm dan 292 nm pada masing-masing
ekstrak. Hal ini juga diperkuat dari data spektrum inframerah (IR) dengan
munculnya serapan pada daerah sidik jari yang menandakan adanya gugus C-N dan
NH. Gugus fungsi lainnya juga ditemukan pada keempat ekstrak seperti gugus O-
H (alkohol), C-C (alkana), C=C (alkena), C≡C (alkuna), dan cincin aromatik. Hasil
uji aktivitas antioksidan terhadap penangkapan radikal bebas DPPH didapatkan
hasil bahwa Hasil uji aktivitas antioksidan terhadap penangkapan radikal bebas
DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat Euphorbia heterophylla L. paling aktif
dalam menginhibisi pembentukan radikal bebas DPPH yaitu dengan nilai IC50
sebesar 129,79 ppm, kemudian diikuti oleh ekstrak metanol (IC50=150,06 ppm),
ekstrak total etanol (IC50 = 790,44 ppm) dan ekstrak n-heksan. (IC50 >1000 ppm).
Kata kunci : ekstrak Euphorbia heterophylla L., fitokimia, karakterisasi, antioksidan, DPPH

Pemakalah
57
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

ABSTRACT
Katemas (Euphorbia heterophylla L.) is a crop of weeds that grow on moist areas.
Traditionally, Katemas (Euphorbia heterophylla L) is used to treat constipation,
bronchitis, anti-inflammation and asthma. The purpose of this study is to determine
the profile of phytochemicals and bioactive compounds contained in extracts of
Katemas leaves, characterization of each extract with Thin Layer Chromatography
(TLC), Spectroscopy UV-Vis and FTIR, as well as to determine the antioxidant
activity of each extract of the leaves used DPPH method. Extraction was done by
four different solvent polarity, ie n-hexane, ethyl acetate, methanol and ethanol in
total solvents. The test results of the fourth phytochemical extracts, showed positive
results for the class of alkaloids, phenolic, steroids and tannins. From the test results
of TLC using a solvent mixture of n-hexane and ethyl acetate (7: 3), obtained a
separate stain on each extract. Stains that appear on the compound indicates some
four extracts. In the UV-Vis spectroscopy test showed the presence of indole
alkaloid compounds characterized by the value of the maximum wavelength
adjacent to each other were 286 nm and 292 nm on each extract. It was also
confirmed from the spectrum data of infrared (IR) with the advent of uptake in the
fingerprint region, which indicates the group C-N and NH. Other functional groups
were also found in four extracts such as O-H groups (alcohol), C-C (alkanes), C =
C (alkenes), C≡C (alkyne), and the aromatic rings. The test results of antioxidant
activity against DPPH free radical scavenging showed that the test results of
antioxidant activity against DPPH free radical scavenging showed that the ethyl
acetate extract of Euphorbia heterophylla L. most active in DPPH inhibit free radical
formation which was the IC50 value of 129.79 ppm, followed by methanol extract
(IC50 = 150.06 ppm), total ethanol extract (IC50 = 790.44 ppm) and n-hexane
extract. (IC50 > 1000 ppm).
Keywords: Euphorbia heterophylla L. extracts, phytoch

Pemakalah
58
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Profil Ekstrak, Evaluasi Aktifitas Antioksidan, Kadar


Fenolik dan Flavonoid Gandarusa (Justicia
gendarussa Burm f.) dari Tiga Daerah
Arief Ferdian1), M. Rifqi Efendi1), Nova Syafni1), Periadnadi2) dan Deddi P.
Putra1)
1)UPT Labor Biota/ Fakultas Farmasi, 2) Lab. Mikrobiologi/ Jur. Biologi FMIPA
Universitas Andalas

ABSTRAK
Gandarusa (Justicia gendarussa Burm f.) merupakan tumbuhan obat yang telah
digunakan secara tradisional diberbagai Negara untuk antiinflamasi, demam, rematik
kronis, eksim, disentri, sakit kuning dan kontrasepsi pria. Tumbuhan gandarusa yang
berasal dari Padang, Solo dan Tawangmangu dievaluasi kandungan ekstraktifnya
serta aktifitas antioksidan dengan penghambatan radikal bebas DPPH, kandungan
fenolik dengan Folin-ciocalteu, flavonoid dengan pereaksi AlCl3. Rendemen ekstrak,
aktifitas antioksidan, kandungan fenolik dan flavonoid tiap daerah bervariasi. Hasil
fraksinasi gandarusa asal Padang memperlihatkan akumulasi senyawa fenolik dan
flavonoid pada fraksi etil asetat dan butanol; IC50 (DPPH) 391 dan 366 ppm, asam
galat 3,1 ppm; fenol total 1,9% (MeOH), 1,0 % (Hek), 5,5% (EtoAc) dan 4,3%
(BuOH); flavonoid total 0,18% (EtoAC) dan 0,32% (BuOH). Asam galat dan rutin
digunakan sebagai standar.
Kata Kunci : Justicia gendarussa Burn f., antimikroba, antioksidan, kadar fenol dan flavonoid total

Pemakalah
59
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Analisa Fenolik Total, Flavonoid Total dan Uji


Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Metanol Daun dan
Kulit Batang (Castanopsis argantea (BL.) DC)
Rahayu Utami* dan Gustia Aneri
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Jalan Kamboja, Simpang Baru Panam, Pekanbaru
*rahayuutami@stifar-riau.ac.id

ABSTRAK
Telah dilakukan penentuan kandungan fenolik total, flavonoid total dan uji aktivitas
antioksidan dari ekstrak metanol daun dan kulit batang (Castanopsis argantea (BL.)
DC). Analisa kandungan fenolik total dan flavonoid total dilakukan dengan metoda
spektrofotometri menggunakan reagen Folin Ciocalteu dan AlCl3. Uji aktivitas
antioksidan ditentukan menggunakan metoda DPPH free radical scavenging dan
vitamin C sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
metanol kulit batang berangan memberikan nilai kandungan fenolik dan flavonoid
total tertinggi masing-masing yaitu 203,96 mg GAE/g ekstrak dan 552 mg QE/g
ekstrak. Aktivitas antioksidan terbesar juga ditunjukkan oleh ekstrak metanol kulit
batang dengan IC50 sebesar 7,37 ppm.
Kata Kunci: Castanopsis argantea (BL.)

Pemakalah
60
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Isolation of Alkaloids and Activities Test Antimalaria


from The Fruit of Tabernaemontanamacrocarpa Jack
(Apocynaceae)
Ramadhanus1, Hilwan Yuda Teruna1*, Jasril1,Nor Hadiani Ismail2, Kamal
Rullah3
1Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Riau, Pekanbaru 28293, Indonesia
2Atta-ur-Rahman Institute for Natural Product Discovery, Universiti Teknologi MARA,
Bandar PuncakAlam, Malaysia
3 Sekolah TinggiIlmu Farmasi Riau, Pekanbaru 28293, Indonesia

*Email korespondensi: hyteruna@lecturer.unri.ac.id

ABSTRAK
Buah Tabernaemontana macrocarpa Jack (Apocynaceae) diperkirakan memiliki sejumlah
aktivitas karena buah ini bersifat racun. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi
alkaloid dari tumbuhan ini dan menentukan struktur alkaloid dan mengetahui
aktifitas antimalarianya. Proses isolasi dilakukan dengan metode maserasi dan
ultrasonikasi. Pemisahan dari ekstrak metanol dilakukan dengan metoda fraksinasi
asam-basa. Alkaloid kasar dipisahkan menggunakan kromatografi cepat (flash
chromatography) dan hasil yang diperoleh berupa kristal putih kekuningan. Senyawa
ini diberi kode TM1. Struktur senyawa murni ditentukan dengan spektroskopi UV-
vis, infrared (IR), high resolution mass spectrometry (HRMS), nuclear magnetic
resonance (1H-NMR, 13C-NMR, COSY, HSQC, HMBC and NOESY).Berdasarkan
data spectra struktursenyawa TM1 menyerupaivoaphylline atauconoflorineyang sebelum
telah dilaporkan dariConopharyngia longiflora. Aktivitas antimalaria terhadap
Plasmodium falciparum klon 3D7 secara in vitrodari senyawa ini menunjukkan harga
IC50 sebesar 34,73 uM dan dianggap memiliki aktivitas antimalaria yang sedang.
Kata Kunci: alkaloids, antimalaria,Tabernaemontanamacrocarpa,voaphylline

ABSTRACT
The fruits of Tabernaemontana macrocarpa Jack (Apocynaceae) is considered to have a
number biological activities, because they are poisonous fruits. This research was
intended to isolate alkaloids from the fruits of this plant,elucidate the chemical
structure of alkaloids and determine their antimalarial activity. Isolation process was
carried out by maceration using methanol and ultrasonication. Separation of
alkaloids in the methanol extract was conducted with acid-base fractionation
method. The crude alkaloids were separated using flash chromatography and
Pemakalah
61
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

afforded a pure compound in the form of yellowish white crystals. This compound
was coded as TM1. Structure of the pure compound was determined using
spectroscopy method including UV-vis, infrared (IR), high resolution mass
spectrometry (HRMS), nuclear magnetic resonance (1H-NMR, 13C-NMR, COSY,
HSQC, HMBC and NOESY). Based of spectral data TM1 was similar to
voaphylline or conoflorine that previously isolated from Conopharyngia longiflora.
Antimalarial activity against Plasmodium falciparum clone 3D7 in vitro this compound
showed IC50 value of 34,73 uM and it was considered as moderate antimalarial
activity.
Keywords: alkaloids, antimalaria,Tabernaemontana macrocarpa,voaphylline

Pemakalah
62
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Isolasi dan Uji Aktivitas Antidiabetes Senyawa


Metabolit Sekunder dari Ekstrak Metanol Akar
Tumbuhan Tunjuk Langit (Helminthostacshys
zeylanica)
Novia Rahim1, Hilwan Yuda Teruna1*, Jasril1, Nor Hadiani Ismail2 dan
Kamal Rullah3
1JurusanKimia, FMIPA, Universitas Riau, Pekanbaru 28293, Indonesia
2Atta-ur-Rahman Institute for Natural Product Discovery, Universitas Teknologi MARA,
Bandar PuncakAlam, Malaysia
3Sekolah TinggiIlmu Farmasi Riau, Pekanbaru 28293, Indonesia
*Email korespondensi: hyteruna@lecturer.unri.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa flavonoid dari akar tumbuhan
tunjuk langit (Helminthostacshys zeylanica),serta menentukan struktur dan uji aktivitas
antidiabetes senyawa flavonoid tersebut dengan metode inhibisi enzim α-
glukosidase. Metode isolasi yang digunakan adalah metode fraksinasi kepolaran. 7,5
kg akar tumbuhan tunjuk langit dimaserasi dengan pelarut metanol sebanyak 17 L
selama 3x24 jam kemudian diultrasonik selama 1 jam. Ektrak kental sebanyak 100 g
kemudian dipartisi dengan campuran metanol dan n-heksan 2:1. Fraksi metanol dari
hasil partisi dipekatkandan kemudian di kromatografi vacum cair (VLC) dalam 12
fraksi (n-heksan, etil asetat dan metanol). Senyawa flavonoid didapat setelah hasil
VLC pada fraksi 5 dan 6 digabung kemudian dilakukan pemisahan dengan cara flash
chromatography. Senyawa flavonoid berupa kristal kuning terdapatpada vial 19 diberi
kode sebagai HZ19. Uji emurnian menggunakan KLT dan HPLC serta penentuan
titik leleh kemudian dilanjutkan dengan penentuan struktur menggunakan alat
spektroskopi UV-vis, infrared (IR), high resolution mass spectroscopy (HRMS) dan
resonansimagnet inti(1H-NMR, 13C-NMR, COSY, HSQC, HMBC dan NOESY).
Berdasarkan data spektroskopi HZ19 diketahui bahwa senyawa flavonoid
merupakan jenis flavon terprenilasi dengan massa molekul 422 m/z. Hasil
karakterisasi struktur identik dengan senyawa ugonin J. Senyawaugonininidiuji
terhadapantidiabetes secara in vitro. Hasil uji menunjukkan senyawa mampu
menginhibisi enzim α-glukosidase dengannilai IC50 sebesar 404,99µg/mL. Aktivitas
senyawainiternyatalebih rendah biladibandingkan aktivitas acarbose (obat
pembanding) yaitu sebesar 1 µg/mL.
Kata kunci : Helminthostacshys zeylanica, flavonoid, ugonin J, inhibisi enzim α-glukosidase

Pemakalah
63
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

ABSTRACT
This study aims to isolate and characterize flavonoids from the roots of tunjuklangit
(Helminthostacshys zeylanica). Isolation of the metabolites was based on polarity
fractionation method. Some 7.5 kg of the roots was macerated with 17 L methanol
for 3x24 hours, followed by ultrasonication for 1 hour. The marc was dried in vacuo.
Some 100 g of dried extract was dissolved in methanol then partitioned with n-
hexane (2:1). Methanol fraction was dried and subjected to vacuum liquid
chromatography (VLC) to give 12 fractions (a mixture of n-hexane, ethyl acetate
and methanol). A flavonoid was obtained from fractions 5 and 6. These were
combined and subjected to flash chromatography. Flavonoid was afforded as
yellow crystal in vial 19 and it was coded as HZ19. The purity of this compound
was analyzed by TLC and HPLC as well as determination of the melting point.
Structure of pure compound was determined using spectroscopy methods including
UV-Vis, infrared (IR), high resolution mass spectroscopy (HRMS) and NMR (1H-
NMR, 13C-NMR, COSY, HSQC, HMBC dan NOESY). Based on spectroscopic
data HZ19 was concluded asa flavonoid compounds of flavones with a molecular
mass of 422 m/z. The results of structure characterization indicated that the
compounds wasugonin J. Antidiabetic test was carried out by inhibition of α-
glucosidase (in vitro). It was found that IC50 value of the compound was 404.99
µg/mL. The activity of this compound was lower than acarbose (standard drug)
which was 1 µg/ mL.
Keywords : Helminthostacshys zeylanica, flavonoids, ugonin J, inhibition of enzyme α-glucosidase

Pemakalah
64
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Aktivitas Antibakteri Resin Pinus Terhadap


Staphylococcus aureus.

Mardho Tillah1, Irmanida Batubara1,2, Rita Kartika Sari3


1) Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor, Kampus Dramaga, Bogor, 16680
2) Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM, Institut Pertanian Bogor, Jalan Taman Kencana

No 3, Bogor,16128
3) Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Kampus

Dramaga, Bogor 16680

ABSTRACT
Previous research showed that extract n-hexane of P. oocarpa resin was the most
potent extract among extracts of Pinus resin from Indonesia as antibacterial against
Staphylococcus aureus. The purpose of this study was to separate the active antibacterial
component of n-hexane P. oocarpa resin extract and characterize the functional
groups of its most active fractions. The component were separated by silica gel
column chromatography and detected by antibacterial bioautography method.
Fraction F1 is the most active from 11 fraction. Furthermore, F1 continued
separation by preparative thin layer chromatography and sephadex LH-20 column
chromatography. Retrieved 3 fractions (F1.1.1-F1.1.3) of separation with sephadex
LH-20 column. Furthermore F1.1.2 had the minimum inhibitory concentration and
minimum bactericidal concentration of 125 µg/mL and 250 µg/mL respectively
against S. aureus by microdillution method. Characterization fraction F1.1.2 using
Fourier transform infrared spectrophotometer shows factions F1.1.2 allegedly
containing diterpenoid compounds.
Keywords: Antibacterial, Pinus oocarpa, resin,separation, bioautography

ABSTRAK
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana resin P. oocarpa
merupakan yang paling potensial sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memisahkan senyawa aktif yang terdapat di
dalam ekstrak n-heksana resin P. oocarpa dan mengkarakterisasi gugus fungsi fraksi
teraktif tersebut. Komponen yang paling potensial dipisahkan dengan metode
kromatografi kolom silika gel dan dideteksi antibakteri dengan metode
biaoutografi.Fraksi F1 merupakan yang paling aktif dari 11 fraksi.Selanjutnya F1
Pemakalah
65
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

dilanjutkan pemisahannya dengan metode kromatografi kolom lapis tipis preparatif


dan kromatografi kolom Sephadex.Diperoleh 3 fraksi (F1.1.1–F1.1.3) dari
pemisahan dengan kolom Sephadex.F1.1.2 mempunyai nilai konsentrasi hambat
minimum dan konsentrasi bunuh minimum masing-masing 125 µg/mL dan 250
µg/mL terhadap S. aureus dengan metode mikrodelusi. Pencirian fraksi F1.1.2
menggunakan spektrofotometer inframerah transformasi fouriermenunjukkan
fraksi F1.1.2 diduga mengandung senyawa diterpenoid.
Kata kunci: Antibakteri, Pinus oocarpa, resin, pemisahan, bioautografi

Pemakalah
66
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Dua Diterpen Kuinon dari Tanaman Plectranthus


amboinicus
Hilwan Yuda Teruna1*, Yum Eryanti1, Yuharmen1, Kamal Rullah2, M.
Almurdani1, Deri Islami2, Slamet Wahyono3
1 Jurusan
Kimia, FMIPA, Universitas Riau, Pekanbaru 28293, Indonesia
2 Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru 28293, Indonesia
3Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balitbangkes RI, Tawangmangu,

Indonesia
*Email korespondensi: hyteruna@lecturer.unri.ac.id

ABSTRAK
Telah diisolasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak metanol tanaman Plectranthus
amboinicus (Lamiaceae). Tanaman ini di Sumatera disebut bangun-bangun. Ekstraksi
daun Plectranthus amboinicus Lour dilakukan dengan cara maserasi menggunakan
pelarut metanol. Ekstrak metanol dipartisi dengan menggunakan corong pisah
dimulai dari pelarut n-heksana, DCM dan metanol. Fraksi n-heksana dan DCM
difraksinasi dengan metoda VLC kemudian dilakukan kromatografi flash, diperoleh
senyawa 1 dan senyawa 2 (kristal jarum berwarna kuning sebanyak 1.073,3 mg dan
0.087,6 mg). Kedua senyawa tersebut dikarakterisasi mulai dari spektroskopi UV-
vis, IR, HRMS, NMR. Diketahui bahwa kedua senyawa merupakan senyawa
golongan diterpen dengan nama ilmiah 6-asetil-7-hidroksi roileanon dan 6-7-
dihidroksi roileanon yang sebelumnya ditemukan pada tanaman Plectranthus bally dan
Plectranthus grandidentatus. Ini pertama kali ditemukan dari tanaman Plectranthus
amboinicus.
Kata kunci: 6-asetil-7-hidroksi roileanon, 6-7-dihidroksi roileanon, bangun-bangun, Plectranthus amboinicus

ABSTRACT
Isolation of secondary metabolites from Plectranthus amboinicus (Lamiaceae) were
carried out with methanol extraction. This extract was then partitioned using a
mixture of from n-hexane, dichloromethane and methanol. Fraction of n-hexane
and dichloromethane was fractionated further by vacuum liquid chromatography
(VLC) then followed by flash chromatography to afford compound 1 and
compound 2. These compounds were obtained as yellow crystalline as much as
1,073.3 mg and 0,087.6 mg. The structures of these compounds were characterized
by spectroscopy methods and compared with published data. On basis of UV-vis,
IR, HRMS and NMR spectra analysis it was concluded that compounds 1 and 2
were diterpenes 6-acetyl-7-hydroxyroyleanone and 6-7-dehydroroyleanone,

Pemakalah
67
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

respectively. These compounds were reported previously in Plectranthus bally and


Plectranthus grandidentatus but they have not been found from Plectranthus amboinicus.
Keywords: 6-asetil-7-hidroksi royleanone, 6-7-dihidroksi royleanone, bangun-bangun, Plectranthus
amboinicus

Pemakalah
68
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Isolasi, Identifikasi, dan Aktivitas Antibakteri Jamur


Endofit MFR-01 dari Tumbuhan Inang Nagasari
(Mesua ferrea L.)

Dwi Hartanti*, Dwi Ishmi Novanti, Retno Wahyuningrum


1Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Jl. Raya Dukuhwaluh PO Box 202, Kembaran, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia 53182

ABSTRAK
Telah dilakukan isolasi jamur endofit dari tumbuhan inang nagasari (Mesua ferrea L.),
dan salah satunya adalah MFR-01.Tujuan penelitian ini adalah melakukan isolasi,
identifikasi, dan pengujian aktivitas antibakteri jamur endofit MFR-01 yang diisolasi
dari nagasari. Isolasi jamur endofit dilakukan dengan kultivasi dan subkultivasi jamur
yang tumbuh dari bagian dalam ranting nagasari yang telah disterilkan
permukaannya pada media agar. Identifikasi primer jamur dilakukan berdasarkan
gambaran makroskopis dan mikroskopis morfologinya.Pengujian aktivitas
antibakteri menggunakan metode dilusi.Jamur endofit MFR-01 belum bisa
diidentifikasi berdasarkan gambaran morfologisnya saja.Ekstrak etil asetat jamur
endofit MFR-01 aktif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, tetapi tidak
aktif terhadap Escherichia coli. Aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat jamur endofit
MFR-01 pada konsentrasi minimum 62,5 ppm setara dengan kontrol positif
Ciprofloxacin.
Kata kunci:antibakteri, identifikasi, isolasi, jamur endofit, Mesua ferreaL.

ABSTRACT
This research aimed to isolate, identify, and determine antibacterial activity of MFR-
01, an endophytic fungi derived from ironwood (Mesua ferrea, L.) Isolation of
endophytic fungi was performed by subsequent cultivation of the fungi grown from
the inner part of surface sterilized stems of ironwood on the solid media. Primary
identification of isolated endophytic fungi was conducted based on the morphology
characterization of the fungi. Determination of antibacterial activity of ethyl acetate
extract of endophytic fungi MFR-01 used dilution method. The endophytic fungi
MFR-01 could not be identified based on its incomplete observed morphology.
Pemakalah
69
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Ethyl acetate extract of endophytic fungi MFR-01 showed a strong inhibitory


activity against Staphylococcus aureus, but it was not active against Escherichia coli. At
minimum concentration of 62.5 ppm, its activity against S. aureus was comparable
to that of Ciprofloxacin.
Keywords: antibacterial activity, identification, isolation, endophytic fungi, Mesua ferrea, L.

Pemakalah
70
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

Standardisasi Non Spesifik Dan Uji Aktivitas


Antimikroba Ekstrak Etanol Kulit Batang Meranti
Kunyit(Shorea conica V.Sl)
Enda Mora1, Emma Susanti2, Rina Hartati3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

ABSTRAK
Telah dilakukan standardisasi parameter non spesifik dan uji aktivitas antimikroba
ekstrak etanol kulit batang meranti kunyit (Shorea conica Vsl) terhadap bakteri uji
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa,
dan jamur uji Candida albicans dengan metode difusi agar Kirby bauer. Hasil
standardisasi non spesifik parameter susut pengeringan 20,0289% ±0,8611, kadar
air 8,6293%±0,2251, bobot jenis pengenceran 5% 1,0060 b/v±0,0018, pengenceran
10% 1,0014 b/v±0,0007, kadar abu total 2,2068%±0,1594, kadar abu tidak larut
asam 1,1175%±0,1550, sisa pelarut 0, cemaran logam berat Pb 0,0018 mg/kg, Cd
0,0078 mg/kg, Al 0,004 mg/kg, uji cemaran mikroba ALT, kapang dan khamir,
MPN coliform adalah 0. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji S.aureus dan
E.coli menunjukkan bahwa ekstrak etanol pada konsentrasi 10, 15, dan 20%
dikategorikan kuat dengan diameter 14,4-17,5 mm, dan terhadap bakteri uji
S.epidermidis dan P.aeruginosa menunjukkan bahwa ekstrak etanol pada konsentrasi 15
dan 20% dikategorikan kuat dengan diameter 14,4-17,0 mm. Hasil uji aktivitas
antijamur terhadap jamur uji C.albicans pada konsentrasi 10, 15, dan 20%
dikategorikan lemah dengan diameter 6,7-6,9 mm.
Kata kunci: Ekstrak meranti Kunyit, standardisasi, parameter non spesifik, aktivitas
antimikroba

ABSTRACT
Standardization has been carried out non-specific parameters and test the
antimicrobial activity of ethanol extract of the stem bark ofShorea conica VSLof the
test bacteria Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli, and
Pseudomonas aeruginosa, and Candida albicans fungus test with the agar diffusion
method of Kirby Bauer. The results of non-specific standardization parameters
ofdrying shrinkage 20.0289% ± 0.8611, the water content of 0.2251 ± 8.6293%, a
specific gravity of 1.0060 dilution of 5% b / v ± 0.0018, 10% dilution 1,0014 b / v
± 0.0007, total ash content of 0.1594 ± 2.2068%, acid insoluble ash content of
1.1175% ± 0.1550, residual solvent 0, Pb heavy metal contamination 0.0018 mg /
Pemakalah
71
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Fitokimia Tanaman Obat

kg, Cd 0, 0078 mg / kg, Al 0.004 mg / kg, ALT test microbial contamination, mold
and yeast, MPN coliform was 0. The result of antibacterial activity against S. aureus
and E. coli bacteria test indicates that the ethanol extract at concentrations of 10, 15,
and 20% considered strong with a diameter of 14.4 to 17.5 mm, and against bacteria
and P.aeruginosaandS.epidermidis test showed that the ethanol extract at
concentrations of 15 and 20% considered strong with a diameter of 14.4 to 17.0
mm. The test results of antifungal activity against fungi C.albicans test showed that
the ethanol extract at concentrations of 10, 15, and 20% and categorized weak with
a diameter of 6.7 to 6.9 mm.

Pemakalah
72
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Uji Efek Antihiperglikemia Ekstrak Etanol Buah


Stroberi (Fragaria x ananassa Duchesne)Terhadap
Mencit Terinduksi Aloksan
Ade Arinia Rasyad1), Dede Kurniawan2), YasminHamdani3)
1Sekolah TinggiIlmuFarmasi Bhakti Pertiwi
email: adearinia@yahoo.co.id

ABSTRAK
Telah dilakukan uji efek anti hipergikemia dari ekstrak buah stroberi (fragaria x
ananassa Duchesne) pada mencit putih jantan yang diinduksi aloksan.Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak etanol buah stroberi memberikan
efek antidiabetes, dan untuk mengetahui pada dosis mana yang menujukkan efek
antidiabetes paling baik. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dan diperoleh
ekstrak etanol buah stroberi seberat 97.19 grendemen sebanyak 4,85%. Pada
penelitian ini mencit dibagi menjadi lima kelompok tiap kelompok terdiri dari 5
ekor. Sediaan uji diberikan secara oral dengan dosis 294 mg/kgbb, dosis 595
mg/kgbb, dan 1190 mg/kgbb. Sediaan uji diberikan selama empat belas hari
berturut-turut sebelumnya masing-masing kelompok uji di injeksi aloksan melalui
intraperitonial. Sebagai pembanding diberikan secara oral sediaan metformin 56
mg/kgbb dan sebagai kontrol diberikan tween 80 1% secara oral. Data yang
diperoleh dianalisa secara statistik dengan ujiAnova Two Way, Duncan, dan Pearson
Correlation. Pengujian efek anti hiperglikemia pada 3 hari, 7 hari dan 14 hari setelah
pemberian sediaan uji yang dibandingkan dengan kontrol dan pembanding
menunjukkan perbedaan yang nyata p = 0,01 (p<0,05). Hasil penelitian ini terlihat
bahwa pemberian ekstrak buah stroberi pada dosis 294 mg/kgbb, 595 mg/kgbb,
dan 1190 mg/kgbb dapat menurunkan kadar gula darah mencit diabetes. Penurunan
kadar gula darah yang optimal terlihat pada dosis 1190 mg/kgbb dengan lama
pemberian 7 hari. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa semakin tinggi dosis ekstrak
buah stroberi, maka semakin meningkat efek penurunan kadar guladarahnya.
Kata kunci :Antihipergliemia, Aloksan, Buahstroberi

ABSTRACT
The research is on the antihyperglycemic effect of ethanolic extract of strawberry
fruit (Fragaria x ananassa Duchesne) of male white mice induced by alloxan. It is to
determine whether the three variations of the dose of ethanolic extract of strawberry
fruit (Fragaria x ananassa Duchesne) antidiabetic effects. Extraction uses maceration,
obtained by the etanolic extract of stawberry fruit (fragaria x ananassa Duchesne) weigh
Pemakalah Oral
73
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

97,19 g yield as much as 4,85%. Mice are divided into five groups each group
consists of 5 tails. The test preparation is administered orally at a dose of 294 mg/kg
variations, 595 mg/kg and 1190 mg/kg. It is given for fourteen consecutive days
before each test group in alloxan via intraperitoneal injection. As comparison is
given orally metformin dosage 65 mg/kg and as a control given tween 80 1% orally.
The data blood glucose level werestatisticall analyzed by two ways, anova test,
Duncan and Pearson Correlation. Testing antihyperglycemic effect at 3 days, 7 days
and 14 days after giving material, compared with the control and the comparison
group showed a significant difference p =0.01 (p<0,05). The results of this study
showed that giving extract of stawberry fruit at 294 mg/kg, 595mg/kg and 1190
mg/kg of body weight could decrease glucose levels of a diabetes mice and the
optimally effect was seen at 1190 mg/kg of body weight for 14 days. In the this case
it is known that the higher dose of strawberry fruit extract given, the lower level of
glucose will be showed.
Keywords: Antihyperglycemic, Alloxan, Strawberry fruit

Pemakalah Oral
74
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Isolasi Dan Uji Aktivitas Antiproliferasi Senyawa Tb3


Fraksi Butanol Daun Tampa Badak (Voacanga
foetida (Bl.) K. Schum) Terhadap Sel Hela
Adriani Susanty1,2, Emrizal1, Armon Fernando1, Magdazaleni1 Sri Esky
Sofia1, Yanwirasti2, Dachriyanus2, Fatma Sri Wahyuni2
1Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau (STIFAR), Jalan Kamboja Simpang Baru Panam,
Pekanbaru, 28293, Indonesia
2Fakultas Kedokteran Universitas Andalah Padang, Jati, Padang Timur, Kota Padang,

Sumatera Barat 25129, Indonesia

ABSTRAK
Telah dilakukan isolasi dan uji aktivitas antikanker in vitro senyawa Tb3 dari fraksi
butanol daun tampa badak (Voacangan foetida (BI) K. Schum terhadap sel leukemia
L1210, dengan metoda perhitungan langsung menggunakan alat Haemocytometer
dengan pewarnaan trypan blue. Daun V. foetida dimaserasi dengan menggunakan
pelarut etanol dan difraksinasi dengan pelarut butanol. Hasil fraksinasi
dikromatografi kolom dan dimonitor dengan kromatografi lapis tipis sehingga
didapatkan senyawa Tb3. Karakterisasi senyawa Tb3 dengan spektrofotometer UV
dan spektrofotometer IR. Selanjutnya senyawa Tb3 diuji aktivitas antikanker
terhadap sel kanker serviks HeLa. Konsentrasi senyawa Tb3 dari fraksi butanol yang
digunakan adalah 0,5; 1; 2; 4 dan 8 μg/mL. Berdasarkan uji aktivitas tersebut
diperoleh nilai IC50 senyawa Tb3 dari fraksi butanol sebesar 3,62 μg/mL
dibandingkan dengan IC50 control postif doksorubisin sebesar 0,18 μg/mL . Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa Tb3 fraksi butanol berpotensi sebagai
antikanker serviks dengan perkiraan mekanisme kerja menghambat proliferasi sel
kanker HeLa sebesar 72,88 % pada konsentrasi 8 μg/mL.
Kata kunci: proliferasi, Voacanga foetida, HeLa, isolasi

ABSTRACT
Isolation and anticancer test in vitro compound of Tb3 butanol fraction from the
leaf of tampa badak (Voacanga foetida (BI) K. Schum) againt servics HeLa cell line by
direct counting using Haemocytometer and trypan blue. Leaf of V. foetida macerationed
with ethanol and fractionated with butanol. Results of the fractionation column
chromatographed and monitored by thin layer chromatography to obtain
compound Tb3. The UV spectrophotometer and IR spectrophotometer
characterizationed. The compound concentration of Tb3 butanol fractions used
were 0,5; 1; 2; 4 and 8 μg/mL. Based on the activity of test compounds Tb3 IC50

Pemakalah Oral
75
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

values obtained from the butanol fraction of 3,62 μg/mL compare with IC50 values
obtained from the positif control doxorubicin of 0,18 μg/mL . The result indicated
that this compound of Tb3 were active as serviks anticancer with mechanism
downregulation of proliferation cell HeLa with the percentage of antiproliferation
whereas Tb3 concentration 8 μg/mL was 72,88 %.
Keyword:proliferation, Voacanga foetida, HeLa, isolation

Pemakalah Oral
76
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Gendola Merah


(Basellaalba L.) Terhadap Kadar Kreatinin dan
Ureum Tikus Putih Jantan Diabetes Yang Diinduksi
Steptozotocin
Agustina Marcedes1, Yusriadi2, Ayu Wulandari1
1SekolahTinggi Ilmu Farmasi (STIFA) Pelita Mas Palu, Jl.Wolter Monginsidi No 106 A
Palu, 94125, Indonesia
2Universitas Tadulako, jl.Soekarno Hatta ,Tondo, Mantikulore Palu, 94148,Indonesia

ABSTRAK
Tujuan penelitian, untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun
gondola merah terhadap kadar kreatinin dan ureum tikus diabetes yang diinduksi
steptozotocin. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan
postest randomized controlled group design. Hewan uji sebanyak 30 ekor terbagi dalam 6
kelompok perlakuan. Tiap kelompok terdapat 5 ekor dengan rincian kelompok I, II,
dan III sebagai kelompok control dan kelompok IV, V, dan VI sebagai kelompok
eksperimen. Kelompok II, III, IV, V dan VI diberikan induksi STZ 40 mg/kg BB
dosis tunggal secara ip pada hari ke-0. Kelompok I: kontrol normal dan kelompok
II: control negative diberi Na CMC 0,5%; kelompok III: control positif, diberi
glibenklamid 0.45 mg/kg BB: kelompok IV; kelompok V; kelompok VI: diberi
ekstrak masing-masing dengan dosis 100, 200 dan 400 mg/kg BB secara p.o setiap
hari selama 21. Serum darah tikus diambil sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada parameter kadar kreatinin dan ureum terdapat
perbedaan yang nyata antara masing-masing kelompok perlakuan dengan nilai
P<0,05. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun
gondola merah berpengaruh terhadap penurunan kadar kreatinin dan ureum tikus
putih jantan diabetes, dan dosis 200 mg/kg BB memberikan pengaruh yang lebih
besar terhadap penurunan kadar kretainin dan ureum dari variasi dosis yang
diberikan.
Kata kunci:Daungendolamerah, diabetes, kreatinin, streptozotocin, ureum

ABSTRACT
The objective of this study is to determine the influence of red gendola leaves
ethanol extract on ureumand creatinin description of male rats diabetic induced by
streptozotocin.The research used an experimental methods with posttest
randomized controlled group design. Sample of 30 male rats devided into six
groups. In which each group comprised 5 rats with the group details I, II, and III

Pemakalah Oral
77
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

were the control groups, IV, V, and VI were the experimental groups. Group II, III,
IV, V, and VI are given induction of STZ 40 mg/kg BW in a single dose i.p on day
0.Normal control group I and negatif control group II were given NaCMC 0,5%;
positive control group III given glibenclamide 0,45 mg/kg BW; group IV, V, and
VI are given each extract at a dose of 100, 200, and 400 mg/kg BW in p.o every day
for 21 days.Rats blood serum was taken before and after treatment. The result
showed that the levels of creatinine and urea prameters there is a real difference
between each treatment group with a value of p <0,05. It can be concluded that the
ethanol extract of leaves of Basella alba L. effect on decreased levels of creatinin and
urea diabetic male rats, and a dose of 200 mg/kg BW give greater influence to the
decrease in creatinine and urea of variations of the administered dose.
Keyword: Red gendola leaf, diabetic, creatinine, streptozotocin, urea.

Pemakalah Oral
78
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Uji Efek Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Sukun


(Artocarpus altilis (Parkinson Ex F.A.Zorn) Fosberg)
pada Tikus Putih Jantan Hiperkolesterolemia-
Diabetes
Ayu Martina1, Dermiati T1, Moh Rizky1
1Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFA) Pelita Mas Palu, Jl.Wolter Monginsidi No 106 A
Palu, 94125, Indonesia

ABSTRAK
Daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson Ex F.A.Zorn) Fosberg) merupakan salah
satu tanaman yang secara empiris berkhasiat sebagai antihiperglikemia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efek serta dosis efektif ekstrak daun sukun dalam
menurunkan kadar gula darah pada hewan uji tikus putih jantan yang diinduksi
pakan tinggi lemak dan streptozotocin. Penelitian dilakukan menggunakan 30 ekor
hewan uji yang dikelompokkan dalam 6 kelompok dengan perlakuan yaitu
kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif (metformin), dan 3
kelompok uji dengan variasi dosis ekstrak masing-masing 100 mg/KgBB, 200
mg/KgBB, dan 400 mg/KgBB. Penelitian ini menggunakan uji statistik one way
Anova dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ekstrak etanol daun sukun memiliki efek
antidiabetes pada tikus yang diinduksi streptozotocin dan pakan tinggi lemak.
Ekstrak etanol daun sukun dosis 200 mg/kg BB merupakan dosis yang efektif untuk
menurunkan kadar glukosa darah karena sebanding dengan kontrol positif.
Kata Kunci : (Artocarpus altilis (Parkinson Ex F.A.Zorn) Fosberg), antihiperglikemia, tikus
hiperkolesterolemia diabetes.

ABSTRACT
Sukun leaf (Artocarpus altilis (Ex FAZorn Parkinson) Fosberg) is one of the plants
that have empiric efficacious as antihyperglicemia. This study aimed to determine
effects and effective dosage of sukun leaf extract to lowering blood sugar levels in
rats induced by streptozotocin and high-fat feeding. The study was using 30 tested
animals grouped into 6 groups with a treatment that is the normal control group,
negative control, positive control (metformin), and 3 test groups with a variety of
dosages of each extract 100 mg/KgBW, 200 mg/KgBW, and 400 mg/KgBW. This
study used statistical test of the one-way ANOVA in level 95% and continued
with LSD Post Hoc. The result showed that the ethanol extract of sukun leaf has
antidiabetic effects in rats induced by streptozotocin and high-fat feed. The ethanol

Pemakalah Oral
79
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

extract of sukun leaf dose of 200 mg/kg dose effective for lowering blood glucose
levels as comparable to positive control.
Keywords : (Artocarpus altilis (Parkinson Ex F.A.Zorn) Fosberg), antihyperglicemia,
hypercholesterolemia diabetes mice.

Pemakalah Oral
80
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Uji Antibakteri Freeze Drying Ratu Rayap


Macrotermes gilvus Hagen.
Delisa Putri, Molinda Damris, Stefany Faula R.P, Marhani Dwithania,
Netty Suharti, Yohannes Alen*
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang 25163, Sumatra Barat, Indonesia
*Corresponding email: yohannesalen@yahoo.co.id

ABSTRAK
Ratu rayap Macrotermes gilvus Hagen., sudah banyak digunakan oleh masyarakat
sebagai obat tradisional untuk pengobatan berbagai penyakit diantaranya
penggunaan sebagai obat penyakit kulit. Skrining antibakteri ratu rayap Macrotermes
gilvus Hagen., telah dilakukan terhadap 12 bakteri patogendengan meggunakan
metoda difusi. Didapatkan hasil aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
aureus ATCC 25922. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ratu rayap
Macrotermes gilvus Hagen., yang telah dikeringkan dengan menggunakan freeze drying
selama 25 jam. Untuk uji lanjutan, dilakukan uji antibakteri ekstrak heksan dan
ekstrak sisa (aquadest) dari serbuk kering ratu rayap. Pada uji ekstrak heksan,
didapatkan KHM untuk bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25922 adalah 15µg/µl.
Sedangkan untuk uji ekstrak sisa (aquadest) tidak didapatkan adanya zona bening
yang mengindikasikan tidak adanya daya hambat yang diberikan oleh ekstrak sisa
(aquadest).
Kata Kunci: Antibakteri, Freeze drying, Ratu rayap Macrotermes gilvus Hagen, Staphylococcus aureus ATCC
25922.

ABSTRACT
Queen termite (Macrotermes gilvus Hagen)is widely used as traditional medicine for
the treatment of various diseases including as a medicine skin. Antibacterial
screening of Queen termite (Macrotermes gilvus Hagen) has been conducted againts
the 12 pathogenic bacteria tests by diffusion method. The result showed that Queen
termite (Macrotermes gilvus Hagen) inhibits the grwoth of Staphylococcus aureus ATCC
25922. The sample Queen termite(Macrotermes gilvus Hagen)had been drained by
using freeze drying method for 25 hours. For the advanced test,were conducted for
hexane and residual extract (aquadest). The result showed that hexaneextract had
antibacterial activity with MIC value for Staphylococcus aureus ATCC 25922 was
15µg/µl, and for residual extract (aquadest) no activity at all.
Keywords: Antibacterial, Freeze drying, Queen termite Macrotermes gilvus Hagen, Staphylococcus aureus ATCC
25922.

Pemakalah Oral
81
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Uji Efek Pemberian Kombinasi Serbuk Putih Telur


Terfertilisasi Dengan Tepung Tempe Terhadap Profil
Kadar Glukosa Darah dan Histopatologi Pankreas
Mencit
Dianty Dwi Wahyuni1, SuryaDharma2, Dedy Almasdy2
1Mahasiswa Sarjana Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang
2 Dosen dan Peneliti Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang

ABSTRAK
Diabetes mellitus adalah suatu kelompok kelainan metabolisme dengan karakter
berupa hiperglikemia akibat kerusakan sekresi insulin, sensitifitas insulin ataupun
keduanya sehingga menyebabkan perubahan struktur histopatologi pankreas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian kombinasi serbuk putih
telur terfertilisasi dan tepung tempe terhadap kadar glukosa darah serta gambaran
histopatologi pankreas pada mencit yang diinduksi aloksan 150mg/kgBB. Hewan
percobaan dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif,
kontrol positif, dan 6 kelompok sediaan uji yang terdiri dari kombinasi serbuk putih
telur terfertilisasi dosis 100, 140, 200, 300, 425, dan 600mg/kgBB dengan tepung
tempe 145mg/20gBB. Pemberiaan sediaan uji dilakukan selama 21 hari dan
diperiksa kadar glukosa darahnya pada hari ke-0, 7, 14, dan 21. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar glukosa darah secara signifikan
(p<0,05) pada semua kelompok perlakuan bila dibandingkan dengan kontrol
positif.Hasil pengamatan histopatologi pankreas setelah diberikan serbuk putih telur
terfertlisasi dengan tepung tempe menunjukkan adanya perbaikan sel-sel endokrin
yang menyebar di pulau Langerhansmendekati normal setelah pemberian kombinasi
tepung tempe dosis 145mg/20gBB dan serbuk putih telur terutama pada dosis 425
dan 600mg/kgBB yang ditandai dengan mulai adanya keseragaman bentuk dan
ukuran sel-sel Endokrin yang menyebar dipulau Langerhans.
Kata Kunci : Diabetes mellitus, Mencit, Glukosa, Histopatologi Pankreas

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a group of metabolic disorders with the character of
hyperglycemia due to damage insulin secretion, insulin sensitivity or both, causing
changes in the structure of the pancreas histopathology. This study aims to
determine the effect of a combination of fertilized egg white powder and tempeh
powder on blood glucose levels as well as an overview of the pancreas
histopathology in mice induced by alloxan 150mg / kg. Animals were divided into
Pemakalah Oral
82
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

eight treatment groups: control group of negative, positive control, and 6 groups of
test preparation which consists of a combination of white powder egg fertilized
doses of 100, 140, 200, 300, 425, and 600 mg / kg with tempeh flour 145mg /
20gBB. The give of the test preparation carried out for 21 days and examined blood
glucose levels on days 0, 7, 14, and 21. The results showed that a decline in blood
glucose levels were significantly (p <0.05) in all treatment groups when compared
to positive control. The observation of histopathology of the pancreas after being
given powdered of fertilized eggwhites with tempeh powder showed improvement
endocrine cells that spread in the islets of Langerhans near normal after
administration of the combination of tempeh powder dose of 145mg / 20gBB and
powdered egg whites, especially at doses of 425 and 600 mg / kg characterized by
beginning the uniformity of shape and size Endocrine cells that spread in the islets
of Langerhans.
Keywords: Diabetes mellitus, mice, glucose, histopathology of Andreas

Pemakalah Oral
83
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Pengaruh Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura)


Terhadap Lama Penyembuhan Luka Pada Mencit
(Mus muscullus) Diabetes
Hasan Bukhori1, Dimas Pramita Nugraha2
1 Program Studi Kedokteran, FKIK Universitas Abdurrab, Jalan Riau
Ujung No 73 Pekanbaru, Indonesia
2 Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Jalan

Diponegoro No 1, Pekanbaru, 28131, Indonesia

ABSTRAK
Latar Belakang : Luka merupakan lepasnya integritas epitel kulit diikuti oleh
gangguan struktur anatomi dan fungsinya. Pada penderita diabetes proses
penyembuhan luka terjadi lambat sehingga dibutuhkan obat yang mempercepat
penyembuhan luka. Kersen (Muntingia calabura l) telah diteliti dapat membunuh
bakteri dan sebagai obat anti inflamasi. Kandungan kimia dari ekstrak daun kersen
seperti tanin, fenol, flavonoid dan saponin diduga membantu mempercepat
penyembuhan luka.
Tujuan : Penelitian ini untuk menganalisis pengaruh ekstrak daun kersen (Muntingia
calabura l) berbagai konsentrasi terhadap lama penyembuhan luka pada mencit (Mus
muscullus) diabetes.
Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan post test only
with control group dengan menggunakan sampel 25 ekor mencit jantan (Mus musculus)
2-3 bulan, berat 20-30g dan sehat, semua mencit diinduksi diabetes dan dibagi
secara random sampling menjadi 5 kelompok. Perlakuan kelompok I, II dan III diberi
ekstrak daun kersen 100%, 75% dan 50%, kelompok IV rivanol, kelompok V tanpa
perlakuan. Pengamatan terhadap lama waktu penyembuhan luka yang akan
dianalisis dengan uji one way ANOVA.
Hasil : Waktu tercepat penyembuhan luka ekstrak daun kersen 100% dan 75%,
dengan rerata waktu penyembuhan 9,2 dan 13 hari. Kelompok ekstrak daun kersen
50% dan kontrol positif rivanol memiliki waktu penyembuhan luka 14,8 dan 15,2
hari yang secara statistik memiliki kemampuan yang sama dalam penyembuhan luka
dengan nilai signifikansi p=0,522. Semua kelompok tampak berbeda secara
signifikan terhadap kontrol negatif dengan nilai signifikansi p=0,000.
Kesimpulan : Pengaruh ekstrak daun kersen 100% dan 75% lebih baik dalam
penyembuhan luka diabetes terhadap kelompok rivanol.
Kata kunci : Daun kersen, diabetes, penyembuhan luka.

Pemakalah Oral
84
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

ABSTRACT
Background: The wound is the loss of epithelial integrity of the skin followed by
disruption of anatomical structures and functions. In diabetic wound healing
process has been slow so it takes a drug that accelerate wound healing. Cherry
(Muntingia calabura l) has been observed to kill bacteria and as an anti-inflammatory
medications.Chemical content of cherry leaf extracts such as tannins, phenols,
flavonoids and saponins allegedly helped speed wound healing.
Objective: This study was to analyze the effect of cherry leaf extract (Muntingia
calabura l) various concentrations against long wound healing in mice (Mus muscullus)
diabetes.
Methods: This study is a study with post test only control group using a sample of
25 male mice (Mus musculus) 2-3 months, weighing 20-30g and healthy, all of the
mice induced diabetes and sampling were randomly divided into 5 groups,
Treatment group I, II and III were given cherry leaf extract 100%, 75% and 50%,
rivanol group IV, group V without treatment. Observation of the long healing time
that will be analyzed by one way ANOVA test.
Results: The fastest time of wound healing cherry leaf extract 100% and 75%, with
a mean healing time of 9,2 and 13 days. Group of cherry leaf extract 50% and a
positive control rivanol has a healing time of 14,8 and 15,2 days statistically have
the same ability in wound healing with significant value of p = 0,522. All groups
appear to differ significantly on the negative control with significant value of p =
0,000.
Conclusion: The effect of cherry leaf extract 100% and 75% better in healing
diabetic wounds of the rivanol group.
Keywords: Diabetes, leaf cherry, wound healing.

Pemakalah Oral
85
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Uji Efek Nefroterapi Ekstrak Etanol Daun Kersen


Terhadap Kadar Kreatinin dan Ureum Tikus Jantan
yang Diinduksi Etilen Glikol
Joni Tandi 1, Inggrit Anggli S L 1, Niluh Puspita D 1
1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFA) Pelita Mas, Jalan Wolter Monginsidi No.106 A,
Palu, 94125, Indonesia

ABSTRAK
Ginjal menghasilkan urin yang merupakan jalur utama ekskresi toksikan. Akibatnya
ginjal merupakan organ sasaran utama dari efek toksik. Etilen glikol merupakan
salah satu bahan kimia yang memicu terjadinya kerusakan ginjal. Telah dilakukan
penelitian Uji Efek Nefroterapi Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L)
Terhadap Kadar Kreatinin dan Ureum Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) yang
Diinduksi Etilen Glikol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek nefroterapi
ekstrak etanol daun kersen serta menentukan dosis ekstrak yang efektif sebagai
nefroterapi. Penelitian ini menggunakan rancangan post-test randomized controlled group
design dengan menggunakan 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 ekor
hewan uji Kelompok I (normal), kelompok II (sakit), kelompok III (ekstrak daun
kersen 100 mg/KgBB), kelompok IV (ekstrak daun kersen 200 mg/KgBB),
kelompok V (ekstrak daun kersen 300 mg/KgBB). Pengukuran darah pada hari ke-
0, 11 dan 18. Data yang diperoleh berupa kadar serum kreatinin dan ureum dianalisis
menggunakan uji one way ANOVA pada taraf kepercayaan 95% dan uji lanjut LSD.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L) dosis 300
mg/kg BB efektif sebagai nefroterapi terhadap tikus putih jantan (Rattus norvegicus)
yang diinduksi etilen glikol
Kata Kunci : Ginjal, Muntingia calabura L, Kreatinin, Ureum, Etilen Glikol

ABSTRACT
The Kidney for urine is the prime line of excretion toxican. So that, it is the prime
target of toxic effect. Ethylene glycol is one of chemicals that causes renal damage.
It has been conducted a research about the nephrotherapy effect test of kersen leaf
ethanolic extract to creatinine and ureum level of male rats induced by ethylene
glycol. This study aims to determine the nephrotherapy effect of kersen leaf
ethanolic extract and to determine the effectiveness of the effective extract dose as
nephrotherapy. This research applied post-test randomized controlled group design
with using 5 groups which were divied into 5 rats in groups. Group I (normal),group
II (sick), group III (extract of kersen leaf 100 mg/KgBB), group IV (extract of
kersen leaf 200 mg/KgB), group V (extract of kersen leaf 300 mg/KgBB).
Pemakalah Oral
86
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Measuring the blood serums on day 0, 11 and 18. Data as level of serum creatinine
dan ureum was analyzed using one way ANOVA test of 95% reliability and a further
test of LSD. Research results show the extract of kersen leaf dose 300 mg/KgBB
is effective dose as nephrotherapy to male rats induced by ethylene glycol
Keywords: Kidney, Muntingia calabura L, Creatinine, Ureum, Ethylene glycol

Pemakalah Oral
87
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Efek Pemberian Ekstrak Bawang Merah (Allium


ascalonicum) Terhadap Otot Polos Ileum-Terpisah
Marmut (Cavia porcellus) Yang Di Induksi Histamin
Arief Adi Saputro1, Muhammad Fadhol Romdhoni2
1Dokter di Klinik Pratama Srikandi Husada, Jalan Kudus – Colo KM 5, Purworejo, Bae,
Kudus, 59327,
2Bagian Farmakologi, Prodi Pendidikan Dokter, FK, Universitas Muhammadiyah

Purwokerto, Jalan Raya Dukuhwaluh PO BOX 202 Purwokerto,53182,Indonesia

ABSTRAK
Diare masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, dilaporkan sekitar 60 juta
kejadian diare setiap tahun. Menurut WHO tahun 2005, tatalaksana utama diare
adalah rehidrasi, disamping itu dapat juga digunakan obat untuk mengurangi
motilitas usus, karena salah satu patofisiologi diare adalah meningkatnya motilitas
usus. Sebagai penurun motilitas usus halus dapat digunakan bawang merah. Bawang
merah telah lama digunakan sebagai bumbu masak dan obat tradisional untuk
mengatasi diare. Tujuan penelitian ini adalah menentukan dosis ekstrak bawang
merah yang dapat menyebabkan relaksasi terhadap otot polos ileum terpisah
marmut (Cavia porcellus) yang diinduksi histamin. Penelitian ini merupakan
eksperimental murni, dengan rancangan The Posttest Control Group Desain. Sampel
penelitian adalah otot polos ileum terpisah marmut yang dibagi dalam 4 kelompok.
Kelompok I sebagai kontrol tanpa pemberian ekstrak bawang merah dan kelompok
lainnya diberi ekstrak bawang merah dosis bertingkat yakni 1,6%, 3,2% dan 6,4%.
Hasil yang didapat dari penelitian adalah pemberian ekstrak bawang merah
menyebabkan relaksasi terhadap otot polos ileum (ANOVA p = 0,000) dan semakin
besar pemberian ekstrak bawang merah maka semakin panjang relaksasi (R2 =
0.868). Pengaruh relaksasi terhadap otot polos ileum terpisah marmut diduga
melalui mekanisme hambatan kompetitif histamin (H1). Pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ekstrak bawang merah terbukti dapat merelaksasikan otot polos
ileum terpisah marmut, dan diperlukan penelitian lanjutan yang menunjang
kepentingan klinik.
Kata kunci : Diare; bawang merah (Allium ascalonicum); hambatan kompetitif histamin (H1); relaksasi.

ABSTRACT
Diarrhea was still one a problem of health in Indonesia, the prevalence of the
diarrhea is 60 million people per year. According to the WHO in 2005, the main
management of diarrhea is rehydration, besides it can also be used to reduce
intestinal motility drugs, because one of the pathophysiology of diarrhea is
Pemakalah Oral
88
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

increasing intestinal motility. For reducing the motility of the small intestine can be
used Shallot. Shallot has been used as seasoning and traditional medicine to
overcome ileum spasm. The purpose of this research is to determine the dose of
shallot extract which can produce relaxation on isolated organ smooth muscle of
Guinea pig’s ileum (Cavia porcellus) stimulated by histamine. The design of the study
was pure experimental which using The Posttest Control Group Design. Samples were
isolated organ smooth muscle of Guinea pig’s ileum which divided into 4 groups.
Group I is as a control, without shallot extract addition, and another groups were
given with shallot extract multidosed 1,6%, 3,2%, and 6,4%. The results should that
shallot extract can relaxing isolated organ smooth muscle of ileum (ANOVA p =
0.000), and more additions of shallot extract hence long progressively relaxation (R2
= 0.868). The mechanism of action possibility as a competitive inhibitor receptor
of histamine (H1). The study concluded that shallot extract should a relaxation
sensation on isolated organ smooth muscle of ileum and further study was needed
to support clinical application.
Keywords: Diarrhea; Shallot Extract (Allium ascalonicum); Competitive Inhibitor Receptor Of Histamine
(H1); Relaxation

Pemakalah Oral
89
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Aktivitas Diuretik Dan Skrining Fitokimia Ekstrak


Etanol Akar Kuning (Fibraurea chloroleuca Miers)
Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
Mauritz P.M 1*, Yandi Mardiansah 1, Witri Wulandari 1
Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Kader Bangsa (UKB) Jalan Mayjen
H.M. Ryacudu No. 88, 30129, Palembang, Indonesia

ABSTRAK
Akar kuning (Fibraurea chloroleuca Miers) merupakan salah satu tanaman yang
digunakan sebagai obat tradisional dan salah satu manfaatnya adalah sebagai
diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek diuretik pada tikus putih jantan
galur wistar dan identifikasi kandungan kimia pada ekstrak etanol akar kuning.
Ekstrak dibuat dengan menggunakan metode maserasi menggunakan pelarut etanol
70%. Uji aktivitas diuretik yang dilakukan dibagi dalam 5 kelompok perlakuan.
Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih. Kelompok 1 (K1) (kontrol positif)
diberikan furosemid 21,6 mg/kgBB; kelompok 2 (K2) (kontrol negatif) diberikan
suspensi CMC 0,5%; serta K3, K4, dan K5 diberikan dosis ekstrak akar kuning
secara berturut-turut sebesar 0,25 g/kgBB; 0,55 g/kgBB; dan 1,10 g/kgBB.
Pengujian efek diuretik dilakukan dengan mengukur volume urin yang dikeluarkan
selama 6 jam. Data yang diperoleh dianalisis secara statistika menggunakan ANOVA
(Analysis of Variance). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis ekstrak yang efektif
adalah dosis K5 (ekstrak akar kuning 1,10 g/kgBB). Hasil skrining fitokimia yang
diperoleh adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid, dan triterpenoid
namun yang berkhasiat sebagai diuretik adalah alkaloid dan flavonoid. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan ekstrak etanol akar kuning memiliki efek diuretik
dan senyawa aktif yang diidentifikasi terdapat senyawa alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin, steroid, dan triterpenoid.
Kata kunci: Akar kuning, efek diuretik, skrining fitokimia.

ABSTRACT
Yellow root ((Fibraurea chloroleuca Miers) is one of the plants used as traditional
medicine and one of the benefits is as a diuretic. This research aimed to examine
diuretics effect in male white rates wistar strain and identification of chemical
contain the ethanol extract of yellow root. This extract was prepared by maceration
method using ethanol 70%. Diuretics activity test was divided into 5 treatment
groups. Each of group consists 5 rats. Group 1 (positive control) was given
furosemid 21,6 mg/kgBW; Group 2 (negative control) was given suspenssion of
CMC 0.5%; Group 3, 4, 5 were given dose of yellow root extract successively at 0.25
g/kgBw; 0.55g/kgBW; and 1.10 g/kgBW. The test is done by measuring of diuretics

Pemakalah Oral
90
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

effect the urine volume incurred for 6 hours. Data were statistically analyzed using
ANOVA (Analysis of Variance). The results showed that the effective extract dose
was found in Group 5’s dose (1.10 g/kgBW yellow root extract). Phytochemical
screening results obtained are alcaloids, flavonoids, saponins, steroids and
triterpenoids, but efficacious as of diuretics are alcaloid and flavonoid. Based on
these results we can conclude the ethanol extract of yellow roots have diuretics
effect in male white rates wistar strain and identified the active compound contained
alcaloids, flavonoids, saponins, steroids and triterpenoids.
Keywords: Yellow root, diuretic effect, phytochemical screening.

Pemakalah Oral
91
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Kajian Praklinik Serta Potensi Freeze Drying Ratu


Rayap Macrotermes gilvus Hagen., Sebagai Kandidat
Obat Herbal Dalam Sediaan Kapsul
Yohannes Alen*,Molinda Damris, Delisa Putri dan Almahdy A.
FakultasFarmasi, UniversitasAndalas, Padang, Indonesia
*Corresponding email: yohannesalen@yahoo.co.id

ABSTRAK
Ratu rayap Macrotermes gilvus Hagen., merupakan salah satu spesies rayap yang
ditemukan di Indonesia. Ratu rayap digunakan secara tradisional dalam pengobatan
beberapa penyakit seperti diabetes mellitus, pengobatan pasca stroke, gout, tekanan
darah tinggi, asthma, alzeimer, penyakit kulit, ginjal,suplemen kesehatan dan
pengobatan pasca kanker darah, namun belum dibuktikan khasiat dan kegunaannya
secara ilmiah. Dalam rangka pembuktian secara ilmiah, beberapa penelitian telah
dilakukan oleh team. Dari penelitian terdahulu hasil freeze drying ratu Macrotermes gilvus
Hagen., mengandung senyawa utama protein (34.44%) dan lemak(23.31%),
memberikan aktivitas imunostimulan terhadap menit putih jantan secara per oral
pada dosis 10mg/kgBB dan juga menampakkan aktivitas penurunan kadar
kolesterol dan peningkatan kadar HDL dalam darah menit pada pemberian dosis
75mg/kgBB. Selain itu hasil freeze drying ratu rayap juga memiliki kandungan asam
oleat (omega-9),asam linoleat(omega-6), dan EPA (omega-3) sebanyak 32.81%,
0.34% dan 0.07% yang berpengaruh penting terhadap perkembangan otak. Pada
pengujian toksisitas akut dan sub-kronis hasil freeze drying ratu rayap menunjukkan
angka keamanan penggunaan sediaan dengan parameter LD50>2000 mg/kgBB. Uji
antibakteri ekstrak heksan (lipophilic) ratu rayap Macrotermes gilvus Hagen., juga
mampu memberikan aktivitas terhadap Staphylococcus aureus dengan MIC 15µg/ml.
Melihat banyaknya manfaat penggunaan hasil freeze drying ratu rayap Macrotermes gilvus
Hagen., pada sediaan oral maka diperlukan pembuatan sediaan herbal dalam bentuk
kapsul. Pemilihan bentuk kapsul berdasarkan dosis penggunaan harian pada
manusia. Pembuatan sediaan menggunakan papan kapsul no.0 dengan berat masing-
masing 200 mg. Evaluasi keseragaman bobot kapsul dilakukan menggunakan dua
puluh kapsul yang ditimbang dan didapatkan berat rata-rata sebanyak 205 mg per
kapsul. Penggunaan sediaan kapsul diharapkan dapat diuji lebih lanjut pada tahap
klinik. Uji praklinik dilakukan sebagai salah satu tahap pengujian terhadap bahan
baku obat yang dapat digunakan untuk kandidat obat herbal yang dibuat dalam
sediaan kapsul.
Keyword: Freeze drying,Kapsul herbal,RaturayapMacrotermesgilvusHagen.

Pemakalah Oral
92
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

ABSTRACT
Queen termite Macrotermes gilvus Hagen, is one of the species termites found in
Indonesia. queen termite Macrotermes gilvus Hagen, used traditionally in the treatment
of some diseases such as diabetes mellitus, treatment afterstroke, gout, high blood
pressure, asthma, skin disease, alzeimer, kidney disease, healthy supplements and
treatment afterblood cancer.But have not proved yet its usefulness and efficacy
based scientifically. In order to prove scientifically, some research has been
done by team.From previous research was found the primary metabolites from
freeze drying process queen termite Macrotermes gilvus Hagen., that contains the main
compound asprotein (34.44%) and fat (23%), givenimmunostimulantactivity against
white males mice in the oral dose 10mg/kgBB and shown cholesterol levels decrease
testing and increased levels of HDL in the mice blood effective on dosing
75mg/kgBB. In addition, the results of freeze drying queen termite Macrotermes gilvus
Hagen, contain oleic acid (omega-9), linoleic acid (omega-6), and EPA (omega-3) as
much as 32.81 %, 0.34% and 0.07% the effect are important on brain
development.Acute toxicity testing and sub-chronic shows the number of safety
using of product with the parameter LD50 >2000 mg/ kgBB. Antibacterial test for
hexane extract of queen termite MacrotermesgilvusHagen., showed that inhibit
staphylococcus aureus with MIC 15µg/ml. Looking at the multitude of benefits on using
the results of freeze drying queen termite Macrotermes gilvus Hagen, on oral dosage
required making herbal product in capsule form. The selection of capsule form
based on the daily use doses in humans. The making of preparation using capsules
board no.0 with weight of each 200 mg. Evaluationweight ofcapsule made by using
twenty capsule that weighed and obtained average weight by 213 mg per capsule.
The use of material capsule are expected to be further clinical tested. Praclinic test
is one of the stages for testing against the drug raw material that can be used for
candidate herbal medicine that made on capsule.
Keyword: Freeze drying, Herbal capsule, Queen termiteMacrotermesgilvusHagen.

Pemakalah Oral
93
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Studi In Silico Senyawa Analog Kalkon Turunan 2’-


Metoksiasetofenon Dan 3’ Metoksiasetofenon
Sebagai Antidiabetes
Neni Frimayanti1*, Adel Zamri 2, Besse Wahdatillah
1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Riau, Jalan Kamboja Simpang Baru Panam,
Pekanbaru, 28293, Indonesia
2 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Riau, Jalan H.R. Subrantas Km. 12,5 Pekanbaru,

28293, Indonesia

ABSTRAK
Kalkon merupakan salah satu senyawa golongan flavonoid yang memiliki kerangka
dasar 1,3-diarilpropanoid yang memiliki beragam aktivitas biologi, salah satunya
adalah sebagai inhibitor enzim α-glukosidase. Pada penelitian ini, molecular docking
telah dilakukan terhadap senyawa kalkon analog turunan 2’-metoksiasetofenon dan
3’-metoksiasetofenon dengan menggunakan paket program Autodock Vina.
Berdasarkan hasil docking, kalkon analog turunan 2’-metoksiasetofenon ternyata
memiliki daya hambat yang cukup tinggi terhadap enzim α-glukosidase
dibandingkan 3’-metoksiasetofenon. Dari keenam senyawa yang diuji, senyawa yang
paling berpotensial menghambat sebagai antidiabetes adalah (E)-3-(3-hidroksifenil)-
1-(2’-metoksifenil)prop-2-en-1-on (Senyawa 2) dengan affinitas -7.6 kcal/mol
untuk kemudian senyawa ini akan disintesis dan dilakukan uji biologinya.
Kata kunci: α-glukosidase, docking, diabetes melitus, kalkon

ABSTRACT
Chalcone is one of the flavanoid compounds with the 1,3-diarylpropanoid as the
basic framework, these chalcone has any biological activity such as glucosidase
enzyme inhibitor. In this research, molecular docking has been done to the chalcone
derivatives 2-methoxyasetofenone and 3-methoxylasetofenone. From the docking
results indicated that chalcone derivative 2-mehoxyfenone shown has higher
potency to inhibit the α-glukosidase than 3-methoxyfenone. From six of these
chalcone, (E)-3-(3-hidroksifenil)-1-(2’-metoksifenil)prop-2-en-1-on (compound 2)
with affinity of -7.6 kcal/mol.was assumed to have good activity as antidiabetic, for
then this compound will be synthesize and test for the bilogical activity.
Keywords: α-glucosidase, docking, diabetes mellitus, chalcone

Pemakalah Oral
94
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Pengaruh Pemberian Ramuan Jamu Alergi Terhadap


Fungsi Hati
Fajar Novianto*, Ulfatun Nisa*, Zuraida Zulkarnaen*
*Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Jl. Lawu no. 11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah
( dr.fajarnovianto@gmail.com )

ABSTRAK
Alergi adalah reaksi hipersentivitas yang diperantarai oleh mekanisme imunologi.
Daun sembung (Blumea balsamifera), cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.), rumput teki
(Cyperus rotundus), dan jahe (Zingiber officinale Roxb.) merupakan tanaman yang
berpotensi menurunkan gejala alergi tetapi belum diketahui keamanannya dalam
bentuk ramuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai keamanan ramuan
jamu alergi terhadap fungsi hati. Desain penelitian quasi eksperimental pre-post. Dosis
ramuan jamu terdiri dari 10 gram daun sembung, 8 gram buah cabe jawa, 5 gram
rimpang jahe, dan 7 gram rimpang rumput teki. Sebanyak 55 subyek diberikan jamu
rebusan selama 4 minggu diminum 3 kali sehari. Pada H0, H14, dan H28 subyek
diperiksa fungsi hatinya yang meliputi SGOT dan SGPT. Hasil dianalisis dengan uji
t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan
bermakna (p>0,05) pada fungsi hati. Disimpulkan bahwa ramuan jamu rhinitis alergi
terbukti aman terhadap fungsi hati.
Kata kunci: Alergi, Fungsi hati, Jamu

Pemakalah Oral
95
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Regulasi Efek Hipoglikemik Ekstrak Daun Gaharu


(Aquilaria malaccensis) Pada Tikus Wistar Jantan
model Hiperglikemik
Muhammad Totong Kamaluddin, Yeni Agustin, Fauziah

ABSTRAK
Metabolit sekunder yang diduga berperan menurunkan kadar glukosa darah tikus
model hiperglikemik pada daun gaharu (Aquilaria malaccensis) adalah flavonoid,
terpenoid, fenol, dan saponin. Mekanisme kerjanya diduga dengan cara memicu
sekresi insulin oleh sel β pankreas. Pada dosis 0,01 g/kg BB terbukti bahwa ekstrak
metanol daun gaharu setara dengan glimepirid 0,09 mg/kg BB dalam menurunkan
kadar gula darah tikus Wistar jantan model hiperglikemik. Sedangkan 0,01 g/kg BB
fraksi aktif fraksi etanol air dan ethylacetate daun Aquilariamalaccensis menurunkan
kadar gula darah berturut-turut 46,5 % dan 47,8 % dengan meningkatkan ambilan
glukosa (peningkatan kadar GLUT4) pada jaringan adiposa berturut-turut 8,83 %
dan 23,44 % yang relatif lebih kecil dari peningkatan GLUT4 pada jaringan otot
(24,5 % dan 20,6 %). Kedua fraksi aktif daun gaharu tersebut menurunkan kadar
insulin darah puasa yang hampir setara dengan 0,02 g/kg BB pioglitazon.
Key words : Aquilaria malaccensis, hipoglikemik, insulin, GLUT4.

Pemakalah Oral
96
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Efektivitas Kombinasi Ekstrak Etanol Sambiloto


(Andrographis paniculata) Dan Daun Afrika
(Vernonia amygdalina) Terhadap Penurunan Kadar
Gula Darah Postprandial Pada Tikus Diabetes
Nyayu Fitriani1, Kamalia Layal2, Kamila3
1,2Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
3Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia kronik yang diakibatkan oleh defek pada sekresi insulin, aksi insulin
atau keduanya. Daun sambiloto dan daun afrika merupakan tanaman yang dapat
digunakan sebagai pengendali kadar gula dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak kedua daun dibandingkan dengan
acarbose dalam menurunkan kadar gula darah postprandial tikus diabetes. Penelitian
ini adalah penelitian eksperimental, dengan pre dan post test control group design.
Tikus diinduksi dengan aloksan kemudian diobati dengan kombinasi ekstrak dengan
dosis yang berbeda. Sebanyak 25 ekor tikus dibagi dalam 5 kelompok, yaitu
kelompok yang diberikan aquadest (kontrol negatif); acarbose 75mg/kgBB (kontrol
positif), kombinasi ekstrak etanol daun sambiloto 500mg/kgBB dan daun afrika
100mg/kgBB; kombinasi ekstrak etanol daun sambiloto 1000mg/kgBB dan daun
afrika 200mg/kgBB; dan kombinasi ekstrak etanol daun sambiloto 2000mg/kgBB
dan daun afrika 400mg/kgBB. Analisis data kadar gula darah tikus menggunakan uji
T- berpasangan dan PostHoc. Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat
perbedaan bermakna antara semua kombinasi ekstrak daun sambiloto dan daun
afrika dengan acarbose dalam menurunkan kadar gula darah postprandial tikus
wistar yang diinduksi aloksan (p>0,05). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kombinasi ekstrak etanol daun sambiloto dan daun afrika efektif dalam menurunkan
kadar gula darah postprandial tikus diabetes.
Kata kunci: Daun Sambiloto, Daun Afrika, kadar gula darah postprandial, aloksan.

Pemakalah Oral
97
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Uji Aktivitasantidiabetes Fraksi n-Heksan Kulit Buah


Salak Pondoh (Salacca affinis Griff.) Terhadap Mencit
Putih (Mus musculusL.) Jantan Diabetes
Nofri Hendri Sandi, SyilfiaHasti, Soraya Eka Putri
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Riau, Jalan Kamboja Simpang Baru Panam,
Pekanbaru, 28293, Indonesia

ABSTRAK
Telah dilakukan uji aktivitas antidiabetes fraksi n-heksan kulit buah salak pondoh
(Salacca affinis Griff.) terhadap mencit putih (Mus musculus L.) jantan diabetes yang
diinduksi dengan aloksan tetrahidrat dosis 175 mg/kgBB secara intraperitoneal.
Tujuan Penelitian untuk mengetahui aktivitas antidiabetes faksi n-heksan kulit buah
salak pondoh (Salacca affinis Griff.) dengan parameter utama penurunan kadar
glukosa darah. Parameter lain meliputi perubahan berat badan, volume urin dan
volume air minum 24 jam serta berat relatif organ. Hewan percobaan dibagi menjadi
6 kelompok masing-masing 5 ekor mencit. Kelompok I (kontrol negatif diberi Na
CMC 1%), kelompok II (kontrol positif diberi glibenklamid dosis 0,65 mg/kg BB),
kelompok III, IV dan V (kelompok yang diberikan fraksi n-heksan kulit buah salak
pondoh (Salacca affinis Griff.) dosis 100, 200 dan 300 mg/kg BB), dan kelompok VI
(kelompok kontrol normal tanpa perlakuan). Mencit diberi sedian uji secara oral
sekali sehari selama 15 hari, pengamatan dilakukan pada hari 1, 5, 10 dan 15. Data
dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut Tukey. Hasil uji membuktikan bahwa fraksi
n-heksan kulit buah salak pondoh (Salacca affinis Griff.) dosis 100, 200, dan 300
mg/kg BB dapat menurunkan kadar glukosa darah, mencegah penurunan berat
badan, serta dapat menurunkan volume urin dan air minum 24 jam secara signifikan
(p<0,05), jika dibandingkan terhadap kontrol negatif. Pada pengukuran berat relatif
organ jantung, hati dan ginjal memperlihatkan perbedaan yang tidak signifikan
(p>0,05) jika dibandingkan terhadap kelompok normal.
Kata kunci: Antidiabetes, fraksi n-heksan, kulit buah salak pondoh.

ABSTRACT
Antidiabetic activities of n-hexane fraction of SalakPondoh (SalaccaaffinisGriff.) rind
on diabetic white male mice (Musmusculus L.) which was induced using
alloxantetrahydrateat dose 175 mg/kg of BW in an intra peritonial has been done.
The purpose of this research was to determine the antidiabetic activity of n-hexane
fraction of Salak Pondoh (Salacca affinis Griff.) rind with the main parameters of
Pemakalah Oral
98
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

decreasing in blood glucose levels. Other parameterswhich were measured were


changes in body weight, volume of urine and consumption of drinking water for 24
hours and the weight of organ relative. The animals test were divided into 6 groups
consisted of 5 mice. Group I (negative control group wasgiven of NaCMC1%),
group II (positive control groupwas given of glibenclamideat dose 0,65 mg/kg of
BW), group III, IV and V (groups were given of n-hexane fraction of SalakPondoh
(SalaccaaffinisGriff.) rind at dose 100, 200 and 300 mg/kg of BW), and group VI
(normal control group without treatment). Mice were given orally of sample once
daily for 15 days and observed for days 1, 5, 10 and 15. Data were analyzed by using
ANOVA and Post Hoc Tukey. Results proved that the n-hexane fraction of Salak
Pondoh (Salacca affinis Griff.) rind at dose 100, 200 and 300 mg/kg of BW might
decrease of blood glucose levels, and also may prevent of weight loss, decreasing of
urine volume and decrease of 24 hours drinking water, significantly (p<0,05)
compared to the negative control. Measurement of the weight of relative organ of
heart, liver and kidney did not difference significantly (p> 0,05), compared to the
normal group.
Key words: Antidiabetic, n-hexane fraction, Salacca affinis Griff. rind.

Pemakalah Oral
99
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Pemberian Gel Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus


altilis) Mempercepat Proses Penyembuhan Luka
Bakar Pada Mencit
Yogi Kurniawan1, Kamalia Layal2
1,2,3Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

ABSTRAK
Luka bakar (combutio) adalah cedera yang disebabkan oleh kontak langsung atau
terpaparnya tubuh dengan sumber-sumber panas, listrik, zat kimia, dan radiasi. Luka
bakar tidak hanya mengakibatkan kerusakan kulit, tetapi juga dapat mempengaruhi
sistem tubuh. Oleh karena itu, luka bakar memerlukan perhatian khusus. Daun
sukun (Artocarpus altilis) merupakan salah satu tanaman obat yang diketahui
mengandung senyawa-senyawa yang berperan dalam penyembuhan luka seperti
flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efek pemberian ekstrak daun sukun terhadap proses penyembuhan luka bakar
derajat dua. Ekstrak daun sukun dibuat dengan maserasi menggunakan pelarut
ettanol 70% kemudian dibuat sediaan dalam bentuk gel. Penelitian ini menggunakan
mencit (Swiss wabster) jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol
positif yang diberikan bioplasenton, kelompok kontrol negatif yang diberikan basis
gel dan 4 kelompok uji konsentrasi yang diberi gel ekstrak daun sukun (6,25%,
12,5%, 25%, dan 50%). Pembuatan luka bakar derajat dua menggunakan solder yang
dipanaskan terlebih dahulu selama 10 menit. Intervensi dilakukan sebanyak dua kali
sehari. Hasil analisis statistik uji One-Way ANOVA menunjukkan bahwa gel ekstrak
daun sukun dengan 4 konsentrasi berbeda dapat mempercepat proses penyembuhan
luka bakar secara bermakna.
Kata Kunci : Luka Bakar, Bioplasenton, Ekstrak Daun Sukun

Pemakalah Oral
100
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Efektivitas Ekstrak Daun kemangi (Ocimum


basilicum) sebagai bioinsektisida dalam sediaan
spray Terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti
Indri Ramayanti1*), Nyayu Fitriani2), Desty Puspita Sari3)
1,2,3Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

ABSTRAK

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Salah satu pengendalian vektor
dengan penggunaan insektisida sintetik dan insektisida alami. Penggunaan sintetik
dapat menggangu kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu daun kemangi (Ocimum
basilicum) dapat digunakan sebagai insektisida alami karena mengandung senyawa
aktif seperti saponin, tanin, flavonoid, dan minyak atsiri yang mampu membunuh
dan mengusir nyamuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak
daun kemangi (Ocimum basilicum) sebagai bioinsektisida dalam sediaan spray terhadap
kematian nyamuk Aedes aegypti. Desain penelitian ini eksperimental dengan
menggunakan rancang acak lengkap. Subjek penelitian adalah nyamuk Aedes aegypti
sebanyak 535 ekor. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 10%,
15%, 30%, 60%, 90%, kontrol negatif (aquades) dan kontrol positif (sipermetrin)
dengan 3 kali pengulangan setiap kelompok. Pengamatan dilakukan 24 jam setelah
penyemprotan dan didapatkan hasil terjadi peningkatan kematian nyamuk seiring
dengan peningkatan konsentrasi. Data dianalisis dengan uji probit untuk
menghitung nilai lethal consentration. Hasil analisis probit didapatkan nilai LC50 berada
pada konsentrasi 22,26% dan LC90 berada pada konsentrasi 126,3%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum) efektif sebagai
insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti.

Kata Kunci : Aedes aegypti, Bioinsektisida, Ocimum basilicum

Pemakalah Oral
101
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Uji Prebiotik Dari Tiga Varietas Jamur (Jamur


Merang (Volvariella volvacea), Jamur Grigit
(Schizophyllum commune), Dan Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus)) Yang Ada Di Provinsi Riau
Terhadap Bakteri “Lactobacillus Casei”
Hasmalina Nasution1, Elvika Ramayanti1, Musyirna Rahmah2
1Program Studi Kimia, Fakultas MIPA dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Riau.
2Jurusan Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau.

Email Korespodensi: hasmalinanst@umri.ac.id

ABSTRAK
Prebiotik yaitu suatu bahan makanan yang tidak dapat dicerna dan mempunyai
pengaruh yang menguntungkan inang melalui stimulasi pertumbuhan dan atau
aktivitas secara selektif terhadap satu atau beberapa jenis mikroba menguntungkan
dalam pencernaan. Jamur dapat menjadi sumber potensial dari prebiotik karena
mengandung polisakarida seperti kitin, hemiselulosa, α & β-glukan, mannans, xylans
dan galaktosa. Oleh sebab itu dilakukan uji prebiotik dari beberapa varietas jamur
yaitu jamur merang (Volvariella volvacea), jamur grigit (Schizophyllum commune), dan
jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan membandingkan aktivitas prebiotik dari ekstrak polisakarida
beberapa varietas jamur terhadap Lactobacillus casei. Hasil yang diperoleh adalah
ketiga contoh uji berpotensi sebagai prebiotik terhadap bakteri Lactobacillus casei yang
diperkuat dengan hasil analisa Anova Two-Way adalah 0 (signifikan <0.05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa ketiga contoh uji memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan bakteri Lactobacillus casei. Akktivitas prebiotik tertinggi yaitu jamur
grigit.
Kata kunci: Prebiotik, Jamur, Probiotik, Lactobacillus casei

ABSTRACT
Prebiotics were food that hardly digested and have beneficial effect on the host by
stimulating the growth or activity selectively against one or several kinds of microbes
in the digestive tract. Mushrooms can be a potential source of prebiotic because it
contains polysaccharides such as chitin, hemicellulose, α and β-glucans, mannans,
xylans and galactose. Therefore the prebiotic study conducted on several varieties

Pemakalah Oral
102
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

of mushrooms which are straw mushroom (Volvariella volvacea), grigit mushroom


(Schizophyllum commune), and white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus). The aim of
this study focused on determine and compare the prebiotic activity of
polysaccharide extracts mushrom on Lactobacillus casei. This study uses concentration
variation extracts mushroom were 3,125% w / v, 6,25% w / v,
12.5% w / v and 25% w / v. Prebiotic activity testing of mushroom can be
determined from the absorbance of bacteria in a spectrophotometer with a
wavelength of 434 nm. The results of three samples has potencial as prebiotic
against bacteria Lactobacillus casei which were reinforced by the results of Two-Way
ANOVA analysis was 0 (significant <0.05), so it can be concluded that a third of
the sample had an influence on the growth of Lactobacillus casei. Mushrooms grigit
was the highest prebiotic activity.
Keywords: Lactobacillus casei, Mushroom, Prebiotic, Probiotic

Pemakalah Oral
103
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Efek Senyawa Asam Amino Yang Terdapat Pada


Hasil Fermentasi Kacang Kedelai Terhadap
Gambaran Sel β Pankreas Mencit
Surya Dharma1, D. Almasdy1, D.S. Dillasamola1dan I.P. Dewi2
Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang
Akfar Prayoga Padang

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang efek fitoesterogen yang terdapat dalam sediaan
tepung kacang kedele (Soybeans) untuk memperbaiki, regenerasi dan diferensiasi sel
β pankreas. Sebelum percobaan dilaksanakan semua menit didiabeteskan dengan
memberikan aloksan sebagai oksidannya Hewan dibagi atas 8 kelompok antara lain,
kelompok kontrol negative Diana hewan tidak diberikan aloksan hanya diberikan
makanan standar dan minum; kelompok 2 adalah kelompok kontrol positif, hewan
hanya diberikan aloksan makanan dan minuman mencit; kelompok berikutnya
adalah kelompok perlakuan dosis tepung tempe dengan 6 variasi dosis yaitu dosis
40; 55; 75,; 105; 145 dan 200 mg/kg BB. Sebagai parameter hasil penelitian ini adalah
kadar glukosa darah dan histopatologi jaringan. Metoda yang digunakan pada
penelitian ini adalah metodis enzimatis untuk mengukur kadar glukosa darah dan
histopatologis untuk memeriksa kondisi jaringan Andreas Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian dosis 145 dan 200 mg/20 g BB merupakan dosis
optimal yang mampu menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan p<0,05
dibandingkan terhadap kontrol positif, dan apabila dibandingkan terhadap kontrol
negative tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan p>0,05 berarti mampu
menekan glukosa darah kekondisi normal. Pemeriksaan histopatologi terlihat
perbaikan jaringan dibandingkan terhadapjaringan kontrol positif dan negative
terlihat perbaikan
Kata kunci : Asam amino, esterogen, dansel β pankreas

Pemakalah Oral
104
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Daun Pecut


Kuda (Stachytarpheta jamaicensis L.) Secara Invitro
Shirly Kumala 1,2Novi Dyah Purnama Bekti1
1
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Program Magister Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila. SrengsPng Sawah. Jagakarsa. Jakarta Selatan. 1460
fskumala@yahoo.com

ABSTRAK
Daun Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L.) merupakan salah satu tanaman yang
berkhasiat obat, yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, namun belum
ada data ilmiahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data ilmiah dari
aktivitas antioksidan danantibakteridaun pecut kuda. Ekstrak dibuat menggunakan
pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol. Masing-masing ekstrak dilakukan uji
aktivitas antioksidan serta antibakteri. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan
dengan metode kolorimetri menggunakan peredaman radikal DPPH, sedangkan
pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi agar
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa, ekstrak n-heksan tidak memiliki aktivitas antioksidan dan
antibakteri. Ekstrak etil asetat memiliki nilai IC50 sebesar 182,96% dan memiliki
Diameter Daerah Hambat (DDH) antara 7-11,67 mm terhadap bakteri S.aureus,
sedangkan untukE.coli dengan DDH antara 7,67-10,83 mm. Ekstrak metanol
memiliki nilai IC50 sebesar 14,27% dan memiliki DDH 8,33-13,67 mm terhadap
bakteri S.aureus dan terhadap E.coli dengan DDH antara 9-14,67 mm. Dari
penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat dan metanol daun pecut
kuda memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri terhadap bakteri S.aureus dan
E.coli.
Kata kunci : Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L.), antibakteri, Antioksidan

Pemakalah Oral
105
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

Efek Hipourisemia Ekstrak Etil Asetat Daun Talok


(Muntingia calabura) Pada Mencit Hiperurisemia
Siti Ma’rufah, Endang Ediningsih, Raynalda Chriesmart
Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl.Ir. Sutami no 36.A Surakarta
Jawa Tengah, Indonesia

ABSTRAK
Muntingia calabura di Jawa popular dengan nama Talok atau Kersen merupakan
tanaman yang secara tradisional sudah dimanfaatkan secara turun temurun untuk
meredakan rasa nyeri, antiinflamasi, antipiretik dan antipruritik.Masyarakat daerah
Jawa tengah menggunakan daun Talok untuk menurunkan kadar asam urat.
Prevalensi Hiperurisemia meningkat 2-13% dari jumlah populasi dunia pada tahun
2015. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek hipouresemia Ekstrak etil
asetat daun Kersen secara invivo.
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium, Penelitian diawali dengan uji
pendahuluan menggunakan kafein dan jus hati ayam, serta dilanjutkan dengan
pemberian tiga seri kadar ekstrak etil asetat daun Talok 12,74 mg/20 gBB. 25,48
mg/20 gBB dan 50,96 mg/20 gBB. Selanjutnya data dianalisis secara statistik.
Uji Pendahuluan diperoleh bahwa pengambilan darah yang optimal terjadi pada jam
ke-1 di hari ke-4 setelah induksi kafein 0.42mg/20kgBB dan jus hati ayam peroral
0,5ml. Ekstrak etil asetat daun Talok (Muntingia calabura) dosis 12,74mg/20gBB,
25,48 mg/20 gBB dan 50,96mg/20gBB mempunyai aktivitas yang sebanding dalam
menurunkan kadar asam urat darah pada mencit putih. Sediaan ekstrak daun kersen
dengan tiga seri dosis secara analitis terbukti dapat menurunkan kadar asam urat
darah setara dengan Pemberian Alopurinol. Ekstrak etil asetat kemungkinan dapat
menurunkan kadar asam urat darah dengan menginhibisi aktivitas xantin oksidase
yang merupakan enzim untuk sintesis asam urat.
Ekstrak etil asetat daun Talok (Muntingia calabura) tiga seri dosis memiliki efek
hipourisemia.

Kata kunci: Ekstrak Etil asetat, Daun Talok, Hipouresemia

ABSTRACT
Muntingia calabura in Java its popular Talok or kersen, is use traditionally to relieve
pain, anti-inflammatory, antipyretic and antipruritic .Talok leaf In central Java using
to lowering uric acid levels. The prevalence of hyperuricemia increased 2-13% of
population in the world by 2015. The aim of this study was to determine the effect
of hypouricemia of ethyl acetate extract Talok leaves in Hyperurisemic mice.

Pemakalah Oral
106
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Kajian farmakologi dan klinik tanaman obat dan obat-obatan tradisional

This study is an experimental laboratory , the study begins with a preliminary test
using the caffeine and chicken liver juice, as well as the series continued with the
three levels of ethyl acetate extract of leaves Talok 12.74 mg / 20g. 25.48 mg / 20g
and 50.96 mg / 20 gBW. Furthermore, the data were analyzed statistically.
Preliminary test showed that the optimal blood sampling occurred at one hour and
four day after induction of caffeine 0.42mg / 20g and chicken liver juice orally 0,5
ml. Ethyl acetate extracts of leaves Talok (Muntingia calabura) dose 12,74mg / 20g ,
25.48mg / 20g and 50,96mg / 20gBB have comparable activity in lowering blood
uric acid levels in white mice. Talok leaf extract preparations with a three-dose series
are analytically shown to lower blood uric acid levels equivalent to administration
of Allopurinol. The ethyl acetate extract may reduce blood uric acid levels with
inhibit the activity of xanthine oxidase which is an enzyme for a synthesis of uric
acid.
The three dose series Ethyl acetate extracts of leaves Talok (Muntingia calabura) have
hypouricemia activity.

Keywords: ethyl acetate extract, Talok leaves, hypouricemia

Pemakalah Oral
107
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi formulasi bahan alam

Mikroenkapsulasi Minyak Kayu Manis


(Cinnamomum burmanii) Dengan Penyalut Kitosan
Dolih Gozali1*, Petrus Topaga1, Nasrul Wathoni1
1Departemen Formulasi dan Teknologi Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Email : dolihgozali@gmail.com

ABSTRAK
Minyak kayu manis berpotensi besar dalam aplikasi obat. Minyak tersebut semakin
banyak diminati di berbagai negara. Potensinya semakin banyak diteliti, seperti
antijamur, antibakteri, antioksidan, dan antidiabet. Namun, penggunaan langsung
minyak tersebut mengalami banyak masalah karena sifatnya yang volatil, mudah
teroksidasi, mudah terhidrolisis, dan dikatalisis oleh cahaya atau logam.
Mikroenkapsulasi dapat digunakan untuk mengkonversi minyak tersebut menjadi
bubuk sehingga lebih efektif dalam penggunaannya. Kitosan digunakan sebagai
penyalut karena sifatnya yang polikationik, nontoksik, bioadesif, biokompatibel, dan
biodegradabel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah minyak kayu
manis dapat dimikroenkapsulasi dengan penyalut kitosan dan melihat karakteristik
mikrokapsulnya. Metode mikroenkapsulasi yang digunakan adalah spray drying
dengan membuat tiga perbandingan antara minyak kayu manis dan kitosan yaitu 1:2,
1:4, dan 1:6. Karakteristiknya diamati dengan melihat distribusi ukuran partikel pada
mesh no. 20, 40, dan 100, morfologinya diamati dengan menggunakan SEM. Hasil
penelitian menunjukkan perbandingan 1:2, 1:4, 1:6 menghasilkan rendemen masing-
masing adalah 38,09%, 27,43%, dan 38,37%. Morfologi permukaan pada
perbandingan 1:2 bulat dan rata, sedangkan 1:4 dan 1:6 terlihat banyak yang kisut.
Hasil XRD mikrokapsul berbeda dari kitosan. Analisis GC-MS dari mikrokapsul
pada ketiga formula menunjukkan senyawa-senyawa yang berbeda dari minyak kayu
manis murni. Dari penelitian dapat disimpulkan minyak kayu manis belumbisa
disalut dengan kitosan.
Kata kunci : Minyak kayu manis, mikroenkapsulasi, spray drying, dan kitosan.

ABSTRACT
Cinnamon oils have a great potential in medicinal applications. The oils is
increasingly in demand in various countries. The potential is more researched, such
as antifungal, antibacterial, antioxidant, and antidiabet. However, the direct use of
oils have problems because its volatile, oxidized, hydrolysed, and catalyzed by light
or metal. Microencapsulation cans to convert the oil into a powder so it is more
Pemakalah Oral
108
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi formulasi bahan alam

effective in their use. Chitosan is used as a coating because it is polycationic,


nontoxic, bioadhesif, biocompatible, and biodegradable. The purpose of this study
was to microencapsulate oils by chitosan and observe its characteristics.
Microencapsulation’s method is spray drying. The comparisons between the oils
and chitosan is 1:2, 1:4, and 1:6. The characteristics observed by the distribution of
particle size on the mesh no. 20, 40, and 100, morphology by SEM. The results
show comparisons 1:2, 1:4, 1:6 respectively producing yield is 38.09%, 27.43% and
38.37%. Morphology in the ratio of 1:2 are round and flat, while the 1:4 and 1:6
looks much wrinkled. XRD results showed different between chitosan and
microcapsules. GC-MS analysis of the microcapsules show different compounds of
pure cinnamon oil. From the research we can conclude cinnamon oil haven’t been
coated with chitosan.
Keywords: Cinnamon oils, microencapsulation, spray drying, and chitosan

Pemakalah Oral
109
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi formulasi bahan alam

Pembuatan Minuman Fungsional Dari Daun


Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) Dengan
Variasi Gula Merah
Anita Lukman, Siti Rahmah Astuti1
1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Riau, Jalan Kamboja Simpang Baru Panam,
Pekanbaru, 28293, Indonesia

ABSTRAK
Penelitian tentang pembuatan minuman fungsional dari daun sambiloto
(Andrographis paniculata Nees) dengan variasi gula merah telah dilakukan dengan
tujuan untuk membuat minuman fungsional dari daun sambiloto (Andrographis
paniculata, Nees) dengan variasi gula merah yang sesuai agar memiliki nilai kesukaan
yang tinggi dari segi rasa, warna dan bau, serta mendapatkan sifat fisik yang baik.
Adapun jumlah variasi gula merah yang digunakan adalah 15, 20, 25 dan 30 gram.
Proses pembuatan minuman fungsional ini dilakukan dengan metoda infusa yaitu
menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90οC selama 15 menit. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa formula 4 merupakan formula yang paling disukai
dengan jumlah gula merah sebanyak 30 gram dengan skor rata-rata 3,5. Uji stabilitas
yang dilakukan selama 7 hari menunjukkan bahwa minuman yang disimpan pada
suhu dingin lebih stabil dibandingkan pada suhu kamar.
Kata kunci: Minuman Fungsional, Sambiloto, Infusa.

Pemakalah Oral
110
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi formulasi bahan alam

Pengaruh Konsentrasi Lesitin Terhadap Ukuran Dan


Stabilitas Vesikel Etosom Ekstrak Daun Jeruk
Purut(Citrus hystrix D. C.) Sebagai Sistem
Penghantaran Obat Untuk Terapi Jerawat
Kawirian, Thariq1., Dahlia Permatasari1, SitiJazimah Iswarin1
1Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, JawaTimur

ABSTRAK
Kandungan utama ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C.) adalah limonene,
sitronelal, terpinene-4-ol,danα-terpineol yang memiliki aktivitas antimikroba spektrum
luas sehingga dapat digunakan untuk terapi jerawat. Saat ini belum banyak
dikembangkan sistem penghantaran obat anti jerawat yang dapat spesifik bekerja
pada targetnya. Salah satu sistem penghantaran obat yang dapat dikembangkan
untuk terapi jerawat adalah etosom. Etosom memiliki kemampuan permutasi ke
dalam kulit lebih baik dibandingkan dengan liposom karena mengandung etanol
dalam konsentrasi yang tinggi. Tujuan dari peneltian ini adalah mengetahui pengaruh
jumlah lesitin terhadap ukuran dan stabilitas vesikel etosom ekstrak daun jeruk
purut. Formula etosom meliputil esitin, etanol dengan konsentrasi yang tinggi,
ekstrak dan aquades. Pada penelitian ini konsentrasi lesitin yang digunakan adalah
1-3%. Etosom yang dihasilkan dikarakterisasi dengan melakukan pengamatan
organoleptik, pengukuran diameter vesikel serta nilai pH dan dilakukan uji stabilitas
pada suhu 4°C dan 25°C selama 30 hari. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa semakin besar jumlah lesitin yang digunakan maka ukuran diameter vesikel
etosom yang dihasilkan juga semakin besar. Ukuran diameter vesikel etosom dari
ketiga formula memenuhi spesifikasi yang ditetapkan yaitu dalam rentang 3 – 7 µM.
Berdasarkan pengujian stabilitas selama 30 hari, formula etosom yang paling stabil
adalah formula dengan lesitin sebanyak 2% atau perbandingan ekstrak daun jeruk
purut : lesitin : etanol 85% adalah 0,11 : 2 : 64 dan memiliki ukuran diameter sebesar
4,52 ± 0,39 µm, nilai distribusi sebesar 1,74 ± 0,122, nilai pH sebesar 6,63 ± 0,15
serta hasil uji statistik menunjukkan bahwa ukuran etosom tidak mengalami
perubahan yang signifikan selama 30 hari. Kondisi penyimpanan optimum adalah
pada suhu 25°C.
Kata kunci: Citrus hystrix D.C., ekstrak daun jeruk purut, etosom, uji stabilitas, anti jerawat.

Pemakalah Oral
111
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi formulasi bahan alam

Pengaruh Proses Penggilingan terhadap Sifat


Fisikokimia dan Kelarutan Asam Usnat
Erizal Zaini, Rahmita Khairun Nisak, Rany Dwi Utami, Lili Fitriani dan
Friardi Ismed
Laboratorium Sediaan Padat Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang Indonesia

ABSTRAKS
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh proses penggilingan terhadap
sifat fisikokimia dan kelarutan asam usnat yang diisolasi dari Usnea Sp. Proses
penggilingan dilakukan dengan alat planetary ball milling selama 30, 60, dan 90 menit.
Asam usnat murni dan sampel hasil penggilingan dikarakterisasi dengan analisa
difraksi sinar-X serbuk, analisa mikroskopik dengan SEM, spektroskopi Fourier
transform IR dan uji kelarutan. Pola difraksi sinar-X menunjukkan penurunan
puncak puncak interferensi pada asam usnat hasil penggilingan. Analisa
spektroskopik FT-IR membuktikan bahwa tidak ada perbedaan spektrum FT-IR
asam usnat murni dengan hasil penggilingan. Uji kelarutan asam usnat murni dan
hasil penggilingan dilakukan dalam medium air suling bebas CO2 dan kadar asam
usnat yang terlarut ditentukan secara spektrofotometri UV-Vis pada panjang
gelombang serapan maksimum 283 nm. Kelarutan asam usnat hasil penggilingan
meningkat secara signifikan (4 kali lipat) dibandingkan dengan asam usnat murni.
Namun lama penggilingan tidak mempengaruhi secara signifikan hasil uji kelarutan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses penggilingan dapat
meningkatkan kelarutan asam usnat.
Kata kunci : asam usnat, penggilingan, kristalinitas, kelarutan.

Pemakalah Oral
112
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi formulasi bahan alam

Formulasi
Novita Dewi
1Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, 28928

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi sediaan krim tabir surya dari
ekstrak etanol bekatul padi beras merah (Oryza sativa L) dan penentuan nilai SPF
secara in vitromenggunakan spektofotometer UV. Formula yang dibuat yaitu F1
dan F2 menggunakan konsentrasi ekstrak 5% dan 10%. Basis krim tipe m/a
terdiri dari emulgid, oleum sesami, gliserin, trietanolamin (TEA), natrium
tetraborat dan aquadest. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil
F2 memiliki nilai SPF yang lebih tinggi yaitu 13,098 dibandingkan F1 yaitu
11,861. Berdasarkan nilai SPF yang dihasilkan dari formula dapat disimpulkan
bahwa sediaan krim tabir surya ekstrak etanol bekatul padi beras merah dapat
melindungi kulit dari radiasi sinar UV B secara maksimal selama 110-130 menit.
Kata kunci :Beras Merah, Krim, Tabir Surya, Spektrofotometer UV.

ABSTRACT
A research the formulations sunscreen of the ethanol extract of red rice bran
(Oryza sativa L) and the determination of the value of SPF in vitro using a UV
spectrophotometer. Formula made is F1 and F2 using extract concentrations of
5% and 10%. A cream base type o/w consists of emulgid, oleum sesami, glycerin,
triethanolamine (TEA), sodium tetraborate and distilled water. The research
preparation F2 obtained results have SPF values higher is 13.098 compared to
F1 is 11.861. SPF value generated based on a formula can be concluded that the
sunscreen preparations ethanol extract of red rice bran may protect the skin from
UV B radiation maximally for 110-130 minutes.
Keywords :Rice Bran, Cream, Sunscreen, UV Spectrophotometer.

Pemakalah Oral
113
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi formulasi bahan alam

Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Sabun


Transparan Dari Minyak Kayu Manis (Cinnamomum
burmanii) Terhadap Bakteri Staphylococcus
epidermidis
Wira Noviana Suhery1, Aidil Isma1
1Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, 28928

ABSTRAK
Minyak kulit kayu manis (Cinnamomum burmannii) memiliki aktivitas antibakteri
terhadap bakteri isolat jerawat. Untuk menghindari terjadinya jerawat dapat
dilakukan dengan cara membersihkan wajah agar minyak pada permukaan kulit
dapat terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi minyak atsiri kayu
manis dalam formulasi sabun transparan dan mengevaluasi aktivitasnya terhadap
bakteri Staphylococcus epidermidis serta mengevaluasi mutu sabun transparan minyak
atsiri kayu manis. Pada penelitian ini sabun transparan minyak kayu manis dibuat
dalam 3 formula dengan konsentrasi minyak kayu manis yang berbeda-beda yaitu :
F1 3%, F2 4%, dan F3 5%. Evaluasi yang dilakukan meliputi uji organoleptis, pH,
uji daya busa, asam lemak bebas, jumlah asam lemak, minyak mineral, iritasi, daya
pembasah, dan aktivitas antibakteri. Hasil evaluasi mutu sabun transparan minyak
kayu manis memenuhi Standar Nasional Indonesia. Hasil uji daya antibakteri sabun
transparan minyak kayu manis menunjukkan bahwa F1 memiliki diameter hambat
20,4 mm, F2 memiliki diameter hambat 28,1 mm, dan F3 memberikan efektivitas
paling kuat dengan diameter hambat 29,4 mm terhadap Staphylococcus epidermidis.
Keywords: Minyak kayu manis, sabun transparan, Staphylococcus epidermidis.

ABSTRACT
Essential oil of cinnamon (Cinnamomum burmannii) has antibacterial activity against isolates of bacteria
acne. To avoid the occurrence of acne can be done by cleaning your face so that
the oil on the skin surface can be controlled. The purpose of this research was to
formulate the essential oil of cinnamon in a transparent soap formulation and
evaluate its activity against Staphylococcus epidermidis and evaluate the quality of
transparent soap essential oil of cinnamon. In this research transparent soap
cinnamon oil is made in 3 formulas with different concentrations cinnamon oil: 3%,
4% and 5%. The soap evaluation consist of organoleptic test, pH, foam, free fatty
acids, the amount of fatty acids, mineral oil, irritation, wetting power, and the
antibacterial activity. The results of the evaluation of the quality of transparent soap
cinnamon oil qualified Indonesian National Standard. Results show that
Pemakalah Oral
114
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang : Teknologi formulasi bahan alam

antibacterial transparent soap of cinnamon oil are the inhibition of F1 has a


diameter of 20.4 mm, F2 has a diameter of 28.1 mm inhibition, and the F3 gives a
strong effectiveness with a diameter of 29.4 mm inhibition against Staphylococcus
epidermidis.
Keywords: Cinnamon oils, transparent soap, Staphylococcus epidermidis

Pemakalah Oral
115
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
Pola Peresepan Tanaman Obat Untuk Mengatasi
Gangguan Pencernaan Pada Pasien Diabetes Mellitus
Di Rumah Riset Jamu “Hortus Medicus”
Tyas Friska Dewi*, Saryanto, dan Danang Ardiyanto
BalaiBesarPenelitiandanPengembanganTanamanObatdanObatTradisional,
KementerianKesehatan RI, Tawangmangu, 57792, Indonesia
*email: tyasfriskadewi@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes mellitus (DM) merupakanpenyakit degeneratif yang ditandai dengan
hiperglikemia yang angkanya cukup tinggi di Indonesia. DM dapat mengakibatkan
disfungsi berbagai organ tubuh, seperti gangguan fungsi saluran cerna. Penyakit ini
selain dapat diatasi dengan obat-obatan modern juga dapat diatasi dengan
pengobatan alami dengan memanfaatkan tanaman obat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran pemilihan jenis simplisia untuk mengatasi gangguan
pencernaan pada pasien DM yang diresepkan pada RRJ Hortus Medicus pada
bulanJanuari 2017. Desain penelitian potong lintang deskriptif retrospektif dengan
sampel 49 resep pasien yang berobat di Rumah Riset Jamu ”Hortus Medicus”
Tawangmangu pada bulan Januari tahun 2017 dengan kriteria inklusi, pasien yang
terdiagnosis oleh dokter menderita DM dan mengalami gangguan pencernaan, dan
mendapatkan jamu dalam bentuk simplisia. Tanaman obat yang yang paling banyak
diresepkan untuk mengatasi gangguan pencernaan pada pasien DM adalah
brotowali (Tinospora crispa) 47 resep (95,92%), sembung (Blumea balsamifera) 44 resep
(89,80%), kapulaga (Amomum compactum) 37 resep (75,51%), dan salam (Eugenia
polyantha) 36 resep (73,47%) Pola peresepan antidiabetes yang paling banyak
digunakan adalah kombinasi brotowali, sembung, kapulaga, dan salam, sebanyak 25
resep (51,02%).
Kata kunci : tanaman obat, gangguan pencernaan, diabetes, pola peresepan

ABSTRACT
Diabetes is a degenerative disease characterized by hyperglycemia condition, it’s
prevalence is quite high in Indonesia.DM can result in dysfunction of various
organs, such as impaired gastrointestinal function . In addition to the conventional
treatment using modern drug, medicinal plants can be used as complementary
therapy. The aim of this study was to identify the prescribing profiles of medicinal
plants used to treat gastrointestinal disorder in patients with DM on January 2017.
Retrospective descriptive cross sectional study design was used in this study with 49
diabetic related prescriptions from January to March were evaluated. Medicinal
Pemakalah Oral
116
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
plant that prescribed most to treat gastrointestinal disorder in patients with DM
were Tinospora crispa47 prescriptions (95,92%), Blumea balsamifera44
prescriptions (89,80%), Amomum compactum37 prescriptions (75,51%), and bay
leaf 36 prescriptions (73,47%). Prescribing profile that widely used were a
combination of Tinospora crispa, Blumea balsamifera, Amomum compactumand
bay leaf and as many as 25 prescriptions (51,02%).
Keywords: herbal medicine, gastrointestinal disorder, diabetes, prescribing profile

Pemakalah Oral
117
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
Efek Formula Jamu Penurun Asam Urat Darah
Terhadap Fungsi Hati
Agus Triyono1, PR Widhi Astana1
1 BalaiBesar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu
Jl. Lawu no 11 Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah (agustriyono_21@yahoo.com)

ABSTRAK
Hiperurisemia adalah kondisi medis yang ditandai kadar asam urat darah melebihi
normal, yaitu di atas 7 mg/dl pada pria dan di atas 6 mg/dl pada wanita.
Hiperurisemia merupakan gangguan metabolisme sehingga diperlukan pengobatan
jangka panjang. Sering ditemukan komplikasi hiperurisemia yaitu : artritis gout, batu
asam urat, dan nefropati urat. Masyarakat telah banyak menggunakan ramuan jamu
untuk mengobati hiperurisemia. Ramuan jamu tersebut harus terbukti aman dan
berkhasiat. Telah dilakukan penelitian study klinik pengaruh seduhan ramuan jamu
penurun asam urat darah terhadap fungsi hati.
Study klinik dilakukan dengan rancangan penelitian pre-post test design. Penelitian
melibatkan 30 subjek penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Subjek penelitian mengikuti perlakuan minum seduhan ramuan jamu penurun asam
urat darah selama 28 hari. Dilakukan pemeriksaan fungsi hati (SGOT dan SGPT)
pada H0, H14 dan H28. Protokol penelitian telah mendapat persetujuan etik
penelitian dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbang Kesehatan Jakarta.
Hasil pemeriksaan kadar asam urat darah pada H14 dan H28 masih dalam batas
normal. Hasil analisis uji t berpasangan didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang bermakna (p>0,05) kadar SGOT dan SGPT pada H0 dibandingkan H14 dan
H28. Jadi penggunaan ramuan jamu penurun asam urat darah selama 28 hari tidak
mengganggu fungsi hati.
Kata kunci : ramuan hiperurisemia, SGOT, SGPT

Pemakalah Oral
118
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
Model Analisis Terapi Jamu sebagai Komplementer
terhadap Perbaikan Keluhan pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe II
Danang Ardiyanto1*, Saryanto1,Tofan Aries Mana1, Tyas Friska Dewi1
1Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Jalan Raya Lawu no.11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah 57792, Indonesia

ABSTRAK
Telah dilaksanakan sebuah penelitian observasi, purposif dan deskriptif terhadap
dokter praktik jamu secara komplementer-alternatif dengan menggunakan jamu di
Rumah Riset Jamu Hortus Medicus B2P2TOOT Tawangmangu selama 2 bulan
penelitian. Didapatkan 60 pasien diabetes mellitus (DM) yang yang masuk ke dalam
kriteria inklusi penelitian, menerima terapi konvensional dan tradisional. Seluruh
pasien berusia ≥20 tahun, dengan persentase terbanyak pada usia 50-60 tahun.
Ditemukan 40% pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi sebelumnya, dan 30%
riwayat hiperkolesterolemia. Sebanyak 50% pasien dengan riwayat DM pada
keluarga. Terapi konvensional terbanyak yang digunakan dalam terapi pasien DM
yaitu golongan antidiabetik oral glibenklamid. Komponen jamu yang sering
digunakan yaitu jamu DM berupa simplisia brotowali, salam, kayumanis, dan
sambiloto. Perubahan pasca terapi yang terjadi adalah perbaikan, berupa hilangnya
gejala penyakit. Gejala klinis yang paling banyak menghilang saat follow up yaitu
gejala sistem neurologis (33%), sistem muskuloskeletal (31%), dan tak kalah
pentingnya yaitu gejala umum (23%), karena 3 dari 4 gejala umum (tidak nafsu
makan, letih, dan penurunan berat badan) merupakan gejala yang paling sering
ditemui pada penderita DM. Meskipun demikian perbaikan gejala klinis ini belum
bisa dipastikan semata-mata karena efek terapi jamu saja, karena selain jamu
digunakan pula terapi konvensional lainnya.
Kata kunci:jamu, komplementer,diabetes

ABSTRACT
It has conducted an observational study, purposive and descriptive towards doctors
who using complementary-alternative with herbal medicine in Jamu Research
Center “Hortus Medicus” B2P2TOOT Tawangmangu during 2 months. 60
patientss with diabetesmellitus (DM) entered into the study meet inclusion criteria,
received conventional therapy and traditional. All patients aged were ≥20 years, with
the highest percentage at the age of 50-60 years. This study found 40% of patients
had a previous history of hypertension, and 30% a history of hypercholesterolemia.
There were 50% patients with a family history of diabetes. Most conventional

Pemakalah Oral
119
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
therapies used in the treatment of diabetic patients was glibenclamide as oral
antidiabeticagent. Components medicinal herbs commonly used for DM consist of
Tinospora crispa, Syzygium polyanthum, Cinnamomum burmanii, and Andrographis paniculata.
There was improvement that occur in post-therapy, such as the loss of disease
symptoms. Clinical symptoms that disappeared at follow-up are the neurological
system (33%), musculoskeletal system (31%), and no less importantly, a common
symptom (23%), because three of the four common symptoms such as loss of
appetite, fatigue, and weight lossthat the most common symptoms in DM patients.
Despite the improvement of clinical symptoms is not guaranteed solely due to the
effects of herbal therapies, because in addition to herbal medicine also used other
conventional therapies.
Keywords:jamu, complementary, diabetic

Pemakalah Oral
120
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
Gambaran Jamu untuk Keluhan Insomnia di Rumah
Riset Jamu “Hortus Medicus”
Enggar Wijayanti, Tofan Aries Mana, Ulfatun Nisa, Ulfa Fitriani
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Jalan Raya Lawu no.11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah 57792, Indonesia

ABSTRAK
Insomnia adalah kesulitan dalam memulai atau mempertahankan tidur yang bersifat
sementara maupun persisten. Insomnia terjadi dengan atau tanpa disertai penyakit
lain, karena masalah psikis, lingkungan, perilaku atau efek samping obat-obatan.
Penduduk Indonesia yang menggunakan obat tradisional cenderung meningkat
dibanding tahun sebelumnya dan menganggap jamu lebih aman dibandingkan
dengan obat kimia, termasuk dalam hal ini adalah penggunaan jamu untuk mengatasi
masalah insomnia. Penelitian ini merupakan bagian dari program Saintifikasi Jamu
yang diharapkan dapat mendukung penggunaan jamu yang aman sebagai terapi
insomnia. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui gambaran pemberian jamu oleh
apoteker kepada pasien dengan keluhan insomnia. Metode yang digunakan adalah
desain potong lintang dengan 29 sampel resep pasien yang berobat di Rumah Riset
Jamu “Hortus Medicus” Tawangmangu selama bulan November 2016. Jamu yang
diresepkan untuk pasien yang mengalami insomnia yaitu pala pada 27 resep (93,1%),
pegagan 22 resep (75,8%), pulasari 24 resep (82,7%), sembung 21 resep (72,4%),
kapulaga 14 resep (48,3%), alang-alang 17 resep (58,6%) dan salam 8 resep (27,6%).
Tanaman obat yang diresepkan untuk keluhan insomnia adalah pala, pegagan,
pulasari, dan sembung.
Kata kunci: insomnia, jamu, peresepan

ABSTRACT
Insomnia means difficulty in initiating or maintaining sleep with transient or
persistent stage. Insomnia occurs with or without other diseases, because of
psychological problems, environmental, behavioral or medication side effects.
Indonesian uses traditional medicine tends to increase over the previous year and
consider that herbal medicine are safer than chemical drugs, including in this case is
the use of herbal medicine to overcome the problem of insomnia. This research is
a part of Saintifikasi Jamu program, that support safety of using Jamu as treatment
of insomnia.This study aimed to describe the herbal medicine praescription by
pharmacists to patients with complaints of insomnia. This study used a cross-
sectional design with 29 samples of prescriptions at Home Research Jamu "Hortus
Medicus" Tawangmangu during November 2016. Overview of herbal medicine that

Pemakalah Oral
121
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
prescribed to patients with insomnia consist of nutmeg in 27 prescription (93.1%),
gotu kola 22 prescriptions (75.8%), pulasari 24 prescriptions (82.7%), sembung 21
prescription (72.4%), cardamom 14 prescriptions (48.3%), cogon grass 17
prescriptions (58.6%) and bay leaf 8 prescription (27.6%) is given to patients who
suffer from insomnia. Medicinal plants are widely prescribed for the treatment of
insomnia are nutmeg, gotu kola, pulasari, and sembung.
Keywords: insomnia, jamu, prescribing

Pemakalah Oral
122
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
Potensi Ekstrak Etanol 70% Daun Sukun (Artocarpus
altilis) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah
Pada Tikus Hiperglikemia Dan Hiperlipidemia

Vera Ladeska, Shela Febrina, Lusi Putri Dwita


Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

ABSTRAK
Menurut The Centers for Disease Control and Prevention tahun 2014 sekitar 70-97%
individu diabetes mengalami dislipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
aktivitas ekstrak etanol 70% daun sukun (Artocarpusaltilis) dalam menurunkan
glukosa darah pada kondisi hiperglikemia dan hiperlipidemia. Hewan uji tikus jantan
dibagi 6 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok
kontrol normal, kelompok kontrol positif (metformin HCL), dan kelompok kontrol
negatif, kelompok uji diberi ekstrak etanol 70% daun sukun dosis 200 mg/kg BB,
400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB secara peroral. Hewan uji diberi pakan
hiperlipidemia selama 28 hari, dan hari ke-25 diinduksi aloksan, kemudian diberi zat
uji selama 14 hari. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-29 dan 44. Hasil uji
ANOVA satu arah menunjukkan dosis I, II, dan III berbeda bermakna terhadap
kontrol negatif (p<0,05). Persentase penurunan kadar glukosa darah menunjukkan
kelompok III memberikan efek sebanding dengan kontrol positif dengan
penurunan sebesar 48,01%. Dapat disimpulkan daun sukun ekstrak etanol 70%
dosis 600 mg/kg BB memiliki aktivitas menurunkan kadar glukosa darah pada
kondisi hiperglikemia dan hiperlipidemia yang sebanding dengan kontrol positif.
Kata kunci: Daun sukun, Antihiperglikemia, Antihiperlipidemia.

ABSTRACT
According to The Centers for Desease Control and Prevention in 2014, around 70-
97% of diabetical people have dyslipidemic. This study aim to observe the activity
breadfruit leaf extracts (Artocarpus altilis) on blood sugar levels in hyperglicemic and
hyperlipidemic rats. Normal control group, positive control group (metformin
HCl), and negative control group, the test group were given extracts of breadfruit
leaf with dose 200 mg/kg bw, 400 mg/kg bw, 600 mg/kg bw through oral. Animals
test were given hyperlipidemic fed for 28 day, and on day 25th were induced by
alloxan and then given test substanced for 14 day. The blood was taken on day 29th
and day 44th. The result of ANOVA one way test showed that dose I, II and III
was different significantly with negative control (p<0,05). Breadfruit leaf exracts
decrease percentage of blood glucose showed group III got equally effect with
Pemakalah - Poster
123
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
positive control with the effectiveness 48,01%. It can be concluded that breadfruit
leaf extracts with dose of 600 mg/kg bw had the best activity decrease glucose levels
in hyperglicemic and hyperlipidemic rats and equal with positive control.
Keywords: Breadfruit leaf, Antihyperglicemic,, Antihyperlipidemic

Pemakalah - Poster
124
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Analisis Pengaruh Pemberian Leaflet Terhadap


Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Di Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru
Husnawati1, Yuwanda1,Fina Aryani1, Septi Muharni1
1Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Riau, Jalan Kamboja Simpang Baru Panam,
Pekanbaru, 28293, Indonesia

ABSTRAK
Pengetahuan dan ketaatan minum obat pada penderita diabetes melitus (DM) tipe 2
sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah pasien DM tipe 2. Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian leaflet terhadap
pengetahuan pasien DM tipe 2 di Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu (quasi exsperiment) dengan
rancangan non randomized controlled group pre-testand post-test design yang
dilakukan terhadap 96 responden yang terdiri dari kelompok kontrol 48 responden
dan kelompok perlakuan 48 responden pada bulan Februari-Maret 2016 dengan
teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Pengumpulan data untuk
pengetahuan menggunakan sebaran data. Data dianalisa menggunakan uji wilcoxon
dan uji Mann-whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian leaflet
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan dengan nilai
p=0,001.
Kata kunci: pengetahuan, diabetes melitus, pasien, kuesioner, puskesmas

ABSTRACT
Knowledge of and adherence to medication in patients with diabetes mellitus (DM)
type 2 is very important to control blood sugar levels of patients with type 2 diabetes
The aim of this study was to look at the effect of leaflets to the knowledge of type
2 diabetes patients in Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru City. This study uses a
quasi-experiment with a non randomized controlled group pre-test and post-test
design were conducted on 96 respondents consisting of a control group 48
respondents and the treatment group 48 respondents in February-March 2016 with
a sampling technique by purposive sampling. Data collection for knowledge using
distribution data. Data were analyzed using the Wilcoxon test and Mann-Whitney
test. The results showed that the leaflets have a significant influence on the level of
knowledge with p=0.001.
Keywords: knowledge, diabetes mellitus, patient, quetionnare, primary health care

Pemakalah - Poster
125
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Formulasi Sediaan Gel Antioksidan Dari Ekstrak


Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)
Fahleni, Pipih Sopiah
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, JL. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan,
12640 Indonesia
email: falenasril@gmail.com

ABSTRAK
Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) mengandung flavonoid, polifenol,
antosianin dan vitamin C yang berkhasiat sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memperoleh sediaan gel yang mengandung ekstrak etanol kelopak
bunga rosella yang stabil secara fisik dan kimia serta berkhasiat sebagai antioksidan.
Ekstrak diperoleh dari proses maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%
kemudian diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dan diperoleh nilai IC50
sebesar 52,43 µg/ml yang merupakan antioksidan kuat. Formulasi sediaan gel
sebagai antioksidan dengan menggunakan kombinasi gelling agent karbomer 940 dan
HPMC dengan variasi konsentrasi ekstrak 0,0052%, 0,0157%, dan 0,0262%. Sediaan
gel yang terbentuk dievaluasi mutu fisik dan kimianya serta diuji aktivitas
antioksidannya. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sediaan yang terbentuk jernih
berwarna kuning muda, homogen, dengan kemampuan menyebar antara 261,64-
2686,47 mm2, viskositas sediaan 960000-980000 cPs dengan sifat alir plastis, pH
berkisar antara 6,75-7,32, serta memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 pada
blanko dan masing-masing formula berturut-turut sebesar 114,2 µg/ml, 89,02
µg/ml, 69,22 µg/ml dan 62,66 µg/ml. Hasil evaluasi kemudian diuji stabilitasnya
pada suhu kamar (25-30oC) dan suhu 40oC selama satu bulan dan dievaluasi setiap
minggunya. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa sediaan gel stabil secara fisik dan
kimia setelah penyimpanan selama satu bulan dengan nilai IC50 yang tidak
berbedabermakna dibandingkan minggu pertama, dengan nilai IC50 dari blanko dan
masing-masing formula berturut-turut sebesar 129,01 µg/ml, 96,76 µg/ml, 72,49
µg/ml dan 64,84 µg/ml. Formula terbaik untuk sediaan gel adalah formula 3 yang
mengandung ekstrak kelopak bunga rosella sebesar 0,0262% dengan nilai IC50
sebesar 64,84 µg/ml.
Kata kunci: Hibiscus sabdariffa L, DPPH, antioksidan, IC50, gel.

Pemakalah - Poster
126
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

ABSTRACT
Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) was known as the flower which many active
compounds that act as antioxidants such as flavonoids, poliphenol, anthocyanins,
and vitamin C The aim of this study is to prepare gel of ethanolic extract of roselle
calyx that is stable physically and chemically. The extract obtained by maceration
process using ethanol 70% then concentrated using a rotary evaporator to obtain
viscous extract. Antioxidant activityof the extract measured by DPPH (1,1 diphenyl-
2-picrylhydrazil) scavenging activity. Three gel formulas weremade with
concentration of roselle extract of 0.0052%, 0.0157% and 0.0262% using carbomer
940 and hydroxy propylmethyl cellulose (HPMC) as gelling agents. The
determination of the physical quality of the preparation for 4 weeks at room
temperature and 40oC included checking the stability and homogeneity, viscosity
and flow properties, spread ability, the determination of pH and antioxidant activity.
Gel colour’s were bright yellow, homogeneous, spread ability between 261.64 to
2686.47 mm2, viscosity of gel 960000-980000 cPs with plastic flow properties, pH
ranged from 6.75 to 7.32, IC50 values were 89.02 µg/ml, 69.22 µg/ml and 62.66
µg/ml for F1, F2 and F3 respectively. Results of stability test showed that the gel
preparation stable physically and chemically after a month storage and antioxidant
activity with IC50 values of 96.76 µg/ml, 72.49 µg/ml and 64.84 µg/ml. The test
results showed that IC50 values were not significantly different compared to the first
week.
Keywords: Hibiscus sabdariffa L, DPPH, antioxidant activity, IC50, gel.

Pemakalah - Poster
127
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Kajian Switch Therapy Antibiotik pada Pasien


Apendisitis RSUP Dr. M. Djamil Padang
Sondang Khairani1, Mega Pusfita2, Hansen Nasif3, Husni Muchtar3
1. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, JL. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan,
12640 Indonesia
2. RSUD Meranti Kepulauan Riau
3. Fakultas Farmasi, Universitas Andalas Limau Manis Kota Padang, Sumatera Barat
email: sondangkhairani@yahoo.co.id

ABSTRAK
Antibiotik yang digunakan sebagai terapi untuk infeksi memerlukan perhatian
khusus karena antibiotik yang digunakan secara tidak tepat dan tidak efektif akan
mengakibatkan tujuan terapi tidak tercapai. Perubahan terapi intravena ke oral
biasanya terjadi dalam 2-3 hari setelah penyuntikan, dimana dapat menghemat biaya
pengobatan, mempersingkat lama rawat inap, memberikan rasa nyaman serta bebas
bergerak dan meminimalisir resiko kerugian dari terapi intravena. Penelitian ini
dilakukan secara longitudinal prospektif dan analisis data secara deskriptif dengan
persentase kajian switch therapy antibiotik. Teknik pengambilan sampel adalah seluruh
pasien rawat inap bulan September sampai November 2013 di bangsal Bedah RSUP.
Dr. M. Djamil Padang yang mendapatkan switch therapy antibiotik. Jumlah pasien
yang masuk kriteria inklusi 36 pasien. Semua menggunakan seftriakson intravena,
dimana 25 (69.5%) mendapatkan terapi sefiksim oral dan 11 (30.5%) mendapatkan
terapi ciprofloksasin oral. Terdapat 8 orang pasien tepat kriteria pergantian intravena
ke oral dan tepat pemilihan jenis antibiotik, sebagian besar dengan waktu untuk
switch therapy adalah hari keempat.
Kata kunci: Kajian Switch Therapy, Antibiotik, Bangsal Bedah, RSUP.Dr.M. Djamil Padang

ABSTRACT
Antibiotics are used as therapy for the infection require special attention because
antibiotics are used inappropriately and ineffective will lead to the goal of therapy is
not reached. Changes intravenous to oral therapy usually occurs within 2-3 days
after injection, which could save the cost of treatment, shorten the length of
hospitalization, provide a sense of comfort and freedom of movement and
minimize the risk of loss of intravenous therapy. This study was conducted in a
prospective longitudinal and descriptive data analysis to study the percentage of
antibiotic switchtherapy. The sampling technique is the entire inpatient September
to November 2013 in the Surgery departmenthospital Dr. M. Djamil Padang
objective criteria were used to define time to switch therapy. The number of patients
Pemakalah - Poster
128
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
who entered the inclusion criteria 36 patients. All use of intravenous ceftriaxone, of
which 25 (69.5%) received oral cefixime therapy and 11 (30.5%) received oral
ciprofloxacin therapy. There are 8 people right patient turnover criteria intravenous
to oral and appropriate choice of antibiotics, most of the time to switch therapy is
the fourth day.
Keywords: Study Switch Therapy, Antibiotic, Surgical Department, RSUP. Dr. M.
Djamil Padang

Pemakalah - Poster
129
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Riset Profil Kromatogram/Fingerprint buah


Mengkudu (Morindacitrifolia fructus) Secara High
Performance Thin Layer Chromatography (HPTLC)
Sri Astuti, Tina Wikara, Sri Murhandini, Arustiyono
Pusat Riset Obat dan Makanan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia
Email: tina_wikara@yahoo.com

ABSTRAK
Telah dilakukan riset Profil Kromatogram/Fingerprint Morinda citrifolia Fructus (buah
mengkudu) yang bertujuan untuk menghasilkan profil kromatogram buah
mengkudu secara HPTLC untuk kontrol kualitas dan standardisasi obat bahan alam.
Pembuatan fingerprint dilakukan secara HPTLC dan sebagai sampel digunakan
simplisia yang berasal dari 3 (tiga) daerah yaitu Bogor, Bandung dan Yogyakarta.
Fase diam menggunakan plat HPTLC silika gel 60 F254 sedangkan fasegerak
menggunakan klofororm-metanol (9:1). Deteksi dilakukan dengan TLC Photo
Documentary System pada λ 366 nm serta TLC Scanner pada λ 343 nm untuk melihat
spektrum skopoletin sebagai senyawa marker. Validasi metode dilakukan
menggunakan parameter spesifisitas dan presisi. Hasil uji spesifisitas dan presisi
menunjukkan bahwa spektrum skopoletin dari larutan baku dan larutan uji sesuai
kriteria keberterimaan. Disimpulkan bahwa metode ini valid untuk pengujian
standardisasi produk yang mengandung buah mengkudu.
Kata kunci: buah mengkudu, Morinda citrifolia, fingerprint, profilkromatogram, HPTLC

ABSTRACT
Research on Fingerprint of Morinda citrifolia fructus was aimed to produce a
chromatogram profile of the Morinda citrifolia. The chromatogram can be used for
quality control and stndardization of herbal medicine containing Morinda citrifolia
fructus. Sample were collected from Bogor, Bandung and Yogyakarta. The
stationary phase was HPTLC plates of silica gel 60 F254 and mobile phase was
chloroform-methanol (9:1). TLC photo Documentary System was used λ 366 nm
and TLC Scanner at λ 343 nm to see the spectrum of scopoletinas a reference.
Validation was done using specificity and precision parameters. The result showed
that the scopoletin spectrum of the standard solution and test solution had
appropriate acceptance criteria of specificity, as well as for precision. In conculusion,
the method was valid for the quality control of product based on the Morinda citrifolia
fructus.
Keywords: Morinda citrifoliafructus, fingerprint, chromatogram profile,HPTLC
Pemakalah - Poster
130
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Dalam


Fase n-Butanol Dari Ekstrak Etanol 70% Daun
Pepaya (Carica papaya L.)
Yunahara Farida, Erryza Amadea1)
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta
Email: yunahara_farida@yahoo.com

ABSTRAK
Daun papaya (Carica papaya L.), familia Caricaceae banyak mengandung senyawa
metabolit sekunder yang dapat digunakan untuk pengobatan, salah satunya adalah
flavonoid. Telah dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid dalam fase n-
butanol dari ekstrak etanol 70% daun pepaya. Hasil identifikasi awal dari fase n-
butanol dengan reaksi Pew dan Shinoda menunjukkan adanya senyawa flavonoid.
Hasil isolasi dengan kromatografi kolom menggunakan fase diam sephadex LH 20
dan fase gerak metanol diperoleh 20 fraksi, dimana fraksi ke 19 dan 20 diidentifikasi
dengan pereaksi geser dan FTIR. Hasil identifikasi dengan pereaksi geser
menunjukkan bahwa fase n-butanol dari ekstrak etanol daun papaya diduga
mengandung senyawa flavonol yaitu kuersetin.
Kata kunci: Isolasi, senyawa flavonoid, Daun papaya (Carica papaya L.), pereaksi geser

ABSTRACT
Papaya leaves (Carica papaya L.), familia Caricaceae contains many secondary
metabolites that can be used for treatment, one of which is a flavonoids. Isolation
and identification of flavonoid compounds in n-butanol phase of 70% ethanol
extract of papaya leaves was done carefully. The identification result of n-butanol
phase with Pew and Shinoda reactions indicated the presence of flavonoid
compounds. The isolation result of n-butanol phase by column chromatography
using sephadex LH 20 stationary phase and a mobile phase of methanol, were
obtained 20 fractions, fractions 19 and 20 were identified with shift reagents and
FTIR. The identification result by shift reagents shows that the n-butanol phase of
the ethanol extract of papaya leaves is suspected to contain flavonoids that is
quercetin.
Key words: Isolation, flavonoid compounds, Papaya leaves (Carica papaya L.), shift reagents

Pemakalah - Poster
131
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Uji Larvasida Ekstrak n-heksan Daun Zodia


(Evodiasuaveolens Scheff.) Terhadap Dua Vektor
Larva Nyamuk Aedes albopictus dan Culex spp
Ema Dewanti, Rini Prastiwi, Ummu Syarifah, Dede Lusianah
Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka
Jln. Delima II/IV, Klender, Jakarta Timur
Email: ema_dewanti@yahoo.com

ABSTRAK
Insektisida nabati dapat digunakan untuk mengendalikan dan mencegah penyakit
yang disebabkan oleh nyamuk. Salah satu alternatif bahan insektisida nabati adalah
daun zodia (Evodiasuaveolens Scheff.) yang telah dikenal sebagai tanaman pengusir
nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek larvasida dan nilai LC50 dari
ekstrak daun zodia terhadap larva nyamuk Aedesalbopictus dan Culex spp. Penelitian
ini menggunakan ekstrak n-heksan daun zodiac dengan variasi konsentrasi 10 ppm;
31,62 ppm; 99,98 ppm; 316,13 ppm; 1000 ppm dan kontrol. Metode yang digunakan
adalah metode bioassay yang telah di standarisasi oleh WHO (2005). Data hasil
penelitian di analisis menggunakan uji probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kematian 50% larva nyamuk Aedesalbopictus dan Culex spp. (LC50-24 jam) adalah
106,036 ppm dan 116,9110 ppm. Berdasarkan hasil uji probit nilai LC50 masuk
kedalam rentang 100-149 ppm maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak n-heksan
daun zodia termasuk kedalam golongan larvasida dengan tingkat toksisitas moderat
tinggi.
Kata kunci: Larvasida, Daun Zodia (EvodiasuaveolensScheff.), Aedesalbopictus, Culexspp.

ABSTRACT
Plant-based insecticides can be used incontrolling and preventing diseases caused
by the mosquitoes. One of the alternative natural insecticide material is zodia leaves
(Evodiasuaveolens Scheff.) who has been known as a mosquito repellent plants. This
study aimed to determine the effect larvicides zodia leaves againts two mosquitoes’
larvae and find out the value of LC50 extract zodia as larvicidal of mosquito
Aedesalbopictus and Culex spp. This study used zodia leaves n-hexane extract with
various concentration 10 ppm; 31,62 ppm; 99,98 ppm; 316,13 ppm; 1000 ppm and
controls. The method used is Bioasssay method who is standarised by WHO (2005).
Data were analyzed using Probit Regresion. The results showed that 50% mortality
of Aedesalbopictus and Culex spp. mosquitoes’ larvae (LC50-24 h) was 106,036 ppm
and 116,9110 ppm. Based on the results of probit analysis from LC50 were entered

Pemakalah - Poster
132
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
into the range of 100-149 ppm, it can be concluded that the zodia leaves n-hexane
extract including larvicides with a moderate level of high toxicity.
Key word: Larvicide, Zodia leaves (Evodiasuaveolens Scheff.), Aedesalbopictus, Culexs pp.

Pemakalah - Poster
133
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Analisis Penggunaan Antibiotik Terhadap Efektivitas


Antibiotik Pada Pasien Ulkus Diabetik di Salah Satu
Rumah Sakit di Provinsi Riau
Septi Muharni1*, Indah Lestari2, Mutya Oktaviani3s
Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, 28928

ABSTRAK
Infeksi ulkus diabetik memerlukan antibiotik yang efektif dalam terapinya,
sehingga dapat tercapai keberhasilan terapi. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk melihat korelasi penggunaan antibiotik terhadap efektivitas antibiotik
pada pasien ulkus diabetik di salah satu rumah sakit di Provinsi Riau. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan retrospektif pada
37 rekam medis dengan 48 regimen penggunaan antibiotik yang di dapat secara
purposive sampling. Hasil efektivitas antibiotik yaitu sebanyak 13 regimen antibiotik
(27,08%) efektif dan 35 regimen (72,92%) tidak efektif dalam pengukuran 72
jam setelah pemberian. Hasil uji korelasi koefisien kontingensi jenis antibiotik
berkorelasi sedang dan tidak signifikan (r=0,489; P=0,301), jenis terapi
antibiotik berkorelasi sangat lemah dan tidak signifikan (r=0,104; P=0,468), dan
sensitivitas antibiotik berkorelasi sangat lemah dan tidak signifikan (r=0,129;
P=0,665) terhadap efektivitas antibiotik, sehingga dapat disimpulkan bahwa
antibiotik yang diberikan pada pasien ulkus diabetik lemah dalam memberikan
efektivitas setelah 72 jam pemberian antibiotika.
Kata Kunci: Antibiotik, Efektivitas, Korelasi, Ulkus diabetik.

ABSTRACT
Diabetic ulcer infection requires antibiotic effective therapy, should be in order
the treatment is success. The purpose of this study to know the the overview
and effectiveness of antibiotic used in patients with diabetic ulcer at one of the
hospital in Riau Province. The research was a retrospective descriptive analytic
with 37 medical records consist of 48 antibiotic regimens that obtained by
purposive sampling. The effectiveness result showed that 13 antibiotic regimens
(27.08%) effective and 35 regimens (72.92%) are not effectivein the
measurement of 72 hours after administration. The results of coefficient
contingency correlation showed that the kinds of antibiotic had a medium and
not significant correlation (r=0.489; P=0.301), the types of antibiotic therapy
had very weak and not significant correlation (r=0.104; P=0.468), and the
antibiotic sensitivity had very weak and not significant correlation (r=0.129; P
=0.665) on the effectiveness of antibiotics, so it can be concluded that

Pemakalah - Poster
134
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
antibiotics were weak in giving effectiveness to patients with diabetic ulcer after
72 hours of antibiotic therapy.
Keywords: Antibiotic, Correlation, Diabetic ulcer, Effectiveness.

Pemakalah - Poster
135
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Potensi Gandarusa sebagai Antimikroba,


Antioksidan, dan Penghambat Kerja Enzim
Tirosinase
Farhana Nurazizah1*, Irmanida Batubara1,2
1PusatStudi Biofarmaka Tropika LPPM IPB, Jalan Taman Kencana No. 3 Bogor, 16128,
Indonesia
2Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor,

Indonesia

ABSTRAK
Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f.) dilaporkan memiliki efek analgetik, diuretik,
dan antispermatozoa, namun belum banyak yang melaporkannya sebagai
antimikroba, antioksidan dan penghambat enzim tirosinase. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan potensi daun gandarusa sebagai antimikroba terhadap Escherichia
coli dan Staphyloccocus aureus, antioksidan dan penghambat enzim tirosinase. Daun
gandarusa diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut yang berbeda: etil
asetat, metanol dan n-heksana dengan perbandingan sampel dengan pelarut 1:2
sebanyak 2 kali ulangan. Seluruh ekstrak yang didapat ditentukan aktivitas
antimikroba dengan metode dilusi cair, kemudian aktivitas antioksidan terhadap 2,2-
diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) dan penghambat enzim tirosinase dengan
spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan rendemen ekstrak etil asetat,
metanol dan n-heksana berturut-turut sebesar 1,66%, 4,78% dan 2,26%. Seluruh
ekstrak memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai konsentrasi penghambatan 50%,
IC50 masing-masing 892,26 μg/mL, 428,77 μg/mL dan 1576,03 μg/mL, aktivitas
antimikroba pada bakteri gram positif di dapat pada ekstrak metanol dengan
konsentrasi 10.000 μg/mL dan pada bakteri gram negatif didapat pada ekstrak etil
asetat dan metanol sebesar 10.000 μg/mL dan 5.000 μg/mL. Ekstrak gandarusa
tidak baik sebagai penghambat enzim tirosinase, hanya ekstrak n-heksana mampu
menghambat reaksi monofenolase dengan IC50 sebesar: 4694,37 μg/mL. Simpulan
dari penelitian ini adalah pada aktivitas antimikroba hanya bisa menghambat tetapi
tidak bisa membunuh bakteri, pada antioksidan berpotensi di ekstrak metanol dan
kurang berpotensi sebagai penghambat enzim tirosinase.
Kata kunci: Antimikroba, Antioksidan, Gandarusa, Justicia gendarussa Burm.f., Tirosinase.

ABSTRACT
Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f.) was reported to have the effectsof analgetic,
a diuretic, and antispermatozoa, but not many who report it as
an antimicrobial, antioxidant and an inhibitor of the enzyme tyrosinase.

Pemakalah - Poster
136
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
This research aims at describing the potential of the leaves
of Gandarusa as antimicrobial against Escherichia coli and Staphyloccocus aureus,
antioxidant and an inhibitor of the enzyme tyrosinase. The leaves
of the Gandarusa is extracted by means of maceration using different solvents
: ethylacetate, methanol and n-hexane with a sample comparison with solvent 1:2
twice repeat. The whole of the extract obtained is determined by the method of
antimicrobial activity of dilution liquid, antioxidant activity against the 2.2-diphenyl-
1-picrylhydrazyl (DPPH) and inhibitor of tyrosinase enzyme with a
spectrophotometer. The results showed the extract yield ethyl acetate, methanol and
n-hexane consecutive 1.66%, 4.78% and 2.26%. The entire extract has antioxidant
activity with a value of 50% inhibitory concentration IC50, respectively 892.26
μg/mL, 428.77 μg/mL and 1576.03 μg/mL, antimicrobial activity on gram positive
bacteria were obtained in methanol extract with 10,000 μg/mL concentration and
on gram negative obtained on ethyl acetate and methanol extracts of 10,000 μg/mL
and 5,000 μg/mL. Extracts of Gandarusa are not good as an inhibitor of the enzyme
tyrosinase, only n-hexane extract was able to inhibit the reaction of monofenolase
with an IC50 of 4694.37 μg/mL. Summary of the research is on antimicrobial
activity can only hinder but couldn’tkill the bacteria, on antioxidant potentially in
methanol extract and less potential inhibitor of the enzyme tyrosinase.
Keywords: Antimicrobial, Antioxidant, Gandarusa, Justicia gendarussa Burm.f., Tyrosinase.

Pemakalah - Poster
137
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Etnofarmakologi dan Potensi Tegakan Strychnos


Lucida R.Br. Di Pulau Timor
* 1Grace S. Saragih dan 2Siswadi
1Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL)
Jl. Raya Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten
2Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang

Jl. Alfons Nisnoni No. 7B. Airnona, Kupang, NTT


*Email : graceserepina@gmail.com

ABSTRAK
Strychnos lucida R.Br. (nama lokal ‘kayu ular’) adalah tumbuhan yang secara turun
temurun digunakan sebagai tumbuhan obat oleh masyarakat di Pulau Timor,
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kayu ular dijual di pasar tradisional dalam
bentuk potongan kayu maupun cacahan kecil yang dicampur dengan simplisia
tumbuhan obat lain. Pasokan kayu ular yang diperjual belikan diperoleh dengan
pemanenan langsung dari alam sehingga dapat menimbulkan resiko kepunahan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan kayu ular sebagai
tumbuhan obat di P. Timor dan potensi tegakannya di alam. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara dengan masyarakat pengguna, peramu, dan
pedagang tumbuhan obat. Sedangkan untuk mengetahui potensi kayu ular di alam
dilakukan analisis vegetasi dengan sistem transek. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa masyarakat di P. Timor, memanfaatkan kayu ular untuk pengobatan malaria,
demam, darah tinggi dan untuk menambah nafsu makan. Bagian yang paling
banyak dimanfaatkan dari kayu ular adalah kayu batang, kulit batang dan biji. Dari
hasil analisis vegetasi di Kab. Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kota Kupang
diketahui bahwa potensi kayu ular rata-rata pada tingkat pohon sebesar 0,8
batang/ha. Pemanenan kayu ular oleh masyarakat dilakukan dengan teknik
mengupas kulit, cabang ataupun memotong batang utama pohon. Batang kayu ular
diperdagangkan di pasar tradisional Kota Kupang, dimana potongan batang kayu
ular berukuran panjang 50 cm dan diameter kayu 10cm dijual dengan harga
Rp.10.000. Untuk menjaga kelestarian kayu ular di alam, teknik pemanenan yang
disarankan adalah dengan cara mengupas sebagian kulit pohon/ batang saja.
Kata Kunci: kerapatan, obat tradisional, pemanenan, Strychnos lucida.

ABSTRACT
Strychnos lucida R.Br. (local name ‘kayu ular’) is a plant species that has been used as
traditional medicine for generations in Timor Island, East Nusa Tenggara Province.
It is sold in traditional market as small log pieces or shredded mixed with simplisia
Pemakalah - Poster
138
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
(dried form) of other medicinal plants. S. lucida are harvested from natural stands
which can threaten its population. The aims of the present study were to describe
the use of S.lucida by people in Timor and to determine the density of its natural
stands. The ethnopharmacology data was collected using interview by selecting
several local people that had been consuming S.lucida, indigenous healers and
traditional medicine sellers using purposive sampling method. Transect method was
used to determine the density of S. lucida stands in two regencies in Timor. The
result showed that people in Timor used S. lucida to treat fever, hypertension, and
as appetite stimulant. The plant parts of S. lucida that mostly used for medicinal
purposes are stem, bark and seed. The average density of S. lucida stands is 0.8 trees
per hectare. S. lucida was harvested by peeling its stem and branch bark or by cutting
the stem. Its stem with average size of 50 cm long and diameter of 10 cm is sold in
traditional markets for Rp.10.000. In order to conserve the wild plants of S. lucida,
it is recommended to harvest by peeling some of its bark.
Keywords: density, harvesting, traditional medicine, Strychnos lucida.

Pemakalah - Poster
139
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Herba Putri


Malu (Mimosa pudica Linn.) pada Fungsi Hati dan
Ginjal Tikus Putih Galur Wistar
Sri Adi Sumiwi, Ellin Febrina, Linesh Kumar Segar,
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor-Sumedang

ABSTRAK
Ekstrak etanol herba putri malu (Mimosa pudica Linn.) telah dilaporkan memiliki
aktivitas antiinflamasi dan analgetika. Obat yang digolongkan kedalam kelompok
obat bahan alam ini biasanya dikonsumsi dalam jangka waktu panjang. Oleh karena
itu, telah dilakukan pengujian toksisitas subkronik ekstrak etanol herba putri malu
(Mimosa pudica Linn.) pada tikus putih jantan dan betina galur Wistar. Ekstrak etanol
herba putri malu diberikan dengan dosis 250 mg/kg bobot badan secara oral selama
90 hari berturut-turut pada hewan uji. Parameter yang diuji adalah, karakteristik urin,
hematologi, biokimia darah, indeks organ serta gambar anhistopatologi organ hati
dan ginjal. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata antara kelompok
tikus betina uji dengan kelompok kontrol PGA 2% (α=0,05) pada parameter
biokimia darah berupa kadar SGOT. Selain itu, hasil pemeriksaan histopatologi
menunjukkan adanya perubahan pada organ hati dan ginjal tikus jantan dan betina
yaitu susunan sel menjadi tidak teratur dan terjadi ketidak utuhan vena sentralis dan
sinusoid serta terjadi vakuolisasi. Pemeriksaan histopatologi organ ginjal
menunjukkan ketidakutuhan glomerulus dan degenerasi tubulus proksimal serta
tubulus distal.
Kata kunci: toksisitas subkronik, Mimosa pudica Linn.

ABSTRACT
Ethanolic extract of putri malu (Mimosa pudicaLinn.) herb has been reported to
have antiinflammation and analgesic activity. As a herbal medicine, consumption of
this medicine usually can be considered to be in long term usage. For the reason,
subchronic toxicity test has been conducted for the ethanolic extract of putri malu
on Wistar strain male and female rats. Dosage of 250 mg/kg body weight was
chosen as the testing dosage and given orally for the rat samples for 90 days of
testing. The tests carried out were, urine characteristics, hematology, blood
biochemical parameter, organ index and histopathology of organs. Result only
showed significant difference for the parameter of SGOT concentration for the
female test rats in comparison to control PGA 2% rats group (p=0,05).
Histopathological result of the liver showed that changes have taken placed on the
central vein, sinusoid and vacuolisation had taken place too. For kidney, changes
Pemakalah - Poster
140
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
have taken placed on the glomerular cell structure and the proximal and distal
tubules have been degenerated.
Key words :subchronic toxicity, Mimosa pudicaLinn.

Pemakalah - Poster
141
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Penghambatan Progresivitas Chronic Renal Failure


Menggunakan Jamu Di Rumah Riset Jamu
Tawangmangu: A Case Report
Ulfatun Nisa, Zuraida Zulkarnain, dan Fajar Novianto
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Jalan Raya Lawu No.11 Tawangmangu, Karanganyar, Indonesia

ABSTRAK
Peningkatan prevalensi diabetes mellitus menjadi trend di seluruh negara sehingga
dapat mempengaruhi perkembangan social dan ekonomi berbagai negara dalam
waktu dekat. Sehingga tantangan pengobatan yang penting saat ini bagi banyak
dokter adalah mencegah perkembangan gagal ginjal kronik. Gagal Ginjal Kronik
merupakan abnormalitas atau kelainan dari struktur atau fungsi ginjal >3 bulan yang
disertai dengan kerusakan struktur ginjal yang dibuktikan melalui pemeriksaan
histologi atau pencitraan yang disertai manifestasi klinis. Dalam laporan kasus ini,
Seorang wanita usia 63 tahun datang ke Rumah Riset Jamu dengan keluhan nyeri
pinggang, tumit terasa nyeri jika berjalan riwayat diabetes mellitus >5 tahun.
Tekanan darah >140/90 mmHg dan tanda vital lainnya dalam batas normal.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan
ureum 66 mg/dl dan creatinine 4,22 mg/dl. Pasien diberikan ramuan jamu dalam
bentuk kapsul untuk chronic Kidney Disease, jamu antihipertensi, jamu anti oksidan
dan jamu kebugaran. Pasien datang sebanyak 23 kunjungan dalam kurun waktu 3
tahun. GFR (Glomerulus Filtration Rate ) pasien relative stabil dengan peningkatan
rata-rata sebesar 17,8%. Peningkatan GFR paling tinggi sekitar 75% dengan
microalbuminuria negatif setelah pengobatan selama 10 bulan. Selama pengobatan
kadar gula darah dan tekanan darah cenderung stabil.
Kata kunci: kronik, ginjal, jamu, diabetes

ABSTRACT
The increasing prevalence of diabetes mellitus become the trend in the Entire
Country Where it can affect social and economic several country soon. Therefore
the most important challenge currently for doctors are able to prevent the
progressivitas of chronic renal failure. Chronic Renal Failure is an abnormality of
the structure of kidney function >3 months which is accompanied the structural
damage of kidney through histological examination or imaging and clinically
manifested. In the present report, a woman age 63 years came into Rumah Riset
Jamu with complainted low back pain, feeling pain of her heels and history of
diabetes mellitus >5 Years. Her blood pressure was >140/90 mmHg and having

Pemakalah - Poster
142
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
normally vital Signs. A normally of physical examination. Laboratory tests showed
urea 66 mg/dl and creatinine 4.22 mg/dl. Patients were given herbs Chronic Kidney
Disease’s jamu formula in caps, antihypertensive jamu of formula in caps, jamu of
anti-oxidant, and formula jamu of durability. Patients Came to outpatient clinic with
totally of 23 visits along time period of 3 years. The average Increasing of GFR
(glomerulus Filtration Rate) was 17,8%. Highest score of it was about 75% from
baseline. The result of urinalysis had negative microalbuminuria after 10 months
treatment. During treatment blood sugar levels and blood pressure were stable.
Keywords: chronic, kidney, jamu, diabetes

Pemakalah - Poster
143
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Lumut Daun


(Pogonatum cirratum, Polytrichum commune, dan
Sphagnum squarrosum) Dengan Metode Difusi
Emma Susanti1, Sucitra Kurniawanti1
1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Jalan Kamboja simpang Baru Panam Pekanbaru,
Indonesia 28928

ABSTRAK
Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang tumbuh pada substrat berupa pohon,
kayu mati, daun, tanah dan batuan dengan kondisi lingkungan yang lembap serta
penyinaran yang cukup. Lumut mengandung senyawa aktif metabolit sekunder.
Senyawa ini diketahui dapat digunakan sebagai senyawa antibakteri, antifungi,
antioksidan, antitumor dan antikanker. Tujuan penelitian ini untuk menguji dan
melihat potensi aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol lumut Pogonatum cirratum,
Polytrichum commune dan Sphagnum squarrosum menggunakan metode difusi (Diffusion
Test) dengan mengukur diameter zona hambat dari ketiga ekstrak lumut terhadap
bakteri uji Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Shigella sonei, dan Escherichia coli. Hasil
dari metode difusi ekstrak etanol lumut Pogonatum cirratum tidak menghambat bakteri
uji, Polytrichum commune dan Sphagnum squarrosum menghambat semua bakteri pada
konsentrasi 50% dan 40% masuk dalam kategori sedang dengan zona hambat
Polytrichum commune pada bakteri Bacillus cereus (13,90 mm dan 11,70 mm) dan zona
hambat Sphagnum squarrosum bakteri Escherichia coli (13,78 mm dan 11,74 mm). Lumut
Pogonatum cirratum tidak bepotensi sebagai antibakteri, sedangkan lumut Polytrichum
commune dan Sphagnum squarrosum berpotensi sebagai antibakteri.
Kata kunci: aktivitas antibakteri, ekstrak etanol, Pogonatum cirratum, Polytrichum commune, Sphagnum
squarrosum

ABSTRACT
Moss is a group of plants that grow on the substrate in the form of trees, bark,
weathered wood, leaves, soil and rocks with a humid environmental conditions and
sufficient illumination. Lichens secondary metabolites containing the active
compound. These compounds are known compounds can be used as antibacterial,
antifungal, antioxidant, antitumor and anticancer. The purpose of this study to test
and see the potential antibacterial activity of ethanol extract moss Pogonatum cirratum,
Polytrichum commune and Sphagnum squarrosum diffusion method (Diffusion Test) to
measure the diameter of inhibition zone of the third extract algae to test bacteria
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Shigella sonei, and Escherichia coli. Results from
diffusion method extracts Polytrichum commune and Sphagnum squarrosum moss

Pemakalah - Poster
144
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
inhibiting bacterial barrier test with the most well at concentrations of 50% and 40%
with inhibition zone Polytrichum commune in the bacteria Bacillus cereus (13,90 mm and
11,70 mm) and inhibition zone Sphagnum squarrosum in the bacteria Escherichia coli
(13,78 mm and 11,74 mm). Moss Pogonatum cirratum not bepotensi as antibacterial,
whereas moss Polytrichum commune and Sphagnum squarrosum potential as an
antibacterial.
Keywords: antibacterial activity, ethanol extract, Pogonatumcirratum, Polytrichum commune, Sphagnum
squarrosum

Pemakalah - Poster
145
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Uji Penghambatan α-Glukosidase Secara In-Vitro


Dari Campuran Ekstrak Etanol 70% Daun Iler
(Plectranthus scutellarioides L.) Dan Biji Adas
(Foeniculum vulgare Mill.)
Risma Marisi Tambunan*, Greesty Finotory Swandiny, Eviyanti
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
*Email : rmu_tambunan@yahoo.com

ABSTRAK
Campuran daun iler (Plectranthus scutellarioides L.) dan biji adas (Foeniculum vulgare Mill.)
secara empiris digunakan oleh masyarakat sebagai antidiabetes. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan informasi mutu ekstrak etanol 70% campuran daun
iler dan biji adas selanjutnya dilakukan pemeriksaan parameter mutu ekstrak,
penapisan fitokimia, dan uji penghambatan ekstrak terhadap aktivitas enzim α-
glukosidase secara in-vitro dengan menggunakan p-nitrofenil-α-D-gluko piranosida
sebagai substrat. Hasil pemeriksaan mutu ekstrak menunjukkan ekstrak dengan
konsistensi kental, berwarna coklat kehitaman dan berbau khas aromatis. Hasil
penapisan fitokimia ekstrak menunjukkan adanya senyawa flavonoid, saponin, tanin,
kuinon, steroid, triterpenoid, kumarin dan minyak atsiri. Kadar sari larut air 53,36%,
kadar sari larut etanol 42,98%, kadar air 9,06%, susut pengeringan 9,46%, kadar abu
total 15,04%, kadar abu tidak larut asam 0,90%, sisa pelarut etanol 0,69%, cemaran
mikroba dengan angka lempeng total maksimum 0,21x104 koloni/g dan angka
kapang khamir maksimum 0,38 x 103 koloni/g serta cemaran logam Pb 3,17x10-3
mg/kg dan Cd 1,34x10-5 mg/kg. Hasil uji penghambatan terhadap aktivitas α-
glukosidase pada konsentrasi 450 µg/mL menunjukkan ekstrak memiliki persen
inhibisi sebesar 86,41% dan akarbose sebesar 89,01%. Dapat disimpulkan bahwa
ekstrak etanol 70% campuran daun iler dan biji adas mempunyai mutu baik dan
memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim α-glukosidase sehingga dapat
diindikasikan sebagai antidiabetes.
Kata kunci: Plectranthus scutellarioides, Foeniculum vulgare, daun iler, biji adas,
Antidiabetes, α-glukosidase.

ABSTRACT
Medicinal plants traditionally used by the people of Indonesia to overcome various
diseases. Painted nettle leaf (Plectranthus Scutellarioides) and fennel seed (Foeniculum
Vulgare) empirically used as an antidiabetic. This research aims to obtain quality
information on 70% ethanol extract mixture of painted nettle leaf and fennel seed,

Pemakalah - Poster
146
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
phytochemical screening and in-vitro inhibition test on α-glukosidase enzyme with
p-nitrofenil-α-D-glucopiranoside as a substrate and acarbose as positive control.
The results of the phytochemical screening of the extract showed presence of
flavonoids, saponins, tannins, quinones, steroids, triterpenoids, coumarin and
volatile oil. The result of the quality of the extract showed the consistency of thick
extract, blackish brown and aromatic characteristic odor. The water soluble
compounds 53.36%, ethanol soluble compounds 42.98%, water content 9.06%, loss
on drying 9.46%, total ash content 15.04%, acid insoluble ash content 0.90%,
ethanol residual content 0.69%, microbial contamination of total plate number
showed 0.21x104 coloni/g, molds and yeasts number 0.38x103 coloni/g, Pb dan Cd
content 3.17x10-3 mg/kg and 1.34x10-5 mg/kg. The result of in-vitro inhibition test
has the highest inhibition activity with inhibition percentage at 450 ppm of extract
which is 86.41% and acarbose which is 89.01%. From the results of this study, it is
concluded that 70% ethanol extract mixture of the painted nettle leaf (Plectranthus
scutellarioides L.) and fennel seed (Foeniculum vulgare Mill.) have good quality and
have inhibitory activity on α-glucosidase enzyme indicating that the extract had
potency as antidiabetic.
Keywords: Plectranthus scutellarioides, Foeniculum vulgare, Painted nettle leaf, fennel seed, Antidiabetic, α-
glucosidase

Pemakalah - Poster
147
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Parameter Fisikokimia Dan Penetapan Kadar


Scopoletin Pada Ekstrak Etanol 70 % Buah
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Dengan
Perbandingan Daerah Tempat Tumbuh
Rini Prastiwi, Siska, Nurul Oktavia
Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

ABSTRAK
Ekstrak buah mengkudu (Morinda Citrifolia L.) memiliki banyak kandungan kimia
salah satunya Scopoletin. Namun perbedaan letak geografis suatu tanaman dapat
mengakibatkan terjadinya variasi kandungan metabolit dari suatu tanaman. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui parameter fisikokimia pada ekstrak etanol 70%
buah mengkudu (Morinda Citrifolia L.) dan untuk mengetahui apakah perbedaan
daerah tumbuh dapat berpengaruh pada kadar scopoletin pada ekstrak etanol 70%
buah mengkudu. Hasil pengujian didapat ekstrak yang berasal dari purwakarta, sari
larut air 26,0793 %, sari larut etanol 11,6825 %, kadar abu 1,6517%, kadar abu tidak
larut asam 0,3075%, kadar air 11,3014% sedangkan yang berasal dari bogor, sari
larut air 42,4098%, sari larut etanol 22,2071%, kadar abu 1,0536%, kadar abu tidak
larut asam 0,1001%, kadar air 8,0825%. Pengujian Kadar scopoletin dilakukan
dengan metode KLT-Densitometri. KLT menggunakan Fase diam silika gel GF254
dan fase gerak eter: toluen: asam asetat 10% (58:45:0,8). Kadar scopoletin rata-rata
daerah Purwakarta adalah 1,4895% dan untuk daerah Bogor adalah 2,4505%.
Berdasarkan hasil penelitian mutu ekstrak yang lebih baik adalah buah mengkudu
yang berasal dari daerah Bogor dengan nilai parameter non spesifik lebih rendah dan
nilai parameter spesifik lebih tinggi.
Kata Kunci: Buah Mengkudu, KLT-Densitometri, Morinda Citrifolia L., Scopoletin.

ABSTRACT
Noni Fruits extract (Morinda citrifolia L.) has many chemical content of one of them
is scopoletin. However, differences in geographical location can lead to variation
result of a metabolite content of a plants. The purpose of this study to determine
the physicochemical parameters of noni fruit extract ethanol 70% (Morinda citrifolia
L.) and and to determine the differences in growing areas may affect the levels of
scopoletin in noni fruit extract ethanol 70%. The test results acquired extracts that
come from purwakarta, Water-soluble extract 26,0793%, Ethanol-soluble extract
11,6825%, Total Ash 1,6517%, Acid-insoluble ash 0,3075%, Water content
11,3014%. While another extract from Bogor . Water-soluble extract 42,4098%
Pemakalah - Poster
148
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Ethanol-soluble extract 22,2071%, Total Ash 1,0536%, Acid-insoluble ash
0,1001%, Water content 8,0825%. Quantitative analyses of scopoletin using TLC-
Densitometry. TLC was held on silica gel plates as stationary phase and ether:
toluene: acetic acid (58:45:0,8). Scopoletin level from purwakarta is 1,4895% and
from Bogor area is 2,4505%. Based on the batter quality of research results is a noni
fruit extract that come from Bogor with non-specific parameter value less and
higher value of a specific parameter.
Key Word: Noni Fruit, TLC-Densitometry, Morinda Citrifolia L., Scopoletin

Pemakalah - Poster
149
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Uji Aktivitas Hepatoprotektor Jus Buah Nanas


(Ananas comusus) Berdasarkan Hispatologi Hati
Tikus Yang Diinduksi Isoniazid

Lestari Rahayu, Novi Yantih, Rizkiya Amalia


Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

ABSTRAK
Isoniazid merupakan salah satu antituberkulosis yang penting dalam pengobatan
tuberkulosis. Konsumsi isoniazid jangka panjang menimbulkan beberapa efek
samping yang tidak diharapkan seperti hepatotoksik. Beberapa penelitian telah
melaporkan bahwa buah nanas dapat menimbulkan penurunan kadar enzim
transaminase pada serum darah serta memperbaiki histopatologi hati tikus dan
mencit yang mengalami kerusakan akibat parasetamol. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui efek hepatoprotektor dari jus buah nanas (Ananas comosus L. Merr)
terhadap tikus yang diinduksi INH. Efek hepatoprotektif dari jus buah nanas dapat
dilihat melalui pengamatan histopatologi hati tikus yang diinduksi isoniazid. Tikus
sebanyak 24 ekor dibagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok 1 (kontrol normal),
kelompok 2 (kontrol negatif) diberi INH dosis 27 mg/kg BB, kelompok 3 (kontrol
positif) diberi INH dosis 27 mg/kgBB dan silimarin 25 mg/kgBB, kelompok 4
(kelompok uji) diberi INH dosis 27 mg/kgBB dan air buah nanas 2 ml, diberikan
setiap hari selama 8 minggu penelitian. Pada minggu ke-8, tikus dibedah untuk
dilakukan pemeriksaan histopatologi hati. Berdasarkan hasil penelitian, sediaan jus
buah nanas berpotensi sebagai hepatoprotektor karena mampu melindungi organ
hati tikus yang diinduksi isoniazid dengan menghambat pelebaran diameter vena
sentralis.
Kata kunci: Ananas comusus, hispatologi, hepatoprotektor

ABSTRACT
Isoniazid is one of the antituberculosis which important in the treatment of
tuberculosis. Long-term consumption of isoniazid can cause some unexpected side
effects such as hepatotoxicity. Several studies have reported that pineapple can
cause decreased levels of transaminase enzyme at blood serum and improve liver
histopathology of rats that suffered damage because of induced-paracetamol. This
study was conducted to determine the hepatoprotector of pineapple juice (Ananas
comosus L. Merr) in rats induced by INH. Hepatoprotective effect of pineapple
juice can be seen through the observation of liver histopathology from rats that
were induced isoniazid. Twenty four rats were divided into 4 groups: group 1
Pemakalah - Poster
150
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
(normal control), group 2 (negative control) were given INH dose of 27 mg/kg,
group 3 (positive control) were given INH dose of 27 mg/kg and silymarin 25
mg/kg, group 4 (the test group) were given INH dose of 27 mg/kg and 2 ml
pineapple juice, given daily for 8 weeks of the study. At week 8th, rat livers were
dissected for histopathological examination. The result showed that pineapple juice
is potential as a hepatoprotector because able to protect the rat livers that were
induced INH by inhibiting the dilation of central venous diameter.
Key word: Ananas comusus, hispathology, hepatoprotector

Pemakalah - Poster
151
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Efek Kombinasi Ramuan Jamu Antihipertensi dan


Antikolesterolemia Terhadap Kualitas Hidup Pasien
Klinik Hortus Medicus

Widhi Astana, Agus Triyono

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan


Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu
Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI
Jl. Raya Lawu No. 11 Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah
e-mail :drwidhiastana@gmail.com

ABSTRAK
Diagnosis hipertensi yang disertai peningkatan kadar kolesterol adalah salah satu
diagnosis yang sering ditemukan di klinik Hortus Medicus. Ramuan jamu
antihipertensi dan antikolesterol sudah terbukti efektif dalam menurunkan tekanan
darah dan kadar kolesterol. Salah satu indikator kemanfaatan formula jamu yang
sangat penting adalah kualitas hidup. Kualitas hidup yang tinggi akan meningkatkan
tingkat kesembuhan dan menurunkan morbiditas penyakit. Sebuah penelitian
observasi klinik telah dilakukan di Klinik Saintifikasi Jamu “Hortus Medicus” Balai
Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu untuk menilai
kualitas hidup pasien dengan hipertensi dan hiperkolesterolemia. Bahan penelitian
adalah kombinasi ramuan jamu antihipertensi dan antikolesterolemia. Sebanyak 46
subjek secara sukarela mengikuti penelitian ini mendapatkan ramuan jamu
antihipertensi dan hierkolesterolemia selama 56 hari. Kualitas hidup diukur
menggunakan Short Form-36 (SF-36) pada awal (hari ke-0), hari ke-28, dan hari ke-
56. Menggunakan pengukuran hari ke-0 sebagai pembanding, terdapat peningkatan
kualitas hidup pada hari-28 dan hari ke-56 secara signifikan (p<0,05).
Kata Kunci: Formula jamu, kualitas hidup, hipertensi, hiperkolesterolemia

Pemakalah - Poster
152
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Biji Buah


Melon (Cucumis melo L.,) Menggunakan Metode
Peredaman Radikal Bebas DPPH
Setyorini Sugiastuti, Tri Santosa
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta

ABSTRAK
Melon merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat. Terdapat
beberapa jenis melon yang dikenal di masyarakat yaitu Sky Rocket dan Appolo
Golden. Umumnya yang dikonsumsi hanya daging buahnya, sedangkan biji buahnya
dibuang. Dewasa ini telah banyak dilakukan penelitian tentang manfaat biji melon
dalam dunia pengobatan. Berdasarkan hasil penapisan fitokimia, biji buah melon
mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid yang mengindikasikan bahwa biji buah
melon mempunyai aktivitas antioksidan. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas
antioksidan dari biji buah kedua jenis melon, setelah dilakukan ekstraksi dengan
pelarut air. Metode yang digunakan adalah peredaman radikal bebas DPPH secara
spektrofotometri cahaya tampak pada panjang gelombang 516 nm. Sebagai kontrol
positif digunakan vitamin C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 dari
ekstrak air biji melon jenis Apollo Golden adalah 69,24 bpj dan jenis Sky Rocket
adalah 69,27 bpj. Hasil tersebut menunjukkan bahwa biji melon mempunyai
aktivitas antioksidan dengan katagori kuat, tetapi masih lemah dibandingkan dengan
vitamin C yang mempunyai nilai IC50 3,47 bpj.
Kata kunci: ekstrak air, biji buah melon,antioksidan, DPPH

Pemakalah - Poster
153
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Ekstrak Etanol 70%


Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)
Terhadap Isolat Bakteri Dari Penderita Stomatitis
Aftosa Rekuren (SAR)

Syarmalina, Syahdu A. Ekowati dan Lyana Iriani


Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila
Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640, Indonesia
enae4_dpk@yahoo.co.id

ABSTRAK
Stomatitis Apthosa Rekuren (SAR) atau sariawan adalah radang yang terjadi di daerah
mukosa mulut yang disebabkan oleh faktor genetik, defisiensi hematinik,
hipersensitivitas terhadap makanan, infeksi bakteri dan virus, perubahan hormonal,
stress psikologik, obat obatan dan trauma lokal. Daun sirih merah (Piper crocatum
Ruiz & Pav) diketahui memiliki aktivitas antibakteri, dan secara tradisional
digunakan salah satunya untuk obat sariawan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ekstrak etanol 70% daun sirih merah mampu membunuh isolat
bakteri yang diduga mengakibatkan terjadinya infeksi SAR. Isolat bakteri yang
diduga penyebab SAR diisolasi dari 5 probandus dengan metode cawan gores. Hasil
dari proses isolasi dan seleksi (makroskopik, mikroskopik, dan reaksi biokimia)
diperoleh 14 isolat. Daun sirih merah diekstraksi secara maserasi menggunakan
pelarut etanol 70%. Ekstrak etanol daun sirih merah dengan konsentrasi 100%
diujikan terhadap isolat-isolat bakteri dari penderita SAR dan Staphylococcus aureus
sebagai bakteri pembanding. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan
menggunakan metode difusi agar menggunakan silinder glass sebagai pecadang
untuk menentukan Diameter Daerah Hambat (DDH) dan Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM). Hasil uji antibakteri membuktikan bahwa ekstrak etanol daun
sirih merah memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap bakteri yang diduga
menyebabkan SAR dan S.aureus. Diameter Daerah Hambat (DDH) yang dihasilkan
ekstrak etanol 70% daun sirih merah terhadap isolat bakteri SAR dan S.aureus
berkisar antara 12-22,5 mm, sementara nilai KHM berkisar antara 6,25-100%.
Kata kunci: Sirih merah, StomatitisAftosa Rekuren (SAR),Staphylococcus aureus, antibakteri.

Pemakalah - Poster
154
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
ABSTRACT
Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) which is also known as thrush is an inflammation
that occurs in the oral mucosa caused by genetic factors, haematinic deficiency,
hypersensitivity to food, bacterial and viral infection, hormonal changes,
psychological stress, drugs, and local trauma. Red betel leaf (Piper crocatum Ruiz &
Pav) is widely used traditionally for the treatment of thrush. The purpose of this
study was to determine whether the 70% ethanol extract of red betel leaf is effective
for killing bacteria that cause RAS infection. Bacteria that suspected to cause RAS
were isolated from five patients with streak plate method. The results of bacterial
isolation and selection (by microscopic, macroscopic, and biochemical test) process
were obtained 14 isolates. Red betel leaf extracted by maceration method with 70%
ethanol. The 70% ethanol extract with 100% concentration was tested on RAS
bacterial. isolates and Staphylococcus aureus as the test bacteria. Antibacterial test using
agar diffusion method with glass cylinder, was done to observed the Inhibition Zone
Diameter and Minimum Inhibitory Concentration (MIC). The antibacterial test
result was proved that the 70% ethanol extract of red betel leaf has potential as an
antibacterial to RAS bacterial isolates and S.aureus. The result of Inhibition Zone
Diameter of 70% ethanol extract of red betel leaf against bacteria isolate and S.aureus
were between 12 to 22,5 mm, while the value of MIC were between 6,25 to 100%.
Key words: Red betel leaf, Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS), Staphylococcus aureus, antibacterial

Pemakalah - Poster
155
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Penetapan Dan Identifikasi Fraksi Aktif Penghambat


Enzim ɑ-Glukosidase Dari Ekstrak Etanol 96% Daun
Yakon (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H.
Robinson)

Ratna Djamil*, Zuhelmi Aziz, Jennifer Virginia


Fakultas Farmasi Universitas Pancasila,
Jakarta 12640
email : ratnadj-ffup@yahoo.co.id

ABSTRAK
Yakon (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H. Robinson) adalah salah satu tanaman yang
berkhasiat sebagai antidiabetes. Bagian tanaman yang sering digunakan adalah
daunnya yang dijadikan teh. Daun yakon secara empiris telah terbukti dapat
menurunkan kadar glukosa darah sehingga dikenal masyarakat sebagai obat
antidiabetes. Penelitian untuk aktivitas antidiabetes telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya terhadap ekstrak etanol 70% daun yakon menunjukkan bahwa ekstrak
tersebut memiliki aktivitas penghambatan ɑ-glukosidase. Penelitian ini dilakukan
untuk menetapkan dan mengisolasi fraksi aktif ekstrak daun yakon yang dapat
menghambat aktivitas enzim α-glukosidase. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi
bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan etanol 96%, penapisan fitokimia,
kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi lapis tipis dan uji penghambatan
ekstrak dan fraksi terhadap aktivitas enzim α-glukosidase secara in-vitro dengan
kontrol positif akarbose. Hasil penapisan fitokimia serbuk simplisia dan tiga ekstrak
daun yakon, menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, saponin, steroid,
triterpenoid dan minyak atsiri. Hasil uji penghambatan aktivitas α-glukosidase
terhadap tiga tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% memiliki persen
inhibisi tertinggi sebesar 75,53%. Hasil uji penghambatan aktivitas enzim α-
glukosidase terhadap fraksi-fraksi hasil KCV menunjukkan bahwa fraksi II ekstrak
etanol 96% memiliki persen inhibisi tertinggi sebesar 98,60%. Hasil penetapan IC50
fraksi II ekstrak etanol 96% adalah 74,59 bpj dan IC50 akarbose adalah 62,82 bpj.
Fraksi II ekstrak etanol 96% mengandung senyawa golongan senyawa golongan
flavonoid, steroid, dan triterpenoid.
Kata kunci: Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H. Robinson, antidiabetes, ɑ-glukosidase, daun yakon

Pemakalah - Poster
156
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Kulit


Buah Jengkol
Azzura ligo
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

ABSTRAK
Kulit Buah Jengkol (Pithechellobium lobatum. Benth) mempunyai aktivitas antibakteri
yang telah diuji dengan metode difusi agar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat aktivitas antibakteri dari ekstrak etil asetat kulit buh jengkol terhadap bakteri
Eschericchia coli, isolat bakteri plak gigi, Salmonella thypi, dan Staphyllococcus aureus. Uji
aktivitas antibakteri menggunakan metode dilusi cair dengan seri konsentrasi
0,3125%, 0,625%, 1,25%, 2,5,%, dan 5%. Peneitian ini meliputi uji fitokimia,
ujiaktivitas antibakteri dan uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Hasil
penelitian didapatkan bahwa ekstrak etil asetat kulit buah jengkol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri ditunjukkan dengan nilai transmitan yang besar serta nilai
KHM pada konsentrasi 0,625% terhadap setiap bakteri uji.
Kata Kunci : Kulit Buah Jengkol, Dilusi Cair, Transmitan, KHM

ABSTRACT
Jengkol (Pithechelobium lobatum ) pod has many antibacterial activity that tested
with agar diffusion method. The goal of this research was to see the antibacterial
activity of ethyl-acetate extract of Jengkol Pod against Escherichia coli, dental plaque
isolate, Staphyllococcus aureus, and Salmonella thypi. This antibacterial activity test used
the liquid dillution method with concentration series 0,3125%, 0,625%, 1,25%, 2,5%
and 5%. This research covered phytochemical, antibacterial and Minimum
Inhibitiory Concentration (MIC) test. The result got that the ethyl-acetate extract of
Jengkol Pod could inhibiting the bacterial growth that shown by the transmitting
and MIC score at 0,625% to each bacteria.
Keywords : Jengkol Pod, Liquid Dilution, Transmittan, MIC

Pemakalah - Poster
157
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH


Diana Serlahwaty1. Ahmad Musir1 Ilham Akbar Alqodry1
1 Fakultas Farmasi Universitas Pancasila ,

Jl Srengseng Sawah, Jakarta 12640


e-mail: serlahwaty@gmail.com

ABSTRAK
Labu kuning (Cucurbita moschata Durch) diketahui mengandung karotenoid
(betakaroten) yang bersifat sebagai antioksidan yang dapat ditentukan dengan
dengan metode peredaman radikal bebas DPPH. Ketergantungan masyarakat
terhadap beras padi akan berdampak pada kelangkaan pangan. Untuk mengatasi hal
tersebut pemerintah melakukan program diversifikasi pangan dengan tujuan untuk
mengatasi tingkat ketergantungan masyarakat terhadap beras padi, salah satunya
dengan memproduksi beras analog. Beras analog berbasis singkong (Manihot esculenta
Crantz) dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat non beras. Penambahan
ekstrak etanol 70% labu kuning pada pembuatan beras analog dapat berfungsi
sebagai Nutrasetikal. Pada penelitian ini dibuat beras analog dengan 3 variasi
formula, masing-masing formula mengandung 0,5%, 1%, 2% ekstrak etanol 70%
labu kuning. Kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan terhadap ekstrak, beras
analog sebelum dan sesudah dimasak serta selanjutnya dilakukan uji karateristik
beras analog, uji kadar air, uji kadar glukosa dan uji hedonik. Hasil penelitian uji
aktivitas antioksidan dengan metode DPPH diperoleh beras analog terbaik adalah
beras analog formula 3 yang mengandung ektsrak labu kuning sebesar 2%. Hasil uji
aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada ekstrak etanol 70% labu kuning
dengan konsentrasi 2% dan beras analog sebelum dan sesudah dimasak
menunjukkan nilai IC50 masing-masing sebesar 73,70 bpj, 114,20 bpj dan 194,74 bpj.
Pada uji karateristik diperoleh nilai tapping density sebesar 0,5647 g/mL, daya serap
air 159,48%, waktu pemasakan selama 11 menit serta kadar air dan kadar glukosa
sebesar 11,16% dan 38,42%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas
antioksidan ekstrak etanol labu kuning lebih kuat dibandingkan didalam beras
analog.
Kata Kunci: Ekstrak labu kuning, beras analog, singkong, antioksidan, DPPH.

Pemakalah - Poster
158
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Analisis Efektivitas Biaya Insulin dan Kombinasi


Insulin – Metformin pada Pasien DM Tipe 2 di
Instalasi Rawat Inap RSI Ibnu Sina Pekanbaru
Fina Aryani
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

ABSTRAK
Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan terapi pengobatan
yang lama dan membutuhkan biaya yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan efektivitas biaya dan efektivitas terapi penggunaan insulin
dan kombinasi insulin-metformin pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSI Ibnu
Sina Pekanbaru tahun 2015. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan metode
purposive sampling sehingga diperoleh sampel 36 untuk insulin dan 36 untuk insulin-
metformin. Data yang diambil adalah data GDS sebelum terapi dan data GDS
setelah terapi. ACER dihitung berdasarkan rasio biaya dan efektivitas terapi pada
kedua kelompok terapi. Berdasarkan analisis uji mann-whitney persentase penurunan
gula darah terhadap penggunaan insulin dan insulin-metformin diperoleh nilai P
sebesar 0,809 (P>0,05). Berdasarkan nilai P efektivitas terapi insulin dan insulin-
metformin tidak signifikan dalam menurunkan kadar gula darah. Nilai ACER terapi
insulin Rp 8.805,17 dan insulin-metformin Rp 6.802,18. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terapi kombinasi insulin-metformin lebih cost-effective.
Kata Kunci : Efektivitas Biaya, Farmakoekonomi, Insulin, Metformin

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic disease that requires long treatment therapies and
requires a high cost. This study aimed to determine differences in cost-effectiveness
and effectiveness of the use of insulin therapy compared with insulin-metformin
combination therapy in patients with type 2 diabetes mellitus in RSI Ibnu Sina
Pekanbaru. This retrospective study used purposive sampling method that the
sample was obtained 36 samples for insulin and 36 samples insulin-metformin. Data
was taken from GDS data before and after therapy. ACER is calculated based on
the ratio of the cost and effectiveness of therapy in both treatment groups by Mann-
Whitney test analysis of the percentage decrease in blood sugar and insulin to the
Pemakalah - Poster
159
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
insulin-metformin obtained P value of 0.809 (P> 0.05). ACER insulin therapy Rp
8.805,17 and insulin-metformin Rp 6.802,18. So that it can be concluded that the
insulin-metformin combination therapy is more cost-effective.
Keywords : cost effectiveness analysis, Insulin, Metformin, Pharmacoeconomic

Kajian Farmakologi Tanaman Obat sebagai


Antidiabetes
Maratu Soleha
Puslitbang Biomedis dan Teknologi dasar Kesehatan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Maratu15@yahoo.com

ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit degeneratif yang jumlahnya terus
meningkat setiap tahun. Sekitar 200 juta orang di dunia saat ini menderita diabetes
dan angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 300 juta pada tahun 2025 oleh
World Health Organizaton (WHO).
Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman hayati telah melakukan berbagai
penelitian diantaranya penelitian tanaman sebagai antidiabetes. Metode pengujian
antidiabetes dari tanaman yang berpotensi anti diabetes diantaranya menggunakan
hewan coba tikus. kelinci dan ikan zebra, pengujian tanpa hewan coba dengan
penghambatan enzim α-glukosidase serta ada beberapa sofware pemodelan yang
bisa digunakan untuk menguji struktur zat aktif terhadap substratnya secara in silico.
Hasil penelitian menunjukan pada uji penghambatan enzim α-glukosidase
menunjukan hasil yang signifikan dibandingkan dengan obat standar acarbose
dengan IC50 berkisar antara 5.16 s/d 400 dibandingkan dengan IC50 acarbose 500,
sedangkan pada pengujian pada hewan mencit dan kelinci dari berbagai tanaman
yang telah diuji dosis yang efektif sebagai antidiabetes sebagian besar masih relatif
lebih besar dari kontrol positifnya yaitu antara 50 mg/kgbb s/d 1.8 g/kgbb
sedangkan kontrol positif yang di gunakan digunakan 0,013 mg/kgbb s/d 250
Pemakalah - Poster
160
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
mg/kgbb. Analisa menggunakan software pemodelan menunjukan tidak terlalu
banyak zat aktif yang memiliki khasiat seperti senyawa aktif obat diabetes. Hasil
analisis pada software pemodelan senyawa aktif yang berpotensi dalam formula
jamu diabetes ialah asam 3,4-dihidroksibenzoat, berberina, dan (-)-
secoisolariciresinol merupakan senyawa aktif yang diduga paling potensial sebagai
antidiabetes yang berasal dari tanaman formula jamu (daun sembung (Blumea
balsamifera), batang bratawali (Tinospora crispa), rimpang jahe (Zingiber officinale), daun
pare (Momordica charantia).

Pemakalah - Poster
161
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Total Metanol dan


Fraksi tanaman Secang (Caesalpinia sappan)
Terhadap Bakteri Klinis Dari Ulkus Diabetikum
(Tukak Diabetes)
Ririn Mayarni
Universitas Andalas
ABSTRAK
Ulkus diabetikum adalah luka yang terjadi pada kaki penderita diabetes dan
merupakan komplikasi kronik yang diakibatkan oleh penyakit diabetes. Infeksi ulkus
diabetik disebabkan oleh beberapa mikroba, dan diantara sekian banyak patogen,
bakteri yang umum ditemukan adalah Staphylococcus aureus. Tanaman Secang
(Caesalpinia sappan) secara tradisional digunakan untuk penyembuhan luka,
pengobatan tukak, diare, diabetes, dan lain-lain. Metabolit sekunder dari kulit batang
secang mengandung beberapa senyawa aktif seperti brazilin, brazilein tannin,
flavonoid dan kalkon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri
dari ekstrak metanol, fraksi n-hexan, fraksi etil asetat, fraksi air dan senyawa murni
hasil isolasi yang diujikan terhadap bakteri klinis ulkus diabetikum, Staphylococcus
aureus dan dibandingkan dengan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Sebanyak
0,5 kg secang dimaserasi dengan pelarut metanol, kemudian dipekatkan secara in
vacuo mendapatkan ekstrak kental. Selanjutnya difraksinasi cair-cair beberapa pelarut
dengan kepolaran berbeda yaitu n-hexan dan etil asetat, sehingga diperoleh fraksi n-
hexan, fraksi etil asetat dan fraksi air. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan secara
in vitro dengan metode difusi agar, menggunakan media Nutrient Agar (NA)
terhadap bakteri klinis ulkus diabetikum, S. aureus dan dibandingkan dengan bakteri
S.aureus ATCC 25923. Masing-masing ekstrak (ekstrak n-heksana, etil asetat, air dan
metanol) dibuat menjadi 4 konsentrasi yakni 20;15;10 dan 5% dalam DMSO,
sedangkan kontrol negatif digunakan DMSO dan pembanding kloramfenikol 30
μg/mL.
Kata kunci: Antibakteri, Secang, Staphylococcus aureus, Ulkus diabetik.

ABSTRACT
Diabetic ulcers are wounds that occur in diabetic foot and is a chronic
complications caused by diabetes. Diabetic ulcer infection caused by microbes, and
among the many phatogens, bacteria commonly found Staphylococcus aureus. Secang
(Caesalpinia sappan) is traditionally used for healing wounds, treatment of ulcers,
diarrhea, diabetes, and others. Secondary metabolites from the bark contain some
active compounds such as brazilin, brazilein, tannin, flavonoid and chalcone. This
study aims to determine the antibacterial activity of methanol extract, fraction of n-
hexan, ethyl acetate fraction, the fraction of water and pure compounds isolated
Pemakalah - Poster
162
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
were tested againts clinical bacterial diabetic ulcers, Staphylpcoccus aureus and
compared with Staphylococcus aureus ATCC 25923. Total of 0,5 kg secang macerated
with methanol, then concentrated in vacuo get condensed extract. Furthermore,
liquid-liquid fractionated several solvents with different polarity is n-hexan and ethyl
acetate, in order to obtain the fraction n-hexan, ethyl acetate fraction and water
fraction. Antibacterial activity test performed in vitro using agar diffusion method,
using the media Nutrient Agar (NA) against clinical bacterial diabetic ulcer, S.aureus
and compared with bacteria S. aureus ATCC 25923. Each extract (extract n-hexan,
ethyl acetate, water and methanol) was made into 4 concentration that is 20; 15; 10
and 5% in DMSO, while the negative control DMSO and comparators used
chloramphenicol 30 μg/mL.
Keywords: Antibakteral, Secang, Staphylococcus aureus, Diabetic ulcer.

Pemakalah - Poster
163
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Preparasi Dan Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak


Rumput Laut Coklat (Sargassumpolycystum)
Berbasis Kitosan - Natrium Tripolifosfat Sebagai
Antioksidan
Kartiningsih, Rike Yulianingtyas Nauri Putri
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12460
E-mail: kartiningsih.kania2@gmail.com

ABSTRAK
Ekstrak rumput laut coklat (Sargassum polycystum) memiliki kandungan senyawa
antioksidan salah satunya pigmen dari golongan karotenoid yaitu fukosantin. Dalam
penelitian ini, ekstrak dibuat menjadi nanopartikel dengan metode gelasi ionik
menggunakan bahan matriks yaitu kitosan sebagai polimer dan atrium tripolifosfat
sebagai Cross Link Reragent. Suspensi nano partikel ekstrak rumput laut cokelat
dikeringkan dengan pengeringan beku (freeze drying) sehingga menjadi nano partikel
ekstrak rumput laut coklat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat ekstrak rumput
laut cokelat menjadi bentuk nano partikel yang stabil secara fisika kimia dan
memenuhi syarat uji karakterisasi nanopartikel.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nano partikel ekstrak rumput laut cokelat
dengan ukuran partikel 310,4 nm; nilai zeta potensial 39,87 mV; Bentuk dan
morfologi nano partikel ekstrak rumput laut cokelat dengan bentuk yang tidak
beraturan dan bertautan silang antar partikel satu dengan yang lainnya, serta
dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH
(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) hingga diperoleh nilai IC50 kurang dari 200
mikrogram/mL. Dari hasil pemeriksaan aktivitas antioksida, diperoleh nilaiIC50 BP
vitamin C, ekstrak rumput laut coklat, dan nano partikel ekstrak rumput laut cokelat
berturut-turut sebesar 2,84 bpj, 92,24 bpj, dan 97,51 bpj. Perbedaan aktivitas
antioksidan antara ekstrak rumput laut cokelat dengan nano partikel ekstrak rumput
laut cokelat diuji dengan ANOVA satuarah yang menunjukkan ada perbedaan
bermakna nilai IC50 dari kedua sampel.
Kata kunci: Ekstrak rumput laut coklat, Nano partikel, Kitosan, Natrium Tripolifosfat, Uji aktivitas
antioksidan, DPPH

ABSTRACT

Pemakalah - Poster
164
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
Brown seaweed (Sargassumpolycystum) extract contains antioxidant compounds
fukosantin is a part of pigment from the carotenoid group. In this study, the extract
was made into a nanoparticles using chitosan as a matrix material is a polymer and
sodium tripolyphosphate as crosslink agent by ionic gelation method. Suspension
nanoparticle brown seaweed extract is dried by freeze drying to become the
nanoparticles brown seaweed extract. This study aims to make brown seaweed
extract to forming nanoparticles that are stable physicochemical and qualify
nanoparticles characterization test. The result were obtained with a particle size of
310.4 nm; zeta potential value of 39,87 mV and particle morphology was irregular
shapes, as well as antioxidant activity test by the method of reduction of free radicals
DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) to obtain IC50 values of less than 200
micrograms/mL. From the results of antioxidant activity, IC50 values obtained
vitamin C, extracts of brown seaweed and brown seaweed extract nanoparticles in
a row at 2,84 ppm, 92,24 ppm, and 97,51 ppm. The difference between the
antioxidant activity of brown seaweed extract with nanoparticles brown seaweed
extract was analyze by one-way ANOVA showed that there were significant
differences IC50.
Keyword :brown seaweed extract, nanoparticles, chitosan, sodium tripolyphosphate, antioxidant activity
test , DPPH

Pemakalah - Poster
165
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

The effect of combination infusion of Pimpinella


pruatjan Molken, Centella asiatica and Curcuma
xanthorrhiza against male rats libido
1Nuning Rahmawati, 1Galuh Ratnawati and 1Yuli Widiyastuti
1Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tardisional, Jalan Lawu 11, Tawangmangu,
Jateng, 57792, Indonesia
Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI

ABSTRAK
Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molken) merupakan salah satu tanaman obat yang
secara empiris terbukti meningkatkan libido dan stamina. Beberapa hasil penilitian
terkait aktivitas afrodisiaka purwoceng dalam bentuk tunggal telah tersedia, namun
tidak dalam bentuk kombinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
afrodisiaka purwoceng dalam bentuk kombinasi dengan pegagan dan temulawak.
Sebanyak 24 ekor tikus SD dibagi menjadi 2 kelompok (kontrol dan perlakuan).
Setiap kelompok terdiri dari 1 ekor tikus jantan dan 3 betina dengan replikasi 3 kali.
Infusa ramuan diberikan p.o setiap hari jam enam sore selama 7 hari berturut turut
pada tikus jantan kelompok perlakuan. Pada hari ke-7, dua puluh menit setelah
pemberian infusa ramuan, sebanyak 3 ekor tikus betina estrus dimasukkan ke
kandang tikus jantan kelompok perlakuan dan dilakukan observasi frekuensi
introduction climbing dan coitus selama 2 jam. Sebelum dan sesudah perlakuan
ditetapkan kadar testosteron tikus jantan menggunakan rat testosteron elisa kit.
Hasil uji menunjukkan infusa kombinasi purwoceng(375 mg/200 g bw) dalam
bentuk kombinasi dengan pegagan (109 mg/200 g bw) dan temulawak(182 mg/200
g bw) menunjukkan perbedaan signifikan frekuensi introduction, climbing dan
coitus kelompok perlakuan dibanding kontrol sebesar 74,02 ; 66,36dan 100,0 % dan
meningkatkan kadar hormon testosteron sebesar 43,8 %.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa infusa kombinasi purwoceng (375
mg/200 g bw), pegagan (109 mg/200 g bw) dan temulawak (182 mg/200 g bw)
memiliki efek afrodisiaka terhadap tikus jantan SD.
Kata kunci: Pimpinella pruatjan, afrodisiaka, hormon testosteron

ABSTRACT
Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molken) is one of plants contain compounds derived
saponins, alkaloids, flavonoids and other compounds are efficacious as
reinforcement of the body and improving blood circulation, which empirically
Pemakalah - Poster
166
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
widely used to enhance male libido and stamina. There were many previous studies
on single form of purwoceng, but information of aphrodisiac effect in combination
infusion not available yet. The study aimed to determine the aphrodisiac effect of
purwoceng infusion combined with Centella asiatica(pegagan) andCurcuma
xanthorrhiza(temulawak) against male rats libido in order to support the ‘Jamu
Saintification’ program.
As of 24 rats divided into two groups (control and treatment). Each group consisted
of a male and three female rats with three replication for each. The combination
infusion be orally administered to male treatment group once daily for 7
consecutives day at 6 p.m. On 7th day, twenty minutes after infusion given, female
rat be entered to male cage and be observed for next 2 hours. The aphrodisiac
effectparametres be determinedwere the introduction, climbing and coitus
frequency of treatment male rat groupscompared to control groupas well aspre and
post-treatment testosterone hormone levels which tested using rat testosteron elisa
kit.
The results showed that infusion of purwoceng (375 mg/200 g bw) in combination
with pegagan (109 mg/200 g bw) and temulawak (182 mg/200 g bw) showed
significant differences on the percentage of introduction, climbing and coitus of
male ratscompared to control group as much as 74.02 %; 66.36 %; and 100.0 %
respectively and increased levels of testosterone hormone up to 43.8 %.
In conclusion, the combination infusion of purwoceng (375 mg/200 g bw), pegagan
(109 mg/200 g bw) and temulawak (182 mg/200 g bw) had aphrodisiac effect on
male rats libido.
Keywords: Pimpinella pruatjan, aphrodisiac, testosterone hormon

Pemakalah - Poster
167
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Simulasi docking molekuler senyawa potensial


Justicia gendarussa sebagai antidiabetes
Rosa Adelina
Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI
Email:rosa.adelina@litbang.depkes.go.id

ABSTRAK
Berbagai senyawa alam berpotensi sebagai antidiabetes namun belum diketahui
mekanisme aksinya secara rinci, salah satu contohnya Justicia gendarussa. Tanaman
Justicia gendarussa mengandung naringenin dan kaempferol. Kedua senyawa ini
disimulasikan menggunakan metode docking molekuler terhadap enzim glukokinase
menggunakan senyawa pembanding glibenklamid yang merupakan obat referensi
untuk mengetahui mekanisme aksinya. Hasil docking molekuler menunjukkan skor
docking Glibenclamide, naringenin dan kaempferol masing-masing sebesar -22,0917;
-22,1866 ; dan -22,6328.Dengan demikian, naringenin dan kaempferol memiliki
potensi sebagai antidiabetes dengan cara kerja yang sama dengan glibenklamid

Kata kunci: Docking molekuler, naringenin, kaempferol, Justicia gendarussa

ABSTRACT
A variety of natural compounds was potentially as antidiabetic, but its mechanism
of action is not known in detail, the example is Justicia gendarussa. Justicia containing
naringenin and kaempferol. Both of these compounds are simulated using molecular
docking method of the glucokinase and comparative compound glibenclamide
which is the reference to determine the mechanism of drug action. The results
showedthe docking score ofglibenclamide, naringenin and kaempferol respectively
were -22.0917; -22.1866; and -22.6328. Thus, naringenin and kaempferol has
potential as an antidiabetic with the sameway with glibenclamide.
Keywords: molecular docking, naringenin, kaempferol, Justicia gendarussa

Pemakalah - Poster
168
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Ekstrak Daun Annona muricata L. Menurunkan


Ekspresi Protein NRas pada Tikus Terinduksi
Dimetilbenzen(a)Antracena (DMBA)
Rosa Adelina, Putri Reno Intan dan Intan Sari Oktoberia
Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI
Jl. Percetakan Negara No. 29, Jakarta 10560
E-mail: rosa.adelina@litbang.depkes.go.id
Telp: +62-21-4244375, Faks: +62-21-4245386

ABSTRAK
Protein NRas merupakan salah satu protein yang memiliki peran penting pada
proses karsinogenesis terutama pada proses proliferasi sel sehingga NRas dapat
menjadi titik ukur dalam studi antikanker. Daun sirsak (Annona muricata)
mengandung senyawa acetogenin yang bersifat sitotoksik dan memicu kematian sel
terprogram pada kultur sel kanker hati dan payudara (in vitro). Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi mekanisme molekuler dari ekstrak etanolik daun
sirsak sebagai antiproliferasi pada tikus putih galur Sprague Dawley terinduksi DMBA.
Penelitian dilakukan selama 10 minggu menggunakan 30 ekor tikus di laboratorium
hewan coba Badan Litbang Kesehatan.Induksi DMBA dilakukan sebanyak 10 kali
selama lima minggu , kemudiandidiamkan dua minggu untuk menginisiasi
tumbuhnya tumor. Pada minggu ke ketujuh diberikan ekstrak daun sirsak dengan
dosis 200, 400, dan 800 mg/kgBB selama 17 hari. Pada akhir perlakuan dilakukan
nekropsi, pembuatan preparat dan pengecatan imunohistokimia NRas. Hasil analisis
ekspresi protein NRas menunjukkan aktivitas proliferasi yang makin menurun
dengan peningkatan dosis ekstrak daun sirsak.Dengan demikian, ekstrak daun sirsak
800 mg/kgBB berpotensi sebagai antiproliferasi pada hati dan kelenjar payudara
tikus yang diinduksi DMBA.
Kata kunci: NRas; Antiproliferasi;Daun Annona muricata;Hati; Kelenjar Payudara

ABSTRACT
NRas protein is one of the proteins that important in carcinogenesis process,
especially in cell proliferation therefore NRas could be a measuring point in
anticancer studies. Soursop (Annona muricata)’s leaves contain acetogenin which
cytotoxic and induced apoptosis in liver(WRL-68) and breast cancer cell line(MDA-
MB-435S) (in vitro). The aim of this study was to explore molecular mechanism of
soursop’s leaves extract as antiproliferation in whte rat Sprague Dawley strain
induced by DMBA. The study was conducted for ten weeks using 30 rats in animal
lab of National Institute of Health Research and Development. The DMBA

Pemakalah - Poster
169
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
induction was done by ten times for five weeks and silenced for two weeks to
initiated tumor development. In week seventh extract was orally inject with doses
200,400, and 800 mg/kgBW for seventeen days. The next step was necroption,
maked slides, and NRas staining. The results showed the proliferation activity
decreased comparable with doses increasing. In conclusion, the soursop’s leaves
extract potential to be antiproliferative agent in hepatic and mammary glands cell
induced by DMBA
Keywords:NRas; Antiproliferative;Annona muricata’ Leaves;Hepatic Cell; Mammary Glands

Pemakalah - Poster
170
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Spektrum Inframerah Tiomer Hidroksi Propil


Selulosa-Sisteamin Hasil Modifikasi dari Hidroksi
Propil Selulosa
Liliek Nurhidayati*, Deni Rahmat, Dian Ratih Laksmitawati, Fikry
ArRahman
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan
12640, Indonesia

ABSTRAK
Hidroks propil selulosa (HPC) merupakan polimer derivat selulosa yang dikenal
sebagai carrier dalam sistem penghantaran obat. Untuk memperbaiki
karakteristiknya, hidroksil profil selulosa dimodifikasi dengan menambahkan
sistemik sebagai penyumbang tol melalui reaksi okidasi, reduksi aminasi. Tiomer
hasil sintesis menunjukan jumlah tol bebas 1063,0342 ± 64,270 μmol/g dan
278,7079 ± 132,283 μmol/g ikatan disulfida per gram polimer. Spektrum
inframerahnya memberikan pita serapan OH yang lebar pada bilangan gelombang
3500-3300 cm-1; -NH pada 3500-3310 cm-1dan pita serapan gugus –SH pada 2500-
2900 cm-1. Modifikasi hidroksil profil selulosa menghasilkan tiomer HPC-sisteamin.
Kata kunci: Hidroksi propil selulosa, sisteamin, tiomer, spektruminframerah

ABSTRACT
Hydroxy propyl cellulose (HPC) is a cellulose polymer derivate which is known as
a carrier in drug delivery systems. To improve its characteristics, hydroxy propyl
cellulose was modified by adding of cysteamine as thiol donorthroughoxydation,
reductive amination. The resulted thiomer showed the free thiols number of
1063.0342 ± 64.270 µmol/g and disulfide bonds of 278.7079 ±132.283 µmol/g.
Infrared spectrum provides a broad OH absorption bands at wave number of 3500-
3300 cm-1; -NH at 3500-3310 cm-1 and -SH group absorption band at 2500-2900
cm-1. Modification of hydroxy propyl cellulose producedHPC-cysteaminethiomer.
Keywords:Hydroxy propyl cellulose, cysteamine, thiomer, infrared spektrum

Pemakalah - Poster
171
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Riset Sitotoksik Ekstrak Daun Sirsak (Annona


muricata L) Pada Sel Vero Dan AML 12
Tuty Erlina Mardja, Fitria Rahmi, Eka Rusmawati, Rina Adriany,
Murtiningsih,Arustiyono
Pusat Riset Obat dan Makanan, Badan POM RI
Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta
Email: tuty_erlina@yahoo.com

ABSTRAK
Daun sirsak (Annona muricata L.) telah digunakan sebagai fitoterapi berbagai penyakit
seperti kanker, anti mikroba berspektrum luas untuk mengatasi infeksi bakteri dan
jamur serta sebagai anti helmintik. Banyaknya penggunaan obat tradisional yang
belum diketahui data keamanannya akan merugikan masyarakat konsumen obat
tradisional. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mengetahui efek sitotoksik
ekstrak daun sirsak terhadap sel Vero dan sel AML12.
Riset sitotoksik merupakan salah satu pengembangan metode untuk memprediksi
keberadaan senyawa yang bersifat toksik dengan menggunakan sel normal atau sel
yang telah mengalami transformasi. Uji ini menggunakan 2 jenis cell line, yaitu sel
Vero dan sel AML 12. Simplisia daun sirsak dibuat ekstrak menggunakan etanol
96% kemudian dikeringkan sehingga didapat rendemen 5,44%. Konsentrasi uji yang
digunakan 100.00; 50.00; 25.00; 12.50; 6.25; 3.13 g/mL untuk sel Vero dan 500.00;
250.00; 125.00; 62.5; 31.25 dan 16.63g/mL untuk sel AML 12. Dilakukan kultur
untuk masing-masing sel pada wellplate 96 kemudian diinkubasi didalam inkubator
CO2 dengan kadar 5% pada suhu 37C selama 24 jam kemudian dilakukan
pemaparan sampel uji kemudian diinkubasi kembali didalam inkubator CO2 dengan
kadar 5% pada suhu 37C selama 24 jam. Plate kemudian dilakukan uji MTT. Hasil
uji MTT dianalisis dengan ELISA Reader pada panjang gelombang 570 nm dan
panjang gelombang referen 630 nm.
Hasil riset sitoktoksik menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak etanol daun sirsak
adalah 35.78g/mL pada sel Vero dan 12.24g/mL pada sel AML 12, maka
berdasarkan klasifikasi sitotoksik untuk bahan alam dapat disimpulkan bahwa
ekstrak etanol daun sirsak ini tergolong toksik terhadap sel Vero dan AML 12.
Kata kunci: Sitotoksisitas, ekstrak etanol daun sirsak, uji MTT

ABSTRACT
Soursop Leaves (Annonamuricata L.) has been used as phytotherapyfor some
diseases such as cancer, broad-spectrum antimicrobial, antifungal and anthelmintic.
Pemakalah - Poster
172
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
The common use of traditional medicine whereas safety is not yet scientifically
approved can possibly put consumer at risk. The aim of this research is to
evaluatecytotoxic effect ofsoursop leaf extract on Verocells and AML12 cells.
Cytotoxic study is one of the method development s for predicting the presence of
toxic compounds using transformed-normal cells. This research used two types of
cell line, Vero cells and AML 12 cells. The concentration of Ethanolic extract of
soursop leaves (yield= 5,44%) are 100; 50; 25; 12.5; 6.3; 3.1g/mL for Vero Cells
and 500; 250; 125; 62.5; 31.3dan 16.6g/mL for AML 12 cells. Cells were cultured
in wellplate 96 and then incubated in the 5% CO2 incubator 37C temperature for
24 hours. The wellplatethen exposed to sample and re-incubated in the 5% in the
CO2 incubator 37C temperature for 24 hours. Plate then performed MTT test and
then analyzed by ELISA Reader at 570 nm wavelength atand 630 nm wavelength
reference.
This cytotoxic study shows that the IC50 of ethanolic extract of soursop leaves is
35.78 g / mL on Vero cells and 12:24 g / mL on AML 12 cells, therefore
oncytotoxicity classification for natural ingredients, it can be concluded that the
ethanolic extract of soursop leaves is classified as toxic to Vero cells and AML 12
cells.
Keywords: cytotoxicity, ethanolic extract of soursop leaves, MTT assay

Pemakalah - Poster
173
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

Pertumbuhan Dan Produksi 3 Aksesi Artemisia


Annua Pada 3 Ketinggian Tempat Tumbuh
Yuli Widiyastuti, Dyah Subositi, Sari Haryanti
Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan
Jl. Raya Lawu 11, Tawangmangu, Surakarta 57792

ABSTRAK
Angka kejadian malaria di Indonesia yang tinggi mengakibatkan ketergantungan
obat malaria ini juga sangat besar. Upaya swasembada bahan baku artemisinin sangat
memungkinkan karena di samping iklim geografi yang sesuai juga telah dikuasainya
teknologi prosesing. Masalahnya adalah produksi artemisinin akan efisien dan
ekonomis jika kadar artemisinin dalam Artemisia annua mencapai lebih dari 0,6%.
Di lain pihak Artemisia annua sebagai tanaman hari pendek (short day plant) yaitu
tanaman khas daerah sub tropis, penanaman di daerah tropis menyebabkan masa
vegetatif yang pendek dan mengakibatkan kadar artemisinin menjadi rendah. Uji
adaptasi Artemisia annua di Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu menunjukkan pertumbuhan dan produksi optimum dicapai pada
penanaman di ketinggian lebih dari 1.700 m dpl. Untuk upaya produksi skala besar
tentunya ketersediaan lahan menjadi salah satu kendala, karena umumnya lahan di
ketinggian 1.700 m atau lebih memiliki keterbatasan pada topografi dan luasan yang
diakibatkan letaknya di lereng gunung.
Dalam rangka ekstensifikasi, pemilihan klon unggul yang mampu beradaptasi di
daerah dataran rendah sangat diperlukan. Untuk itu dilakukan uji adaptasi 3 aksesi
Artemisia annua di daerah dengan ketinggian di bawah 1.700 m dpl. Penelitian
merupakan percobaan lapangan menggunakan 3 aksesi Artemisia annua (V1, V2 dan
V5) dan tiga ketinggian tempat tumbuh (1.200 m dpl, 800 dpl dan 200 dpl), sebagai
variabel bebas. Sebagai variabel tergantung meliputi parameter pertumbuhan dan
produktivitas tanaman. Masing-masing aksesi ditanam dalam petak uji yang diulang
sebanyak 3 kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produktivitas 3 aksesi
Artemisia annua sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat penanaman. Semakin
rendah tempat penanaman pertumbuhan dan produktivitas semakin menurun, dan
tanaman lebih cepat masuk ke fase generatif. Dari data pertumbuhan, V1
menunjukkan karekter pertumbuhan yang lebih baik dibanding V2 dan V5 demikian
juga dengan produktivitas biomasa. Untuk kadar artemisinin tertinggi di dataran

Pemakalah - Poster
174
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52
menengah (800 m dpl) dan dataran rendah (200 m dpl), V5 memberikan rata-rata
hasil lebih baik dibanding V1 dan V2.
Kata Kunci: Artemisia annua, artemisinin, aksesi, ketinggian tempat tumbuh.

ABSTRACT
The high incidence of malaria in Indonesia resulted in malaria drug dependence.
Self-sufficiency in raw materials of artemisinin as antimalarial drug is possible
because the geographic climate of Indonesia is suitable for Artemisia annua grow.
The problem is the production of artemisinin will efficiently and economically if the
content of artemisinin in Artemisia annua reached more than 0.6%. On the other
hand, Artemisia annua is a short day plant that is typical of the sub-tropical plants.
Growing Artemisia annua in tropical areas cause a short vegetative period and
resulted in low content of artemisinin. Artemisia annua adaptation test have been
conducted at the Center for Research and Development of Medicinal Plants and
Traditional Medicine Tawangmangu. The growth and optimum production of
Artemisia annua was achieved at planting at an altitude of more than 1,700 m above
sea level. For large scale production, the availability of wide land in those altitute is
limited, because the topography and usually located on the slopes of the mountain
areas.
In order to increase production and extension of grow areas, the selection of
superior clones which adaptable in low areas is needed. The adaptation test of the 3
accessions of Artemisia annua was carried out at altitudes below 1,700 m above sea
level. Research is a field experiment using a 3 accessions of Artemisia annua (V1, V2
and V5) and three grew altitude (1,200 m above sea level, 800 above sea level and
200 asl), as the independent variable. As dependent variables include growth
parameters and productivity of plants. Each accession were planted in test plots
were replicated 3 times.
The results showed that the growth and productivity of 3 accession of Artemisia
annua is strongly influenced by the altitute of the planting areas. The lower altitute
decline growth and productivity, and plant entry into the generative phase faster
than grow in higher altitute. From the growth data, V1 shows the growth character
better than V2 and V5 as well as the productivity of biomass. Accession 5 (V5) give
the highest levels of artemisinin in 800 m asl as well as in 200 m asl.
Key words: Artemisia annua, artemisinin, accession, altitute.

Pemakalah - Poster
175
Seminar Nasional POKJANAS TOI Ke-52

ABSTRAK
Nanda Aprilliani

Penelitian ini menentukan profil kromatografi ekstrak dan fraksi tumbuhan sirih
merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).
Profil metabolit sekunder meliputi ekstrak metanol , fraksi n-heksan, fraksi etil asetat
dan fraksi n-butanol ditentukan secara KLT dan KCKT. Analisis KLT
menggunakan fase gerak campuran n-heksan : etil asetat dengan perbandingan (4:6)
(v/v) dan fase diam silica gel GF254 dengan pereaksi penampak noda. Analisis
KCKT menggunakan elusi gradien dengan fase gerak asetonitril : asam fosfat 0,1%
dan fase diam kolom C18 (4,6 x 250 mm) dengan menggunakan detektor PDA. Hasil
analisa dengan KLT menunjukkan ekstrak dan fraksi diketahui mengandung
metabolit sekunder fenolik, flavonoid, dan terpenoid. Hasil analisa KCKT pada
ekstrak dan fraksi sirih merah menunjukkan adanya senyawa triterpenoid yang
memiliki pada λmax 264 nm dengan komposisi senyawa yang terbesar.

Pemakalah - Poster
176

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai