Oleh
NOVITA SARI
1748201009
Oleh
NOVITA SARI
1748201009
ii
PROGRAM STUDI FARMASI
INSTITUT KESEHATAN INDONESIA
JAKARTA
LEMBAR PERSETUJUAN
Meiti Rosmiati, M. Farm., Apt Dr. Dra. Rahmawati Ridwan, Apt., M.S
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Demikian pernyataan ini penulis buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis
iv
KATA PENGANTAR
v
8. Deviyanthi Nur Afifah, S.Si., M.Si.P, selaku Pembimbing Akademik Studi
Farmasi Institut Kesehatan Indonesia.
9. Ibu Sugeswati serta Almarhum Bapak Tarmu’i sebagai orang tua penulis
sekaligus sebagai madrasah pertama bagi penulis yang selalu menerima dan
mendukung penulis dalam keadaan apapun.
10. Kedua saudara penulis yang selalu memberikan semangat, dukungan dan
doanya yang tidak pernah putus.
11. Teman-teman SMA dan teman di kampus IKI yang selalu memberikan
semangat serta dukungan, jasa kalian tidak akan pernah saya lupakan.
Penulis mengharapkan segala kritik dan saran dari berbagai pihak demi
penyempurnaan proposal ini. Semoga proposaal penelitian ini dapat memberikan
manfaat yang baik bagi penelitian selanjutnya dan juga bagi pembaca.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
2.1.4 Pengobatan COVID-19 ...................................................................... 10
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persentase gejala yang dialami pasien COVID-19 (Susilo et al, 2020) .... 9
Tabel 2. Kata kunci pencarian pada database ...................................................... 34
Tabel 3 Data ekstraksi ........................................................................................ 36
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Cina berhasil mengendalikan epidemi domestik dalam waktu singkat
karena kebijakan epidemi yang ketat. Tidak hanya karena kebijakan epidemi
yang ketat, dalam proses ini Traditional Chinese Medicine (TCM) juga
memberikan kontribusi yang besar (Zhao et al., 2020). Pada awal epidemi di
Cina, TCM meluncurkan studi skrining klinis tentang resep yang efektif untuk
pencegahan dan pengobatan COVID-19. TCM telah dimasukkan ke dalam
Pedoman Diagnosis dan Protokol Perawatan COVID-19 dan memiliki peran
yang sangat penting dalam tatalaksana penyakit. (NHCP of China, 2020;
National Health Commission, National Administration of Traditional Chinese
Medicine, 2020). Pada 17 Februari 2020, TCM telah digunakan untuk merawat
60.107 pasien yang terinfeksi, atau 85,20% dari total semua kasus infeksi di
Cina. Proporsi kasus yang menerima TCM yang disembuhkan, dipulangkan,
dan mengalami perbaikan gejala mencapai 87% menunjukkan kemanjuran
klinis optimal dari pengobatan tradisional Cina (TCM) dalam pengobatan
COVID-19 (NHCP of China, 2020).
LianHua QingWen (LHQW) adalah salah satu obat paten Cina utama
dalam TCM yang direkomendasikan oleh Pedoman Diagnosis dan Protokol
Perawatan COVID-19 di Cina (National Health Commission, National
Administration of Traditional Chinese Medicine, 2020). Selama lebih dari
sepuluh tahun LHQW telah digunakan secara luas sebagai obat tradisional Cina
yang representatif untuk penyakit infeksi saluran pernapasan. Penelitian yang
dilakukan oleh (Ding dkk., 2007) menunjukkan bahwa LHQW sebagai formula
pengobatan tradisional Cina memberikan efek antivirus spektrum luas pada
penyakit pernapasan yang disebabkan oleh berbagai virus influenza.
Mekanisme kerjanya termasuk memperkuat kekebalan tubuh, menghambat
peradangan pada saluran pernapasan, dan mengurangi kerusakan peradangan di
paru-paru. LHQW juga sangat dikenal karena kemanjurannya yang luar biasa
dalam memerangi SARS dan influenza, serta memiliki efek signifikan pada
perbaikan gejala seperti demam, batuk, produksi dahak, dan sesak napas (Tong
et al, 2020; Luo, 2020).
2
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai tingkat efektivitas LianHua QingWen dalam penggunaannya sebagai
terapi pengobatan COVID-19. Penilaian efektivitas pengobatan diukur
menggunakan tingkat perbaikan tanda dan gejala yang dialami oleh penderita.
Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan metode literature review sebagai
pendekatannya.
3
1.4.2 Manfaat Institusi dan Akademik
Secara akademik hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi untuk
menambah ilmu pengetahuan dalam pengembangan obat herbal sebagai
alternatif pengobatan COVID-19.
1.4.3 Manfaat Masyarakat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai
obat herbal yang dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan COVID-
19 bagi masyarakat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 COVID-19
2.1.1 Epidemiologi
Sejak awal kemunculannya pada akhir Desember 2019 di Cina, kasus
infeksius yang disebabkan oleh patogen Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) terus meningkat setiap hari hingga memuncak
antara akhir Januari hingga awal Februari 2020. Laporan kasus pertama datang
dari Wuhan, Provinsi Hubei dan dalam waktu kurang dari satu bulan telah
menyebar ke 29 provinsi di Cina. Pada 23 Januari 2020 pemerintah Cina
melaporkan sebanyak 634 orang telah terinfeksi dan 17 orang diantaranya
meninggal. Untuk mencegah penyebaran yang lebih luas, pada tanggal yang
sama pemerintah Cina menerapkan karantina wilayah di tiga kota di Provinsi
Hubei. Dua hari berselang (25/1/2020), dilaporkan kasus terinfeksi COVID-19
meningkat hingga 1.979 kasus (Rumbo, 2020).
Pada 30 Januari 2020, kasus terinfeksi COVID-19 di Cina melonjak
hingga 7.736 kasus, serta 86 kasus lain yang telah dilaporkan oleh 18 negara di
berbagai benua. Pada tanggal yang sama WHO menyalakan alarm bahaya
kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian oleh seluruh dunia atau Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC). Dalam waktu singkat
angka kejadian COVID-19 bertambah dengan pesat, respons WHO sebagai
organisasi kesehatan dunia adalah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi
per tanggal 11 Maret 2020. Hingga 30 Desember 2020 tercatat kasus
terkonfirmasi positif secara global sebanyak 80.783.035, termasuk 1.784.109
kematian di 221 negara terjangkit (WHO, 2020).
5
2.1.2 Virologi
Virus corona adalah virus RNA rantai tunggal yang masuk ke dalam
keluarga Coronaviridae. Keluarga Coronaviridae terbagi menjadi dua
subfamily, yaitu Orthocoronavirinae dan Torovirinae. Orthocoronavirinae
memiliki empat anggota genus, yaitu Alphacoronavirus (α), Betacoronavirus
(β), Gammacoronavirus (γ), dan Deltacoronavirus (δ) (Levani et al, 2021).
Umumnya Alphacoronavirus dan Betacoronavirus akan menginfeksi mamalia,
sedangkan Gammacoronavirus dan Deltacoronavirus akan menginfeksi unggas
dan ikan (Chen Y et al, 2020).
Coronavirus adalah jenis virus yang menyerang saluran pernapasan.
Virus yang berhubungan dengan infeksi pada saluran pernapasan akan
menjadikan sel epitel dan mukosa saluran napas sebagai target awal dalam
menginfeksi sebelum pada akhirnya menyebabkan kerusakan organ (Levani et
al, 2021). Sebelum tahun 2019, diketahui hanya ada enam coronavirus yang
dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit pernapasan, yaitu
HCoV-229E, HCoV-OC43, HCoV-NL63, dan HKU1 yang menyebabkan
infeksi saluran pernapasan atas, serta SARS-CoV dan MERS-CoV yang dapat
menginfeksi saluran pernapasan bagian bawah dan menyebabkan sindrom
pernapasan parah pada manusia (Chen Y et al, 2020).
SARS-CoV-2 merupakan Coronavirus jenis baru penyebab COVID-19
yang dapat diklasifikasikan dalam kelompok betacoronavirus yang menyerupai
SARS-CoV dan MERS-CoV, tetapi tidak sama persis. Dalam jurnal Nature
Microbiology (Gorbalenya et al., 2020) taksonomi SARS-CoV-2 dinyatakan
sebagai berikut:
Kingdom : Riboviria
Ordo : Nidoverales
Subordo : Cornidovirineae
Famili : Coronaviridae
Subfamili : Orthocoronavirinae
Genus : Betacoronavirus
Subgenus : Sarbecovirus
6
Spesies : Severe acute respiratory syndrome-SARS-related coronavirus
Individu : SARS-CoVUrbani, SARS-CoVGZ-02, Bat SARS CoVRf1/2004,
Civet SARS CoVSZ3/2003, SARS-CoVPC4-227, SARSr-
CoVBtKY72, SARS-CoV-2 Wuhan-Hu-1, SARSr-CoVRatG13,
dan seterusnya.
7
2.1.3 Manifestasi Klinis
Pasien COVID-19 memiliki Manifestasi klinis yang luas, mulai dari
pasien tanpa gejala (asimtomatik), pasien dengan gejala ringan, pasien dengan
pneumonia, pneumonia berat, acute respiratory distress syndrome (ARDS),
sepsis, hingga syok sepsis (Susilo et al, 2020). Data hingga Februari 2020,
Sekitar 80% kasus digolongkan ke dalam kategori ringan hingga sedang, 13,8%
dalam kategori berat, dan sebanyak 6,1% lainnya jatuh ke dalam keadaan kritis
(WHO, 2020).
Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan atau tanpa infeksi
akut saluran napas atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, batuk
(dengan atau tanpa dahak), nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala,
fatigue, anoreksia, atau malaise. Pada beberapa kasus pasien juga mengeluhkan
diare dan muntah. Gejala berat didefinisikan sebagai pasien dengan pneumonia
berat yang ditandai dengan demam, sesak napas, dan ditambah dengan salah
satu gejala berupa frekuensi pernapasan ≥ 30x per menit, distres pernapasan
berat (ARDS), atau saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen (Susilo et al,
2020). Keadaan kritis ditandai dengan adanya gagal napas, syok sepsis, dengan
atau tanpa kegagalan multiorgan (WHO, 2020).
Berdasarkan data 55.924 pasien terkonfirmasi positif COVID-19, gejala
paling sering adalah demam, batuk kering, dan fatigue. Gejala lain yang dapat
menyertai adalah batuk berdahak, sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri kepala,
mialgia/artralgia, menggigil, mual/muntah, kongesti nasal, diare, nyeri
abdomen, hemoptisis, dan kongesti konjungtiva (WHO, 2020). Lebih dari 40%
demam yang dialami oleh pasien COVID-19 memiliki suhu puncak antara
38,1°C - 39°C. Sementara pada 34% demam lain mencapai lebih dari 39°C
(Huang et al, 2020). Dengan menggabungkan hasil penelitian dari berbagai
sumber, Susilo dkk. menyajikan persentase gejala yang kerap kali muncul pada
kasus infeksi COVID-19 yang dapat dilihat pada tabel 2.1
8
Tabel 1. Persentase gejala yang dialami pasien COVID-19 (Susilo et al, 2020)
Studi Guan, dkk Chen J, dkk Huang C, dkk Young, dkk Wang D, dkk Mo, dkk Xu, dkk Arentz , dkk
9
2.1.4 Pengobatan COVID-19
Hingga tulisan ini dibuat, Indonesia dalam menangani kasus pandemi
COVID-19 mengacu pada Buku Saku Protokol Tata Laksana COVID-19 Edisi
2 yang disusun oleh . Pasien yang sudah terkonfirmasi COVID-19 dibagi ke
dalam beberapa kelompok berdasarkan derajat keparahannya. Berikut
merupakan tata laksana pengobatan COVID-19 bagi pasien yang telah
dinyatakan terkonfirmasi positif berdasarkan derajat keparahannya :
A. Pasien Tanpa Gejala
1. Isolasi dan pemantauan
Pasien melakukan isolasi mandiri di rumah maupun isolasi di fasilitas
publik selama 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis
konfirmasi. Selama karantina pasien dikontrol melalui telepon oleh
petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk pemantauan
klinis.
2. Non-farmakologi
Bagi pasien isolasi mandiri di rumah akan diberikan leaflet yang berisi
edukasi terkait tindakan yang harus dilakukan selama melakukan
karantina. Beberapa panduan yang dimuat adalah panduan tentang
pasien, panduan tentang lingkungan/kamar pasien isolasi, dan panduan
keluarga pasien.
3. Farmakologi
a. Jika pasien memiliki penyakit penyerta/komorbid dianjurkan untuk
melanjutkan pengobatan yang biasa dikonsumsi, namun bagi pasien
yang rutin melakukan terapi antihipertensi dengan mengkonsumsi
golongan obat ACE-inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker
perlu melakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam atau Dokter Spesialis Jantung.
b. Vitamin C, dengan pilihan :
Selama 14 hari mengkonsumsi tablet vitamin C non acidic 500
mg/6-8 jam oral
10
Selama 30 hari mengkonsumsi tablet isap vitamin C 500 mg/12
jam oral
Selama 30 hari mengkonsumsi multivitamin yang mengandung
vitamin C 1-2 tablet/24 jam
Dianjurkan mengkonsumsi multivitamin dengan kandungan
vitamin C, B, E, dan Zink
c. Vitamin D, dengan pilihan :
Suplemen yang mengandung vitamin D sebesar 400 – 1000
IU/hari
Obat dengan kandungan vitamin D 1000 – 5000 IU/hari
d. Dengan memperhatikan kondisi klinis pasien, obat-obatan suportif
baik tradisional (fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli Indonesia
(OMAI) yang teregistrasi di BPOM boleh diberikan.
e. Obat-obatan dengan kandungan antioksidan tinggi.
B. Pasien Dengan Derajat Ringan
1. Isolasi dan pemantauan
Pasien melakukan isolasi mandiri di rumah atau di fasilitas karantina
publik yang disediakan pemerintah selama maksimal 10 hari sejak
gejala pertama timbul dengan ditambah 3 hari bebas dari gejala
gangguan pernapasan dan demam. Jika gejala timbul lebih dari 10 hari,
maka isolasi dilakukan hingga gejala hilang dan ditambah 3 hari setelah
gejala hilang.
2. Non-farmakologi
Sama seperti pasien tanpa gejala, pasien dengan gejala ringan akan
diberikan edukasi terkait tindakan yang harus dilakukan selama
melakukan karantina.
3. Farmakologi
a. Vitamin C, dengan pilihan :
Selama 14 hari mengkonsumsi tablet vitamin C non acidic 500
mg/6-8 jam oral
11
Selama 30 hari mengkonsumsi tablet isap vitamin C 500 mg/12
jam oral
Selama 30 hari mengkonsumsi multivitamin yang mengandung
vitamin C 1-2 tablet/24 jam
Dianjurkan mengkonsumsi multivitamin dengan kandungan
vitamin C, B, E, dan Zink
b. Vitamin D, dengan pilihan :
Suplemen yang mengandung vitamin D sebesar 400 – 1000
IU/hari
Obat dengan kandungan vitamin D 1000 – 5000 IU/hari
c. Azitromisin 1 x 500 mg/hari selama 5 hari
d. Antivirus, dengan pilihan :
Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 5-7 hari
(terutama jika diduga memiliki infeksi influenza) atau
Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12
jam/oral pada hari ke-1 dan selanjutnya dengan dosis 2 x 600 mg
(hari ke 2-5)
e. Pengobatan simptomatis (parasetamol jika demam, terapi oksigen
jika pasien mengalami severe acute respiratory infection,
hipoksemia, atau syok).
f. Dengan memperhatikan kondisi klinis pasien, obat-obatan suportif
baik tradisional (fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli Indonesia
(OMAI) yang teregistrasi di BPOM boleh diberikan.
g. Pengobatan untuk komorbid dan komplikasi jika ada.
C. Pasien Dengan Derajat Sedang
1. Isolasi dan pemantauan
a. Dirujuk ke ruang perawatan COVID-19 di Rumah Sakit / Rumah
Sakit Darurat COVID-19
b. Diisolasi ke ruang perawatan COVID-19 di Rumah Sakit / Rumah
Sakit Darurat COVID-19
2. Non-farmakologi
12
a. Melakukan istirahat total, melengkapi asupan kalori, mengontrol
elektrolit, memantau status hidrasi, dan terapi oksigen.
b. Dilakukan pemantauan laboratorium pada Darah Perifer Lengkap
berikut dengan hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan
dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan foto toraks secara
berkala.
3. Farmakologi
a. Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam
waktu 1 jam diberikan secara intravena (IV) selama perawatan.
b. Vitamin D dalam bentuk suplemen dengan dosis 400 – 1000 IU/hari
atau dalam bentuk obat dengan dosis 1000 – 5000 IU/hari
c. Antibiotik Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral selama 5-
7 hari atau sebagai alternatif dapat menggunakan Levofloksasin
yang diberikan apabila curiga ada infeksi bakteri dengan dosis 750
mg/24 jam per iv atau per oral selama 5-7 hari.
d. Ditambah antivirus Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading
dose 1600 mg/12 jam per oral pada hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600
mg pada hari ke 2-5 atau menggunakan Remdesivir 200 mg per iv
drip pada hari ke-1 dan dilanjutkan 1x100 mg per iv pada hari ke 2-
5 atau hari ke 2-10.
e. Pengobatan simptomatis (parasetamol jika demam, terapi oksigen
jika pasien mengalami severe acute respiratory infection,
hipoksemia, atau syok).
f. Pengobatan untuk komorbid dan komplikasi jika ada.
g. Pemberian terapi antikoagulan heparin bobot molekul rendah
(LMWH)/heparin tidak terfraksinasi (UFH) berdasarkan evaluasi
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
D. Pasien Dengan Derajat Berat atau Kritis
1. Isolasi dan pemantauan
a. Diisolasi di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan atau dirawat secara
kohorting
13
b. Pengambilan hasil swab untuk PCR dilakukan pada hari ke 1,2, dan
11/12.
2. Non-farmakologi
a. Melakukan istirahat total, melengkapi asupan kalori, mengontrol
elektrolit, memantau status hidrasi, dan terapi oksigen.
b. Dilakukan pemantauan laboratorium pada Darah Perifer Lengkap
berikut dengan hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan
dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan foto toraks secara
berkala.
c. Bila terjadi perburukan lakukan pemeriksaan foto toraks serial.
d. Melakukan monitor pada tanda-tanda sebagai berikut :
Pasien dengan takipnea (frekuensi napas ≥ 30x/menit)
Saturasi oksigen pasien dengan pulse oximetry (pada jari) ≤93%
Analisis Gas Darah (AGD) menunjukan PaO2 / FiO2 ≤ 300
mmHg
Pencitraan thoraks dalam 24-48 jam menunjukan keterlibatan
area paru-paru mengalami peningkatan sebanyak >50%
Pasien dengan limfopenia progresif
Pasien dengan peningkatan C-Reactive Protein (CRP) progresif
Pasien dengan asidosis laktat progresif
e. Monitor keadaan kritis dengan cara :
Lakukan perawatan ICU bagi pasien yang mengalami gagal
nafas yang membutuhkan ventilator, syok atau gagal multiorgan.
Pertimbangkan penggunaan ventilator bagi pasien yang
mengalami gagal napas disertai Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS).
3. Farmakologi
a. Vitamin C dengan dosis 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl
0,9% habis dalam 1 jam secara drip intravena (IV) selama
perawatan.
b. Vitamin B1 1 ampul/24 jam secara intravena
14
c. Vitamin D dalam bentuk suplemen dengan dosis 400 – 1000 IU/hari
atau dalam bentuk obat dengan dosis 1000 – 5000 IU/hari
d. Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral selama 5-7 hari atau
sebagai alternative dapat menggunakan Levofloksasin yang
diberikan apabila curiga ada infeksi bakteri dengan dosis 750 mg/24
jam per iv atau per oral selama 5-7 hari.
e. apabila pasien mengalami sepsis yang diduga kuat disebabkan
koinfeksi bakteri, pemilihan antibiotik disesuaikan dengan kondisi
klinis, fokus infeksi dan faktor risiko yang ada pada pasien.
Pemeriksaan kultur darah dan pemeriksaan kultur sputum perlu
dipertimbangkan.
f. Ditambah antivirus Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading
dose 1600 mg/12 jam per oral pada hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600
mg pada hari ke 2-5 atau menggunakan Remdesivir 200 mg per iv
drip pada hari ke-1 dan dilanjutkan 1x100 mg per iv pada hari ke 2-
5 atau hari ke 2-10.
g. Antikoagulan low molecular weight heparin (LMWH) atau
unfractionated heparin (UFH) berdasarkan evaluasi DPJP.
h. pada kasus berat yang mendapat terapi oksigen atau kasus berat
dengan ventilator pasien perlu mendapat Deksametason dengan
dosis 6 mg/24 jam selama 10 hari atau kortikosteroid lain yang
setara.
i. Pengobatan untuk komorbid dan komplikasi jika ada.
j. Pasien dapat diberikan obat suportif lainnya jika sesuai dengan
indikasi.
15
Qingwen umumnya digunakan untuk pencegahan dan pengobatan virus
influenza di Cina (Wang et al., 2015). LHQW merupakan obat herbal cina yang
terdiri dari 13 tumbuhan dan herbal, berikut merupakan isi kandungan yang
terdapat di dalamnya :
16
kardiovaskular. Senyawa yang terkandung di dalamnya adalah asam amino,
sterol, alkaloid, asam organik, flavonoid, dan volatil (Dong et al, 2017).
2. Lonicerae Japonicae Flos (Jin Yin Hua)
17
A, asam isoklorogenik B, asam isoklorogenik C, iridoid, dan loganin (Li et
al, 2015).
3. Ephedrae Herba (Ma Huang)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Ephedrales
Famili : Ephedraceae
Genus : Ephedra
Spesies : Ephedra gerardiana Wall. (Plantamor, 2021)
Ma huang merupakan tanaman Ephedra gerardiana yang
dikeringkan. Dalam TCM ma huang memiliki beberapa efek farmakologis,
seperti anti-inflamasi, anti-alergi, anti-asma, dan anti-hiperglikemia (Liao et
al, 2021). Dalam pengobatan tradisional dari beberapa negara beberapa
spesies dari genus Ephedra biasa digunakan untuk mengobati asma, pilek,
flu, menggigil, demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan batuk
(González-Juárez, 2020). Penelitian farmakologis modern menunjukan Ma
huang digunakan untuk pengobatan klinis asma bronkial, hidung tersumbat,
reaksi anafilaksis, hipotensi, pilek, demam, dan alergi saluran pernapasan
atas (Wagner et al, 2011). Bahan aktif yang terkanung dalam ma huang
18
adalah retinol, triptofan, arginin, prolin, nikotinamida, fenilalanin, triptofan,
dan metionin (Liao et al, 2021).
4. Armeniacae Semen Amarum (Ku Xing Ren)
19
polisakarida, polifenol, asam lemak dan turunan sterol, karotenoid,
glukosida sianogenik, dan komponen volatile (Erdogan dan Kartal, 2011).
5. Gypsum Fibrosum (Shi Gao)
20
Gambar 2.8 Tanaman Isatis tinctoria L. (Speranza et al, 2020)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Brassicaceae
Genus : Isatis
Spesies : Isatis tinctoria L. (Plantamor, 2021)
Ekstrak Radix Isatidis merupakan akar dari Isatis tinctoria L. yang
umumnya digunakan untuk detoksifikasi. Radix isatidis atau dalam bahasa
cina disebut Ban lan gen adalah obat tradisional Tiongkok (TCM) yang
terkenal dengan aktivitas antivirusnya yang luas. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Zhou dan Zhang pada tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa
aktivitas antivirus Radix isatidis efektif terhadap virus penyebab influenza,
gondok, Human Cytomegalovirus (HCMV), Herpes simplex virus tipe 1
(HSV-1), dan Herpes simplex virus tipe 2 (HSV-2). Senyawa yang
terkandung di dalamnya adalah alkaloid, asam organik, nukleosida, asam
amino, lignanoid, flavonoid, senyawa organik yang mengandung sulfur,
sterol, minyak atsiri, dan polisakarida (Zhou dan Zhang, 2017).
21
7. Rhizoma Dryopteridis Crassirhizomatis (Mian Ma Guan Zhong)
22
virus tipe 1 (HSV-1) dan anti-respiratory syncytial virus (RSV) (Chen et al.,
2020). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa komponen yang
diekstraksi dari Dryopteris crassirhizoma Nakai memiliki banyak efek
farmakologis, seperti aktivitas anti tumor, aktivitas antioksidan, dan
aktivitas antibakteri (Kapadia et al, 1996; Lee et al, 2003; Lee et al, 2009).
Senyawa yang terkandung di dalamnya adalah flavonoid, glikosida,
triterpen, dan asam ursolat (Zeng, 2013).
23
pengeringan nanah dan memperlancar buang air kecil. Studi farmakologi
modern mengungkapkan bahwa Houttuynia cordata memiliki berbagai
aktivitas farmakologis termasuk diantaranya antivirus, antitumor,
antimikroba, anti-inflamasi, dan efek antioksidan. Sampai saat ini, sebagian
besar studi fitokimia pada Houttuynia cordata telah difokuskan pada tiga
jenis, yaitu: komponen minyak atsiri, flavonoid dan alkaloid (Jiangang,
2013).
9. Pogostemonis Herba (Guang Huo Xiang)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Pogostemon
Spesies : Pogostemon cablin (Blanco) Benth. (Plantamor, 2021)
Guang Huo Xiang berasal dari tumbuhan
Pogostemon cablin (Blanco) Benth. yang dikeringkan. Dalam TCM fungsi
24
terapeutik Guang Huo Xiang adalah untuk menghilangkan kelembaban dan
panas yang berasal dari luar. Selain itu, fungsi lain dari Guang Huo Xiang
adalah untuk menghentikan muntah, meraangsang nafsu makan, meredakan
pilek, mual, diare, sakit kepala, dan demam. Studi farmakologis
menunjukkan bahwa Pogostemon cablin memiliki berbagai aktivitas
termasuk antiinflamasi, antinosiseptif, antiemetik, imunomodulator, dan
antimikroba (He et al, 2013). Senyawa yang terkandung dalam
Pogostemon cablin adalah acteoside, asam rosmarinic, krenatosida,
hesperidin, dan isocrenatoside (Liu et al, 2017).
10. Rhei Radix et Rhizoma (Da Huang)
25
Gambar 2.14 Tanaman Rheum tanguticum Maxim. ex Balf.. (Eol.org,
2008)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Polygonales
Famili : Polygonaceae
Genus : Rheum
Spesies : Rheum officinale Baill., Rheum palmatum L., dan Rheum
tanguticum Maxim. ex Balf. (Plantamor, 2021)
Da Huang adalah akar kering dari rizhoma Rheum officinale Baill.,
Rheum palmatum L., dan Rheum tanguticum Maxim. ex Balf. Dalam TCM
da huang dikenal sebagai obat pencahar yang mujarab. Studi farmakologi
modern mengungkapkan fakta bahwa da huang memiliki aktifitas
antikanker dan antihipertensi. Senyawa yang terkandung dalam da huang
adalah asam laktat, emodin, chrysophanol, aloe emodin, physcion, rhein,
alizarin, dan citreorosein (Li, 2007; Zhu, 1998).
11. Rhodiolae Crenulatae Radix et Rhizoma (Hong Jing Tian)
26
Gambar 2.15 Tanaman Rhodiola crenulata (Ree, 2021)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Rosopsida
Ordo : Saxifragales
Famili : Crassulaceae
Genus : Rhodiola
Spesies : Rhodiola crenulata (Hook. f. & Thomson) (BioLib, 2021)
Hong Jing Tian merupakan herbal yang berasal dari tanaman
Rhodiola crenulata kering yang tercantum dalam TCM. Penggunaan Hong
Jing Tian dalam TCM dimanfaatkan untuk pencegahan terhadap penyakit
ketinggian yang seringkali dialami oleh wisatawan saat berkunjung ke
daerah yang lebih tinggi. Studi farmakologi modern menyebutkan bahwa
Rhodiola crenulata memiliki aktifitas sebagai antioksidan,
imunomodulator, anti-penuaan, anti-kelelahan, neuroprotektif, anti-
inflamasi, antidepresi, ansiolitik, nootropic, Kandungan kimia utama
Rhodiola crenulata adalah senyawa fenolik, seperti flavonoid,
fenilpropanoid, asam fenolik dan sebagainya (Zhou, 2015).
12. menthol (Bo He Nao)
27
Gambar 2.16 Tanaman Mentha canadensis L. (Liu, 2021)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Mentha
Spesies : Mentha canadensis L. (Plantamor, 2021)
Mentha canadensis banyak digunakan sebagai tanaman obat dalam
pengobatan tradisional Tiongkok. Sebagai obat tradisional Cina, tanaman
ini secara klinis digunakan untuk mengobati penyakit pada pusat saraf,
pernapasan, dan sistem pencernaan. Studi farmakologi Mentha Canadensis
mengungkapkan berbagai aktivitas biologis Mentha canadensis seperti
antimikroba, anti-inflamasi, antioksidan, antitumor, pelindung
gastrointestinal, dan aktivitas hepatoprotektif (He et al, 2019; Zhao et al,
2018 ;Chao et al, 2011). Mentha Canadensis mengandung senyawa fenolik,
diantaranya asam syringic, p-coumaric acid, esculetin, methyl rosmarinate,
nepetoidin B, syringaresinol, methyl ester of caffeoyl glycollic acid, dan
bracteanolide A (Li et al, 2013).
28
13. Glycyrrhizae Radix et Rhizoma (Gan Cao)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycyrrhiza
Spesies : Glycyrrhiza glabra L. (Plantamor, 2021)
Glycyrrhizae Radix et Rhizoma dalam bahasa cina disebut Gan Cao
dan umum dikenal di Indonesia sebagai akar manis. Akar manis merupakan
akar dan rimpang dari tumbuhan Glycyrrhiza glabra yang dikeringkan.
Dalam pengobatan tradisional akar dan rimpang Glycyrrhiza glabra
digunakan sebagai karminatif oleh orang-orang India, Mesir, Cina, Yunani,
dan Romawi. Glycyrrhiza glabra juga digunakan mengobati berbagai
gangguan saluran pernapasan seperti batuk, suara serak, sakit tenggorokan,
bronchitis , asma, radang amandel. Selain itu, tumbuhan yang umum disebut
sebagai akar manis di Indonesia telah digunakan untuk pengobatan
gangguan sistem pencernaan seperti perut kembung, sakit maag, dan kolik.
Glycyrrhiza glabra juga digunakan untuk meredakan epilepsi, demam,
29
kelumpuhan, psoriasis, dan penyakit kuning, asam urat, pembengkakan,
keputihan, dan perdarahan. Penelitian farmakologi modern Glycyrrhiza
glabra terbukti memiliki aktifitas antitusif, antiulserogenik, antikanker,
antidiabetes, antiasma, antispasmodik, antikoagulan, dan hepaoprotektif.
Senyawa yang terkandung dalam Glycyrrhiza glabra adalah triterpenoid,
saponin, flavonoid, kumarin, terpenoid, dan aldehid (Hasan et al, 2021).
30
2.4 Penelitian Terkait
Sebagai bahan pertimbangan, kajian hasil penelitian terdahulu perlu
untuk disajikan. Peneliti mengambil dan menganalisis jurnal sebelumnya yang
mempunyai relevansi dengan judul penelitian yang peneliti angkat dalam
skripsi ini.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Dan Gao dkk., 2020) yang
berjudul “Identifikasi Farmakologi Biomarker untuk Bioassay Berbasis
Kontrol Kualitas Formula Tiga Belas Komponen TCM (LianHua
QingWen) Digunakan dalam Mengobati Infeksi Virus Influenza A
(H1N1)” menggunakan tikus sebagai hewan uji yang disuntik dengan virus
influenza A (H1N1) dan diberikan LianHua QingWen sebagai obat dengan
dosis 650 mg/kg/hari dan 1.300 mg/kg/hari. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa tikus yang diberikan LianHua QingWen dengan dosis
1.300 mg/kg/hari secara signifikan lebih kuat menghambat replikasi virus
dan mengurangi jumlah lesi pada paru-paru, serta mampu mengurangi
peradangan yang dialami.
Penelitian lain yang dilakukan oleh (Yuwen Ding dkk., 2017)
meneliti tentang “LianHua QingWen dapat memberikan aktivitas anti-
influenza dengan menghambat replikasi virus” menggunakan mencit
BALB/c sebagai hewan cobanya. Mencit mendapatkan hanya mendapatkan
LHQW sebagai pengobatannya. Hasil dari penelitian ini adalah LHQW
sebagai resep TCM, memberikan efek spektrum luas pada serangkaian virus
influenza, termasuk H7N9 yang baru muncul kala itu dan menjadi wabah di
daratan Cina. LHQW mampu menghambat proliferasi virus influenza dari
berbagai strain in vitro, dengan konsentrasi penghambatan 50% (IC50) berkisar
antara 0,35 hingga 2 mg/mL. LHQW juga secara khusus mampu mengatur
respons imun terhadap infeksi virus. Dengan demikian, LHQW sangat
mungkin menjadi pilihan yang menjanjikan untuk mengobati infeksi virus
influenza.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Wang Chun Hua dkk., 2016)
yang meneliti tentang “Analisis jaringan formula obat Cina Lianhua-
31
Qingwen untuk mengidentifikasi komponen efektif utamanya”
menggunakan metode analisis jaringan yang dikembangkan untuk
mengidentifikasi komponen utama yang ada pada obat Cina, LHQW. Pada
penelitian ini ditemukan fakta bahwa LHQW tidak hanya memiliki sifat
antivirus seperti pada banyak penelitian sebelumnya, ternyata setelah
dilakukan penelitian lebih dalam LHQW memiliki komponen penyusun
lain yang dapat memberikan efek seperti anti-inflamasi, antimikroba,
antioksidan, antitumor, anti-asma, bahkan antidepresan.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
33
dimasukkan ke dalam database Google Schoolar, PubMed, Science Direct,
Research Gate, ProQuest, dan Mendeley. Hasil pencarian selanjutnya akan
disesuaikan dengan inklusi dan eksklusi, lalu dilakukan peninjauan pada judul
dan abstrak, kemudian diunduh untuk selanjutnya dilakukan analisis lebih
lanjut. Adapun kata kunci yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Kata kunci pencarian pada database
34
Bagan 1. Flow Chart Pencarian Literatur
35
3.5 Data Ekstraksi
No. Negar
Penulis, Tahun Tujuan Penelitian Metode Penelitian Variabel Instrumen Hasil Penelitian
a
1. LiuCheng Li, et Cina Mendapatkan bukti Tinjauan literatur Efikasi Data LHQW secara signifikan
al., 2020 pra-klinis dan sekunder mampu meningkatkan kondisi
klinis LHQW pasien. Mekanismenya
sebagai terutama melibatkan aktivitas
perlindungan paru- antivirus, dan regulasi respon
paru dan memiliki inflamasi serta fungsi imun
aktivitas antivirus
2. CaiYun Hu, et al., Cina Menjadi konsensus Tinjauan literature Efikasi Data LHQW secara signifikan
2020 terhadap penelitian dan meta analisis sekunder menunjukkan perbaikan
yang sudah ada hasil uji terhadap demam, batuk,
sebelumnya klinis kelelahan, dan nyeri otot.
36
3. MengJie Zeng, et Cina Meninjau Tinjauan sistematis Efikasi dan Data LHQW terbukti efektif dalam
al., 2020 kemanjuran dan dan meta analisis keamanan sekunder mengobati pneumonia yang
keamanan LHQW hasil uji disebabkan COVID-19, namun
klinis perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut lagi mengenai hal
ini.
4. JieQin Zhuang, et Cina Mengevaluasi Tinjauan sistematis Efikasi Data LHQW signifikan mengurangi
al., 2021 kemanjuran klinis dan meta analisis sekunder risiko peningkatan perubahan
LHQW pada hasil uji klinis menjadi kondisi yang
pengobatan klinis lebih parah atau kritis, serta
COVID-19 secara signifikan mampu
mengurangi gejala klinis.
5. YongHong He, et Cina Menilai efek obat Tinjauan sistematis Efikasi dan Data pasien yang dirawat dengan
al., 2021 LHQW pada dan meta analisis keamanan sekunder kombinasikan LHQW dan
pneumonia hasil uji pengobatan barat memiliki
COVID-19 klinis tingkat efektif perbaikan yang
lebih tinggi.
6. Bo Li dan Qing Cina Mengevaluasi Tinjauan sistematis Efikasi Data Kombinasi Lianhuaqingwen
Ren, 2020 efektivitas TCM dan meta analisis sekunder dengan obat konvensional
37
LHQW dalam dapat meringankan gejala
pengobatan novel utama pasien, dan mengurangi
Coronavirus gejala dispnea dan kehilangan
Pneumonia (NCP) nafsu makan.
7. Mingzhong Xiao, China Mengevaluasi uji klinis dengan Efikasi Data proporsi pasien yang
et al., 2020 kemanjuran klinis desain penelitian identifikasi berkembang menjadi penyakit
dan prognosis pil rancangan acak uji klinis parah pada kelompok pasien
tetes Huoxiang lengkap. yang diberikan kombinasi
Zhengqi dan Huoxiang dan Lianhua adalah
butiran Lianhua yang terendah, menunjukkan
Qingwen pada bahwa kombinasi TCM dengan
pasien dengan pengobatan barat memiliki
COVID-19 potensi keuntungan dalam
meningkatkan prognosis pasien
dengan COVID-19.
8. YongHong He, et Cina Menilai efek yang Tinjauan sistematis Efikasi Data LHQW memiliki efek yang
al., 2021 ditimbulkan dan meta analisis sekunder sangat baik pada peningkatan
LHQW pada hasil uji CT dada dan proporsi
klinis mengurangi potensi menjadi
38
pneumonia penyakit klinis yang parah.
COVID-19 LHQW Dapat digunakan
sebagai
terapi yang efektif untuk
COVID-19.
9. Zhen Wang, et Cina Mengevaluasi Tinjauan sistematis Efikasi dan Data Kombinasi pengobatan LHQW
al., 2021 kemanjuran dan dan meta analisis keamanan sekunder dan pengobatan konvensional
keamanan hasil uji lebih efektif untuk pengobatan
pengobatan LHQW klinis pasien COVID-19 derajat
yang digabungkan ringan hingga sedang, lebih
dengan pengonatan efektif dalam tingkat perbaikan
konvensional pada CT, dan mengurangi potensi
pengobatan kasus meningkat menjadi
COVID-19 kritis secara signifikan, serta
lebih sedikit efek samping.
10. Ming Liu, et al., Cina Menilai Tinjauan sistematis Efikasi dan Data Kombinasi LHQW dan
2021 kemanjuran dan dan meta analisis keamanan sekunder pengobatan konvensional lebih
keamanan LHQW hasil uji efektif untuk pengobatan
dalam merawat klinis
39
pasien dengan pasien COVID-19 dengan
COVID-19 derajat ringan hingga sedang,
11. ShiBing Liang, et Cina Mengevaluasi efek Tinjauan sistematis Efikasi dan Data CPM oral (salah satunya
al., 2021 terapeutik dan dan meta analisis keamanan sekunder LHQW) yang dikombinasikan
keamanan hasil uji dengan terapi barat
Pengobatan Paten klinis konvensional meningkatkan
Cina oral untuk angka kesembuhan. Efek yang
COVID-19 ditimbulkan adalah
mempersingkat durasi demam,
batuk dan kelelahan,
meningkatkan tingkat
pemulihan batuk dan
kelelahan, serta meningkatkan
tingkat pemulihan manifestasi
CT dada.
12. XiaoYang Hu, et Cina Mengevaluasi bukti Tinjauan sistematis Efikasi Data Penelitian ini tidak mendukung
al., 2021 di balik klaim dan meta analisis sekunder atau membantah klaim bahwa
Pengobatan Herbal hasil uji 3M3F mengubah tingkat
Cina, khususnya klinis
40
"tiga obat dan tiga keparahan COVID-19 atau
formulasi" (3M3F, meredakan gejala
terdiri dari:
Jinhua Qinggan,
LHQW, Xuebijing,
Qingfei Paidu,
Huashi Baidu dan
Xuanfei Baidu),
adalah pengobatan
yang efektif untuk
COVID-19.
13. Abdulbaset Al- Cina Merangkum dan Tinjauan literature Efikasi Data Hingga saat hasil penelitian ini
Romaima, et al., mendiskusikan sekunder diterbitkan, obat untuk
2020 efektivitas COVID-19 belum ditemukan,
pengobatan Barat oleh karena itu kombinasi
dan pilihan pengobatan konvensional dan
pengobatan TCM perlu dipertimbangkan.
tradisional
Tiongkok untuk
41
pengobatan
COVID-19
14. XiuLi Sun, et al., Cina Mengeksplorasi Tinjauan sistematis Efikasi Data Kombinasi pengobatan TCM
2020 formula TCM Dan analisis sekunder dan pendekatan medis modern
untuk menyelidiki frekuensi akan bermanfaat bagi pasien
kompatibilitasnya dengan COVID-19
dengan Chinese
material medica
(CMM) dan
memahami
mekanisme
potensial mereka
dalam pengobatan
COVID- 19.
15. LaiRun Jin, et al., Cina Mengevaluasi Meta analisis Efikasi Data empat jenis pengobatan Cina
2020 perbaikan CT paru- sekunder dan Barat terintegrasi
paru dari empat hasil uji (perawatan simtomatik dan
obat-obatan Cina klinis suportif dengan Qingfei Touxie
dan Barat yang Fuzheng, Lianhua Qingke, dan
42
terintegrasi dalam Xuebijing) secara signifikan
pengobatan lebih unggul, kecuali untuk
COVID-19 perawatan simtomatik dan
suportif dengan Lianhua
Qingwen.
16. Ke Hu, et al., Cina Mengetahui Uji coba terkontrol Efikasi dan Data Tingkat pemulihan secara
2021 keamanan dan acak label terbuka keamanan identifikasi signifikan lebih tinggi pada
khasiat kapsul multisenter uji klinis kelompok perlakuan (obat
LHQW pada pasien prospektif konvensional dan LHQW)
Covid-19. dibandingkan dengan
kelompok kontrol
(konvensional saja). Waktu
rata-rata untuk pemulihan
gejala secara nyata lebih
pendek pada kelompok
perlakuan dan tidak ada efek
samping yang laporkan.
17. Min Zhou, et al., Cina Menilai efektivitas Tinjauan sistematis Efikasi dan Data TCM terbukti efektif dan aman
2020 dan keamanan dan meta analisis keamanan sekunder digunakan sebagai pengobatan
43
pengobatan Cina hasil uji tambahan pada infeksi
(TCM) sebagai klinis COVID-19
terapi
komplementer
dalam mengobati
penyakit
coronavirus 2019
(COVID-19).
18. Jia Shi, et al., Cina Mengetahui Studi kohort Efikasi Catatan Pasien yang menerima terapi
2020 kemanjuran retrospektif. medis rebusan TCM dalam waktu 3 -
rebusan pasien 7 hari setelah masuk dapat
Pengobatan mencapai hari rawat inap yang
Tradisional China lebih pendek dan periode
(TCM) dengan titik penyakit yang lebih singkat
waktu intervensi dibandingkan dengan mereka
yang berbeda yang menerima TCM
dalam pengobatan rebusan 7 hari setelah masuk.
pasien penyakit
44
coronavirus 2019
(COVID-19)
19. Jie Fang, et al., Cina Mencari obat yang Studi kohort Efikasi Catatan Penggunaan kombinasi awal
2020 efektif mengobati retrospektif medis LHQW dan Arbidol dapat
COVID-19 pasien mempercepat pemulihan dan
meningkatkan prognosis pasien
COVID-19 dengna derajat
sedang.
20. Liang, et al., 2021 Cina Menjelaskan Tinjauan sistematis Efikasi dan Data LHQW memiliki aktifitas
kemungkinan mekanisme sekunder mekanisme yang dapat
mekanisme LHQW kerja dimanfaatkan sebagai obat
dalam pengobatan potensial pencegah dan
COVID-19 pengobatan COVID-19.
Namun perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut.
21. YongFeng Zhou, Cina Memberikan dasar Meta analisis Efikasi dan Data LHQW memiliki aktifitas
et al., 2021 ilmiah untuk farmakologi sekunder antivirus, anti inflamasi,
kontrol kualitas jaringan dan UPLC imunomodulator kecuali anti
LHQW yang akurat inflamasi
45
22. JingXia Zhang, et Cina Mengevaluasi Tinjauan sistematis Efikasi Data Kombinasi pengobatan TCM
al., 2020 pengaruh dan meta analisis sekunder dan pendekatan medis modern
pengobatan paten potrensial dalam pengobatan
cina (CMP) dalam COVID-19
pengobatan
COVID-19
23. Zheng Fan, et al., Cina Menilai Meta analisis dan Efikasi dan Data LHQW dalam kombinasi
2021 kemanjuran dan uji coba terkontrol keamanan sekunder dengan pengobatan biasa
keamanan LHQW secara acak hasil uji secara signifikan meningkatkan
yang klinis efikasi klinis secara
dikombinasikan keseluruhan, meningkatkan
dengan pengobatan tingkat pemulihan manifestasi
biasa dalam tomografi terkomputasi
pengobatan dada,mengurangi tingkat
COVID-19 konversi menjadi kasus yang
parah, dan memperpendek
durasi demam.
24. Dan Liu, et al., Cina Mengevaluasi Tinjauan sistematis Efikasi Data Obat paten Cina dan formula
2020 kemanjuran dan meta analisis sekunder herbal (salah satunya
46
pengobatan hasil uji LHQW)menunjukkan bahwa
pengobatan klinis pengobatan tradisional
tradisional Tiongkok dan barat yang
Tiongkok dan barat integratif menjadi pendekatan
integratif pada terapeutik yang manjur untuk
pasien dengan COVID-19
COVID-19
25. QiDong Xia, et Cina Mengetahui Docking Moleler Mekanisme Data Enam senyawa aktif LQC
al., 2020 mekanisme dan target sekunder dapat masuk ke kantong aktif
molekuler LHQW obat Akt1, yaitu beta-karoten,
dan memberikan kaempferol, luteolin,
target obat yang naringenin, quercetin dan
potensial wogonin, sehingga
memberikan efek terapeutik
potensial pada COVID-19.
47
DAFTAR PUSTAKA
Acupuncturetoday.com. (2021). Gypsum (shi gao). Diakses pada 21 Mei 2021, dari
https://www.acupuncturetoday.com/herbcentral/gypsum.php
Al-Romaima, A., Liao, Y., Feng, J., Qin, X., & Qin, G. (2020). Advances in the
treatment of novel coronavirus disease (COVID-19) with Western medicine
and traditional Chinese medicine: a narrative review. Journal of Thoracic
Disease, 12(10), 6054.
Aránzazu, Garrastázul. (2021, Maret 5). Forsythia suspensa (Thunb.) Vahl. Diakses
pada 5 Juli 2021, dari https://identify.plantnet.org/weurope/observations/
1009669228
Arentz, M., Yim, E., Klaff, L., Lokhandwala, S., Riedo, F. X., Chong, M., & Lee,
M. (2020). Characteristics and outcomes of 21 critically ill patients with
COVID-19 in Washington State. Jama, 323(16), 1612-1614.
BioLib.cz. (2021). Dryopteris crassirhizoma Nakai. Diakses pada 21 Mei 2021, dari
https://www.biolib.cz/cz/taxon/id1211555/
Cao, G., Shan, Q., Li, X., Cong, X., Zhang, Y., Cai, H., & Cai, B. (2011). Analysis
of fresh Mentha haplocalyx volatile components by comprehensive two-
dimensional gas chromatography and high-resolution time-of-flight mass
spectrometry. Analyst, 136(22), 4653-4661.
Chen, J., Qi, T., Liu, L., Ling, Y., Qian, Z., Li, T., Li, F., Xu, Q., Zhang, Y., Xu, S.,
Song, Z., Zeng, Y., Shen, Y., Shi, Y., Zhu, T., & Lu, H. (2020). Clinical
48
progression of patients with COVID-19 in Shanghai, China. Journal of
infection, 80(5), e1-e6.
Chen, N., Wu, Z., Li, W., Li, Y., Luo, D., Chen, L., Zhang, X., Zhang, Y., Wang,
G., & Li, Y. (2020). Acylphloroglucinols-based meroterpenoid enantiomers
with antiviral activities from Dryopteris crassirhizoma. Industrial Crops and
Products, 150, 112415.
Chen, Y., Liu, Q., & Guo, D. (2020). Emerging coronaviruses: genome structure,
replication, and pathogenesis. Journal of medical virology, 92(4), 418-423.
Ding, Y., Zeng, L., Li, R., Chen, Q., Zhou, B., Chen, Q., Cheng, P. L., Yutao, W.,
Zheng, J., Yang, Z. & Zhang, F. (2017). The Chinese prescription
lianhuaqingwen capsule exerts anti-influenza activity through the inhibition
of viral propagation and impacts immune function. BMC complementary and
alternative medicine, 17(1), 1-11.
Dong, Z., Lu, X., Tong, X., Dong, Y., Tang, L., & Liu, M. (2017). Forsythiae
fructus: A review on its phytochemistry, quality control, pharmacology and
pharmacokinetics. Molecules, 22(9), 1466.
Eol.org. (2008). Rheum tanguticum Maxim. ex Balf. Diakses pada 5 Juni 2021, dari
https://eol.org/pages/2908120/media
49
Fan, Z., Guo, G., Che, X., Yang, Y., Liu, Y., Li, L., ... & Tang, H. (2021). Efficacy
and safety of Lianhuaqingwen for mild or moderate coronavirus disease 2019:
A meta-analysis of randomized controlled trials. Medicine, 100(21).
Fang, J., Li, H., Du, W., Yu, P., Guan, Y. Y., Ma, S. Y., Liu, D., Chen, W., Shi,
G.C., & Bian, X. L. (2020). Efficacy of early combination therapy with
lianhuaqingwen and arbidol in moderate and severe COVID-19 patients: a
retrospective cohort study. Frontiers in pharmacology, 11, 1465.
Gadsby, Brian (2021). Prunus armeniaca. Diakses pada 5 Juni 2021, dari
https://www.sciencephoto.com/media/59092/view/prunus-armeniaca
Gao, D., Niu, M., Wei, S. Z., Zhang, C. E., Zhou, Y. F., Yang, Z. W., Li, L., Wang,
J. B., Zhang, H. Z., Zhang, L., & Xiao, X. H. (2020). Identification of a
pharmacological biomarker for the bioassay-based quality control of a
thirteen-component TCM formula (Lianhua Qingwen) used in treating
influenza A virus (H1N1) infection. Frontiers in pharmacology, 11, 746.
Gorbalenya, A. E., Baker, S. C., Baric, R. S., de Groot, R. J., Drosten, C., Gulyaeva,
A. A., Haagmans, B. L., Lauber, C., Leontovich, A. M., Neuman, B. W.,
Penzar, D., & Ziebuhr, J. (2020). Coronaviridae Study Group of the
50
International Committee on Taxonomy of Viruses. The species severe acute
respiratory syndrome-related coronavirus: classifying 2019-nCoV and
naming it SARS-CoV-2. Nat. Microbiol, 5(4), 536-544.
Guan, W. J., Ni, Z. Y., Hu, Y., Liang, W. H., Ou, C. Q., He, J. X., Liu, L., Shan,
H., Lei, C. L., Hui, D.S., Du, B., Li, L. J., Zeng, G., Yuen, K. Y., Chen, R.
C., Tang, C. L., Wang, T., Chen, P. Y., Xiang, J., Li, S. Y., Wang, J. L., Liang,
Z. J., Peng, Y. X., Wei,L., Liu, Y., Hu, Y. H., Peng, P., Wang, J. M., Liu, J.
Y., Chen, Z., Li, G., Zheng, Z. J., Qiu, S. Q., Luo, J., Ye, C. J., Zhu, S. Y., &
Zhong, N. S. (2020). Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 in
China. New England journal of medicine, 382(18), 1708-1720.
Hang, Sun. (2021). Ephedra gerardiana. Diakses pada 5 Juni 2021, dari
http://www.efloras.org/object_page.aspx?object_id=89079&flora_id=800
Hasan, M. K., Ara, I., Mondal, M. S. A., & Kabir, Y. (2021). Phytochemistry,
pharmacological activity, and potential health benefits of Glycyrrhiza glabra.
Heliyon, e07240.
He, J. J., Chen, H. M., Li, C. W., Wu, D. W., Wu, X. L., Shi, S. J., Li, Y. C., Chen,
J. N., Su, Z. R., & Lai, X. P. (2013). Experimental study on antinociceptive
and anti-allergy effects of patchouli oil. Journal of Essential Oil Research,
25(6), 488-496.
He, X. F., Geng, C. A., Huang, X. Y., Ma, Y. B., Zhang, X. M., & Chen, J. J. (2019).
Chemical constituents from Mentha haplocalyx Briq.(Mentha canadensis L.)
and Their α-Glucosidase inhibitory activities. Natural products and
bioprospecting, 9(3), 223-229.
He, Y., Qiang, L., Wang, S., Deng, J., & Huan, L. (2021). Efficacy and Safety of
Traditional Chinese Medicine (Lianhua Qingwen) for Coronavirus Disease
2019: a Systematic Review and Meta-analysis.
51
Hu, C., Liang, M., Gong, F., He, B., Zhao, D., & Zhang, G. (2020). Efficacy of
Lianhua Qingwen compared with conventional drugs in the treatment of
common pneumonia and COVID-19 pneumonia: A meta-analysis. Evidence-
based Complementary and Alternative Medicine, 2020.
Hu, K., Guan, W. J., Bi, Y., Zhang, W., Li, L., Zhang, B., Liu, Q., Song, Y., Li, X.,
Duan, Z., Zheng, Q., Yang, Z., Liang, J., Han, M., Ruan, L., Wu, C., Zhang,
Y., Jia, Z. H., & Zhong, N. S. (2021). Efficacy and safety of Lianhuaqingwen
capsules, a repurposed Chinese herb, in patients with coronavirus disease
2019: a multicenter, prospective, randomized controlled trial. Phytomedicine,
85, 153242.
Hu, X. Y., Wang, Y., Chen, J., Greenhalgh, T., & Wardle, J. (2021). Chinese Herbal
Medicine (“3 Medicines and 3 Formulations”) for COVID-19: Rapid
Systematic Review and Meta-Analysis.
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., Hu, Y., Zhang, L., Fan, G., Xu, J.,
Gu, X., Cheng, Z., Yu, T., Xia, J., Wei, Y., Wu, W., Xie, X., Yin, W., Li, H.,
Liu, M., Xiao, Y., Gao, H., Guo, L., Xie, J., Wang, G., Jiang, R., Gao, Z., Jin,
Q., Wang, J., & Cao, B. (2020). Clinical features of patients infected with
2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The lancet, 395(10223), 497-506.
Ikarashi, N., Ogiue, N., Toyoda, E., Nakamura, M., Kon, R., Kusunoki, Y.,
Aburada, T., Ishii, M., Tanaka, Y., Machida, Y., Ochiai, W., & Sugiyama, K.
(2013). Elucidating the mechanism by which gypsum fibrosum, a traditional
Chinese medicine, maintains cutaneous water content. Biological and
Pharmaceutical Bulletin, b13-00494.
Jiangang, F., Ling, D., Zhang, L., & Hongmei, L. (2013). Houttuynia cordata
Thunb: a review of phytochemistry and pharmacology and quality control.
Chinese Medicine, 2013.
Jin, L., Xu, Y., & Yuan, H. (2020). Effects of four types of integrated Chinese and
Western medicines for the treatment of COVID-19 in China: a network meta-
analysis. Revista da Associação Médica Brasileira, 66, 771-777.
52
Kapadia, G. J., Tokuda, H., Konoshima, T., Takasaki, M., Takayasu, J., & Nishino,
H. (1996). Anti-tumor promoting activity of Dryopteris phlorophenone
derivatives. Cancer letters, 105(2), 161-165.
Kenicer, Greg. (2021). Glycyrrhiza glabra L. Diakses pada 5 Juni 2021, dari
http://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:496941-1
Lee, H. B., Kim, J. C., & Lee, S. M. (2009). Antibacterial activity of two
phloroglucinols, flavaspidic acids AB and PB, from Dryopteris
crassirhizoma. Archives of pharmacal research, 32(5), 655-659.
Lee, S. M., Na, M. K., An, R. B., Min, B. S., & Lee, H. K. (2003). Antioxidant
activity of two phloroglucinol derivatives from Dryopteris crassirhizoma.
Biological and Pharmaceutical Bulletin, 26(9), 1354-1356.
Li, B., & Ren, Q. (2020). Systematic review of traditional Chinese medicine
Lianhua Qingwen in the treatment of new coronavirus pneumonia. Med Case
Rep Rev, 3, 1-6.
Li, L. C., Zhang, Z. H., Zhou, W. C., Chen, J., Jin, H. Q., Fang, H. M., Chen, Q.,
Jin, Y.C., Qu, J., & Kan, L. D. (2020). Lianhua Qingwen prescription for
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) treatment: Advances and prospects.
Biomedicine & Pharmacotherapy, 110641.
53
Li, L. C., Zhang, Z. H., Zhou, W. C., Chen, J., Jin, H. Q., Fang, H. M., ... & Kan,
L. D. (2020). Lianhua Qingwen prescription for Coronavirus disease 2019
(COVID-19) treatment: Advances and prospects. Biomedicine &
Pharmacotherapy, 110641.
Li, M., Xu, L., Li, Z., Qian, S., & Qin, M. (2013). Chemical constituents from
Mentha canadensis. Biochemical Systematics and Ecology, 49, 144-147.
Li, Q., Wang, H., Li, X., Zheng, Y., Wei, Y., Zhang, P., Ding, Q., Lin, J., Tang, S.,
Zhao, Y., Zhao, L., & Tong, X. (2020). The role played by traditional Chinese
medicine in preventing and treating COVID-19 in China. Frontiers of
Medicine, 14(5), 681-688.
Li, Y., Cai, W., Weng, X., Li, Q., Wang, Y., Chen, Y., Zhang, W., Yang, Q., Guo,
Y., Zhu, X., & Wang, H. (2015). Lonicerae Japonicae Flos and Lonicerae
Flos: a systematic pharmacology review. Evidence-Based Complementary
and Alternative Medicine, 2015.
Liang, C., Hui, N., Liu, Y., Qiao, G., Li, J., Tian, L., Ju, X., Jia, M., Liu, H., Cao,
W., Yu, P., Li, H., & Ren, X. (2021). Insights into forsythia honeysuckle
(Lianhuaqingwen) capsules: A Chinese herbal medicine repurposed for
COVID-19 pandemic. Phytomedicine Plus, 100027.
Liang, S. B., Fang, M., Liang, C. H., Lan, H. D., Shen, C., Yan, L. J., Hu, X.Y.,
Han, M., Robinson, N., & Liu, J. P. (2021). Therapeutic effects and safety of
oral Chinese patent medicine for COVID-19: a rapid systematic review and
meta-analysis of randomized controlled trials. Complementary therapies in
medicine, 102744.
Liao, W., Jin, Q., Liu, J., Ruan, Y., Li, X., Shen, Y., Zhang, Z., Wang, Y., Wu, S.,
Zhang, J., Kang, L., & Wu, C. (2021). Mahuang Decoction Antagonizes
54
Acute Liver Failure via Modulating Tricarboxylic Acid Cycle and Amino
Acids Metabolism. Frontiers in pharmacology, 12, 313.
Liu, Bing. (2021). Mentha canadensis L. Diakses pada 5 Juni 2021, dari http://
www.plantsoftheworldonline.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:450311-1
Liu, D., You, Y., Chen, Y., & Tang, S. (2020). Efficacy of integrative traditional
Chinese and Western medicine for the treatment of patients infected with
2019 novel coronavirus (COVID-19): a protocol for systematic review and
meta analysis. Medicine, 99(29).
Liu, F., Deng, C., Cao, W., Zeng, G., Deng, X., & Zhou, Y. (2017). Phytochemicals
of Pogostemon cablin (Blanco) Benth. aqueous extract: Their xanthine
oxidase inhibitory activities. Biomedicine & Pharmacotherapy, 89, 544-548.
Liu, M., Ya, G., Yuan, Y., Yang, K., Shi, S., Tian, J., & Zhang, J. (2020). Efficacy
and safety of herbal medicine (Lianhuaqingwen) for treating COVID-19: A
systematic review and meta-analysis. Integrative medicine research, 100644.
Luo, H., Tang, Q. L., Shang, Y. X., Liang, S. B., Yang, M., Robinson, N., & Liu,
J. P. (2020). Can Chinese medicine be used for prevention of corona virus
disease 2019 (COVID-19)? A review of historical classics, research evidence
and current prevention programs. Chinese journal of integrative medicine,
26(4), 243-250.
Mo, P., Xing, Y., Xiao, Y. U., Deng, L., Zhao, Q., Wang, H., Xiong, Y., Cheng, Z.,
Gao, S., Liang, K., Luo, M., Chen, T., Song, S., Ma, Z., Chen, X., Zheng,
R., Qian Cao, Fan Wang & Zhang, Y. (2020). Clinical characteristics of
refractory COVID-19 pneumonia in Wuhan, China. Clinical infectious
diseases.
55
National Health Commission of the People’s Republic of China. (2020, 6 Maret).
TCM plays big role in virus fight. Diakses pada 3 Mei 2021, dari
http://en.nhc.gov.cn/2020-03/06/c_77409.htm
National Health Commission. (2020). Diagnosis and treatment protocol for novel
coronavirus pneumonia (Trial Version 7). Chin Med J (Engl), 133(9), 1087-
1095.
Plantamor.com. (2021). Dyer's Woad (Isatis tinctoria). Diakses pada 21 Mei 2021,
dari http://plantamor.com/species/info/isatis/tinctoria
56
Plantamor.com. (2021). Wild Mint (Mentha arvensis). Diakses pada 21 Mei 2021,
dari http://plantamor.com/species/info/mentha/arvensis
Ree, Richard H. (2021). Rhodiola crenulata. Diakses pada 5 Juni 2021, dari
http://www.efloras.org/object_page.aspx?object_id=88997&flora_id= 800
Royal Botanic Gardens, Kew. (2021). Pogostemon cablin (Blanco) Benth. Diakses
pada 6 Juli 2021, dari http://www.plantsoftheworldonline.org/taxon/urn:lsid
:ipni.org:names:454827-1
Royal Botanic Gardens, Kew. (2021). Rheum officinale Baill. Diakses pada 5 Juni,
dari http://www.plantsoftheworldonline.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:6
96768-1
Rumbo, S. S. (2020, 5 Juli). China dan Pandemi Covid-19. Kompas Pedia. https://
kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/china-dan-pandemi-covid-19
Shang, X., Pan, H., Li, M., Miao, X., & Ding, H. (2011). Lonicera japonica Thunb:
ethnopharmacology, phytochemistry and pharmacology of an important
traditional Chinese medicine. Journal of ethnopharmacology, 138(1), 1-21.
Shi, J., Lu, Y., Zhang, Y., Xia, L., Ye, C., Lü, Y., Chen, S., Xu, Q., Tang, B., Yin,
K., Zhang, J., Chen, X., & Yang, Z. (2020). Traditional Chinese medicine
formulation therapy in the treatment of coronavirus disease 2019 (COVID-
19). The American Journal of Chinese Medicine, 48(07), 1523-1538.
57
Speranza, J., Miceli, N., Taviano, M. F., Ragusa, S., Kwiecień, I., Szopa, A., &
Ekiert, H. (2020). Isatis tinctoria L.(Woad): A Review of its botany,
ethnobotanical uses, phytochemistry, biological activities, and
biotechnological studies. Plants, 9(3), 298.
Sun, X., Jiang, J., Wang, Y., & Liu, S. (2020). Exploring the potential therapeutic
effect of traditional Chinese medicine on coronavirus disease 2019 (COVID-
19) through a combination of data mining and network pharmacology
analysis. European Journal of Integrative Medicine, 40, 101242.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E.J., Chen,
L.K., Widhani, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan,
C.O.M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus disease 2019: Tinjauan
literatur terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45-67.
Tcmwiki.com. (2016). Shi Gao. Diakses pada 21 Mei 2021, dari https://tcmwiki.
com/wiki/shi-gao
Wagner, H., Bauer, R., Melchart, D., Xiao, P.G. and Staudinger, A.
(2011). Chromatographic fingerprint analysis of herbal medicines (pp. 903-
921). Berlin, Germany: Springer.
Wang, C. H., Zhong, Y., Zhang, Y., Liu, J. P., Wang, Y. F., Jia, W. N., Wang, G.C.,
Li, Z., Zhu, Y., & Gao, X. M. (2016). A network analysis of the Chinese
medicine Lianhua-Qingwen formula to identify its main effective
components. Molecular BioSystems, 12(2), 606-613.
Wang, D., Hu, B., Hu, C., Zhu, F., Liu, X., Zhang, J., Wang, B., Xiang, H., Cheng,
Z., Xiong, Y., Zhao, Y., Li, Y., Wang, X., & Peng, Z. (2020). Clinical
characteristics of 138 hospitalized patients with 2019 novel coronavirus–
infected pneumonia in Wuhan, China. Jama, 323(11), 1061-1069.
Wang, Z., Liu, H., Wu, M., Zhou, Y., Che, J., Zhang, S., Meng, D., Liu, J., Ma, L.,
Peng, Y., & Long, J. (2021). Integrated Lianhua-Qingwen and Western
58
Medicine versus Western Medicine-Only Therapies against COVID-19: A
Systematic Review and Meta-Analysis.
Xia, Q. D., Xun, Y., Lu, J. L., Lu, Y. C., Yang, Y. Y., Zhou, P., Hu, J., Li, C., &
Wang, S. G. (2020). Network pharmacology and molecular docking analyses
on Lianhua Qingwen capsule indicate Akt1 is a potential target to treat and
prevent COVID‐19. Cell proliferation, 53(12), e12949
Xiao, M., Tian, J., Zhou, Y., Xu, X., Min, X., Lv, Y., Peng, M., Zhang, Y., Yan,
D., Lang, S., Zhang, Q., Fan, A., Ke, J., Li, X., Liu, B., Jiang, M., Liu, Q.,
Zhu, J., Yang, L., Zhu, Z., Zeng, K., Li, C., Zheng, Y., Wu, H., Lin, J., Lian,
F., Li, X., & Tong, X. (2020). Efficacy of Huoxiang Zhengqi dropping pills
and Lianhua Qingwen granules in treatment of COVID-19: A randomized
controlled trial. Pharmacological Research, 161, 105126.
Xu, X.W., Wu, X.X., Jiang, X.G., Xu, K.J., Ying, L.J., Ma, C.L., Li, S.B., Wang,
H.Y., Zhang, S., Gao, H.N. and Sheng, J.F., Cai, H.L., Qiu, Y.Q., Li, L.J.
(2020). Clinical findings in a group of patients infected with the 2019 novel
coronavirus (SARS-Cov-2) outside of Wuhan, China: retrospective case
series. bmj, 368.
59
Young, B. E., Ong, S. W. X., Kalimuddin, S., Low, J. G., Tan, S. Y., Loh, J., ... &
Singapore 2019 Novel Coronavirus Outbreak Research Team. (2020).
Epidemiologic features and clinical course of patients infected with SARS-
CoV-2 in Singapore. Jama, 323(15), 1488-1494.
Zeng, M., Li, L., & Wu, Z. (2020). Traditional Chinese medicine Lianhua Qingwen
treating corona virus disease 2019 (COVID-19): Meta-analysis of
randomized controlled trials. PloS one, 15(9), e0238828.
Zeng, W., Zhang, Y., Okada, Y., & Kuang, H. (2013). Several polar compounds
from the rhizoma of Dryopteris crassirhizoma Nakai. Успехи наук о жизни,
(7), 81-82.
Zhang, J., Li, S., Zhao, C., Wang, W., Li, F., & Li, F. (2020). The therapeutic
efficacy of Chinese patent medicine combined with routine western medicine
in the treatment of coronavirus disease 2019 (COVID-19): A protocol for
systematic review and meta-analysis. Medicine, 99(38).
Zhang, J., Zeng, H., Gu, J., Li, H., Zheng, L., & Zou, Q. (2020). Progress and
prospects on vaccine development against SARS-CoV-2. Vaccines, 8(2), 153.
Zhang, Q., Cao, F., Ji, G., Xu, X., Sun, Y., Li, J., Qi, X., Sun, S., Wang, Y., & Song,
B. (2020). The efficacy and safety of Lianhua Qingwen (LHQW) for
coronavirus disease 2019 (COVID-19): A protocol for systematic review and
meta analysis. Medicine, 99(30).
Zhao, B. T., Kim, T. I., Kim, Y. H., Kang, J. S., Min, B. S., Son, J. K., & Woo, M.
H. (2018). A comparative study of Mentha arvensis L. and Mentha haplocalyx
Briq. by HPLC. Natural product research, 32(2), 239-242.
Zhao, Z., Li, Y., Zhou, L., Zhou, X., Xie, B., Zhang, W., & Sun, J. (2020).
Prevention and treatment of COVID-19 using Traditional Chinese Medicine:
A review. Phytomedicine, 153308.
Zhou, J. T., Li, C. Y., Wang, C. H., Wang, Y. F., Wang, X. D., Wang, H. T., Zhu,
Y., Jiang, M.M., & Gao, X. M. (2015). Phenolic compounds from the roots
60
of Rhodiola crenulata and their antioxidant and inducing IFN-γ production
activities. Molecules, 20(8), 13725-13739.
Zhou, M., Liang, Q., Pei, Q., Xu, F., & Wen, H. (2020). Chinese medicine for
coronavirus disease 2019 as complementary therapy: a protocol for a
systematic review and meta-analysis. Medicine, 99(33).
Zhou, W., & Zhang, X. Y. (2013). Research progress of Chinese herbal medicine
Radix isatidis (banlangen). The American journal of Chinese medicine,
41(04), 743-764.
Zhuang, J., Dai, X., Jin, Z., Cai, H., Wu, Q., Zhang, W., Gao, H., & Chen, B. (2021).
A Meta-analysis for Lianhua Qingwen on the Treatment of Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19). Complementary therapies in medicine, 102754.
61