Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH TEKNOLOGI DAN TREN KONTEN VIRAL

TERHADAPKESEHATAN MENTAL SERTA PERILAKU GEN Z


Gaizka Aulia Aziza

211104040041

ABSTRAK
Kemajuan teknologi yang begitu pesat tentu tidak dapat dielakkan dalam
kehidupan manusia di muka bumi ini. Melalui teknologi ini berbagai informasi
dan berbagai cara komunikasi dapat dengan mudah berlangsung. Penelitian ini
menggunakan metode kajian pustaka dimana sumber-sumber yang digunakan
berasal dari jurnal, buku dan sumber internet lainnya. Hasil dari analisis dalam
jurnal ini, yaitu seiring berkembangnya jaman tentu teknologi informasi ini terus
berkembang dalam mengalami peradaban. Perkembangan dalam cara
penyampaian informasi atau pesan dapat juga terlihat dengan gambar-gambar,
suara hingga video dimana ini lah yang disebut dengan internet. Internet
merupakan teknologi yang hampir sebagaian besar digunakan oleh manusia di
muka bumi ini. Kemajuan teknologi ini tentu menimbulkan berbagai perubahan
yang berdampak pada aspek-aspek kehidupan manusia dengan segala peradaban
yang terjadi di dalamnya. Jika perkembangan-perkembangan ini tidak dibarengi
oleh awareness bagi orang tua maupun remaja itu sendiri, maka hal ini juga akan
berdampak negatif bagi mereka. Apabila dampak negatif ini telah merambah ke
dunia remaja maka secara tidak langsung kesehatan mental mereka terhadap
kesiapan arus globalisasi ini juga akan terdampak

Kata kunci: Teknologi, sosial media, kesehatan mental

PENDAHULUAN
Seiring berkembangnya jaman, ilmu pengetahuan akan semakin
berkembang dan mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan tersebut
dapat dalam bentuk positif maupun negatif. Perkembangan ilmu pengetahuan
tentu akan mempengaruhi segala aspek yang ada di kehidupan manusia. Sejatinya,
ilmu pengetahuan merupakan pilar utama dalam perkembangan dunia. Ilmu
pengetahuan ini mendorong untuk perkembangan-perkembangan aspek lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang secara terus-menerus kearah positif ini
mendorong untuk terciptanya sebuah teknologi yang mengiringinya. Teknologi
inilah yang menjadi penanda bahwa jaman telah semakin berkembang dan
perbedaan zaman dari waktu ke waktu. Teknologi-teknologi ini akan terus
berkembang dan akan diiringi oleh kemajuan zaman yang berdampak pada
seluruh aspek kehidupan di muka bumi ini. Hingga kini teknologi telah merambah
ke dunia digital, dimana banyak dari aspek-aspek kehidupan yang telah
terdigitalisasi. 1

Kemajuan teknologi yang begitu pesat tentu tidak dapat dielakkan dalam
kehidupan manusia di muka bumi ini. Melalui teknologi ini berbagai informasi
dan berbagai cara komunikasi dapat dengan mudah berlangsung. Inrofmasi-
informasi dari berbagai belahan dunia dapat dengan mudah tersebar melalui
kecanggihan teknologi. Kemajuan teknologi ini tentu menimbulkan berbagai
perubahan yang berdampak pada aspek-aspek kehidupan manusia dengan segala
peradaban yang terjadi di dalamnya. Informasi yang dapat diperoleh dan dapat
disebarluaskan secara cepat ini berdampak pada transformasi nilai yang ada di
masyarakat terutama generasi terbaru yaitu Gen Z2

Di era globalisasi dan Gen Z menyebabkan masyarakat multikultural


semakin berkembang pula. Menurut etimologis multikulturalisme merupakan
bentukan dari suatu kata multi yang memiliki artian banyak, kemudian kultur
yang memiliki artian budaya, dan isme yang memiliki artian aliran atau paham.3
Secara umum, multikultural merupakan validasi atas martabat masyarakat yang
hidup dengan banyak komunitas dan kebudayaan masing-masing. Dengan kata
lain multikulturalisme merupakan suatu ideologi yang menandaskan dalam
penghargaan pada tingkat kesederajatan ragam kebudayaan. 4 Ideologi ini
merupakan pendukung dalam setiap bagian, baik secara individual ataupun
kelompok, terutama ini ditujukan kepada golongan-golongan sosial yaitu, suku
bangsa atau ras, umur, maupun gender. Namun, dalam hal ini tidak membuat
masyarakat global apalagi masyarakat lokal Bangsa Indonesia dapat serta merta
memahami makna dan menerapkan suatu konsep multikultural ini.5

1
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” IJTIMAIYAH Jurnal
Ilmu Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2018).
2
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” IJTIMAIYAH Jurnal
Ilmu Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2018).
3
Rustam Ibrahim, “Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip, Dan Relevansinya Dengan
Tujuan Pendidikan Islam,” Addin 7, no. 1 (2015).
4
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” IJTIMAIYAH Jurnal
Ilmu Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2018).
5
Achmad Fedyani Syaifuddin, “Membumikan Multikulturalisme Di Indonesia,” Jurnal
Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI 2, no. 1 (2006): 3–10.
Keberagaman budaya akibat dari era globalisasi yang begitu pesat
menyebabkan masyarakat dituntut untuk memahami bagaimana cara untuk dapat
menyampaikan suatu maksut dan tujuan tertentu dan penyampaian pesan agar
mendapat tujuan bersama.6 Seiring berkembangnya jaman, ilmu pengetahuan akan
semakin berkembang dan mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan
tersebut dapat dalam bentuk positif maupun negatif. Perkembangan ilmu
pengetahuan tentu akan mempengaruhi segala aspek yang ada di kehidupan
manusia. Sejatinya, ilmu pengetahuan merupakan pilar utama dalam
perkembangan dunia. Ilmu pengetahuan ini mendorong untuk perkembangan-
perkembangan aspek lain. Perkembangan ilmu pengetahuan yang secara terus-
menerus kearah positif ini mendorong untuk terciptanya sebuah teknologi yang
mengiringinya. Teknologi inilah yang menjadi penanda bahwa jaman telah
semakin berkembang dan perbedaan zaman dari waktu ke waktu. Teknologi-
teknologi ini akan terus berkembang dan akan diiringi oleh kemajuan zaman yang
berdampak pada seluruh aspek kehidupan di muka bumi ini. Hingga kini
teknologi telah merambah ke dunia digital, dimana banyak dari aspek-aspek
kehidupan yang telah terdigitalisasi7

Kemajuan teknologi yang begitu pesat tentu tidak dapat dielakkan dalam
kehidupan manusia di muka bumi ini. Melalui teknologi ini berbagai informasi
dan berbagai cara komunikasi dapat dengan mudah berlangsung. Informasi-
informasi dari berbagai belahan dunia dapat dengan mudah tersebar melalui
kecanggihan teknologi. Kemajuan teknologi ini tentu menimbulkan berbagai
perubahan yang berdampak pada aspek-aspek kehidupan manusia dengan segala
peradaban yang terjadi di dalamnya. Informasi yang dapat diperoleh dan dapat
disebarluaskan secara cepat ini berdampak pada transformasi nilai yang ada di
masyarakat terutama generasi terbaru yaitu Gen Z. 8

6
Muh Amin, “Pendidikan Multikultural,” PILAR 9, no. 1 (2018).
7
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” IJTIMAIYAH Jurnal
Ilmu Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2018).
8
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” IJTIMAIYAH Jurnal
Ilmu Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2018).
Gen Z juga dapat diartikan sebagai generasi remaja pada zaman ini.
Pengertian Gen Z merupakan generasi dimana mereka lahir pada rentang tahum
1995 hingga tahun 2010, dimana dalam hal ini Gen Z mayoritas dari generasi ini
telah dalam fase perkembangan remaja, remaja hingga menuju ke awal dewasa. 9
Di dunia yang berkembang sangat pesat ini, tentu Gen Z merupakan generasi yang
paling banyak mengetahui perubahan-perubahan teknologi yang ada. Remaja dari
Generasi Z ini telah menjadikaan gadget seperti handphone dan Ipad ke dalam
bagian hidup mereka. Dari hal ini lah tentu menjadi efek yang cukup serius bagi
generasi ini. Berbagai dampak akan muncul dari fenomena ini. Lebih lanjut, dapat
penulis asumsikan bahwa Gen Z ini juga dikenal sebafai generasi digital native
dimana generasi ini telah menjadi bagian dari perkembangan teknologi yang pesat
sejak mereka kecil. Oleh karena itu Generasi Z atau Remaja secara umum
berkaitan erat dengan perkembangan teknologi, dimana generasi ini juga rentan
terhadap arus globalisasi yang secara pesat perkembang. 10 Jika perkembangan-
perkembangan ini tidak dibarengi oleh awareness bagi orang tua maupun remaja
itu sendiri, maka hal ini juga akan berdampak negatif bagi mereka.

Media sosial tentu memiliki berbagai varian model seperti yang kit ketahui
yaitu ada aplikasi Instagram, WhatsApp, Twitter, Facebook hingga Tiktok. Seiring
berkembangnya zaman, tiktok menjadi media popular yang sangat viral apalagi
sejak pandemic Covid-19. Aplikasi ide merupakan aplikasi yang sangat baik dari
segi perkembangan kreativitas namun juga harus dibarengi dengan filter yang
bagus. Konten dalam tiktok memiliki banyak sekali manfaat bagi penggunanya
dimana dalam hal ini penggunannya dapat memanfaatkannya sebagai sarana
membuaat video-video kreatif. Kretivitas dari para pengguna tiktok juga
tergambar pada hasil-hasil video yang disajikan di beberapa konten. Hanya saja,

9
R Rahadi et al., “Analyzing Cashless Behavior among Generation Z in Indonesia,” International
Journal of Data and Network Science 5, no. 4 (2021): 601–612.
10
Sherlywati Sherlywati and Eliot Simangunsong, “WILLINGNESS TO EMBED SOCIAL
SUSTAINABILITY: A CASE OF GEN Y AND GEN Z ENTREPRENEURS IN INDONESIA,”
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 25, no. 1 (2023): 25–40.
tiktok merupakan aplikasi yang sangat berkembang dengan cepat sehingga sampai
sekarang memiliki perkembangan yang sangat pesat.11

Dewasa ini, ramai diperbincangkan mengenai kesehatan mental remaja


pada masa ini yang lebih lemah daripada generasi-generasi seblum mereka.
Sehingga dalam hal ini penulis tertarik untuk menelusuri lebih lanjut mengenai
dampak teknologi. Dalam penggunaan teknologi terutama dalam media sosial ini,
remaja cenderung beranggapan bahwa mereka akan dipandang keren apabila
sangat mengikuti perkembangan yang ada. Sedangkan bagi mereka yang tidak
mengikuti jaman akan dipandang sebagai orang yang kuno. Dalam hal ini tentu
penggunaan teknologi juga mempengaruhi remaja dalam mengatur pola perasaan
dan pikiran mereka. Tanpa sadar para remaja ini kerap kali sangat bergantung
dengan apa yang ada di dalam media sosial. Sehingga hal ini tentu akan
mempengaruhi kondisi mental mereka dalam berpikir dan mengolah informasi
(Rosmalina & Khaerunnisa, 2021). Dalam taraf yang berlebihan maka fenomena
ini tentu akan berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Melalui latar
belakang ini maka penulis tertarik untuk menelusuri leboh lanjut menganai
Dampak Teknologi terhadap Kesehatan Mental Remaja dalam Studi Kasus Media
Sosial Instagram.12

Perilaku ini tak lepas dari unsur kebiasaan yang sudah mengalir sehari-
hari. Aqidah agama seakan dipertaruhkan yang awalnya hanya sebagai hiburan
belaka, kini dengan maraknya remaja berhijab tetapi mempertontonkan jogetan
yang erotis dan mengundang gairah seksual melalui aplikasi Tiktok memicu
adanya pergeseran aqidah. Perubahan aqidah tersebut berkaitan erat dengan moral
dan akhlak remaja muslimah. Dari sinilah alat analisis yang paling sesuai dengan
permasalahan tersebut yakni hal tersebut dapat menimbulkan degadrasi moral
bangsa, sehingga penulis tertarik untuk menelisik lebih lanjut mengenai fenomena
ini.
11
Chotijah Fanaqi, “Tiktok Sebagai Media Kreativitas Di Masa Pandemi Covid-19,” Jurnal
Dakwah: Media Komunikasi Dan Dakwah 22, no. 1 (2021): 105–130.
12
Imamul Arifin, Ajeng Amelia Veganesa, and Putri Nur Cahyani, “Kriteria Joget Tiktok Yang
Dianggap Wajar Dalam Perspektif Etika Publik Dan Norma-Norma Islam,” Al-Mutharahah:
Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan 19, no. 1 (2022): 101–108.
TINJAUAN LITERATUR

1. Definisi Teknologi
Pada dasarnya teknologi merupakan sesuatu yang dirancang oleh
manusia buah dari perkembangan ilmu pengetahuan. Teknologi merupakan
sarana yang sangat diperlukan dalam keberlangsungan hidup manusia.
Terciptanya teknologi melalui pikiran-pikiran manusia dimana diawali
dengan perubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana yang
canggih. Perkembangan teknologi ini diawali dengan beberapa penemuan-
penemuan oleh para ilmuan, seperti radio, televise, telepon hingga mesin
komputer. Menurut Maryono (2008) penggunaan kata teknologi memiliki
makna yaitu perkembangan dan penerapan suatu yang dituangkan dalam
peralataan dimana peralatan dan sistem ini digunakan untuk
menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari secara
lebih mudah.13
Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa manusia ke
dalam fase perkembangan teknologi ini. Teknologi muncul akibat dari
pikiran-pikiran manusia yang telah berkembang dan kesecrdasan para
ilmuwan. Para ilmuwan telah menciptakan berbagai produk dari teknologi
ini. Sebagai dalah satu contoh yaitu teknologi informasi. Secara umum
teknologi informasi sebagai berita atau informasi yang mengandung
maksut dan tujuan tertentu. Pesan serta pengalaman dapat
dikomunikasikan kepada orang lain berupa pesan atau informasi. Sehingga
teknologi informasi ini biasa kita temui dalam berita online, televis hingga
smartphone.
Seiring berkembangnya jaman tentu teknologi informasi ini terus
berkembang dalam mengalami peradaban. Perkembangan dalam cara
penyampaian informasi atau pesan dapat juga terlihat dengan gambar-
gambar, suara hingga video dimana ini lah yang disebut dengan internet.
Internet merupakan teknologi yang hampir sebagaian besar digunakan oleh
13
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” IJTIMAIYAH
Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2018).
manusia di muka bumi ini. Sehingga tak heran melalui internet lah segala
sesuatu dapat dengan mudah dilihat dan tersampaikan.14
Selain dampak positif, tentu media sosial memiliki berbagai
dampak negatif di dalamnya. Dampak negatif dari media sosial yaitu
diantaranya, dapat menimbulkan kecemasan bagi pengguna, depresi
hingga aktifitas kriminal. Kecemasan akibat dmedia sosial ini dimulai dari
berbagai keinginan pengguna untuk mengekspresikan diri yang tidak
realistis dan tidak dalam batas yang wajar. Keinginan dari pengguna ini
dapat berindikasi untuk menjadi sempurna dimana kesempurnaan tersebut
di luar batas kemampuannya, hingga akhirnya menimbulkan kecemasan
bagi penggunanya. Selain itu apabila dalam taraf yang sangat tinggi dan
berlebihan, pengguna dari media sosial tersebut terutama remaja dengan
tingkat kecerdasan emosional yang masing rendah, tentu dapat berujung
dalam depresi dimana hal ini dipicu dari kegagalan-kegagalan dia dalam
membentuk image yang dia inginkan. Penggunan yang berlebihan ini juga
dapat menimbulkan obsesi untuk selalu menampilkan kesempurnaan
dalam dirinya15

Produk yang menembus ekspetasi generasi saja sudah menggema


di papan berita nasional, sedangkan problematika-problematika atas
diejawantahkannya internet saja masih belum dapat diredam secara penuh
oleh pemerintah Indonesia. Walaupun problematika dari eksistensi internet
juga banyak, tetapi kehadiran sosial media juga memberikan ekspresi baru
bagi para penggunanya agar merasa nyaman dalam menggunakan sosial
media, contohnya adalah menggunakan nama samaran. Fenomena hate
comment atau komentar buruk sering ditemukan di akun-akun media sosial
salah satu etnis, para politisi, dan artis. Hal tersebut ialah sebuah
problematika, karena etika digunakan dalam mengomentari sesuatu,
namun para pengguna yang menggunakan nama samaran (yang tidak
14
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” IJTIMAIYAH
Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2018).
15
Wicha Rizky Sakti Mashito Widodo, Nurudin, and Widiya Yutanti, “Kesetaraan Gender Dalam
Konstruksi Media Sosial,” Jurnal Komunikasi Nusantara 3, no. 1 (June 16, 2021): 44–55.
melakukan tindakan tersebut) juga merasa nyaman karena bisa bebas
berekspresi tanpa takut identitas aslinya diketahu. 16 Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa, internet bak pisau bermata ganda yang dapat
melindungi penggunanya, namun juga membahayakan penggunanya
sebagai contoh media sosial tadi, media sosial dapat digunakan sesuka hati
bahkan dijadikan media propaganda bagi para propagandis menjelang
pemilu di Indonesia.17 Media sosial melewati alat bantunya yaitu
smartphone yang eksistensinya sudah tidak dapat ditinggalkan oleh sang
pemilik.18

2. Definisi Kesehatan Mental

Kondisi yang dapat dikatakan sehat pada manusia merupakan suatu


hal yang kontinum dimana hal ini sangat sulit untuk didefinisikan karena
tidak jelas batasan-batasannya. Namun dalam hal ini tentu kesehatan
manusia dapat terus diptimalkan sehingga dapat menimbulkan perasaan
yang menyenangkan akan tubuhnya sendiri. Kesehatan mental merupakan
kesehatan yang berkaitan dengan kejiwaan seseorang. Dilansir dari WHO
bahwa kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang sejahtera dari
suatu individu tersebut dimana indovidu tersebut secara sadar
berkemampuan untuk beraktivitas secara normal dan dapat berkontribusi
dalam lingkungan sosialnya.

American Psychological Association (APA) mengasosiasikan


bahwa kesehatan mental merupakan wujud diri dalam menyesuaikan
kondisi lingkungannya. Hal ini dapat tergambar pada kondisi psikologis,
emosinal dan prilaku sosialnya. Sarwono (2012) mengatakan bahwan
kesehatan mental merupakan suatu kondisi individu sehingga individu

16
M Muslimin, “The Use of Pseudonym in Social Media,” in Proceedings of the International
Conference on Community Development (ICCD 2020) (Paris, France: Atlantis Press, 2020).
17
Nurudin Nurudin, “MEDIA SOSIAL BARU DAN MUNCULNYA BRAGGADOCIAN
BEHAVIOR DI MASYARAKAT,” Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi 10,
no. 1 (May 31, 2018): 25–36.
18
Wicha Rizky Sakti Mashito Widodo, Nurudin, and Widiya Yutanti, “Kesetaraan Gender Dalam
Konstruksi Media Sosial,” Jurnal Komunikasi Nusantara 3, no. 1 (June 16, 2021): 44–55.
tersebut akan terhindar dari gangguan kejiwaan atau neorosis dan penyakit
kejiwaan. Kondisi individu dapat menyesuaikan dirinya dengan orang lain,
dengan ligkungan masyarakat dimana pun ia berada, mempunyai
kemampuan untuk menedalikan dalam menghadapi masalah, terwujudnya
keserasian dan keharmonisan antara fungsi-fungsi kejiwaannya (Ningrum
& Amna, 2020)19

METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan
suatu hasil yang dapat dipertanggungjawabkan keberadaanya, setelah
mengumpulkan data, menganalisis, serta menarik kesimpulan pada akhirnya. 20
Berdasarkan masalah yang diteliti, dengan penelitian ini penulis menggunakan
metode kualitatif, yaitu mencatat dan membahas data penelitian tentang topik
yang diteliti, kemudian deskriptif analisis dan disusun secara sistematis untuk
mendapatkan suatu kesimpulan.21 Teknik pengumpulan data yang digunakan
penulis cukup sederhana, yaitu dengan Alquran, Sunnah dan dalil lainnya sebagai
sumber data primer dan sebagai data sekundernya, penulis menggunakan artikel
ilmiah, artikel jurnal dan buku yang relevan dengan isu yang penulis angkat
berdasarkan teknik library research.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Teknologi terhadap Kesehatan Mental Remaja

Perkembangan ilmu pengetahuan yang mana disertai dengan


semakin kuatnya arus globalisasi membawa dampak yang beragam bagi
lingkup dunia pendidikan. Dimana teknologi informasi dan komunikasi
berperan penting dalam arus globalisasi. Dengan berkembangannya
teknologi informasi dan komunikasi tentunya berbagai instrumen bangsa
dapat mengakses informasi dengan sangat mudah. Oleh karena itu, arus
19
Khabib Luthfi, Masyarakat Indonesia Dan Tanggung Jawab Moralitas (Bogor: Guepedia,
2018).
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2018).
21
Miza Nina Adlini et al., “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka,” Edumaspul: Jurnal
Pendidikan 6, no. 1 (2022): 974–980.
globalisasi ini tidak dapat dihindarkan dari kehidupan sekarang ini,
terutama dalam dunia pendidikan.

Perkembangan zaman yang semakin pesat tentunya sangat


berpengaruh pada proses perkembangan pendidikan, sehingga membawa
dampak perubahan yang sangat signifikan di berbagai aspek pendidikan.
Era globalisasi dalam dunia pendidikan diharapkan dapat membawa
perubahan untuk peningkatan mutu dan kualitas pendidikan (Nurhaida,
2015) Namun, dalam hal globalisasi memiliki dampak positif dan dampak
negatif, berikut penjelasannya.22

Fenomena globalisasi membawa keamajuan dalam bidang


teknologi, sehingga metode pengajaran pun mengalami kemajuan.
Mengajar dengan metode seperti menggunakan papan tulis dan kapur
sekarang mulai tergantikan dengan teknologi terbaru seperti proyektor dan
komputer. Melalui media komputer dan adanya internet pendidik dapat
menggunakan metode yang efisien dan mempermudah. 23 Di masa pendemi
Covid-19 ini berbagai kendala di dunia pendidikan pun terjadi. Pandemi
mendorong dan memaksa pemerintah untuk melakukan berbagai kebijakan
baru. Tentunya di sini lah peran kemajuan teknologi dan informasi sangat
dirasakan. Sudah sejak bulan Maret tahun lalu berbagai media
pembelajaran telah dirombak. Berbagai kebijakan baru telah dibuat
pemerintah guna mengurangi penyebaran viru Covid-19 ini. Kebijakan
terbesar adalah pada sistem pembelajaran langsung yang dirubah menjadi
sistem pembelajaran jarak jauh atau dikenal dengan istilah daring. Dengan
sistem yang baru ini tentunya media elektronik dan internet sangat
berperan penting24
Dalam penggunaan teknologi yang baik tentu penggunanya akan
memperoleh kemudahan dalam mengakses informasi. Dalam
22
Dian Ibung, Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013).
23
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” IJTIMAIYAH
Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2018).
24
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” IJTIMAIYAH
Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2018).
perkembangan teknologi tentu informasi-informasi dapat dengan sangat
mudah untuk diakses. Melalui berbagai situs dan web, pengguna dapat
mengunduh berbagai informasi yang diinginkan. Mulai dari bidang
pendidikan, kesehatan, olahraga, politik, ekonomi dan lain sebagainya.
Kemudahan dalam mengakses ini tentu memiliki peran yang sangat
penting juga dalam keberlangsungan hidup manusia di muka bumi ini.
Selain mengakses informasi, tentu pengguna dapat merasakan kemudahan
dalam berkomunikasi. Tanpa bertemu secara langsung, mereka dapat tetap
berkomunikasi dan saling berkabar
Dalam ranah pendidikan tentu penggunaan teknologi ini sangat
berperan penting. Teknologi memberikan kemudahan dalam pembelajaran.
Sekarang, berbagai informasi pembelajaran dapat dengan sangat mudah
diakses oleh siswa. Bahksan perkembangan dunia pendidikan juga
diasosiasikan dengan teknologi. Berbagai macam fitur dalam dunia
pendidikan telah bekerja berbarengan dengan teknologi (Jamun, Y., 2018)

Remaja dari Generasi Z ini telah menjadikaan gadget seperti


handphone dan Ipad ke dalam bagian hidup mereka. Dari hal ini lah tentu
menjadi efek yang cukup serius bagi generasi ini. Berbagai dampak akan
muncul dari fenomena ini. Lebih lanjut, Roberts juga menerangkan bahwa
Gen Z ini juga dikenal sebafai generasi digital native dimana generasi ini
telah menjadi bagian dari perkembangan teknologi yang pesat sejak
mereka kecil. Oleh karena itu Generasi Z atau Remaja secara umum
berkaitan erat dengan perkembangan teknologi, dimana generasi ini juga
rentan terhadap arus globalisasi yang secara pesat perkembang. Jika
perkembangan-perkembangan ini tidak dibarengi oleh awareness bagi
orang tua maupun remaja itu sendiri, maka hal ini juga akan berdampak
negatif bagi mereka. Apabila dampak negatif ini telah merambah ke dunia
remaja maka secara tidak langsung kesehatan mental mereka terhadap
kesiapan arus globalisasi ini juga akan terdampak.25

25
Dian Ibung, Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013).
Selain dampak positif, tentunya globalisasi juga memiliki banyak
sekali dampak negatif. Era globalisasi ini memicu kearah moderenisasi
dimana dapat berpengaruh buruk dalam dunia pendidikan. Apalagi
sekarang ini dunia maya sedang bergejolak di kalangan para remaja. Dunia
maya yang sedang digadang-gadang membawa peerubahan namun
kenyataannya terdapat banyak sekali dampak negatif yang diberikan.
Banyak sekali konten-konten buruk yang dengan mudah disebarkan bahkan
dengan sengaja ditunjukkan kepada pengguna dunia maya, baik yang sudah
cukup umur maupun remaja di umur. Misalnya pornografi, video kekrasan,
berita kebencian, bahkan banyak sekali oknum yang melakukan
sandra/penculikan melalui pendekatan di dunia maya (Fitri, S., 2017)
Penggunaan teknologi yang berlebihan tentu akan menimbulkan
kecanduan. Kecanduan teknologi ini akibat dari intensitas yang tinggi dari
penggunaan teknologi. Biasanya penggunaan teknologi yang berlebihan ini
sering berkaitan dengan aplikasi game. Pengguna dari game ini sering lupa
akan segala konseukensi yang timbul akibat dari kecanduan teknologi ini.
Dampak negatif lain yaitu berupa kesulitan dalam berkonsentrasi.
Penggunaan game yang berlebihan ini juga berkaitan sengan gangguan
konsetrasi bagi penggunanya. Pada akhirnya, pengguna-pengguna yang
berlebihan ini akan kesulitan dalam pembelajaran akibat terlalu banyak
terkontaminasi oleh permainan26
2. Hubungan Dampak Teknologi dengan Kesehatan Mental

Teknologi merupakan gabungan kata yang berasal dari bahasa


Yunani kuno yaitu Technologia hal ini tercantum pada disctionary
Webster dimana teknologi memiliki artian sebagai suatu yang dapat
ditangani secara sistematis dan techne yang memiliki artian yaitu skill,
ilmu pengetahuan dan keterampilan. Teknologi merupakan suatu alat yang
dirancang dari perkembangan ilmu pengetahuan dimana alat ini dapat
berupa mesin-mesing yang dimodifikasi dengan pengaturan-
26
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” IJTIMAIYAH
Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2018).
pengaturanyang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan manusia.
Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi ini semakin pesat dan
mengalami begitu banyak perkembangan dimana perkembangan paling
pesat terdapat dalam perkembangan teknologi informasi (Taufik, A., et al,
2022)

Dewasa ini, tentunya semakin berat tantangan yang kita hadapi


dalam hidup, termasuk dengan adanya era globalisasi. Globalisasi adalah
rujukan dari kata global yang berarti secara umum atau garis besar dan sasi
yang berarti suatu perubahan. Dengan ini globalisasi dapat diartikan
sebagai suatu fase atau proses perkembangan serta perubahan dalam
lingkup dunia luas. Dampak dari globalisasi ini dapat dirasakan di
berbagai aspek kehidupan, seperti pada aspek ideologi, ekonomi, sosial
budaya, politik serta dalam bidang pendidikan. Dampak dari globalisasi ini
juga mempengauruhi perkembangan dalam teknologi.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat berbagai


paradigma baru terjadi di Indonesia. Perkembangan ini disadari atau tidak
telah banyak berdampak bagi perkembangan moral bangsa. Era baru ini
seringkali disebut dengan Era Milenial, dimana terjadi banyak tren-tren
baru di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya para remaja. Dampak
positif dari perkembangan ini sangat dirasakan di dunia pendidikan. Tidak
hanya dampak positif, namun dampak negatif pun juga sangat banyak
terjadi yang mana dapat mempengaruhi proses perkembangan bagi remaja
(Faiz & Kurniawaty, 2022)

Remaja juga dapat dikategorikan sebagai Generasi Z. Pengertian


Gen Z merupakan generasi dimana mereka lahir pada rentang tahum 1995
hingga tahun 2010, dimana dalam hal ini Gen Z mayoritas dari generasi ini
telah dalam fase perkembangan remaja, remaja hingga menuju ke awal
dewasa. Di dunia yang berkembang sangat pesat ini, tentu Gen Z
merupakan generasi yang paling banyak mengetahui perubahan-perubahan
teknologi yang ada. Menurut Roberts et al., (2014) Remaja dari Generasi Z
ini telah menjadikaan gadget seperti handphone dan Ipad ke dalam bagian
hidup mereka. Dari hal ini lah tentu menjadi efek yang cukup serius bagi
generasi ini. Berbagai dampak akan muncul dari fenomena ini. Lebih
lanjut, Roberts juga menerangkan bahwa Gen Z ini juga dikenal sebafai
generasi digital native dimana generasi ini telah menjadi bagian dari
perkembangan teknologi yang pesat sejak mereka kecil. Oleh karena itu
Generasi Z atau Remaja secara umum berkaitan erat dengan
perkembangan teknologi, dimana generasi ini juga rentan terhadap arus
globalisasi yang secara pesat perkembang.

Fase remaja merupakan fase dimana seorang anak sedang menjadi


jati dirinya dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Masa ini
merupakan fase kritis seorang anak dimana perubahannya ditandai dengan
berbagai aspek, seperti faktor fisik, faktor psikis, faktor sosial budaya serta
faktor kemandirian. Perubahan pada faktor fisik seperti halnya perubahan
bentuk dan postur badan. Sedangkan pada faktor psikis seperti halnya
terjadi perubahan cara berpikir, sikap, serta cara bergaulnya. Dewasa ini,
pergaulan remaja mulai banyak mengarah ke dalam hal-hal negatif, serta
mulai mengkhawatirkan. Contohnya seperti kecanduan akan sosial media
yang berdampak pada pergaulan bebas (Diananda, A., 2019)

Generasi Z sangat erat kaitannya dengan arus perkembangan


teknologi terutama dalam perkembangan media sosial. Media sosial dapat
dengan mudah diakses di smartphone para remaja. Berdasarkan penelitian
yang dilaksanakan oleh University of Western Australia dimana penelitian
ini diterapkan pada sekitar 2600 siswa mengenai intensitas mereka
bermain smartphone. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa
sekitar 45% anak usia 8 tahun dapat menghabiskan 2 jam hanya untuk
bermain smartphone, sedangkan pada remaja usia 16 tahun ke atas dapat
menghabiskan sekitar 80% hanya untuk bermain smartphone. Dalam
menggunakan smartphone ini tentu bervariasi, diantaranya yaitu bermain
game, menonton film atau YouTube hingga bermain sosial media (Desi,
K., 2016)

Media sosial merupakan perkembangan teknologi informasi yang


berhasil menumbuhkan interaksi sosial meskipun tidak bertemu secara
langsung. Dewasa ini, media sosial bukan hanya sekedar media untuk
mentransfer pesan-pesan saja, tetapi media sosial telah berkembang
menjadi suatu interkasi yang menumbuhkan berbagai komunitas-
komunitas jejaring sosial. Jaringan sosial yang ada di media sosial ini telah
mendapat lebih banyak popularitas disbanding dengan media-media lama.
Melalui perkembangan media sosial ini manusia dapat lebih mudah dalam
berkomunikasi meskipun dalam jarak jauh. Melalui media sosial ini
pengguna dapat berinteraksi dengan pengguna lain dimanapun dan
kapanpun tanpa ada batasan ruang dan waktu.

Sekian banyak pengguna media sosial, paling banyak ditemui yaitu


para Generasi Z dimana mereka termasuk salah satunya kalangan remaja.
Dalam penggunaan media sosial, biasanya kalangan remaja
menggunakannya untuk membagikan berbagai kegiatannya seperti foto,
tulisan hingga video-video yang mereka ambil sehari-hari. Namun arus
globalisasi yang begitu pesat berdampak pada prepspektis remaja yang
menganggap bahwa media sosial merupakan suatu situs yang mereka
agung-agungkan.. Dalam hal ini tentu, penggunaan teknologi khususnya
pada media sosial tentu memiliki banyak dampak positif hingga dampak
negatif (Rafiq, A., 2020)

Dampak positif yang mungkin akan timbul yaitu pengguna


teknologi khususnya pada media sosial dapat membentuk suatu komunitas
dengan kesenangan yang sama dan dapat dengan bebas mengekspresikan
dirinya dalam bentuk apapun yang mereka inginkan. Kebebasan dalam
berkspresi tersebut tentu mereka dapat juga dengan mudah berinteraksi
dengan pengguna lain yang memiliki ketertarikan yang sama. Selain itu
mereka juga dapat mengakses sesuatu hal yang mereka sukai, hal ini juga
sangat dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk menampilkan
iklan di dalamnya. Pengguna media sosial juga dapat terhibur akan hal-hal
yang menjadi isi konten dari media sosial orang lain (Yuhandrea et al,
2021)

Selain dampak positif, tentu media sosial memiliki berbagai


dampak negatif di dalamnya. Dampak negatif dari media sosial yaitu
diantaranya, dapat menimbulkan kecemasan bagi pengguna, depresi
hingga aktifitas kriminal. Kecemasan akibat dmedia sosial ini dimulai dari
berbagai keinginan pengguna untuk mengekspresikan diri yang tidak
realistis dan tidak dalam batas yang wajar. Keinginan dari pengguna ini
dapat berindikasi untuk menjadi sempurna dimana kesempurnaan tersebut
di luar batas kemampuannya, hingga akhirnya menimbulkan kecemasan
bagi penggunanya. Selain itu apabila dalam taraf yang sangat tinggi dan
berlebihan, pengguna dari media sosial tersebut terutama remaja dengan
tingkat kecerdasan emosional yang masing rendah, tentu dapat berujung
dalam depresi dimana hal ini dipicu dari kegagalan-kegagalan dia dalam
membentuk image yang dia inginkan. Penggunan yang berlebihan ini juga
dapat menimbulkan obsesi untuk selalu menampilkan kesempurnaan
dalam dirinya (Aniyah, N., 2018)

Berdasarkan paparan dampak negatif tersebut dapat diketahui


bahwa penggunaan teknologi yang berlebihan juga dapat berdampak
negatif pada kesehatan mental pengguna. Kesehatan mental menurut
Bernard dalam (Rosmalia, 2020) mendefinisikan sebagai proses
penyesuaian suatu individu dengan lingkungan di sekitarnya hingga
mencapai kefektifan, kebahagiaan, prilaku positif hingga kemampuan
untuk menerima kehidupannya. Menurut Darajat (1993) kesehatan mental
adalah suatu pengetahuan dan prilaku yang bertujuan untuk memupuk dan
usaha untuk memanfaatkan potensi dan bakat semaksimal mungkin hingga
dapat memberikan dampak positif bagi suatu individu tersebut dan dapat
mencapai suatu kebahagiaan.

Kesehatan mental dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu


faktor eksternal hingga faktor internal. Faktor internal merupakan faktor
yang berasal dari dalam diri suatu individu yaitu seperti sifat, bakat dan
keturunan. Contoh dari sifat-sifat tersebut uaitu sifat periang, lemah
lembut, murah hati, pemarah, sombong hingga jahat. Hal ini berkaitan
dengan pembahasan menganai dampak teknologi terutama media sosial
bagi penggunanya. Dampak yang akan timbul ini tentu dapat
mempengaruhi kondisi emosional dalam diri pengguna tersebut, misalnya
ketika mereka menonton hal-hal positif dan menyenangkan secara
otomatis juga akan menimbulkan efek bahagia. Apabila dalam
penggunaannya mereka menonton hal-hal negatif secara tidak langsung
mereka cenderung akan menduplikasi hal-hal tersebut. Faktor lain yang
dapat mempengaruhi kondisi mental yaitu faktor eksternal dimana faktor
ini dating dari lingkuang luar suatu individu contohnya yaitu lingkungan,
agama, politik hingga struktur sosial. Faktor eksternal ini juga memiliki
peran yang sangat penting bagi kondisi mental sesorang dimana apabila
lingkungan tersebut mendukung dan positif maka secara tidak langsung
kondisi mental individu tersebut dapat terjaga dengan baik, begitupun
sebaliknya (Prasetyo, A., 2021).

Penggunaan sosial media juga merupakan faktor eksternal yang


sangat berpengaruh dalam kondisi kesehatan mental penggunanya. Dalam
konteks ini kondisi kesehatan mental remaja juga bergantung pada faktor
ini. Telah dijelaskan seblumnya bahwa salah satu dampak penggunaan
sosial media dapat berakibat pada kecemasan dan depresi. Kecemasan atau
dalam bahasa kekinian yaitu anxiety merupakan sebuah perasaan khawatir,
cemas dan gelisah yang muncul secara bersamaan yang mana dibarengi
dengan kondisi jantung yang berdebar serta keringat dingin. Kecemasan
tersebut muncul akibat dari keinginan remaja tersebut terlihat sempurna
dalam penggunaan sosial media. Dewasa ini memang media sosial telah
menjadi sebuah ajang “pamer” akan hal-hal yang dapat dimiliki dan
dilakukan oleh pengguna tersebut. Ajang pamer ini tentu secara tidak
langsung mempengaruhi kondisi jiwa remaja-remaja yang takut
ketinggalan atau istilahnya fear of missing out (FOMO) (Budury &
Fitriasari, 2019).

Penggunaan media sosial dengan baik dan benar tentu akan


menimbulkan ouput yang baik pula. Tidak hanya remaja namun seluruh
kalangan dan generasi dapat terdampak positif apabila mereka dapat
menggunakan media sosial ini dengan baik. Dalam perkembangannya
teknologi memiliki segudang manfaat postif terutama bagi kesehatan
mental remaja diantaranya yaitu, situs konsultasi medis secara online,
bertemu dengan pengguna yang menyenangkan dari berbagai belahan
bumi, dapat berkomunikasi dengan keluarga jauh tanpa harus bertemu
secara langsung, hinga konten-konten lucu dan positif yang dapat ditonton.
Oleh karena itu, Generasi Z kini harus lebih aware akan apa yang akan
mereka tontondan konten-konten apa yang akan mereka ikuti sehingga
mereka tidak akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang berbau negatif27

KESIMPULAN

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat berbagai


paradigma baru terjadi di Indonesia. Perkembangan ini disadari atau tidak telah
banyak berdampak bagi seluruh aspek kehidupan. Melalui teknologi ini berbagai
informasi dan berbagai cara komunikasi dapat dengan mudah berlangsung
Kemajuan teknologi ini tentu menimbulkan berbagai perubahan yang berdampak
pada aspek-aspek kehidupan manusia dengan segala peradaban yang terjadi di
dalamnya. Informasi yang dapat diperoleh dan dapat disebarluaskan secara cepat
ini berdampak pada transformasi nilai yang ada di masyarakat terutama generasi
terbaru yaitu Gen Z. dalam hal ini Gen Z mayoritas dari generasi ini telah dalam
27
Fahrul Husni, “HUKUM MENDENGARKAN MUSIK (Kajian Terhadap Pendapat Fiqh
Syafi’iyah),” Syarah: Jurnal Hukum Islam & Ekonomi 8, no. 2 (2019).
fase perkembangan remaja, remaja hingga menuju ke awal dewasa dimana
generasi ini juga rentan terhadap arus globalisasi yang secara pesat perkembang.
Jika perkembangan-perkembangan ini tidka dibarengi oleh awareness bagi orang
tua maupun remaja itu sendiri, maka hal ini juga akan berdampak negatif bagi
mereka. Apabila dampak negatif ini telah merambah ke dunia remaja maka secara
tidak langsung kesehatan mental mereka terhadap kesiapan arus globalisasi ini
juga akan terdampak. Kemajuan teknologi ini tentu menimbulkan berbagai
perubahan yang berdampak pada aspek-aspek kehidupan manusia dengan segala
peradaban yang terjadi di dalamnya. Jika perkembangan-perkembangan ini tidak
dibarengi oleh awareness bagi orang tua maupun remaja itu sendiri, maka hal ini
juga akan berdampak negatif bagi mereka. Apabila dampak negatif ini telah
merambah ke dunia remaja maka secara tidak langsung kesehatan mental mereka
terhadap kesiapan arus globalisasi ini juga akan terdampak.

DAFTAR PUSTAKA

Adlini, Miza Nina, Anisya Hanifa Dinda, Sarah Yulinda, Octavia Chotimah, and
Sauda Julia Merliyana. “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka.”
Edumaspul: Jurnal Pendidikan 6, no. 1 (2022): 974–980.

Akbar, Mohamad Sabda Fariz, Ridwan Fauzi, Zaqi Abdillah Tsamanyah, and
Arita Marini. “PENGARUH PENGGUNAAN GADGET DALAM
KEGIATAN BELAJAR DAN MENGAJAR TERHADAP
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK GENERASI Z.” Jurnal Pendidikan
Dasar dan Sosial Humaniora 2, no. 2 (2022): 375–384.

Alfaini, Sania. “Perspektif Al-Qur’an Tentang Konten Tarian Viral Para


Muslimah Pada Aplikasi Tik Tok.” Al-Mutsla 3, no. 1 (2021): 44–53.

Amin, Muh. “Pendidikan Multikultural.” PILAR 9, no. 1 (2018).

Arifin, Imamul, Ajeng Amelia Veganesa, and Putri Nur Cahyani. “Kriteria Joget
Tiktok Yang Dianggap Wajar Dalam Perspektif Etika Publik Dan Norma-
Norma Islam.” Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial
Keagamaan 19, no. 1 (2022): 101–108.

Fanaqi, Chotijah. “Tiktok Sebagai Media Kreativitas Di Masa Pandemi Covid-


19.” Jurnal Dakwah: Media Komunikasi Dan Dakwah 22, no. 1 (2021): 105–
130.

Firdaus, Ramadani Anisa, and Dinar Sari Eka Dewi. “Efikasi Diri Dengan
Kecenderungan Kecanduan Internet Pada Remaja Dimasa Pandemi Covid-
19.” Psimphoni 2, no. 1 (2021): 67–74.

Galuh, Azahra Dewanti, Delia Maharani, Latifah Meynawati, Dinie Anggraeni,


and Yayang Furi Furnamasari. “Urgensi Nilai Dan Moral Dalam Upaya
Meningkatkan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Pkn Di Sekolah
Dasar.” Jurnal Basicedu 5, no. 6 (2021): 5169–5178.

Hapsari, Theresia Pinaka, and Ade Safri Fitria. “Efektivitas Pembelajaran Daring
Mata Kuliah Evaluasi Pengajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Masa
Pandemi Covid-19.” Jurnal Ilmiah SEMANTIKA 2, no. 01 (2020): 11–20.

Husni, Fahrul. “HUKUM MENDENGARKAN MUSIK (Kajian Terhadap


Pendapat Fiqh Syafi’iyah).” Syarah: Jurnal Hukum Islam & Ekonomi 8, no.
2 (2019).

Ibrahim, Rustam. “Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip, Dan


Relevansinya Dengan Tujuan Pendidikan Islam.” Addin 7, no. 1 (2015).

Ibung, Dian. Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2013.

Karima, Rayi, Lili Geby Veronica Octavia, and Khaerul Fahmi. “Lunturnya
Moralitas Pelajar Indonesia?” Literaksi: Jurnal Manajemen Pendidikan 1,
no. 02 (2023): 17–20.

Khairuddin, Ahmad. “Epistemologi Pendidikan Multikultural Di Indonesia.”


IJTIMAIYAH Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya 2, no. 1 (2018).
Luthfi, Khabib. Masyarakat Indonesia Dan Tanggung Jawab Moralitas. Bogor:
Guepedia, 2018.

Murtopo, Bahrun Ali. “Etika Berpakaian Dalam Islam: Tinjauan Busana Wanita
Sesuai Ketentuan Islam.” Tajdid: Jurnal Pemikiran Keislaman dan
Kemanusiaan 1, no. 2 (2017): 243–251.

Muslimin, M. “The Use of Pseudonym in Social Media.” In Proceedings of the


International Conference on Community Development (ICCD 2020). Paris,
France: Atlantis Press, 2020.

Nurudin, Nurudin. “MEDIA SOSIAL BARU DAN MUNCULNYA


BRAGGADOCIAN BEHAVIOR DI MASYARAKAT.” Komuniti : Jurnal
Komunikasi dan Teknologi Informasi 10, no. 1 (May 31, 2018): 25–36.

Nurwidia, Nurwidia, Nixson Husin, Muhammad Yasir, and Edi Hermanto.


“Akhlak Wanita Dalam Perspektif Al-Quran (Studi Kasus Eksistensi Dalam
Menggunakan Aplikasi Tiktok).” Jurnal An-Nur 11, no. 1 (2022): 34–41.

Pithaloka, Dyah, Ivan Taufiq, and Mutia Dini. “Pemaknaan Perempuan Generasi
Z Terhadap Maskulinitas Joget Tiktok.” Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan
Perubahan Sosial 7, no. 1 (2023): 69–78.

Rahadi, R, N Putri, Subiakto Soekarno, S Damayanti, Isrochmani Murtaqi, and


Jumadil Saputra. “Analyzing Cashless Behavior among Generation Z in
Indonesia.” International Journal of Data and Network Science 5, no. 4
(2021): 601–612.

Rahman, M Taufiq. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Prodi S2 Studi Agama-Agama


UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020.

Samad, Muchtar. Gerakan Moral: Dalam Upaya Revolusi Mental. Jakarta:


Sunrise Book Store, 2016.

Sherlywati, Sherlywati, and Eliot Simangunsong. “WILLINGNESS TO EMBED


SOCIAL SUSTAINABILITY: A CASE OF GEN Y AND GEN Z
ENTREPRENEURS IN INDONESIA.” Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan 25, no. 1 (2023): 25–40.

Siswanto, Siswanto, Ifnaldi Nurmal, and Syihab Budin. “Penanaman Karakter


Religius Melalui Metode Pembiasaan.” AR-RIAYAH: Jurnal Pendidikan
Dasar 5, no. 1 (2021): 1.

Solihah, Ira, and Ikin Asikin. “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Terkait Keutamaan
Rasa Malu Dalam Kitab Adab Riyadhush Shalihin.” Jurnal Riset Pendidikan
Agama Islam (2021): 57–62.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta,


2018.

Syaifuddin, Achmad Fedyani. “Membumikan Multikulturalisme Di Indonesia.”


Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI 2, no. 1 (2006): 3–10.

Triwibowo, Heri, Heni Frilasari, and Dedy Habib Rohman. “Hubungan Intensitas
Penggunaan Internet Dimasa Pandemi Covid Dengan Interaksi Sosial
Remaja.” Jurnal Keperawatan 15, no. 1 (2022): 9.

Widodo, Wicha Rizky Sakti Mashito, Nurudin, and Widiya Yutanti. “Kesetaraan
Gender Dalam Konstruksi Media Sosial.” Jurnal Komunikasi Nusantara 3,
no. 1 (June 16, 2021): 44–55.

Anda mungkin juga menyukai