Anda di halaman 1dari 6

Nama : Gaizka Aulia Aziza

NIM : 211104040041
Fakultas : Ushuluddin, Adab Dan Humaniora
Matakuliah : Teori Sosial Budaya
Dosen Pengampu : Muchammad Nailul Jamil, M.Hum

Sinopsis Film Perfect Strangers

Perfect Strangers berkisah tentang tujuh teman lama yang bertemu kembali dalam
perjamuan makan malam.Mereka adalah Tomo yang merupakan guru olahraga. Imelda, yang
merupakan ibu rumah tangga dengan dua anak, merupakan pasangan Wisnu, pengacara
perfeksionis. Lalu, ada Keysha, perempuan yang berprofesi sebagai dokter hewan merupakan
pasangan dari Anjas yang bekerja di industri hiburan. Terakhir adalah pasangan Eva dan
Enrico, yang paling awal menikah dan dikaruniai satu anak yang telah beranjak remaja.
Enrico adalah dokter bedah plastik dan Eva merupakan psikolog.

Di momen tersebut, salah satu dari mereka, Eva (Nadine Alexandra) melempar ide
untuk bermain gim untuk saling buka-bukaan tentang semua yang ada di ponsel masing-
masing.

Namun, permainan yang semula nampak tidak berbahaya malah berujung jadi
malapetaka ketika satu per satu rahasia mereka terbongkar.

Teori Konflik Karl Marx


Karl Marx menyatakan bahwasanya konflik yang ada dalam masyarakat bermula dari
evolusi keadaan ekonomi yang menciptakan sebuah kelas-kelas sosial. Semua bermula ketika
masyarakat mengenal dengan yang namanya privasi atau hak milik pribadi. 1 Ketika seseorang
sudah mulai mengerti tentang hak kepemilikan secara ekonomi, maka akan muncul sebuah
ketergantungan atas kepemilikan barang yang satu dan kepemilikian barang yang lain, lalu
muncullah istilah transaksi. Hingga pada akhirnya, hak atas kepemilikan suatu barang
tersebut akan habis dan demi memenuhi kebutuhan ekonomi, mereka memburuhkan dirinya
sendiri pada kaum-kaum pemilik modal atau yang masih memiliki hak milik tersebut. lambat
laun terjadi suatu perbedaan kelas secara ekonomi, yaitu kaum pemilik modal dan kaum
pekerja.

1
Bahari, Y. (2010). Karl Marx: Struktur administratif negara modern adalah sebuah komite yang . Jurnal Pendidikan
Sosiologi Dan Humaniora, hlm. 4.
Dalam analisis dibidang ekonomi politiknya, Karl Marx, menyebutkan bahwa
struktural administrasi negara hanyalah sebuah komite yang menaungi kepentingan para
kaum borjuis saja.2
Analisa: analisis film yang disandarkan pada teori konflik ala Karl Marx. Dalam film
tersebut, ada sebuah transaksi informasi elektronik yang memicu adanya konflik.
Konflik itu didasari oleh adanya rasa privasi atau hak miliki pribadi yang kemudian
dilanggar dan dipaksakan untuk dilepas. Namun dalam film tersebut, tidak sampai
memicu adanya konflik secaara kelas, seperti puncak dari teori konflik kelas ala Karl
Marx.

Teori Konflik Ralf Dahrendorf


Teori konflik yang dicetuskan oleh Ralf Dahrendorf, memiliki titik fokus yang
berbeda dari apa yang dicetuskan oleh Karl Marx. Titik fokus yang ditekankan oleh Ralf
Dahrendorf adalah adanya relasi-relasi di dalam masyarakat. Sebagai kausalitas dari
hubungan relasi tersebut, Ralf Dahrendorf mencetuskan, bahwa ada dua konsekuensi dari apa
yang terjadi, yaitu konflik dan konsensus atau kesepakatan sosial.3

Analisa: apabila disandarkan pada kronologis film, ada konsepsi yang sangat sinkron dengan
teori konflik yang dinyatakan oleh Ralf Dahrendorf, yaitu ada dua konsekuensi yang
dimiliki dengan adanya sebuah masyarakat, yaitu konflik dan konsensus sosial.
Dalam film tersebut menggambarkan bagaimana sebuah masyarakat yang dalam
lingkup yang kecil, yaitu sahabat, berada dalam suatu ruangan dengan acara tertentu
dan acara tertentu itulah bisa dikatakan sebagai hasil sebuah konsensus masyarakat
kecil itu. Namun, tidak lama kemudian ada sebuah konflik yang terjadi sebagai
sebagai konsekuensi timbal balik dari adanya konsensus. Ada sebuah konklusi yang
cukup menarik dan sekaligus penegas dari teori ini, bahwasanya ada dua
konsekuensi dari adanya masyarakat yaitu konflik, yang hadir dalam bentuk
pengandaian dalam film, dan konsensus.

Teori Fenomenologis Edmund Husserl

2
M. Wahid Nur Tualeka. (2017). TEORI KONFLIK SOSIOLOGI KLASIK DAN MODERN. JURNAL AL-HIKMAH,
hlm. 38.
3
Ibid. hlm. 40
Edmund Husserl menyatakan bahwa titik acuan kebenaran itu bersifat intersubjektif.
Ia percaya bahwa pengetahuan memiliki nilai nyata jika eksplorasi pengetahuan mengarah
pada makna ontologi di balik fenomena meta-teori atau meta-sains.4

Bagi Husserl, objek pengetahuan adalah realitas itu sendiri, yang mengungkapkan
dirinya kepada kita melalui kesadaran. Fenomena tidak harus diamati melalui panca indera
karena fenomena juga dapat dilihat dan diamati secara mental tanpa melalui indera, fenomena
bukanlah peristiwa. Fenomena itu di analisis menggunakan intuisi untuk memahami realitas
yang terlihat.5

Analisa: sebagaimana yang dikemukakan oleh Edmund Husserl, bahwasanya sebuah


kebenaran atas suatu fenomena atau suatu kejadian haruslah dicari menggunakan
intuisi untuk menelisik hakikat atau ontologis dari apa yang terjadi dibalik kejadian
atau fenomena yang ada. Sebagaimana yang dimuat pada film Perfect Strangers,
hakikat dari konflik yang terjadi adalah suatu hal yang sia-sia. Karena sejatinya ada
sebuah privasi milik pribadi yang tidak boleh dibocorkan kepada siapapun juga,
termasuk pada sahabat.

Teori Simbolik George H. Mead


Teori interaksi simbolik yang dicetuskan oleh George H. Mead menekankan
hubungan antara simbol dan hubungan, dan ide sentral dari pendekatan ini adalah individu.
Teori ini memiliki tiga konsep yang menjadi landasan konsep tersebut, yaitu pikiran, diri, dan
masyarakat.6
Analisa: sebagaimana yang dikemukakan oleh George H. Mead, teori ini menjelaskan
bahwasanya titik tumpu dari sebuah interaksi sosial bersumber dari internal, yaitu
diri sendiri, yang disebut sebagai buah pikiran. Apabila dikorelasikan dengan alur
cerita dari film Perfect Strangers, sejatinya sebuah interaksi sosial yang terjadi
pada mini society tersebut lahir dari hubungan ikatan batin yang disebut sebagai
sahabat.

4
Hardiansyah A. (2013). TEORI PENGETAHUAN EDMUND HUSSERL. Jurnal Substantia, hlm. 235.
5
Ibid.
6
Nina Siti Salmaniah Siregar (2011). KAJIAN TENTANG INTERAKSIONISME SIMBOLIK. JURNAL ILMU SOSIAL-
FAKULTAS ISIPOL UMA, hlm. 103.
Sinopsis Film Sang Pencerah

Sang Pencerah merupakan film yang mengangkat kisah dari tokoh besar K.H.Ahmad
Dahlan yang hidup di tahun 1800-an. Sang Pencerah menceritakan seorang pemuda berusia
21 tahun bernama Darwis (Ihsan Taroreh). Pemuda itu gelisah dengan lingkungannya yang
melaksanakan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat. Untuk mendalami ajaran agama
Islam, Darwis pun pergi ke Mekkah.
Sepulang dari Mekah, Darwis muda (Muhammad Ihsan Tarore) mengubah namanya
menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat
Islam yang melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah.
Dengan sebuah kompas, dia menunjukkan arah kiblat di Masjid Besar Kauman yang
selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap keKa'bah di Mekah, melainkan ke
Afrika. Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai
Penghulu Cholil Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo), meradang. Ahmad Dahlan, anak muda
yang lima tahun menimba ilmu di Kota Mekah, dianggap membangkang aturan yang sudah
berjalan selama berabad-abad lampau.
Walaupun usul perubahan arah kiblat ini ditolak, melalui suraunya Ahmad Dahlan
(Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan mengubah arahkiblat yang salah. Ahmad
Dahlan dianggap mengajarkan aliran sesat, menghasut dan merusak kewibawaan Keraton dan
Masjid Besar.
Bukan sekali ini Ahmad Dahlan membuat para kyai naik darah. Dalam khotbah
pertamanya sebagai khatib, dia menyindir kebiasaan penduduk di kampungnya, Kampung
Kauman, Yogyakarta. "Dalam berdoa itu cuma ikhlas dan sabar yang dibutuhkan, tak perlu
kiai, ketip, apalagi sesajen," katanya. Walhasil, Dahlan dimusuhi.
Langgar kidul di samping rumahnya, tempat dia salat berjemaah dan mengajar
mengaji, bahkan sempat hancur diamuk massa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat.
Cobaan Ahmad Dahlan dalam pergerakannya meluruskan syariat Islam pun tidak hanya
sampai di situ. Dirinya juga dituduh sebagai kyai kejawen hanya karena dekat dengan
lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo, bahkan dirinya disebut kafir.
Dahlan, yang piawai bermain biola, dianggap kontroversial. Ahmad Dahlan juga di
tuduh sebagai kyai Kafir karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di
kursi seperti sekolah modern Belanda, serta mengajar agama Islam di Kweekschool atau
sekolah para bangsawan di Jetis, Yogyakarta.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan
lingkungan cendekiawan priyayi Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat
pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya
Mecca) dan lima murid murid setianya: Sudja (Giring Ganesha), Sangidu (Ricky Perdana),
Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adhiswara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif),
Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam
agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Teori Pertukaran Sosial dan Sosiologi Perilaku George C. Homans


Dengan teori pertukaran (exchange), Homans ingin menjelaskan hubungan-hubungan
sosial, minimal antara dua individu, atau antarkelompok. Pertukaran yang dimaksudkan oleh
Homans adalah “pertukaran sosial” (social exchange) yang tidak hanya melibat materi,
melainkan merupakan pertukaran non-materi yang lazimnya terjadi dalam sebuah hubungan
sosial. Pertukaran sosial tentu saja mengambil bentuk dan dimensi yang berbeda dengan
“pertukaran ekonomi” karena melibatkan emosi, namun menurut Homans tidak keluar dari
prinsip dasar pertukaran dalam ekonomi yang asasnya adalah pilihan rasional.7

Analisa: apabila dilakukan analisis pada film sang pencerah, sesuai dengan teori pertukaran
sosial yang diprakarsai George C. Homans, terdapat sebuah pertukaran nilai budaya
yang menyebabkan adanya gejala sosial yang cukup menggemparkan. Pertukaran
nilai budaya keislaman tersebut diawali dengan niat Darwis untuk belajar agama di
Mekkah. Hingga ketika Darwis pulang ke Jogjakarta, Darwis menilai bahwasanya
ada kekeliruan budaya islam yang hidup di tengah masyarakat jawa dengan apa yang
beliau pelajari sewaktu di Mekkah. Dari situ, Darwis mendirikan sebuah organisasi
Muhammadiyah dengan tujuan membelokkan tradisi keislaman masyarakat jawa
untuk kembali ke fitrah dan dari sini lah Darwis, yang kemudian dipanggil Kyai
Ahmad Dahlan, mengaplikasikan dan memasukkan nilai-nilai budaya islam yang
fitrah kedalam masyarakat. Tentu, reaksi yang masyarakat akibat usaha pertukaran
nilai-nilai tersebut cukup beragam, mulai dari menentang keras dan menyambutnya
dengan sahaja.

7
Shokhibul Mighfar. 2015. SOCIAL EXCHANGE THEORY : Telaah Konsep George C. Homans Tentang Teori Pertukaran
Sosial. JURNAL LISAN AL-HAL
DAFTAR PUSTAKA
A, H. (2013). TEORI PENGETAHUAN EDMUND HUSSERL. Jurnal Substantia , 228-238.
Bahari, Y. (2010). Karl Marx: Struktur administratif negara modern adalah sebuah komite
Mighfar, S. (2015). OCIAL EXCHANGE THEORY : Telaah Konsep George C. Homans
Tentang Teori Pertukaran Sosial . JURNAL LISAN AL-HAL.
Siregar, N. S. (2011). KAJIAN TENTANG INTERAKSIONISME SIMBOLIK. JURNAL
ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA, 100-110.
Tualeka, M. W. (2017). TEORI KONFLIK SOSIOLOGI KLASIK DAN MODERN.
JURNAL AL-HIKMAH, 32-48.

Anda mungkin juga menyukai