Identitas Buku :
Judul : Nine Theories of Religion
Penulis : Daniel L. Pals
Identitas Resebsator :
Nama : Almas Inti Kiasati
NIM : 21200011110
Jurusan : Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Dukheim beranggapan cult atau pemujaan merupakan inti peristiwa dari sebuah suku atau klan.
Dalam Pratik totem, cult terbagi menjadi dua bentuk negatif dan positif, namun ada “piaculan”
atau penebusan yang memiliki peran sampingan untuk kedua hal tersebut.
• Negatif : Tugas utamanya memelihara yang sakral agar selalu terpisah dari profan,
contohnya berisikan larangan atau taboo. Biasnya Taboo berlokasikan melindungi
beberapa tempat suci, seperti batu atau gua. Jika dihubungkan dengan sekarang maka
seperti gereja atau kuil yang sengaja dibangun di tanah yang sakral. Yang sakral dan yang
profane harus dicegah dari waktu yang bertuburakkan. Maka dari itu, kutus negatif
mentisikan beberapa hari suci utnuk perayaan suci. Contohnya hari Sabbath dan minggu
pada Yahudi dan Kristen. Dukheim mengatakan bahwa inilah mengapa pra asketis
menganggap penting pengingkaran diri secara ekstrem.
• Positif : Jika waktu dan tempatnya benar maka cara ritual dilakukan dalam bentuk positif.
Pada ritus intichium orang-orang Australia . Pada awal musim huja, orang-orang akan
melakukan upacara untuk mempromosikan totem mereka. Mereka memulai dengan
beberapa batu suci, kemudian datang suatu kegembiraan religius, di tengah-tengah ini
makhluk totem akan ditangkap dan dibunuh dan dimakan dalam hidangan yang sakral.
Dukheim menggambarkan pada ritus intichiuma para pemuja memeberi hidup pada dewa
mereka, dan dewa itu mengembalikannya pada mereka.
Pemuja totem, memakan totem, adalah suatu pernyataan kesetiaan pada klan. Memakan
totem ini seperti penegasan bahwa klan selalu memiliki arti lebih dari individu yang dinaunginya.
Jadi ritual totem meletakkan kita dalam posisi pada praktik agama menurut cara yang sama
terhadap penjelasan praktik agama oleh ide-ide totem.
Selain pemujaan negatif dan positif, ada juga pemujaan ketiga yang tidak kalah penting
yaitu ritual piacular. Ritual ini adalah ritual yang dilakukan untuk menebus kesalahan atau karena
duka cita, ritual ini dilakukan setelah kamtian seseorang atau telah terjadi bencana besar.
Kebudayaan disaat upacara kematian seperti meraung-raung atau memukul tubuh oleh keluarga
yang ditinggalkan tidaklah bersifat spontan atau muncul begitu saja. Tetapi bersifat agak formal
yang dilakukan oleh anggota klan, walaupun mereka tidak mengenal orang yang meninggal. Hal
ini dikarenakan bukan hanya keluarga saja yang merasa kehilangan tetapi seluruh klan juga
merasakannya, mereka juga merasa salah satu bagian kekuatan dari klan tersebut hilang. Pada saat
seperti ini yang diperlukan adalah menghidupkan Kembali kekuatan tersebut dengan diadakannya
ritual pemujaan.
Ritual piacular memeperlihatkan dua sisi kekuatan yang dimiliki oleh Yang Sakral,
kekuatan ini melambangkan kegelapan dan kejahatan atau melambangkan cahaya dan kebaikan.
Perayaan yang positif diadakan dengan penuh suka cita maka tidak dengan ritual piacular
dilakukan Ketika peristiwa duka cita, bencana atau yang lainnya. Seperti halnya Ketika kematian
John F. Kennedy yang tertembak, masyarakat Amerika merasakan dampak emosional peristiwa
tersebut secara nasional dan arak-arakan proses pemakan terlihat di sepanjang jalan. Jadi, apapun
yang dirasakan oleh masyarakat ritual agama pasti merefleksikan sekaligus memperkuat perasaan
tersebut.
Teori Durkheim beranggapan bahwa tak masalah dimanapun kita mnecari sebab-sebab
yang menentukan agama, karena sebab-sebab itu selalu bersifat sosial. Meskipun sulit untuk
mendeteksinya dalam agama-agama yang besar dan dominan, namun sebab-sebab itu jelas ada
dalam tradisi-tradisi kompleks sebagaimana dalam totemisme. Tujuan agama yang sebenarnya
menurut Durkheim bukanlah intelektual, tetapi sosial. Agama bertindak sebagai pembawa
sentiment sosial, memberi simbol dan ritual yang memungkinkan orang-orang mengungkapkan
ekspresi yang dalam, yang melabuhkan mereka pada komunitas mereka.
Analisis
1. Masyarakat dan Agama
Pandangan Durkheim dalam klaimnya “agama adalah sesuatu yang amat bersifat social”.
Dia menegaskan sebagai seorang individu memang memiliki pilihan dalam hidup, namun
pilihan tetap berada dalam kerangka social. Di setiap kebudayaan, agama adalah bagian yang
paling berharga dalam kehidupan social. Karena telah telah menyediakan ide, ritual dan
perasaan yang akan menuntun seorang dalam hidup bermasyarakat.
2. Metode Ilmiah
Teori Emil Durkhem ini juga dipengaruhi oleh ide evolusi social. Dimana ia berasumsi
bahwa umat manusia bergerak dari yang sederhana menuju ke tahap yang lebih kompleks.
Seperti dalam buku The Elementary Forms ia megutamakan kepada satu masyarakat saja,
kemudian menelaah dan memperhatikan detail yang terjadi dalam masyarakat tersebut. Setelah
itu dapat dilakukan perbandingan dengan masyarakat lain, dengan catatan masyarakat
pembanding memiliki tipe yang sama dengan masyarakat yang diamati.
3. Ritual dan Kepercayaan
Emil Durkhem memiliki pemikiran yang berlawanan dengan Tylor dan Frazer. Durkhem
lebih mengutamakan ritual keagamaan dibandingkan dengan intelektualisme. Karena bentuk
ritual kegamaan lebih fundamental dan yang melahirkan keyakinan. Dengan ritual ini
masyarakat diingatkan Kembali bahwa kepentingan kelompok lebih utama daripada keinginan
pribadi
4. Penjelasan Fungsional
Teori Durkheim menjelaskan agama secara fungsional, Durkheim menganggap hakikat
agama sebenarnya tidak ditemukan dalam permukaan namun juga dibawahnya, seperti yang
dipaparkan dalam penjelasakn totem Australia dimana ritual menciptakan sebuah renungan
kebutuhan sesuatu simbolis bentuk ide tentang jiwa-jiwa leluhur. Ide agama dapat dipertanyakan
namun ritual merupakan suatu serupa yang pasti terus bertahan untuk masyarakat yang tidak akan
mampu tanpa agama itu sendiri.
KRITIK
1. Asumsi
Definisi agama yang dikemukakan dalam koleksi The Elementary Forms dikatakan agama
bersal dari perbedaan dasar yang dibuat semua masyarakat antara yang sakral dengan yang
profan, sakral selalu dikaitkan dengan peristiwa sosial , dan profan berada pada posisi
pribadi. Durkheim membayangkan sakral sebagai sosial, bahwa gama tidaklah lebih dri
sekedar ekspresi kebutuhan sosial.
Durkheim mengatakan bahwa tidak boleh mendifinisikan agama sebagai kepercayaan
supranatural karna orang primitif didunia jelas relejius dan tidak memiliki konsep semacam
itu, bagi mereka semua peristiwa sama tidak didasari oleh supranatural yang terpisah dari
natural (alam), yang ada hanyalah sakral dan sosial.
2. Bukti
Sebagian besar laporan Durkheim telah dikumpulkan sebelum ia pernah melihat laporan
dari Australia, para kritikus bahkan sedang mempersoalkan keakuratan terhadap laporan
Durkheim yang dilakukan saat di Australia tersebut.
3. Reduksionisme
Menurut Durkheim tak diragukan lagi permukaan kepercayaan dan riual keagamaan sering
memenuhi tujuan sosial yang mungkin betul-betul tidak disadari oleh orang beriman itu
sendiri, Durkheim juga menyatakan bahwa masyarakat mampu menentukan dan agamalah
suatu yang ditentukan, Durkhei menegasakan masyarakat kuat membentuk ritual dan
kepercayaan agama, sementara kepercayaan agama tidak pernah melakukan hal
sebaliknya.