Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang meliputi pertumbuhan,


perkembangan, dan kemajuan kehidupan termasuk segala aspek dengan
permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan kehabisan materi
untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan hanya apa yang terjadi
hari ini, melainkan juga yang telah terjadi pada masa lampau, dan lebih jauh pada
masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup wilayahnya, meliputi apa yang terjadi
setempat secara lokal, nasional, regional sampai ke tingkat global. Hal tersebut jadi
perhatian dan lahan garapan pengajaran IPS.

Kemajuan IPTEK telah membantu kita manusia “melihat” peristiwa dan


permasalahan kehidupan yang secara fisik tidak ada dihadapan kita. Dengan bantuan
IPTEK itu juga, kita manusia mampu menganalisis, memprediksi, dan meyakini
pristiwa serta permasalahan diluar jangkauan pikiran yang melekat pada diri masing-
masing.

Oleh karena itu, kita selaku guru IPS harus memperhitungkan dan
mengantisipasinya. Janganlah anda puas dengan materi yang telah ada. Katakanlah
jenis pakaian, “celana jeans” yang semula merupakan pakaian pengembala
sapi(cowboy), para mekanik bengkel, dewasa ini telah menjadi mode dimana-mana
termasuk di Indonesia, kenyataan yang demikian itu merupakan hal yang harus
diperhatikan pada pembwelajaran IPS, khususnya dalam membahas dan
memberikan pengertian tentang globalisasi .

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :

1. Perspektif global dalam ips ?


2. Masalah dan Isu – isu global ?
3. Sejarah hubungan antar bangsa dan saling ketergantungan ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin di capai adalah:

1. Untuk mengetahui isu-isu global dalam pembelajaran IPS SD.


2. Mengetahui perspektif global dalam IPS.
3. Mengetahui sejarah hubungan antar bangsa dan saling ketergantungan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perspektif Global dalam IPS

1. Pengertian Perspektif dan Global


Perspektif berarti cara pandang, cara berpikir, atau wawasan. Sedangkan
global menurut Longman berarti keseluruhan atau sesuatu hal yang mendunia,
internasional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke tiga tahun 2001,
global diartikan secara umum dan keseluruhan, secara bulat, secara garis besar,
meliputi seluruh dunia. Dari pengertian perspektif dan global dapat kita
simpulkan bahwa perspektif global adalah cara pandang atau cara berpikir suatu
masalah atau kejadian dari sudut pandang dunia atau internasional. Berikut adalah
pengertian perspektif global menurut para ahli:[3]

 Jan L. Tucker dalam Sriartha (2004:2) perspektif global adalah pendidikan


yang diarahkan pada pengembangan wawasan global yang mempersiapkan anak
didik generasi muda menjadi manusiawi, rasional, sebagai warga negara yang
mampu berpartisipasi dalam kehidupan dunia yang semakin menunjukkan saling
ketergantungan.

2. Contoh Perspektif Global


Fenomena global ditandai dengan hal hal sebagai berikut: (Suriakusumah, 2007),
yaitu :
1.      Revolusi dalam sistem komunikasi dan transportasi.
2.      Penggabungan perekonomian lokal, regional, nasional menjadi
perekonomian global.
3.      Meningkatnya intensitas interaksi antar bangsa yang menciptakan
budaya global sebagai paduan dari lokal dan nasional yang beragam.
4.      Munculnya sistem internasional yang mengikis batas politik
nasional.
5.      Meningkatnya dampak dari aktivitas manusia terhadap ekosistem
bumi.
Dari fenomena diatas ada beberapa contoh dari perspektif global:
1.  Adanya kemajuan IPTEK, yang membuat kemajuan pula dibidang
komunikasi, penggunaan barang elektronik yang tidak dipisahkan dari
keseharian manusia,
2.      Persenjataan militer yang semakin maju,
3.      Adanya genjatan senjata
4.      Adanya kemajuan ekonomi sehingga membuat rakyat sejahtera dan
makmur.
5.    Di bidang kesehatan yang fasilitasnya semakin memadai sehingga
masyarakat menerima            pelayanan dengan baik.
6.     Adanya sekolah SBI yang menggunakan multikurikulum sehingga
membuat adanya timbal balik antara guru dan siswa. Guru yang ada
didalam SBI adalah guru-guru yang berkualitas.
3. Dalam Perspektif Pendidikan

1)     Dampak positif globalisasi bagi pendidikan


a.       Dengan kemajuan teknologi dapat membantu mengakses ilmu
pengetahuan melalui internet dengan cepet dan mudah
b.      Dapat mengakses teori-teori pembelajaran, metode pembelajaran
dari luar negri dengan cepat dan mudah tanpa harus datang kesana
c.       Dapat dengan mudah mengelola pendidikan misalnya
manajemen pendidikan dll.
d.      Memacu semangat siswa untuk dapat menguasai ilmu dan
teknologi.
e.       Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia
dapat bersaing di pasar dunia.
2)     Dampak negatif globalisasi bagi pendidikan
a.       Adanya globaslisasi memunculkan sekolah-sekolah unggulan
seperti SBI yang biayanya sangat mahal sehingga mengakibatkan
ketiimpangan pendidikan di masyarakat.
b.      Dengan kemajuan teknologi banyak permainan modern yang
menyenangkan misalnya game membuat anak-anak lupa waktu dan
malas belajar akibatnya prestasi belajar menurun.
c.       Dengan mudahnya mengakses informasi dari TV atau internet
siswa/peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu tinggi mengakses
informasi yang tidak wajar misalnya pornografi dan porno aksi yang
dapat merusak moral dan mental mereka yang berdampak pada
menurunnya hasil belajar siswa.

4. Perspektif Global dilihat dari  Disiplin Keilmuan IPS

IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif
atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan
masyarakat dunia (global society). IPS harus dilihat sebagai suatu komponen
penting dari keseluruhan pendidikan kepada anak. IPS memerankan peranan yang
signifikan dalam mengarahkan dan membimbing anak didik pada nilai-nilai dan
perilaku yang demokratis, memahami dirinya dalam konteks kehidupan masa
kini, memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat global yang
interdependen.

5. Sejarah

Emmanuel Kant pada Abad XVIII bahwa sejarah dan geografi merupakan


ilmu Dwitunggal, artinya jika sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu
“kapan” terjadi. Pengungkapan  itu masih belum lengkap. Jika tidak
dipertanyakan ‘dimana” tempat terjadinya. Dalam hal ini, dimensi waktu dengan
ruang saling melengkapi.
Perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu, atau dengan perkataan lain,
Perspektif sejarah suatu peristiwa, membawa citra kepada kita tentang suatu
pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-
kejadian yang akan datang.
Dengan belajar sejarah kita akan mengetahui perubahan-perubahan yang
terjadi dan mampu belajar dari perubahan yang akan terjadi tersebut, sehingga
mampu mengantisipasi, menghadapi, dan mengatasi.

6. Ekonomi

Menurut H.W.Arndt dan Gerardo P Sicat (1991:3) Ilmu Ekonomi adalah


suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-
kelompok masyarakat menentukan pilihan. Manusia memiliki keinginan yang
tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam-macam keinginan yang tidak
terbatas tersebut, tersedia sumberdaya yang dapat digunakan. Berbagai
sumberdaya ini tidak tersedia dengan bebas.
Perspektif ke hari esok atau masa yang akan datang, terkait luas dengan
pertumbuhan penduduk, kemajuan dan penerapan IPTEK dalam proses produksi
serta distribusi, kebutuhan yang cenderung tidak terbatas kuantitasnya dan
akhirnya persediaan sumber daya yang terbatasi bahkan langka. Sedangkan
penggunaan sumber daya alternatif, sangat berkaitan dengan IPTEK dan
kecenderungan kebudayaan.
Hukum ekonomi mengenal adanya kaitan antara penawaran dan permintaan,
bila penawaran tetap/turun sementara permintaan naik maka harga akan naik.
Salah satu fenomena yang nampak dari hukum ekonomi bahwa bila permintaan
naik sementara penawaran tetap/turun seperti pada kenyataannya belakangan ini
dengan terjadinya kenaikan nilai tukar mata uang asing.

7. Politik Pemerintahan

Menurut Roger F. Soltau dalam introduction to politics (Miriam Budiardjo:


1991:9) ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan dan lembaga-lembaga
yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu; hubungan antara negara dan warga
negaranya serta dengan negara-negara lain.
Menurut konsep ini, Ilmu Politik mengadakan  studi mengenai negara dengan
tujuannya, lembaga-lembaga yang melaksanakan tujuan, hubungan negara dan
warganya, seta hubungan negara dengan negara-negara yang lain. Dalam
perspektif global, aspek hubungan dengan negara lain merupakan hal yang pokok.

8. Sosiologi

Menurut Frank H. Hankins (Fairch, H.P. dkk., 1982: 302), Sosiologi adalah
studi ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok-kelompok
umat manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain.
Dalam sosiologi, objek yang menjadi sorotan utamanya yaitu hubungan
antarmanusia, terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia
sendiri,atau yang disebut lingkungan sosial.
Perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi telah menyebabkan
interaksi manusia meluas ke tingkat global secara intensif. Interaksi bisa terjadi
secara fisik maupun non-fisik melalui internet. Teknologi komputer memalui E-
mail menyebabkan dunia ini menjadi tanpa batas secara non-fisik. Secara fisik
batas-batas wilayah setiap Negara berdasarkan hukum Internasional masih jelas.

9. Antropologi

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari orang (bentuk khas fisiknya),


masyarakat, dan budayanya. Kumpulan orang yang membentuk suatu masyarakat
memiliki budaya yang berkembang sejalan dengan invensi (penemuan) yang
mereka punyai. Suatu invensi baru perlu diciptakan untuk menggantikan invensi
yang lama, seperti: traktor bajak, kuda besi Jepang menggantikan Kuda, dan
sebagainya.
Antropologi, khususnya Antropologi Budaya yang oleh
Koentjaraningrat(1990: 1112) dikatakan sebagai pengganti Ilmu
Budaya, merupakan studi tentang manusia dengan kebudayaannya. Sedangkan
oleh E.A. Hoebel (Fairchild, H.P. dkk., 1982: 12) didefinisikan sebagai studi
tentang manusia dengan pekerjaannya, lebih menitikberatkan kepada kebudayaan
sebagai hasil pengembangan akal pikiran manusia.
Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global, terarah pada
keberadaan dan perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global.
Berarti mengamati, menghayati, dan memprediksi perkembangan kebudayaan
secara menyeluruh yang aspek serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain
terintegrasi dalam kehidupan umat manusia. Secara perspektif, meningkatnya
pendapatan masyarakat (ekonomi) terkait dengan meningkatnya kemampuan
masyarakat untuk memanfaatkan dirinya menggunakan peralatan mengelola
sumber daya (Budaya).

10. Geografi
Geografi adalah ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam
kontek keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam geografi yaitu permukaan
bumi yang tiga dimensi terdiri atas muka bumi yang berupa darah dan perairan
serta kolom udara diatasnya. Ruang permukaan bumi ini secara bertahap ukuran
dan jaraknya mulai dari tingkat lokal, regional sampai ketingkat global. Oleh
karena itu perspektif geografi adalah perspektif keruangan yang bertahap dari
perspektif lokal, regional sampai ke perspektif global.
Perspektif geografi atau perspektif keruangan adalah suatu kemampuan
memandang secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah
keruangan permukaan bumi, baik masa lampau, saat ini, terutama untuk masa
yang akan datang. Pendekatan yang dapat diterapkan pada perspektif keruangan
ini, yaitu pendekatan sejarah dan kemampuan memprediksi. Perhatikan, amati,
dan hayati perkembangan yang terjadi di tempat anda dari waktu ke waktu.
Bagaimana keadaan permukiman, jalan, pertanian, pengairan, perdangangan, dan
keadaan penduduk setempat.
11. Psikologi Sosial

Psikologi sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan


kelompok. Psikologi sosial telah memberikan pencerahan bagaimana pikiran
manusia berfungsi dan memperkaya jiwa dari masyarakat kita. Melalui berbagai
penelitian laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistematis, para
psikolog sosial telah menunjukkan bahwa untuk dapat memahami perilaku
manusia, kita harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan, dan
budaya.

B. Masalah dan isu – isu global dalam pembelajara IPS


Pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang meliputi pertumbuhan,
perkembangan, dan kemajuan kehidupan termasuk segala aspek dengan
permasalahannya.Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan kehabisan materi
untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan hanya apa yang terjadi
hari ini, melainkan juga yang telah terjadi pada masa lampau, dan lebih jauh pada
masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup wilayahnya, meliputi apa yang
terjadi secara lokal, nasional, regional sampai ke tingkat global. Hal tersebut jadi
perhatian dan lahan garapan pengajaran IPS.

Kemajuan IPTEK telah membantu kita manusia “melihat” pristiwa dan


permasalahan kehidupan yang secara fisik tidak ada dihadapan kita. Dengan
bantuan IPTEK itu juga, kita manusia mampu menganalisis, memprediksi, dan
meyakini pristiwa serta permasalahn diluar jangkauan pikiran yang melekat pada
diri masing-masing.

Oleh karena itu, kita selaku guru IPS harus memperhitungkan dan
mengatisipasinya. Janganlah anda puas dengan materi yang telah ada. Katakanlah
jenis pakaian, “celana jeans” yang semula merupakan pakaian pengembala sapi
(cowboy), para mekanik bengkel, dewasa ini telah menjadi mode dimana-mana
termasuk di Indonesia, kenyataan yang demikian itu merupakan hal yang harus
diperhatikan pada pembelajaran IPS, khususnya dalam membahas dan
memberikan pengertian tentang globalisasi .

Melalui penggunaan dan kemajuan IPTEK dibidang komunikasi- transportasi


serta multimedia, kontak antar manusia dan pergerakan barang, berita serta
informasi dari satu belahan bumi ke belahan bumi lainnya telah berlangsung
intensif dan ekstensif. Hubungan antara kawasan itu seolah-olah tidak ada batas
lagi, sehingga MARSAL MacNcluhan (Russel L. Ackoff: 1974 : 5) menyatakan
sebagai “dusun global” (global village).

Proses globalisasi yang merambah antar ruang dan waktu yang menjadi
faktor utamanya terletak pada penduduk manusia dengan pertumbuhannya.
Mengapa Penduduk dengan pertumbuhannya itu di katakan sebagai faktor utama
terjadinya proses globalisasi? Pertumbuhan kuantitatif(jumlah) penduduk di mana
pun di dunia ini , selalu di ikuti oleh pertumbuhan kebutuhannya, untuk
memenuhi kebutuhan ini, manusia melakukan penjelajahan di permukaan bumi
dalam upaya mendapatkan sumber daya yang akan menjaminnya. Penjelajahan
antar ruang dalam upaya sumber daya, khususnya Sumber Daya Alam (SDA) itu,
tidak hanya dengan jalan kaki dan memanfaatkan jasa penarik beban, melainkan
telah mendorong pula penemuan serta rekayasa alat komunikasi-transportasi yang
makin lama makin canggih. Penggunaan alat komunukasi-transportasi (darat,
laut, udara) ini, menjadi dasar pula kontak manusia dan pertukaran bahan dan
barang pemenuhan kebutuhan.

Ada dan tersedianya sumber daya alam sebagai alat pemenuh kebutuhan
penduduk, tidak dengan sendirinya memakmurkan masyarakat setempat,
melainkan masih dipengaruhi oleh kemampuan mengolah dan
memanfaatkannya.kembali pada kemampuan SDM menerapkan IPTEK dalam
mengolah SDA untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, menjadi
kenyataan SDA itu menjamin kesejahteraan, sangat dipengaruhi oleh kemampuan
SDM mengembangkan budaya dalam bentuk penerapan IPTEK mengolah SDA
tadi bagi kepentingan hidupnya. Henry J. Warman (Gabler R.E. : 1966: 13-16)
yaitu bahwa “sumber daya itu dibatasi secara budaya” (culturally defined
resources).

Jika kita menganalisis dan mengamati adanya masyarakat, Negara, bangsa


yang miskin serta kaya, belum tentu karena pemilikan potensi SDA di Negara
tersebut juga miskin atau kaya. Masyarakat miskin dan kaya itu lebih banyak
ditentukan oleh kemampuan SDM mengolah serta memanfaatkan SDA.
Masyarakat, Negara-negara, bangsa di pedalaman afrika sebagian masih dalam
keadaan “miskin”, bukan karena potensi SDA setempat rendah tetapi karena
SDM nya yang masih rendah, kebalikannya, jepang, singapura dan hongkong
yang memiliki sedikit SDA tetapi memiliki potensi SDM yang unggul. Jjika kita
melihat pada Indonesia yang terkenal dengan”gemah ripah loh jinawi”, karena
terkenal dengan kekayaan SDA hayati yang melimpah serta non-hayati yang
cukup potensial, namun kekayaan SDA tadi, tidak menjadi kemakmuran yang
tinggi bagi masyarakat Indonesia, kelemahan ini terletak pada SDM Indonesia
yang masih lemah.

Perbedaan kelompok masyarakat, Negara-negara berdasarkan kemampuan


penerapan IPTEK itu dalam proses kegiatan industry, ada yang masih tahap
primer, sekunder dan ada yang telah mencapai tahap tersier. Negara seperti
singapura dan hongkong merupakan tempat central pada jalan raya dunia,
dibanding dengan wellington dan port Moresby di papua guinea yang terpencil
diluar jalur jalan raya. Dari kajian lokasi suatu tempat atau suatu kawasan, kita
akan mengerti berbagi hal seperti dinamika gerak masyarakat, pendapatan
penduduk dan daerah, tingkat kemajuan pendidikan, gejolak politik, serta aspek-
aspek kehidupan lainnya.

Oleh karena itu kita akan memahami “konsep” yang dikemukakan oleh
Getrude Whipple (Preston E. James: 1959: 155), yaitu “pentingnya kedudukan
lokasi dalam memahami peristiwa dunia” (the importance of location in
understanding world affairs). Dengan mengamati, meneliti, dan menganalisis
lokasi suatu tempat atau kawasan atau bahkan Negara, kita akan dapat memahami
peristiwa dunia (social, politik,ekonomi dan budaya) tempat, kawasan serta
Negara yang bersangkutan.

Pada pembelajaran IPS, kita harus juga memperhatikan konteks keruangan


(spatial contex). Dalam hal ini kita mengembangkan pengertian bagaimana
manusia berperilaku (perilaku keruangan, spatial behavior), bergerak pindah
tempat (migrasi), bertindak (memanfaatkan atau merusak lingkungan), dan
berjuang (mempertahankan diri,merebut, menguasai) dari satu kawasan ke satu
kawasan lain.

Ditinjau dari dinamikanya dari waktu kewaktu, mengamati, dan menganalisis


fenomena kehidupan dalam konteks keruangan itu dalam pembelajaran IPS, itu
belum cukup. Kita harus menelaah dari perkembangan dari waktu ke waktu dari
zaman ke zaman, dengan cara demikian itu kita akan mengetahui dinamika
perkembangan dengan dinamika dan permasalahannya.

Aspek sejarah dalam pembelajaran IPS bermakna untuk memahami


hubungan antara suatu peristiwa dengan kurunnya, dan juga perkembangan
peristiwa itu dari waktu ke waktu. Dari mempelajari peristiwa kehidupan dengan
perkembangan kurunnya, kita akan mampu “meramalkan” bagaimana
kecenderungan kehidupan masyarakat-bangsa itu dihari-hari mendatang.ramalan
disini di dasarkan atas perhitungan-perhitungan rasional-intelektual, bukan atas
dasar “para normal”. dewasa ini telah berkembang suatu kemampuan dan kiat
meramal yang disebut futorologi.

Dalam kenyataan sesungguhnya, kedua aspek itu ruang dan waktu tidak
dapat dipisahkan. Oleh karena itu, Emmanuel Kant, seorang pakar filsafat yang
sekaligus juga sejarawan dan geografiwan mengemukakan bahwa sejarah dan
geografi itu merupakan “ilmu dwitunggal”. Untuk memahami suatu fenomena
ataupun masalah kehidupan secara akurat, kita harus mengetahui ”dimana “
fenomena atau masalah yang terjadi, “kapan” fenomena atau masalah itu
berlangsung. Dengan demikian, kita akan memiliki pemahaman sifat dan kualitas
fenomena atau masalah yang kita kaji berhubungan dengan ruang dan lokasinya
serta dinamikanya sesuai dengan perkembangan waktu dari ruangnya kita dapat
menganalisis perkembangan mulai dari tingkat lokal, regional sampai ke tingkat
global. Sedangkan dari proses waktunya mulai dari masa lampau, sekarang dan
masa yang akan datang. Dengan demikian, kita tidak hanya memiliki wawasan
keruangan (persfektif keruangan, spatial perspective) melainkan juga wawasan
waktu (persfektif waktu, time perspective). Tuntutan kemampuan global pada
pengajaran IPS, meliputi kemampuan keduanya.

Masalah-masalah Global dalam Pembelajaran IPS SD

Berkenaan dengan masalah-masalah global, Merry M.Merryfield (1997: g)


antara lain mengemukakan penduduk dan keluarga berencana (population and
family planning), pembangunan (development), hak asasi manusia (human right),
imigrasi (emigration, immigration, refugees), kepemilikan bersama global (the
global commons), kelaparan dan bahan pangan (hunger and food), perdamaian
dan keamanan (peace security), prasangka diskriminasi (prejudice and
discrimination). Masalah-masalah tersebut langsung ataupun tidak langsung,
beberapa di antaranya telah kita bahas. Namun demikian, sambil jalan pada
diskusi ini, akan kita singgung lagi. Bobot dan lingkupnya tentu saja disesuaikan
dengan kemampuan kita , dan kemampuan peserta didik yang anda hadapi.
A. Penduduk dan Keluarga Berencana
Masalah penduduk da pelaksanaan keluarga berencana sebagai
upaya mengatasi masalahnya, bukan lagi hanya dialami oleh
kelompok masyarakat tertentu dan negara-negara tertentu, melainkan
terlah menjadi masalah yang dirasakan, disadari serta dialami oleh
negara-negara diseluruh dunia. Masalah penduduk terletak pada
tingkat kesejahteraan dan kemakmuran yang rendah sebagai akibat
adanya kesenjangan yang besar antara pertumbuyhan serta jumlah
penduduk yang terus meningkat dengan pertumbuhan segala
kebutuhan yang terbatas. Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan
untuk meyeimbangkan dan menaggulanginya termasuk program
keluarga berencana masih belum berhasil. Program dan bahkan
gerakan keluarga berencana sebagai usaha membatasi tingginya
pertumbuhan penduduk masih mengalami hambatan, baik psikologi,
sosial, budaya, maupun ekonomi. Pelaksanaan KB secara berlanjut
dan bersinambungan, mendapat kendala dari berbagai pihak, baik
pihak penduduk sendiri maupun pihak lembaga yang mengelola dan
membiayainya. Belum lagi kita berbicara tentang kesempatan dan
lapangan kerja, kesediaan dan persediaan pangan, layanan kesehatan
dan pendidikan, serta layanan lain yang terkait dengan kebutuhan dan
kesejahteraan penduduk. Cobalah anda selaku guru IPS amati, hayati
dan analisis kondisi kependudukan dalam keluarga serta keadaan
dimasyarakat sekitar anda sendiri. Kemudian lebih jauh lagi, coba
anda serap informasi dari berbagai media keadaan kependudukan
dinegara lain di dunia ini.
B. Pembangunan
Sebagai suatu konsep, pembanguanan itu merupakan upaya
berencana meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun dalam
pelaksanaannya untuk kebanyakan negara-negara yang miskin
didunia, menjadi masalah. Masyarakat dan negara-negara yang
miskin yang seharusnya melakukan pembangunan untuk mengetaskan
diri dari kemiskinan, justru tidak mampu melaksanakannya.
Pembangunan sebagai rangkaian kegiatan perencanaan- pengkajian –
uji kelayakan – pengelolaa – pelaksanaan – evaluasi, memerlukan
SDM yang handal, dana yang mendukung, dan suasana yang
kondusif. Untuk memenuhi tuntutan perangkat yang demikaian, bagi
kebanyakan negara-negara didunia, menjadi masalah, apalagi untuk
“pembangunannya sendiri”. Apabila tidak ada upaya tingkat global
melalui lembaga-lembaga dunia, bagi negara-bangsa miskin dan
terbelakang, masalah pembangunan ini menjadi “lingkaran
setan”yang tidak akan berhenti. Dengan demikian pembangunan yang
seharusnya menjadi upaya pemecahan masalah, untuk negara-negara
terbelakang dan miskin, justru menjadi masalah. Dan hal ini, SDM
dengan kualitas kemampuannya, menjadi kunci utama.

C. Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam

Lingkungan hidup dengan sumber daya alam merupakan dua


hal atau dua pihak yang terkait satu sama lain, bahkan tidak dapat
dipisahkan satu dari yang lainnya. Lingkungan hidup bagi kita
manusia adalah “kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya
yang memperngaruhi kelangsungan perkehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya (UURI No.4/1982:3).
Lingkungan hidup itu meliputi hal-hal yang sangat luas mencakup
segala apa yang ada disekeliling kita manusia, bahkan termasuk
manusia yang ada diluar diri kita masing-masing. Oleh karena itu,
lingkungan hidup ini dapat dikelompokkan menjadi lingkungan alam,
lingkungan sosial, lingkungan budaya dan lingkungan psikologi.
Sumber daya menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 1982 adalah “unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber
daya manusia, sumber daya alami hayati, sumber saya alami non
hayati dan sumber daya buatan. Dengan demikian, sumber daya itu,
tidak lain adalah unsur lingkungan yang terdiri atas berbagai benda,
baik hidup (manusia, tumbuhan, hewan), dan yang tidak hidup
(mineral, udara, gas, energi) yang menjamin kehidupan umat
manusia. Apabila kita tetapkan air terjun, hutan, udara dan pesawat
sebagai benda atau fenomena yang menjamin kehidupan kita
manusia, kita nyatakan pula sebagai “sumber daya”. Oleh karena itu,
benda atau fenomena yang sama, dapat kita sebut sebagai lingkungan
dan dapat pula kita nyatakan sebagai sumber daya tergantung dari
sudut pandang yang kita tetapkan. Sebagai akibat meningkatnya
jumlah penduduk manusia dengan segala kebutuhannya, lingkungan
sebagai sumber daya, secara alamia tidak dapat lagi menjamin
kehidupan manusia. Tanpa penerapan dan pemanfaatan IPTEK dalam
merekayasa lingkungan sebagai sumber daya, kesejahteraan umat
manusia tidak dapat dijamin. Penerapan dan pemanfaatan IPTEK
tersebut bermata atau dilematis. Ada pihak yang menyatakan bahwa
IPTEK itu menjadi “tulang punggung kesejahteraan”. Pemanfaatan
IPTEK juga telah membawa dampak negatif atau laknat dalam bentuk
masalah lingkungan seperti pencemaran, banjir, tanah longsor, dan
kenaikan suhu global. Oleh karena itu, kita umat manusia harus penuh
kewaspadaan dalam menerapkan dan memanfaatkan IPTEK sesuaii
dengan asas-asas keserasian, keseimbangan dan kelestarian. Masalah
lingkungan dan pengurasan sumber daya alam, bukan lagi hanya
merupakan masalah lokal, regional ataupun nasional, melainkan telah
meyakini sebagai masalah global yang telah menjadi perhatian
kepeduliaan masyarakat dunia.

G. Kelaparan dan Bahan Pangan

Kelaparan dan keterbatasan persediaan bahan pangan,


merupakan masalah yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan umat
manusia, baik lokal dan regional maupun global. Bertolak dari
pertumbuhan penduduk dunia yang tidak akan berhenti, meskipun di
berbagai kawasan tingkat rata-ratanya sudah sangat menurun, bahkan
ada yang menerapkan konsep “pertumubuhan nol” (zero growth),
namun kenyataannya penduduk dunia itu jumlahnya terus meningkat.
Menurut perhitungan dan proyeksi Population Reference Bereau
(World Population Data Sheet,1997), penduduk dunia tahun 1997
jumlahnya 5,840 miliar, tahun 2010 sebanyak 6,894 miliar dan pada
tahun 2025 yang akan datang akan mencapai 8,036 miliar. Jumlah
penduduk dunia yang terus meningkat seperti itu, sudah pasti diikuti
oleh pertumubuhan kebutuhan hidupnya, paling tidak kebutuhan
pangan. Oleh karena itu, peningkatan produksi pangan, khususnya
produksi pertanian bahan pangan, menjadi tuntutan. Segala metode,
pendekatan, teknik dan teknologi telah diterapkan pada bidang
pertanian dalam upaya meningkatkan produksi bahan pangan tadi,
baik pada tingkat lokal dan regional maupun pada tingkat dunia.

C. Sejarah Hubungan Antar Bangsa dan Saling Ketergantungan.

Kajian Sejarah Hubungan Antarbangsa dan Saling Ketergantungan


Persepektif sejarah yang meliputi evolusi nilai-nilai kemanusiaan yang berbeda-
beda dan bersifat universal, dan kondisi serta faktor penyebab munculnya isu-isu
dan masalah-masalah global saat ini merupakan fondasi bagi pendidikan global.
Sayangnya, sejarah yang dipelajari oleh kebanyakan siswa kita hanya sedikit
mengembangkan perspektif dunia yang saling ketergantungan saat ini. Sejarah
dunia yang diajarkan adalah sejarah peradaban Barat atau pengaruh Barat
terhadap dunia lainnya. Seringkali, sejarah dunia merupakan sejarah yang
memisahkan wilayah-wilayah regional dan hubungannya antara negara tersebut.
Biasanya, semua sejarah memfokuskan pada perkembangan negara-negara yang
lebih kuat dalam dunia kontemporer.

Pada umumnya, pendekatan-pendekatan tradisional untuk mengkaji sejarah


dunia masih sedikit mengungkap pengertian saling ketergantungan antar bangsa
karena pendektan ini tidak menekankan paa akar sejarah dari saling
ketergantungan tersebut. Dengan demikian, apabila para siswa kita betul-betul
memahami saling ketegantungan dalam dunia kontemporer maka mereka harus
mendasarkan pengetahuan tentang kontakcdan pertukaran antar perbedaan yang
telah berlangsung sedikit sejak 2000 tahun yang lalu. Bukti adanya kontak dan
pertukaran tersebut pernah dikemukakan oleh sejarawan yang bernama William
McNeill yang mengacu pada 'the ecumene' sebagai bukti kontak antarbangsa dari
Spanyol sampai Afrika Utara hingga, Laut Cina selama Kekaisaran Romawi dan
Han. Kontak ini dilakukan melalui jalur laut maupun darat melintasi wilayah
Timur Tengah. Perpindahan tanaman dan hewan terjadi antara lain, dengan
adanya katun, gula dan ayam yang dikembangkan di India menyebar hingga ke
Cina dan Erasia. Rahasia teknologi berpindah, secara perlahan. Baja India
diekspor oleh Kekaisaran Romawi namun teknologi pembuatannya tidak
mengalami peralihan. Sutra Cina ekspor ke India, Timur Tengah dan Romawi,
dari abad ke-2 M, namun rahasia pertanian, tidak terjadi hingga abad ke-6 M.

Sejarawan lain percaya bahwa kontak ini didasarkan pada kesamaan


budaya yang konkret antara Asia dan Amerika dan bahwa terdapat pengaruh-
pengaruh dari Asia tentang perkembangan masyarakat di Amerika utuk
mendukung teori-teori tersebut, para sejarawan mengemukakan bahwa ribuan
tahun sebelum Colombus menginjakkan kakinya di Benua Amerika, kapal-kapal
banyak melintasi Sri Lanka dan Jawa dengan penumpang sekitar 200 orang.
Kapal-kapal yang melintasi Samudra Indi tersebut berbobot 75 ton bahkan Cina
mempunyai kapal yang berbobot 800 ton sebelum abad ke-7 M.

Kontak, pertukaran dan saling ketergantungan telah berlangsun sepanjang


sejarah. Misionadis global yang berasal dari Eropa abad 15 dan 16 M semakin
cepat meningkat melalui kontak migrasi, perdagangan dan perang 400 tahun lalu
yan sekarang telah ditransfer dalam dunia asa kini melalui udara dan komunikasi
satelit.
Kerangka pikir yang telah dikemukan di sini di maksudkan untuk mendorong
pemikiran dan dialog agar para siswa memiliki dasar untuk mengembangkan
perspektif global. Apabila ada pihak lain yang tidak setuju dengan unsur-unsur
tertentu yang telah dipilih untuk menyusun kerangka pikir ini, diharapkan mereka
akan termotivasi untuk mengembangkan gambaran alternatif tentang dasar
subtantif pendidikan global. Apabila kita sungguh-sungguh dalam
mengintegrasikan perspekrif global ke dalam pengajaran dipersekolahan.
DAFTAR PUSTAKA

Sapriya,M.Ed.Dr.2016. Pendidikan IPS., Bandung; PT Remaja Rosdakarya Off


Set.

Rudy Gunawan, M.Ed.Dr.2016. Pendidikam IPS., Bandung; Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai